Anda di halaman 1dari 6

1.

Latar Belakang
Makanan jajanan adalah makanan berupa penganan kudapan.Makanan jajanan
merupakan salah satu jenis makanan yang sering dikonsumsi dan dikenal oleh banyak
orang, termasuk anak sekolah. Anak sekolah biasanya membeli makanan dari pedagang di
kantin sekolah maupun pedagang di sekitar rumah.Konsumsi makanan jajanan pada anak
sekolah merupakan suatu kebiasaan yang hampir terjadi di seluruh dunia (Fitri, 2012).
Data di Indonesia merurut hasil survei Badan Pengawas Obat dan Makanan Repulik
Indonesia (BPOM RI, 2013), mendapatkan data bahwa 80% anak sekolah mengkonsumsi
makanan jajanan di lingkungan sekolah baik dari penjaja maupun di sekitar kantin
sekolah.Frekuensi makanan ringan lebih dari 11 kali perminggu (66%).
Kebiasaan jajanan pada anak sekolah dapat berdampak negatif pada status
kesehatan dan status gizi anak yang mengkonsumsi makanan jajanan tersebut. Disisi lain,
makanan jajanan memiliki dampak positif karena makanan jajanan yang dikonsumsi anak
sekolah dapat melengkapi dan menambah kebutuhan gizi anak (BPOM RI, 2013).
Mengkonsumsi makanan jajanan yang tidak aman dapat menimbulkan penyakit yang
disebut foodborne disease atau penyakit bawaan makanan yang dapat menimbulkan
masalah gangguan pencernaan (Fitri, 2012).

2. Pengertian Racun
Racun adalah suatu zat yang bila masuk dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat
menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat menimbulkan kematian.
Dalam keadaan sehari-hari ada beberapa zat yang sering digolongkan sebagai racun
namun sebenarnya bahan ini adalah korosif, yaitu dapat menyebabkan luka bakar pada
bagian tubuh dalam bila masuk ke dalam tubuh. Penatalaksanaan penderita pada kasus ini
biasanya disamakan dengan keracunan.

3. Pengertian Keracunan Makanan


. Keracunan makanan adalah penyakit yang disebabkan karena makan makanan
yang terkontaminasi oleh mikroorganisme atau bahan kimia, atau makanan yang
memang mengandung racun. Makanan dapat terkontaminasi oleh bahan kimia seperti
timah atau seng yang menyebabkan keracunan makanan. Beberapa jenis jamur dan
ikan tertentu juga beracun jika dimakan. Kasus yang sering muncul adalah keracunan
makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, virus, dan parasit
(Merriam-Webster, 2014).
Keracunan makanan : Bisa disebabkan makanan yang sudah tercemar oleh kuman atau
oleh toksin yang dihasilkan kuman yang sudah ada di dalam makanan.
Keracunan makanan akibat kuman biasanya oleh kuman salmonella (terdapat pada hewan
ternak, terutama unggas). Gejalanya dapat timbul dalam beberapa jam atau setelah satu
hari atau lebih. Keracunan makanan akibat toksin biasanya akibat toksin yang dibuat oleh
kuman staphyllococcus, gejalanya timbul dengan cepat, bisa dalam 2-6 jam setelah
makanan dimakan.

4. Penyebab keracunan makanan


Keracunan makanan dapat disebabkan oleh pencemaran bahan-bahan kimia beracun,
kontaminasi zat-zat kimia, mikroba, bakteri, virus dan jamur yang masuk kedalam tubuh
manusia (Suarjana, 2013).
a. Meningkatnya jumlah makanan yang dimakan diluar rumah ( dalam kantin, resteurant,
dll), jika makan yang dikelolah oleh pengusaha catering tercemar oleh bakteri
penyebab kerancunan pangan, sejumlah besar orang akan dirancuni.
b. Racun dari bakteri Staphylococcus
Resiko untuk terjadinya penyakit ini tinggi bila pengelola makanan yang menderita
infeksi mencemari makanan, yang kemudian dibiarkan dalam suhu ruangan, sehingga
memungkinkan bakteri tumbuh dan menghasilkan racunnya dalam makanan tersebut.
Makanan yang sering tercemar adalah puding, kue-kue kecil yang mengandung krim,
susu, daging olahan dan ikan.
c. Keracunan salmonella, resiko untuk terjadinya keracunan salmonella meningakat
ketika pengolahan makanan yang berasal dari unggas atau daging tidak matang.

5. Tanda gejala keracunan makanan


a. Gejala biasanya dimulai secara tiba-tiba dengan mual yang hebat dan muntah-muntah,
sekitar 2-8 jam setelah makan makanan yang tercemar.
b. Gejala lainnya berupa kram perut, diare dan kadang-kadang sakit kepala dan demam.
c. Kehilangan cairan dan Elektrolit dapat menyebabkan kelemahan dan tekanan darah
yang rendah (syok).
d. Gejala biasanya berlangsung selama kurang dari 12 jam dan penyembuhannya
sempurna.
Gejala lain yang mungki terjadi pada keracunan makanan adalah:
a. Penurunan respon
b. Gangguan pernapasan
c. Nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan
d. Mual, muntah, diare
e. Lemas, lumpuh, kesemutan
f. Pucat atau sianosis
g. Kejang-kejang
h. Gangguan pada kulit
i. Bekas suntikan, gigitan, tusukan
j. Syok
k. Gangguan irama jantung dan peredaran darah pada zat tertentu.

6. Faktor pendukung perkembangbiakan bakteri dalam makanan


Arisman (2009) menyatakan faktor pendukung perkembangbiakan bakteri dalam makanan
adalah temperatur, waktu, oksigen, kemasan makanan dan minuman.
a. Temperatur
Kemampuan jasad renik untuk bertahan pada lingkungan bersuhu rendah atau tinggi
sangat beragam. Berdasarkan temperatur bakteri dapat tumbuh dan berkembang
secara maksimal. Bakteri diklasifikasi menjadi 3 kelompok yaitu Psikrofilik, Mesofilik
dan Termofilik. Bakteri Psikrofilik yaitu bakteri yang senang hidup dalam suasana
dingin, yaitu antara 0-250C dengan temperatur optimum 20-250C. Bakteri Mesofilik
yaitu bakteri yang hidup pada temperatur 20-450C, dengan temperatur optimum 30-
370C. Bakteri Termofilik yaitu bakteri yang hidup pada optimal pada temperatur 50-
550C, dengan kisaran pertumbuhan pada 45-700C.
Suhu pertumbuhan digolongan bakteri tidak sama. Salmonella berkembang biak
dilingkungan mesofilik dan segera berhenti tumbuh pada suhu di bawah 100C. Bakteri
Listeria monocytogenes dan Yersinia enterocolitica tumbuh pada suhu 100C.
Stafilokokus aureus dapat tumbuh pada suhu 70C, meskipun toksin dapat terbentuk
pada suhu 100C. Pada umumnya, pembentukan toksin dibawah 200C berlangsung
lambat. Toksin yang diproduksi oleh sebagian bakteri (Clostridium botulinum) bersifat
termolabil, yang berarti bahwa toksin ini akan rusak jika terpapar oleh panas,
(Staphyloccus aureus) tidak dapat dirusak oleh panas (beat-resistant), Bacillus aureus
sangat bervariasi, yaitu dapat bersifat beat-labile dan beat-stabile.
b. Waktu
Waktu merupakan parameter yang dapat dikendalikan untuk menjamin keamanan
makanan dalam menilai laju pertumbuhan jasad renik patogen. Bakteri akan membelah
diri setiap 20-30 menit sekali dengan kondisi lingkungan yang sesuai. Colostridium
perfringis contoh bakteri yang mampu membelah diri dalam waktu 7,1 menit pada suhu
40-450C. Pertumbuhan bakteri monocytogenes pada suhu 100C dalam waktu satu 1½
hari, sedangkan pada suhu 10C mencapai 3,3 hari.
c. Oksigen
Bakteri aerob membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan, sedangkan bakteri anaerob
tidak memerlukan oksigen untuk pertumbuhan. Sebagian bakteri tumbuh dan
menghasilkan toksin pada kondisi anerob, sedangkan sebagian bakteri lain
memerlukan oksigen untuk menghasilkan toksin (Arisman, 2009). Junaidi (2011)
menyatakan Colostridium botulinum adalah kuman yang hidup dengan kondisi kedap
udara (anaerobik), yaitu di tempat-tempat yang tidak ada udaranya. Kuman
Colostridium botulinum banyak ditemukan pada makanan dalam kaleng yang diolah
secara kurang sempurna.
d. Kondisi makanan dan minuman
Kemasan makanan dan minuman dirancang untuk menjaga mutu pangan. Fungsi
perlindungan kemasan meliputi proteksi terhadap uap air, oksigen, cahaya, debu,
kerusakan mekanik, serta mencegah invasi mikroba dan serangga. Kemasan yang
buruk dapat memudahkan masuknya jasad renik kedalam kemasan makanan.

7. Cara Terjadinya Keracunan


a. Keracunan disengaja
Dengan minum obat-obatan/cairan kimia dalam jumlah yang berlebihan misalnya
minum racun serangga, obat tidur berlebihan. Sering berakhir dengan kematian,
kecuali penemuan kasus keracunan tersebut cepat dan langsung mendapat
pertolongan.
b. Keracunan tidak disengaja
Misalnya:
1) Makan makanan/minuman yang telah tercemar oleh kuman/ zat kimia tertentu.
2) Salah minum yang biasanya terjadi pada anak-anak/orang tua yang sudah pikun
misalnya obat kutu anjing disangka susu dan sebagainya.
3) Makan singkong yang mengandung kadar sianida tinggi.
4) Udara yang tercemar gas beracun.
8. Penanganan Keracunan Makanan
Hardisman (2014) menyatakan pertolongan pertama keracunan makanan adalah dengan
minum air putih yang banyak, pemberian larutan air yang telah dicampur dengan garam.
Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengganti cairan dan elektrolit
yang hilang akibat muntah atau diare. Menghindari terjadinya dehidrasi pada korban segera
berikan air minum dan larutan elektrolit yang banyak untuk korban (Sentra informasi
keracunan nasional & Badan pemeriksaan Makanan dan obat SIKERNAS & BPOM, 2012).

Menurut Bahri, Sigit, dkk. (2012) cairan elektrolit dapat diperoleh dari air kelapa. Air kelapa
murni tanpa tambahan gula sedikit menginduksi urinisasi, sedangkan air kelapa yang
ditambah dengan gula banyak menginduksi urinisasi. Penyebab banyaknya menginduksi
urinisasi adalah karena konsentrasi gula yang tinggi, sehingga absobsi air menjadi lambat
dan urinisasi meningkat.

9. Pertolongan Pertama Pada Korban Keracunan


a. Bila penderita tidak sadar/pingsan:
1) Jangan memberikan apapun lewat mulut.
2) Jangan mencoba supaya penderita muntah, karena bahaya tersedak bahan
muntah tersebut.
3) Longgarkan pakaian
4) Bila muntah sendiri, baringkan dalam posisi miring ke satu arah kanan/kiri.
b. Bila penderita sadar:
Minta kepada penderita atau keluarganya untuk menemukan jenis racun. Periksalah
bibir, lidah, dan tenggorokkan untuk mencari apakah terdapat luka bakar oleh bahan
kimia. Bila ada merupakan tanda bahwa bahan racun tersebut bersifat korosif.
Bila bahan korosif (missal asam, alkali, ammonia, pemutih, cairan rumah tangga)
1) Kumur mulut dengan baik.
2) Jangan mencoba supaya penderita muntah, karena bahaya lambung robek/rusak.
Tentukan jenis bahan beracun tersebut:
1) Bila jenis asam, berikan 1-2 gelas susu (atau air, bila tidak ada susu).
2) Bila ammonia/cairan pembersih, berikan 1-2 gelas air.
3) Bila alkali/pemutih, jangan memberikan apapun lewat mulut.
Bila bahan produk minyak (misal bensin, pelarut cat, minyak tanah)
1) Jangan memberikan apapun lewat mulut.
2) Jangan mencoba supaya penderita muntah, karena bahaya menghisap asap dari
produk minyak kedalam paru-paru dengan akibat yang serius.
Bila bahan bukan bersifat korosif/bukan produk minyak (misal alcohol, obat tanaman
beracun)
1) Berikan 1-2 gelas air.
2) Usahakan supaya penderita muntah, dengan cara mengusap tenggorokkan
dengan jari tangan/tangkai sendok/sumpit.
Apabila gejala tampak/dirasakan semakin berat segera bawa ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat.

Anda mungkin juga menyukai