Anda di halaman 1dari 2

KUIS KEWARGANEGARAAN

Nama : Kadek Maryo Y Charisma Putra


NPM : 19120043
Kelas : Akuntansi B 2019

Kasus premanisme

Premanisme berasal dari bahasa Belanda, yaitu vrijman (orang bebas, merdeka) dan isme (aliran).  Premanisme
adalah sebutan yang sering digunakan untuk merujuk pada kegiatan sekelompok orang yang mendapatkan
penghasilannya terutama dari pemerasan kelompok masyarakat lain. Premanisme sudah marak terjadi dari
jaman dahulu di Indonesia. Banyak nama tokoh preman yang terkenal di Indonesia, seperti : Hercules, Johny
Indo, dan John Kei. Preman sangat identik dengan tindakan kriminal dan kekerasan. Preman-preman tersebut
biasanya menguasai daerah-daerah tertentu untuk menjadikannya sebagai tempat mereka berdomisili dan
beraksi.

Agar lebih spesifik, saya akan mengambil contoh kasus premanisme yang ada di Bali. Beberapa tahun
belakangan, premanisme di Bali sudah dapat dikatakan mengalami penurunan. Tidak nampak kegiatan-kegiatan
ormas (organisasi masyarakat), serta baliho-baliho ormas yang nampak di jalanan. Hal ini terjadi karena
Kapolda Bali saat ini, Irjen. Pol. Dr. Petrus Reihard Golose mengambil tindakan tegas terhadap premanisme di
Bali. Beliau sangat fokus terhadap pemberantasan premanisme di Bali, mengingat cukup sering terjadi
pertengkaran antar preman dan antar ormas yang terjadi di Bali, dan tentunya itu sangat meresahkan
masyarakat. Kerugian material hingga nyawa melayang beberapa kali terjadi akibat pertengkaran antar preman
atau ormas tersebut.
Keberadaan preman di Bali menimbulkan pro dan kontra dari beberapa pihak. Pihak kepolisian tentunya tidak
setuju sehingga berusaha memberantas premanisme di Bali. Namun lain hal dengan Bupati Badung saat ini, I
Nyoman Giri Prasta, yang mengatakan “Kita sudah sepakat tidak ada preman. Dalam artian preman ini adalah
malakin orang, buat susah orang. Dan saya pun butuh dengan preman, kalau ada preman membantu masyarakat
kan bagus” (https://pojoksatu.id/ 2018). Dapat disimpulkan bahwa beliau setuju dengan keberadaan preman
asalkan preman dapat berperilaku yang baik.
Melihat hal yang terjadi, saya sebagai sebagai masyarakat Bali melihat keberadaan preman di Bali dari 2 sisi,
yaitu negatif dan positif. Dimulai dari negatif, saya sebenarnya juga memiliki sikap was-was terhadap
keberadaan preman pada saat itu. Di jalan raya pada saat larut malam terutama, ada saja segerombolan orang
berbadan besar dan bertato minum-minum dipinggir jalan. Lalu sudut pandang positifnya, saya juga sering
melihat preman atau ormas yang melakukan aksi-aksi sosial kemanusiaan. Salah satu contoh yang saya rasakan,
yaitu salah satu ormas yang turut membantu lingkungan tempat tinggal saya untuk memperbaiki jalanan yang
rusak.
Yang perlu dilakukan oleh pihak berwenang menurut saya adalah melakukan pengawasan secara ketat dan
menertibkan keberadaan preman atau ormas tersebut. Pihak berwenang dapat menerbitkan peraturan yaitu
ormas-ormas yang berdiri harus memiliki badan hukum. Menurut saya, biarkan preman atau ormas itu tetap ada
yang penting pengawasannya ketat dan tertib. Dibandingkan dengan menghilangkan preman atau ormas,
mereka justru melakukan kegiatan secara tertutup sehingga jadi sangat sulit dipantau oleh pihak yang
berwenang. Saya yakin bahwa tindakan kriminal yang dilakukan oleh preman atau ormas tersebut dilakukan
oleh oknum-oknum yang tidak baik. Ormas dibentuk untuk meningkatkan rasa kekeluargaan, namun ada saja
oknum-oknum yang memanfaatkan nama ormas mereka sebagai bahan untuk melakukan tindakan tidak baik
terhadap orang lain. Disamping itu, saya juga sangat mengapresiasi pihak kepolisian atas kinerja yang mereka
lakukan untuk mengurangi premanisme di Bali, sehingga saat ini masyarakat merasa lebih tenang dan nyaman.
Sekian dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai