Anda di halaman 1dari 22

HASIL DISKUSI

KELOMPOK SEJARAH
BAB 2

NAMA :
AFIFAH K. (01)
ARTDHIANTARA R. (03)
EUODIA P. (14)
HAIKAL F. (17)
MAYDAWATI F. (20)
HASIL DISKUSI SEJARAH HALAMAN 34

Peta Penyebaran Agama Islam ke Indonesia

Kapan masuknya Islam ke Indonesia?


Pertama, Islam sudah datang ke Indonesia sejak abad pertama Hijriah atau abad ke-7.

1. Pada tahun 675 di pantai Barat Sumatera telah terdapat perkampungan Arab Islam.
2. Sejak abad ke-7 Bangsa Arab telah mengenal jalur perdagangan laut melalui
Samudera Indonesia dan sudah terjalin hubungan dagang antara Indonesia dengan
dunia Arab.
Kedua, menyatakan bahwa Islam datang di Indonesia pada abad ke-13.

1. keterangan Marcopolo yang pernah singgah di Sumatera untuk menunggu angin


pada tahun 1292 M. Dia menyaksikan bahwa di Perlak -di ujung utara pulau
Sumatera- penduduknya telah memeluk agama Islam.

Yang Berperan penting dalam Penyebaran Agama Islam di Indonesia

1. Peran Pedagang

Pedagang Arab datang dan berdagang di pusat perdagangan di daerah pesisir. Mereka
tinggal dalam waktu yang lama, untuk menunggu datangnya angin musim. Pada saat
menunggu inilah, terjadi pembauran antarpedagang dan penduduk setempat. Terjadilah
kegiatan saling memperkenalkan adat-istiadat, budaya bahkan agama. Bukan hanya melakukan
perdagangan, bahkan juga terjadi asimilasi melalui perkawinan.

2. Bandar-Bandar Di Indonesia

Bandar merupakan tempat berlabuh kapal-kapal atau persinggahan kapal-kapal dagang.


Bandar juga merupakan pusat perdagangan, bahkan juga digunakan sebagai tempat tinggal
para pengusaha perkapalan. Di bandar-bandar inilah para pedagang beragama Islam

2|Sejarah-Diskusi Kelompok
memperkenalkan Islam kepada para pedagang lain ataupun kepada penduduk setempat.
Dengan demikian, bandar menjadi pintu masuk dan pusat penyebaran agama islam ke
Indonesia.

3. Para wali dan Ulama

Salah satu cara Wali menyebarkan agama islam ialah dengan cara mendakwah
mendatangi masyarakat. Para ulama ini juga mendirikan pesantren-pesantren sebagai sarana
pendidikan Islam. Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Para wali ini dekat
dengan kalangan istana., sehingga mereka kemudian diberi gelar sunan atau susuhunan (yang
dijunjung tinggi).

Wali Songo : Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim), Sunan Ampel (Raden Rahmat),
Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim), Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Giri, Sunan Kalijaga,
Sunan Muria (Raden Umar Said), Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah).

Faktor pendukung Islam cepat berkembang di Indonesia


1. Adanya perkawinan antara pedagang Arab, Persia, dan Gujarat dengan penduduk
Indonesia.
2. Adanya sistem pendidikan pondok pesantren
3. Gigihnya para da'i atau mubaligh dalam menyebarluaskan Islam

3|Sejarah-Diskusi Kelompok
4. Metode penyampaiannya mengena dihati masyarakat, sebab disesuaikan dengan latar
belakang kebudayaan yang dimiliki, misalnya:
a. Wayang kulit
b. seni bangunan, dan
c. seni karawitan/seni gamelan
5. Ajaran sederhana, mudah dimengeri dan diterima.
6. Syarat memeluk Islam mudah, yaitu dengan mengucapkan Kalimat Syahadat.
7. Didalam agama Islam tidak mengenal sistem kasta.
8. Upacara keagamaan cukup sederhana, tidak memerlukan banyak biaya.

Proses Masuknya Islam di Indonesia

1. Melalui Cara Perdagangan


Letak Indonesia yang sangat strategis (dijalur perdagangan antar negara) banyak dilalui
para pedagang dari seluruh dunia termasuk para pedagang muslim. Para pedagang
muslim ini banyak yang tinggal dan mendirikan perkampungan islam di Nusantara. Para
pedagang ini juga tak jarang mengundang para ulama dan mubaligh dari negeri asal
mereka ke nusantara. Para ulama dan mubaligh yang datang atas undangan para
pedagang inilah yang diduga memiliki salah satu peran penting dalam upaya
penyebaran Islam di Indonesia.

2. Melalui Perkawinan
Bagi masyarakat pribumi, para pedagang muslim dianggap sebagai kelangan yang
terpandang. Hal ini menyebabkan banyak penguasa pribumi tertarik untuk menikahkan
anak gadis mereka dengan para pedagang ini. Sebelum menikah, sang gadis akan
menjadi muslim terlebih dahulu. Pernikahan secara muslim antara para saudagar
muslim dengan penguasa lokal ini semakin memperlancar penyebaran Islam di
Nusantara.

3. Melalui Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan setelah masyarakat islam terbentuk.
Pendidikan dilakukan di pesantren ataupun di pondok yang dibimbing oleh guru agama,
ulama, ataupun kyai. Para santri yang telah lulus akan pulang ke kampung halamannya
dan akan mendakwahkan Islam di kampung masing-masing.

4. Melalui Kesenian
Wayang adalah salah satu sarana kesenian untuk menyebarkan islam kepada penduduk
lokal. Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh terpandang yang mementaskan wayang
untuk mengenalkan agama Islam. Cerita wayang yang dipentaskan biasanya dipetik dari
kisah Mahabrata atau Ramayana yang kemudian disisipi dengan nilai-nilai Islam.

4|Sejarah-Diskusi Kelompok
Kehidupan Masyarakat setelah Masuknya Islam

BIDANG
MASA ISLAM
KEHIDUPAN

Keagamaan Masyarakat Indonesia secara berangsur-Angsur memeluk Agama Islam

Politik Sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar sultan atau sunan seperti
halnya para wali. Jika rajanya meninggal, tidak dimakamkan di candi tetapi
dimakamkan secara Islam.

Sosial Aturan kasta mulai pudar di masyarakat

Ekonomi Perdagangan, sudah mengenal mata uang, Indonesia sbg negara Maritim, masyarakat
banyak yang bekerja dlam bidang perikanan, pelayaran, perhubungan antar pulau

Pendidikan Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam. sebenarnya, pesantren


telah berkembang sebelum Islam masuk ke Indonesia. Pesantren saat itu menjadi
tempat pendidikan dan pengajaran agama Hindu. Setelah Islam masuk, mata
pelajaran dan proses pendidikan pesantren berubah menjadi pendidikan Islam.

Sastra dan Kosakata bahasa Arab baik lisan maupn tulisan mulai banyak digunakan. Hasil karya
Bahasa sastra berupa hikayat, babad, suluk dan syair.

Arsitektur dan Islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam teknologi arsitektur seperti masjid
Kesenian dan istana. Juga diperkenalkan dengan seni kaligrafi.

5|Sejarah-Diskusi Kelompok
HASIL DISKUSI SEJARAH HALAMAN 39

A. LETAK dan SEJARAH MASJID AGUNG DEMAK

Masjid ini berada di Kauman, Demak Jawa Tengah. Masjid ini dipercayai sebagai tempat
berkumpulnya para ulama penyebar agama islam yang disebut walisongo untuk membahas
penyebaran agama islam di Indonesia khusunya Jawa. Diperkirakan pendiri masjid ini adalah
Raden Patah yang merupakan raja pertama kesultanan Demak

B. Keunikan Masjid Agung Demak


1. Perwujudan akulturasi budaya
dapat dilihat dari dari bentuk atap, yang
menggambarkan adanya bentuk
sinkretisme(penggabungan budaya) pra
hindu-budha, hindu-budha dan islam.
Model atap limas bersusun tiga ini
mempunyai makna, yaitu bahwa seorang
beriman perlu menapaki tiga tingkatan
penting dalam keberagamaannya: iman,
islam, dan ihsan.

2. Teknik rancang bangun tanpa paku


Rangka bangunan utama masjid ini menggunakan
sistem penyambungan kayu ke kayu yaitu pada ujung-
ujung pertemuan persambungan kayu diberi pengunci
dari bagian kayu itu sendiri sehingga saling kunci dan
tidak terjadi pergeseran rangka bangunan.

6|Sejarah-Diskusi Kelompok
3. Pembuatan soko guru
Banyaknya tiang pada masjid ini 128 yang menopang
seluruh masjid, 50 tiang penyangga masjid, 28 tiang
penyangga serambi, dan 16 tiang keliling.
Soko guru di buat oleh 4 wali yaitu :
a. Sunan Bonang : Soko guru bagian Barat laut
b. Sunan Kalijaga : Soko guru bagian Timur laut
c. Sunan Ampel : Soko guru bagian tenggara
d. Sunan Gunungjati : Soko guru bagian Barat daya

Keistimewaannya yakni ada salah satu soko guru yang


tidak terbuat secara utuh dari kayu, tetapi dari
persambungan kayu dengan balok kayu, dikarenakan
kekurangan bahan. Soko ini masih tetap kokoh, oleh karena itu soko ini diberi nama
soko tatal yang dibuat oleh sunan Kalijaga

4. Pintu bledheg
Masjid Agung Demak memiliki 5 pintu yang melambangkan
Rukun islam : syahadat, salat, puasa, zakat, haji. Atau juga
bisa pelambangan dari solat fardhu yaitu subuh, dhuhur,
ashar, maghrib, isya.
Pintu bledeg merupakan pintu utama dari 3 pintu yang
konon ceritanya adalah tentang ki AgengSelo yaang
menangkap bledheg / petir ketika di persawahan, lalu
petirnya dimasukkan ke wadah

5. Jumlah Jendela
Jumlah jendelanya ada 6 melambangkan rukun
iman yakni percaya pada : Allah SWT, para rasul,
kitab, malaikat, hari kiamat dan qodo qodar.

C. Kerajaan Islam di Indonesia

Kerajaan Islam di Sumatera :

- Kerajaan Jeumpa
- Kesultanan Peureulak
- Kesultanan Samudera Pasai
- Kesultanan Lamuri
- Kerajaan Pedir

7|Sejarah-Diskusi Kelompok
- Kerajaan Daya
- Kerajaan Linge
- Kesultanan Aceh
- Kerajaan Malayu Tambayung((abad 6 akhir) Bintan
- Kesultanan Indrapura

Kerajaan Islam di Jawa :

- Kesultanan Cirebon (1552 - 1677)


- Kesultanan Demak (1500 - 1550)
- Kesultanan Banten (1524 - 1813)
- Kesultanan Pajang (1568 - 1618)
- Kesultanan Mataram (1586 - 1755)
- Kasultanan Ngayogyakarta (1755-sekarang)
- Kasunanan Surakarta (1755-sekarang)

Kerajaan Islam di Maluku :

- Kerajaan Nunusaku
- Kesultanan Ternate
- Kesultanan Tidore
- Kesultanan Jailolo
- Kesultanan Bacan
- Kerajaan Loloda

Kerajaan Islam di Sulawesi :

- Kesultanan Gowa
- Kesultanan Buton
- Kesultanan Bone
- Kerajaan Banggai

Kerajaan Islam di Kalimantan :

- Kesultanan Pasir (1516)


- Kesultanan Banjar (1526-1905)
- Kesultanan Sambas (1671)
- Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura
- Kesultanan Berau (1400)

Kerajaan Islam di Papua :

- Kerajaan Waigeo
- Kerajaan Misool/Lilinta (marga Dekamboe)
- Kerajaan Salawati (marga Arfan)

8|Sejarah-Diskusi Kelompok
- Kerajaan Sailolof/Waigama (marga Tafalas)
- Kerajaan Fatagar (marga Uswanas)
- Kerajaan Rumbati (marga Bauw)

D. KASULTANAN ACEH
• Awal berdiri :
Aceh berdiri sekitar abad ke-16, dimana saat itu jalur perdagangan lada yang semula
melalui Laut Merah, Kairo, dan Laut Tengah diganti menjadi melewati sebuah Tanjung
Harapan dan Sumatra.

• Masa Kejayaan :
Masa gemilang Kerajaan Aceh Darussalam yaitu pada masa pemerintahan “Sultan
Alaidin Ali Mughayat Syah, Sultan Alaidin Abdul Qahhar (Al Qahhar), Sultan Alaidin
Iskandar Muda Meukuta Alam dan Sultanah Tajul Alam Safiatuddin”.

9|Sejarah-Diskusi Kelompok
• Wilayah kekuasaan :
Daerah-daerah yang menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh
Darussalam, dari masa awalnya hingga terutama berkat andil Sultan Iskandar Muda,
mencakup antara lain hampir seluruh wilayah Aceh, termasuk Tamiang, Pedir,
Meureudu, Samalanga, Peusangan, Lhokseumawe, Kuala Pase, serta Jambu Aye. Selain
itu, Kesultanan Aceh Darussalam juga berhasil menaklukkan seluruh negeri di sekitar
Selat Malaka termasuk Johor dan Malaka, kendati kemudian kejayaan pemerintahan
Kesultanan Aceh Darussalam di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda mulai
mengalami kemunduran pasca penyerangan ke Malaka pada 1629.

• Masa Kemunduran :
1 Adanya perang saudara
Antara Sultan yang berkuasa dengan adik-adiknya, peristiwa ini dilukiskan oleh
Teungku Dirukam dalam karya sastranya, Hikayat Pocut Muhammad.

2 Adanya perang dijalan Allah


- selama 70 tahun yang dilakukan oleh Sultan dan Rakyat Aceh sebagai jawaban
atas “ultimatum” Kerajaan Belanda yang bertanggal 26 Maret 1837.

- setelah Banda Aceh Darussalam menjadi puing dan diatas puing Kota Islam yang
tertua di Nusantara ini Belanda mendirikan Kutaraja sebagai langkah awal Belanda
dari usaha penghapusan dan penghancuran kegemilangan Kerajaaan Aceh
Darussalam dan ibukotanya Banda Aceh Darussalam.

10 | S e j a r a h - D i s k u s i K e l o m p o k
HASIL DISKUSI SEJARAH AKTIVITAS KELOMPOK
HALAMAN 53

TARI BEDHOYO KETAWANG

Tari Bedhoyo Ketawang merupakan tarian kebesaran dan tarian yang disakralkan di
Keraton Jawa (Yogyakarta dan Solo). Menurut kitab Wedbapradangga yang dianggap pencipta
tarian Bedhoyo Ketawang adalah Sultan Agung (1613-1645) raja ke-1 dan terbesar dari
kerajaan Mataram bersama Kanjeng Ratu Kencanasari, penguasa laut selatan yang juga disebut
Kanjeng Ratu Kidul. Sebelum tari ini diciptakan, terlebih dahulu Sultan Agung memerintahkan
para pakar gamelan untuk menciptakan sebuah gendhing yang bernama Ketawang.

Tarian Bedhoyo Ketawang tidak hanya dipertunjukan pada saat penobatan raja yang
baru tetapi juga pertunjukan setiap tahun sekali bertepatan dengan hari penobatan raja atau
"Tingalan Dalem Jumenengan". Bedhoyo Ketawang tetap dipertunjukkan pada masa
pemerintahan Sri Susuhunan Paku Buwana ke-XII (sekarang), hanya saja sudah terjadi
pergeseran nilai filosofinya. Busana Tari Bedhoyo Ketawang menggunakan Dodot Ageng
dengan motif Banguntulak alas-alasan yang menjadikan penarinya terasa anggun.

Gamelan yang mengiringinya pun sangat khusus yaitu gamelan "Kyai Kaduk Manis" dan
"Kyai Manis Renggo". Instrumen gamelan yang dimainkan hanya beberapa yakni Kemanak,
Kethuk, Kenong, Kendhang Ageng, Kendhang Ketipung dan Gong Ageng. Istrumen-istrumen
tersebut selain dianggap khusus juga ada yang mempunyai nama keramat.

Selain itu Tari Bedhaya Ketawang melambangkan curahan cinta asmara Kangjeng Ratu
kepada Sinuhun Sultan Agung. Semuanya itu terlukis dalam gerak-gerik tangan serta seluruh
bagian tubuh, cara memegang sondher dan lain sebagainya. Satu-satunya yang jelas dan
memudahkan dugaan tentang adanya hubungan dengan suatu perkawinan ialah, bahwa semua
penarinya dirias sebagai lazimnya mempelai akan dipertemukan.

Bagi para penari ada peraturan yang lebih ketat lagi, sebab menurut adat kepercayaan,
mereka ini akan langsung berhubungan dengan Kangjeng Ratu Kidul. Karena itu mereka juga
selalu harus dalam keadaan suci, baik pada masa-masa latihan maupun pada waktu
pergelarannya.
11 | S e j a r a h - D i s k u s i K e l o m p o k
Dalam melaksanakan tugasnya para penari Bedhoyo Ketawang yang berjumlah
sembilan orang penari putri ini harus dalam keadaan bersih secara spritual (tidak dalam
keadaan haid). Karena itu, selain sejumlah penari yang diperlukan selalu diadakan juga penari-
penari cadangan. Selain itu beberapa hari sbelumnya para penari diwajibkan untuk berpuasa.

Selain itu, Keraton juga harus melakukan ritual tertentu. Yaitu larungan atau labuhan
(persembahan korban) berupa saji ke empat titik mata angin, yaitu : di bagian arah utara untuk
Gunung Merapi dengan penguasa Kanjeng Ratu Sekar. Di bagian arah selatan untuk Segoro
Kidul (Laut Selatan) dengan penguasa Ratu Kidul. Di bagian barat, untuk Tawag Sari dengan
penguasa Sang Hyang Pramori (Durga di Hutan Krendowahono). Dan terakhir, di bagian timur
untuk Tawang Mangu dengan penguasa Argodalem Tirtomoyo, dan Gunung Lawu dengan
penguasa Kyai Sunan Lawu.

➢ Peran generasi muda dalam mempertahankan budaya Indonesia :


Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak
kebudayaan dan kesenian daerah yang sedikit demi sedikit mulai pudar. Untuk itu, kita sebagai
warga Negara Indonesia harus mempertahankan dan melestarikannya. Dalam hal ini generasi
muda memiliki peran yang penting dalam melestarikan dan mempertahankan budaya
Indonesia karena generasi muda merupakan generasi penerus bangsa. Lalu usaha yang bisa
dilakukan adalah dengan mengetahui, mengenal, dan menumbuhkan keinginan untuk
mempelajari budaya tersebut. Selain itu, kita juga dapat mengadakan festival budaya agar
masyarakat lebih mengenal budaya tersebut. Dengan begitu, kebudayaan dan kesenian daerah
Indonesia akan lebih dikenal oleh masyarakat dan tetap lestari.

➢ Sikap generasi muda terhadap perkembangan budaya


Pada zaman modern ini, sudah banyak budaya luar yang masuk ke Indonesia. Budaya
luar yang masuk ke Indonesia ini memberikan dampak positif maupun negatif. Sebagai generasi
muda yang memiliki sifat labil dan rasa penasaran yang tinggi, kita harus berhati hati dalam
menyikapi budaya luar yang masuk ke Indonesia. Kita harus memilah milah budaya luar mana
yang benar dan yang salah. Dengan begitu, kita tidak akan menggeser budaya budaya baik yang
sudah ada di Indonesia dengan budaya luar yang kita anggap kurang sopan untuk dilakukan di
Indonesia. Tetapi, kita juga harus mengenal budaya Indonesia dan menunjukkan kepada dunia
bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Jadi, kita sebagai generasi muda
harus melestarikan budaya yang ada di Indonesia, namun juga harus mengikuti perkembangan
zaman dan IPTEK tetapi juga harus memilahnya terlebih dahulu.

12 | S e j a r a h - D i s k u s i K e l o m p o k
HASIL DISKUSI SEJARAHAKTIVITAS KELOMPOK
HALAMAN 61

Akulturasi Budaya Islam


Akulturasi kebudayaan merupakan perpaduaan antara dua kebuyaan atau lebih akibat interaksi
yang terjadi antara sekelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan tertentu, dengan
kelompok masyarakat lain yang memililiki kebudayaan berbeda, dari sanalah terjadi perubahan
pola kebudayaan yang original. Namun tidak menyebabkan hilangnya unsur kedua kebudayaan
tersebut.

Wujud Akulturasi Kebudayaan Indonesia dan Kebudayaan Islam

1. Seni Bangunan
a. Masjid

Gambar 1. Masjid Aceh merupakan salah satu masjid kuno di Indonesia.

Masjid merupakan tempat ibadah orang Islam. Atapnya berbentuk tumpang (atap yang
bersusun semakin atas semakin kecil) yang jumlahnya selalu ganjil dan bukan berbentuk kubah
seperti yang ada di Timur Tengah. Selain itu juga dilengkapi dengan bedug dan kentongan dan
terletak di dekat istana raja yaitu sebelahbarat alun-alun atau dekat makam.

Contohnya : Masjid Agung Demak, Masjid Gunung Jati (Cirebon), Masjid Kudus dan sebagainya.

b. Makam

Makam merupakan tempat disemayamkannya jenazah orang Islam. Makam-makam kuno


dibangun di atas bukit atau tempat-tempat yang keramat. Biasanya terbuat dari batu (Jirat
atau Kijing) dan dilengkapi dengan tembok atau gapura, dan di dekatnya biasanya dibangun
masjid.

- Seni Rupa
Tradisi Islam tidak menggambarkan bentuk manusia atau hewan. Seni ukir relief yang menghias
Masjid, makam Islam berupa suluran tumbuh-tumbuhan namun terjadi pula Sinkretisme (hasil
perpaduan dua aliran seni logam), agar didapat keserasian. Ukiran ataupun hiasan biasanya
ditemukan di masjid juga ditemukan pada gapura-gapura atau pada pintu dan tiang.

13 | S e j a r a h - D i s k u s i K e l o m p o k
- Aksara dan Seni Sastra
Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh terhadap bidang aksara atau tulisan.
Masyarakat mulai mengenal tulisan Arab, dan berkembang tulisan Arab Melayu atau biasanya
dikenal dengan istilah Arab gundul yang dipakai untuk menuliskan bahasa Melayu tetapi tidak
menggunakan tanda-tanda a, i, u. Di samping itu juga, huruf Arab berkembang menjadi seni
kaligrafi yang banyak digunakan sebagai motif hiasan ataupun ukiran dan gambar wayang.
Sedangkan dalam seni sastra yang berkembang pada awal periode Islam adalah seni sastra
yang berasal dari perpaduan sastra pengaruh Hindu – Budha dan sastra Islam yang banyak
mendapat pengaruh Persia.

Bentuk seni sastra yang berkembang adalah:

a. Hikayat
Hikayat yaitu cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah.
Hikayat ditulis dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah. Hikayat ditulis dalam bentuk
gancaran (karangan bebas atau prosa).

b. Babad
Babad adalah kisah rekaan pujangga keraton sering dianggap sebagai peristiwa sejarah.

c. Suluk
Suluk adalah karya sastra yang berbentuk kitab-kitab. Isi suluk menelaskan tentang
tasawuf. Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa,
menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian
yang abadi.

d. Primbon
Primbon adalah hasil sastra yang berbentuk kitab yang berisi ramalan-ramalan,
keajaiban dan penentuan hari baik/buruk.

e. Syair
Syair berasal dari perkataan arabutuk menamakan karya sastra berupa sajak-sajak yang
terdiri dari empat baris setiap baitnya.

Bentuk seni sastra tersebut di atas, banyak berkembang di Melayu dan Pulau Jawa.

- Sistem Kalender
Sebelum budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal Kalender
Saka (kalender Hindu) yang dimulai tahun 78M. Dalam kalender Saka ini ditemukan nama-
nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage dan kliwon. Setelah berkembangnya Islam
Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan menggunakan perhitungan
peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam). Pada kalender Jawa, Sultan Agung
melakukan perubahan pada nama-nama bulan seperti Muharram diganti dengan Syuro,
Ramadhan diganti dengan Pasa. Sedangkan nama-nama hari tetap menggunakan hari-hari
sesuai dengan bahasa Arab. Dan bahkan hari pasaran pada kalender saka juga dipergunakan.

14 | S e j a r a h - D i s k u s i K e l o m p o k
Seni Rupa

Dalam seni sastra yang berkembang pada awal periode Islam adalah seni sastra yang berasal
dari perpaduan sastra pengaruh Hindu – Budha (wayang) dan sastra Islam yang banyak
mendapat pengaruh Persia. Berkembangnya tulisan Arab Melayu atau biasanya dikenal dengan
istilah Arab gundul yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menuliskan bahasa Melayu tetapi
tidak menggunakan tanda-tanda a, i, u seperti lazimnya tulisan Arab. Wujud akulturasi tersebut
terlihat dari huruf Arab Gundul yang dipadukan dengan bentuk wayang sehingga terbentuknya
kaligrafi yang berbentuk wayang

Sikap dengan adanya akulturasi budaya di Indonesia

• Terbuka
Terbuka maksudnya kita tidak boleh menutup diri dari budaya yang masuk agar kiat tidak
dianggap sebagai bangsa yang terlalu menutup diri.
• Menyaring
Selain tetap terbuka dengan adanya akulturasi, kita juga harus tetap memilah-milah budaya
yang masuk agar kita tidak mendapatkan budaya negatif.
• Tetap menjunjung tinggi budaya lokal
Hal ini harus tetap kita lakukan untuk menjaga budaya lokal agar tetap terjaga keasliannya.
Karena budaya lokal merupakan salah satu aset negara yang sangat penting.

15 | S e j a r a h - D i s k u s i K e l o m p o k
HASIL DISKUSI SEJARAH AKTIVITAS KELOMPOK
HALAMAN 65

➢ Pelabuhan merupakan tempat bertemunya para pedagang. Mereka kadang-kadang harus


menginap, apabila barang dagangannya belum laku seluruhnya. Pada waktu bermalam, banyak
kegiatan yang dilakukan para pedagang muslim, terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan
ajaran Islam. Kegiatan pedagang muslim kemudian ditiru oleh para pedagang Indonesia. Bahkan,
tidak sedikit di antara pedagang Indonesia yang sengaja belajar agama Islam.

Berdasarkan kenyataan di atas, maka tidak berlebihan apabila pelabuhan sebagai pusat
perdagangan dan jalur pelayaran memiliki peranan yang strategis dan penting bagi proses
masuknya Islam ke Indonesia. Beberapa fungsi pelabuhan pada waktu penyebaran agama Islam
yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai tempat berlabuh kapal-kapal dagang, baik untuk memuat dan membongkar
barang-barang dagangannya.
2. Sebagai tempat traksaksi perdagangan (jual beli barang-barang).
3. Sebagai tempat persinggahan atau istirahat para pedagang.
4. Sebagai tempat tinggal para pengusaha kapal dan para pedagang.

Pada umumnya, bandar-bandar tersebut kemudian berkembang menjadi pusat pemerintahan.


Misalnya, Samudra Pasai, Perlak, Palembang, Banten, Sunda Kelapa, Cirebon, Demak, Jepara,
Tuban, Gresik, Banjarmasin, Gowa, Ternate, dan Tidore.

Seiring berkembangnya zaman, kini pelabuhan memiliki fungsi lain yaitu sebagai berikut :

1. Gateway
Sebagai gateway (Pintu Gerbang) suatu negara atau daerah, karena suatu kapal dapat
memasuki suatu negara/daerah melalui pelabuhan negara atau daerah yang
bersangkutan.
2. Interface
Pelabuhan berfungsi sebagai interface (penghubung), maksudnya bahwa plabuhan
dengan segala fasilitasnya yang tersedia dapat melakukan kegiatan pemindahan
muatan dari angkutan laut (kapal) keangkutan darat atau sebaliknya.
3. Link
Pelabuhan berfungsi sebagai link (mata rantai), maksudnya adalah bahwa pelabuhan
merupakan mata rantai dari proses transportasi (pengangkutan) muatan dari daerah
produsen (asal barang) sampai ke daerah penerima atau konsumen.
4. Industry Entity (Estate/Zone)
Pelabuhan sebagai industry entity (kawasan industri), masudnya adalah karena
perubahan merupakan lingkungan kerja yang bersifat dinamis, maka penyediaan
berbagai fasilitas pelabuhan perlu dikembangkan termasuk fasilitas untuk industri,
terutama industri yang ada hubungannya dengan perkapalan dan transportasi laut
lainnya.

16 | S e j a r a h - D i s k u s i K e l o m p o k
➢ DAFTAR PELABUHAN YANG ADA DI INDONESIA
1. Jawa • Belopa, Sulawesi Selatan
• Malili, Sulawesi Selatan
• Cirebon, Jawa Barat
• Pare Pare, Sulawesi Selatan
• Tanjung Priok, Jakarta
• Kendari, Sulawesi tenggara
• Ciwandan, Banten
• Buton, Sulawesi Tenggara
• Merak, Banten
• Bitung, Sulawesi Utara
• Sunda Kelapa, Jakarta
• Palu, Sulawesi Tengah
• Tanjung Perak, Surabaya, Jawa
• Polewali, Sulawesi Barat
Timur
• Barru , Sulawesi Selatan Barat
• Tanjung Mas, Semarang, Jawa
Tengah
• Tanjung Intan, Cilacap, Jawa Tengah 5. Bali dan Nusa Tenggara
• Kalianget, Madura • Benoa, Bali
• Lembar, Lombok
• Waingapu, Sumba
2. Sumatera
• Kupang, Timor Barat
• Belawan, Sumatera Utara
• Palembang, Sumatera Selatan
• Teluk Bayur, Sumatera Barat
6. Maluku Utara
• Jambi
• Administrasi Pelabuhan Ternate
• Kantor Pelabuhan Buli
• Bengkulu
• Kantor Pelabuhan Daruba
• Panjang, Lampung
• Kantor Pelabuhan Sanana
• Pangkal Balam, Bangka-Belitung
• Kantor Pelabuhan Tobelo
• Tanjung Pandan, Bangka-Belitung
• Sungai Pakning, Dumai, Riau
• Krueng Geukueh, Aceh
7. Maluku
• Kijang, Bintan • Administrasi Pelabuhan Ambon
• Kantor Pelabuhan Tuhelu

3. Kalimantan • Kantor Pelabuhan Saumlaku


• Kantor Pelabuhan Wahai
• Banjarmasin, Batu Licin, Satui,
• Kantor Pelabuhan Waisarisa
Kalimantan Selatan
• Pontianak, Kalimantan Barat
• Palangkaraya, Sampit-Kotim, Kumai-
8. Papua Barat
Kobar, Bagendang-Sampit, Kuala • Administrasi Pelabuhan Sorong
Pembuang-Seruyan, Kalimantan • Administrasi Pelabuhan Manokwari

Tengah • Administrasi Pelabuhan Fak-fak

• Semayang, Balikpapan • Kantor Pelabuhan Kaiman

4. Sulawesi 9. Papua
• Makassar, Sulawesi Selatan • Administrasi Pelabuhan Jayapura
• Palopo, Sulawesi Selatan • Administrasi Pelabuhan Biak
• Administrasi Pelabuhan Merauke

17 | S e j a r a h - D i s k u s i K e l o m p o k
PELABUHAN BELAWAN PELABUHAN TANJUNG PERAK

PELABUHAN TANJUNG PRIOK PELABUHAN KALIANGET

Pelabuhan Belawan adalah pelabuhan yang terletak di kota Medan, Sumatera Utara,
Indonesia dan merupakan pelabuhan terpenting di pulau Sumatera.

Cikal bakal lahirnya Pelabuhan Belawan adalah Labuhan Deli. Labuhan Deli dulunya
merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Deli yang kesohor di kawasan Sumatera Timur.
Bandar Labuhan Deli terletak di tepi Sungai Deli. Pada tahun 1915, pelabuhan Labuhan Deli
dipindahkan ke Belawan yang terletak di tepi Sungai Belawan. Hal ini disebabkan Sungai Deli
kian dangkal, sehingga menghambat kapal masuk alur Sungai Deli menuju Labuhan Deli. Lokasi
pelabuhan adalah Belawan lama (saat ini masih berfungsi sebagai terminal kargo umum dan
sebagian menjadi pangkalan TNI Angkatan Laut). Belanda membangun dermaga Belawan lama
hingga mencapai panjang 602 meter dan lebar 9-20 meter. Oleh Belanda, dermaga Belawan
lama dipergunakan untuk sandar berbagai jenis kapal, baik kapal kargo maupun kapal
panumpang. Pada tahun 1938, Pelabuhan Belawan menjadi pelabuhan terbesar di wilayah
Hindia-Belanda.

18 | S e j a r a h - D i s k u s i K e l o m p o k
KESIMPULAN
Peta Penyebaran

Penyebaran agama Islam di Indonesia ternyata sangat rumit dan membutuhkan waktu yang
lama, bahkan berabad-abad. Ini tak lepas dari peran dari berbagai kalangan. Kita sebagai warga
nusantara wajib bersyukur, dengan masuknya Agama Islam dan budayanya memperkaya
budaya dan keanekaragaman Nusantara. Oleh karena adanya keanekaragaman, pasti juga
tersimpan suatu perbedaan, sebagai warga yang baik kita tak perlu mempersalahkan
perbedaan itu dan malah saling menghormati serta menjadikan perbedaan dan
keanekaragaman itu sebagai kekuatan Negara Indonesia untuk maju.

Masjid Demak

Masjid Agung Demak yang memiliki banyak soko guru penyangga agar bangunan kokoh. Sma
perumpamaannya dengan kehidupan kita yang harus bergotong royong agar kita mendapat
kekuatan yang utuh. Sama seperti semboyan Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika”, berbeda-beda
tetapi tetap satu.

Tari Bedhoyo Ketawang

Tari Bedhoyo Ketawang merupakan salah satu contoh dari sekian kesenian daerah asli
Indonesia, yang disakralkan keraton di Jawa (Solo dan Yogyakarta). Selain tari Bedhoyo
Ketawang, masih banyak kesenian daerah lain yang tersebar seluruh Indonesia. Maka dari itu,
kita harus melestarikannya, agar selalu dapat dipertontonkan dan diwariskan ke anak cucu kita
nanti. Selain itu, kita juga harus berhati-hati dalam menyikapi perkembangan budaya yang
terus terjadi sampai saat ini.

Akulturasi Budaya Islam

Dengan adanya akulturasi budaya yang terjadi di Indonesia, kita harus tetap terbuka dengan
budaya yang masuk, karena dengan masuknya budaya-budaya tersebut dapat memperkaya
budaya kita. Namun kita juga harus tetap memilah-milah budaya yang masuk agar budaya yang
berkemang merupakan budaya yang positif.

Pelabuhan

Fungsi pelabuhan pada waktu penyebaran agama Islam yaitu sebagai tempat berlabuh kapal-
kapal, sebagai tempat transaksi perdagangan, sebagai tempat persinggahan/istirahat para
pedagang, dan sebagai tempat tinggal para pengusaha kapan dan para pedagang. Sedangkan
fungsi pelabuhan masa kini yaitu sebagai gateaway, interface,link dan industry entity.

19 | S e j a r a h - D i s k u s i K e l o m p o k
Lampiran

1. Sunan Gresik

Nama Aslinya adalah Maulana Malik Ibrahim lahir di Samarkandy (Asia Tengah) awal
abad 14 dari Maulana Jumadil Kubro (Keturunan ke 10 dari Husein / Cucu Nabi Muhammad
SAW) dan wafat pada tahun 1419 Masehi kemudian dimakamkan di Desa Gapuro Wetan,
Kota Gresik, Jawa Timur. Menurut keterangan beliau Merupakan keturunan ke 22 dari Nabi
Muhammad SAW dan juga Merupakan Walisongo paling tua / pertama.

2. Sunan Ampel

Nama Aslinya adalah Raden Rahmad yang kemudian digelari dengan pangggilan Sunan
Ampel lahir di Champa (Kamboja) 1401 Masehi dari ayah yaitu Sunan Gresik / Maulana
Malik Ibrahim dan ibu beliau adalah Dewi Condro Wulan binti Raja Champa Terakhir Dari
Dinasti Ming. Beliau wafat pada tahun 1481 M dan makam beliau ada di Sebelah Barat
Masjid Sunan Ampel, Desa Ampel, Kota Surabaya, Jawa Timur. Beliau merupakan keturunan
ke 22 dari Nabi Muhammad SAW, Beliaulah yang mengenalkan istilah Molimo (moh main,
moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon), 2 Orang muridnya yang sangat
terkenal yaitu mbah sholeh (Penjaga Masjid Ampel yang makamnya ada 9) dan mbah bolong
(Melubangi pengimaman untuk melihat ka’bah/arah kiblat dalam pembangunan Masjid
Ampel)

3. Sunan Bonang

Nama Aslinya adalah Raden Makdum Ibrahim yang dipanggil dengan kanjeng Sunan
Bonang. Lahir beliau pada tahun 1465 Masehi dan wafatnya pada tahun 1525 M dan
dimakamkan di Tuban, Jawa Timur. Ayah beliau adalah Sunan Ampel dan ibunya Nyai Ageng

20 | S e j a r a h - D i s k u s i K e l o m p o k
Manila (Putri Addiapti Tuban Arya Teja). Keterangan menyebutkan beliau Merupakan
keturunan ke 23 dari Nabi Muhammad SAW dan beliau juga adalah Pengarang tembang
tombo ati

4. Sunan Derajat

Nama Aslinya Raden Qosim dilahirkan pada tahun 1470 M yang kemudian wafat pada
tahun 1522 M. beliau juga termasuk anak dari Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila (Putri
Addiapti Tuban Arya Teja). Makam beliau ada di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Kab.
Lamongan, Jawa Timur dan beliau Merupakan keturunan ke 23 dari Nabi Muhammad SAW,
Pencipta tembang Macapat Pangkur.

5. Sunan Giri.

Nama Aslinya adalah Raden Paku / Raden Ainul Yaqin lahir di Blambangan, 1442 M.
Ayah beliau adalah Maulana Ishak dan ibunya Dewi Sekardadu, (Putri Prabu Menak
Sembuyu, Raja Blambangan), beliau Wafat pada tahun1506 M dan dimakamkan di Desa Giri,
Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur . beliau Merupakan keturunan ke 23
dari Nabi Muhammad SAW dan Pencipta mainan cublak-cublak suweng

6. Sunan Gunung Jati

Nama aslinya adalah Syarif Hidayatullah yang kemudian digelari dengan Sunan Gunung
Jati, beliau lahir pada tahun 1448 / 1450 dan wafat pada tahun 1569 Masehi, ayah beliau
bernama Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar (musafir dari Gujarat yang
hijrah ke jawa), terkenal dengan nama Syekh Maulana Akbar dan ibunya yaitu Nyai Rara
Santang (Putri Prabu Siliwangi). Makam beliau terletak di Gunung Sembung, Desa Astana,
Kec. Gunung Jati, Kab. Cirebon, Jawa Barat

Keterangan Lain menyebutk beliau termasuk keturunan ke 23 dari Nabi Muhammad SAW

7. Sunan Kudus.

Nama Asli belua adalah Ja’far Shodiq dan kemudia dipanggil dengan panggilan Sunan
Kudus. Beliau wafat pada tahun 1550 Masehi dan Beliau dimakamkan di Kota Kudus, Jawa
Tengah Ayah beliau bernama Raden Usman Haji (Sunan Ngudung) dan ibu bernama Syarifah
Ruhil atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti
Sunan Ampel. Beliau dimakamkan di Kota Kudus, Jawa Tengah. Beliau termasuk Keturunan
ke 24 Dari Nabi Muhammad SAW dan Pernah menjadi panglima perang kerajaan demak

8. Sunan Kali Jaga.

Nama asli beliau yaitu Raden said, dan masyarakat memanggilnya dengan sebutan
Sunan Kalijogo, beliau lahir sekitar tahun 1450, namun mengenai wafatnya tidak ada
sumber menyebutkannya mengenai waktunya. Nama ayahnya bernama Tumenggung
Wilwatikta (Adiapti Tuban), dan dari keturuanan ibu tidak ada yang menyebutkan siapa ibu
beliau. Makam beliau terletak di Desa Kadilangu, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Dalam
menyebarkan agama Islam beliau Terkenal menggunakan kesenian sebagai media dakwah,
(Wayang dan Suluk) Pencipta lagu lir ilir dan gundul-gundul pacul. Beberapa muridnya yang
terkenal adalah Sunan Bayat (Klaten), Sunan Geseng (Kediri), Syekh Jangkung (Pati) dan Ki
Ageng Selo (Demak)

21 | S e j a r a h - D i s k u s i K e l o m p o k
9. Sunan Muria

Nama Aslinya Raden Umar Said, menenai kapan lahir dan wafatnya tidak ada sumber
yang sahih menyebutkannya, akan tetapi dimana dimakamkannya beliau dimakamkan
Gunung Muria, Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Beliau
termasuk keturunan Sunan Kalijaga dan sunan kalijaga sendiri sebagai ayahandanya dengan
ibunya bernama Dewi Sarah (Adik Sunan Giri) binti Maulana Ishaq. Beliau Terkenal sangat
dekat dengan rakyat jelata

22 | S e j a r a h - D i s k u s i K e l o m p o k

Anda mungkin juga menyukai