Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENYEBARAN ISLAM DI JAWA

DISUSUN OLEH :
NASILAH
KELAS : IX A

MTS AL-KHAIRIYAH BADAMUSALAM


KASEMEN KOTA SERANG
TAHUN AJARAN 2020 - 2021

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan nikmat hidup dan
kesehatan, serta telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad S.A.W yang telah menjadi contoh yang baik dan bijaksana, serta penuntun bagi
umatnya, baik umat terdahulu hingga saat ini.
Kami juga berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah mendukung, serta
mengajarkan bagaimana membuat makalah yang baik dan benar. Tak lupa pula, kami
mengucapkan terimakasih kepada bapak Abdullah Idris yang telah memberikan kami
kepercayaan dalam membuat tugas makalah tentang Masuknya Islam Di Pulau Jawa.
Bagaimanapun, kami bukan manusia yang sempurna, yang tak pernah luput dari
kesalahan. Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan, baik
dalam hal isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun,
sangat kami harapkan.
Kami berharap, semoga makalah tentang Masuknya Islam Di Pulau Jawa ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Serang, 25 Agustus 2020

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah masuknya islam ke wilayah Nusantara sudah berlangsung
sedemikian lama, sebagian berpendapat bahwa islam masuk ke Indonesia pada
abad ke- 7 M yang datang langsung dari Arab. Pendapat lain mengatakan bahwa
Islam masuk pada sekitar abad ke -13, dan ada juga yang berpendapat bahwa
Islam masuk pada abad ke- 9 M. Perbedaan pendapat tersebut didasarkan dari
pendekatan historis dan bukti bukti sejarah serta penelitian para sejarawan
dengan metode masing – masing.
Agama Islam berkembang pesat di seluruh daerah Indonesia. Tetapi dari
seluruh daerah tersebut, daerah Jawa yang perkembangannya paling pesat.
Sebelum Islam masuk ke tanah Jawa, mayoritas masyarakat Jawa menganut
kepercayaan animisme (Kepercayaan yang menganggap suatu benda
mempunyai jiwa/ roh) dan dinamisme (Kepercayaan yang mengangap bahwa
semua benda memiliki kekuatan ghaib). Selain menganut kepercayaan tersebut
masyarakat Jawa juga dipengaruhi oleh unsur – unsur budaya Hindu dan Budha
dari India. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Islam pun masuk ke Jawa
melewati Gujarat dan Persi. Kedatangan Islam di Jawa dibuktikan dengan
ditemukannya batu nisan kubur bernama Fatimah binti Maimun serta makam
Maulana Malik Ibrahim.
Berdasarkan beberapa buku dan keterangan sumber referensi sejarah, Islam
mulai berkembang setelah runtuhnya kerajaan hindu-budha. Penyebarannya juga
tak lepas dari peran tokoh serta ulama yang hidup pada saat itu. Setiap ulama
yang melakukan penyebaran agama Islam memiliki metode masing – masing.
Dan kebanyakan masih menggunakan metode yang tradisional. Para ulama juga
mencari metode penyebaran yang mudah diterima oleh Masyarakat Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses Islam masuk ke tanah Jawa ?
2. Bagaimana peran Wali Songo dalam proses penyebaran Islam ?
3. Faktor – faktor yang mendukung proses penyebaran Islam

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana agama Islam bisa berkembang pesat di tanah
Jawa
2. Untuk mengetahui metode dan peran dari Wali Songo dalam penyebaran
Agama Islam
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Awal Masuknya Islam di Tanah Jawa


Di Jawa, Islam masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan
ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada
tahun 475 Hijriah di Gresik. Dilihat dai namanya, diperkirakan Fatimah adalah
keturunan Hibatullh, salah satu dinasti di Persia.
Di samping itu, di Gresik juga ditemukan makam Maulana Malik Ibrahim dari
Kasyan yang meninggal pada tahun 822 H. Serta ditemukan juga ratusan kubur
islam kuno d pedalaman Mojokerto.

2.1.1 Jawa Pra Hindu – Budha


Situasi kehidupan “religius” masyarakat di Tanah Jawa sebelum
datangnya Islam. sangatlah heterogen. Kepercayaan import maupun
kepercayaan yang asli telah dianut oleh orang Jawa. Sebelum Hindu dan
Budha, masyarakat Jawa prasejarah telah memeluk keyakinan yang
bercorak animisme dan dinamisme. Pandangan hidup orang Jawa adalah
mengarah pada pembentukan kesatuan numinous antara alam nyata,
masyarakat, dan alam adikodrati yang dianggap keramat.Di samping itu,
mereka meyakini kekuatan magis keris, tombak, dan senjata lainnya.  
2.1.2 Jawa Masa Hindu – Budha
Pengaruh Hindu-Budha dalam masyarakat Jawa bersifat ekspansif,
sedangkan budaya Jawa yang menerima pengaruh dan menyerap unsur-
unsur Hinduisme-Budhisme setelah melalui proses akulturasi tidak saja
berpengaruh pada sistem budaya, tetapi juga berpengaruh terhadap
sistem agama.
Sejak awal, budaya Jawa yang dihasilkan pada masa Hindu-Budha
bersifat terbuka untuk menerima agama apapun dengan pemahaman
bahwa semua agama itu baik, maka sangatlah wajar jika kebudayaan
Jawa bersifat sinkretis (bersifat momot atau serba memuat).
Di pulau Jawa terdapat tiga buah kerajaan masa Hindu Budha,
kerajaan-kerajaan itu adalah Taruma, Ho-Ling, dan Kanjuruhan.
2.1.3 Jawa Masa Islam
 Bidang Politik
Setelah masuknya Islam, kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-
Buddha mengalami keruntuhan dan digantikan peranannya oleh
kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam
 Bidang Sosial
Kebudayaan Islam tidak menerapkan aturan kasta seperti
kebudayaan Hindu, sehingga aturan kasta menjadi pudar di
masyarakat.
 Bidang Pendidikan
Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam yang
menjadi tempat pendidikan dan pengajaran agama.
 Bidang Bahasa & Sastra
Persebaran bahasa Arab lebih cepat daripada bahasa lainnya.
Semua orang dari raja hingga rakyat jelata dpat mempelajari
bahasa ini. Meskipun, sebelum itu hanya kalangan kerajaan yang
hanya bisa mempelajari bahasa ini.
 Bidang Arsitektur
Islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam teknologi arsitektur
seperti masjid dan istana. Perbedaan antara masjid-masjid yang
dibangun pada awal masuknya Islam ke Indonesia dan masjid yang
ada di Timur Tengah terletak pada kubahnya.

2.2 Peran Wali Songo dalam Penyebaran Islam

2.2.1 Pengertian Wali Songo


Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di
tanah Jawa pada abad ke 14. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai
utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur,
Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam
budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka
adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa.

2.2.2 Nama - Nama Wali Songo


 Sunan Gresik
Nama Asli : Maulana Malik Ibrahim, Syekh Maghribi
Wafat : 12 Rabiul Awal 882 H atau April 1419 M, Gresik.
Metode Penyebaran Agama:
 Berdakwah agama Islam di daerah Jawa Timur dengan cara
bergaul dengan anak negeri,
 Berbudi bahasa lembut, ramah tamah dan berakhlak tinggi,
 Mendirikan pesantren yang merupakan tempat pendidikan
agama Islam guna menggembleng para siswa sebagai kader
mubaligh Islam pada masa mendatang.
 Sunan Ampel
Nama Asli : Raden Rahmat.
Asal : Campa (kemungkinan wilayah Jeumpa, Aceh),
Peran :
 Mendirikan Masjid Agung Demak yang dibangun kira-kira
pada tahun 1401 Saka atau 1479 M.
 Perencana berdirinya Kerajaan Islam Demak, Jawa (Ibu kota
di Bintaro).
 Sunan Drajat
Nama Asli : Syarifuddin (putra Sunan Ampel)
Peran:
 Menyebarkan agama Islam dengan menciptakan tembang
seperti Gending Pangkur
 Sunan Bonang
Nama Asli : Raden Maulana Makhdum Ibrahim
Daerah dakwah : Tuban
 Sunan Giri
Nama Asli : Raden Paku, Prabu Satmaka atau Sultan Fakih (Putra
Maulana Ishak)
Peran :
 Menyebarkan agama Islam ke daerah Blambangan yang
pada waktu itu masih memeluk agama Hindu.
 Di Giri beliau kemudian mendirikan sebuah mesjid dan
pesantren yang menampung banyak murid dari berbagai
wilayah.
 Mengirimkan utusan keluar Jawa, seperti Madura, Pulau
Bawean, Pulau Kangean, serta ke Ternate dan Haruku
(kepulauan Maluku) untuk menyebarkan agama Islam.
 Menciptakan permainan anak-anak yang bernuansa Islam,
seperti Ilir-ilir, jamuran dan cuplak-cuplak suweng.
 Sunan Kalijaga
Nama Asli : Raden Mas Syahid (putra Tumenggung Sahur Wilantika,
Bupati Tuban).
Peran :
 Menyebarkan Islam adalah dengan melalui cerita-cerita
wayang yang sudah banyak dimasuki ajaran-ajaran Islam.
 Sunan Kudus
Nama Asli : Ja’far Shodiq (putra Sunan Ngundung di Jipang
Panolan (sebelah utara Blora).
Daerah dakwah : Daerah pesisir sebelah utara Jawa Tengah.
Peran :
 Menyebarkan Agama Islam dan berusaha mengikis habis
pengaruh Hindu pada budaya masyarakat
 Sunan Muria
Nama lain : Raden Prawata (putra Sunan Kalijaga)
Daerah dakwah : sekitar lereng Gunung Muria.
Peran :
 Menyebarkan Islam dengan memberi kursus kepada rakyat
jelata
 Sunan Gunung Jati
Nama lain : Fathillah, Muhammad Nurudin, Faletehan,
Asal : Pasai, sebelah utara Aceh
Peran :
 Sebagai panglima yang ditugaskan ke Jawa Barat Di Jawa
Barat dapat menududki tempat-tempat penting, seperti
pantai Sunda Kelapa. Beliau mengubah nama Sunda Kelapa
menjadi Jayakarta (Kota Kemenangan) pada tahun 1527.
 mendirikan kerajaan Banten dan Kerajaan Cirebon.
Perjuangan Fatahillah di Jawa Barat bukan hanya
menyebarkan agama Islam tetapi juga
 Melawan kedatangan kaum Portugis dari Malaka.

2.3 Faktor Pendukung Proses Penyebaran Islam


 Syarat masuk Islam sangat mudah, Seseorang dianggap telah masuk
Islam kalau ia telah mengucapkan Kalimah Syahadat.
 Pelaksanaan ibadah sederhana dan biayanya murah.

 Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta sehingga banyak


kelompok masyarakat yang masuk Islam karena ingin memperoleh
persamaan derajat.

 Aturan-aturan dam Islam fleksibel dan tidak memaksa.

 Agama Islam yang masuk dari Gujarat, India mendapat pengaruh Hindu
dan tasawuf sehingga pemahamannya mudah.

 Penyebaran Islam di Indonesia dilakukan secara damai tanpa


kekerasandan disesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang ada.

 Runtuhnya Kerajaan majapahit pada akhir abaaad ke-15

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpuan
Para ahli sejarah bersepakat, bahwa Islam datang di Jawa pada masa
pemerintahan raja – raja Hindu. Keberadaan islam di Jawa dibuktikan
dengan ditemukannya prasati makam wanita muslimah. Penyebaran Islam
di Jawa terbagi menjadi 3 metode yaitu oleh pedagang musim, para da’I
dan wali, serta dengan menaklukan Negara penyembah berhala. Cara
penyebaran Islam dapat melalui perdagangan, perkawinan, pendidikan,
kesenian, dan politik.
3.2 Saran
Semoga dengan dibuatnya makalah ini, kita bisa mengetahui
bagaimana susahnya pejuang Indonesia zaman dahulu merebut NKRI, dari
bertaruh harta maupun nyawa. Janganlah melupakan jasa pahlawan yang
telah gugur dalam membela Indonesia dan semoga kita bisa mengambil
nilai-nilai luhur dari mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang:PT.Pustaka Rizki Putra, 2010),


hlm 195-196

Ahmad Khalil, Islam Jawa Sufisme dalam Etika dan Trafisi Jwa, (Malang:UIN-Malanh
Press,2008), hlm 75 – 78

https://diammenakutkan.wordpress.com

info.pikiran-rakyat.com

www.freedomsiana.com

Anda mungkin juga menyukai