xi ips 4
Irine Dewita
Mas Pratiwi
Rai Christina
Happy Febrina
Andy Placenta
Maryo Yoseph
Aryanata
Felicia
Periode radikal
PENGERTIAN
Banyaknya tuntutan dari kaum pergerakan, khusunya Konsentrasi Radikal di Volksraad menyebabkan
pemerintah Hindia Belanda merasa kerepotan. Terlebih lagi saat itu golongan sosialis di negeri Belanda yang
dipimpin oleh Troelstra mengadakan kudeta. Gebernur Jenderal van Limburg Stirum khawatir kalau keadaan
ini dijadikan kesempatan oleh kaum pergerakan untuk menumbangkan kekuasaan Belanda di Indonesia.
Untuk menghilangkan kekhawatiran tersebut, van Limburg Stirum pada tanggal 18 Nopember 1918
menyampaikan pesan kepada Volksraad antara lain mengatakan janji akan adanya keinginan pihak pemerintah
untuk mengadakan perubahan ketatanegaraan yang berarti dan secepatnya.3) Janji ini kemudian dikenal
dengan Janji Nopember (November Belofte).
Untuk membuktikan bahwa janji tersebut sungguh-sungguh, selanjutnya dibentuk panitia peninjauan
kembali susunan kenegaraan Hindia Belanda. Hal ini oleh pihak Indonesia dianggap sebagai tanda kemauan
baik pemerintah menghadapi tuntutan rakyat Indonesia. Setelah keadaan di negeri Belanda dapat dikuasai
kembali, bukannya janji tersebut berusaha direalisasikan, malah van Limburg Stirum mendapat kecaman dari
pemerintah Belanda karena mengeluarkan janji tanpa persetujuan dari pemerintah pusat di Nederland. Hingga
akhirnya janji tersebut tidak pernah terwujud seperti yang diharapkan oleh pihak Indonesia.
Kekecewaan terhadap Janji Nopember ini menyebabkan kaum pergerakan mengambil sikap radikal. Mereka
sadar bahwa kemerdekaan tidak mungkin tercapai dengan menggantungkan harapan kepada Belanda.
4. PERUBAHAN PASAL 111 REGERINGS REGLEMENT
Pada 1 september 1919, pemerintah kolonial mengubah pasal 111 regerings reglement atau
peraturan pemerintah, yang berisi larangan mengadakan perkumpulan yang bersifat politik. Hak
berserikat diakui penuh, termasuk menyangkut perkumpulan politik dalam batasan-batasan tertentu.
Batasan tersebut berlaku untuk kumpulan yang bersifat rahsia serta yang dianggap menganggu
ketertiban umum. Dalam hal menganggu ketertiban umum itu, gubernur jenderal memiliki hak
externering, yaitu mengusir pelaku dari daerah Hindia Belanda, internering, yaitu mengasigkan
pelaku ke suatu tempat, dan verbaning, yaitu melarang pelaku bertempat tinggal disuatu daerah.
TOKOH PI
Tokoh pergerakan, seperti Semaun, dibuang ke Amsterdam, Mohammad Hatta, Ali
Sastroamidojo, Gatot Mangkupraja, dan Subarjo adalah penganut paham-paham baru dari Eropa
tersebut. Paham marxis, leninis, dan sosialis telah memberikan dorongan kepada mahasiswa dalam
menumbuhkan semangat perjuangan bangsa kulit sawo matang Indonesia dengan bangsa kulit putih
Belanda. Dalam melakukan kegiatan politiknya, para mahasiswa Indonesia di Belanda sering
mengadakan pertemuan, diskusi ilmiah dan politik diantara mereka sendiri serta dengan berbagai
mahasiswa lainnya di negeri Belanda.
ORGANISASI
Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia adalah organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia
di Negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1908. Indische Vereeniging berdiri atas prakarsa Soetan
Kasajangan Soripada dan R.M. Noto Soeroto yang tujuan utamanya ialah mengadakan pesta dansa-
dansa dan pidato-pidato.
2. PARTAI KOMUNIS INDONESIA (PKI)
Pada tanggal 4 Mei 1914, didirikan ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereniging) oleh orang-
orang Belanda, seperti Dekker, Sneevliet, dan Brandsteder bersama Semaun.
Tujuan berdirinya ISDV adalah menyebarluaskan paham sosial demokratis dengan membangun
perasaan revolusioner bagi bangsa Indonesia.
Pada tanggal 23 Mei 1920, nama ISDV diubah menjadi PKI dengan Semaun sebagai ketua, Bergsma
sebagai sekretaris, dan Dekker sebagai bendahara. Pada tanggal 24 Desember 1920, PKI mengadakan
Kongres Istimewa dan mengambil keputusan untuk bergabung dengan organisasi Komintern. Selanjutnya,
PKI berpura-pura setuju menjadi anggota volksraad. Sejak pemerintahan Belanda, PKI telah mengadakan
pemberontakan.
Misalnya, pada tahun 1926 Alimin mengadakan pemberontakan di Jawa Barat dan Banten. Kemudian
pada tahun 1927, terjadi pemberontakan PKI di Sumatra. Akibatnya, oleh Belanda sejak tahun 1927 PKI
dianggap sebagai organisasi terlarang.
3. PARTAI NASIONAL INDONESIA (PNI)
Pada tahun 1925 berdiri sebuah organisasi yang bernama Algemeene Studie
Club di Bandung yang diprakarsai oleh Ir.Sukarno. Perkumpulan ini
kemudian mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia pada tahun 1927
dengan Sukarno sebagai ketuanya.
TUJUAN PNI
Perserikatan ini secara tegas bermaksud menjadi wadah bagi kaum nasionalis untuk
memperjuangkan negara Indonesia yang merdeka.
Asas PNI
a) Self-help, yakni prinsip menolong diri sendiri, yang didasari keyakinan bahwa bangsa
Indonesia dengan kekuatan sendiri mampu memperbaiki keadaan politik, ekonomi, Dan
sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah.
b) Nonkooperatif,yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah kolonial belanda
c) Marhaenisme, yakni mengentaskan rakyat Dari kemiskinan, dan kesengsaraan.
TOKOH PNI
1. Ir Sukarno (Pendiri dan Pemimpin)
2. Pemimpin (dr. Cipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskak, Mr. Sunaryo, Mr. Budiarto, Dr. Samsi)
4. PARTAI INDONESIA (PARTAI INDONESIA)
Tekanan terhadap PNI mencapai puncaknya ketika Soekarno dan kawan kawan dipenjarakan. Hal ini
mendorong para anggota PNI mengadakan kongres luar biasa. Sartono, sebagai pemimpin, menginginkan
pembubaran PNI. Pembubaran ini dimaksudkan untuk menjaga anggota anggota PNI lainnya agar tidak
mendapat masalah. Gologan yang menolak pembubaran PNI disebut dengan “Golongan Merdeka” dan
kemudian membentuk organisasi PNI Baru. Sementara itu, golongan yang setuju pembubaran PNI
membentuk suatu partai politik baru yang disebut “Partai Indoensia” atau Partindo pada 30 April 1931.
Partindo mengalami kemunduran disebabkan oleh Belanda yang memperketat pengawasan dan mengeluarkan
larangan bagi pegawai negeri menjadi anggota di Partindo, serta melarang penyelenggaran sidang apapun di
seluruh Indonesia. Partindo akhirnya bubar pada tahun 1936.
TUJUAN DARI TERBENTUKNYA PARTINDO
- Mencapai sebuah Negara Indonesia merdeka, dan kemerdekaan itu akan dapat tercapai jika
seluruh komponen bangsa bersatu.
- Menumpuk semangat mandiri.
- Perbaikan hubungan dalam masyarakat (social, ekonomi, dll)
- Pembentukan pemerintah rakyat berdasarkan demokrasi.
- Mewujudkan Indonesia merdeka melauli hak-hak politik.
- Untuk mencapai Indonesia merdeka yang mandiri tanpa campur tangan Negara penjajah.