Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama yang di pimpin oleh :

Rina Herawati, S.Pd

DISUSUN OLEH :

Muhammad Fauzan Iqbal 053122096

Arinda Putra 053122097

Andi Helmi 053122098

Ira Puji Lestari 053122099

Dani Muhammad Ramdan 053122100

UNIVERSITAS PAKUAN
FAKULTAS TEKNIK
JL. Pakuan Po Box 452 Bogor 16143 TELP (0251) 0314918

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas rahmat dan hidayah-nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “SEJARAH PERKEMBANGAN
ISLAM” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang sejarah perkembangan islam bagi para
Mahasiswa/Mahasiswi Universitas Pakuan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rina Herawati S.Pdi selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Agama Islam. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua anggota
kelompok yang telah membantu menyelesaikannya makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah salah satu agama yang memiliki penganut terbesar di dunia. Selain itu,
penganutnya juga terus menerus mengalami peningkatan dan perkembangan yang sangat
signifikan setiap tahunya. Perkembangan tersebut terjadi di seluruh dunia, tanpa terikat
oleh geografis, etnis, dan lain sebagainya.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa agama Islam diturunkan oleh Allah
kepada nabi Muhammaf SAW melalui malaikat Jibril. Sejak saat itulah, Rasulullah SAW
mulai menyebarkan keseluruh penjuru dunia khususnya Jazirah Arab.
Agama Islam lahir dan berkembang di Jazirah Arab. Dalam perkembanganya, Islam
tersebar keseluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Islam masuk ke Indonesia dibawa
oleh pedagang muslim dari Arab dan India sekitar abad ke-7M. para pedagang muslim
tersebut melakukan kegiatan sambil menyebarkan agama islam.
Kehadiran agama Islam pada abad ke-6 Masehi kemajuan peradaban di Jazirah Arab
dan sekitarnya. Peradaban dunia Arab yang semula terbelakang, menjadi peradaban yang
maju dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Seiring dengan perkembangan Daulah
Islamiah, wilayah kekuasaan islam semakin luas, hingga mencapai daratan Eropa. Dalam
perkembangan selanjutnya, Islam tersebar sampai keseluruh benua di dunia.
Mengenai sejarah awal mula masuknya Islam di Indonesia sedikit mengalami
keracunan antaran beberapa pakar. Hal itu terjadi karena tidak adanya bukti yang kuat.
Sehingga menimbulkan beberapa teori yang mutlak kebenaranya dan diterima oleh para
ahli sejarah. Sebagai warga negara Indonesia dan umat Islam yang baik, maka kita harus
mengetahui bagaimana pekembangan Islam di Indonesia.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana awal masuknya agama Islam di Indonesia?


2. Apa saja bukti masuknya agama Islam di Indonesia?
3. Siapa saja tokoh-tokoh penyebaran Islam di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengikat Kembali tentang bagaimana Islam masuk ke Indonesia
2. Mengetahui bagaimana perkembangan Islam pada awal masuknya islam ke
Indonesia
3. Dapat mengambil hikmah dari sejarah perkembangan Islam di Indonesia
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis kegunaan penelitian ini adalah untuk menambah khazanah dan
pembendaharaan informasi mengenai sejarah perkembangan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Masuknya Islam Di Indonesia

Sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, berbagai macam agama dan kepercayaan
seperti Animisme, Dinamisme, Hindu, dan Buddha telah dianut oleh masyarakat
Indonesia. Bahkan pada abad 7-12 M di beberapa wilyah kepulauan Indonesia telah berdiri
kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha.

Menurut hasil seminar “Masuknya Islam di Indonesia,” pada tanggal 17-


20Maret 1963 di Medan yang dihadiri oleh sejumlah budayawan sejarawan
Indonesia,disebutkan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pertama kali pada abad
pertama Hijriah (kira-kira abad 8 Masehi) melalui :

a. Melaui Jalur Perdagangan

Islam diperkirakan masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan sejak abad


ke-7 hingga abad ke-11. Menurut pernyataan dari para saudagar dari luar maupun
Indonesia sendiri, Islam disebarkan di sepanjang jalur perdagangan pelabuhan, seperti
selat Malaka, Samudra, Palembang, disusul Demak, Cirebon, Gresik, Tuban,
Makassar, serta Indonesia bagian timur.

b. Melalui Jalur Pernikahan

Selain melalui jalur perdagangan Islam masuk ke Indonesia yaitu berkat


pernikahan. Jalur pernikahan ini ditempuh para ulama sekitar abad ke-11 hingga abad
ke-13 M. Para saudagar muslim dari Gujarat, Arab, Benggala, dan lainnya menikah
dengan orang Indonesia.

Umumnya saudagar yang menikah adalah orang-orang kaya dan terpandang.


Sehingga, para putra-putri raja yang akan di persunting harus masuk Islam terlebih
dahulu. Jalur ini memiliki andil besar dalam persebaran Islam di Tanah Air.

c. Melalui Jalur Pendidikan

Selain perdagangan dan pernikahan, Islam masuk ke Indonesia melalui jalur


pendidikan. Jalur ini dibentuk oleh para da’i yang mengabdikan dirinya untuk
menyebarkan Islam ke wilayah baru yang belum tersentuh Islam. Dalam praktiknya,
mereka dipandu oleh para pedagang.

Jalur pendidikan ini memegang peranan yang cukup penting. Sebab, melalui
dakwah islam yang semula dikenal di pantai-pantai sepanjang jalur perdagangan,
akhirnya berkembang luas hingga ke pulau-pulau Indonesia bagian timur.

d. Melalui Jalur Akulturasi Budaya


Agama islam masuk ke Indonesia tak luput dari peran akulturasi budaya yang
dilakukan oleh para da’i. Hal ini terjadi sekitar abad ke-12 hingga ke-14 M. Para da’i
memberikan kesan kepada masyarakat bahwa Islam sesuai dan tidak bertentangan
dengan budaya mereka, sehingga mereka memeluk Islam dengan sukarela. Cara
dakwah ini dilakukan oleh Walisongo atau sembilan wali penyebar islam di Jawa.
Akulturasi budaya sudah berlangsung sebelum masuknya Islam, yakni
akulturasi antara kebudayaan Indonesia dan Hindu. Kemudian akulturasi terjadi lagi
setelah agama Islam masuk bersama nilai-nilai kebudayaannya. Salah satu media
penyebar agama Islam melalui kebudayaan adalah wayang.
2.2 Bukti Masuknya Islam di Indonesia

Ada sebuah bukti masuknya Islam di Indonesia serta pengaruhnya bagi


masyarakat. Di antaranya keterangan dari Marcopolo yang melakukan perjlanan
pulang dari China menuju Persia dan singgah di Perlak pada 1292 dan menemukan
kerajaan Islam di Tumasik dan Samudra Pasai. Selain itu,berita dari orang Portugis
yang bernama Tome Pires yang menyaksikan langsung ramainya Pelabuhan Malaka
dikunjungi para pedagang penganut agama Islam. Selain itu juga, batu nisan sultan-
sultan Islam di Indonesia turut memperkuat bukti masuknya Islam di Indonesia.

Sumber sejarah lain yang menjadi bukti masuknya Islam ke Indonesia adalah
dua naskah tua yang menyebut keberadaan Kerajaan Perlak si Aceh. Kerajaan ini
diperkirakan berdiri sekitar abad ke-9 M.

2.3 Tokoh Penyebaran Di Indonesia


1. Sunan Gresik

Sunan gresik memiliki nama asli Maulana Malik Ibrahim dan


dikenal juga dengan nama Syekh Magribi. Metode dakwah yang
digunakan Sunan Gresik adalah dengan mendekatkan diri pada
masyarakat dengan mengajarkan cara bercocok tanam, melalui
pendidikan dengan mendirikan pesantren, serta membangun surau.

2. Sunan Ampel

Sunan Ampel memiliki nama asli Raden Muhammad Ali


Rahmatullah, atau dikenal juga dengan nama Raden Rahmat. Metode
yang dilakukan oleh Sunan Ampel yaitu dengan ajaran ”Moh Limo”.
Ajaran tersebut terdiri dari Moh Main (tidak berjudi), Moh Ngombe
(tidak mabuk), Moh Maling (tidak mencuri), Moh Madat (tidak candu
pada obat-obatan), dan Moh Madon (tidak berzina).

3. Sunan Giri

Sunan Giri memiliki nama asli Muhammad Ainul Yaqin. IA


juga dikenal dengan nama Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul
Faqih, dan Joko Samudro. Sunan giri juga dikenal dengan cara dakwah
melalui seni dengan tembang Macapat, seperti Pucung dan
Asmarandana.

4. Sunan Bonang

Sunan Bonang memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim


yang merupakan putra dari Sunan Ampel. Sunan Bonang menyebarkan
ajaran agama Islam melalui kesenian dengan melakukan akulturasi
budaya mulai dari Tuban, Rembang, Pulau Bawean, hingga Madura.

5. Sunan Drajat

Sunan Drajat merupakan anak dari Sunan Ampel sekaligus


adik dari Sunan Bonang yang memiliki nama Raden Syarifudin atau
Raden Qasim. Ia mendapat gelar dari Raden Patah dari Kerajaan
Demak sebagai Sunan Mayang Madu. Ia berdakwah dari daerah pesisir
Gresik hingga berakhir di Lamongan. Cara berdakwahnya termasuk
dengan memanfaatkan media seni dengan suluk dan tembang pangkur.
Selain itu ada pula ajaran Catur Piwulang yang isinya ajakan untuk
berbuat baik kepada sesama. Sampai saat ini ajaran tersebut masih
digunakan turun-temurun sebagai pedoman hidup.
6. Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga yang memiliki nama asli Raden Said adalah


putra dari Tumenggung Wilatikta Bupati Tuban. Ia menjadi seorang
wali setelah bertemu dengan Sunan Bonang yang menjadi guru
spiritualnya. Sunan Kalijaga memulai berdakwah di Cirebon, dan
kemudian meluas hingga Pamanukan hingga Indramayu. Sunan
Kalijaga juga dikenal dengan cara dakwahnya yang menggunakan
kearifan lokal termasuk kesenian melalui media wayang.

7. Sunan Muria

Sunan Muria yang memiliki nama asli Raden Umar Said juga
dikenal sebagai Raden Parwoto. Ia turut berperan dalam berdirinya
Kerajaan Demak bersama Raden Patah. Nama Sunan Muria diambil
dari tempat ia tinggal di lereng Gunung Muria, sebelah utara Kudus.
Wilayah yang ia kunjungi untuk berdakwah mencakup Jepara, Tayu,
Juana, hingga sekitar Kudus dan Pati. Ia berdakwah dengan
mengajarkan cara berdagang, bercocok tanam, dan melaut, serta
melalui kesenian gamelan.

8. Sunan Kudus
Sunan Kudus memiliki nama asli Jaffar Shadiq atau Sayyid
Ja'far Shadiq Asmatkhan, dan dikenal dengan panggilan Raden
Undung. Sunan Kudus pernah berperan di Kerajaan Demak sebagai
panglima perang, hakim, dan penasihat bagi Arya Penangsang.
Keunikan dakwah Sunan Kudus adalah dengan menggunakan sapi
yang disebut Kebo Gumarang. Sapi India itu ia letakkan di pekarangan
rumah sehingga masyarakat yang mayoritas beragama Hindu tertarik
mendatanginya. Dengan cara toleransi dengan melarang untuk
menyembelih sapi dan menggantinya dengan kerbau, Sunan Kudus
berhasil membuat masyarakat mau mengikuti ajaran Islam. Selain itu
dalam hal seni, Sunan Kudus berdakwah dengan menciptakan
Tembang Macapat, yakni Gending, Maskumambang dan Mijil.
9. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Syarif hidayatullah
merupakan pendiri Kesultanan Cirebon dan Banten. Ia juga menjadi
satu-satunya wali yang menjabat sebagai kepala pemerintahan. Ia
berasal dari Pasai, Aceh yang kemudian singgah di Jawa Barat
sepulangnya dari Mekkah. Sunan gunung Jati melakukan pendekatan
budaya untuk menyebarkan agama Islam di Jawa Barat. Ia juga
mendekati masyarakat dengan membangun berbagai infrastruktur di
wilayah kepemimpinannya.

Anda mungkin juga menyukai