Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH

Nama kelompok :

1. Angelo gebril bonanto (7)

2. Divanna erlangga ramadhan (11)

3. Evan vijja adinata (13)

4. Gede sunovra Teja nunardja (16)

5. Made resnanda dewi (29)


Faktor-faktor penyebab Agama Islam berkembang pesat di Indonesia:

1. Syarat masuk agama Islam tidak berat yaitu dengan mengucapkan kalimat
Syahadat

2. Upacara-upacara dalam Islam sangat sederhana

3. Islam tidak mengenal sistem kasta

4. Islam tidak menentang adat dan tradisi setempat

5. Dalam penyebarannya dilakukan dengan jalan damai

6. Runtuhnya kerajaan Majapahit memperlancar penyebaran agama Islam

a) golongan yang menyebarkan islam di daerah mu

Islam masuk ke Bali diperkirakan pada abad ke-13 dan 14 melalui Kerajaan Gelgel, tetapi
tepatnya belum ada penelitian yang pasti. Penelitian tentang asal muasal Islam di Bali masih
terhitung langka. Sangat sulit untuk mendapatkan sumber tertulis mengenai sejarah masuknya
Islam ke pulau Bali pertama kali.

Islam masuk ke pulau Bali sejak zaman kejayaan Kerajaan Majapahit pada sekitar abad XIII dan
XIV Masehi. Pada saat itu raja Gelgel pertama, Dalem Ketut Ngelesir (1380-1460 M)
mengadakan kunjungan ke keraton Majapahit untuk bertemu dengan Raja Hayam Wuruk. Saat
itu Raja Hayam Wuruk sedang mengadakan konferensi kerajaan seluruh Nusantara. Konferensi
itu merupakan konferensi tahunan dengan kerajaan bawahan yang berada di berbagai daerah
Indonesia. Selain itu sebagai bentuk kepatuhan terhadap Kerajaan Majapahit yang berada di
Mojokerto. Setelah acara tersebut selesai, Dalem Ketut Ngelesir pulang ke Bali. Kembalinya
Dalem Ketut Ngelesir ke kerajaannya dengan diantar oleh 40 orang dari Majapahit sebagai
pengiring, dua diantaranya adalah Raden Modin dan Kiai Abdul Jalil bersama 40 orang pengiring
dari Majapahit. Para pengawal muslim itu hanya bertindak sebagai abdi dalam Kerajaan Gelgel.
Setelah tiba di Gelgel mereka menempati satu pemukiman dan membangun masjid yang diberi
nama Masjid Gelgel, yang kini nerupakan tempat ibadah umat Islam tertua di Bali. Peristiwa ini
dijadikan sebagai patokan masuknya Islam di Bali yang berpusat di kerajaan Gelgel Bali. Raden
Modin dan Kiai Jalil ini menetap cukup lama tinggal di pusat Kerajaan Gelgel Klungkung. Namun
dalam perkembangannya mereka meninggalkan Gelgel menuju ke arah timur dan berhenti di
desa Banjar Lebah. Di Banjar Lebah ini Raden Modin menetap dan tidak melanjutkan perjalanan,
sedang Kiai Jalil tetap meneruskan perjalanan sampai di desa Saren sampai meninggal di desa
tersebut. Dia meninggalkan tulisan mushaf Al-Qur'an dan sebuah bedug yang sekarang
kondisinya sudah mengalami kerusakan. Sejak itu umat Islam mulai ada pengikutnya. Raden
Modin dan Kiai Abdul Jalil dapat dikatakan merupakan dua orang tokoh atau wali yang pertama
kali menyebarkan agama Islam di pulau Bali. Makamnya hingga saat ini banyak dikunjungi umat
Islam untuk berziarah

b) metode yang digunakan dalam penyebaran islam

Saluran perdagangan

Saluran masuknya Islam ke Indonesia yang paling efektif adalah melalui


perdagangan.Penyebaran Islam melalui perdagangan dianggap paling efektif alasannya adalah
kegiatan ini melibatkan semua golongan masyarakat. Pola perdagangan pada awal
berkembangnya Islam di Nusantara bahkan melibatkan raja dan para bangsawan, yang
umumnya menjadi pemilik kapal dan saham. Saluran perdagangan didukung oleh kesibukan lalu
lintas perdagangan selama abad ke-7 hingga abad ke-16 yang melewati Indonesia. Pada saat itu,
pedagang-pedagang Muslim dari Arab, Persia, India, turut ambil bagian dalam perdagangan
dengan pedagang dari Barat dan Asia bagian timur. Wilayah Indonesia menjadi tujuan sekaligus
tempat singgah para pedagang Muslim yang melewati Selat Malaka. Selain berdagang, mereka
juga menggunakan kesempatan ini untuk menyebarkan agama Islam. Para pedagang tersebut
tidak jarang harus menunggu angin muson agar dapat kembali ke negerinya dengan selamat.
Selama menunggu, terjadi proses interaksi dengan masyarakat setempat, bangsawan, bahkan
raja, dalam waktu yang cukup lama, hingga membuat mereka tertarik untuk belajar dan masuk
Islam.

Saluran perkawinan

Para pedagang Muslim yang datang ke negeri lain, termasuk Indonesia, biasanya tidak
membawa istri.Karena itu, mereka biasanya cenderung membentuk keluarga di tempat yang
mereka datangi. Tidak sedikit pedagang Muslim Arab, Persia, dan India, yang kemudian
menikah dengan orang-orang pribumi Indonesia. Melalui perkawinan tersebut, terbentuk ikatan
kekerabatan yang menjadi awal terbentuknya masyarakat Islam. Selain golongan pedagang,
cara penyebaran Islam melalui perkawinan juga banyak dilakukan oleh keluarga ulama.
Misalnya pernikahan Raja Majapahit dengan putri Syekh Bentong yang melahirkan Raden Patah.

Saluran tasawuf

Tasawuf mengajarkan umat Islam agar selalu membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada
Allah. Para ahli tasawuf atau sufi mengajarkan latihan spiritual yang sebagian konsepnya telah
dikenal oleh masyarakat Indonesia. Misalnya latihan hidup sederhana, perilaku toleran, dan
pembiasaan kejujuran. Para sufi, yang kemudian dianggap sebagai teladan bagi masyarakat,
biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu orang lain, misalnya seperti menyembuhkan
penyakit. Kepercayaan penduduk kepada para sufi kemudian digunakan untuk mengajarkan
Islam dengan cara yang mudah diterima masyarakat. Hasilnya, penduduk akan masuk Islam
tanpa perlu adanya paksaan

Saluran pendidikan

Penyebaran Islam melalui saluran pendidikan dilakukan dalam pesantren-pesantren. Di


pesantren, para ulama atau kiai mengajar para santri dari berbagai daerah. Setelah lulus, para
santri kembali ke kampung halaman dan menyebarkan ajaran Islam yang diterimanya selama di
pesanren. Dengan cara itulah, agama Islam akhirnya menyebar ke seluruh pelosok Indonesia.

Saluran kesenian

Proses penyiaran Islam di Indonesia melalui saluran kesenian dapat ditemukan dalam bentuk
tembang, sastra, dan pertunjukan wayang. Saluran kesenian kerap digunakan oleh Wali Songo
dalam berdakwah. Sunan Bonang misalnya, mahir dalam memainkan alat musik Jawa dan
menggubah lirik-lirik tembang yang bernuansa religi. Sunan Kalijaga merupakan tokoh Wali
Songo yang mahir dalam pementasan wayang, di mana ia memodifikasi ceritanya dengan
menyisipkan nilai-nilai Islam.

Saluran politik

Penyiaran Islam di Nusantara dapat dilihat dari pertumbuhan kerajaan-kerajaan Islam di


berbagai daerah. Di kawasan Maluku, seperti Ternate dan Tidore, serta Sulawesi seperti Bone
dan Gowa-Tallo, terjadi perubahan corak kerajaan dari Hindu menjadi Islam. Konversi sang raja
menjadi Muslim pun turut diikuti oleh rakyat kerajaan. Dengan demikian, politik keagamaan
penguasa berperan besar dalam penyiaran Islam.

c) kehidupan masyarakat sebelum dan setelah kedatangan islam

Sebelum Islam masuk ke Indonesia, masyarakat telah mempercayai animisme dan dinamisme
atau disebut dengan zaman pra sejarah. Peralihan pra sejarah menjadi zaman sejarah terjadi
pada saat agama Hindu masuk ke Indonesia dari India. Agama Hindu adalah agama yang
pertama kali masuk ke Indonesia.Pada awal abad ke-4 Masehi telah berkembang agama Hindu
yang dibawa oleh pedagang asing dan melakukan aktivitas perdagangan di Indonesia yang
dibuktikan dengan adanya kerajaan Kutai dan Tarumanegara yang bercorak Hindu. Disisi lain
karena indonesia merupakan negara strategis untuk aktivitas perdagangan selain pedagang dari
India juga masuk pedagang dari Cina dan membawa agama Budha. Berdasarkan penemuan
sejarah pertama kali, agama Budha masuk pada abad ke-4 Masehi dengan ditemukannya
prasasti dan ruphang Budha di Kedah, Sulawesi.
Setelah itu kedatangan pedagang asing dari Gujarat, India yang masuk ke Indonesia pada abad
ke-13 Masehi membawa dan menyebarkan agama Islam. Namun teori itu dibantah oleh teori
Mekkah dan Persia yang mengatakan bahwa Islam masuk di Indonesia dibawa langsung oleh
pedagang dari Timur Tengah pada abad ke 7 Masehi. Setelah mereka menetap dan membuat
perkampungan, mereka mulai membangun fasilitas-fasilitas pendidikan seperti madrasah dan
pesantren. Para wali atau ulama-ulama yang menyebarkan Islam sangat menghormati adat dan
budaya masyarakat Indonesia saat itu. Salah satunya dengan menggunakan wayang dalam
mendakwahkan Islam.

Islam Nusantara bukanlah Islam yang normatif, akan tetapi Islam Nusantara adalah Islam
empirik yang dan distingtif sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi, penerjemahan,
vernakularisasi Islam universal dengan realitas sosial, budaya, dan sastra di Indonesia. Islam
Nusantara yang pertama kali dibangun oleh Walisongo didaerah Jawa memang menjadi
perhatian khusus mengingat konsep ini lebih populer di pulau Jawa, dimana penduduk
Muslimnya lebih dari setegah populasi penduduk Islam di Indonesia pada sensus penduduk
tahun 2010 yaitu jumlah penduduk Islam di pulau Jawa sebasar 130.651.037 jiwa dari
207.176.162 jiwa penduduk Islam di Indonesia, sedangkan jumlah pengikut Nahdlatul Ulama
sebesar 143 juta jiwa diberbagai daerah atau 75% dari jumlah penduduk Islam di Nusantara ini.

d) jejak dan peninggalan islam yang masih ada hingga saat ini

Jejak peninggalan islam yg masih ada saat ini adalah

1. Masjid Agung Demak.

Peninggalan sejarah yang bercorak Islam pertama adalah keberadaan dari Masjid Agung Demak.
Masjid Agung Demak juga dikenal sebagai salah satu masjid tertua yang ada di Indonesia.

2. Masjid Agung Gedhe Kauman.

Masjid ini merupakan tempat ibadah umat Islam dari Kesultanan Yogyakarta atau Kerajaan
Mataram Islam. Masjid Gedhe Kauman terletak di sebelah barat Alun-Alun Utara atau Alun-Alun
Lor Yogyakarta yang termasyhur.

3. Masjid Sunan Ampel.

Terletak di Surabaya, Masjid Sunan Ampel ini sudah berdiri sejak 1421 silam. Masjid Sunan
Ampel juga menjadi saksi sejarah syiar Agama Islam di tanah air. Masjid Sunan Ampel didirikan
oleh Sunan Ampel bersama dengan sahabatnya, Mbah Sonhaji dan Mbah Sholeh.

4. Masjid Raya Baiturrahman.

Peninggalan sejarah yang bercorak Islam berikutnya adalah Masjid Raya Baiturrahman. Masjid
Raya Baiturrahman juga menjadi saksi dari salah satu kerajaan Islam terbesar di Indonesia pada
saat itu, Kerajaan Aceh Darussalam.
5. Istana Sultan Ternate.

Kerajaan Ternate merupakan kerajaan Islam tertua yang terdapat di Kepulauan Maluku. Istana
ini merupakan kediaman Sultan Ternate yang bergaya abad ke-19.

Anda mungkin juga menyukai