Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi petani
dalam melakukan konversi tanaman kopi menjadi tanaman jeruk di Kecamatan Sumbul,Kabupaten Dairi. Petani sampel diambil pada desa di Kecamatan Sumbul yaitu Desa Parratusan,Pegagan Julu III. Pengolahan data dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan luas areal tanaman kopi dari tahun 2010 sampai 2019 sangat besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi tanaman kopi ke jeruk sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Konversi tanaman kopi ke tanaman jeruk di Desa Parratusan,Kecamatan Sumbul.
KATA KUNCI : KONVERSI,TANAMAN
PENDAHULUAN Kabupaten Dairi adalah salah satu
kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang dikenal dengan pertaniannya yang merasakan imbas dari hal ini. Akibatnya baik karena tanah nya yang subur. Selain kehidupan petani menjadi semakin miskin padi dan jagung,tanaman kopi merupakan dan jauh dari kata sejahtera. Petani komoditas yang paling banyak ditemui. berusaha mencari alternatif lain. Tanaman kopi yang dikembangkan Contohnya dengan menerapkan diantaranya kopi arabia dan kopi robusta. bertanaman muda seperti sayur-sayuran. Kopi robusta yang sudah di olah menjadi Namun ternyata sayuran pun harganya kopi bubuk disebut juga dengan Kopi tidak konsisten. Bahkan kadang tidak laku sidikalang juga sudah sangat familiar di dipasaran. Para petani melihat kejayaan kalangan tanaman kopinya. Rasanya yang petani di daerah karo dan simalungun dan khas dan aromanya menarik hati para mulai belajar dari sana. Ternyata mereka penikmatnya. Numun kopi arabia juga sejahtera akibat adanya tanaman jeruk. tidak kalah eksisnya jika dibandingkan Sedikit demi sedikit petani di Desa dengan kopi robusta. Perbandingan nya Parratusan juga mulai menanam jeruk. sekitar 50:50. Namun karena pengolahan Walaupun teknik merawatnya relatif sulit kopi robusta lebih rumit para petani dengan modal yang juga tinggi, serta ahirnya memutuskan untuk lebih mengolah sangat kontras perbedaannya dengan cara kopi arabia. Demikian juga dengan merawat kopi,namun karena harga jualmya Kecamatan sumbul yang merupakan salah lumayan tinggi masyarakat merasa puas satu bagian dari Dairi. Tidak terkecuali dan ingin mencoba. Berikutnya petani juga dengan Desa Parratusan yang meninggalkan kopi dan lebih memilih merupakan daerah yang 80 persen jeruk. daratannya ditanami dengan tanaman kopi PEMBAHASAN arabia. Di Desa Parratusan sendiri para petani sangat sejahtera berkat tanaman 1. Perkembangan kopi di kopi. Harga yang relatif tetap membuat kecamatan sumbul petani semakin semangat dan memperluas Wilayah perdesaan adalah wilayah wilayah tanaman kopinya. Bahkan kopi yang kegiatan dan perekonomian yang belum diolah pun laku dipasaran utamanya adalah pertanian, dengan harga yang cukup mensejahterakan termasuk pengelolaan sumberdaya petani. Namun ternyata hal ini tidak tetap. alam dengan susunan fungsi Bisa disebut,sejak tahun 2013 harga kopi kawasan sebagai tempat mulai turun drastis dan semakin tidak permukiman perdesaan, pelayanan tetap. Petani lama kelamaan mulai jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. (UU mempunyai kontribusi yang cukup No. 26 Tahun 2007 tentang signifikan dalam penyediaan Penataan Ruang). Perdesaan yang lapangan kerja terutama bagi ada di Indonesia tersebar secara negara berkembang seperti merata hampir di seluruh wilayah Indonesia dimana penyediaan Indonesia mulai dari Sabang lapangan kerja merupakan masalah sampai Merauke. Keberadaan yang mendesak. Kontribusi dalam lingkungan yang subur telah penyediaan lapangan kerja cukup menjadikan kegiatan pertanian strategis karena penyediaan menjadi penyokong hidup lapangan kerja oleh subsektor penduduk Indonesia khususnya perkebunan berlokasi di perdesaan yang tinggal di wilayah perdesaan. sehingga mampu mengurangi arus Karena kegiatannya yang berpusat urbanisasi. Salah satu komoditas di kawasan perdesaan serta dapat unggulan dalam subsektor dikerjakan oleh setiap lapisan perkebunan adalah kopi. Kopi masyarakat, maka sering merupakan produk yang disimpulkan bahwa yang paling mempunyai peluang pasar yang besar kontribusinya dalam baik di dalam negeri maupun luar penurunan jumlah penduduk negeri. Indonesia merupakan salah miskin adalah sektor pertanian. satu produsen kopi terbanyak di Salah satu subsektor pertanian yang dunia. Menurut data memiliki basis sumberdaya alam Pengembangan Potensi Kopi adalah subsektor perkebunan. Sebagai Komoditi Y 34 statistik Subsektor perkebunan merupakan International Coffee Organization salah satu subsektor yang (ICO), Indonesia merupakan mengalami pertumbuhan paling negara penghasil kopi terbanyak konsisten, baik ditinjau dari luas ke-3, setelah Brazil dan Vietnam. areal maupun produksi. Sebagai Peluang untuk mengembangkan salah satu subsektor penting dalam kopi sebagai penggerak sektor pertanian, subsektor perekonomian daerah sebenarnya perkebunan secara tradisional sangat besar, khususnya bagi mempunyai kontribusi yang daerah-daerah sentra produksi kopi. signifikan terhadap perekonomian Peluang ini semakin besar dan Indonesia. Subsektor perkebunan terbuka lebar terutama setelah dirintisnya konsep Kawasan dalam pengembangan Kawasan Agropolitan di beberapa wilayah Agropolitan Dataran Tinggi Bukit perdesaan di Indonesia. Barisan (KADTBB) Sumatera Agropolitan adalah upaya Utara. Komoditas perkebunan menjadikan suatu kawasan terbesar di Kabupaten Dairi dan perdesaan menjadi kota pertanian juga yang sangat potensial untuk yang tumbuh dan berkembang dikembangkan adalah kopi. karena berjalannya sistem dan Kabupaten Dairi merupakan usaha agribisnis serta mampu penghasil kopi terbesar di Sumatera melayani, mendorong, menarik, Utara, dimana pada tahun 2010 menghela kegiatan pembangunan memberi kontribusi sebesar pertanian (agribisnis) di wilayah 23,21% (12.847 ton ) terhadap kopi sekitarnya. Propinsi Sumatera utara Sumatera Utara. (Data Statistik juga sudah merintis konsep Perkebunan Sumatera Utara, 2012) Kawasan Agropolitan. Untuk tahap Hingga saat ini pengelolaan kopi di pertama, pengembangan kawasan Kabupaten Dairi masih tergolong dimulai di Dataran Tinggi sederhana. Masih banyak yang Sumatera Utara dengan nama perlu diperbaiki dalam pengelolaan Program Pengembangan Kawasan kopi Dairi. Dari segi produktifitas, Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Kabupaten Dairi masih belum Barisan (KADTBB) yang sanggup menghasilkan kopi mencakup Kabupaten Karo, Dairi, sebanyak 1 ton per hektar, bahkan Pakpak Bharat, Simalungun, kalah dibandingkan dengan Pematang Siantar, Tapanuli Utara, Kabupaten Simalungun yang sudah Humbang Hasundutan, Samosir mampu menghasilkan kopi dan Toba Samosir (BPS Sumatera sebanyak 1.03 ton per hektar. Utara, 2007). Penetapan kawasan Sebagian besar kopi yang tersebut didasari dengan nota dihasilkan dan yang akan di jual ke kesepakatan antara lima bupati luar daerah atau ke ibukota yang dikenal dengan Kesepakatan propinsi masih berupa biji kopi Berastagi yang ditandatangani mentah (bahan mentah) sehingga tanggal 28 September 2002. tidak banyak nilai tambah yang Kabupaten Dairi merupakan salah dihasilkan dan tinggal di satu kabupaten yang termasuk Kabupaten Dairi. Kopi (Coffea sp), adalah sehingga memungkinkan air spesies tanaman berbentuk pohon mengalir ke dalam tanah secara yang termasuk dalam famili bebas. Tanaman kopi tidak cocok Rubiaceae dan genus Coffea. untuk ditanam ditanah liat yang Tanaman ini tumbuhnya tegak, terlalu lekat karena menahan terlalu bercabang dan bila dibiarkan banyak air, sebaliknya tidak pula tumbuh dapat mencapai 12 m. cocok untuk ditanam di daerah Daunnya bulat telur dengan ujung yang berpasir karena terlalu berpori agak meruncing, daun tumbuh (porous). Penanaman kopi berhadapan pada batang, cabang dilakukan pada tanah dengan dan ranting-rantingnya. Kopi kedalaman 1,8 m karena pohon mempunyai sistem percabangan kopi mempunyai kemampuan yang agak berbeda dengan tanaman untuk menyesuaikan dan lain. Kopi dapat tumbuh dalam memperluas sistem perakaran. berbagai kondisi lingkungan, tetapi Tanah yang dalam akan memberi untuk mencapai hasil yang optimal bahanbahan makanan (nutrient memerlukan persyaratan tertentu. yang diperlukan dengan cukup). Zona terbaik pertumbuhan kopi Tanaman kopi akan tumbuh dengan adalah antara 200 LU dan 200 LS. baik pada tanah yang agak asam Indonesia yang terletak pada zona dengan derajat keasaman pH 6. 50 LU dan 100 LS secara potensial Jenis tanahnya bervariasi, mulai merupakan daerah kopi yang baik. dari tanah basalt, granite atau Sebagian besar daerah kopi di crystalline. Derajat kemiringan Indonesia terletak antara 0- 100 LS lereng yang cocok antara 25-300. yaitu Sumatera Selatan, Lampung, Tanaman kopi umumnya mulai Bali, Sulawesi Selatan dan berbunga setelah berumur kurang sebagian kecil antara 0- 50 LU lebih dua tahun. Bunga keluar dari yaitu Aceh dan Sumatera Utara. ketiak daun yang terletak pada Unsur iklim yang banyak batang utama dan cabang berpengaruh terhadap budidaya reproduksi tetapi bunga yang kopi adalah elevasi (tinggi tempat), keluar dari kedua tempat tersebut temperatur dan tipe curah hujan. biasanya tidak berkembang Tanaman kopi menuntut menjadi buah, jumlahnya terbatas persyaratan tanah yang berpori, dan hanya dihasilkan oleh tanaman-tanaman yang masih 1) Harga Komoditi sangat muda. Bunga yang Komoditi kopi adalah harga jumlahnya banyak akan keluar dari jual kopi yang dijual petani ke ketiak daun yang terletak pada pasar atau pengepul. Berdasarkan cabang primer. Bunga ini berasal hasil wawancara peneliti dengan dari kuncup-kuncup sekunder masyarakat diketahui bahwa harga reproduktif yang berubah kopi berkisar Rp. 7.000-Rp. 21.000 fungsinya menjadi kuncup bunga. dengan rata-rata Rp. 15.200. Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara 2) Jumlah Tanggungan Petani serempak dan bergerombol. (Tiur, Jumlah tanggungan petani 2010). adalah banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggung jawab Faktor-Faktor yang petani sampel secara ekonomi Mempengaruhi Konversi Lahan seperti istri, anak dan saudara yang Kopi Menjadi Lahan Jeruk di menjadi tanggungan petani. Desa Pegagan Julu III, Berdasarkan wawancara peneliti Kecamatan Sumbul, Kabupaten dengan masyarakat diketahui Dairi bahwa hasil rata-rata jumlah Konversi lahan adalah tanggungan petani sampel yakni perubahan untuk penggunaan lain 2,378 orang dengan range 0-5 disebabkan oleh faktorfaktor yang orang. secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi 3) Pengeluaran Keluarga Petani kebutuhan penduduk yang makin Pengeluaran keluarga petani bertambah jumlahnya dan sebelum konversi adalah biaya meningkatnya tuntutan akan mutu yang dikeluarkan petani sampel kehidupan yang lebih baik. Dalam dalam sebulan untuk penelitian ini yang ditelitili yakni menghidupi keluarganya seperti konversi lahan kopi menjadi lahan biaya makan, sekolah anak, jeruk yang terjadi antara tahun tranportasi, kebutuhan rumah 2010-2019 pada di Desa Pegagan tangga lainnya. Berdasarkan Julu III, Kecamatan Sumbul, hasil wawancara peneliti Kabupaten Dairi. dengan masyarakat diketahui bahwa rata-rata pengeluaran bertani kopi mereka akan turun petani sampel yakni Rp. temurun. 3.448.866 dengan range Rp. 1.080.000-7.415.000/bulan. 4) Usia Petani KESIMPULAN Usia petani adalah umur 1. Konversi lahan di Desa Pegagan Julu seorang petani yang melakukan III, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi usaha tani di daerah penelitian. yang terjadi karena harga jual kopi lebih Berdasarkan hasil wawancara rendah dari harga jual jeruk, peneliti dengan masyarakat Desa Pearratusan diketahui 2. Konversi lahan di Desa Pegagan Julu bahwa rata-rata usia petani III , Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi yakni 46 tahun dengan range yang terjadi karena adanya petani jeruk 25-69 tahun. yang pindah akibat erupsi Gunung Sinabung dan tingginya biaya hidup Berdasarkan hasil keluarga petani. wawancara peneliti dengan 3. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata narasumber yaitu petani-petani yaitu jumlah tanggungan petani, luas yang ada di Kecamatan Sumbul kepemilikan lahan dan pengeluaran dan Sidikalang bahwa pertanian keluarga petani yang berpengaruh nyata kopi telah lama di geluti oleh dalam konversi lahan kopi, mereka dan telah menjadi sumber pendapatan keluarga sejak dari beberapa generasi di atas mereka. Pengetahuan bertani kopi juga sudah banyak mereka ketahui karena sejak kecil mereka sudah diikutsertakan bertani kopi di ladang. Begitu juga dengan keturunan mereka sejak kecil sudah diajak ke ladang membantu bertani kopi misalnya saja untuk memanen buah-buah kopi yang sudah matang. Demikianlah pengetahuan sedangkan harga komoditi kopi, usia petani dan peranan lembaga penyuluhan tidak berpengaruh nyata dalam konversi lahan kopi tersebut.
Daftar pustaka
Napitupulu.2021. Analisis konversi lahan usaha tani jeruk menjadi usaha tani kopi di kabupaten karo. Medan: univeritas sumatera utara
Rosada,ida.2018. Analisis finansial konversi tanaman tahunan menjadi tanaman
hortikultura. Universitas muslim indonesia: wiratani
Barus,Crysella.2012.Studi Tentang Konversi Tanaman Jeruk Menjadi Tanaman Kopi Di
Desa Barusjahe Kabupaten Karo. Medan: Universitas Negeri Medan
Lukita,Pramukti.2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Kopi ke Lahan