Penyebaran ajaran Islam khususnya di Pulau Jawa tidak lepas dari peran para ulama Islam atau sering
disebut sebagai Walisongo. Kata wali berasal dari Wali Ullah artinya orang yang dekat dengan Allah. Wali yang
dikenal di Pulau Jawa berjumlah sembilan, sehingga disebut sebagai Walisongo. Kesembilan Wali penyebar Islam di
Indonesia tersebut mendapat gelar Sunan, yang berarti yang dijunjung Tinggi.
Terkait dengan peran Walisongo dalam menyebarkan agama Islam kepada masyarakat Indonesia, upaya
tersebut dilakukan dengan berbagai cara antara lain;
Sembilan wali yang Walisongo sebagai penyebar ajaran Islam di Jawa yaitu;
Masuknya pengaruh Islam ke Indonesia membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat
Indonesia. Perubahan-perubahan itu antara lain tampak dalam bidang-bidang berikut ini.
1. Bidang Politik
Pengaruh Islam di Indonesia mengubah kerajaan-kerajaan di Indonesia menjadi kesultanan. Pada sistem
kesultanan, nilai-nilai Islam menjadi dasar dalam pengendalian kekuasaan
2. Bidang sosial
Setelah Islam masuk, sistem kasta yang ada dalam ajaran Hindu menjadi pudar. Hal ini karena ajaran Islam tidak
menerapkan sistem kasta. Meskipun tidak memiliki kasta, pada masa Islam penggolongan dalam kelompok
masyarakat masih terjadi. Di Jawa misalnya, seorang ulama akan diberi gelar Kyai, yaitu sebuah gelar yang
menunjukkan bahwa ia memiliki kedudukan yang tinggi dalam struktur sosial masyarakat
3. Bidang Agama
Pada masa Islam, sebagian besar masyarakat di Indonesia menjadi penganut agama Islam. Meskipun mayoritas
masyarakat memeluk Islam tetapi masih terdapat juga masyarakat yang menganut agama Hindu, Buddha, atau
menganut aliran kepercayaan terhadap nenek moyang dan roh halus.
4. Bidang Kebudayaan
Pengaruh Islam yang datang di Indonesia tidak bertolakbelakang dengan kebudayaan asli di Indonesia.
Kebudayaan yang sudah ada diakomodasi dan dimodifikasi sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini menyebabkan
terjadinya akulturasi kebudayaan antara budaya asli penduduk Indonesia dengan budaya Islam.
Adapun hasil akulturasi kebudayaan tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Seni Bangunan
Bentuk bangunan masjid kuno di Indonesia memiliki unsur kemiripan dengan bangunan di masa Hindu-
Buddha. Kemiripan ini terlihat pada hal-hal berikut:
Atap
Atap tumpang adalah atap bangunan yang bentuknya bersusun, semakin ke atas semakin kecil dan
pada tingkat yang paling atas berbentuk limas. Jumlah atap tumpang selalu ganjil, biasanya 3 sampai
5 tingkat. Bangunan Masjid beratap tumpang mirip dengan bangunan arsitektur Hindu.
Menara
Menara merupakan bagian bangunan masjid yang berfungsi untuk mengumandangkan adzan ketika
waktu shalat telah tiba.
Makam
Pembangunan makam bagi sebagian umat Islam di Indonesia dianggap sebagai bentuk
penghormatan kepada orang yang telah meninggal.
b. Seni Ukir
Dalam ajaran Islam terdapat larangan untuk membuat kesenian berupa patung atau lukisan yang berupa
makhluk hidup apalagi dalam bentuk manusia. Kesenian ukir dan lukis terus berkembang pada masa Islam
dengan munculnya ragam hias yang terdiri dari pola-pola daun-daunan, bunga-bungaan (teratai), bukit-bukit
karang, pemandangan, dan garis-garis geometri. Tradisi Islam tidak menggambarkan bentuk manusia atau
hewan. Seni ukir relief yang menghiasi Masjid, Makam Islam, berupa sulur-suluran tumbuhan, namun terjadi
sinkrishtisme, agar di dapat keserasian. Kalaupun ada ukiran berbentuk hewan atau manusia biasanya
disamarkan/ dibuat tidak jelas.
BACALAH MATERI TENTANG PERAN WALI SONGO DALAM PROSES PENYEBARAN ISLAM,
LALU ISILAH TABEL BERIKUT SESUAI PETUNJUK!