Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI SUMATERA

(Suatu Kajian terhadap Tokoh dan Lembaganya)

St. Aisyah Abbas1, Nur Rahma Asnawi 2


1
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)
2
Universitas Islam Makassar (UIM)
1
aisyahabbas977@yahoo.com
2
rahmahagus2012@gmail.com

Abstract:
Islam entered Minangkabau between the 12th and 13th centuries AD, through two channels
namely; pathway from Aceh and pathway from Malacca. Islam was introduced by the
preachers and Arab merchants who settled in eastern Minangkabau, especially in the
watershed that led to the center of the Minangkabau kingdom in the interior. The expansion
of Samudra Pasai kingdom to eastern Minangkabau was very influential for the intensive
spread of Islam in this region and other Minangkabau regions. The Islamization process
took place peacefully, because it was introduced through local wisdom approaches to the
community in the local cultural environment. In addition, the initial approach undertaken by
the preachers in a persuasive and acculturative way to the customary laws adopted by the
community, further facilitated the process of Islamization where they are, even as the
beginning of a fusion between Islam and Minangkabau custom has given rise to a consensus
that reads "Adat basandi Syara 'Syara' basandi Adat. "
Abstrak:
Islam masuk ke Minangkabau antara abad ke-12 dan 13 M, dengan melalui dua jalur yaitu;
jalur dari Aceh dan jalur dari Malaka. Islam diperkenalkan oleh muballigh-muballigh dan
saudagar-saudagar Arab yang bermukim di Minangkabau timur, terutama di daerah aliran
sungai yang berhulu ke pusat kerajaan Minangkabau di pedalaman. Perluasan kerajaan
Samudra Pasai ke Minangkabau timur sangat berpengaruh bagi intensifnya penyebaran Islam
di wilayah ini dan wilayah Minangkabau lainnya. Proses Islamisasi berlangsung dengan
damai, karena diperkenalkan melalui pendekatan- pendekatan kearifan lokal masyarakat di
lingkungan budaya setempat. Di samping itu, pendekatan awal yang dilakukan para
muballigh secara persuasif dan akulturatif terhadap hukum-hukum adat yang dianut oleh
masyarakat, lebih memberi kemudahan proses islamisasi dimana mereka berada, bahkan
sebagai awal perpaduan antara Islam dan adat Minangkabau telah melahirkan sebuah
konsensus yang berbunyi“ Adat basandi Syara’ Syara’ basandi Adat.”
Kata Kunci: Sejarah, Pndidikan Islam, Sumatra
I. PENDAHULUAN banyak lewat penaklukan, seperti masuknya
Islam ke Irak, Iran, Mesir, Afrika Utara
Masuknya Islam ke Indonesia agak
samapai ke Andalusia.1
unik bila dibandingkan dengan masuknya
Masuk dan berkembangnya Islam ke
Islam ke daerah – daerah lain. Keunikannya
Indonesia dipandang dari segi historis dan
terlihat kepada proses masuknya Islam ke
Indonesia yang relatif berbeda dengan
daerah lain. Islam masuk ke Indonesia
secara damai dibawa oleh para pedagang 1
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan
dan mubaligh. Sedangkan Islam yang dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia
masuk ke daerah lain pada umumnya (Jakarta: Kencana, 2009), h. 11.

St. Aisyah Abbas, Nur Rahma Asnawi, Perkembangan Pndidikan Islam di … 1


sosiologis sangat kompleks dan terdapat raja-raja kecil. Beralihnya agama penguasa
banyak masalah, terutama tentang sejarah menjadi muslim akan diikuti rakyat dan
perkembangan awal masuknya Islam. Ada pendukungnya secara cepat. Setelah ber-
perbedaan antara pendapat lama dan dirinya kerajaan Islam, biasanya sang
pendapat baru. Pendapat lama sepakat penguasa mempelopori berbagai kegiatan
bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke- keagamaan, mulai dari dakwah Islam,
13 M dan pendapat baru menyatakan bahwa pembangunan masjid, sampai penyeleng-
Islam masuk pertama kali ke Indonesia garaan pendidikan Islam. Dengan ber-
pada abad ke-7 M.2 dirinya mesjid sebagai tempat ibadah, juga
Namun, hampir semua ahli sejarah digunakan oleh para mubalig sebagai
menyatakan bahwa daerah Indonesia yang tempat berlangsungnya pendidikan non
mula – mula dimasuki Islam adalah daerah formal samapai menjadi lembaga pen-
pesisir pantai utara pulau Sumatera, didikan formal (madrasah dan pesantren,
tepatnya di daerah Malaka melalui jalur dsb ).
perdagangan, dakwah, perkawinan, ajaran Dalam konteks inilah, penulis akan
tasawuf dan tarekat, serta jalur kesenian dan membahas tentang perkembangan pendidi-
pendidikan. Kedatangan Islam pertama di kan Islam di Sumatera Barat (Minangkabau
Indonesia tidak identik dengan berdirinya dan sekitarnya) mulai dari lembaga-
kerajaan Islam pertama di Indonesia lembaga pendidikan pada awal masuknya
mengingat bahwa pembawa Islam ke Islam serta tokoh-tokoh pendidiknya.
Indonesia adalah sebahagian besar para
pedagang, bukan misi tentara dan bukan II. PEMBAHASAN
pelarian politik. Mereka tidak ambisi A. Awal Mula Masuknya Islam di
langsung mendirikan kerajaan Islam. Lagi Sumatera Barat dan Sekitarnya.
pula di Indonesia pada zaman itu sudah ada
kerajaan-kerajaan Hindu, Budha yang 1. Sekilas masuknya Islam di Indonesia.
banyak jumlahnya dan berkekuatan besar. Masuknya Islam di Indonesia,
Konversi massal masyarakat kepada Islam telah banyak bertia yang telah dikemukakan
pada masa perdagangan disebabkan oleh para sejarawan, meskipun mereka itu
Islam merupakan agama yang siap pakai, berbeda pendapat tentang kapan dan
asosiasi Islam dengan kejayaan, meng- ditempat mana awal masuknya Islam ke
ajarkan tulisan dan hapalan, kepandaian Indonesia, namun para tokoh itu menge-
dalam penyembuhan dan pengajaran mukakan pendapatnya sesuai dengan hasil
tentang moral.3 penelitian masing-masing, seperti yang
Islam yang pada mulanya diper- dilakukan oleh orang-orang barat (Eropa)
kenalkan oleh para pedagang muslim yang dan orang-orang Arab sendiri atau bangsa
melakukan kontak dagang dengan pen- asing lainnya yang datang atau singgah di
duduk setempat pada akhirnya dapat Indonesia karena dengan tujuan tertentu
menarik hati penduduk setempat untuk atau mereka sebagai pedagang atau
memeluk Islam. Mereka menikah dengan penjelajah dunia dan lain-lain. Tokoh-tokoh
wanita-wanita pribumi yang telah diislam- itu diantaranya, Marcopolo,4 Muhammad
kan, sehingga terbentuklah keluarga- Ghor, Ibnu Bathuthah,5 Dego Lopez de
keluarga muslim. Para mubalig Islam pada Sequeira, Sir Richard Wainsted.6
waktu itu, tidak hanya bedakwah kepada
para penduduk biasa, tetapi juga kepada 4
P.A. Hoesain Djajadiningrat, Tinjauan Kritis
Tentang Sejarah Banten, (Jkt: Pustaka Jaya, 1983),
2 h.119.
Abdullah Aly Mustofa, Sejarah Pendidikan 5
Husayn Ahmad Amin, Seratus Tokoh Dalam
Islam di Indonesia untuk Fakultas Tarbiyah,
Sejarah Islam, (Bdng: Remaja Rosdakarya, 1999), h.
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), h. 7.
3 232.
Musrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam 6
Uka Tjandrasasmita (Ed.), Sejarah Nasional
Indonesia (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Indonesia III, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984), h.
2005), h.21.
122.

2 Volume 6, Nomor 1, Januari 2020


Sedangkan sumber-sumber pendu- 2. Teori Eropa; Teori ini datangnya dari
kung Masuknya Islam di Indonesia. Para Marcopolo tahun 1292 M. Ia adalah
ahli telah mengemukakan beberapa teori orang Venesia ( Italia ) yang pertama
diantaranya; kali menginjakan kakinya di Indonesia,
1. Teori Arab, teori ini menjelaskan ketika ia kembali dari cina menuju Eropa
bahwa Islam masuk pada abad ke 7 M. melalui jalan laut. Ia mendapat tugas dari
Pendapat ini dikemukakan oleh kaisar Cina untuk mengantarkan
Crawfurd, Keyzer, Nieman, de putrinya yang dipersembahkan kepada
Hollander, Syeh Muhammad Naquib Al- kaisar Romawi, dari perjalannya itu ia
Attas dalam bukunya yang berjudul singgah di Sumatera bagian utara. Di
Islam dalam Sejarah Kebudayaan daerah ini ia menemukan adanya
Melayu dan mayoritas tokoh-tokoh Islam kerajaan Islam, yaitu kerajaan Samudera
di Indonesia seperti Hamka dan dengan ibu kotanya Pasai.11
Abdullah bin Nuh.7 Pendapat yang sama 3. Teori India; Teori ini menyebutkan
adalah dari Thomas W. Arnold dalam bahwa para pedagang India dari Gujarat
bukunya The Preaching of Islam mempunyai peranan penting dalam
mengatakan bahwa pada abad ke 7 penyebaran agama dan kebudayaan
masehi di pantai barat pulau Sumatera Islam di Indonesia. Karena disamping
sudah didapati suatu kelompok per- berdagang mereka aktif juga meng-
kampungan orang-orang Arab. Telah ajarkan agama dan kebudayaan Islam
dibuktikan pula adanya kuburan orang kepada setiap masyarakat yang dijum-
Arab di Baros, terletak antara Tapanuli painya, terutama kepada masyarakat
dan Aceh.8 Misi mereka adalah ber- yang terletak di daerah pesisir pantai.12
dakwah Islamiyah sambil berdagang. Pendukung teori ini, diantaranya adalah
Ajaran Islam yang dikembangkan adalah C. Snouch Hurgronye Dr. Gonda, Van
bercorak ajaran Islam murni, ber- Ronkel, Marrison, R.A. Kern, dan
dasarkan qur’an dan hadits.9 C.A.O. Van Nieuwinhuize.13
Pendapat lain adalah Hasjmy, Teori ini pun dianut oleh Pijnapel,
menjelaskan bahwa kerajaan Islam tertua ia berpendapat, bahwa agama Islam
di Nusantara adalah Perlak yang berdiri masuk kenusantara pada abad ke 10-11
pada 1 Muharram 225 (840 M) dengan masehi, berasal dari India, terutama
rajanya yang pertama adalah Sultan pantai barat, yaitu Gujarat dan Malabar.
Alaiddin Saiyid Maulana Abdul Aziz Alasannya, ialah karena umat Islam di
Syah. Hasjmy melandasi pendapatnya itu Indonesia, pada umumnya bercorak
dengan naskah-naskah kuno, yakni kitab mazhab Syafi’i sebagaimana yang dianut
Idharul Haqq karangan Abu Ishak masyarakat Islam di Gujarat dan
Makarani Al Fasy, dan kitab Tazkirah Malabar di India bagian barat. Juga
Jumu Sultan As Salathin karangan Syekh persamaan batu nisan pada kuburan.14
Syamsul Bahri Al Asyi dan kitab silsiah 4. Teori Cina; Dari teori ini dapat
raja-raja Perlak dan Pasai.10 diketahui bahwa dimasa Dinasti Tang
(abad ke 9-10) orang-orang Ta-Shih
sudah ada di Katon (Kan-fu) dan
7 Sumatera. Ta-Shih adalah sebutan untuk
Busman Edyar, dkk (Ed.), Sejarah
Peradaban Islam, (Jakarta: Pustaka Asatruss, 2009), orang – orang Arab dan Persia, yang
h. 207. ketika itu sudah jelas menjadi muslim.
8
Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 133.
9 11
Bahaking Rama, Sejarah Pendidikan dan Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam,
Peradaban Islam dari Masau Umayyah Hingga (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 195.
12
Kemerdekaan Indonesia, (Yogyakarta: Cakrawala Badri Yatim, Sejarah Islam di Indonesia,
Publishing, 2011), h. 130. (Jakarta: Depag, 1998), h. 30.
10 13
A. Hasjmy dalam Haidar Putra Daulay, Dedi Supriyadi., op.cit., h. 191
14
Op.cit.,h. 14. Bahaking Rama, op.cit., h. 130.

St. Aisyah Abbas, Nur Rahma Asnawi, Perkembangan Pndidikan Islam di … 3


5. Akan tetapi, belum ada bukti bahwa bulan Hasan-Husain, di Sumatera bagian
pribumi Indonesia di tempat – tempat tengah ada upacara “Tabut,” yaitu
yang disinggahi oleh para pedagang menggarak “keranda Husain” untuk
muslim itu beragama Islam. Adanya dilemparkan ke sungai atau ke laut.19
koloni itu, diduga sejauh yang paling
2. Masuknya Islam di Sumatera Barat
bisa dipertanggungjawabkan, ialah para
(Minangkabau ).
pedagang Arab tersebut hanya berdiam
untuk menunggu musim yang baik bagi Berdasarkan teori-teori masuknya
pelayaran.15 Islam di Indonesia, kiranya sudah cukup
Baru pada zaman berikutnya, bukti bahwa muballigh Islam telah sampai
penduduk kepulauan ini masuk Islam, di Sumatera Barat (Minang-kabau ) jauh
bermula dari penduduk pribumi di koloni sebelum berdirinya kerajaan di Minang-
kabau yaitu disekitar abad ke 8 dan 9 M.
– koloni pedagang muslim itu.
Hal ini ditandai dengan terbentuknya
Menjelang abad ke-13 M, masyarakat
komunitas muslim pada masa itu di
muslim sudah ada di Samudera Pasai, beberapa daerah di sekitar pesisir pantai
Perlak, dan Palembang di Sumatera.16 utara pulau Sumatera dan beberapa daerah
6. Teori Persia; Teori ini menyatakan lainnya, yang juga mendorong terbentuk-
bahwa yang pertama datang ialah nya kerajaan Islam. Hal ini didukung
muballig dari Persia( Iran ), pada sekitar dengan kondisi dan situasi politik kerajaan
pertengahan abad 12 M, dengan alasan – kerajaan bercorak Hindu-Budha yang
kerajaan Islam yang pertama di mengalami kemunduran, sehingga diman-
Indonesia bernama Pase( Pasai) berasal faatkan oleh pedagang-pedagang muslim
dari Persi.17 Selain itu ajaran teologi untuk mendapatkan keuntungan-keun-
Syi’ah sangat berkembang di Indonesia. tungan politik dan perdagangan. Mereka
Diantara pendukung teori ini adalah P.A. mendukung daerah-aerah yang muncul dan
Hoesein Djajadiningrat. Dia mendasari daerah yang menyatakan diri sebagai
analisisnya pada pengaruh sufisme kerajaan bercorak Islam, yaitu kerajaan
Persia terhadap beberapa ajaran mistik Samudera Pasai di pesisir timur laut Aceh.20
Isam (sufisme) Indonesia. Ajaran Persoalan masuknya Islam ke
Minangkabau hingga saat ini masih
manunggaling kawula gusti Syakh Siti
diasumsikan pada dua hal, yaitu: Pertama;
Jenar, merupakan pengaruh dari ajaran Islam masuk melalui pesisir timur
Wahdat al-wujud al-Hallaj dari Persia.18 Minangkabau atau Minangkabau Timur.
Alasan lain adalah peringatan Teori jalur timur ini didasarkan oleh
Asyura atau 10 Muharram sebagai salah intensifnya jalur perdagangan melalui
satu hari yang diperingati oleh kaum sungai-sungai yang mengalir dari gugusan
Syi’ah, yakni hari wafatnya Husain bin bukit barisan ke selat Malaka yang dapat
Ali bin Abi Thalib di padang Karbala. Di dilayari oleh pedagang untuk memperoleh
Minangkabau, bulan Muharram disebut komoditi lada dan emas. Kegiatan
perdagangan ini, diperkirakan, adalah awal
15
Taufik Abdullah (Ed.), Sejarah Umat Islam terjadinya kontak antara budaya Minang-
Indonesia, (Jakata: Majelis Ulama Indonesia, 1991), kabau dengan Islam. Kontak budaya ini
h. 35. kemudian lebih intensif pada abad ke 13
16
Ibid., h. 36 pada saat mana munculnya kerajaan Islam
17
Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, ( Samudra Pasai sebagai kekuatan baru
Cet.10, Jakarta; PT. Bumi Aksara, 2010), h.132, dalam wilayah perdagangan selat Malaka.
dikutip dari Hamka, Makalah Seminar Sejarah
Pada waktu ini, Samudra Pasai bahkan telah
Masuknya Islam ke Indonesia di Medan tahun 1963.
Mekipun pendapat tersebut dianggap lemah oleh menguasai sebagian wilayah penghasil lada
sebagian sejarawan Indonesia dengan alasan bahwa
perkataan “ Pasai “ bukan berasal dari Persia,
19
melainkan kata itu dari kata “ Pasir “ yang oleh Ibid, h. 131.
20
orang Aceh menyebut “ Pase “ yakni pasir Uka Tjandrasasmita (Ed.), Sejarah
bercampur tanah. Nasional Indonesia III, (Jakarta: PN Balai Pustaka,
18
Bahaking Rama, op.cit., h. 131. 1984), h. 3.

4 Volume 6, Nomor 1, Januari 2020


dan emas di Minangkabau Timur.21 Kedua; Pendapat lain, bahkan sebagai
intensifnya kegiatan perdagangan pantai pendapat baru menyatakan bahwa pada
barat Sumatera pada abad ke 16 M sebagai dasarnya, masuknya Islam ke Indonesia
akibat dari kejatuhan Malaka ke tangan maupun ke Sumatera Barat, tidak berada
Portugis, telah pula mempengaruhi pada dua jalur atau kerangka yang terpisah,
intensifnya penyebaran Islam. Pada waktu akan tetapi merupakan satu kesatuan utuh,
ini, pengaruh kekuasan Aceh Darussalam karena Sumatera Barat (Minangkabau)
sangat besar, terutama pada wilayah pesisir adalah salah satu wilayah lalu lintas
barat Sumatera.22
perdagangan laut semenjak berlangsungnya
Bahakain Ramang mengemukakan
hal yang sama bahwa Islam masuk kontak dagang antara Asia barat dan
keminangkabau melalui dua jalur yaitu; Nusantara. Posisi penting wilayah ini
Pertama; lewat Aceh melalui pesisir barat ditunjang oleh aktifnya lalu lintas per-
Sumatera. Kedua; dari Malaka melalui dagangan selat Malaka, yang bahkan sudah
Sungai Siak dan Sungai Kampar dan berlangsung sejak sebelum kelahiran agama
samapai kepusat Minangkabau. Dari kedua Islam, di mana, beberapa komoditi dagang
jalur tersebut membawa pengaruh ajaran yang utama adalah berasal dari sini. Selama
yang berbeda. Dari jalur pesisir barat berabad-abad wilayah pesisir timur
(Aceh) pengaruh syarak (syare’at) lebih Minang-kabau telah memegang peran
kuat deri pengaruh adatyang mengakibat- dalam perdagangan emas dan rempah-
kan Gelar Sutan atau Bagindo harus dari rempah, terutama lada yang banyak
ayah kepada anak. Tetapi pada bagian darat dihasilkan disekitar daerah aliran sungai
(Malaka) pengaruh adat lebih kuat dari Kampar Kiri dan Kampar Kanan.
pengaruh syarak, sehingga gelar penghulu Kenyataan aktifitas perdagangan di wilayah
dan gelar lainnya turun dari mamak kepada perairan selat Malaka ini yang mendasari
anak bukan dari ayah kepada anak,
pendapat yang mengatakan bahwa Islam
sehingga dengan berdirinya kerajaan
Minangkabau, maka hokum atau peraturan sudah masuk di Minangkabau sejak abad ke
dalam Negeri itu berlaku dua hokum yaitu 7 atau 8 Masehi, diantaranya hasil Seminar
Hukum Adat, sedang peratuaran-peratuaran Masuknya Islam ke Minangkabau yang di
secara Islam dinamai Hukum Syarak.23 adakan di Padang tahun 1960, yang
Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di menyimpulkan bahwa Islam sudah masuk
Sumatera selain mempercepat proses ke Minangkabau sejak abad-abad awal
Islamisasi, juga mendorong berkembang- Hijriyah.25
nya budaya yang bernuangsa Islam ter- Mahmud Yunus (1971) tidak sepen-
utama yang terkait dalam beberapa aspek dapat dengan hasil seminar di Padang
kehidupan masyarakat antara lain thn.1960 itu. Ia mengatakan bahwa Islam
perdagangan, perkawinan, kesenian, masuk ke Minangkabau barulah pada abad
sufisme, politik dan pendidikan.24 ke –12 M. Alasan yang digunakan untuk
itu adalah dengan ditemukannya kuburan
21
Seminar hasil penelitian tentang Sejarah Islam tertua di Minangkabau timur
Perkembangan Agama Islam di Sumatera Barat, (berangka tahun 521 H./1128 M.), yaitu
yang Disampaikan Drs. Irhash A. Shamad, M. Hum,
sebagai pemakalah pada Seminar tersebut, yang
25
diselenggarakan oleh Badan Litbang dan Diklat Seminar tersebut diselenggarakan dengan
Keagamaan Departemen Agama RI Wisma Haji atas kerjasama Center for Minangkabau Studies,
Tugu, Puncak, Bogor, 25-26 Nopember 2005.lihat; LKAAM dan BKPUI dengan mengambil tempat di
lihat http://www.docstoc.com/docs/34797938/ IAIN Imam Bonjol Padang. Seminar ini dihadiri
Sejarah-Islam-di-Sumatera-Barat-I (tanggal 03 oleh 268 peserta. Pakar yang hadir dalam seminar ini
Desember 2019). a.l. Prof. Dr. Hamka, Dr. Zakiah Darajat, Dr. Mukti
22
Ibid. Ali, Drs. Sidi Gazalba. Drs. Ibrahim Buchari. Drs.
23
Bahaking Ramang, Op.cit, h.141-142. H. Amura, Ir. M.O. Parlindungan, Dr. Alfian. Drs.
24
Perkembangan budaya Islam, yang Zuber Usman, Drs. Muhammad Rajab, D, lihat
dimaksud disini adalah terjadinya akulturasi http://www.docstoc.com/docs/34797938/Sejarah-
kebudayaan Islam dengan budaya local dalam Islam-di-Sumatera-Barat-I( tanggal 03 Desember
berbagai sektor kehidupan masyarakat. 2011).

St. Aisyah Abbas, Nur Rahma Asnawi, Perkembangan Pndidikan Islam di … 5


kuburan Panglima Nizamuddin Al-Kamil Arab Melayu. Dari keterangan yang
yang ditemukan di daerah Bangkinang diberikannya pada awal naskah ini, ia
(ditepi sungai Kampar) Namun dalam mengakui bahwa apa yang ditulis adalah
bukunya yang lain, Mahmud Yunus (1983) merupakan salinan dari sebuah buku tua
mengemukakan pula bahwa pembawa yang ia temukan di Surau Tuanku Paseban
Islam pertama ke Minangkabau ialah dengan dilengkapi sebuah naskah diterima
Burhanuddin Al- Kamil yang dikuburkan di dari seseorang tentang Syekh Abdur Rauf
Kuntu, bertanggal 1610 H/1214 M. Ia dan Syekh Burhanuddin (selanjutnya
datang bersama Abdullah Arif dari tanah disebut dengan : naskah MI) 28
Arab ke Aceh. Abdullah sendiri tinggal di Bila riwayat ini dihubungkan
Aceh, sedangkan Burhanuddin langsung ke dengan apa yang dikemukakan oleh M.D.
Minangkabau.Tokoh yang disebut terakhir Mansoer bahwa sejak tahun 1128 telah ada
inilah yang sampai sekarang lestari dalam usaha pihak saudagar asing yang beragama
ingatan masyarakat Kuntu dengan nama Islam dari Perlak dan Pasai untuk
Syekh Burhanuddin, sebagai penyebar menguasai daerah produsen lada di sekitar
Islam di wilayah ini. Pendapat ini sejalan sungai Kampar Kiri dan Kampar Kanan,
dengan apa yang dikemukakan oleh M.O. maka diperkirakan bahwa pedagang-
Parlindungan, Ia menyebutkan bahwa ada pedagang Arab telah melakukan pelayaran
seorang panglima yang bernama dagang di sekitar wilayah pesisir barat dan
Burhanuddin al-Kamil wafat dan timur Minangkabau sejak awal abad ke-12.
dimakamkan di kampung Kuntu, di tepi Hanya saja penyebaran Islam oleh
sungai Kampar pada tahun 610 H (1214 pedagang yang datang dari pesisir barat
M.).26 Bila bukti arkeologis penanggalan tidak meluas ke pedalaman Minangkabau
kedua nisan makam ini dapat dijadikan sebagaimana yang dilakukan oleh
dasar bagi perkiraan masuknya Islam, maka muballigh/pedagang yang melalui pesisir
dapat disimpulkan bahwa Islam sudah timur. Hal ini disebabkan oleh karena
masuk ke wilayah Minangkabau pada awal kondisi geografis yang berat dan sulit
abad ke-13 atau mungkin beberapa waktu ditempuh antara pesisir barat dan
sebelum abad ke-13. Berbeda dengan apa pedalaman.
yang dikemukakan terdahulu.
B. Bentuk Lembaga Pendidikan Islam
Dalam sumber lain dikemukakan
dan Tokohnya.
pula bahwa Islam masuk ke Minangkabau
melalui pesisir barat Sumatera lebih awal, 1. Pendidikan Informal.
yaitu sekitar tahun 1184. Dalam naskah Pada tahap awal, pendidikan Islam
Muballighul Islam, (selanjutnya disebut : berlangsung secara informal, dimana para
naskah MI) diceritakan tentang seorang mubaligh memberikan contoh-contoh
pedagang Arab yang terdampar di pesisir teladan dalam sikap hidup mereka sehari-
barat Sumatera Barat (Padang) pada tahun hari, sehingga masyarakat yang didatangi
580 H./1184 M. Ia dianggap telah menjadi tertarik untuk memeluk agama
memperkenalkan Islam pertama kali di Islam dan mencontoh perilaku mereka.
wilayah pesisir barat Sumatera Barat.27 Setelah masyarakat muslim terbentuk pada
Muballighul Islam, Riwayat Tiga suatu daerah, maka yang menjadi perhatian
Orang Muballigh Islam yang Mengem- pertama adalah mendirikan rumah ibadah
bangkan Agama Islam di Aceh dan (mesjid), sebagai tempat untuk melaksa-
Minangkabau , Naskah ini ditulis oleh pada naan shalat lima waktu, shalat jumat dalam
tahun 1930 an dengan menggunakan tulisan sekali seminggu dan dua kali setahun
dilaksanakan shalat hari raya Idul Fitri dan
26
Drs. Ishash A. Shamad, M.Hum, Seminar Idul Adha. Selain mesjid, ada juga tempat
hasil penelitian tentang Sejarah Perkembangan ibadah yang disebut langgar, bentuknya
Agama Islam di Sumatera Barat, Op.cit, tanggal, 05
Desember 2011.
27 28
Ibid. Ibid.

6 Volume 6, Nomor 1, Januari 2020


lebih kecil dari mesjid dan digunakan hanya Fungsi surau tidak berubah setelah
untuk tempat shalat lima waktu. kedatangan Islam, hanya saja fungsi
Dengan berdirinya mesjid, para keagamaannya semakin penting yang
mubaligh juga menggunakannya sebagai diperkenalkan pertama kali oleh Syekh
tempat melaksanakan berbagai kegiatan; Burhanuddin dari Ulakan Padang
baik kegiatan keagamaan, sosial kemasya- Pariaman, beliau menuntut ilmu syare’at
rakatan, termasuk kegiatan pendidikan. pada Syekh Abdurrauf di Aceh. Pada tahun
Bahkan kegiatan pendidikan yang ber- 1100 H/1680 M, ia pulang ke Ulakang
langsung di masjid dan masih bersifat membangun surau dan mengajarkan ilmu
sederhana kala itu sangat dirasakan oleh syre’at.31 Pada masa ini, eksistensi surau
masyarakat muslim, maka tidak meng- disamping sebagai tempat shalat, juga
herankan apabila mereka menaruh harapan digunakan Syekh Burhanuddin sebagai
besar kepada masjid sebagai tempat yang tempat mengajarkan ajaran Islam terutama
bisa membangun masyarakat muslim yang tarekat (suluk).32
lebih baik. Awal mulanya masjid mampu Sebagai lembaga pendidikan tra-
menampung kegiatan pendidikan yang disional, surau menggunakan system
diperlukan masyarakat. Namun karena pendidikan halaqah. Materi yang diajarkan
terbatasnya tempat dan ruang, mulai pada awalnya masih diseputar belajar huruf
dirasakan tidak dapat menampung animo hijaiyah dan membaca Al Qur’an,
masyarakat yang ingin belajar. Maka disamping ilmu-ilmu keislaman yang
dilakukanlah berbagai pengembangan lainnya, seperti keimanan, akhlak dan
secara bertahap hingga berdirinya lembaga ibadah.33 Selain itu, untuk tingkat atas,
pendidikan Islam yang secara khusus mulai diajarkan ilmu tajwid dan lagu,
berfungsi sebagai sarana untuk menampung tadarrus, lagu qasidah dan mengaji serta
kegiatan pembelajaran sesuai dengan kitab-kitab ibadah.
tuntutan masyarakat saat itu, seperti surau Setelah pengajian qur’an, kemudian
dan pesantren. dilanjutkan dengan pengajian kitab. Mata
pelajaran pada pengajian kitab pada
2. Surau
umumnya terdiri atas ilmu Nahwu dan
Di Sumatera Barat, terutama di Sharaf (gramatika bahasa Arab), ilmu Fiqhi,
Minangkabau dikenal istilah surau, ilmu Tafsir, dan kitab agama lainnya.
menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, Mereka belajar pada siang hari (setelah
surau diartikan tempat (rumah) ummat shalat dhuhur) dan malam hari (setelah
Islam melakukan ibadahnya (bersembah- shalat magrib).34 Dari pengajian qur’an dan
yang, mengaji dan sebagainya).29 Surau pengajian kitab yang begitu padat materi
sudah dikenal sebagai lembaga pendidikan pelajaran, dapat dipahami bahwa masya-
Islam. Namun istilah ini sudah dikenal rakat Minangkabau sejak usia dini memiliki
sebelum datangnya Islam, hanya saja surau pemahaman Islam yang cukup kuat,
dalam sistem adat Minangkabau adalah sehingga setelah menyelesaikan pendidikan
kepunyaan suku atau kaum sebagai di surau, mereka mempunyai dasar atau
pelengkap rumah gadang yang berfungsi modal untuk melanjutkan pendidikan ke
sebagai tempat bertemu, berkumpul, rapat, lembaga pendidikan Islam di luar negeri.
dan tempat tidur bagi anak laki-laki yang
telah akil baligh dan orang tua yang uzur.30 3; Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h
280.
31
Bahaking Ramang, Loc.cit.
32
29 Samsul Nizar, Sejarah dan Pergolakan
Lihat Depatemen Pendidikan Nasional,
Pemikiran Pendidikan Islam, (Ciputat: Quantum
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa,
Teaching, 2005), h. 70.
Edisi ke empat, ( Jakarta; PT Gramedia, 2008), h. 33
Samsul Nizar, ed., Sejarah Pendidikan
1361.
30 Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
Azyumardi Azra, “Pendidikan Islam
2009), h. 281.
Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru,” 34
Bahaking Rama, op. cit., h. 146.
dalam Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Cet.

St. Aisyah Abbas, Nur Rahma Asnawi, Perkembangan Pndidikan Islam di … 7


Sehingga banyak tokoh-tokoh Qur'an, diajarkan prinsip-prinsip agama
pembaharu Islam yang datang dari luar Islam baik yang berkenaan dengan rukun
negeri dan menganut paham yang berbeda, iman maupun rukun Islam. Selain dari itu
lalu mengabdikan diri di tanah surau juga berfungsi untuk tempat pen-
minangkabau untuk melakukan perbaikan. didikan orang dewasa. Di surau juga
Surau tidak hanya berfungsi sebagai dilaksanakan pendidikan sufi dengan
lembaga pendidikan Islam, tetapi juga tarekatnya.36
sebagai lembaga pendidikan tarekat. Fungsi Surau berfungsi sebagai lembaga
surau yang kedua ini lebih dominan dalam sosial budaya adalah fungsinya sebagai
perkembangannya di Minangkabau. Setiap tempat pertemuan para pemuda dalam
surau di Minangkabau memiliki otoritasnya upaya mensosialisasikan diri mereka. selain
sendiri, baik dalam praktik tarekat maupun dari itu surau juga berfungsi sebagai tempat
penekanan cabang-cabang ilmu keislaman. persinggahan dan peristirahatan para
Praktik tarekat yang dikembangkan oleh musafir yan sedang rnenempuh perjalanan.
masing-masing surau tersebut lebih banyak Dengan demikian surau mempunyai
muatan mistisnya ketimbang syariat. Gejala multifungsi.
ini dapat diketahui, meskipun Islam sudah Verkerk Pistorius. seorang pegawai
dianut masyarakat tetapi praktik-praktik Belanda, dalam rangka kunjungannya ke
yang bertentangan dengan syariat masih Sumatera Barat, yang dikutip oleh
dilakukan terutama para penguasa (kaum Azyumardi Azra, menjelaskan bahwa surau
adat).35 dibagi kepada tiga kategori; Pertama surau
Melihat hal ini, oleh Syekh kecil, menengah dan surau besar. Surau
Abdurrahman, salah seorang ulama dari kecil memuat sekitar 20 pelajar. Surau
Batu Hampar berusaha menyadarkan umat menengah berisi 80 pelajar, Surau besar
dari praktek bid’ah dan khufarat melalui berkisar 100 sampai 1000 pelajar. surau
pendekatan persuasif dan mendirikan surau kecil, surau untuk mengaji (membaca Al-
yang terkenal dengan Surau Dagang. Di Qur'an), dan tempar shalat. Sedangkan
surau inilah syekh Abdurrahman meng- surau menengah dan besar tidak hanya
ajarkan qur’an dengan berbagai macam sebagai tempat shalat dan mengaji. tetapi
irama/metode dan ilmu-ilmu keislaman mempunyai fungsi pendidikan dalam arti
lainnya. yang lebih luas.37
Dipandang dari sudut budaya System pendidikan di surau banyak
keberadaan surau sebagai perwujudan dari kemiripan dengan system pendidikan di
budaya Minangkabau yang matriachat. pesantren. Murid tidak terikat dengan
Anak laki-laki yang sudah akil baligh, tidak administrasi yang ketat. Syekh atau guru
lagi layak tinggal di rumah dan di rumah mengajar dengan metode bandongan dan
orang tuanya, saudara-saudara perempuan- sorogan, murid yang berpindah ke surau
nya akan kawin, dan rumah itu akan datang lain apabila sudah merasa cukup
lelaki lain yang menjadi suami dari saudara memperoleh ilmu di surau terdahulu. Dari
perempuannya. segi mata pelajaran yang diajarkan di surau
Karena itu, mereka harus tinggal di sebelum masuknya ide-ide pembaharuan
surau, dengan tinggalnya mereka di surau pemikiran Islam pada awal abad ke-20
hal ini merupakan satu bagian dari praktik adalah mata pelajaran yang berbasis kepada
budaya masyarakat Minangkabau. Selain kitab-kitab klasik.38
dari fungsi budaya itu surau juga mem- Surau sebagaimana layaknya
punyai fungsi pendidikan dan agama. pesantren juga memiliki kekhususan-
Fungsi pendidikan adalah diiaksanakannya kekhususan. Ada surau yang kekhususan
di surau transfer ilmu, nilai dan keteram- dalam ilmu alat. seperti Surau Kamang,
pilan. Di surau dilaksanakan pendidikan Al-
36
Haidar Putra Daulay, Op.cit, h. 27.
37
Ibid.
35 38
Samsul Nizar, ed., op. cit., h. 282. Ibid.

8 Volume 6, Nomor 1, Januari 2020


ada splsialis ilmu mantik, ma'ani. Surau dikemudian hari disebut Perang Paderi
Kota Gedang, dalam ilmu tafsir dan faraid, (1803-1837).41
surau Sumanik. sedangkan surau Talang, Hal ini sebagai awal dan cikal bakal
spesialis dalam ilmu nahwu. 39 lahirnya pembaharuan pendidikan Islam di
Surau sebagai tempat praktik sufi surau, baik dari segi metodologi maupun
atau tarekat bukanlah sesuatu yang uneh, dari segi materi pemebelajarannya. Pem-
sebab surau pertama yang dibangun di baharuan pendidikan dilaksanakan karena
Minangkabau oleh Burhanuddin Ulakan mereka (para pembaharu dari pihak
adalah untuk mempraktikkan ajaran generasi muda) melihata adanya berbagai
tarekat dikalangan masyarakat Minangabatu penyimpangan dari prinsip Islam yang
khususnya pengikut Syekh Burhanuddin murni, yang telah menjadi tradisi dan
Ulakan. Surau Ulakan seperti yang ditulis budaya masyarakat sebagai akibat system
oleh Azyumrardi Azra adalah merupakan pendidikan tersebut. Dari pembaharuan ini,
pusat tarekat, murid-murid yang belajar di nantinya melahirkan ulama-ulama besar
Surau Ulakan itu, membangun pula surau- mendirikan surau-surau yang terkenal,
surau di ternpat lain yang mencontoh model diantaranya;
Surau Ulakan itu sendiri, yang merupakan a. Surau Tanjung-Sungayang, yang didiri-
prototype dari surau tarekat.40 kan oleh Syekh H.M. Thalib Umar (W.
Dari beberapa ungkapan di atas 1920) pada tahun 1897 M, kemudian
dapat dimaklumi bahwa surau di berubah nama menjadi Al-Hidayah
Minangkabau memiliki fungsi ganda dan (S.M.P.I dan (P.G.A)
yang utama diantaranya adalah fungsi b. Surau Parabek, Bukittinggi, didirikan
pendidikan. Pendidikan yang dilaksanakan oleh Syekh H. Ibrahim Musa pada tahun
di surau mirip dengan apa yang dilakukan 1908 M, kemudian berubah nama
di pesantren. inti pelajaran adalah adalah menjadi Thawalib.
ilmu-ilmu agama yang pada tingkat-tingkat c. Surau Padang Japang, didirikan oleh
tertentu mendasarkannya dengan kitab- Syekh H. Abbas Abdullah, kemudian
kitab klassik. berubah nama menjadi Darul Funun
Pada tahun 1803 tiga orang putra Abbasiah.
Minangkabau, yaitu Haji Piobang dari d. Surau Jembatan Besi Padangpanjang,
Agam, Haji Miskin dari Pandai Sikek dan didirikan oleh H. Abdul Karim Abdullah
Haji Sumanik dari Batusangkar pulang dari pada tahun 1914 M, kemudian berubah
Mekkah. Tokoh-tokoh Islam tersebut juga nama menjadi Sumatera Thawalib.
ingin memperbaiki beberapa adat e. Surau Candung Baso Bukittinggi,
Minangkabau yang menyimpang dari ajaran didirikan oleh Syekh H. Sulaiman Ar-
Islam. Tiga orang tokoh ini sangat Rasuli, kemudian berubah nama menjadi
berpengaruh oleh faham wahabi setelah Tarbiyah Islamiah
melihat dan menyaksikan sendiri pertum- f. Surau Jaho Padangpanjang, didirikan
buhan dan perkembangan wahabi tersebut oleh Syekh H.M Jamil Jaho, kemudian
sewaktu masih berada di Mekkah. berubah nama menjadi Tarbiyah
Ketertarikan pada faham ini kemudian Islamiah.
menggerakkan tiga putra Minangkabau g. Surau Tengah Sawah Bukittinggi yang
tersebut untuk melancarkan suatu gerakan didirikan oleh Syekh M. Jamil Jambek
pembersihan Islam dari segala yang (1860-1947), sampai sekarang masih ada
menodainya. Pembersihan yang dilakukan dengan nama Mesjid Tengah Sawah.
oleh ketiga tokoh tersebut, dilakukan secara h. Surau Tabat Gadang Padang Japang,
frontal dan mendapat tantangan dari fihak didirikan oleh Syekh Abd. Wahid,
pembela adat. Akibatnya, antara kedua
kelompok ini terlibat konflik yang 41
Zubaidah, Islam Wahabi di Sumatera
39 Barat. http://iri.or.id/sultan/archives/5301 (28
Ibid.
40 Nopember 2011).
Ibid.28.

St. Aisyah Abbas, Nur Rahma Asnawi, Perkembangan Pndidikan Islam di … 9


i. kemudian berubah nama menjadi Sekolah/madrasah Adabiyah. Madarasah
Tarbiyah Islamiah.42 ini adalah setara dengan sekolah HIS, yang
Pada masa penjajahan Belanda, di dalamnya agama dan qur’an diajarkan
sekolah-sekolah didirikan untuk secara wajib. Dalam tahun 1915, sekolah
mencetak tenaga kerja yang kompeten ini menerima subsidi dari pemerintah
pada VOC tetapi tidak mendukung Hindia Belanda dan mengganti namanya
pendidikan Islam. Barulah pada tahun menjadi Hollandsch Maleische School
1907, oleh pemerintah Belanda didirikan Adabiyah.44 Madrasah inilah yang mula –
sekolah-sekolah desa seperti sekolah
mula berkelas, memakai bangku, meja dan
desa (Volksschool), Europese Lagere
School (ELS), Hollands Chinese School papan tulis di Minangkabau di Padang.
(HCS), Hollands Inlandse School (HIS), Inilah madrasah atau sekolah agama
Meer Uitgebreid Lager Ounderwijs pertama menggunakan system pendidikan
(MULO), Hogere Burgerschool (HBS), modern, didirikan oleh Syekh Abdullah
Algemene Middelbare School (AMS), Ahmad pada tahun 1909 M.45
dan lain sebagainya.43 Dalam bidang 2. Madras School.
pendidikan agama, pemerintah Hindia
Belanda mempunyai sikap netral Pada tahun 1910 M, Syekh M.
terhadap pendidikan agama di sekolah- Thalib Umar mendirikan sekolah agama di
sekolah umum, dalam arti bahwa Sungayang (daerah Batusangkar) dengan
pengajaran itu diberikan dengan nama “Madras School”. Di madrasah ini
menghormati keyakinan agama masing- dipelajari kitab-kitab besar secara men-
masing. dalam. Pada tahun 1923 Madrasah ini
C. Pembaharuan pendidikan Islam di berubah nama menjadi “Diniah School,”
Minangkabau dan Tokohnya. kemudian pada tahun 1931 M., berubah lagi
namanya menjadi “Al-Jami’ah Islamiyah,”
Pada abad ke 20 Minangkabau
kemudian berubah lagi menjadi “Al-
termasuk wilayah pertama di Indonesia
yang mengalami proses modernisasi Hidayah Islamiyah” (membuka S.M.P.I dan
pendidikan Islam. Lembaga pendidikan P.G.A.P).46
tradisional surau mengalami transpormasi 3. Diniyah School.
menjadi lembaga pendidikan Islam modern
dan proses ini dipercepat dengan adanya Madrasah Diniyah (Diniyah
sejumlah ulama pembaharu minangkabau. School) didirikan pada tanggal 10 Oktober
Kaum tradisional di Minangkabau meman- 1915 oleh Zainuddin Labai El Yunusiy di
dang ekspansi system dan kelembagaan Padang Panjang. Madrasah ini merupakan
khusus pendidikan modern Islam sebagai madrasah sore yang tidak hanya meng-
ancaman langsung terhadap eksistensi dan ajarkan pelajaran agama tetapi juga
kelangsungan surau, untuk itu menurut pelajaran umum.47 Pada tahun 1923,
pandangan mereka surau harus mengadopsi Rangkayo Rahmah El Yunusiyah men-
pula beberapa unsur pendidikan modern dirikan Madrasah Diniyah Putri di Padang
yang telah diterapkan kaum reformis Panjang.48 Pada tahun 1927 Perserikatan
khususnya system klasikal dan perjen- Muhammadiyah memasuki Minangkabau di
jangan pada lembaga pendidikan dengan bawah pimpinan A. R. St. Mansur.
bentuk dan nama yang berbeda, sebagai- Muhammadiyah banyak mendirikan
mana dibawah ini;
madrasah yang sampai sekarang masih
1. Sekolah/Madrasah Adabiyah berkembang di bumi Minangkabau.49
Pembaruan pendidikan Islam di 44
Indonesia termasuk di Minangkabau Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di
Indonesia (Jakarta: LP3ES, 1980), h. 52.
semakin Nampak setelah munculnya 45
Bahaking Rama, op. cit., h. 148.
46
Ibid., h. 149.
47
Samsul Nizar, ed., op. cit., h. 293.
42 48
Bahaking Rama, op. cit., h. 148. Haidar Putra Daulay, op. cit., h. 97.
43 49
Haidar Putra Daulay, op. cit., h. 30. Bahaking Rama, op. cit.., h. 149.

10 Volume 6, Nomor 1, Januari 2020


Madrasah-madrasah ini mendapat yaitu kitab-kitab yang dipelajari di sekolah-
perhatian besar dari masyarakat Minang- sekolah di Mesir. Ketiga, dimasukkan
kabau. Setelah itu, tersebarlah madrasah- dalam kurikulumnya sedikit pengetahuan
madrasah pada beberapa kota dan desa di umum seperti ilmu bumi dan menulis.51
Minang-kabau khususnya dan di Indonesia Ekspansi yang dilakukan kaum
umum-nya. Seiring dengan perkembangan intelektual muda dengan mendirikan
madra-sah di Minangkabau dan di Padang, madrasah telah mengecam keberadaan
perkembangan madrasah juga terjadi di surau sebagai lembaga pendidikan. Untuk
daerah lain seperti, di Jambi, Riau, menjaga eksistensinya, Ulama Tradisional
Bengkulu dan Palembang. mengadakan rapat besar yang diseleng-
Pendidikan Islam di Palembang garakan di Bukittinggi tanggal 5 Mei 1930
dan Sumatera Selatan pada umumnya, yang menghasilkan keputusan untuk
menurut Mahmud Yunus, lebih banyak membentuk Persatuan Tarbiyah Islamiah
mengikuti pendidikan Islam di Jawa (PTI). Keputusan lain dari rapat itu adalah
ketimbang Minangkabau. Pesantren-pesan- bahwa lembaga-lembaga pendidikan Islam
tren lama yang ada di Sumatera Selatan yang tergabung ke dalam PTI harus
hampir sama dengan pesantren-pesantren dimodernisasi mengikuti pola yang
yang ada di Jawa. Di Sumatera Selatan dikembangkan kaum intelektual muda.
tidak dikenal kitab Dlammun, sebagaimana Dengan demikian, ulama tradisional tidak
juga di Jawa. Begitu juga kitab Safinatun punya alternative untuk menyelamatkan
Najah yang tidak dikenal di Minangkabau system pendidikan surau kecuali
tapi dikenal di Sumatera Selatan dan merombaknya seperti yang dilakukan oleh
Jawa.50 kaum intelektual muda.52
4. Madrasah Al-Quraniyah, 5. Sumatera Tawalib.
Madrasah-madrasah yang terkenal Surau Jembatan Besi adalah Surau
di Palembang antara lain, Madrasah Al- pertama yang memakai system kelas dalam
Quraniah, madrasah ini didirikan oleh proses belajar mengajar, yang nantinya
Kiyai H. Muh. Yunus pada tahun 1920 di berobah namanya menjadi Sumatera
Palembang. Madrasah ini terdiri dari dua Thawalib Padang Panjang yang dipimpin
tingkatan, yaitu Ibtidaiyah dan Tsanawiyah. oleh Syekh Abdul Karim Amrullah ( Haji
Pada masa keemasannya murid-muridnya Rasul ) pada tahun 1921.53 Nama Sumatera
mencapai 400 orang dengan guru berjumlah Thawalib yang berarti Pelajar-Pelajar
lima orang. Dan Madrasah Ahliah Diniah, Sumatera, terinspirasi oleh perkumpulan
madrasah ini didirikan oleh K. Masagus H. pemuda Sumatera “Jong Sumatranen Bond”
Nanang Misri pada tahun 1920 di yang telah berdiri di Jakarta pada tahun
Palembang. Madrasah ini juga terdiri dari 1918 yang pada waktu itu, dua cabangnya
dua tingkatan, Ibtidaiyah dan Tsanawiyah. sudah dibuka di Sumatera Barat yaitu di
Pada tahap awal madrasah- Bukittinggi dan Padang. Sejak waktu ini,
madrasah yang ada di Sumatera Barat sistem pendidikan yang dijalankan
sebelum tahun 1931, terkonsentrasi mengalami perubahan dengan meninggal-
mengajarkan mata pelajaran agama. kan sistem surau dan beralih ke sistem
Perbedaannya dengan surau adalah; sekolah dengan perubahan metode peng-
Pertama madrasah ini memakai system ajaran dan mulai pula memasukkan mata-
klasikal. Kedua, kitab-kitab yang dibaca mata pelajaran umum ke dalam kurikulum
tidak selalu berpedoman kepada kitab-kitab pengajarannya. Kemudian pada tahun yang
klasik, tetapi memakai kitab-kitab baru, sama diikuti oleh Sumatera Thawalib

50
Witrianto, “Islam di Kota Palembang,”
51
Blog Witrianto. http://witrianto.blogdetik.com/2010/ Haidar Putra Daulay, op. cit., h. 45.
52
12/27/islam-di-kota-palembang/ (12 Nopember Azyumrdi Azra, op. cit., h. 146.
53
2019). Ibid.

St. Aisyah Abbas, Nur Rahma Asnawi, Perkembangan Pndidikan Islam di … 11


Parabek Bukittinggi yang dipimpin oleh modern lainnya. Pada waktu peresmian
Syekh Ibrahim Musa.54 Madrasah di Candung inilah munculnya
gagasan untuk merobah surau-surau yang
6. Persatuan Guru-Guru Agama Islam
diasuh oleh ulama-ulama yang disebutkan
Setahun setelah perubahan Surau menjadi Madrasah Tarbiyah Islamiyah.
Jembatan Besi menjadi Sumatera Kesempatan pertemuan di Candung ini
Thawalib, Syekh Abdullah Ahmad pendiri Syekh Abbas Qadhi Ladang Lawas menge-
Surau Jembatan Besi kemudian pindah ke mukakan gagasan tentang perlunya ulama
Padang dan mempelopori berdirinya Syafi’iyah Minangkabau menyatukan lang-
Persatuan Guru-Guru Agama Islam (PGAI) kah dalam sebuah forum yang dapat
pada tahun 1919 di Padang. Dalam menjalin kebersamaan dalam mengelola
organisasi ini berhimpun beberapa tokoh sekolah masing-masing dan menyepakati
ulama pembaharu yang ada di Minang- kesamaan kurikulum dan kitab-kitab yang
kabau untuk menggalang tujuan bersama akan digunakan dalam berbagai bidang
dalam rangka menjaga martabat, mem- keilmuan Islam. Dalam bidang Fiqh
perbaiki nasib, dan memberikan per- misalnya ditentukan kitab-kitab Syafi’iyyah
tolongan kepada guru-guru agama Islam, mana yang akan digunakan. Gagasan ini
mendirikan, memperbaiki dan memajukan disepakati oleh para ulama yang hadir pada
pengajaran Islam. Diantara sekolah-sekolah kesempatan ini. Untuk menyatukan langkah
Islam modern yang didirikan oleh PGAI ini, maka pada tanggal 20 Mei 1930, Syekh
antara lain : Normal Islam di Padang yang Sulaiman Ar-Rasuly menggagas pertemuan
kemudian digantikan Sekolah Menengah ulama-ulama Syafi’iyyah Minangkabau.
Islam (SMI) di Bukittinggi dan Sekolah Pada waktu ini disepakati untuk memben-
Tinggi Islam (SIT) di Padang.55 tuk organisasi sosial kemasyarakatan dan
7. Madrasah Tarbiyah Islamiyah pendidikan yang diberi nama Persatuan
Tarbiyah Islamiyah (pada waktu ini dising-
Perubahan sistem pendidikan yang kat dengan PTI)
dirintis oleh beberapa ulama pembaharu Memasuki tahun 1930-an muncul
telah pula mendorong beberapa kalangan berbagai lembaga pendidikan Islam di
ulama aliran kaum Tua untuk melakukan beberapa wilayah di karesidenan Palem-
perubahan-perubahan pada surau-surau bang, antara lain; Madrasah Al-Ilhsan 10
mereka. Beberapa surau Kaum Tua ilir, Madrasah Arabiyah 13 Ulu, Madrasah
menerapkan pula sistem klassikal dalam Nurul Falah, Madrasah Muhammadiyah,
proses pembelajarannya. Pada bulan Mei Madrasah Darul Funun dan Madrasah
tahun 1928 sistem pendidikan surau Ma’had Islami56
Candung yang didirikan oleh Syekh Sesudah tahun 1931, madrasah
Sulaiman Ar-Rasuly sejak tahun 1907, mengalami modernisasi, yaitu dengan
melakukan perubahan menjadi sistem memasukkan sejumlah mata pelajaran
berkelas dengan menempati gedung sekolah umum. Inisiatif memasukkan mata
yang dibangun bersama masyarakat pelajaran umum ke madrasah, dipelopori
Candung di Pekan Kamis. Pada saat ini oleh pelajar-pelajar yang pulang dari Mesir.
nama Surau Candung dirobah menjadi Di Mesir mereka menerima pelajaran
Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) umum. Madrasah yang mula-mula
Candung. Di sini murid-murid sudah memasukkan pengetahuan umum dalam
belajar dengan menggunakan kursi, meja rencana pelajarannya adalah Al-Jamiah
dan papan tulis, layaknya seperti sekolah Islamiah di Sungayang Batusangkar,
56
54 “Shvoong.com the Global Source for
Elwis Nazar, Normal Islam di Padang:
Summaries & Reviews,”… http://id.shvoong.
1931 – 1946 (Padang: IAIN IB Press, 2001), h. 67.
55 com/social-sciences/education/2033540-sejarah-
lihat; lihat http://www.docstoc.com/docs/
pendidikan-islam-di-sumatera/#ixzz1f096YOKz (25
34797938/Sejarah-Islam-di-Sumatera-Barat-II(
Nopember 2011).
tanggal 03 Desember 2011).

12 Volume 6, Nomor 1, Januari 2020


didirikan oleh Mahmud Yunus, pada Agama tetapi hanya sebatas pembinaan dan
tanggal 20 Maret 1931. Normal Islam pengawasan.60
(Kuliah Mu’allimin Islamiyah) didirikan Keadaan ini berlangsung sampai
oleh Persatuan Guru-guru Agama Islam dengan dikeluarkannya SKB 3 Menteri
(PGAI) di Padang tanggal 1 April 1931 dan tanggal 24 Maret 1975 yang tersohor itu,
dipimpin oleh Mahmud Yunus. Islamic yang berusaha mengembalikan keter-
College, didirikan oleh Persatuan Muslim tinggalan pendidikan Islam untuk mema-
Indonesia (Permi) di Padang pada tanggal 1 suki mainstream pendidikan nasional.61
Mei 1931, dipimpin oleh Mr. Abdul Hakim, Kebijakan ini membawa pengaruh yang
kemudian digantikan oleh Mukhtar Yahya sangat besar bagi madrasah, karena
(1935).57 pertama, ijazah dapat mempunyai nilai
Organisasi berikutnya yang juga yang sama dengan sekolah umum yang
besar peranannya dalam bidang pendidikan sederajat, kedua, lulusan sekolah madrasah
Islam di Sumatera Utara ialah Al- dapat melanjutkan ke sekolah umum yang
Ittihadiyah. Organisasi ini didirikan pada setingkat lebih tinggi, ketiga, siswa
tahun 1932. Sebagaimana halnya dengan madrasah dapat pindah ke sekolah umum
organisasi Islam lainnya Al-Ittihadiyah juga yang setingkat.62
bergerak dalam bidang social kemasyaraka- Dengan SKB tersebut, madrasah
tan. Sejumlah sekolah-sekolah mulai dari memperoleh definisi yang semakin jelas
tingkat dasar, menengah pertama dan atas sebagai lembaga pendidikan yang setara
banyak tersebar di kotamadya Medan, dengan sekolah sekalipun pengelolaannya
kabupaten Langkat, kabupaten Deli Ser- tetap berada di bawah Departemen Agama.
dang, dan kabupaten-kabupaten lainnya.58 Namun pada perkembangan selanjutnya,
Di Palembang, terdapat Madrasah akhir dekade 1980-an dunia pendidikan
Nurul Falah. Madrasah ini didirikan K.H. Islam memasuki era integrasi dengan
Abu Bakar Al-Bastari pada tahun 1934 di lahirnya UU No. 2/1989 tentang system
Palembang. Nurul Falah terdiri dari tiga pendidikan nasional,63 eksistensi madrasah
tingkatan, yaitu; Tingkatan Ibtidaiyah, lama sebagai lembaga pendidikan yang ber-
pelajarannya lima tahun; Tingkatan cirikan Islam semakin mendapatkan
Tsanawiyah, lama pelajarannya tiga tahun; tempatnya. Tetapi ini menjadi kendala
dan Tingkatan ‘Aliyah, lama pelajarannya seperti yang dikhawatirkan Malik Fadjar
dua tahun. Dan Madrasah Darul Funun. “ketika format madrasah dari waktu ke
Madrasah ini didirikan oleh Kiyai H. waktu menjadi semakin jelas sosoknya,
Ibrahim pada tahun 1938 di Palembang. sementara isi dan visi keislaman terus
Dahulu Darul Funun ini terdiri dari bagian mengalami perubahan.”64 Kehawatiran
Ibtidaiyah dan Tsanawiyah, tetapi sekarang Malik Fajar telah terjawab dengan lahirnya
hanya terdiri dari bagian Ibtidaiyah saja.59 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
D. Pendidikan Islam Pasca Kemerdekaan
60
Setelah kemerdekaan Indonesia Maksum, Madrasah, Sejarah dan Perkem-
tanggal 17 Agustus 1945, kemudian pada bangannya (Jakarta: Logos, 1999), h. 132.
61
H.A.R. Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan
tanggal 3 Januari 1946 dibentuklah Depar- Nasional, (Jakarta: rineka Cipta, 2000), h. 147.
temen Agama yang akan mengurus masalah 62
Abdurrahman Saleh, Pendidikan Agama
keberagaman di Indonesia, termasuk di dan Keagamaan Visi, Misi, dan Aksi (akarta:
dalamnya pendidikan, khususnya madrasah. Gemawindu Pancaperkasa, 2000), h. 114.
63
Namun pada perkembangan selanjutnya, Undang-Undang ini telah diganti dengan
keluarnya Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentan
pendidikan madrasah walaupun sudah Sistem Pendidikan nasional yang lebih memperkuat
berada di bawah naungan Departemen kedudukan madarah sebagai bagaian dari lembaga
pendidikan Nasioanal dengan memeberi kedudukan
57 yang sama antara madrasah dengan sekolah.
Haidir Putra Daulay, op. cit. 64
58 Malik Fadjar, Madrasah dan Tantangan
Ibid., h. 99.
59 Modernitas (Bandung: Mizan, 1998), h. 23.
Witrianto, op. cit.

St. Aisyah Abbas, Nur Rahma Asnawi, Perkembangan Pndidikan Islam di … 13


Sistem Pendidikan Nasional, yang mem- diri untuk menerima perubahan.
beri peluang kepada madrasah untuk Sehingga pada akhirnya perubahan yang
memacu diri sama dengan sekolah, bahkan terjadi menjadi ancaman bagi
peluang kepada madrasah untuk lebih kelangsungan institusi surau sebagai
kompetitif di dunia pendidikan semakin sebuah lembaga pendidikan. Tetapi
jelas setelah diterbitkannya Peraturan dibalik itu, surau telah mampu
Pemerintah RI. No. 55 tahun 2007 tentang melahirkan ulama-ulama besar yang
Pendidikan Agama dan Pendidikan disegani baik di Minangkabau maupun
Keagamaan. di luar Minangkabau.
3. Gerakan pembaharuan pendidikan Islam
III. KESIMPULAN
di Minangkabau, yang pada awalnya
1. Islam masuk ke Minangkabau antara diprakarsai oleh tiga orang ulama
abad ke-12 dan 13 M, dengan melalui Minangkabau yang pernah belajar di
dua jalur yaitu; jalur dari Aceh dan jalur Mekah, dimana mereka mendapat
dari Malaka. Islam diperkenalkan oleh sambutan yang luas dikalangan masya-
muballigh-muballigh dan saudagar- rakat Minangkabau, termasuk dari
saudagar Arab yang bermukim di kalangan tokoh-tokoh Islam yang
Minangkabau timur, terutama di daerah mengelola lembaga pendidikan (Surau-
aliran sungai yang berhulu ke pusat Surau, dll). Tiga orang tokoh ini
kerajaan Minangkabau di pedalaman. membawa ide-ide pembaharuan yang di
Perluasan kerajaan Samudra Pasai ke dapatkan di Mekah, salah satu faham
Minangkabau timur sangat berpengaruh yang diterimanya adalah faham “
bagi intensifnya penyebaran Islam di Wahabiyah “yang bertujuan untuk
wilayah ini dan wilayah Minangkabau membersihkan Islam dari segala tradisi/
lainnya. Proses Islamisasi berlangsung adat kebiasaan yang bertentangan
dengan damai, karena diperkenalkan kemurnian ajaran Islam, namun gerakan
melalui pendekatan- pendekatan kearifan mereka tidak berjalan mulus karena
lokal masyarakat di lingkungan budaya mendapat tantangan dari fihak pembela
setempat. Di samping itu, pendekatan adat. Akibatnya, antara kedua kelompok
awal yang dilakukan para muballigh ini terlibat konflik yang dikemudian hari
secara persuasive dan akulturatif disebut Perang Paderi (1803-1837).
terhadap hokum-hukum adat yang dianut Meskipun mendapat tantangan, namun
oleh masyarakat, lebih memberi gerakan mereka tetap berjalan sesuai
kemudahan proses islamisasi dimana dengan cita-cita perjuangannya,
mereka berada, bahkan sebagai awal sehingga dari gerakan pembaharuan ini,
perpaduan antara Islam dan adat melahirkan ulama-ulama besar yang
Minangkabau telah melahirkan sebuah terkenal, dimana mereka mendirikan
konsensus yang berbunyi ; “Adat atau merobah system pendidikan “Surau
basandi Syara’ Syara’ basandi Adat.” (khalaqah) ke system “Klassikal“ dan
Karena itu ibarat pepatah dikatakan “ menjadi pusat pendidikan Islam di
Adat dan Syara’ bagaikan aur dengan seluruh wilayah Minangkabau dan
tebing “. sekitarnya.
2. Surau (sebagai lembaga pendidikan
tertua) bagi masyarakat Minangkabau DAFTAR PUSTAKA
memiliki fungsi multidemensi, tidak
hanya berfungsi sebagai tempat Abdullah, Taufik (Ed.), Sejarah Umat
berkumpul, rapat dan tempat tidur tetapi Islam Indonesia, Jakarta: Majelis
juga berfungsi sebagai lembaga Ulama Indonesia, 1991.
pendidikan Islam, masyarakat Minang- Ahmad Amin, Husayn Seratus Tokoh
kabau adalah masyarakat yang terbuka, Dalam Sejarah Islam, Bandung:
artinya masyarakat yang tidak menutup Remaja Rosdakarya, 1999.

14 Volume 6, Nomor 1, Januari 2020


Aly Mustofa, Abdullah, Sejarah Pendidi- Putra Daulay, Haidar, Sejarah Pertum-
kan Islam di Indonesia untuk buhan dan Pembaruan Pendidikan
Fakultas Tarbiyah, Bandung: CV. Islam di Indonesia, Jakarta:
Pustaka Setia, 1999. Kencana, 2009.
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam Rama, Bahaking, Sejarah Pendidikan dan
Tradisi dan Modernisasi Menuju Peradaban Islam dari Masau
Millenium Baru,” dalam Samsul Umayyah Hingga Kemerdekaan
Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Indonesia, Yogyakarta: Cakrawala
Cet. 3; Jakarta: Kencana Prenada Publishing, 2011.
Media Group, 2009. Saleh, Abdurrahman, Pendidikan Agama
Depatemen Pendidikan Nasional, Kamus dan Keagamaan Visi, Misi, dan
Besar Bahasa Indonesia, Pusat Aksi.Jakarta: Gemawindu Panca-
Bahasa, Edisi ke empat, Jakarta; perkasa, 2000.
PT Gramedia, 2008. Shamad, Irhash A. M. Hum, Makalah hasil
Djajadiningrat, P.A. Hoesain Tinjauan penelitian tentang Sejarah Per-
Kritis Tentang Sejarah Banten, kembangan Agama Islam di
Jakarta: Pustaka Jaya, 1983. Sumatera Barat, Badan Litbang
dan Diklat Keagamaan Departe-
Edyar, Busman ,dkk (Ed.), Sejarah men Agama RI, 2005,
Peradaban Islam, Jakarta: Pustaka
Asatruss, 2009, Shvoong.com the Global Source for
Summaries & Reviews,” http://
Fadjar, Malik Madrasah dan Tantangan id.shvoong. com/social-sciences/
Modernitas. Bandung: Mizan, education/2033540-sejarah-
1998. pendidikan-islam-di-
Hasjmy,A. Sejarah Masuk dan Berkem- sumatera/#ixzz1f096YOKz (25
bangnya Islam di Indonesia,” Nopember 2019).
Bandung; Al-Ma’arif, 1989. Supriyadi,Dedi, Sejarah Peradaban Islam,
http://www.docstoc.com/docs/34797938/Se Bandung: Pustaka Setia, 2008.
jarah-Islam-di-Sumatera-Barat-I
tanggal 03 Desember 2011.
Tilaar, H.A.R, Paradigma Baru Pendidikan
http://www.docstoc.com/docs/34797938/Se Nasional, Jakarta: rineka Cipta,
jarah-Islam-di-Sumatera-Barat-I, 2000.
tanggal 03 Desember 2011.
Tjandrasasmita, Uka (Ed.), Sejarah
Maksum, Madrasah, Sejarah dan Nasional Indonesia III, Jakarta: PN Balai
Perkembangannya. Jakarta: Logos, Pustaka, 1984.
1999.
Yatim, Badri, Sejarah Islam di Indonesia,
Musrifah, Sunanto, Sejarah Peradaban Jakarta: Depag, 1998.
Islam Indonesia, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005 Witrianto, “ Islam di Kota Palembang,”
Blog Witrianto. http://witrianto.
Nizar, Samsu, Sejarah dan Pergolakan blogdetik.com/2010/12/27/islam-
Pemikiran Pendidikan Islam, di-kota-palembang/ (12 Nopember
Ciputat: Quantum Teaching, 2005 2019).
________,Sejarah Pendidikan Islam, Zubaidah, Islam Wahabi di Sumatera
Jakarta: Kencana Prenada Media Barat.
Group, 2009. http://iri.or.id/sultan/archives/5301
Noer, Deliar, Gerakan Modern Islam di 28 Nopember 2011.
Indonesia (Jakarta: LP3ES, 1980), Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam,
Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

St. Aisyah Abbas, Nur Rahma Asnawi, Perkembangan Pndidikan Islam di … 15

Anda mungkin juga menyukai