Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH MASUKNYA ISLAM

KE RIAU

Nama : Shilvi Ariandini


Nim : 3213321011
Kelas : Regular D 2021
Dosen pengampu :
Mata Kuliah : Sejarah Indonesia masa islam
PENDIDIKAN ILMU SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat hamba-
hambanya. Alhamdulillah karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah sejarah peradaban islam ini. Adapun maksud dan
tujuan kami disini yaitu menyajikan beberapa hal yang menjadi materi dari
makalah kami. Makalah ini membahas mengenai “Masuknya Islam ke
Riau”. Makalah ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti untuk para
pembacanya.
Kami menyadari bahwa didalam makalah kami ini masih banyak
kekurangan, kami mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan makalah
kami agar lebih baik dan dapat berguna semaksimal mungkin. Akhir kata kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan dan penyempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, MEI 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lahirnya agama Islam yang
dibawa oleh Rasulullah SAW,
pada abad
ke-7 M. Islam merupakan
gerakan raksasa yang telah
berjalan sepanjang
zaman dalam pertumbuhan
dan perkembangannya.
Masuk dan
berkembangnya Islam ke
Indonesia dipandang dari
segi historis dan
sosiologis sangat kompleks
dan terdapat banyak
masalah, terutama tentang
sejarah perkembangan awal
Islam. Ada perbedaan antara
pendapat lama dan
pendapat baru. Pendapat lama
sepakat bahwa Islam masuk ke
Indonesia abad
ke-13 M dan pendapat baru
menyatakan bahwa Islam
masuk pertama kali ke
Indonesia pada abad ke-7 M.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lahirnya agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, pada abad
ke-7 M. Islam merupakan gerakan raksasa yang telah berjalan sepanjang
zaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Masuk dan
berkembangnya Islam ke Indonesia dipandang dari segi historis dan
sosiologis sangat kompleks dan terdapat banyak masalah, terutama tentang
sejarah perkembangan awal Islam. Ada perbedaan antara pendapat lama dan
pendapat baru. Pendapat lama sepakat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad
ke-13 M dan pendapat baru menyatakan bahwa Islam masuk pertama kali ke
Indonesia pada abad ke-7 M.
Namun yang pasti, hampir semua ahli sejarah menyatakan bahwa
daerah Indonesia yang mula-mula dimasuki Islam adalah daerah Aceh.
Datangnya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai, dapat dilihat melalui
jalur perdagangan, dakwah, perkawinan, ajaran tasawuf dan tarekat, serta
jalur kesenian dan pendidikan, yang semuanya mendukung proses cepatnya
Islam masuk dan berkembang di indonesia. Kegiatan pendidikan Islam di
Aceh lahir, tumbuh dan berkembang bersamaan dengan berkembangnya
Islam di Aceh. Konversi massal masyarakat kepada Islam pada masa
perdagangan disebabkan oleh Islam merupakan agama yang siap pakai,
asosiasi Islam dengan kejayaan, kejayaan militer Islam, mengajarkan tulisan
dan hapalan, kepandaian dalam penyembuhan dan pengajaran tentang moral.
Islam merupakan salah satu agama besar di dunia saat ini. Agama ini
lahir dan berkembang di Tanah Arab. Pendirinya adalah Nabi Muhammad
SAW. Agama ini lahir salah satunya sebagai reaksi atas rendahnya moral
manusia pada saat itu. Manusia pada saat itu hidup dalam keadaan moral yang
rendah dan kebodohan (jahiliah). Penyembahan berhala, pembunuhan,
perzinahan, dan tindakan rendah lainnya merajalela. Islam mulai disiarkan
sekitar tahun 612 di Mekkah. Karena penyebaran agama baru ini mendapat
tantangan dari lingkungannya, Muhammad kemudian pindah (hijrah) ke
Madinah pada tahun 622.Dari sinilah Islam berkembang ke seluruh dunia.
Muhammad mendirikan wilayah kekuasaannya di Madinah.
Pemerintahannya didasarkan pada pemerintahan Islam. Muhammad
kemudian berusaha menyebarluaskan Islam dengan memperluas wilayahnya.
Setelah Muhammad wafat pada tahun 632, proses menyebarluaskan Islam
dilanjutkan oleh para kalifah yang ditunjuk Muhammad. Sampai tahun 750,
wilayah Islam telah meliputi Jazirah Arab, Palestina, Afrika Utara, Irak,
Suriah, Persia,Mesir, Sisilia, Spanyol, Asia Kecil, Rusia, Afganistan, dan
daerah-daerah di Asia Tengah. Pada masa ini yang memerintah ialah Bani
Umayyah dengan ibukota Damaskus.
Pada tahun 750, Bani Umayyah dikalahkan oleh Bani Abbasiyah yang
kemudian memerintah sampai tahun 1258 dengan ibu kota di Baghdad. Pada
masa ini, tidak banyak dilakukan perluasan wilayah kekuasaan. Konsentrasi
lebih pada pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan peradaban
Islam. Baghdad menjadi pusat perdagangan, kebudayaan dan ilmu
pengetahuan. Setelah pemerintahan Bani Abbasiyah, kekuasaan Islam
terpecah. Perpecahan ini mengakibatkan banyak wilayah yang memisahkan
diri. Akibatnya, penyebaran Islam dilakukan secara perorangan. Agama ini
dapat berkembang dengan cepat karena Islam mengatur hubungan manusia
dan Rob_Nya. Islam disebar luaskan tanpa paksaan kepada setiap orang untuk
memeluknya.
B. Rumusan makalah
1. Bagaimana perkembangan Islam di Riau?
2. Bagaimana penyebaran dan perkembangan Islam di Riau?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui sejarah Islsm di Riau.
2. Untuk mengetahui penyebaran dan perkembangan Islam di Riau.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Melayu Riau
Imperium Melayu Riau adalah penyambung warisan Sriwijaya.
Kedatangan Sriwijaya yang mula-mula sejak tahun 517 s/d 683 dibawah
kekuasaan Melayu, dengan meliputi daerah Sumatera tengah dan selatan.
Sriwijaya-Sailendra bermula dari penghabisan abad ke7 dan berakhir pada
penghujung abad ke12. Kemaharajaan Melayu yang dimulai dari - Kerajaan
Bintan-Tumasik abad 12-13 M dan kemudian memasuki periode Melayu Riau
yaitu - zaman Melaka abad 14-15 m, - zaman Johor-Kampar abad 16-17 m, -
zaman Riau-Lingga abad 18-19 m.
Paramesywara atau Iskandar Syah dikenal dengan gelar Sri Tri Buana,
Maharaja Tiga Dunia (Bhuwana, Kw, Skt berarti dunia), seorang pangeran,
keturunan raja besar. Ia sangat berpandangan luas, cerdik cendikia,
mempunyai gagasan untuk menyatukan nusantara dan akhirnya beliaulah pula
yang membukakan jalan bagi perkembangan islam di seluruh nusantara.
Paramesywara adalah keturunan raja-raja Sriwijaya-Saildendra. Menurut
M.Said (dalam bukunya Zelfbestuur Landchappen) Raja Suran adalah
keturunan Raja Sultan Iskandar Zulkarnain di Hindustan yang melawat ke
Melaka, beranak tidak orang laki-laki. Diantara putranya adalah Sang Si
Purba, kawin dengan Ratu Riau. Dari puteranya menjadi turunan Raja Riau.
Sang Si Purba sendiri pergi ke Bukit Sigantung Mahameru (Palembang)
menjadi Raja dan kawin disana. Ia melawat ke Minangkabau dan menjadi
Raja Pagarruyung. Memencar keturunannya menjadi Raja-Raja Aceh dan
Siak Sri Indrapura.
Menurut Sejarah Melayu tiga bersaudara dari Bukit Siguntang menjadi
raja di Minangkabau, Tanjung Pura (Kalimantan Barat) dan yang ketiga
memerintah di Palembang..Yang menjadi Raja di Palembang adalah Sang
Nila Utama. Sang Nila Utama inilah yang menjadi Raja di Bintan dan
Kemudian Singapura.
Dalam hikayat Hang Tuah yang terkenal, ada disebutkan, raja di
"Keindraan" bernama Sang Pertala Dewa. Adapula tersebut seorang raja. Istri
baginda hamil dan beranak seorang perempuan yang diberi nama Puteri
Kemala Ratna Pelinggam. Setelah dewasa diasingkan ke sebuah pulau
bernama : Biram Dewa.. Sang Pertala Dewa berburu di pulau Biram Dewa
tersebut. Akhirnya kawin dengan Putri Kemala Ratna PeLinggam. Lalu lahir
anaknya yang dinamai Sang Purba. Setelah itu mereka naik "keindraan".
Kemudian turun ke Bukit Sigintang Mahameru. Sang purba dirajakan di bukit
siguntang. Sang Purba kawin dengan puteri yang berasal dari muntah seekor
lembu yang berdiri ditepi kolam dimana sang puteri sedang mandi. Lahir
seorang putra dinamai Sang Maniaka dan kemudian lahir pula putera yang
kedua Sang Jaya Mantaka, yang ketiga Sang Saniaka dan yang keempat Sang
Satiaka. Sang Maniaka dirajakan di Bintan dan singapura.
B. Islam Masuk ke Riau
Sebelum masuknya agama Islam ke daerah Riau, tidak ada seorangpun
dari penduduk Riau yang memegang agama tauhid. Agama penduduk asli
adalah anismisme yang percaya ruh nenek moyang dan para leluhur,
kemudian menyusul pada sebagian penduduk mereka yang beragama Budha
dan sekali berkembang menjadi Hindu-Budha. Dalam kesempatan ini, agar
lebih jelas pembahasan masuk Islam ke Riau dibatasi kepada beberapa
daerah, yaitu: Kuntu-Kampar, Rokan, Kuantan, Indragiri,dan Tapung.
Menurut Sejarah Riau, Kuntu-Kampar adalah daerah pertama-tama di Riau
Daratan yang berhubungan dengan orang-orang Islam (pedagang). Hal ini
dimungkinkan karena sejak zaman bahari daerah ini telah berhubungan
dengan pedagang-pedagang asing dari negeri Cina, India, dan Arab-Persia.
Hubungan tersebut didasarkan oleh kepentingan perdagangan, karena daerah
lembah sungai Kampar Kanan/ Kiri merupakan daerah penghasil lada
terpenting di dunia dalam periode 500-140 M. Oleh karena itu, tidak
mengherankan kalau daerah Kuntu-Kampar yang mula-mula dimasuki agama
Islam.
Berdasarkan perjalanan para penyiar agama Islam yang dating sebagai
pedagang itu, maka besar kemungkinan pada abad pertama hirjiah atau abad
ke-7 M agama Islam itu mungkin telah sampai di Riau, sebagaimana juga
disimpulkan oleh seminar masuknya islam ke nusantara di Aceh tahun 1980.
Meskipun Islam telah masuk pada abad ke 7 atau 8 Masehi di Riau, namun
penganut agama ini masih terbatas di lingkungan para pedagang dan
penduduk kota di pesisir pantai tersebut. Hal ini disebabkan karena kuatnya
pengaruh agama Budha yang merupakan agama Negara dalam kerajaan
Sriwijaya waktu itu.
Dari Kuntu, Islam diperkirakan menyebar ke Rokan dalam tahun738/1349. Saat mereka
datang ke daerah ini, Rokan sudah memiliki kehidupan bermasyarakat yang teratur, dipimpin
oleh seorang raja yang berkedudukan sebagai primus interperes bernama Raja Said.
Masuknya pelarian-pelarian Muslim dari Kuntu berhasil membawa pengikut-pengikut Raja
Said memeluk Islam, dan bahkan Raja Said sendiri akhirnya menjadi penganut islam yang
baik. Di sampaing di atas, terdapat pula pendapat-pendapat lainnya, ada yang menyatakan
Islam di Rokan berasal dari Lima Koto (Bangkinang,Kuok, Salo, Rumbio dan Air Tiris) yang
terletak di tepi Sungai Kampar Kanan. Adapula yang berpendapat bahwa islam yang masuk
ke Rokan dating dari Aceh (Kerajaan Samudera Pasai) pada abad ke 14. Kerajaan Pasei inilah
yang kemudian mensponsori berdirinya Kerajaan Rokan bernama Kerajaan Kuntodar al-
Salam yang dalam perkembangannya sejajar dengan Kerajaan Aceh Daral-Salam. Akan
tetapi, dalam abad ke 14 itu juga, Kunto Dar al- Salam diserang majapahit. Baru
pada abad ke 16, terutama melalui tokoh syekh Burhanuddin bukanhanya diintensifkan
kembali. Syekh Burhanuddin bukan hanya sebagai mubalig,tetapi juga bertindak sebagai
guru.
Dari Kuntu-Kampar dan Kunto Dar al-Salam, Islam menyebar ke Kuantan dan
Indra giri. Di antara ulama yang berjasa menyebarkan islam kedaerah ini adalah
syekh Burhanudin al-Kamil(Wafat 610/1214). Islamisasi yang dilakukan Syekh ini
sampai ke Kuantan, terus ke hilirnya Muara Sungai Indragiri, seperti Sapat dan
Prigiraja. Sumber lain menyebutkan masuknya Islam ke Inderagiri melalui pantai barat
sumatera, dibawa oleh seorang ulama bernama Sayed Ali al-Idrus. Jalur-Jalur yang
dilaluinya adalah: dari hadramaut singgah di Samudra Pasei, dan sampai dipantai
barat Sumatera, tepatnya kota Air Bangis. Di daerah ini ia tinggal berapa lama dalam
tugas mengembangkan agama Islam. Kemudian menuju timur dan sampai ke Kerajaan Siak,
terus ke Pelalawan.
C. Teori Tentang Tempat Asal Datangnya Islam ke Riau
a. Teori dari India
Ditemukan oleh Snouck Hurgronje : "Seolah sebagian bangsa India memeluk Islam, maka
orang-orang Islam dari India turut mengambil lalu lintas dan emigrasi di Nusantara, dan
mereka itulah yang memasukkan Islam ke wilayah Nusantara." Kemudian pendapat ini
jadi popular dan sebagian orientalis menyetujuinya antaranya, R.O. Winstedt, B. Harrison
dll.
Alasan dalam kukuhkan teori ini:
1. Batu-batu nisan awal yang dijumpai di alam melayu telah diimport
dari Kambay (Kembayat) Gujerat.
2. Peranan penting yang dimainkan oleh pedagang-pedagang Gujerat di
Kepulauan Melayu dan Kesannya terhadap penyebaran Islam.
3. Tradisi Kesusasteraan Melayu lebih mirip tradisi India Islam.
4. Catatan Marco Polo dan Ibn Batutah yang pernah melawat Alam
Melayu sekitar abad ke-13 dan 14 M.
5. Ditemukannya makam Sultan malik al-Salleh, pemerintah Pasai yang
disebut dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-raja Pasai sebagai
Pemerintah I di Kepulauan Melayu.
6. Kekukuhan teori Islam hanya tersebar sekitar abad 13 M.
Kelemahan Teori:
Kajian mutakhir perhubungan diantara Alam Melayu dan Tanah Arab
sebelum lahirnya Islam lagi. Tidak tepat jika dikatakan batu nisan yang
dijumpai menyerupai India, jadi Islam dari India.
Bukan hanya pedagang India saja yang berdagang di Alam Melayu
tetapi juga dari tempat lain seperti China. Pedagang arab yang pergi ke
Canton juga singgah ke Alam Melayu sekurang-kurangnya untuk
mendapatkan bekal atau menunggu angin yang sesuai untuk meneruskan
pelayaran meraka dan masa inilah yang mereka gunakan untuk berdagang.
Tradisi kesusasteraan mulai berkembang jauh setelah Islam lama
menginjak dan berkembang luas di India.
b. Teori dari China
1. Prof.S.Q. Fatimi perpindahan besar-besaran orang Islam dari Canton
876 (atau 878) akibat pemberontakan yang terjadi dan menjatuhkan
korban hingga 100,000 150,000 orang Islam membuat mereka pergi
menuju Alam Melayu yang diantaranya menurut S. Naquib ke Kedah
dan Palembang. Selain itu, ke Champa, Brunei, pantai timur T.Melayu
(Patani, Kelantan, T'ganu dan Pahang) dan Jawa Timur.
2. Bukti dari batu nisan Syekh Abdul Qadir di Langgar, Kedah, batu
bertuliskan Phan-rang di Kamboja, batu nisan Pahang dan batu
bertuliskan Terenggganu 1303M. Pengaruh China ini dibuktikan
dalam bentuk Mesjid di Malaka dan Jawa seperti Pagoda.
3. Bukti yang dikemukakan cukup meyakinkan tetapi tidak bermakna
Islam hanya pada masa itu baru diperkenalkan di Alam Melayukarena
telah ada penempatan Islam di awal Tarikh tersebut terutama di utara
Sumatera.
c. Teori dari Tanah Arab
Teori ini mendapat banyak dukungan pada masa sekarang.
1. Hamka: ada bukti orang Arab telah berlayar ke Indonesia sebelum
kelahiran Nabi Muhammad untuk membeli rempah ratus dan kapur
barus yang hanya terdapat di Sumatera. Peta/lokasi Alam Melayu telah
lama berada di minda orang Arab.
2. 7M Islam telah sampai ke Sumatera ketika Muawiyah bin Abi Sofyan
mengirim utusan ke Rja Sriwijaya. Begitu pula Umar bin Abd Azis
telah menggiatkan dakwah dan perniagaan di Alam Melayu.
3. Pemerintahan Khalifah Sulaiman bi Malik mengirim 35 buah armada
ke muara Sabak di Jambi. Armada inilah yang di sebut-sebut
berangkat dari Ceylon ke Palembang 717M sebelum ke China.
4. Pedagang Arab telah berdagang di Alam Melayu sebelum Islam
masuk. Karena mereka telah memeluk agama Islam, maka mulailah
Islam masuk di Alam Melayu. Sebagian besar pedagang dari Yama,
Hadramaut dan Oman.pengislama Yaman atas usaha Ali bin Abi
Thalib mempunyai implikasi terhadap pengislaman Alam Melayu
:
karena merekalah yang menyebarkan Islam ketika singgah di Alam
Melayu.
5. Bukti catatan sejarah pengislaman raja-raja di Alam Melayu dilakukan
oleh pendakwah dari Timur Tengah. Contohnya Maharaja Drebar II
yang memerintah Kedah pada 1136M telah memeluk Islam dari S.
Abdullah bin S. Ahmad dari Yaman dengan memakai nama beru
Sultan Muzafar Shah. Parameswara juga masuk Islam dari Syekh
Abdul Azis dari Jeddah dan berganti nama menjadi Sultan Muhammad
Syah.
6. Islam telah sampai sejak pertama Hijrah ( abad ke-7M ) wujud
perkampungan islam di utara Sumatera yang dikenal sebagai Ta-Shih.
7. Pengaruh Arab dalam bahasa Melayu separti Kitab, Surat, Kertas, dll.
Begitu juga dengan nama orang Melayu yang berunsurkan kearaban.
8. Terdapat di Alam Melayu keturunan Arab separti Syed dan Syarifah.
Dari ketiga teori diatas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Islam
telah datang ke Tanah Melayu sejak abad ke-7M. Akan tetapi baru
berkembang pesat sejak abad 11-15M yakni sejak berdirinya Kerajaan
Islam di tanah Melayu yang memiliki peranan penting dalam penyebaran
Islam ke seluruh pelosok Alam Melayu.
D. Sejarah kerajaan Islam Riau dan pengaruhnya bagi penyebaran Islam.
Salah satu bentuk bukti-bukti penyebaran dan perkembangan agama
islam di Riau adalah dengan mengetahui beberapa sejarah penting tentang
kerajaan Islam di Riau.
a) Kesultanan Riau-Lingga.
Kesultanan Riau-Lingga adalah kerajaan Islam yang berpusat
Kepulauan Lingga yang merupakan pecahan dari Kesultanan Johor.
Kesultanan ini dibentuk berdasarkan perjanjian antara Britania Raya dan
Belanda pada tahun 1824 dengan Sultan Abdul Rahman Muadzam Syah
sebagai sultan pertamanya. Kesultanan ini dihapuskan oleh pemerintah
kolonial Belanda pada 3 Februari 1911.
b) Kesultanan Daik -Lingga
Daik Lingga,Daik (Bekas Pusat Kerajaan Riau Lingga).Daik,
dahulunya hampir selama seratus tahun menjadi pusat kerajaan Riau-
Lingga, sekarang menjadi ibu kota Kecamatan Lingga, Kabupaten
Kepulauan Riau. Kota Daik yang terletak di sungai Daik, hanya dapat
dilalui perahu atau kapal motor di waktu air pasang. Kalau air surut, sungai
Daik mengering dan tak dapat dilalui. Perhubungan lainnya adalah melalui
jalan darat ke desa Resun di sungai Resun. Dari sana melalui sungai itu
terus ke muara (Pancur) yang terletak di pantai utara pulau Lingga,
berseberangan dengan Senayang.
Kemudian setelah Mesjid Penyengat selesai dibangun, maka bangunan
Mesjid Jamik ini dirombak dan dibangun lagi dari beton.
Mesjid ini di dalam ruang utamanya tidaklah mempergunakan tiang
penyangga kubah atau lotengnya. Pada mimbarnya terdapat tulisan yang
terpahat dalam aksara Arab-Melayu (Jawi), berisi : “Muhammad SAW.
Pada 1212 H hari bulan Rabiul Awal kepada hari Isnen membuat mimbar
di dalam negeri Semarang Tammatulkalam.” Tulisan ini memberi
petunjuk, bahwa mimbar yang indah ini dibuat di Semarang, Jawa Tengah
dengan memasukan motif-motif ukiran tradisional Melayu.
c) Kerajaan Indragiri
Indragiri berasal dari bahasa sansekerta yaitu “Indra” yang berarti
mahligai dan “Giri” yang berarti kedudukan yang tinggi atau negeri,
sehingga kata indragiri diartikan sebagai Kerajaan Negeri Mahligai
Kerajaan Indragiri diperintah langsung dari Kerajaan Malaka pada masa
Raja Iskandar yang bergelar Narasinga I. Pada generasi Raja yang ke 4
(empat) barulah istana Kesultanan Indragiri didirikan oleh Paduka
Maulana Sri Sultan Alauddin Iskandarsyah Johan Zirullah Fil Alamin
bergelar Nara Singa II beristerikan Putri Dang Purnama, bersamaan
didirikannya Rumah Tinggi di Kampung Dagang.
Raja-Raja Kerajaan Indragiri.
Adapun Silsilah dari Kerajaan ini sebagai berikut :
1. Raja Kecik Mambang alias Raja Merlang I. Memerintah pada tahun
1298 - 1337, beliau adalah Sultan Indragiri pertama yang merupakan
Putra Mahkota dari Kerajaan Melaka.
2. Raja Iskandar alias Nara Singa I. Memerintah pada tahun 1337 - 1400
M dan merupakanSultan Indragiri ke dua.
3. Raja Merlang II bergelar Sultan Jamalluddin Inayatsya. Memerintah
pada tahun 1400 - 1473 M dan merupakan Sultan Indragiri ke tiga.
4. Paduka Maulana Sri Sultan Alauddin Iskandarsyah Johan Zirullah Fil
Alamin bergelar Nara Singa II. Memerintah pada tahun 1473 - 1452 M dan merupakan Sultan
Indragiri ke empat, dimakamkan di Pekan Tua /
Kota Lama.
5. Sultan Usulluddin Hasansyah. Memerintah pada tahun 1532 - 1557 M
dan merupakan Sultan Indragiri ke lima.
6. Raja Ahmad bergelar Sultan Mohamadsyah. Memerintah pada tahun
1557 - 1599 M dan merupakan Sultan Indragiri ke enam.
7. Raja Jamalluddin bergelar Sultan Jammalludin Keramatsyah.
Memerintah pada tahun 1559 - 1658 M dan merupakan Sultan Indragiri
ke tujuh.
8. Sultan Jamalluddin Suleimansyah. Memerintah pada tahun 1658 - 1669
M dan merupakan Sultan Indragiri ke delapan.
9. Sultan Jamalluddin Mudoyatsyah. Memerintah pada tahun 1669 - 1676
M dan merupakan Sultan Indragiri ke Sembilan.
10. Sultan Usulluddin Ahmadsyah. Memerintah pada tahun 1676 - 1687 M
dan merupakan Sultan Indragiri ke sepuluh.
11. Sultan Abdul Jalilsyah. Memerintah pada tahun 1687 - 1700 M dan
merupakan Sultan Indragiri ke sebelas.
12. Sultan Mansyursyah. Memerintah pada tahun 1700 - 1704 M dan
merupakan Sultan Indragiri ke dua belas.
13. Sultan Modamadsyah. Memerintah pada tahun 1704 - 1707 M dan
merupakan Sultan Indragiri ke tiga belas.
14. Sultan Musafarsyah. Memerintah pada tahun 1707 - 1715 M dan
merupakan Sultan Indragiri ke empat belas.
15. Raja Ali bergelar Sultan Zainal Abidin Indragiri. Pada awalnya beliau
merupakan Mangkubumi Indragiri kemudian menjadi Sultan Indragiri
ke lima belas yang memerintah pada tahun 1715 - 1735 M dan
dimakamkan di Kota Lama.
16. Raja Hasan bergelar Sultan Salehuddin Keramatsyah. Memerintah
pada tahun 1735 - 1765 M dan merupakan Sultan Indragiri enam belas.
Dimakamkan di Kampung Tambak sebelah hilir Kota Rengat.
17. Raja Kecik Besar bergelar Sultan Sunan. Memerintah pada tahun 1765
- 1784 M dan merupakan Sultan Indragiri ke tujuh belas. Dimakamkan
di Mesjid Daik Riau
18. Sultan Ibrahim. Memerintah pada tahun 1784 - 1815 M dan merupakan
Sultan Indragiri ke delapan belas. Ia adalah yang mendirikan kota
Rengat dan pernah ikut dalam perang Teluk Ketapang untuk merebut
kota melaka dari tangan Belanda pada tanggal 18 Juni 1784.
Dimakamkan di Mesjid Raya Rengat.
19. Raja Mun bergelar Sultan Mun Bungsu. Memerintah pada tahun 1815 -
1827 M dan merupakan Sultan Indragiri ke sembilan belas, beliau
pernah bertapa di puncak Gunung Daik.
20. Raja Umar bergelar Sultan Berjanggut Keramat Gangsal.
Memerintah pada tahun 1827 - 1838 M dan merupakan Sultan Indragiri
ke dua puluh.
21. Raja Said bergelar Sultan Said Modoyatsyah. Memerintah pada tahun
1838 - 1876 M dan merupakan Sultan Indragiri ke dua puluh satu.
22. Raja Ismail bergelar Sultan Ismailsyah. Memerintah pada tahun 1876
M - hanya seminggu naik tahta kerajaan kemudian meninggal dunia
karena sakit dan merupakan Sultan Indragiri ke dua puluh dua.
23. Tengku Husin alias Tengku Bujang bergelar Sultan Husinsyah.
Memerintah pada tahun 1877 - 1883M dan merupakan Sultan Indragiri
ke dua tiga. Dimakamkan di Raja Pura ( Japura).
24. Tengku Isa bergelar Sultan Isa Mudoyatsyah. Memerintah pada tahun
1887 - 1902 M dan merupakan Sultan Indragiri ke dua puluh empat.
Dimakamkan di Mesjid Raya Rengat
25. Raja Uwok. Sebagai Raja Muda Indragiri, memangku pada tahun 1902- 1912 M.
26. Tengku Mahmud bergelar Sultan Mahmudsyah. Memerintah pada
tahun 1912 - 1963 M dan merupakan Sultan Indragiri ke dua puluh
lima. Oleh T.N.I diberikan pangkat Mayor Honorair TNI dengan surat
penetapan Panglima T.N.I No. 228/PLM/Pers/1947 tanggal 11
Desember 1947.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa hal yang dapat kami simpulkan dari beberapa
pembahasan yang berhubungan dengan penyebaran perkembangan agama
Islam Di Riau, yaitu :
1. Perkembangan dan penyebaran agama Islam di Riau dimulai dengan
perkembangan secara sedikit-sedikit melalui rasa keingin tahuan
masyarakat Riau itu sendiri pada mulanya.
2. Perkembangan Islam di Riau ,tidak terlepas dari pejuangan tokoh-tokoh
penting dalam sejarah seperi Raja Ali haji dan beberapa pembesar
kerajaan – kerajaan Islam di Riau seperti Kerajaan Siak ,daik, serta
kerajaan yang ada di daerah indra giri.
3. Salah satu bukti nyata perkembangan dan penyebaran agama islam di
Riau adalah Situs- situs sejarah yang ada di Riau itu sendiri seperti :
Masjid Masjid Raya Nur Alam Senapelan, Masjid Arrahman Tertua ke2
di Pekanbaru,Istana kerajaan Siak.
4. Situs Sejarah pulau Penyengat.

B. Saran
Demikian beberapa pembahasan mengenai Perkembangan agama
Islam di Riau, Adapun beberapa saran yang ingin kami sampaikan adalah :
1. Mempelajari tentang Perkembangan Islam di Riau seharusnya membuat
kita sadar bawha, cukup banyak situs – situs bukti penyebaran agama
Islam di Riau, Oleh karena Itu kita Wajib untuk bangga karena menjadi
Warga penduduk Riau.
2. Dengan adanya Situs-situs sejarah islam di Riau hendaknya memotivasi
kita untuk menjaga Aset daerah kita, sehingga dapat di jadikan ladang
baru untuk kita bias mendatangkan minat wisatawan dating ke
Riau,sehingga dapat menambah asset daerah.
3. Menjaga peninggalan-peninggalan sejarah di Daerah kita (Riau)
seharusnya selalu kita lakukan generasi Riau kedepannya dapat
mengetahui sejarah Islam di daerahnya.
4. Dan yang terakhir yang paling penting dari kita mempelajari Sejarah
perkembangan serta penyebaran Islam di Riau adalah Agar kita bisa
melihat kebesaran-kebesaran Allah. S.W.T dalam penciptaan mahluk
dan dapat meningkatkan taraf keiman dan takwaan kita kepada –Nya.

DAFTAR PUSTAKA
Abie, Deni (2008). ”Perkembangan Islam” [online]. Perkembangan islam.
Diambil dari: http://www.riau.go.id.
------2000. .Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Kota Muslim di
Indonesia. Jakarta, PT. Menara Kudus.
Tjandrasasmita Uka 1993. (ditor Khusus): Jaman Pertumbuhan Dan
Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam Di Indonesia. Dalam Sejarah Nasional
Indonesia III. , Jakarta.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bp Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai