Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESI”


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PAI

DISUSUN OLEH :

NURUL FITROH MAULIDAH

GURU MAPEL:

ROIHANATUL AINA’, M. Pd.

SMK MAMBA’UL IHSAN BANYUURIP

UJUNGPANGKAH GRESIK

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada allah SWT, yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA”
dengan baik tanpa ada halangan apapun.

Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerja sama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan banyak
terimakasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal
dalam penyelesaian makalah ini.

Selain itu, saya hanyalah manusia biasa menyadari bahwa masih banyaak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, saya selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat


menambah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat untuk pembaca.

Banyuurip, 25 November 2021

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang ...........................................................................................1

b. Rumusan Masalah ......................................................................................2

c. Tujuan Penulisan ......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

a. Sejarah dan Perkembangan Islam di Indonesia .........................................3

b. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Islam di Indonesia ...8

c. Peran Umat Islam Dalam Kehidupan Bangsa Indonesia ...........................9

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan ................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Agama Islam merupakan agama samawi yang dibawa oleh Nabi


Muhammad SAW. Beliau memulai dakwah menyebarkan agama Islam dari
tanah kelahirannya, Makkah Al Mukarramah. Pada awalnya dakwah beliau
hanya diikuti oleh beberapa orang terdekat saja. Banyak dari kalangan orang-
orang Quraisy yang menentang dakwah beliau. Bahkan mereka memusuhi
Nabi dan orang-orang yang mengikuti ajarannya. Hingga berbagai usaha
pembunuhan Nabi pun sering dilakukan orang-orang Quraisy. Selama sekitar
sepuluh tahun dakwah beliau di Makkah, jumlah pengikut masih sangat
sedikit.
Kemudian di tahun kesebelas kenabiannya, beliau dan para pengikut
melakukan hijrah ke Madinah. Disinilah Nabi Muhammad mulai menyusun
strategi dakwah untuk mengajak orang masuk Islam. Pertama kali yang beliau
lakukan adalah membentuk pemerintahan. Dengan kegigihan Nabi dan para
sahabat dalam berdakwah, Islam pun semakin menyebar luas ke tanah
berbagai tanah arab. Dan jumlah umat Islam pun semakin hari semakin
bertambah. Hal ini dapat kita lihat dari peperangan-peperangan yang
dilakukan Rasulullah SAW. Perang Badar yang merupakan perang besar
pertama umat Islam melawan orang-orang kafir hanya membawa pasukan
sekitar 300 orang, kemudian Perang Uhud membawa pasukan 1000 orang.
Dan peperangan-peperangan berikutnya dengan jumlah pasukan yang
semakin banyak.
Setelah Rasulullah wafat, dakwah Islam dilanjutkan oleh Khulafaur
Rasyidin. Di zaman para khalifah inilah Islam sudah mulai merambah ke
berbagai negara dan benua. Termasuk diantaranya negara Indonesia, yang
mulai dimasuki Islam pada zaman Khalifah Usman bin ‘Affan. Beliau
mengirimkan delegasi untuk menyampaikan Islam ke negeri Cina. Dan
sebelum sampai di negeri Cina para delegasi singgah di Nusantara. Dari

1
delegasi yang dikirim Khalifah Usman inilah Islam mulai berkembang di
Indonesia. Kemudian dakwah dilanjutkan oleh para pedagang dari India.
Sehingga jumlah umat Islam di Indonesia terus bertambah setiap harinya.
Hingga saat ini dakwah Islam di Indonesia masih terus berlanjut. Dan dari
berbagai survei menunjukan bahwa mayoritas penduduk di Indonesia adalah
Muslim.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia?


2. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam di
Indonesia?
3. Bagaimana peranan umat Islam dalam kehidupan bangsa Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia.


2. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam di
Indonesia.
3. Mengetahui peranan umat Islam dalam kehidupan bangsa Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Islam di Indonesia

Pada tahun 30 Hijriah atau 651 M, hanya berselang sekitar 20 tahun


dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Usman ibnu ‘Affan RA mengirim
delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama
berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan
Usman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun
kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan
pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Dalam versi lain disebutkan
bahwa suatu golongan Zaidiyah yang pro terhadap Ali ibn Abi Thalib
mengungsi dari kerajaan Bani Umayyah karena dikejar-kejar, telah bermukim
di Cina sebelum tahun 750 M. Inilah perkenalan pertama penduduk
Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus
berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan
hijau ini sambil berdakwah.

Islam masuk Indonesia bukan dari pedagang India atau Persi tapi
langsung dari Arab dan penyiarnya orang Arab Islam. Adapun pengikut-
pengikut mereka adalah pedagang-pedagang dari Gujarat yang turut
mengambil bagian dalam perdagangan. Daerah di Indonesia yang mula-mula
dimasuki Islam adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jawa Tengah,
kemudian lama kelamaan agama Islam masuk ke pelosok tanah air dengan
pesatnya.

Pendapat beberapa ahli tentang waktu dan daerah yang mula-mula


dimasuki Islam di Indonesia antara lain:

3
 Drs. Juned Pariduri
Islam masuk di Sumatera Utara (Tapanuli) pada abad ke-7 atau sekitar
tahun 670 M, karena ada makam Syekh Mukaiddin di Tapanuli, makam
tersebut berangka tahun 48 H (670 M).
 Dr. Hamka
Islam masuk ke Jawa pada abad ke-7 atau sekitar tahun 674 M.
 Zainal Arifin Abbas
Islam masuk di Sumatera Utara pada abad ke-7 sekitar tahun 648 M.

Para ahli tersebut berpendapat bahwa Islam masuk di Indonesia pada


abad ke-7 berarti pada abad ke-13 Islam sudah berkembang dengan pesatnya
dan telah merata di seluruh Indonesia. Hal ini ditandai dengan adanya
penemuan-penemuan batu nisan yang berciri khas Islam. Dari kerajaan
Samudera Pasai, Islam menyebar ke seluruh pulau Sumatera, Malaka sampai
ke pulau Jawa. Setelah itu di Indonesia berdiri kerajaan-kerajaan Islam yang
besar (Demak, Banten, Cirebon, Aceh, Mataram, Pajang, Makassar, dan lain-
lainnya dan kemudian menjadi pusat tempat penyebaran Islam.

Berikut sejarah perkembangan islam diberbagai daerah:

a. Perkembangan Islam di Sumatera

Islam masuk ke Sumatera pada abad ke-7 Masehi, yang pada


waktu itu di Sumatera telah berdiri kerajaan Budha di Sriwijaya (683 –
1030 M) yang menjadikan Islam masuk ke daerah itu sedikit mengalami
kesulitan, dan pada waktu itu kerajaan Sriwijaya mendapat serbuan dari
India, maka kesempatan itu digunakan untuk menyebarkan Islam bagi
daerah-daerah, seperti di Samudera Pasai sehingga berdirilah kerajaan
Islam yang pertama di Samudera Pasai.

b. Perkembangan Islam di Pulau Jawa

Islam masuk ke Jawa Tengah pada masa pemerintahan Sima pada


tahun 674 M, masuknya Islam ke Jawa Timur di tandai dengan adanya
makam Fatimah binti Maimun yang di batu nisannya bertuliskan Arab,

4
sekitar tahun 1082 M, dan masuknya Islam ke Jawa Barat disiarkan oleh
haji Purba pada pemerintahan Mundingsari pada tahun 1190 M. Islam
dapat berkembang dengan pesat ketika kerajaan Majapahit (Hindu)
merosot. Islam di Jawa tidak akan pernah lepas dari peranan Walisongo
yang begitu gigih dalam menyiarkan Islam, sehingga dengan cepat Islam
berkembang ke seluruh Pulau Jawa.

Adapun jasa-jasa Walisongo dalam penyebaran Islam di Jawa


adalah menyebarkan Islam kepada penduduk pedalaman pulau Jawa,
sebelum Wlisongo, Islam hanya berkembang di daerah pesisir, Walisongo
berhasil mendirikan beberapa kerajaan Islam di Pulau Jawa, yaitu: Demak,
Pajang, dan Banten, Walisongo juga berhasil mengubah kesenian Jawa
dari pengaruh Hindu menjadi pengaruh Islam.

Setelah berdirinya kerajaan Islam Demak tahun 1500 M, maka


Jawa Tengah merupakan salah satu pusat kegiatan agama Islam, adapun
wali yang mengembangkan Islam di Jawa yaitu:

 Sunan Gresik
Beliau berasal dari Kasyan Bangsa Arab, kemudian menyiarkan Islam
di kota Gresik.
 Sunan Ampel
Beliau keturunan putri raja Aceh yang menikah dengan seorang
penyiar Islam dari Arab. Beliau menyiarkan Islam di Ampel dan
Surabaya.
 Sunan Bonang
Membentuk kader-kader Islam dengan mendirikan pondok pesantren.

 Sunan Drajat
Beliau menyiarkan Islam di Sedayu, Jawa Timur.
 Sunan Kalijaga
Mengajarkan Islam dengan memasukan hikayat Islam kedalam cerita
wayang yang dipertunjukkan untuk rakyat.

5
 Sunan Giri
Beliau belajar Islam di Malaka selama tiga tahun, kemudian
menyebarkan Islam di Giri (dekat Gresik).
 Sunan Muria
Beliau adalah putra dari sunan Kalijaga yang menikah derngan Dewi
Sujinah dan mempunyai seorang putra yang bernam Pangeran Santri.
Untuk kepentingan dakwahnya Dia menciptakan lagu “Sinom dan
Kinanthi”.
 Sunan Kudus
Mengajarkan Islam dengan cara memperdalam agama dan mengikis
habis pengaruh Hindu.
 Sunan Gunung Jati
Beliau belajar Islam di Makkah. Menyiarkan Islam yang berpusat di
Gunung Jati.

c. Perkembangan Islam di Sulawesi

Islam di Sulawesi tidak sebaik Islam di Jawa dan Sumatera, cara


pengislaman di Sulawesi pun dilakukan dengan jalan damai, tidak ada
kekerasan sama sekali. Adapun yang menyiarkan Islam di Sulawesi adalah
Datuk Ribandang dan Datuk Sulaiman.

Di wilayah Sulawesi Utara mulai dari Mandar sampai Manado


pada pertengahan abad ke-16 menjadi bawahan Kerajaan Ternate yang
rajanya adalah seorang muslim. Atas ajakan Raja Ternate, Raja Bolang
Mongondow memeluk Islam. Sampai ke timur Kepulauan Maluku, pada
awal abad ke-16 telah memiliki kerajaan Islam, yakni Kerajaan Bacan.
Mubaligh dari kerajaan Ini terus mendakwahkan Islam ke kawasan
tetangganya di Papua melalui jalur perdagangan.

d. Perkembangan Islam di Kalimantan

Sekitar tahun 1550 di Banjar berdiri kerajaan Islam dengan rajanya


bergelar Sultan Suryanullah dan pada saat itu juga banyak rakyat Banjar

6
yang memeluk agama Islam begitu pula dengan daerah-daerah yang
berada di bawah kekuasaan Banja.

Pengembangan Islam di Kutai dilakukan oleh dua orang muslim


dari Makassar yang bernama Tuan Bandang dan Tuan Tunggang
Parangan, dengan cepat Islam berkembang di Kutai, termasuk raja
mahkota memeluk Islam. Kemudian pengembangan Islam dilanjutkan ke
daerah-daerah pedalaman pada pemerintahan Aji di Langgar. Pada tahun
1550 M, di Sukadan (Kalimantan Barat) telah berdiri kerajaan Islam. Ini
berarti jauh sebelum tahun itu, rakyat telah memeluk agama Islam, adapun
yang meng-Islamkan daerah Sukadana adalah orang Arab Islam yang
datang dari Sriwijaya. Di Sukadana Sultan yang masuk Islam adalah
Panembahan Giri Kusuma (1591) dan Sultan Hammad Saifuddin (1677).

Sebelum Islam masuk ke Dayak, suku Dayak menyembah berhala,


tapi lama-kelamaan kebanyakan dari mereka memeluk Islam. Pengislaman
di Dayak melalui jalan perdagangan, pernikahan, dan dakwah. Penyiaran
Islam di Dayak dilakukan oleh pendatang dari Arab, Bugis, dan Melayu.
Perkembangan Islam selanjutnya diteruskan oleh keturunan-keturunan
mereka dengan penuh semangat.

e. Perkembangan Islam di Irian Jaya

Masuknya Islam ke Papua, tidak bisa dilepaskan dengan jalur dan


hubungan daerah ini dengan daerah lain di Indonesia. Selain faktor
pengaruh kekuasaan Kerajaan Majapahit, masuknya Islam ke kawasan ini
adalah lewat Maluku, di mana pada masa itu terdapat kerajaan Islam
berpengaruh di kawasan Indonesia Timur, yakni Kerajaan Bacan. Bahkan
keberadaan Islam Bacan di Maluku sejak tahun 1520 M dan telah
menguasai beberapa daerah di Papua sejak abad ke-16 dan telah tercatat
dalam sejarah. Sejumlah daerah seperti Waigeo, Misool, Waigama dan
Salawati pada abad ke-16 telah mendapat pengaruh dari ajaran Islam.
Melalui pengaruh Sultan Bacan inilah maka sejumlah pemuka masyarakat
di pulau-pulau tadi memeluk agama Islam, khususnya yang di wilayah

7
pesisir. Sementara yang di pedalaman masih tetap menganut paham
animisme.

Masuknya Islam ke daerah Papua terjadi pada awal abad ke 17,


atau dua abad lebih awal dari masuknya agama Kristen Protestan yang
masuk pertama kali di daerah Manokwari pada tahun 1855, yaitu ketika
dua orang missionaris Jerman bernama C.W. Ottow dan G.J. Geissler
mendarat dan kemudian menjadi pelopor kegiatan missionaris di sana.

B. Perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam di Indonesia

Perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di Indonesia pada


masa perkembangan agama Islam, yaitu berupa warisan seni dan ilmu
pengetahuan yang merupakan ungkapan penghayatan sekaligus saluran
pewartaan atau penyiaran ajaran Islam. Karya seni yang bercorak Islam
terdapat di bidang bangunan, seni musik, seni pahat lukis, seni kaligrafi, dan
seni sastra.

Peninggalan yang paling jelas di bidang bangunan atau arsitektur


adalah bangunan masjid. Masjid-masjid yang berasal dari masa pertumbuhan
dan perkembangan Islam di nusantara antara lain masjid kuno di Demak,
masjid Sendang Duwur Agung Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung di
Banten, dan masjid Nanggroe Aceh Darussalam

Peninggalan berikutnya di bidang bangunan adalah keraton, di lihat


dari corak bangunannya, tampak bahwa keraton pada masa pertumbuhan
agama Islam merupakan perpaduan antara corak seni Hindu, Islam, dan
masyarakat setempat, dari perpaduan ini menghasilkan corak bangunan yang
khas.

Peninggalan selanjutnya adalah makam. Bagian makam yang paling


penting adalah nisan karena nisan merupakan tanda peringatan yang utama.
Dari nisan sebuah makam dapat kita ketahui siapa yang meninggal dan kapan
meninggalnya. Oleh karena itu pada nisan akan di jumpai huruf atau angka.
Nisan ada yang di buat dengan ukir-ukiran dan dihiasi dengan tulisan Arab

8
atau kaligrafi. Dengan demikian pada masa ini telah berkembang ilmu
pengetahuan tentang tulis-menulis Arab (kaligrafi)

Peninggalan seni musik terungkap dari tradisi sekaten, yaitu gamelan


yang dibunyikan pada perayaan gerebeg Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tradisi ini masih terjaga dengan baik pada Keraton Yogyakarta.

Perkembangan seni pahat dapat di lihat dari ukir-ukiran yang terdapat


pada lengkungan dan gerbang masjid, keraton, atau pada nisan. Seni pahat
yang berkembang pada masa perkembangan Islam tidak ada yang berupa
patung-patung karena hal itu bertentangan dengan ajaran Islam.

Peninggalan ilmu pengetahuan dan budaya pada bidang sastra adalah


berupa hikayat, babad, dan syair yang tertulis dengan huruf daerah, ada juga
yang menggunakan huruf Arab. Naskah-naskah yang terkenal antara lain
primbon-primbon abad ke-16 dari sunan Bonang dan syair-syair melayu yang
indah dari Hamzah Fansuri.

C. Peranan umat Islam dalam kehidupan bangsa Indonesia

Selama berabad-abad Indonesia mengalami penjajahan. Kekayaan


alam yang melimpah ruah jatuh ke tangan penjaah. Bukan hanya menjajah
politik dan ekonomi bangsa, tetapi juga menjajah hak asasi yang paling
mendasar bagi umat Islam, yaitu menjajah paham-paham agama Islam untuk
ditukar dengan paham Komunisme, Liberalisme, dan agama lain.

Atas dasar penindasan tersebut, semangat jihad mulai dikobarkan.


Pada abad ke-17 sampai 19 perlawanan umat Islam sudah nyata digerakkan
dan dipelopori tokoh-tokoh pahlawan Islam, seperti Sultan Agung (Mataram),
Sultan Agung Tirtayarsa dan Kyai Tapa (Banten), Sultan Hasanuddin
(Makassar), Teukeu Cik Ditiro (Aceh), Teuku Imam Bonjol (Minangkabau),
dan para kyai di seluruh pondok pesantren.

Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaan tanggal 17


Agustus 1945, musuh-musuh masih berusaha menggagalkan arti dari
proklamasi tersebut. Untuk itu, Rois Akbar, K.H. Hasyim Asy’ari

9
menyerukan resolusi jihad. Tercetusnya resolusi jihad membuat para pemuda
di kala itu menggabungkan diri ke dalam pasukan Hizbullah yang dipimpin
oleh Zainal Arifin. Kemudian orang Islam yang awam bergabung ke dalam
barisan Sabilillah dibawah pimpinan K.H. Wahab Hasbullah. Pada waktu
revolusi 1945 – 1949, mereka menjadi pengawal revolusi dengan merebut
persenjataan Jepang untuk melawan agresi sekutu.

Namun sangat disayangkan, begitu besarnya kebencian penjajah


kepada muslimin di Indonesia. Snouck Hurgronje, penasihat pemerintah
kolonial Belanda menyampaikan sarannya kepada pemerintah kolonial
Belanda (Dutch Islamic Policy) dengan tujuan mematahkan perlawanan umat
Islam. Antara lain Snouck Hurgronje menyarankan, “yang harus ditakuti
pemerintah (pemerintah Belanda) bukanlah Islam sebagai agama, tetapi Islam
sebagai doktrin politik. Biasanya dipimpin small-minority yang fanatik, yakni
ulama yang membaktikan hidupnya terhadap cita-cita Pan Islamisme.
Golongan ulama ini lebih berbahaya kalau pengaruhnya meluas kepada petani
di desa-desa. Karena itu disarankan supaya pemerintah bertindak netral
terhadap Islam sebagai agama dan sebaliknya bertindak tegas terhadap Islam
sebagai doktrin politik.”

Maka para penjajah berhasil melakukan strategi dalam pembuatan


naskah UUD 1945. Ketika para pendiri Republik ini berhasil merumuskan
satu gentlement agreement yang sangat luhur dan disepakati pada tanggal 22
Juni 1945 kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter).
Sesungguhnya Piagam Jakarta inilah mukadimah UUD ’45 yang pertama.

Selanjutnya tanggal 17 Agustus 1945 pada hari Jum’at dan bulan


Ramadhan, Indonesia lahir sebagai negara dan bangsa yang merdeka.
Hendaknya disadari oleh setiap muslim bahwa Republik yang lahir itu adalah
sebuah negara yang “berdasarkan ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syari‘at Islam bagi pemeluk – pemeluknya.”

Namun keesokan harinya tanggal 18 Agustus rangkaian kalimat


“dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”,

10
itu dihapus, diganti dengan kalimat: Yang Maha Esa. Inilah awal
pengkhianatan terhadap Islam dan umat Islam.

Dinamika zaman terus berjalan, kini umat Islam Indonesia menjadi


umat yang mayoritas, yaitu 90% dari semua bangsanya, yang seharusnya
memiliki arti penting dalam maju mundurnya kehidupan bangsa ini, sebab
umat Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha
mempersatukan bangsa, disini terdapat beberapa peranan penting umat Islam
dalam berbangsa:

 Pada tahun 1960, umat Islam berusaha mencegah gagasan nasakom dan
pada tahun 1965 mengusulkan pembubaran PKI untuk menyelamatkan
pancasila dan kesatuan bangsa.

 Mempelopori penbentukan “front Pancasila” yang kemudian diteruskan


dengan penganiayan G30SPKI sebagai landasan lahirnya Orde Baru.

 Majelis Ulama Indonesia (MUI) didirikan sehubungan dengan tugasnya


yang utama, yaitu memberikan pertimbangan mengenai kehidupan
beragama kepada pemerintah dan menjadi penghubung antara pemerintah
dengan ulama.

 Untuk memperkuat ideologi Pancasila, umat Islam memajukan


pendidikan umum dan pendidikan agama dalam mencerdaskan bangsa
dan kesadaran bernegara serta memperkokoh persatuan dan kesatuan.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan makalah yang telah diuraikan diatas dapat kita ambil
kesimpulan bahwa Islam masuk ke Negara Indonesia sejak tahun 651 M.
Yaitu pada zaman Khalifah Usman bin ‘Affan yang pada waktu itu mengirim
delegasi untuk mengenalkan pemerintahan Islam ke Negeri Cina, namun
dalam perjalanan ke Cina tersebut delegasi singgah di Indonesia dan
mengenalkan kepada penduduk tentang Islam.

Semakin hari dakwah Islam terus berkembang pesat dari sejak dinasti
umayyah yang mendirikan pangkalan dagang di Sumatera. Dari sini terbuka
jalur perdagangan orang-orang Arab ke Indonesia dengan membawa ajaran
Islam. Perkembangan Islam di Indonesia tidak terlepas dari dakwah para wali,
terutama di wilayah Jawa.

Di era modern dakwah Islam terus berkembang. Dengan banyaknya


organisasi-organisasi yang membawa misi dakwah Islam membuat ajaran
Islam terus terjaga. Hal ini berpengaruh terhadap terhadap jumlah pemeluk
Islam. Ajaran Islam yang universal dan sesuai fitrah manusia, sangat mudah
diterima oleh berbagai kalangan masyarakat.

12

Anda mungkin juga menyukai