Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERKEMBANGAN DAKWAH ISLAM DI INDONESIA


Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP)
Guru Mata Pelajaran:
M. Romdlon Fauzi ,S Pd.I.M.Pd

Disusun oleh kelompok 3:


1. Elsa Octavia Putri (09)
2. Eva Tri Kusuma Ayu (12)
3. Galih Setyo Pambudi (14)
4. Maulana Rava Ibrahim (19)
5. Moch Rafael Fildzatulah (21)
6. Muhammad Gigan Ramadhan (26)

SMAN 1 TULUNGAGUNG
4 NOVEMBER 2022

i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt atas
segala limpahan rahmat,taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang berjudul “Perkembangan Dakwah Islam di Indonesia”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan jahiliyah menuju jalan yang terang
benderang ini yaitu Agama Islam.
Atas dukkungan moral dan materi yang diberikan penyusun dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
(1) Bapak M Romdlon Fauzi ,S Pd.I.M.Pd selaku guru mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP), yang sangat tulus dan ikhlas memberi
bimbingan dan pembelajaran kepada kami.
(2) Rekan rekan anggota kelompok yang telah memberikan masukan untuk makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................2

C. Tujuan ....................................................................................................................2

D. Manfaat Penilitian .................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Perkembangan dakwah Islam di Indonesia ..........................................................3

B. Masuknya dakwah Islam di Indonesia ..................................................................6

C. Tokoh perkembangan dakwah Islam di Indonesia ...............................................9

D. Hikmah perkembangan dakwah Islam di Indonesia ...........................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................................17

B. Saran ....................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam adalah salah satu agama memiliki penganut terbesar di dunia. Selain itu,
penganutnya juga terus menerus mengalami peningkatan dan perkembangan yang sangat
signifikan setiap tahunnya. Perkembangan tersebut terjadi di seluruh dunia, tanpa terikat oleh
geografis, etnis, dan lain sebagainya.
Agama Islam diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat
Jibril. Sejak saat itu, Rasulullah SAW mulai menyebarkan keseluruh penjuru dunia
khususnya pada Jazirah Arab. Agama Islam lahir dan berkembang di Jazirah Arab.
Dalam perkembangannya, Islam tersebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.Islam
masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang muslim dari Arab dan Indiasekitar abad ke-
7M. Para pedagang muslim tersebut melakukan kegiatan perdagangan sambil menyebarkan
agama Islam.
Kehadiran agama Islam pada abad ke-6 Masehi membawa kemajuan peradaban di
Jazirah Arab dan sekitarnya. Peradaban dunia Arab yang semula terbelakang, menjadi
peradaban yang maju dalam pengembangan ilmu pengetahuan.Seiring dengan perkembangan
Daulah Islamiah, wilayah kekuasaan Islam semakinluas, hingga mencapai daratan Eropa.
Dalam perkembangan selanjutnya, Islamtersebar sampai keseluruh benua di dunia.
Sejarah awal mula masuknya Islam di Indonesia sedikit mengalami kerancuan antara
beberapa pakar. Hal itu terjadi karena tidak adanya bukti yang kuat.Sehingga menimbulkan
beberapa teori yang mutlak kebenarannya dan diterima oleh para ahli sejarah. Sebagai warga
negara Indonesia dan umat Islam yang baik, maka kita harus mengetahui bagaimana
perkembangan Islam di Indonesia.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan dakwah Islam di Indonesia ?
2. Bagaimana cara masuknya dakwah islam di Indonesia?
3. Siapa saja tokoh perkembangan dakwah Islam di Indonesia?
4. Bagaimana hikmah perkembangan dakwah Islam di Indonesia?
C. TUJUAN PENULIS
a. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
b. Tujuan Umum
1. Mengingat kembali tentang bagaimana dakwah Islam masuk ke Indonesia.
2. Mengetahui bagaimana perkembangan dakwah Islam pada awal masuknya di
Indonesia.
3. Dapat mengambil hikmah dari sejarah perkembangan dakwah Islam di Indonesia.
D. MANFAAT PENULISAN
Dari data di atas, terdapat manfaat yang dapat diambil yaitu :
1. Bagi masyarakat umum membantu memberikan wawasan pada masyarakat tentang
perkembangan Islam di Indonesia.
2. Bagi penulis
a) Dapat memberikan wawasan tentang perkembangan dakwah Islam di Indonesia
b) Sebagai tambahan materi di luar sekolah.
c) Menambah pembendaharaan pustaka yang menunjang minat baca siswa
agar pengetahuannya lebih luas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN DAKWAH ISLAM DI INDONESIA


1. Perkembangan Islam di Sumatera
Tempat mula-mula masuknya Islam di pulau Sumatera adalah Pantai Barat
Sumatera. Dari sana berkembang ke daerah-daerah lainnya. Pada umumnya, buku-buku
sejarah menyebutkan perkembangan agama Islam bermula dari Pasai, Aceh
Utara. Orang yang menyebarkan Islam di daerah ini adalah Abdullah Arif. Ia seorang
mubaligh dari Arab, dengan misi penyebarannya dengan berdakwah dan berdagang
. Dengan kesopanan dan keramahan orang Arab yang berdakwah itu, maka
penduduk Pasai sangat terkesan. Akhirnya mereka menyatakan diri masuk Islam.
Bahkan raja dan pemimpin negeri, setelah melihat kesopanan orang Arab yang
berdakwah itupun, masuk Islam pula. Masyarakat Pasai sangat giat belajar agama Islam.
Malah ada dari kalangan anak raja sengaja diutus menuntut ilmu agama Islam ke
Mekkah. Kerajaan Islam Pasai berdiri sekitar tahun 1297, yang kemudian dikenal
dengan sebutan “Serambi Mekkah”. Setelah agama Islam berkembang di Pasai, dengan
cepat tersebar pula ke daerah-daerah lain yaitu ke Pariaman, Sumatera Barat. Islam
datang ke Pariaman dari Pasai melalui laut Pantai Barat Pulau Sumatera. Ulama yang
terkenal membawa Islam ke Pariaman itu adalah Syekh Burhanuddin.
Penyiaran agama Islam dilakukan secara pelan-pelan dan bertahap, sebab adat di
Sumatera Barat sangat kuat. Dengan arif dan bijaksana para mubaligh dapat
memberikan pengertian pada masyarakat, dan akhirnya masyarakat Sumatera Barat
dapat menerima agama Islam dengan baik. Sebagai bukti bahwa Islam diterima oleh
masyarakat Sumatera Barat dengan kerelaan dan kesadaran adalah dengan istilah yang
mengatakan: Adat bersendi syura’, syara’ bersendi Kitabullah. Jadi, adat istiadat yang
dipegang teguh oleh masyarakat Sumatera Barat itu adalah adat yang bersendikan Islam,
artinya Islam menjadi dasar adat.
Sekitar tahun 1440 agama Islam masuk ke Sumatera Selatan. Mubaligh yang
paling berjasa membawa Islam ke Sumatera Selatan adalah Raden Rahmat (Sunan
Ampel). Arya Damar yang kemudian terkenal dengan nama Aryadillah (Abdillah)

3
adalah bupati Majapahit di Palembang waktu itu. Kemudian Raden Rahmat (Sunan
Ampel) memberi saran kepada Abdillah agar bersedia menyebarkan agama Islam di
Sumatera Selatan. Atas rahmat dan petunjuk Allah Swt., saran Raden Rahmat tersebut
dilaksanakan oleh Aryadillah, sehingga agama Islam di Sumatera Selatan berkembang
dengan baik.
2. Perkembangan Islam di Kalimantan,Maluku, dan Papua
Di pulau Kalimantan, agama Islam mula-mula masuk di Kalimantan Selatan,
dengan ibukotanya Banjarmasin. Pembawa agama Islam ke Kalimantan Selatan ini adalah
para pedagang bangsa Arab dan para mubaligh dari Pulau Jawa. Perkembangan agama
Islam di Kalimantan Selatan itu sangat pesat dan mencapai puncaknya setelah Majapahit
runtuh tahun 1478. Daerah lainnya di Kalimantan yang dimasuki agama Islam adalah
Kalimantan Barat. Islam masuk ke Kalimantan Barat mula-mula di daerah Muara Sambas
dan Sukadana. Dari dua daerah inilah baru tersebar ke seluruh Kalimantan Barat.
Pembawa agama Islam ke daerah Kalimantan Barat adalah para pedagang dari Johor
(Malaysia), serta ulama dan mubaligh dari Palembang (Sumatera Selatan). Sultan Islam
yang pertama (tahun 1591) di Kalimantan Barat berkedudukan di Sukadana, yaitu
Panembahan Giri Kusuma.
Penyebaran Islam di Kalimantan Timur terutama di Kutai, dilakukan oleh Dato’
Ri Bandang dan Tuang Tunggang melalui jalur perdagangan. Kemudian sejak abad ke-
15, antara tahun 1400 sampai 1500 Islam telah masuk dan berkembang di Maluku.
Pedagang yang beragama Islam dan para ulama/mubalih banyak yang datang ke Maluku
sambil menyiarkan agama Islam. Daerah-daerah yang mula-mula dimasuki Islam di
Maluku adalah Ternate, Tidore, Bacau, dan Jailolo. Raja-raja yang memerintah di daerah
tersebut berasal dari satu keturunan, yang semuanya menyokong perkembangan Islam di
Maluku.
Perkembangan agama Islam di papua berjalan agak lambat. Islam masuk ke Irian
terutama karena pengaruh raja-raja Maluku, para pedagang yang beragama Islam dan
ulama atau mubaligh dari Maluku. Daerah-daerah yang mula-mula dimasuki Islam di
papua adalah Misol, Salawati, Pulau Waigeo,dan Pulau Gebi.

4
3. Perkembangan Islam di Sulawesi
Pada abad ke-16 Islam telah masuk ke Sulawesi, yang dibawa oleh Dato’ Ri
Bandang dari Sumatera Barat. Daerah-daerah yang mula-mula dimasuki Islam di
Sulawesi adalah Goa, sebuah kerajaan di Sulawesi Selatan. Sebelum Islam datang ke
daerah ini penduduknya menganut kepercayaan nenek moyang. Setelah Dato’ Ri
Bandang berkunjung ke Sulawesi Selatan, Raja Goa yang bernama Karaeng Tonigallo
masuk Islam. Kemudian atas usul Dato’ Ri Bandang, Raja Goa berganti nama dengan
Sultan Alauddin. Jauh sebelum Raja Goa ini masuk Islam, para pedagang telah
menyiarkan agama Islam di tengah-tengah masyarakat Sulawesi Selatan dan banyak
penduduk yang telah menganut agama Islam. Setelah Sultan Alauddin wafat, beliau
diganti oleh putranya yang bernama Sultan Hasanuddin. Dari Goa Islam terus
berkembang ke daerah-daerah lainnya seperti daerah Talo dan Bone.
4. Perkembangan Islam di Nusa Tenggara
Pada tahun 1540 agama Islam masuk pula ke Nusa Tenggara. Masuknya agama
Islam Ke Nusa Tenggara dibawa oleh para mubaligh dari Bugis (Sulawesi Selatan) dan
dari Jawa. Agama Islam berkembang di Nusa Tenggara mula-mula di daerah Lombok
yang penduduknya disebut Suku Sasak. Dari daerah Lombok, secara pelanpelan
selanjutnya tersebar pula ke daerah-daerah Sumbawa dan Flores.
5. Perkembangan Islam di Pulau Jawa
Agama Islam masuk ke Pulau Jawa kira-kira pada abad ke-11 M., yang dibawa
oleh para pedagang Arab dan para mubaligh dari Pasai. Tempat yang mula-mula
dimasuki Islam di pulau Jawa yaitu daerah-daerah pesisir utara Jawa Timur. Tokoh
terkenal yang berdakwah di Jawa Timur adalah Maulana Malik Ibrahim. Beliau menetap
di Gresik, kemudian mendirikan pusat penyiaran agama Islam dan pusat pengajaran.
Dalam majlisnya itu beliau mengkader beberapa orang murid. selanjutnya mereka
menyiarkan agama Islam ke daerah-daerah lain di pulau Jawa.
Di Jawa Tengah, penyiaran Agama Islam berpusat di Demak. Penyiaran agama
Islam di Pulau Jawa dilakukan oleh para wali yang berjumlah 9 yang dikenal dengan
Wali Songo (Wali Sembilan). Kemudian murid-murid Wali Songo turut pula menyiarkan
agama Islam ke daerah pedalaman pulau Jawa, sehingga agama Islam berkembang
dengan pesatnya.

5
B. MASUKNYA DAKWAH ISLAM DI INDONESIA
Agama Islam sebelum masuk ke Indonesia, terdapat berbagai macam agama dan
kepercayaan seperti Animisme, Dinamisme, Hindu, dan Buddha yang telah dianut oleh
masyarakat Indonesia. Bahkan pada abad 7-12 M di beberapa wilyah kepulauanIndonesia
telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha. “Masuknya dakwah Islam di Indonesia,”
pada tanggal 17-20Maret 1963 di Medan yang dihadiri oleh sejumlah budayawan sejarawan
Indonesia,disebutkan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pertama kali pada abad
pertama Hijriah (kira-kira abad 8 Masehi).
Cara Masuknya Islam di Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan.
Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat
kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-
Baqarah ayat 256:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang
ingkarkepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia
telahberpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan
Allah Maha Mendengar lagi MahaMengetahui.”
Menurut Uka Tjandrasasmita, masuknya Islam di Indonesia dilakukan enam saluran
yaitu :
1. Saluran Perdagangan
Proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu-lintas
perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagang-pedagang Muslim (Arab,
Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat,
Tenggara dan Timur Benua Asia. Saluran Islamisasi melaui perdagangan sangat
menguntungkan, karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan
perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil
mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka
menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-
kaya. Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai
BupatiMajapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk
Islam,bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi
karenafaktor hubungan ekonomi dengan pedagang-pedagang Muslim Perkembangan

6
selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangandan kekuasaan di tempat-
tempat tinggalnya.
2. Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial lebih baik dari
pada pribumi Indonesia sendiri, sehingga tidak sedikit penduduk pribumi yang tertarik
dengan para pedagang muslim tersebut khususnya putri- putri raja dan bangsawan.
Proses Islamisasi ini dilakukan sebelum adanya pernikahan yang kemudian dilanjutkan
dengan proses pernikahan sampai padaakhirnya mereka mempunyai keturunan dan
mampu membuat daerah-daerah atau bahkan kerajaan-kerajaan Islam. Jalur perkawinan
ini lebih menguntungkan apabila terjadi antara saudagarmuslim dengan anak bangsawan
atau anak raja dan adipati, karena bangsawan,raja, dan adipati dapat mempercepat
proses masuknya Islam di Indonesia.
3. Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawauf atau para sufi, mengajarkan teosofi yangb bercampur
dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mempunyai
kemampuan dan kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka ada juga yang
mengawini putri-putri bangsawan setempat, dengan ilmu tasawufnya mereka
mengajarkan Islam kepada pribumi yangmempunyai persamaan dengan alam pikiran
mereka yangb se4belumnyamenganut agama hindu, sehingga agama baru itu mudah
dimenerti dan di terima.Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang
mengandung persamaandengan alam pikiran Indonesia pra Islam itu adalah Hamzah
Fansuri di aceh,syeh lemah abang, dan sunan panggung di jawa. Ajaran mistik seperti
ini masih berkembang di Indonesia di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.
4. Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun
pondokyang diselenggaakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama.
Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama, dam kiai mendapat pendidikan
agama. Setelah kelua dari pesantren, mereka pulang ke kampungmasing-masing
kemudian mereka berdakwah ketempat tertentu mengajarkanIslam. Misalnya, pesantren
yang didirikan oleh raden rahmat di Ampel DentaSurabaya dan sunan giri di giri.

7
Keluaran pesantren giri ini banyak yang diundang ke maluku untuk mengajarkan agama
Islam.
5. Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah
pertunjukanwayang. Dikatakan, sunan kalijaga adalah tokoh yang paling mahir
dalammementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi
iameminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat.Sebagian
besar cerita wayang masih dipetik dari cerita mahabarata danRamayana, tetapi di dalam
cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain
juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad, dan sebagainya ),
seni bangunan dan seni ukir.
6. Saluran Politik
Di maluku dan sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelahrajanya
memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantutersebarnya
Islam didaerah ini. Di samping itu, baik di sumatera dan jawamaupun di Indonesia
bagian timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaanIslam memerangi kerajaan-
kerajaan non-Islam. Kemenangan kerajaan Islamsecara politis banyak menarik
penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.
Islam masuk ke Indonesia melalui dua jalur, yaitu:
 Jalur utara, dengan rute: Arab (Mekah dan Madinah) – Damaskus– Bagdad– Gujarat
(Pantai Barat India) – Srilangka – Indonesia
 Jalur selatan, dengan rute: Arab (Mekah dan Madinah) –Yaman – Gujarat– Srilangka–
Indonesia
Daerah pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah pantai
Sumatera bagian utara Berawal dari daerah itulah Islam mulai menyebar ke berbagai
pelosok Indonesia,yaitu: wilayah-wilayah Pulau Sumatera (selain pantai Sumatera bagian
utara), PulauJawa, Pulau Sulawesi, Pulau Kalimantan, Kepulauan Maluku dan sekitarnya,
dalam kurun waktu yang berbeda-beda. Hal itu disebabkan antara lain sebagai berikut:

 Adanya dorongan kewajiban bagi setiap Muslim/Muslimah, khususnya paraulamanya,


untuk berdakwah mensyiarkan Islam sesuai dengan kemampuanmereka masing-
masing.
8
 Adanya kesungguhan hati dan keuletan para juru dakwah untuk berdakwahsecara
terus-menerus kepada keluarga, para tetangga, dan masyarakatsekitarnya.
 Persyaratan untuk memasuki Islam sangat mudah, seseorang telah dianggapmasuk
Islam hanya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
 Ajaran Islam tentang persamaan dan tidak adanya sistem kasta dandiskriminasi mudah
menarik simpati rakyat, terutama dari lapisan bawah.
 Banyak raja-raja Islam yang ada di berbagai wilayah Indonesia ikut berperanaktif
melaksanakan kegiatan dakwah Islamiah, khususnya terhadap rakyatmereka.

C. TOKOH-TOKOH PERKEMBANGAN DAKWAH ISLAM DI INDONESIA


Pengembangan Islam di tanah Jawa dilakukan oleh para ulama dan mubalig yang
kemudian terkenal dengan sebutan Wali Sanga(sembilan wali).
A. Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)
Malik Ibrahim merupakan wali tertua di antara Wali Sangayang mensyiarkan
agama Islam di Jawa Timur, sehingga dikenal padadengan nama Sunan Gresik. Maulana
Malik Ibrahim menetap di Gresikdengan mendirikan masjid dan pesantren, tempat
mengajarkan Islamkepada para santri dan kepada para penduduk agar menjadi umat
Islamyang bertakwa. Beliau wafat pada tahun 1419 M (882 H) dan dimakamkan di
Gapura Wetan, Gresik.
B. Raden Rahmat (Sunan Ampel)
Sunan Ampel nama aslinya adalah Raden Rahmat. Lahir pada tahun1401 M dan
wafat pada tahun 1481 M serta dimakamkan di di desa Ampel.Sunan Ampel menikah
dengan seorang putri Tuban bernama Nyi AgengManila dan dikaruniai empat orang anak,
yaitu: Maulana Makdum Ibrahim(Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat), Nyi
Ageng Maloka, dan putri yang menjadi istri Sunan Kalijaga. Jasa-jasa Sunan Ampel
antara lain:
 Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya.
 Berperan aktif dalam membangun masjid agung Demak, yangdibangun pada tahun
1479M.
 Memelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikutmenobatkan Raden Fatah
sebagai sultan pertamanya.

9
C. Sunan Bonang
Sunan Bonang nama aslinya adalah Maulana Makdum Ibrahim,
putraSunan Ampel. Lahir pada tahun 1465 M dan wafat tahun 1515 M. semasahidupnya
beliau mempelajari Islam dari ayahnya sendiri, kemudian bersama Raden Paku merantau
ke Pasai untuk mendalami Islam. Jasa beliau sangat besar dalam penyiaran Islam.
D. Sunan Giri (1365-1428)
Beliau adalah seorang wali yang sangat besar pengaruhnya di Jawa,terutama di
Jawa Timur. Ayahnya, Maulana Ishak, berasal dari Pasai danibunya, Sekardadu, putri
Raja Blambangan Minak Sembayu. Belajar Islamdi pesantren Ampel Denta dan
Pasai.Sunan Giri (Raden Paku) mendirikan pesantren di Giri, kira-kira 3 kmdari Gresik.
Selain itu, beliau mengutus para mubalig untuk berdakwah kedaerah Madura,
Bawean, Kangean, bahkan ke Lombok, Makassar, Ternate,dan Tidore.
E. Sunan Drajat
Nama aslinya adalah Syarifuddin, putra Sunan Ampel dan adik Sunan Bonang
Beliau berjasa dalam mensyiarkan Islam dan mendidik para santrisebagai calon mubalig.
F. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati lebih dikenal dengan sebutan Syarif Hidayatullah.Beliau
berjasa dalam menyebarkan Islam di Jawa Barat dan berhasilmendirikan dua buah
kerajaan Islam, yakni Banten dan Cirebon. SyarifHidayatullah wafat pada tahun 1570
M dan dimakamkan di Gunung Jati (7km sebelah utara Cirebon).
G. Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq, lahir pada pertengahan abad ke-15dan wafat
pada tahun 1550 M (960 H). Beliau berjasa dalam menyebarkanIslam di daerah Kudus
dan sekitarnya, Jawa Tengah bagian utara. SunanKudus membangun sebuah masjid yang
terkenal sebagai Masjid MenaraKudus. Sunan Kudus juga terkenal sebagai seorang
sastrawan, di antarakarya sastranya yang terkenal adalah gending Maskumambang dan
Mijil.
H. Sunan Kalijaga
Nama aslinya adalah Raden Mas Syahid, salah seorang Wali Sangayang terkenal
karena berjiwa besar, toleran, dan juga pujangga. Beliauadalah seorang mubalig yang
berdakwah sambil berkelana. Di dalamdakwahnya Sunan Kalijaga sering menggunakan

10
kesenian rakyat (gamelan, wayang, serta lagu-lagu daerah). Belau wafat pada akhir ke-16
dan dimakamkan di desa Kadilangu sebelah timur laut kota Demak.
I. Sunan Muria
Nama aslinya Raden Umar Said, putra dari Sunan Kalijaga. Beliau seorang
mubalig yang berdakwah ke pelosok-pelosok desa dan daerah pegunungan. Di dalam
dakwahnya beliau menggunakan sarana gamelanserta kesenian daerah lainnya. Beliau
dimakamkan di Gunung Muria, yangterletak di sebelah utara kota Kudus.

D. HIKMAH PERKEMBANGAN DAKWAH ISLAM DI INDONESIA


1. Masa Penjajahan
a. Peranan Umat Islam pada Masa Penjajahan
Dengan dianutnya agama Islam oleh mayoritas masyarakat Indonesia, ajaran
Islam telah banyak mendatangkan perubahan. Perubahan-perubahan itu antara lain:
 Masyarakat Indonesia dibebaskan dari pemujaan berhala dan pendewaanraja-raja
serta dibimbing agar menghambakan diri kepada Allah, TuhanYang Maha Esa.
 Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan Islam, (lihat Q.S. An- Nahl:
90), mampu mengubah masyarakat Indonesia yang dulunya menganut system
kasta dan diskriminasi menjadi masyarakat yang setiap anggotanya mempunyai
kedudukan, harkat, martabat, dan hak-hak yangsama.
 Semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang didengungkan Islam dengan
semboyan “Habbul Watan Minal-Iman” (cinta tanah air sebagian dari iman)
mampu mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia,khususnya para pemuda,
yang dulunya bersifat sekatrian (lebih mementingkan sukunya dan daerahnya)
menjadi bersifat nasionalis (lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara).
 Semboyan yang diajarkan Islam yang berbunyi “Islam adalah agama yangcinta
damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat
Indonesia untuk melakukan usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan bangsanya
dengan berbagai caraAllah berfirman:

11
“Dan perangilah di jalan Allah orang -orang yang memerangi kamu,
(tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak
menyukaiorang-orang yang melampaui batas,”(Q.S. Al-Baqarah: 190).
Menurut Islam, berperang dalam rangka mewujudkan dan
mempertahankan kemerdekaan bangsa, negara, dan agama merupakan“Jihadfi
sabilillah”yang hukumnya wajib. Sedangkan umat Islam yang mati dalam “Jihad
fi sabilillah” tersebut dianggap mati syahid, yang imbalannya adalah surga.
b. Perlawanan Kerajaan Islam dalam Menentang Penjajahan
1. Perlawanan terhadap Penjajah Portugis
Bangsa Portugis datang dari Eropa Barat ke Dunia Timur, termasuk
Indonesia, dengan semboyan “gold (tambang emas),
glory (kemuliaan,keagungan), dan gospel (penyebaran agama Nasrani).”Bangsa
Portugis melakukan berbagai usaha dengan menghalalkansegala cara. Antara lain
pada tahun 1511 mereka merebut Bandar Malaka,yang waktu itu berada di bawah
kekuasaan Sultan Mahmud Syah (1488 – 1511).Sikap bangsa Portugis yang kasar
dan angkuh, yang bermaksudmerebut kekuasaan dan memaksakan kemauannya
dalah perdagangan,menyebabkan kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Indonesia
bangkit untukmemberikan perlawanan mengusir penjajah Portugis dari bumi
Nusantara.
Pada tahun 1526 bala tentara Demak di bawah pimpinan panglima perang
Fatahillah berangkat melalui jalan laut menuju Sunda Kelapa untuk mengusir
penjajah Portugis. Setibanya di Sunda Kelapa, Fatahillah dan balatentaranya
mengepung Sunda Kelapa dan terjadilah pertempuran sengit melawan penjajah
Portugis. Dalam pertempuran ini Fatahillah dan balatentaranya memperoleh
kemenangan. Sunda Kelapa direbut dari tangan penjajah. Kemudian Sunda Kelapa
diganti namanya menjadi Jayakarta(Jakarta). Peristiwa ini terjadi pada tanggal 22
Juni 1527 M yang kemudianditetapkan sebagai hari lahirnya kota Jakarta. Portugis
dan Spanyolmengadakan Perjanjian Tordesilas (1529) yang isinya:
1)Maluku menjadi milik Portugis
2)Filipina Selatan menjadi milik Spanyol.

12
c. Perlawanan terhadap Penjajah
Bangsa Indonesia kembali dijajah oleh bangsa Belanda, untuk pertama kali
berlabuh di Banten pada tahun 1596 dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Tujuan
kedatangan Belanda ke Indonesia sama dengan tujuan penjajah Portugis, yakni
untuk memaksakan praktik monopoli perdagangan dalam menanamkan kekuasaan
terhadap kerajaan-kerajaan yang ada diwilayah Nusantara. Penjajah Belanda
menempuh berbagai usaha danmenghalalkan segala cara. Misalkan, menerapkan
politik Divide et Impera,muslihat damai, mengeruk kekayaan sebanyak-
banyaknya dari bumi Nusantara untuk membangun bangsanya, dan membiarkan
rakyat Indonesia berada dalam kemiskinan dan keterbelakangan.
2. Masa Perang Kemerdekaan
a. Peranan Ulama Islam Pada Masa Perang Kemerdekaan
Peranan ulama Islam Indonesia pada masa perang kemerdekaan adadua macam:
 Membina kader umat Islam, melalui pesantren dan aktif dalam pembinaan
masyarakat.
 Turut bejuang secara fisik sebagai pemimpin perang.Para pahlawan Islam yang
telah berjuang melawan imperialis Portugis danBelanda, seperti: Fatahillah,
Sultan Baabullah, Pangeran Diponegoro, ImamBonjol, dan Habib Abdurrahman,
adalah juga para ulama yang beriman dan bertakwa, yang berakhlak baik
dan bermanfaat bagi orang banyak sehinggamereka menjadi panutan umat.
b. Peranan Organisasi dan Pondok Pesantren
Pada Masa Perang Kemerdekaan Organisasi-organisasi tersebut adalah:
1. Serikat Dagang Islam/Serikat IslamSerikat
Dagang Islam didirikan oleh Haji Samanhudi dan Mas TirtaAdisuryo pada
tahun 1905 di Kota Solo. Tujuan organisasi ini padaawalnya adalah menggalang
kekuatan para pedagang Islam melawanmonopoli pedagang Cina (yang mendapat
perlakuan istimewa dari penjajahan Belanda) dan memajukan agama Islam.
Pada tahun 1912 Serikat Dagang Islam diubah menjadi Serikat Islam(SI), bertujuan
bukan hanya untuk memajukan para pedagang Islam, tetapilebih luas lagi, yaitu
untuk menghapus penderitaan, penghinaan, dan ketidakadilan yang menimpa
seluruh rakyat Indonesia akibat ulah penjajahan Belanda.

13
Pada tahun 1914 telah berdiri 56 perkumpulan lokal Serikat Islam yangtelah
resmi berbentuk badan hukum yang tersebar di kota-kota besar diIndonesia. Untuk
menyeragamkan gerak dan langkah, pada tanggal 18Maret 1916 dibentuk wadah
Serikat Islam Sentral, yang diketuai oleh HajiOmar Said Cokroaminoto.Pada bulan
Juni 1916 Serikat Islam mengadakan kongresnya yang pertama yang dinamai
Kongres Nasional Serikat Islam. Di dalam kongres itu dijelaskan bahwa
istilah “Nasional” digunakan untuk mempertegas bahwa Serikat Islam mencita-
citakan adanya suatu “Nation” bagi rakyat Indonesia (baca penduduk pribumi).pada
tahun 1923 Sentral Serikat Islam mengubah namanya menjadiPartai Serikat Islam
(PSI). Gagasan gerakan Islam Internasional, dikemukakan oleh Kyai Haji Agus
Salim, dengan nama pan-Islamisme.
2. Muhammadiyah
Organisasi Islam Muhammadiyah didirikan di kota Yogyakarta olehK.H.
Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912. PerananMuhammadiyah pada
masa penjajahan Belanda lebih dititikberatkan padausaha-usaha mencerdaskan
rakyat Indonesia dan meningkatkankesejahteraan mereka, yakni dengan mendirikan
sekolah-sekolah, baiksekolah umum maupun sekolah agama, rumah sakit, panti
asuhan, rumah-rumah penampungan bagi warga miskin dan perpustakaan-
perpustakaan. Pada tahun 1925, tidak lama setelah pendirinya, K.H. Ahmad
Dahlanwafat, Muhammadiyah sudah tersebar di semua kota besar di
seluruhIndonesia serta berhasil membangun dan mengelola 1774 buah sekolah,
31 buah perpustakaan, 834 masjid, puluhan rumah sakit, panti asuhan, danrumah-
rumah penampungan bagi warga miskin.
3. Nahdlatul Ulama (NU)
NU didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926. Dua tokoh penting
dalam upaya pembentukan NU adalah K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Wahab
Hasbullah. Pada masa penjajahan Belanda, NU senantiasa berjuang
menentang penjajah dan pernah mengeluarkan pernyataan politik yang isinya:
 Menolak kerja rodi yang dibebankan oleh penjajah kepada rakyat.
 Menolak rencana ordonansi (peraturan pemerintah) tentang perwakinan tercatat.
 Menolak diadakannya Milisi (wajib militer)

14
 Menyokong GAPI dalam menuntut Indonesia yang memiliki parlemenkepada
pemerintah colonial Belanda.
4. Pondok Pesantren
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia,yang
penyelenggaraan pendidikannya bersifat tradisional dan sederhana.Mata
pelajaran yang diajarkan di pesantren adalah: Ilmu Tauhid, FikihIslam, Akhlak,
Ushul Fikih, Nahwu, Saraf, dan Ilmu Mantik. Sumber pelajaraannya, biasanya
kitab-kitab berbahasa Arab yang tidak berharakatatau gundul, yang biasa disebut
dengan “Kitab Kuning”.
3. Masa Pembangunan
a. Peranan Umat Islam pada Masa Pembangunan
Dalam usaha mempertahankan kemerdekaan negara RepublikIndonesia,
umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk, tampil di barisanterdepan dan
perjuangan, baik perjuangan fisik (berperang) maupun perjuangan diplomasi. Di
tahun-tahun awal kelahirannya sebagai negara yangmerdeka dan berdaulat, bangsa
Indonesia harus menghadapi Jepang(September 1945), negara Sekutu (November
1945– Maret 1946), danBelanda (Agresi Belanda I pada 21 Juli 1947 dan Agresi
Belanda II pada 19Desember 1948).
Selain itu, kemerdekaan negara Republik Indonesia dipertahankanmelalui
usaha-usaha diplomatic, yaitu perundingan antara Indonesia danBelanda, misalnya:
perundingan Linggarjati (November 1946), perjanjianRenville (Desember 1947),
perjanjian Roem Royen (April 1949), danKonferensi Meja Bundar di Den Haag (2
November 1949).
b. Peranan Organisasi Islam dalam Masa Pembangunan
Organisasi Islam yang ada pada masa pembangunan ini cukup banyak,antara
lain: Muhammadiyah; Nahdlatul Ulama (NU); Himpunan MahasiswaIslam (HIM),
berdiri tahun 1947 di Yogyakarta; Pergerakan Mahasiswa IslamIndonesia (PMII),
berdiri pada 17 April 1960 dan Majelis Ulama Indonesia(MUI) berdiri pada 26 Juli
1975. Peranan Muhammadiyah dalam masa pembangunan antara lain:
1) Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia berilmu pengetahuantinggi,
berbudi luhur, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

15
2) Melakukan usaha-usaha di bidang kesehatan dan kesejahteraanmasyarakat,
antara lain mendirikan Rumah Sakit, Poliklinik, BKIA (BalaiKesehatan Ibu dan
Anak), Panti Asuhan, dan Pos Santunan Sosial. Nahdlatul Ulama, yang pernah
berkiprah di bidang politik, dalam perkembangan selanjutnya melalui Munas
NU pada tanggal 18– 21 Desember1984 di Situbondo, dengan tegas
menyatakan bahwa NU meninggalkanaktivitas politik dan kembali ke khittah
(tujuan dasar). Usaha-usaha NU antaralain:
 Mendirikan madrasah-madrasah, seperti Madrasah Ibtidaiyah,
Tsanawiyah,Aliyah, dan Perguruan Tinggi.
 Mendirikan, mengelola, dan mengembangkan pesantren-pesantren.
 Membantu dan mengurusi anak-anak yatim dan fakir miskin.
c. Peranan Lembaga Pendidikan Islam dalam Pembangunan
Lembaga pendidikan Islam adalah badan yang berhubungan dengan pendidikan
Islam untuk memenuhi kebutuhan umatnya di bidang pendidikan.Lembaga-lembaga
pendidikan Islam di Indonesia ada yang didirikan dandikelola langsung oleh
pemerintah (Departemen Agama), seperti: MadrasahIbtidaiyah Negeri
(MIN), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), MadrasahAliyah Negeri (MAN), dan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN). IAINsekarang berubah menjadi UIN (Unversitas
Islam Negeri) yang tidak hanyamendalami ilmu tentang keIslaman, seperti Fakultas
Syariah dan Ushuluddin,tetapi juga mendalami ilmu pengetahuan umum, seperti
Fakultas Ekonomi danFakultas Kedokteran.Adapun peranan-peranan kelembagaan
Islam dalam pembangunan antara lain:
 Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia bertakwa pada TuhanYang
Maha Esa.
 Menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
 Memupuk persatuan dan kesatuan umat.
 Mencerdaskan bangsa Indonesia.
 Mengadakan pembinaan mental spiritual

16
BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN
“Masuknya Islam di Indonesia,” pada tanggal 17-20 Maret1963 di Medan
menyebutkan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pertama kali pada abad pertama
Hijriah (kira-kira abad 8 Masehi).Perkembangan Islam di Indonesia terbagi menjadi
beberapa wilayah diantaranya yaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku.
Para tokoh yang menyebarkan Islam di Indonesia di antaranya yaitu wali songo (Maulana
Maliki brahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung
Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudus dan Sunan Muria).Sedangkan masuknya Islam di
Indonesia menurut Uka Tjandrasasmita dilakukandengan enam saluran yaitu: Saluran
perdagangan, Saluran perkawinan, Salurantasawuf, Saluran pendidikan, Saluran kesenian,
dan Saluran politik. Dari keenam saluran di ataslah Islam bisa menjangkau hampir ke
seluruh pelosok Indonesia yang salah satu pengaruhnya diakui sebagai kebudayaan
Indonesia sendiri sampai sekarang seperti Pengaruh bahasa dan nama, Pengaruh adat-
istiadat, Pengaruh kesenian

B. SARAN
Islam adalah agama yang damai. Islam masuk ke Indonesia bukan
dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru
dengan cara damai berkat kegigihan para ulama. Maka dari itu melalui makalah ini kita di
ajarkan untuk dapat berdamai dengan orang-orang disekitar kita. Hindarilah segala
pertengkaran yang dapat merusak hubungan silaturrahmi kita.

17
DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama Islam Untuk SMA Kelas XII . Jakarta: Erlangga .

http://rangkumanbukuagamaIslamxxx.blogspot.co.id/p/bab-6.html?m=1 3.

http://tradentriolanwijaya.blogspot.co.id/?m=1 4. http://m2mexacta.blogspot.co.id/2013/07/meto
de-metode-masuknya-Islam-di.html?m=1

18

Anda mungkin juga menyukai