Anda di halaman 1dari 23

Makalah Perkembangan Sejarah Islam Di Indonesia

Muhammad Akhtar Jabbaran

12 IPS 3

November 2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Agama Islam merupakan agama samawi yang dibawa oleh Nabi


Muhammad SAW. Beliau memulai dakwah menyebarkan agama Islam
dari tanah kelahirannya, Makkah Al Mukarramah. Pada awalnya dakwah
beliau hanya diikuti oleh beberapa orang terdekat saja. Banyak dari
kalangan orang-orang Quraisy yang menentang dakwah beliau. Bahkan
mereka memusuhi Nabi dan orang-orang yang mengikuti ajarannya.
Hingga berbagai usaha pembunuhan Nabi pun sering dilakukan orang-
orang Quraisy. Selama sekitar sepuluh tahun dakwah beliau di Makkah,
jumlah pengikut masih sangat sedikit.
Kemudian di tahun kesebelas kenabiannya, beliau dan para
pengikut melakukan hijrah ke Madinah. Disinilah Nabi Muhammad mulai
menyusun strategi dakwah untuk mengajak orang masuk Islam. Pertama
kali yang beliau lakukan adalah membentuk pemerintahan. Dengan
kegigihan Nabi dan para sahabat dalam berdakwah, Islam pun semakin
menyebar luas ke tanah berbagai tanah arab. Dan jumlah umat Islam pun
semakin hari semakin bertambah. Hal ini dapat kita lihat dari peperangan-
peperangan yang dilakukan Rasulullah SAW. Perang Badar yang
merupakan perang besar pertama umat Islam melawan orang-orang kafir
hanya membawa pasukan sekitar 300 orang, kemudian Perang Uhud
membawa pasukan 1000 orang. Dan peperangan-peperangan berikutnya
dengan jumlah pasukan yang semakin banyak.
Setelah Rasulullah wafat, dakwah Islam dilanjutkan oleh Khulafaur
Rasyidin. Di zaman para khalifah inilah Islam sudah mulai merambah ke
berbagai negara dan benua. Termasuk diantaranya negara Indonesia, yang

2
mulai dimasuki Islam pada zaman Khalifah Usman bin ‘Affan. Beliau
mengirimkan delegasi untuk menyampaikan Islam ke negeri Cina. Dan
sebelum sampai di negeri Cina para delegasi singgah di Nusantara. Dari
delegasi yang dikirim Khalifah Usman inilah Islam mulai berkembang di
Indonesia. Kemudian dakwah dilanjutkan oleh para pedagang dari India.
Sehingga jumlah umat Islam di Indonesia terus bertambah setiap harinya.
Hingga saat ini dakwah Islam di Indonesia masih terus berlanjut. Dan dari
berbagai survei menunjukan bahwa mayoritas penduduk di Indonesia
adalah Muslim.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia?


2. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam di
Indonesia?
3. Bagaimana peranan umat Islam dalam kehidupan bangsa Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia.


2. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam di
Indonesia.
3. Mengetahui peranan umat Islam dalam kehidupan bangsa Indonesia.

1.4 Metode dan Prosedur Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu


dengan menggunakan informasi dari berbagai referensi buku baik dalam
negeri maupun luar negeri.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah dan Perkembangan Islam di Indonesia

Pada tahun 30 Hijriah atau 651 M, hanya berselang sekitar 20


tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Usman ibnu ‘Affan RA
mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang
belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun
ini, para utusan Usman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah
mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Dalam versi lain
disebutkan bahwa suatu golongan Zaidiyah yang pro terhadap Ali ibn Abi
Thalib mengungsi dari kerajaan Bani Umayyah karena dikejar-kejar, telah
bermukim di Cina sebelum tahun 750 M. Inilah perkenalan pertama
penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang
Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi
dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.

Islam masuk Indonesia bukan dari pedagang India atau Persi tapi
langsung dari Arab dan penyiarnya orang Arab Islam. Adapun pengikut-
pengikut mereka adalah pedagang-pedagang dari Gujarat yang turut
mengambil bagian dalam perdagangan. Daerah di Indonesia yang mula-
mula dimasuki Islam adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jawa
Tengah, kemudian lama kelamaan agama Islam masuk ke pelosok tanah
air dengan pesatnya.

Pendapat beberapa ahli tentang waktu dan daerah yang mula-mula


dimasuki Islam di Indonesia antara lain:

4
- Drs. Juned Pariduri
Islam masuk di Sumatera Utara (Tapanuli) pada abad ke-7 atau
sekitar tahun 670 M, karena ada makam Syekh Mukaiddin di
Tapanuli, makam tersebut berangka tahun 48 H (670 M).
- Dr. Hamka
Islam masuk ke Jawa pada abad ke-7 atau sekitar tahun 674 M.
- Zainal Arifin Abbas
Islam masuk di Sumatera Utara pada abad ke-7 sekitar tahun
648 M.

Para ahli tersebut berpendapat bahwa Islam masuk di Indonesia


pada abad ke-7 berarti pada abad ke-13 Islam sudah berkembang dengan
pesatnya dan telah merata di seluruh Indonesia. Hal ini ditandai dengan
adanya penemuan-penemuan batu nisan yang berciri khas Islam. Dari
kerajaan Samudera Pasai, Islam menyebar ke seluruh pulau Sumatera,
Malaka sampai ke pulau Jawa. Setelah itu di Indonesia berdiri kerajaan-
kerajaan Islam yang besar (Demak, Banten, Cirebon, Aceh, Mataram,
Pajang, Makassar, dan lain-lainnya dan kemudian menjadi pusat tempat
penyebaran Islam.

2.1.1 Perkembangan Islam di Sumatera

Islam masuk ke Sumatera pada abad ke-7 Masehi, yang


pada waktu itu di Sumatera telah berdiri kerajaan Budha di
Sriwijaya (683 – 1030 M) yang menjadikan Islam masuk ke daerah
itu sedikit mengalami kesulitan, dan pada waktu itu kerajaan
Sriwijaya mendapat serbuan dari India, maka kesempatan itu
digunakan untuk menyebarkan Islam bagi daerah-daerah, seperti di
Samudera Pasai sehingga berdirilah kerajaan Islam yang pertama
di Samudera Pasai.

5
Karena ada beberapa versi sejarah yang berbeda, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa Islam di Sumatera terbagi menjadi:

2.1.1.1 Islam di Aceh

- Kerajaan Perlak
Sultan Perlak adalah Sultan Alaidin Sayid
Maulana Abdul Aziz Syah. Ia dilantik pada
tanggal 1 Muharram tahun 225 H.
- Samudera Pasai
Silsilah keturunan Malik Al-Saleh yang
memerintah Samudera Pasai tahun 650 – 688 H
menunjukkan bahwa beliau keturunan Raja
Islam, yaitu Makhdum Sultan Malik Ibrahim
Syah Johan Berdaulat tahun 365 – 402 H.
- Kerajaan Aceh
Salah seorang pembawa agama Islam di Aceh
adalah Syekh Abdullah Arif yang datang dari
Arab. Beliau mempunyai murid bernama
Burhanuddin yang kemudian menyebarkan
ajaran agama Islam di Pariaman, Sumatera
Barat.

2.1.1.2 Islam di Barus

Papan Tinggi adalah sebuah pemakaman di


Bandar Barus, Pantai Barat Sumatera Utara. Di
salah satu batu nisan terdapat sebuah nama Said
Mahmud Al-Hadramaut. Selain itu seorang Islam
bernama Sulaiman telah sampai di Pulau Nias pada
tahun 851 M. Sulaiman menyebutkan Bandar Barus

6
itu penghasil kapur barus dan ia singgah di bandar
ini.

2.1.1.3 Islam di Sumatera Timur

Sebuah makam ulama yang bernama Imam


Shadiq bin Abdullah wafat 23 Sya’ban 998 H
ditemukan di Klumpang, Deli, yaitu bekas kerajaan
Haru/Aru.

- Kerajaan Siak
Islam diperkirakan masuk di kerajaan ini pada
abad 12 M. Ini dapat terlihat pada peninggalan
kuburan bertahun 1128 M yang bercorak Islam,
yaitu kuburan Nizamuddin Al- Kamil seorang
laksamana dari dinasti Fatimiah.

2.1.1.4 Islam Masuk di Sumatera bagian Selatan


Dikisahkan oleh Ibnu Batutah bahwa
hubungan dagang antara khalifah Abbasiyah (751 –
1268 M) dengan Sriwijaya telah berlangsung.
Bahkan sebelumnya telah ada pedagang utusan dari
khalifah Umayyah (661 – 750 M), dan banyak
pedagang Sriwijaya sendiri yang berlayar ke negara-
negara Timur Tengah.

2.1.2 Perkembangan Islam di Pulau Jawa

Islam masuk ke Jawa Tengah pada masa


pemerintahan Sima pada tahun 674 M, masuknya Islam ke
Jawa Timur di tandai dengan adanya makam Fatimah binti

7
Maimun yang di batu nisannya bertuliskan Arab, sekitar
tahun 1082 M, dan masuknya Islam ke Jawa Barat
disiarkan oleh haji Purba pada pemerintahan Mundingsari
pada tahun 1190 M. Islam dapat berkembang dengan pesat
ketika kerajaan Majapahit (Hindu) merosot. Islam di Jawa
tidak akan pernah lepas dari peranan Walisongo yang
begitu gigih dalam menyiarkan Islam, sehingga dengan
cepat Islam berkembang ke seluruh Pulau Jawa.

Adapun jasa-jasa Walisongo dalam penyebaran


Islam di Jawa adalah menyebarkan Islam kepada penduduk
pedalaman pulau Jawa, sebelum Wlisongo, Islam hanya
berkembang di daerah pesisir, Walisongo berhasil
mendirikan beberapa kerajaan Islam di Pulau Jawa, yaitu:
Demak, Pajang, dan Banten, Walisongo juga berhasil
mengubah kesenian Jawa dari pengaruh Hindu menjadi
pengaruh Islam.

Setelah berdirinya kerajaan Islam Demak tahun


1500 M, maka Jawa Tengah merupakan salah satu pusat
kegiatan agama Islam, adapun wali yang mengembangkan
Islam di Jawa yaitu:

- Sunan Gresik
Beliau berasal dari Kasyan Bangsa Arab,
kemudian menyiarkan Islam di kota Gresik.
- Sunan Ampel
Beliau keturunan putri raja Aceh yang menikah
dengan seorang penyiar Islam dari Arab. Beliau
menyiarkan Islam di Ampel dan Surabaya.
- Sunan Bonang
Membentuk kader-kader Islam dengan
mendirikan pondok pesantren.

8
- Sunan Drajat
Beliau menyiarkan Islam di Sedayu, Jawa
Timur.
- Sunan Kalijaga
Mengajarkan Islam dengan memasukan hikayat
Islam kedalam cerita wayang yang
dipertunjukkan untuk rakyat.
- Sunan Giri
Beliau belajar Islam di Malaka selama tiga
tahun, kemudian menyebarkan Islam di Giri
(dekat Gresik).
- Sunan Muria
Beliau adalah putra dari sunan Kalijaga yang
menikah derngan Dewi Sujinah dan mempunyai
seorang putra yang bernam Pangeran Santri.
Untuk kepentingan dakwahnya Dia menciptakan
lagu “Sinom dan Kinanthi”.
- Sunan Kudus
Mengajarkan Islam dengan cara memperdalam
agama dan mengikis habis pengaruh Hindu.
- Sunan Gunung Jati
Beliau belajar Islam di Makkah. Menyiarkan
Islam yang berpusat di Gunung Jati.

2.1.3 Perkembangan Islam di Sulawesi

Islam di Sulawesi tidak sebaik Islam di Jawa dan


Sumatera, cara pengislaman di Sulawesi pun dilakukan
dengan jalan damai, tidak ada kekerasan sama sekali.

9
Adapun yang menyiarkan Islam di Sulawesi adalah Datuk
Ribandang dan Datuk Sulaiman.

Di wilayah Sulawesi Utara mulai dari Mandar


sampai Manado pada pertengahan abad ke-16 menjadi
bawahan Kerajaan Ternate yang rajanya adalah seorang
muslim. Atas ajakan Raja Ternate, Raja Bolang
Mongondow memeluk Islam. Sampai ke timur Kepulauan
Maluku, pada awal abad ke-16 telah memiliki kerajaan
Islam, yakni Kerajaan Bacan. Mubaligh dari kerajaan Ini
terus mendakwahkan Islam ke kawasan tetangganya di
Papua melalui jalur perdagangan.

2.1.4 Perkembangan Islam di Kalimantan

Sekitar tahun 1550 di Banjar berdiri kerajaan Islam


dengan rajanya bergelar Sultan Suryanullah dan pada saat
itu juga banyak rakyat Banjar yang memeluk agama Islam
begitu pula dengan daerah-daerah yang berada di bawah
kekuasaan Banja.

Pengembangan Islam di Kutai dilakukan oleh dua


orang muslim dari Makassar yang bernama Tuan Bandang
dan Tuan Tunggang Parangan, dengan cepat Islam
berkembang di Kutai, termasuk raja mahkota memeluk
Islam. Kemudian pengembangan Islam dilanjutkan ke
daerah-daerah pedalaman pada pemerintahan Aji di
Langgar. Pada tahun 1550 M, di Sukadan (Kalimantan
Barat) telah berdiri kerajaan Islam. Ini berarti jauh sebelum
tahun itu, rakyat telah memeluk agama Islam, adapun yang
meng-Islamkan daerah Sukadana adalah orang Arab Islam

10
yang datang dari Sriwijaya. Di Sukadana Sultan yang
masuk Islam adalah Panembahan Giri Kusuma (1591) dan
Sultan Hammad Saifuddin (1677).

Sebelum Islam masuk ke Dayak, suku Dayak


menyembah berhala, tapi lama-kelamaan kebanyakan dari
mereka memeluk Islam. Pengislaman di Dayak melalui
jalan perdagangan, pernikahan, dan dakwah. Penyiaran
Islam di Dayak dilakukan oleh pendatang dari Arab, Bugis,
dan Melayu. Perkembangan Islam selanjutnya diteruskan
oleh keturunan-keturunan mereka dengan penuh semangat.

2.1.5 Perkembangan Islam di Irian Jaya

Masuknya Islam ke Papua, tidak bisa dilepaskan


dengan jalur dan hubungan daerah ini dengan daerah lain di
Indonesia. Selain faktor pengaruh kekuasaan Kerajaan
Majapahit, masuknya Islam ke kawasan ini adalah lewat
Maluku, di mana pada masa itu terdapat kerajaan Islam
berpengaruh di kawasan Indonesia Timur, yakni Kerajaan
Bacan. Bahkan keberadaan Islam Bacan di Maluku sejak
tahun 1520 M dan telah menguasai beberapa daerah di
Papua sejak abad ke-16 dan telah tercatat dalam sejarah.
Sejumlah daerah seperti Waigeo, Misool, Waigama dan
Salawati pada abad ke-16 telah mendapat pengaruh dari
ajaran Islam. Melalui pengaruh Sultan Bacan inilah maka
sejumlah pemuka masyarakat di pulau-pulau tadi memeluk
agama Islam, khususnya yang di wilayah pesisir. Sementara
yang di pedalaman masih tetap menganut paham animisme.

11
Masuknya Islam ke daerah Papua terjadi pada awal
abad ke 17, atau dua abad lebih awal dari masuknya agama
Kristen Protestan yang masuk pertama kali di daerah
Manokwari pada tahun 1855, yaitu ketika dua orang
missionaris Jerman bernama C.W. Ottow dan G.J. Geissler
mendarat dan kemudian menjadi pelopor kegiatan
missionaris di sana.

2.2 Perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam di Indonesia

Perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di Indonesia


pada masa perkembangan agama Islam, yaitu berupa warisan seni dan
ilmu pengetahuan yang merupakan ungkapan penghayatan sekaligus
saluran pewartaan atau penyiaran ajaran Islam. Karya seni yang bercorak
Islam terdapat di bidang bangunan, seni musik, seni pahat lukis, seni
kaligrafi, dan seni sastra.

Peninggalan yang paling jelas di bidang bangunan atau arsitektur


adalah bangunan masjid. Masjid-masjid yang berasal dari masa
pertumbuhan dan perkembangan Islam di nusantara antara lain masjid
kuno di Demak, masjid Sendang Duwur Agung Kasepuhan di Cirebon,
masjid Agung di Banten, dan masjid Nanggroe Aceh Darussalam

Peninggalan berikutnya di bidang bangunan adalah keraton, di lihat


dari corak bangunannya, tampak bahwa keraton pada masa pertumbuhan
agama Islam merupakan perpaduan antara corak seni Hindu, Islam, dan
masyarakat setempat, dari perpaduan ini menghasilkan corak bangunan
yang khas.

Peninggalan selanjutnya adalah makam. Bagian makam yang


paling penting adalah nisan karena nisan merupakan tanda peringatan yang

12
utama. Dari nisan sebuah makam dapat kita ketahui siapa yang meninggal
dan kapan meninggalnya. Oleh karena itu pada nisan akan di jumpai huruf
atau angka. Nisan ada yang di buat dengan ukir-ukiran dan dihiasi dengan
tulisan Arab atau kaligrafi. Dengan demikian pada masa ini telah
berkembang ilmu pengetahuan tentang tulis-menulis Arab (kaligrafi)

Peninggalan seni musik terungkap dari tradisi sekaten, yaitu


gamelan yang dibunyikan pada perayaan gerebeg Maulid Nabi
Muhammad SAW. Tradisi ini masih terjaga dengan baik pada Keraton
Yogyakarta.

Perkembangan seni pahat dapat di lihat dari ukir-ukiran yang


terdapat pada lengkungan dan gerbang masjid, keraton, atau pada nisan.
Seni pahat yang berkembang pada masa perkembangan Islam tidak ada
yang berupa patung-patung karena hal itu bertentangan dengan ajaran
Islam.

Peninggalan ilmu pengetahuan dan budaya pada bidang sastra


adalah berupa hikayat, babad, dan syair yang tertulis dengan huruf daerah,
ada juga yang menggunakan huruf Arab. Naskah-naskah yang terkenal
antara lain primbon-primbon abad ke-16 dari sunan Bonang dan syair-
syair melayu yang indah dari Hamzah Fansuri.

2.3 Peranan umat Islam dalam kehidupan bangsa Indonesia

Selama berabad-abad Indonesia mengalami penjajahan. Kekayaan


alam yang melimpah ruah jatuh ke tangan penjaah. Bukan hanya menjajah
politik dan ekonomi bangsa, tetapi juga menjajah hak asasi yang paling
mendasar bagi umat Islam, yaitu menjajah paham-paham agama Islam
untuk ditukar dengan paham Komunisme, Liberalisme, dan agama lain.

Atas dasar penindasan tersebut, semangat jihad mulai dikobarkan.


Pada abad ke-17 sampai 19 perlawanan umat Islam sudah nyata

13
digerakkan dan dipelopori tokoh-tokoh pahlawan Islam, seperti Sultan
Agung (Mataram), Sultan Agung Tirtayarsa dan Kyai Tapa (Banten),
Sultan Hasanuddin (Makassar), Teukeu Cik Ditiro (Aceh), Teuku Imam
Bonjol (Minangkabau), dan para kyai di seluruh pondok pesantren.

Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaan tanggal 17


Agustus 1945, musuh-musuh masih berusaha menggagalkan arti dari
proklamasi tersebut. Untuk itu, Rois Akbar, K.H. Hasyim Asy’ari
menyerukan resolusi jihad. Tercetusnya resolusi jihad membuat para
pemuda di kala itu menggabungkan diri ke dalam pasukan Hizbullah yang
dipimpin oleh Zainal Arifin. Kemudian orang Islam yang awam bergabung
ke dalam barisan Sabilillah dibawah pimpinan K.H. Wahab Hasbullah.
Pada waktu revolusi 1945 – 1949, mereka menjadi pengawal revolusi
dengan merebut persenjataan Jepang untuk melawan agresi sekutu.

Namun sangat disayangkan, begitu besarnya kebencian penjajah


kepada muslimin di Indonesia. Snouck Hurgronje, penasihat pemerintah
kolonial Belanda menyampaikan sarannya kepada pemerintah kolonial
Belanda (Dutch Islamic Policy) dengan tujuan mematahkan perlawanan
umat Islam. Antara lain Snouck Hurgronje menyarankan, “yang harus
ditakuti pemerintah (pemerintah Belanda) bukanlah Islam sebagai agama,
tetapi Islam sebagai doktrin politik. Biasanya dipimpin small-minority
yang fanatik, yakni ulama yang membaktikan hidupnya terhadap cita-cita
Pan Islamisme. Golongan ulama ini lebih berbahaya kalau pengaruhnya
meluas kepada petani di desa-desa. Karena itu disarankan supaya
pemerintah bertindak netral terhadap Islam sebagai agama dan sebaliknya
bertindak tegas terhadap Islam sebagai doktrin politik.”

Maka para penjajah berhasil melakukan strategi dalam pembuatan


naskah UUD 1945. Ketika para pendiri Republik ini berhasil merumuskan
satu gentlement agreement yang sangat luhur dan disepakati pada tanggal
22 Juni 1945 kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter).
Sesungguhnya Piagam Jakarta inilah mukadimah UUD ’45 yang pertama.

14
Selanjutnya tanggal 17 Agustus 1945 pada hari Jum’at dan bulan
Ramadhan, Indonesia lahir sebagai negara dan bangsa yang merdeka.
Hendaknya disadari oleh setiap muslim bahwa Republik yang lahir itu
adalah sebuah negara yang “berdasarkan ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syari‘at Islam bagi pemeluk – pemeluknya.”

Namun keesokan harinya tanggal 18 Agustus rangkaian kalimat


“dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya”, itu dihapus, diganti dengan kalimat: Yang Maha Esa. Inilah
awal pengkhianatan terhadap Islam dan umat Islam.

Dinamika zaman terus berjalan, kini umat Islam Indonesia menjadi


umat yang mayoritas, yaitu 90% dari semua bangsanya, yang seharusnya
memiliki arti penting dalam maju mundurnya kehidupan bangsa ini, sebab
umat Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha
mempersatukan bangsa, disini terdapat beberapa peranan penting umat
Islam dalam berbangsa:

 Pada tahun 1960, umat Islam berusaha mencegah gagasan


nasakom dan pada tahun 1965 mengusulkan pembubaran
PKI untuk menyelamatkan pancasila dan kesatuan bangsa.

 Mempelopori penbentukan “front Pancasila” yang


kemudian diteruskan dengan penganiayan G30SPKI
sebagai landasan lahirnya Orde Baru.

 Majelis Ulama Indonesia (MUI) didirikan sehubungan


dengan tugasnya yang utama, yaitu memberikan
pertimbangan mengenai kehidupan beragama kepada
pemerintah dan menjadi penghubung antara pemerintah
dengan ulama.

 Untuk memperkuat ideologi Pancasila, umat Islam


memajukan pendidikan umum dan pendidikan agama

15
dalam mencerdaskan bangsa dan kesadaran bernegara serta
memperkokoh persatuan dan kesatuan.

Namun untuk mencapai kesatuan dan kemajuan, umat Islam


membentuk lembaga-lembaga, baik berupa organisasi sosial maupun
lembaga – lembaga pendidikan, seperti :

1. Majelis Ulama Indonesia (MUI)

MUI didirikan pada tanggal 26 Juli 1975, pertama


kali diketuai oleh Prof. Dr. Hamka, hingga tahun 1981,
kemudian diketuai oleh K.H Syukri Ghozali (1981 – 1983),
setelah beliau wafat digantikan oleh K.H Hasan Basri (1983
– 1990), kemudian dilanjutkan oleh Prof. KH. Alie Yafie
(1990 – 2000), selanjutnya dipimpin oleh KH. M. Sahal
Mahfudz(2000 – 2005), dan sekarang dipimpin oleh K.H
Ahmad Cholil Ridwan, Lc.

Tujuan utama dari MUI adalah “menjadi


penerjemah serta menyampaikan pikiran-pikiran dan
kegiatan pembangunan Nasional dan daerah kepada
masyarakat.

2. Nahdlatul Ulama (NU)

Keterbelakangan baik secara mental, maupun


ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan
maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah
kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat
bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi.
Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan
“Kebangkitan Nasional“. Semangat kebangkitan memang
terus menyebar ke mana-mana setelah rakyat pribumi sadar
terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa
lain. Sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisasi

16
pendidikan dan pembebasan. Organisasi Nahdlatul Ulama
ini bergerak dalam bidang pendidikan dan dakwah,
terutama dalam pembinaan pesantren-pesantren di berbagai
daerah di Indonesia.

3. Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan


di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8
Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912. Organisasi ini
bergerak dalam bidang pendidikan dan kemasyarakatan.

4. Organisasi Mahasiswa Islam

Organisasi Mahasiswa Islam berkembang sesuai


dengan semakin majunya dunia perguruan tinggi dan
semakin banyaknya generasi Islam dari golongan terpelajar,
mereka menghimpun diri dalam wadah organisasi
mahasiswa, di antaranya sebagai berikut :

a. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

b. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Organisasi Himpunan Mahasiswa


Islam berdiri pada tanggal 05 Februari 1947 (14
Rabiul awal 1366 H) di Yogjakarta oleh Lafran
Paile. Organisasi ini bergerak dalam bidang
politik, yang mempunyai tujuan utama, yaitu:
“Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi
yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab
kepada masyarakat adil dan makmur yang
diridhoi Allah.”

c. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

17
d. KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia)

Organisasi Mahasiswa Muslim yang


lahir di era reformasi yaitu tepatnya KAMMI
lahir para ahad tanggal 29 Maret 1998 pukul
13.00 WIB atau bertepatan dengan tanggal 1
Dzulhijah 1418 H yang dituangkan dalam
naskah Deklarasi Malang.

Anggotanya tersebar di hampir seluruh


PTN/PTS di Indonesia. Selain itu, memiliki
cabang juga di Jepang. KAMMI muncul sebagai
salah satu kekuatan alternatif Mahasiswa yang
berbasis mahasiswa Muslim dengan mengambil
momentum pada pelaksanaan Forum
Silahturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FS-
LDK) X se-Indonesia yang diselenggarakan di
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

5. Organisasi Pelajar Islam

a. PII (Pelajar Islam Indonesia)

Sebuah organisasi Islam yang didirikan di kota


Yogyakarta pada tanggal 4 Mei 1947. Para pendirinya
adalah Yoesdi Ghozali, Anton Timur Djaelani, Amien
Syahri dan Ibrahim Zarkasji.

b. IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah)

c. IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama)

d. IPPNU (Ikatan Putri Nahdlatul Ulama)

e. KAPMI (Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia)

18
6. Organisasi Islam yang lain

a. GUPPI (Gabungan Usaha Perbaikan Pendidikan Islam)

b. MDI (Majelis Dakwah Islamiyah)

c. MMI (Majelis Muslimin Indonesia)

d. GP. Anshar, IPM, Pemuda Muslim

e. HSBI (Himpunan Seni Budaya Islam)

f. HTI (Hizbut Tahrir Indonesia)

Hizbut Tahrir merupakan organisasi politik,


bukan organisasi kerohanian (seperti tarekat), bukan
lembaga ilmiah (seperti lembaga studi agama atau
badan penelitian), bukan lembaga pendidikan
(akademis), dan bukan pula lembaga sosial (yang
bergerak di bidang sosial kemasyarakatan). Politik yang
diemban Hizbut Tahrir adalah politik syar’iyah yaitu
pelayanan terhadap ummat. Syekh Taqiyyuddin An
Nabhani adalah pendiri Hizbut Tahrir. Pendirian Hizbut
Tahrir didasarkan pada QS Ali ‘Imran ayat 104, yang
berbunyi “Dan hendaklah ada diantara kamu,
segolongan umat yang menyeru kepada yang ma’ruf
(kebaikan) dan mencegah dari yang mungkar. Dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

g. FPI (Front Pembela Islam)

FPI dideklarasikan pada 17 Agustus 1998


(atau 24 Rabiuts Tsani 1419 H) di halaman Pondok
Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, di Selatan
Jakarta oleh sejumlah Habaib, Ulama, Mubaligh dan
Aktivis Muslim dan disaksikan ratusan santri yang
berasal dari daerah Jabotabek. Organisasi ini dibentuk

19
dengan tujuan menjadi wadah kerja sama antara ulama
dan umat dalam menegakkan Amar Ma’ruf dan Nahi
Munkar di setiap aspek kehidupan.

h. Ikhwanul Muslimin

Ikhwanul Muslimin masuk ke Indonesia


melalui jamaah haji dan kaum pendatang Arab sekitar
tahun 1930. Pada zaman kemerdekaan, Agus Salim
pergi ke Mesir dan mencari dukungan kemerdekaan.
Ikhwanul Muslimin memiliki peran penting dalam
proses kemerdekaan Republik Indonesia. Atas desakan
Ikhwanul Muslimin, negara Mesir menjadi negara
pertama yang mengakui kemerdekaan Republik
Indonesia, setelah dijajah oleh Belanda. Dengan
demikian, lengkaplah syarat-syarat sebuah negara
berdaulat bagi Republik Indonesia.

Ikhwanul Muslimin kemudian semakin


berkembang di Indonesia setelah Muhammad Natsir
mendirikan partai yang memakai ajaran Ikhwanul
Muslimin, yaitu Partai Masyumi.

i. Persatuan Ummat Islam (PUI)

Organisasi massa Islam di Indonesia yang lahir pada


5 April 1952 di Bogor. Ia lahir dalam kondisi di mana
kebanyakan organisasi di Indonesia kala itu cenderung
terpecah belah. PUI lahir sebagai hasil fusi dua
organisasi besar kala itu. Yaitu Perikatan Ummat Islam
(PUI) pimpinan KH Abdul Halim, yang berpusat di
Majalengka, dengan Persatuan Ummat Islam Indonesia
(PUII) pimpinan KH Ahmad Sanusi, yang berpusat di
Sukabumi. Ormas hasil fusi ini kemudian melakukan

20
kegiatannya di sejumlah bidang, yaitu pendidikan,
sosial, kesehatan masyarakat, ekonomi dan dakwah.
Bahkan ormas ini sekarang telah merintis kegiatan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
Sekarang diketuai oleh KH. Cholid Fadlullah, SH.

j. Hidayatullah

Lahir pada saat umat Islam sedang menantikan


datangnya abad XV H yang diyakini sebagai abad
Kebangkitan Islam. Tema pokoknya pada saat itu
adalah “Back to Qur’an and Sunnah”. Hidayatullah
adalah sebuah gerakan pemikiran yang mencoba
menerjemahkan slogan tersebut secara lebih konkrit
sehingga Al Qur’an dan As-Sunnah menjadi ‘blue
print’ pengembangan peradaban Islami.

Hidayatullah didirikan pada tanggal 7 Januari


1973/2 Dzulhijjah 1392 H di Balikpapan dalam bentuk
sebuah pesantren oleh Ust. Abdullah Said (alm),
kemudian berkembang dengan berbagai amal usaha di
bidang sosial, dakwah, pendidikan dan ekonomi serta
menyebar ke berbagai daerah di seluruh provinsi di
Indonesia. Melalui Musyawarah Nasional I pada
tanggal 9 – 13 Juli 2000 di Balikpapan, Hidayatullah
mengubah bentuk organisasinya menjadi organisasi
kemasyarakatan (ormas) dan menyatakan diri sebagai
gerakan perjuangan Islam.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan makalah yang telah diuraikan diatas dapat


kita ambil kesimpulan bahwa Islam masuk ke Negara Indonesia
sejak tahun 651 M. Yaitu pada zaman Khalifah Usman bin ‘Affan
yang pada waktu itu mengirim delegasi untuk mengenalkan
pemerintahan Islam ke Negeri Cina, namun dalam perjalanan ke
Cina tersebut delegasi singgah di Indonesia dan mengenalkan
kepada penduduk tentang Islam.

Semakin hari dakwah Islam terus berkembang pesat dari


sejak dinasti umayyah yang mendirikan pangkalan dagang di
Sumatera. Dari sini terbuka jalur perdagangan orang-orang Arab ke
Indonesia dengan membawa ajaran Islam. Perkembangan Islam di
Indonesia tidak terlepas dari dakwah para wali, terutama di wilayah
Jawa.

Di era modern dakwah Islam terus berkembang. Dengan


banyaknya organisasi-organisasi yang membawa misi dakwah
Islam membuat ajaran Islam terus terjaga. Hal ini berpengaruh
terhadap terhadap jumlah pemeluk Islam. Ajaran Islam yang
universal dan sesuai fitrah manusia, sangat mudah diterima oleh
berbagai kalangan masyarakat.

22
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Kuntowijoyo. 1999. Budaya & Masyarakat. Yogyakarta: PT Tiara Wacana


Yogya

Mukti Ali. 1988. Beberapa Persoalan Agama Dewasa Ini. Jakarta: Rajawali

Harun Nasution. 1975. Pembaharuan dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang

Nata, Abuddin. 2001. Peta Keragaman Pemikiran Islam Di Idonesia. Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada

Supriyadai, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV Pustaka Setia

Yatim, Badri. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

23

Anda mungkin juga menyukai