Anda di halaman 1dari 7

1.

Pendahuluan
a. Latar belakang
Saat ini bisnis kuliner menjamur di berbagai tempat
dengan macam dan variasi. Masyarakat semakin kreatif untuk
dapat bersaing dan menarik konsumen. Bagi yang kalah
bersaing tentu tidak dapat menjalankan usahanya dengan
lancar bahkan berpotensi mengalami kerugian.
Setiap wirausahawan tentu ingin usahanya berkembang
dan maju baik dari segi kualitas maupun hasil. Ada yang eksis
berpuluh tahun sebagai bisnis turun temurun, beberapa mampu
membuka cabang di beberapa tempat dan mengembangkan
usaha melalui waralaba.
Oleh karena itu kami mengajukan proposal
pengembangan usaha ini dengan harapan, usaha kami dapat
berkembang, memiliki pangsa pasar yang luas dan bermanfaat
bagi keluarga, mitra kerja, konsumen, dan dapat menciptakan
lapangan kerja.

b. Tujuan mendirikan usaha


Awal mula tujuan kami mendirikan usaha adalah untuk
mengoptimalkan potensi yang kami miliki dalam mengolah
beberapa jenis produk makanan ringan basah serta menjual ke
konsumen sehingga memperoleh penghasilan dan dapat
mensejahterakan keluarga.
Tujuan selanjutnya adalah menciptakan peluang dan
lapangan kerja baru meskipun dalam skala kecil. Terutama
untuk ibu rumah tangga atau siapapun yang ingin
mendapatkan pengalaman usaha dan penghasilan tambahan.

c. Gambaran usaha
Kami telah menjalankan usaha kurang lebih 3 tahun.
Semula kami merintis usaha ini sebagai usaha rumahan biasa,
namun setelah melihat animo pelanggan dan prospek usaha
yang bagus, kami mulai mengembangkan usaha dengan
merekrut karyawan yang membantu mengolah dan
memasarkan produk serta bekerja sama dengan pemasok bahan
baku dan produsen produk sejenis sebagai mitra usaha.
Kami memasarkan produk di wilayah paringin dan
sekitarnya terutama di hampir seluruh kantor pemerintahan
kab. Balangan. Di luar kab. Balangan, produk kami baru dapat
dinikmati oleh pelanggan yang sengaja membeli untuk oleh
oleh atau pelanggan yang melakukan pemesanan khusus.
Sementara ini, kami tidak memiliki stand khusus di suatu
tempat karena kami melaksanakan direct selling atau by order ke
pelanggan. Dengan cara ini dianggap lebih efektif karena kami
dapat menjual 40 bungkus dalam waktu 1 s.d 1,5 jam saja.
Omzet kami mencapai Rp 400 ribu s.d Rp 600 ribu per
hari. Dan laba yang kami peroleh kurang lebih 80% dari modal.

2. Profil usaha
a. Jenis usaha
Jenis usaha yang kami jalankan adalah mengolah dan menjual
produk makanan kuliner.
b. Nama usaha
Cipta Rasa
c. Lokasi
Kami belum memiliki lokasi khusus untuk menjual produk
karena kami langsung melakukan direct selling ke perkantoran
atau langsung ke rumah pelanggan.
Tempat produksi di Perum. Letak Komplek Bumi Raya B
No. 59 Batupiring Paringin dan Komplek 25 RT 07 Kelurahan
Paringin Kota, Kab Balangan

3. Struktur kepengurusan
Terlampir
4. Produk usaha
a. Jenis produk
Produk utama yang kami hasilkan dan disukai oleh konsumen
antara lain Tahu Bakso, Pentol, Pentol Panggang, Lumpia
Rebung, pisang karamel, dan Gelantin Nugget.

b. Pembuatan produk
Tahu bakso: bahan baku diperoleh dari pasar terdekat. Tahu
diperoleh langsung dari pabrik pembuat tahu. Pembuatan
adonan isi tahu berupa daging giling dilakukan di tempat
penggilingan daging.
Selanjutnya pengolahan dari bahan setengah jadi menjadi bahan
jadi siap jual dilakukan rumah.
Pentol panggang: adalah produk diversifikasi dari adonan
daging giling yang diolah kembali dengan bumbu tertentu.

c. Keunggulan produk
Tahu bakso dan produk sejenis lain
Perbandingan
Nama
Penyimpana
Produk isi Higienisitas Cita rasa Nilai lebih
n
Tahu Dagin Dikemas Dua kali Dapat Jika tidak
Bakso g dalam proses langsung langsung
giling kotak mika pembumbuan dikonsumsi dikonsumsi
atau diolah dapat
kembali disimpan ke
menjadi dalam freezer
variasi/
campuran
masakan lain

Produk Mihun Dijual Tawar, dan Hanya dapat


Lain ditempat mengandalka langsung
(tahu terbuka n saus/ petis dikonsumsi
isi) dan
Dibungkus
plastik

Pentol panggang dan Produk sejenis lain


Nama Perbandingan
Produk Bahan Higienisitas Komposisi Komposisi Penyimpanan
Pentol Daging Dikemas Tidak 1:0,5
panggang dalam mengandu (tiap 1 kg
kotak mika ng bahan daging
tambahan dicampur
pangan dengan
yang tapioca 0,5
berbahaya kg)
atau
dilarang

Produk Daging Dijual Rata rata


Lain mix ditempat 1 : 1 atau
(pentol) terbuka lebih

5. Target dan peluang


Target pemasaran produk kami adalah para pegawai negeri sipil,
karyawan BUMN dan swasta, ibu rumah tangga dan seluruh
lapisan masyarakat.

Peluang :
a. Produk kami dapat menjadi alternatif konsumsi di kantor yang
selama ini didominasi tahu isi, bakwan, tempe goreng, pisang
goreng, dll
b. Para ibu yang bekerja sebagai PNS atau karyawan swasta
kesulitan dalam menyiapkan lauk di rumah saat istirahat
c. Semakin tinggi kesadaran masyarakat akan kesehatan dan
bahaya bahan tambahan pangan di beberapa produk sejenis
bakso atau pentol
d. Sebagai oleh oleh yang ekonomis dan special karena mudah
dibawa dan kemasan yang tidak mudah rusak
e. Belum mempunyai pesaing

6. Promosi dan Pemasaran


Pada awal merintis usaha kami selalu menggunakan tester dan
menyertakan no HP untuk mengenalkan produk. Promosi yang
kami lakukan hanya menyampaikan kepada konsumen bahwa
produk kami aman dikonsumsi, murah, dan praktis. Pemasaran
juga dilakukan door to door ke pelanggan atau delivery order tanpa
tambahan biaya.

7. Kendala usaha dan strategi pengendalian


Kendala usaha antara lain.
a. Penyedia bahan baku tidak selalu dapat menyediakan bahan
yang memenuhi standar kualitas. Strategi pengendalian:
mengantisipasi dengan stok persediaan bahan baku untuk
minimal 2 (dua) hari.
b. Saat berada di tempat penggilingan daging, bahan baku daging
berpotensi tercampur dengan bahan orang lain atau
terkontaminasi bahan tambahan yang dilarang seperti boraks
atau bleng atau pijer. Strategi pengendalian: melakukan
penggilingan dengan alat sendiri.
c. Sangat tergantung pada tempat penggilingan daging sehingga
jika tempat penggilingan libur beroperasi maka kami juga tidak
dapat berproduksi. Strategi pengendalian: memproduksi dua kali
lipat untuk selanjutnya disimpan di freezer atau jika memiliki
alat penggiling lebih baik melakukan penggilingan sendiri.
d. Karyawan atau anggota kelompok yang membantu proses
pengolahan produk tidak dapat hadir secara rutin. Strategi
pengendalian: memproduksi dua kali lipat atau lebih dan
selanjutnya disimpan di freezer atau chiller.
e. Kemasan produk yang kurang menarik dan tidak ekonomis.
Strategi pengendalian: diperlukan alat pengemas yang cepat
dan tepat.

8. Alat yang dibutuhkan


Alat yang diperlukan antara lain
a. Alat penggiling dan penghalus daging (meat grinder dan meat
mincer)
b. Mesin pencetak bakso
c. Chiller atau freezer kapasitas 200 liter
d. Alat pengemas (sealler)
e. Kompor penggorengan khusus produksi
f. Alat pemasaran seperti Gerobak

9. Perhitungan Break Even Point


a. Biaya investasi
Gerobak Rp 2.500.000,00
Peralatan masak Rp 1.500.000,00
Perlengkapan lain lain Rp 500.000,00
Freezer Rp 3.000.000,00
Jumlah Rp 7.500.000,00

b. Biaya Operasional per bulan


Biaya tetap
Penyusutan gerobak 1/36 x 2.500.000 Rp 69.444,00
Penyusutan Peralatan masak 1/24 x 1.500.000 RP 62.500,00
Peny. Perlengkapan lain lain 1/24 x 500.000 Rp 20.833,00
Penyusutan Freezer 1/60 x 3.000.000 Rp 50.000,00
Jumlah Rp 202.777,00

Biaya variable
Daging Rp 90.000 x 26 hr Rp 2.340.000,00
Tahu Rp 60.000 x 26 hr Rp 1.560.000,00
Biaya penggilingan Rp 10.000 x 26 hr Rp 260.000,00
Bumbu dan bahan Rp 30.000 x 26 hr Rp 780.000,00
tambahan Rp 12.000 x 26 hr Rp 312.000,00
Kemasan Rp 6.500 x 26 hr Rp 169.000,00
Transportasi Rp 30.000,00
Listrik Rp 520.000,00
Upah Jumlah Rp 5.971.000,00

Total biaya operasional Rp 6.119.777,00


Penjualan Tahu Bakso 400.000 x 26 hari Rp 10.400.000,00
Keuntungan Per bulan Rp 4.280.223,00
Perhitungan BEP

Total Biaya Tetap


BEP ¿
h arga Jual per unit Biaya variabel per unit
202777
BEP = 5971000
10000( )
1040

202777
BEP ¿
100005741

202777
BEP ¿
4259
BEP = 47 bungkus / produksi

10. Penutup
Demikian proposal ini kami susun, dengan harapan dapat
diterima dan selanjutnya dapat bermanfaat bagi perkembangan
usaha kami. Atas perhatian yang diberikan kami sampaikan
ucapan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai