Pada tahun 30 Hijriah atau 651 M, hanya berselang sekitar 20 tahun dari
wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Usman ibnu ‘Affan RA mengirim delegasi ke
Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam
perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Usman ternyata sempat
singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M,
Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera.
Dalam versi lain disebutkan bahwa suatu golongan Zaidiyah yang pro terhadap Ali
ibn Abi Thalib mengungsi dari kerajaan Bani Umayyah karena dikejar-kejar, telah
bermukim di Cina sebelum tahun 750 M. Inilah perkenalan pertama penduduk
Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus
berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini
sambil berdakwah.
Islam masuk Indonesia bukan dari pedagang India atau Persi tapi langsung
dari Arab dan penyiarnya orang Arab Islam. Adapun pengikut-pengikut mereka
adalah pedagang-pedagang dari Gujarat yang turut mengambil bagian dalam
perdagangan. Daerah di Indonesia yang mula-mula dimasuki Islam adalah Sumatera
Utara, Sumatera Barat, dan Jawa Tengah, kemudian lama kelamaan agama Islam
masuk ke pelosok tanah air dengan pesatnya.
Pendapat beberapa ahli tentang waktu dan daerah yang mula-mula dimasuki
Islam di Indonesia antara lain:
Para ahli tersebut berpendapat bahwa Islam masuk di Indonesia pada abad ke-
7 berarti pada abad ke-13 Islam sudah berkembang dengan pesatnya dan telah merata
1
di seluruh Indonesia. Hal ini ditandai dengan adanya penemuan-penemuan batu nisan
yang berciri khas Islam. Dari kerajaan Samudera Pasai, Islam menyebar ke seluruh
pulau Sumatera, Malaka sampai ke pulau Jawa. Setelah itu di Indonesia berdiri
kerajaan-kerajaan Islam yang besar (Demak, Banten, Cirebon, Aceh, Mataram,
Pajang, Makassar, dan lain-lainnya dan kemudian menjadi pusat tempat penyebaran
Islam.
Islam masuk ke Sumatera pada abad ke-7 Masehi, yang pada waktu itu
di Sumatera telah berdiri kerajaan Budha di Sriwijaya (683 – 1030 M) yang
menjadikan Islam masuk ke daerah itu sedikit mengalami kesulitan, dan pada
waktu itu kerajaan Sriwijaya mendapat serbuan dari India, maka kesempatan
itu digunakan untuk menyebarkan Islam bagi daerah-daerah, seperti di
Samudera Pasai sehingga berdirilah kerajaan Islam yang pertama di Samudera
Pasai.
Karena ada beberapa versi sejarah yang berbeda, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Islam di Sumatera terbagi menjadi:
Islam di Aceh
- Kerajaan Perlak
Sultan Perlak adalah Sultan Alaidin Sayid Maulana Abdul
Aziz Syah. Ia dilantik pada tanggal 1 Muharram tahun 225
H.
- Samudera Pasai
Silsilah keturunan Malik Al-Saleh yang memerintah
Samudera Pasai tahun 650 – 688 H menunjukkan bahwa
beliau keturunan Raja Islam, yaitu Makhdum Sultan Malik
Ibrahim Syah Johan Berdaulat tahun 365 – 402 H.
- Kerajaan Aceh
Salah seorang pembawa agama Islam di Aceh adalah Syekh
Abdullah Arif yang datang dari Arab. Beliau mempunyai
2
murid bernama Burhanuddin yang kemudian menyebarkan
ajaran agama Islam di Pariaman, Sumatera Barat.
Islam di Barus
- Kerajaan Siak
Islam diperkirakan masuk di kerajaan ini pada abad 12 M.
Ini dapat terlihat pada peninggalan kuburan bertahun 1128
M yang bercorak Islam, yaitu kuburan Nizamuddin Al-
Kamil seorang laksamana dari dinasti Fatimiah.
3
Islam masuk ke Jawa Tengah pada masa pemerintahan Sima
pada tahun 674 M, masuknya Islam ke Jawa Timur di tandai dengan
adanya makam Fatimah binti Maimun yang di batu nisannya
bertuliskan Arab, sekitar tahun 1082 M, dan masuknya Islam ke Jawa
Barat disiarkan oleh haji Purba pada pemerintahan Mundingsari pada
tahun 1190 M. Islam dapat berkembang dengan pesat ketika kerajaan
Majapahit (Hindu) merosot. Islam di Jawa tidak akan pernah lepas dari
peranan Walisongo yang begitu gigih dalam menyiarkan Islam,
sehingga dengan cepat Islam berkembang ke seluruh Pulau Jawa.
- Sunan Gresik
Beliau berasal dari Kasyan Bangsa Arab, kemudian
menyiarkan Islam di kota Gresik.
- Sunan Ampel
Beliau keturunan putri raja Aceh yang menikah dengan
seorang penyiar Islam dari Arab. Beliau menyiarkan Islam
di Ampel dan Surabaya.
- Sunan Bonang
Membentuk kader-kader Islam dengan mendirikan pondok
pesantren.
- Sunan Drajat
Beliau menyiarkan Islam di Sedayu, Jawa Timur.
4
- Sunan Kalijaga
Mengajarkan Islam dengan memasukan hikayat Islam
kedalam cerita wayang yang dipertunjukkan untuk rakyat.
- Sunan Giri
Beliau belajar Islam di Malaka selama tiga tahun, kemudian
menyebarkan Islam di Giri (dekat Gresik).
- Sunan Muria
Beliau adalah putra dari sunan Kalijaga yang menikah
derngan Dewi Sujinah dan mempunyai seorang putra yang
bernam Pangeran Santri. Untuk kepentingan dakwahnya
Dia menciptakan lagu “Sinom dan Kinanthi”.
- Sunan Kudus
Mengajarkan Islam dengan cara memperdalam agama dan
mengikis habis pengaruh Hindu.
- Sunan Gunung Jati
Beliau belajar Islam di Makkah. Menyiarkan Islam yang
berpusat di Gunung Jati.
5
Perkembangan Islam di Kalimantan
6
Bacan. Bahkan keberadaan Islam Bacan di Maluku sejak tahun 1520
M dan telah menguasai beberapa daerah di Papua sejak abad ke-16 dan
telah tercatat dalam sejarah. Sejumlah daerah seperti Waigeo, Misool,
Waigama dan Salawati pada abad ke-16 telah mendapat pengaruh dari
ajaran Islam. Melalui pengaruh Sultan Bacan inilah maka sejumlah
pemuka masyarakat di pulau-pulau tadi memeluk agama Islam,
khususnya yang di wilayah pesisir. Sementara yang di pedalaman
masih tetap menganut paham animisme.
7
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah yang telah diuraikan diatas dapat kita ambil
kesimpulan bahwa Islam masuk ke Negara Indonesia sejak tahun 651 M.
Yaitu pada zaman Khalifah Usman bin ‘Affan yang pada waktu itu mengirim
delegasi untuk mengenalkan pemerintahan Islam ke Negeri Cina, namun
dalam perjalanan ke Cina tersebut delegasi singgah di Indonesia dan
mengenalkan kepada penduduk tentang Islam.
Semakin hari dakwah Islam terus berkembang pesat dari sejak dinasti
umayyah yang mendirikan pangkalan dagang di Sumatera. Dari sini terbuka
jalur perdagangan orang-orang Arab ke Indonesia dengan membawa ajaran
Islam. Perkembangan Islam di Indonesia tidak terlepas dari dakwah para wali,
terutama di wilayah Jawa.
8
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Kuntowijoyo. 1999. Budaya & Masyarakat. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya
Mukti Ali. 1988. Beberapa Persoalan Agama Dewasa Ini. Jakarta: Rajawali
Nata, Abuddin. 2001. Peta Keragaman Pemikiran Islam Di Idonesia. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Yatim, Badri. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada