Anda di halaman 1dari 7

Ebby Tari Laia

C Reguler 2019

Analisa Wacana-Kontroversi Sejarah

JASA JEPANG YANG MEMBERIKAN SENJATA KEPADA BANGSA INDONESIA


(YANG TIDAK TERTULIS)

Kajian Literatur

Pada tulisan ini, saya menggunakan Text Book : Buku Sejarah Berbasis Pendidikan Karakter
Bangsa Kelas XI yang ditulis oleh M. Taupan, Samsul Farid, dan Nurlailah sebagai buku utama
dalam menganalisis kontroversi sejarah yang ada di buku teks jenjang SMA. Buku teks yang di
pakai oleh anak SMA kelas XI ini diterbitkan oleh penerbit PT SEWU (Srikandi Empat Widya
Utama). Buku ini diterbitkan pada tahun 2012 dan sudah jelas bahwa buku teks tersebut
dirancang sesuai dengan KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan). Menurut Baedhowi
kurikulum yang disahkan pada tahun 2006 ini merupakan sebuah program pemerintah yang
dimana kurikulum operasionalnya dibentuk dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan agar sesuai dengan karakteristik, kondisi, dan potensi daerah, sekolah, dan peserta
didik.

Untuk literatur pendukung dalam tulisan ini, saya menggunakan buku Sumatera Utara
Bergelora : Kisah Nyata Perang Kemerdekaan yang ditulis oleh Drs. H. Muhammad TWH dan
diterbitkan oleh penerbit Yayasan Pelestarian Fakta Perjuangan Kemerdekaan RI. Selanjutnya
ada buku KH. Zainul Arifin Pohan : Panglima Santri Iklas Membangun Negeri yang ditulis oleh
Ario Helmi dan diterbitkan oleh penerbit Pustaka Compass. Selain buku saya memakai artikel
yang berjudul Japanesse Military Expatriates In The Indonesia Revolution Period In Bali 1945-
1950 yang ditulis ole A.A Bagus Wirawan. Saya juga memakai majalah sejarah online Historia
(https://historia.id/politik/articles/jasa-shibata-untuk-indonesia-P1oK0/page/1 ). Dari majalah
online ini saya menggunakan tulisan M.F. Mukhti yang berjudul Jasa Shibata Untuk Indonesia
yang diterbit kan pada tanggal 18 Februari 2021.
Telaah Narasi di Buku SMA

Text book atau buku teks yang digunakan guru dan para siswa dalam pembelajaran sejarah
merupakan salah satu sumber belajar yang memilki peran penting dalam meningkatkan kualitas
pendidikan Indonesia. Buku teks disusun berdasarkan standar kompetensi ataupun aspek
kemampuan yang meliputi perkembangan kognitif dan kebahasaan siswa (Husen, 2013:2).
Namun, narasi –narasi dalam buku teks sejarah belum semuanya berdasarkan fakta-fakta sejarah.
Oleh sebab itu, saya akan mencoba menganalisis isi dari buku teks sejarah ” Buku Sejarah
Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa Kelas XI” pada bab yang mengenai Kedatangan Jepang,
Proklamasi Kemerdekaan, dan Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia. Hal tersebut agar kita mengetahui Jasa Jepang yang Memberikan
Senjata kepada Bangsa Indonesia namun tidak boleh dituliskan didalam buku teks sejarah
Indonesia.

Pada buku teks: Buku Sejarah Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa Kelas XI materi yang
berkaitan dengan tema saya : jasa Jepang dalam memberikan senjata kepada bangsa Indonesia
yaitu terdapat pada bab 3 Masyarakat Indonesia Masa Pendudukan Jepang materi Perlawanan
Peta di Aceh dihalaman 116 . Di buku tersebut tertulis peranTeuku Hamid yang memimpin Peta
dalam melakukan perlawanan di Aceh. Berdasarkan analisis saya pada buku teks pada bagian
perlawanan Peta di Aceh sangat sedikit menjelaskan bagaimana para pemuda Aceh yang
berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Selain itu, materi yang relevan juga terdapat pada materi Pertempuran Medan Area
dihalaman 201-202. Dibuku tersebut tertulis dengan singkat mengenai latar belakang terjadinya
pertempuran Medan Area yang diawali dari penghinaan penghuni hotel terhadap bangsa
Indonesia dengan merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih. Selanjutnya, tertulis juga
peran Achmad Tahir sebagai pemimpin TKR Sumatera Timur hingga keberhasilan para pemuda
dalam menghancurkan beberapa truk dan menculik seorang perwira Inggris.

Setelah menganalisis narasi pada materi Pertempuran Medan Area dihalaman 201-202
menurut penulis, materi tersebut sudah sesuai dengan fakta dan sesuai dengan sumber-sumber
literatur yang relevan terhadap materi pertempuran Medan Area. Dalam pertempuran Medan
Area memang benar bahwa sikap dari bekas anggota KNIL yang melecehkan martabat bangsa
Indonesia menjadi cikal bakal terjadinya bentrokan yang pertama di Jalan Bali, Medan. Bekas
Anggota KNIL tersebut dengan berani menembak pedagang sayur yang berjualan di Stasiun
besar Medan dan menarik lencana Merah Putih pemuda yang berjualan disana. Selain itu,
menurut saya dimasukkannya nama Achmad Tahir dalam peristiwa pertempuran Medan Area
merupakan hal yang wajar, karena Achmad Tahir memiliki peran yang cukup besar dalam
peristiwa pertempuran Medan Area tersebut. Dalam pertempuran tersebut Achmad Tahir
berperan sebagai pemimpin dalam pembentukan TKR Sumatera Timur dan beliau juga yang
memberikan usul agar mantan anggota gyugun dan heiho disatukan dengan TKR Sumatera timur
(Barus :2021).

Setelah menelaah materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indoneisa pada buku


teks Buku Sejarah Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa Kelas XI ini, saya dapat menyimpulkan
bahwa didalam materi tersebut sama sekali tidak ada disinggung mengenai jasa para perwira
Jepang. Materi yang seharusnya menyertakan jasa-jasa pihak Jepang dalam perlawanan-
perlawanan menghadapi sekutu seolah-olah dihilangkan begitu saja, materi tersebut terasa
senyap seolah-olah pihak Jepang tidak pernah membantu para pemuda Indonesia pada saat
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Analisis Wacana di Buku SMA

Pada bagian ini saya akan mencoba menganalisis mengenai wacana/mitos jasa Jepang yang
memberikan senjata kepada bangsa Indonesia. Dalam hal ini jasa Jepang tersebut tidak pernah
tertulis dibuku-buku teks pembelajaran sejarah di Indonesia. Dan pernyataan tersebut benar
adanya dan terbukti dari buku teks yang saya pegang.

Faktanya , bukan hanya pemuda-pemuda Indonesia yang berjasa dalam peristiwa pertempuran-
pertempuran dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Banyak juga perwira dan prajurit
Jepang ikut andil dan bisa dikatakan sebagai sosok yang berjasa mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Dalam buku Sumatera Utara Bergelora yang ditulis oleh Drs. H. Muhammad TWH
tertulis mengenai jasa mantan tentara Jepang yang ikut berjuang dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Tertulis pada buku tersebut bahwa para pemuda Indonesia yang
bergabung dalam Gyugun, Heiho, dan Peta mendapatkan pendidikan dan latihan militer hingga
mendapatkan senjata yang membuat mereka semakin kuat dalam mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.

Selain itu, dibuku tersebut juga tertulis jasa seorang perwira Jepang yaitu Hiroshi Maeda yang
dikenal sebagai pimpinan tentara Jepang dekat dengan para tokoh masyarakat Aceh dan
membantu para pemuda Aceh dalam melakukan perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Jasa Hiroshi Maeda juga terlihat saat terjadi pengepungan markas Jepang yang
dilakukan oleh rakyat Aceh yang ingin mendapatkan senjata. Mendengar berita tersebut, Hiroshi
Maeda langsung turun tangan dan tentunya senjata pihak tentara tersebut dapat berpindah tangan
ke pihak rakyat Aceh dan TKR.

Di Banda Aceh terdapat tempat persenjataan pihak senjata yang semula ingin mereka gunakan
dalam menghalau serangan laut pasukan sekutu, namun pada akhirnya senjata-senjata tersebut
berpindah tangan kepada pihak laskar/TKR. Banyak senjata yang diberikan oleh pihak Jepang
kepada laskar/TKR, bukan hanya senjata ringan tetapi senjata berat, meriam gunung, meriam-
meriam pantai, meriam-meriam penangkis serangan udara, dan senapan mesin.

Perwira Jepang yang juga berjasa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia ialah Rusli
Higuchi dan Kuroiwa. Higuchi berjasa karena beliaulah yang memasok persenjataan besar yang
diambilnya dari Angkatan Darat Jepang yang digunakan oleh laskar/TKR untuk pertanahanan
pantai. Selain itu beliau juga memasok persenjataan laskar/TKR dalam pertempuran Medan
Area. Higuchi memasok diam-diam senjata ringan, senapan mesin, dan meriam-meriam melalui
kereta api Aceh dan diteruskan melalui truk hingga ke Medan Area. Dibawah pengawasan
Kuroiwa, senjata-senjata berat yang berasal dari Angkatan Darat Jepang diangkut melalui jalur
darat.

Dari sumber lain saya juga menemukan bahwa seorang perwira Jepang yaitu Laksamana
Yaichiro Shibata merupakan sosok yang dikenal sebagai simpatisan terhadap nasionalisme Asia
dan juga berjasa dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia. Shibata
menunjukkan dukungannya terhadap bangsa Indonesia pada saat Perang Dunia II berlangsung.
Pada Juli tahun 1945 Shibata bersama Panglima Kaigun pernah bertemu di Bali dengan
Soekarno, Bung Hatta, dan Ahmad Soebarjo untuk membahas mengenai dukungan Shibata
terhadap bangsa Indonesia. Pada pertemuan selanjutnya, Soebardjo mengatakan bahwa Shibata
sangat mendukung bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dan Shibata dengan senang
hati akan memberikan segala bantuan kepada bangsa Indonesia. Terbukti dengan tindakan nyata
Shibata memberikan beberapa senjata kepada pemuda-pemuda tertentu. Shibata juga membantu
bangsa Indonesia dalam penyelesaian konflik antara pemuda Indonesia dengan Kenpeitai yang
pada saat itu pemuda Indonesia ingin merebut persenjataan pihak Jepang.

Pada saat perlawanan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Bali (1945-1950), para


pemuda Indonesia juga dibantu para perwira Jepang. Taizo Taira atau I Nyoman Bulelang
merupakan perwira angkatan laut Jepang yang membelot dan membantu para pemuda Indonesia
dalam perang gerilya melitasi desa-desa antar kabupaten di Bali. Taizo Taira juga berjasa dalam
memberikan pelatihan terhadap pemuda-pemuda di desa Kubu dan Karangsuwung Bangli. Maka
tidak heran penduudk setempat juga memberi nama beliau Nyoman Bangli. Selanjutnya adalah
Hito Heso Harake atau I Ketut yang ikut mmebantu para pejuang di desa Pangutan
Padangsambilan Denpasar. Selanjutnya ialah Hera Uci yang memiliki nama Bali I Nyoman
Sayan yang juga merupakan perwira angkatan laut. Dia memutuskan menjadi bagian dari
pejuang Indonesia dalam melawan sekutu. Hal tersebut terbukti dari tindakannya pada tanggal 11
April 1946. Dia mernyerang tangsi NICA di Kayumas Denpasar dan penyerangan tersebut
mengakibatkan dia dipenjara dan pada akhirnya dipulangkan ke kampung halamannya.

Bukti dari perjuangan para perwira Jepang dapat juga dilihat dari adanya Makam Pahlawan
Jalan Sisingamangaraja di Medan. Disana dimakamkam 21 perwira Jepang yang membelot
karena mereka membantu para pemuda Indonesia yang berjuang dalam pertempuran di Aceh dan
Sumatera Utara. Jasa para perwira Jepang tersebut juga diakui oleh Djamin Ginting yang
merupakan seorang Pahlawan Nasional RI. Beliau mengaku bahwa pada saat di pengungsian
diaberhasil membuat bom menjadi dinamit, membuat peluru dan pabrik peluru yang mampu
memproduksi 500 butir peluru tiap hari berkat bantuan Inoe Teksuro. Selain itu, Bu Likas yang
merupakan istri Djamin Ginting juga mengatakan bahwa beliau pernah menyembunyikan
perwira Jepang yang membelot tersebut. Beliau menyembunyikan orang Jepang tersebut karena
perwira Jepang tersebut merupakan orang yang sangat dicari oleh tentara Belanda karena
dianggap sangat berbahaya. Perwira Jepang tersebut merupakan salah satu perwira yang mampu
mengajari para pejuang Indonesia dalam membuat peluru dan menggunakan senjata Jepang.
Kesimpulan

Dari beberapa sumber yang sudah saya telaah, banyak fakta sejarah yang tidak tertulis di buku
teks SMA yang saya kaji, bahkan fakta sejarah tersebut terkesan disembunyikan/disenyapkan
begitu saja. Karna seperti yang kita ketahui dalam mempertahankan kemerdekaan bukanlah hal
yang mudah. Bangsa Indonesia harus melawan sekutu ( Inggris, Amerika,Belanda) yang disaat
itu menjadi pemenang dalam perang dunia II. Tidak dapat kita pungkiri bahwa kehadiran pihak
Jepang tidak sepenuhnya memberikan dampak negatif. Kehadiran Jepang juga memberikan
bangsa Indonesia dampak positif, yaitu terlihat dari keterlibatan para perwira Jepang (yang
membelot) dalam melawan sekutu, perwira jepang yang memasok senjata bagi para pejuang
Indonesia. Memberi ilmu mengenai pembuatan peluru dan bahkan pihak Jepang yang
memberikan pelatihan-pelatihan militer terhadap pemuda Indonesia.

Referensi

Barus, Betsyeba. 2021. AVATARA. Peranan Achamad Thair Dalam Peristiwa Pertempuran
Medan Area 13 oktober 1945. 10:3.

Helmy, Ario. 2015. KH. Zainul Arifin Pohan : Panglima Santri Iklas Membangun Negeri.
Tanggerang : Pustaka Compass

Muhammad, TWH. 1999. Sumatera Utara Bergelora : Kisah Nyata Perang Kemerdekaan. Medan
: Yayasan Pelestarian Fakta Perjuangan Kemerdekaan R.I.

Taupan, dkk. 2012. Text Book : Buku Sejarah Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa Kelas XI.
Bandung : PT SEWU (Srikandi Empat Widya Utama)

Wirawan, A.A. 2016. ASJI Symposium. Japanesse Military Expatriates In The Indonesia
Revolution Period In Bali 1945-1950. Fakultas Ilmu Sosial : Universitas Udayana
Sumber internet

1. Tulisan Pak Ichwan Azhari Perempuan Pejuang Yang Melawan Senja : Kesan Pada Ibu
Likas Br. Tarigan https://www.risalahsumatera.com/2022/04/27/perempuan-pejuang-
yang-melawan-senja-kesan-pada-ibu-likas-br-tarigan/?amp=1
2. Majalah Sejarah Online Historia https://historia.id/politik/articles/jasa-shibata-untuk-
indonesia-P1oK0/page/1

Anda mungkin juga menyukai