Anda di halaman 1dari 16

Organisasi Militer dan Semi Militer Selama Masa

Pendudukan Jepang dan Perlawanan Bangsa


Indonesia Melawan Pendudukan Jepang

D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H

Nama Kelompok:
1.Rifqy A.R.Lubis
2.Tulus Rizki Gultom
3.Jastin Gilbert Rogate Purba
4.Dimas Irfansyah
5.Muhammad Farhan Syahputra
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan
rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah organisasi militer dan semi militer pada masa kedudukan
jepang ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas yang guru sejarah bu md.Selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang topik tentang organisasi militer
dan semi militer serta bentuk perlawanan indonesia terhadap
jepang, bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu guru,selaku guru sejarah
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan didalam bidang studi sejarah ini.
Saya menyadari,makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan
saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

1.Daftar Isi
1.Daftar isi
2.Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi-Militer) Pada Masa
Pendudukan Jepang Di Indonesia:
1a.pengerahan tenaga pemuda
1b.organisasi semi-militer
1c.organisasi militer resmi
3.Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Jepang
4.Daftar Pusaka
2.Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi-
Militer) pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia
Organisasi Militer dan Semimiliter Buatan Jepang pada Masa
Penjajahan Jepang di Indonesia – Tahukah sobat jika Indonesia
ternyata pernah dijajah Jepang ? Ya tentu saja tahu, ini materi kan
dari Sekolah Dasar juga sudah diajarkan.

Memang, Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat kaya di


dunia membuat banyak negara yang menjajah negara Indonesia ini.
Mulai dari bangsa Eropa bahkan bangsa Asia sendiri juga ingin
menjajah negeri kita tercinta ini.
Setelah masa penjajahan Belanda, rakyat Indonesia kembali dijajah
oleh “Saudara Tua” yaitu Jepang. Dengan kekuatannya, Jepang
berhasil menguasai wilayah di Indonesia. Kekuatan Jepang bahkan
dapat dikatakan lebih kuat dibanding Sekutu karena Jepang memiliki
bantuan kekuatan udara taktis, sedangkan kekuatan udara Sekutu
sudah hancur karena pertempuran awal di Indonesia maupun di
Malaysia.
Sesuai dengan sifat kemiliteran, jepang berambisi untuk
mengalahkan Sekutu dengan memanfaatkan rakyat Indonesia
terutama para pemuda. Adapun cara Jepang yaitu dengan
membentuk organisasi-organisasi yang bersifat militer dan semi-
militer.

Apa Pengertian/Arti Organisasi Militer Dan


Semimiliter ?
Organisasi militer Jepang adalah organisasi yang dikhususkan untuk
melakukan pertahanan secara militer guna mempertahankan wilayah
Indonesia, misalnya prajurit tentara. Dalam organisasi ini, pelatihan
kemiliteran sangat ditekankan.

Organisasi semi militer Jepang adalah organisasi yang tidak


dikhususkan untuk melakukan pertahanan secara militer, namun
lebih bersifat ke keamanan dan ketertiban serta kecenderungan
untuk kesejahteraan rakyat. Pelatihan dibidang kemiliteran tetap
ada, namun tidak begitu ditekankan.
Berikut adalah berbagai macam organisasi bentukan Jepang (semi-
militer dan militer) beserta penjelasannya…

A.PENGERAHAN TENAGA PEMUDA


Menurut penilaian Jepang, para pemuda apalagi pemuda desa,
belum terpengaruh dunia luar (alam pikiran Barat). Para pemuda
Indonesia secara fisik kuat, semangat dan pemberani. Di samping itu,
pemuda Indonesia kala itu jumlahnya cukup besar sehingga
memegang peranan penting terhadap Indonesia.
Atas dasar berbagai pertimbangan tersebut, maka pemuda
dimanfaatkan dan dijadikan sasaran utama propaganda Jepang.
Berbagai semboyan seperti Jepang saudara tua, Indonesia sama saja
dan Gerakan 3 A memang cukup menarik kalangan pemuda.
Pernyataan Jepang akan persamaan dinilai sebagai bentuk
perubahan dari keadaan masa Belanda yang begitu diskriminatif dan
kejam.
Jepang memang sangat cerdik, sebelum membentuk organisasi semi-
militer dan militer secara resmi, mereka terlebih dahulu melatih para
pemuda dengan pendidikan guna meningkatkan kedisiplinan,
semangat juang dan jiwa kesatria para pemuda.
Cara untuk menanamkan nilai tersebut diantaranya dengan
pendidikan umum (sekolah dasar dan menengah) dan pendidikan
khusus (pelatihan oleh Jepang). Adapun bentuk pelatihan oleh
Jepang diantaranya yaitu :
BPAR (Barisan Pemuda Asia Raya).
San A Seinen Kutensho di bawah Gerakan 3A.

B.ORGANISASI SEMI-MILITER
#1. SEINENDAN
Seinendan (Korps Pemuda) adalah organisasi yang dibentuk Jepang
dengan beranggotakan para pemuda berusia 14-22 tahun. Seinendan
didirikan tepatnya pada tanggal 29 April 1943 dengan beranggotakan
sekiranya 3500 orang pemuda dari seluruh Jawa.
Tujuan Seinendan
Tujuan Jepang membentuk Seinendan untuk mendidik dan melatih
para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah
airnya dengan kekuatan sendiri.
Namun dibalik itu, ada tujuan lain dengan dibentuknya Seinendan ini.
Jepang melatih para pemuda Indonesia juga dimaksudkan untuk
memperoleh tenaga cadangan dari pemuda guna memenangkan
peperangan Asia Timur Raya melawan Sekutu.
Fungsi Seinendan
Dalam pertahanan peperangan, Seinendan difungsikan sebagai
barisan cadangan yang mengamankan barisan belakang.
Agar lebih efektif dan efisien, pengkoordinasian Seinendan
diserahkan kepada penguasa setempat. Misalnya di daerah tingkat
syu, diketuai syucokan. Begitu juga di daerah ken, ketuanya kenco
dan seterusnya.
Keanggotaan Seinendan
Untuk memperbanyak anggota, Seinendan juga menggerakkan
Seinendan bagian puteri (Josyi Seinendan). Seiring berjalannya
waktu, jumlah Seinendan terus bertambah hingga akhir pendudukan
Jepang di Indonesia. Jumlahnya kala itu bahkan mencapai 500 ribu
pemuda.
Adapun tokoh perjuangan Indonesia yang pernah menjadi anggota
Seinendan antara lain, Latif Hendraningrat dan Sukarni.
#2. KEIBODAN
Keibodan (Korps Kewaspadaan) adalah organisasi semimiliter yang
anggotanya adalah pemuda berusia antara 25 sampai 35 tahun.
Organisasi ini dibentuk pada tanggal 29 April 1943 dengan tujuan
untuk membantu Polisi Jepang pada masa penjajahan di Indonesia.
Keibodan juga memiliki ketentuan utama agar setiap orang yang
dapat masuk harus memiliki badan yang sehat dan berkepribadian
baik. Jika dilihat dari usia anggotanya, keibodan lebih siap dan
matang untuk membantu tentara Jepang dalam keamanan dan
ketertiban.
Contoh kegiatan dalam membantu poisi yaitu mengatur lalu lintas
dan pengamanan desa.
Organisasi Seinendan dan Keibodan didirikan di seluruh daerah
Indonesia, meski namanya berbeda-beda. Misalnya di Sumatera
dikenal dengan Bogodan dan di Kalimantan disebut dengan Borneo
Konan Kokokudan/Sameo Konen Hokokudan. Selain di Indonesia,
penduduk Cina juga mengenal organisasi ini dengan sebutan Kakyo
Keibotai.
#3. FUJINKAI
Fujinkai (Perkumpulan Wanita) adalah organisasi semi militer Jepang
yang beranggotakan para wanita, dibentuk pada bulan Agustus 1943.
Pembentukan organisasi ini di prakarsai oleh para istri pegawai
daerah dan diketuai oleh isteri-istri kepala daerah tersebut.
Untuk anggota dari Fujinkai itu sendiri minimal harus berusia 15
tahun. Tugas utama Fujinkai ini yaitu meningkatkan kesejahteraan
dan kesehatan masyarakat melalui kegiatan pendidikan dan kursus-
kursus.
Saat situasi semakin memanas, Fujinkai dilatih militer sederhana,
bahkan pada tahun 1944 dibentuk “Pasukan Srikandi” guna
membantu perang melawan Sekutu.
#4. SUISHINTAI
Latar Belakang Suishintai
Latar belakang dibentuknya Suishintai yaitu atas dasar keputusan
rapat Chuo-Sangi-In (Dewan Pertimbangan Pusat). Salah satu
keputusan rapat tersebut adalah merumuskan cara untuk
menumbuhkan kesadaran rakyat untuk memenuhi kewajiban dan
membangun persaudaraan dalam rangka mempertahankan tanah
airnya dari serangan musuh.
Rapat tersebut menghasilkan keputusan rapat pada tanggal 1
November 1944 yang kemudian Jepang membentuk organisasi
bernama “Suishintai” dalam bahasa Indonesia “Barisan Pelopor”.
Tujuan Suishintai
Melalui organisasi ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran
masyarakat sehingga siap untuk membantu Jepang dalam
mempertahankan Indonesia.
Suishintai juga mengadakan pelatihan militer bagi para pemuda,
walaupun menggunakan peralatan sederhana (seperti bambu
runcing dan senapan kayu). Selain itu juga, Suishintai dilantih untuk
menggerakkan massa, memperkuat pertahanan dan hal lain yang
intinya untuk kesejahteraan rakyat.
Keanggotaan Suishintai
Organisasi semimiliter ini juga tergolong unik karena pemimpinnya
adalah seorang nasionalis, yaitu Ir. Soekarno (dibantu R.P Suroso,
Otto Iskandardinata, dan Buntaran Martoatmojo).
Di bawah naungan Jawa Hokokai, organisasi ini memiliki anggota
mencapai 60.000 orang. Dalam organisasi ini, dibentuk juga “Barisan
Pelopor Istimewa” sejumlah 100 orang yang anggotanya dipilih dari
berbagai asrama terkenal. Anggota “Barisan Pelopor Istimewa” ini
antara lain yaitu Sudiro sebagai ketuanya.

“Barisan Pelopor Istimewa” di bawah kepemimpinan para nasionalis


menyebabkan organisasi ini berkembang pesat. Organisasi semi-
militer ini dapat mengobarkan semangat nasionalisme dan rasa
persaudaraan di Indonesia.
#5. KAIKYO SEINEN TEISHINTI (HIZBULLAH)
Hizbullah (Tentara Allah) adalah organisasi semimiliter yang dibentuk
Jepang dengan beranggotakan para sukarelawan khusus pemuda
Islam.

Latar belakang dibentuknya Hizbullah


Akibat peperangan Asia Timur Raya, Jepang semakin terdesak dan
mengalami kesulitan karena banyak mengalami kekalahan. Keadaan
tersebut memicu Jepang untuk menambah kekuatan dengan
merencanakan pembentukan pasukan cadangan sebanyak 40.000
orang (terdiri dari para pemuda Islam).
Rencana Jepang tersebut cepat menyebar di tengah masyarakat dan
segera disambut positif dari tokoh-tokoh Masyumi, pemuda Islam
Indonesia dan pihak lainnya.
Bagi Jepang, pasukan Islam ini digunakan untuk membantu
memenangkan perang, namun bagi Masyumi pasukan Islam terebut
digunakan untuk persiapan menuju cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Sehubungan dengan itu, pemimpin-pemimpin Masyumi
mengusulkan kepada Jepang untuk membentuk pasukan
sukarelawan yang khusus terdiri dari pemuda Islam. Kemudian pada
tanggal 15 Desember 1944 dibentuklah organisasi semimiliter yang
terdiri dari pasukan sukarelawan pemuda Islam yang dinamai
Hizbullah (Tentara Allah) dalam istilah Jepangnya yaitu Kaikyo Seinen
Teishinti.
Tugas pokok Hizbullah
1.Sebagai tentara cadangan :
Membantu tentara Dai Nippon.
Melatih diri, jasmani dan rohani dengan segiat-giatnya.
Menjaga bahaya udara dan mengintai mata-mata musuh.
Menggiatkan dan menguatkan usaha-usaha untuk kepentingan
perang.
2.Sebagai pemuda Islam
Membela agama dan umat islam di Indonesia.
Menyiarkan agama Islam.
Memimpin umat Islam untuk taat beragama.
Keanggotaan Organisasi Hizbullah
Untuk mengkoordinasikan program dan kegiatan Hizbullah,
dibentulah pengurus pusat Hizbullah. Ketua pengurus pusat adalah
K.H. Zainul Arifin dengan Wakilnya yaitu Moh. Roem. Anggota
pengurus lainnya antara lain, Kyai Zarkasi, Prawoto Mangunsasmito
dan Anwar Cokroaminoto.
Para anggota Hizbullah sudah menyadari bahwa tanah Jawa adalah
pusat pemerintahan tanah air Indonesia yang harus dipertahankan.
Jika Jawa di serang musuh, Hizbullah akan mempertahankannya
dengan dengan penuh semangat dan rasa nasionalisme yang tinggi.
Semangat ini tentunya bukan serta merta untuk membela Jepang,
melainkan untuk tanah air tercinta. Jika barisan pelopor disebut
sebagai organisasi semi-militer di bawah naungan Jawa Hokokai,
maka Hizbullah merupakan organisasi semi-militer di bawah naungan
Masyumi.
#6. GOKUKUTAI
Gokukutai (Barisan Pelajar) adalah organisasi yang mengikutsertakan
pelajar untuk berperang karena desakan militer akibat peperangan.
C. ORGANISASI MILITER RESMI
#1. HEIHO
Heiho (Pasukan Pembantu Prajurit Jepang) adalah organisasi yang
beranggotakan prajurit Indonesia untuk melaksanakan pertahanan
militer, baik di Angkatan Darat maupun di Angkatan Laut.
Heiho dibentuk berdasarkan instruksi bagian Angkatan Darat Markas
Besar Umum Kerajaan jepang pada tanggal 2 September 1942 yang
kemudian pada bulan April 1945 menjadi cikal bakal organisasi ini.
Tujuan dan Kegiatan Heiho
Tujuan didirikannya Heiho yakni sebagai pembantu kesatuan
angkatan perang dan dimasukkan sebagai bagian dari tentara
Jepang. Adapun kegiatannya yaitu :
Membangun pertahanan.
Menjaga kamp pertahanan.
Membantu tentara Jepang dalam peperangan.
Organisasi ini memang dikhususkan untuk bidang kemiliteran
sehingga jauh lebih terlatih dibanding organisasi-organisasi lainnya.
Heiho sendiri juga dibagi menjadi beberapa bagian, baik di angkatan
darat, angkatan laut maupun bagian kepolisian.
Heiho juga memanfaatkan pasukannya sebagai tenaga kasar yang
dibutuhkan dalam peperangan, contohnya memelihara berbagai
senjata perang dan memindahkan senjata dan peluru dari gudang ke
atas truk.
Keanggotaan Heiho
Untuk menjadi anggota Heiho tidaklah mudah, ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut antara lain yaitu :
Berusia antara 18 sampai 25 tahun.
Berbadan sehat baik jasmani maupun rohani.
Berkelakuan dan berkepribadian baik.
Berpendidikan minimal sekolah dasar.
Jumlah anggota Heiho mencapai sekitar 42.000 orang (sejak berdiri
hingga akhir masa pendudukan Jepang). Dari total tersebut, 25.000
orang diantaranya adalah penduduk dari Jawa. Namun begitu, tidak
ada seorang pun yang berpangkat pejabat (perwira), karena pangkat
pejabat hanya untuk orang-orang Jepang saja.
#2. PETA
PETA (Pembela Tanah Air) adalah organisasi militer yang dibentuk
Jepang dengan tujuan menambah kesatuan tentara guna
memperkuat organisasi sebelumnya, yaitu Heiho.
Walaupun Jepang semakin terdesak karena perang melawan Sekutu,
Jepang tetap berusaha mempertahankan Indonesia dari serangan
sekutu. Karena Heiho dipandang belum memadai, maka dibentuklah
suatu organisasi militer yang dinamai PETA (Pembela Tanah Air).
Kapan PETA didirikan ?
PETA didirikan secara resmi pada tanggal 3 Oktober 1943 atas usulan
dari Gatot Mangkupraja kepada Letnan Jenderal Kumakici Harada
(Panglima Tentara Jepang ke-16). Pembentukan PETA ini didasarkan
pada peraturan pemerintah Jepang yang disebut dengan Osamu
Seinendan nomor 44.
Keanggotaan PETA
Banyak pemuda-pemuda yang tergabung dalam Seinendan
mendaftarkan diri menjadi anggota PETA. Anggota PETA yang
bergabung berasal dari berbagai elemen masyarakat.
Karena kedudukannya yang bebas (fleksibel) dalam struktur
organisasi Jepang, PETA diperbolehkan untuk melakukan
perpangkatan sehingga ada orang Indonesia yang menjadi seorang
perwira.
Hal ini menyebabkan masyarakat tertarik pada organisasi ini dan
kemudian bergabung menjadi anggota PETA. Hingga akhir masa
pendudukan Jepang di Indonesia, jumlah anggota PETA berkisar
37.000 orang di Jawa dan 20.000 orang di Sumatera. Di Sumatera,
organisasi ini lebih dikenal dengan Giyugun (prajurit sukarela).
Orang-orang PETA ini menghasilkan pemimpin-pemimpin yang
berkualitas dari Indonesia, terutama di bidang kemiliteran. Pada
masa-masa selanjutnya, para pemimpin tersebut mampu membawa
perubahan terhadap kondisi tanah air Indonesia.
Adapun tokoh-tokoh PETA yang terkenal dan membawa pengaruh
besar diantaranya yaitu, Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto,
Supriyadi dan Jenderal Ahmad Yani.
Perbedaan Antara Heiho dengan PETA
Heiho
Organisasi Heiho secara resmi ditempatkan pada struktur organisasi
tentara Jepang, baik Angkatan Darat maupun Angkatan Laut.
Heiho bertugas untuk mengumpulkan pajak dari rakyat.
Didirikannya Heiho bertujuan untuk membantu tentara Jepang
berperang melawan Sekutu.
Tidak ada orang Indonesia yang berpangkat perwira dalam Heiho,
karena pangkat perwira hanya untuk orang Jepang (tidak
diperbolehkan jadi perwira).
PETA
Organisasi PETA tidak secara resmi ditempatkan pada struktur
organisasi tentara Jepang, namun langsung di bawah pemerintahan
Jepang.
Organisasi PETA bertugas sebagai mata-mata Jepang, baik itu dalam
membela atau mempertahankan tanah air Indonesia dari serangan
Sekutu.
Organisasi PETA bertujuan untuk membantu tentara Jepang
berperang melawan Sekutu (sama dengan Heiho).
PETA lebih fleksibel dalam kedudukannya, dalam hal kepangkatan
ada orang Indonesia yang menjadi perwira (diperbolehkan jadi
perwira).
3.Bentuk Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Jepang
Keberhasilan Jepang menguasai beberapa wilayah Indonesia,
merupakan akibat dari propaganda-propaganda yang dilakukan oleh
Jepang terhadap bangsa Indonesia, tujuannya adalah menarik
simpati sehingga rakyat tidak melakukan perlawanan.
Banyak masyarakat yang menderita saat wilayahnya dikuasai oleh
Jepang. Hal ini dikarenakan, mereka dipaksa untuk membuat parit,
jalan, lapangan terbang, dan juga dipaksa oleh Jepang untuk menjadi
Romusha. Kalian tahu nggak apa itu romusha? Romusha adalah
sebutan untuk orang-orang yang dipekerjakan sebagai buruh secara
paksa oleh Jepang ketika menduduki Indonesia.
Bangsa kita kemudian mencoba untuk membuat berbagai siasat
untuk melakukan perlawanan terhadap Jepang. Masyarakat kita saat
itu tidak dijadikan sebagai Romusha. Nah, mulailah bangsa kita
dengan strateginya melalui organisasi-organisasi yang dibentuk oleh
Jepang, dan juga melalui gerakan-gerakan bawah tanah. Bentuk
perlawanan rakyat Indonesia yang berbeda dilakukan oleh bangsa
kita, akan tetapi tujuan dan cita-cita perjuangan mereka tetaplah
sama, mencapai kemerdekaan Indonesia.
Beberapa wilayah yang dikuasai oleh Jepang dan mendapat
perlawanan dari rakyat Indonesia diantaranya
1) Perlawanan di Aceh
Aceh menjadi salah satu wilayah yang dikuasai Jepang. Masyarakat
Aceh diperlakukan dengan sewenang-wenang dan mengalami
penderitaan yang cukup lama karena banyak rakyat Aceh yang
dikerahkan untuk Romusha. Akibat hal itu, pada 10 November 1942
terjadi penyerangan terhadap Jepang di Cot Plieng, penyerangan
tersebut dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil yang merupakan seorang
guru mengaji di Cot Plieng. Sebanyak dua kali Jepang berusaha
menaklukan wilayah Cot Plieng, dua-duanya pun berhasil digagalkan
oleh rakyat Aceh dengan serangannya, dan berhasil memukul
mundur Jepang ke daerah Lhokseumawe. Kemudian pada serangan
ketiga, Jepang berhasil merebut Cot Plieng, dan Tengku Abdul Jalil
harus gugur di tempat saat sedang beribadah.
2) Perlawanan di Singaparna (Tasikmalaya)
Singaparna, Tasikmalaya, menjadi salah satu wilayah yang berhasil di
duduki oleh Jepang. Pada masa itu, rakyat Singaparna dipaksa untuk
mengikuti upacara Seikerei. Upacara Seikerei merupakan upacara
penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkuk
kearah matahari terbit. Dengan cara seperti ini, masyarakat
Singaparna merasa sangat dipermalukan dan dilecehkan. Selain itu,
mereka juga merasa menderita karena diperlakukan secara
sewenang-wenang dan kasar oleh Jepang. Akibatnya, pada bulan
Februari 1944, rakyat Singaparna melakukan perlawanan terhadap
Jepang. Pasukan perlawanan dipimpin oleh Kiai Zainal Mustofa. Akan
tetapi Jepang berhasil menangkap Kiai Zainal Mustofa pada tanggal
25 Februari 1944, dan pada tanggal 25 Oktober 1944, Kiai Zainal
harus menghentikan perjuangannya setelah beliau dihukum mati.
3) Perlawanan di Indramayu
Indramayu mendapatkan perlakuan yang sama oleh Jepang,
masyarakat Indramayu dipaksa menjadi romusha, bekerja di bawah
tekanan dan diperlakukan secara sewenang-wenang. Oleh karena
itu, masyarakat Indramayu juga melakukan perlawanan terhadap
Jepang. Pemberontakan tersebut terjadi di Desa Kaplongan pada
bulan April 1944. Selanjutnya beberapa bulan kemudian, tepatnya
tanggal 30 Juli 1944 terjadi pemberontakan di Desa Cidempet,
Kecamatan Loh Bener.
4) Perlawanan di Blitar (Pemberontakan PETA)
Perlawanan juga terjadi di Blitar. Pada tanggal 14 Februari 1945
terjadi pemberontakan yang dilakukan para tentara PETA (Pembela
Tanah Air) di bawah pimpinan Supriyadi. Pemberontakan ini
merupakan pemberontakan terbesar pada masa pendudukan
Jepang.

3.Penutup
Demikian hasil kerja kami tentang organisasi masa penjajahan Jepang
serta perlawanan rakyat indonesia terhadap Jepang.Jika ada
kesalahan kami mohon maaf serta kami berharap apa yang kami
lakukan bisa bermanfaat bagi kami maupun pembaca“Sekian Terima
Kasih.”

4.Daftar Pustaka
Sumber referensi:Sardiman AM, Lestariningsih AD. (2017) Sejarah
Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
Dikutip dari : http://www.siswamaster.com

Anda mungkin juga menyukai