Anda di halaman 1dari 3

KERAJAAN MAJAPAHIT

Kerajaan bercorak Hindu yang terakhir dan terbesar di pulau Jawa adalah Majapahit. Menurut
cerita, nama kerajaan ini berasal dari buah maja yang rasanya pahit. Ketika orang-orang Madura bersama
Raden Wijaya membuka hutan di Desa Tarik, mereka menemukan sebuah pohon maja yang berbuah pahit.
Padahal, rasa buah itu biasanya manis. Oleh karena itu, mereka menamakan pemukiman yang baru mereka
bangun itu sebagai Majapahit.

Awal mula Kerajaan Majapahit


Setelah raja kertanegara gugur (Raja Singosari), singosari berada dibawah kekuasaan raja Kediri
jayakatwang dan berakhirlah riwayat kerajaan singosari. Salah seorang keturunan penguasa singosari yaitu
Wijaya (utusan raja Kertanegara untuk memimpin pasukan Singosari melawan Kediri), kemudian berusaha
untuk merebut kembali kekuasaan nenek moyangnya dari tangan raja jayakatwang.
Ketika wijaya menyelamatkan diri, sampailah dia di Madura. Wijaya di terima dengan baik oleh
Aryya Wiraja yang kemudian mengusahakan agar Jayakatwang (kediri) menerima penyerahan diri Wijaya
yang sebenarnya adalah taktikny untuk melawan jayakatwang. Wijaya akhirnya mendapat kepercayaan
penuh dari raja jayakatwang. Suatu ketika, wijaya minta daerah hutan terik untuk dibuka menjadi desa
dengan dalih akan dijadikan pertahanan terdepan dalam mengahadapi musuh yang menyerang melalui
sungai brantas. Permintaan itu di kabulkan dan daerah terik di buka untuk wijaya dengan bantuan dari
wiraraja menjadi desa dengan nama Majapahit. Dan wijaya berusaha untuk mengambil hati penduduknya
terutama orang-orang yang datang dari Tumapel dan Daha. Secara diam-diam wijaya memperkuat diri
sambil menuggu saat yang tepat untuk menyerang Kediri.
Tahun 1293 datanglah bala tentara khubilai khan yang sebenarnya di kirimkan untuk menyerang
singosari, menyambut tantangan dari raja kertanegara yang telah menganiaya utusannya (Meng-Chi’i).
Kedatangan pasukan China itu terdengar oleh wijaya. Kedatangannya itu merupakan suatu kesempatan yang
baik sekali bagi wijaya untuk membalas dendamnya kepada Raja Jayakatwang. Maka, ia mengirimkan
utusan kepada panglima pasukan China membawa pesan bahwa ia bersedia tunduk dibawah kekuasaan
kaisar dan mau menggabungkan diri dengan pasukan China untuk menggempur Daha. Dan penyerahan itu di
terima dengan senang hati oleh panglima pasukan China.
Angkatan laut Daha selalu bersiap menghadapi musuh dari luar hingga akhirnya pertempuran pun
berkobarlah. Hingga pada tanggal 15 bulan ke-3 pasukan China menyerbu Daha melalui 3 gelombang
hingga pada akhirnya pasukan jayakatwang mundur masuk ke dalam kota dengan meninggalkan 5000
pasukan yang gugur dan sesegara mungkin kota di kepung oleh pasukan China dan sore harinya jayakatwang
keluar dan menyerahkan diri. Jayakatwang di tawan bersama dengan 100 orang anggota keluarga dan
pejabat tinggi kerajaan.
Dengan demikian kedatangan tentara khubilai khan tercapailah apa yang di cita-citakan oleh wijaya
yaitu runtuhya Daha dan memukul mundur tentara mongol itu ke luar jawa. Maka wijaya menobatkan
dirinya menjadi raja pertama kerajaan majapahit pada tanggal 15 bulan kartika tahun 1215 Saka atau 12
Nopember 1293 dengan gelar penobatan Sri Kertarajasa Jaya Warddhana

Kehidupan Politik
Majapahit selalu menjalankan politik bertetangga yang baik dengan kerajaan asing, seperti Kerajaan
Cina, Ayodya (Siam), Champa dan Kamboja. Hal itu terbukti sekitar tahun 1370 – 1381, Majapahit telah
beberapa kali mengirim utusan persahabatan ke Cina. Hal itu diketahui dari berita kronik Cina dari Dinasti
Ming.
Raja kerajaan Majapahit sebagai negarawan ulung juga sebagai politikus-politikus yang handal. Hal
ini dibuktikan oleh Raden Wiajaya, Hayam Wuruk, dan Maha Patih Gajahmada dalam usahanya
mewujudkan kerajaan besar, tangguh dan berwibawa. Struktur pemerintahan di pusat pemerintahan
Majapahit :
1. Raja
2. Yuaraja atau Kumaraja (Raja Muda)
3. Rakryan Mahamantri Katrini
a. Mahamantri i-hino
b. Mahamantri i –hulu
c. Mahamantri i-sirikan
4. Rakryan Mahamantri ri Pakirakiran
a. Rakryan Mahapatih (Panglima/Hamangkubhumi)
b. Rakryan Tumenggung (panglima Kerajaan)
c. Rakryan Demung (Pengatur Rumah Tangga Kerajaan)
d. Rakryan Kemuruhan (Penghubung dan tugas-tugas protokoler) dan
e. Rakryan Rangga (Pembantu Panglima)
5. Dharmadyaka yang diduduki oleh 2 orang, masing-masing dharmadyaka dibantu oleh sejumlah pejabat
keagamaan yang disebut Upapat. Pada masa hayam Wuruk ada 7 Upapati.
Selain pejabat-pejabat yang telah disebutkan dibawah raja ada sejumlah raja daerah (paduka bharata)
yang masing-masing memerintah suatu daerah. Disamping raja-raja daerah adapula pejabat-pejabat sipil
maupun militer. Dari susunan pemerintahannya kita dapat melihat bahwa sistem pemerintahan dan
kehidupan politik kerjaan Majapahit sudah sangat teratur.

Kehidupan Sosial Ekonomi dan Kebudayaan Kerajaan Majapahit


Hubungan persahabatan yang dijalin dengan negara tentangga itu sangat mendukung dalam bidang
perekonomian (pelayaran dan perdagangan). Wilayah kerajaan Majapahit terdiri atas pulau dan daerah
kepulauan yang menghasilkan berbagai sumber barang dagangan.
Barang dagangan yang dipasarkan antara lain beras, lada, gading, timah, besi, intan, ikan, cengkeh,
pala, kapas dan kayu cendana.
Dalam dunia perdagangan, kerajaan Majapahit memegang dua peranan yang sangat penting.
1. Mempunyai wilayah yang sangat luas dengan kondisi tanah yang sangat subur. Dengan daerah
subur itu maka kerajaan Majapahit merupakan produsen barang dagangan.
2. Sebagai Kerajaan Perantara – Kerajaan Majapahit membawa hasil bumi dari daerah yang satu ke
daerah yang lainnya.
Keadaan masyarakat yang teratur mendukung terciptanya karya-karya budaya yang bermutu. bukti-
bukti perkembangan kebudayaan di kerajaan Majapahit dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan
berikut ini :
o Candi : Antara lain candi Penataran (Blitar), Candi Tegalwangi dan candi Tikus (Trowulan).
o Sastra :
Sastra Zaman Majapahit Awal
1. Kitab Negarakertagama, karangan Mpu Prapanca
2. Kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular
3. Kitab Arjunawiwaha, karangan Mpu Tantular
4. Kitab Kunjarakarna
5. Kitab Parhayajna
Sastra Zaman Majapahit Akhir
1. Tembang (Bahasa Jawa Tengah)
2. Gancaran/prosa
Hasil sastra terpenting antara lain :
1. Kitab Prapanca, isinya menceritakan raja-raja Singasari dan Majapahit
2. Kitab Sundayana, isinya tentang peristiwa Bubat
3. Kitab Sarandaka, isinya tentang pemberontakan sora
4. Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe
5. Panjiwijayakrama, isinya menguraikan riwayat Raden Wijaya sampai menjadi raja
6. Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Pulau Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar,
pemindahan Keraton Majapahit ke Gelgel dan penumpasan raja raksasa bernama Maya
Denawa.
7. Kitab Usana Bali, isinya tentanng kekacauan di Pulau Bali.

Wilayah Kekuasaan

Wilayah kekuasaan Majapahit meliputi seluruh Jawa (kecuali tanah Sunda), sebagian besar P.
Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur hingga Irian Jaya. Perluasan
wilayah ini dicapai berkat politik ekspansi yang dilakukan oleh Patih Mangkubumi Gadjah Mada. Pada masa
inilah Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya.

Keruntuhan Majapahit

Sepeninggal Raden Wijaya, Kerajaan Majapahit dilanda beberapa pemberontakan. Pemberontakan


tersebut antara lain ialah pemberontakan Ranggalawe, Sora, dan Kuti selama masa pemerintahan Jayanegara
(1309-1328), serta pemberontakan Sadeng dan Keta pada masa Tribhuwanatunggadewi (1328-1350).
Pemberontakan baru dapat berakhir pada masa kekuasaan Raja Hayam Wuruk (1350-1389). Setelah masa
kekuasaan Raja Hayam Wuruk, pamor Kerajaan Majapahit semakin menurun. Pada 1522, Kerajaan
Majapahit hancur akibat terjadinya perang saudara. Selain itu, faktor yang juga mempengaruhi runtuhnya
Kerajaan Majapahit ialah munculnya Kerajaan Malaka dan berkembangnya kebudayaan Islam.

Anda mungkin juga menyukai