Anda di halaman 1dari 16

Laporan Hasil Kegiatan

Pengabdian Masyarakat CFHC-IPE Tahun IV

Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana Erupsi Gunung Berapi pada Masyarakat


Dusun Sumber Kidul RT 03/RW 32, Kalitirto, Berbah, Sleman, DIY melalui
Sosialisasi

Kelompok 40
Adinda Septianingtyas NIM 16/395688/KU/18886
Annisa Rizki Utami NIM 16/397756/KU/18901
Abdul Aziz Zakaria NIM 16/397856/KU/19000
Alfian Ikhwanul Ihsan NIM 16/397867/KU/19011
Alia Hanifa NIM 16/397869/KU/19013

Dosen Pembimbing Lapangan : dr. Moh. Nailul Fahmi, Sp.OG

FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN


KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

a. Judul :
Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana pada Masyarakat Dusun Sumber Kidul RT 03/RW 32,
Kalitirto, Berbah, Sleman, DIY melalui Sosialisasi

b. Lokasi
a. Kabupaten dan Provinsi : Sleman, DI Yogyakarta
b. Kecamatan : Berbah
c. Desa : Kalitirto
d. Dusun : Sumber Kidul

c. DosenPengusul
a. Nama : dr. Moh Nailul Fahmi, Sp.OG
b. Jabatan/Pangkat/Gol : Asisten Ahli/Penata Muda tk. I/IIIB
c. Alamat : Jl. Adisucipto KM 9, Maguwoharjo, Depok, Sleman
d. Telepon/ HP : 081215500035
e. Fax :-
f. Email : nailul.fahmi@mail.ugm.ac.id
g. Jurusan Pengusul : Dept. Obsetri dan Ginekologi
h. Kelompok : 40
i. Anggota :

No Nama Mahasiswa NIM Program Studi


.
1 Adinda Septianingtyas 16/395688/KU/18886 Ilmu Keperawatan
2 Annisa Rizki Utami 16/397756/KU/18901 Gizi Kesehatan
3 Alfian Ikhwanul Ihsan 16/397867/KU/19011 Pendidikan Dokter
4 Alia Hanifa 16/397869/KU/19013 Pendidikan Dokter
5 Abdul Aziz Zakariya 16/397856/KU/19000 Pendidikan Dokter Int.

j. Periode Pelaksanaan : 17 Desember 2019


Yogyakarta, 26 Desember 2019
Mengetahui,
Ketua I CFHC-IPE Dosen Pembimbing Lapangan,

dr.Widyandana, MHPE., PhD., Sp.M. dr. Moh Nailul Fahmi, Sp.OG


NIP. 197903262012121001 NIP 111198402201804101
Disetujui Oleh,
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Prof. dr. Gandes Retno Rahayu., M.Med.Ed., PhD.


NIP. 19710826 199803 2001
Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana Erupsi Gunung Berapi pada Masyarakat Dusun
Sumber Kidul RT 03/RW 32, Kalitirto, Berbah, Sleman, DIY melalui Sosialisasi
Moh. Nailul Fahmi1Adinda Septianingtyas2Annisa Rizki Utami3Alfian Ikhwanul Ihsan4 Alia
Hanifa4Abdul Aziz Zakariya4Shitatun Maghfiroh5
1
Departemen Obsetri dan Ginekologi FK-KMK UGM
2
Program Studi Ilmu Keperawatan FK-KMK UGM
3
Program Studi Gizi Kesehatan FK-KMK UGM
4
Program Studi Pendidikan Dokter FK-KMK UGM
5
Puskesmas Berbah

ABSTRAK
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor

nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Dusun Sumber Kidul,

Kalitirto, Berbah, Sleman merupakan wilayah yang pernah mengalami kejadian bencana. Beberapa

bencana yang pernah terjadi diantaranya gempa bumi dan erupsi Gunung Merapi. Setelah dilakukan

family assessment terhadap keluarga, prioritas daftar masalah yang ditemukan yaitu belum

diketahuinya pemahaman masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana khusunya pada kejadian

erupsi gunung berapi. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat adalah untuk membangun

budaya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana erupsi gunung berapi. Metode yang

digunakan yaitu sosialisasi kesiapsiagaan bencana dengan media powerpoint, video dan

poster/leaflet. Hasilnya terlihat bahwa sebelum dilakukan sosialisasi sebanyak 16 warga (73%)

menjawab benar pada pertanyaan nomor 1 dan 14 warga (64%) menjawab benar pada pertanyaan

nomor 2. Setelah dilakukan sosialisasi mengenai kebencanaan gunugn meletus, terdapat

peningkatan jawaban benar menjadi 17 warga (77%) yang menjawab benar pada pertanyaan nomor

1 dan 17 warga (77%) yang menjawab benar pada pertanyaan nomor 2. Kesimpulan yang didapat

yaitu dengan adanya sosialisasi yang dilakukan, dapat meningkatkan pemahaman peserta mengenai

kesiapsiagaan bencana terutama bencana gunung meletus, namun perlu diadakan simulasi lebih

lanjut agar peserta dapat mempraktikkan materi yang mereka dapatkan secara langsung.

Kata kunci : Bencana, Erupsi Gunung Berapi, Kesiapsiagaan, Pengabdian Masyarakat

Enhancing Volcanic Eruption Disaster Preparedness in The Community of Sumber Kidul


RT 03/RW 32, Kalitirto, Berbah, Sleman, DIY through Socialization
Moh. Nailul Fahmi1Adinda Septianingtyas2Annisa Rizki Utami3Alfian Ikhwanul Ihsan4 Alia
Hanifa4Abdul Aziz Zakariya4Shitatun Maghfiroh5
1
Department of Obstetrics and Gynecology of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing Universitas Gadjah Mada Faculty of
Medicine, Public Health and Nursing Universitas Gadjah Mada
2
Undergraduate Nursing Student of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing Universitas Gadjah Mada Faculty of Medicine,
Public Health and Nursing Universitas Gadjah Mada
3
Undergraduate Health Nutrition of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing Universitas Gadjah Mada
4
Undergraduate Medical Student of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing Universitas Gadjah Mada
5
Primary Health Care of Berbah

ABSTRACT
Disasters are events or series of events that threaten and disrupt people's lives and livelihoods
caused by both natural and / or non-natural and human factors, resulting in human casualties,
environmental damage, property losses, and psychological impacts. Sumber Kidul, Kalitirto,
Berbah, Sleman is an area that has experienced a disaster. Some of the disasters that have occurred
include earthquakes and the eruption of Mount Merapi. After conducting a family assessment of the
family, the priority list of problems found was that the community's understanding of disaster
preparedness was not yet known especially in the event of a volcanic eruption. The purpose of
community dedication activities is to build a culture of community preparedness in the face of
volcanic eruption disasters. The method used is the socialization of disaster preparedness with
powerpoint media, videos and posters / leaflets. The results show that before socialization as many
as 16 residents (73%) answered correctly in question number 1 and 14 residents (64%) answered
correctly in question number 2. After socialization about the disaster erupted, there was an increase
in correct answers to 17 residents (77 %) who answered correctly in questions number 1 and 17
citizens (77%) who answered correctly in question number 2. The conclusion obtained is that with
the socialization carried out, it can improve participants' understanding of disaster preparedness,
especially volcanic eruptions, but a simulation is needed further so that participants can practice the
material they get directly.

Keyword : Disaster, Volcano Eruption, Preparedness, Community Dedication

PENDAHULUAN
Wilayah Yogyakarta merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana. Dusun Sumber Kidul,

Kalitirto, Berbah, Sleman merupakan wilayah yang pernah mengalami kejadian bencana.

Beberapa bencana yang pernah terjadi diantaranya gempa bumi tahun 2006, erupsi Gunung

Merapi 2010, dan angin puting beliung (2019). Berdasarkan keterangan masyarakat, bencana

alam yang menimbulkan dampak serius adalah gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006

karena telah menimbulkan berbagai kerusakan dan satu korban jiwa. Dusun Sumber Kidul,

Kalitirto, Berbah, Sleman dilalui Sungai Opak yang merupakan jalur lahar dari Gunung

Merapi. Hal ini menyebabkan dusun Sumber Kidul rentan terkena dampaknya apabila Gunung

Merapi meletus. Gunung meletus dapat menimbulkan besarnya korban jiwa dan kerugian baik

secara materiil maupun non-materiil.

Kejadian bencana dapat diantisipasi untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan. Hal

ini merupakan upaya yang melibatkan pemerintah dan masyarakat. Upaya yang perlu dilakukan

diantaranya adalah mitigasi dan kesiapsiagaan bencana. Kesiapsiagaan merupakan serangkaian

kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui

langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Kesiapsiagaan dilakukan untuk mengantisipasi

kemungkinan terjadinya bencana, menghindari jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda, dan

berubahnya tata kehidupan.

Secara umum, kesiapsiagaan terdiri atas kemampuan menilai risiko, perencanaan siaga,

mobilisasi sumberdaya, pendidikan dan pelatihan, koordinasi, mekanisme respon, manajemen

informasi, dan gladi atau simulasi. Kesiapsiagaan individu atau rumah tangga pula terdiri atas

pengetahuan dan sikap terhadap risiko, kebijakan dan panduan, rencana untuk keadaan darurat

bencana, sistem peringatan bencana Dan kemampuan mobilisasi sumber daya. Mitigasi

merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan

fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Dalam

praktiknya, mitigasi dan kesiapsiagaan bencana dalam keluarga terbagi menjadi tiga fase yaitu

pra-bencana, tanggap darurat, dan pasca bencana.


Berdasarkan hasil kunjungan lapangan yang telah dilakukan oleh kelompok kepada

masyarakat dan stakeholder (kader), didapatkan data bahwa semenjak kejadian gunung meletus

2010 belum ada sosialisasi terhadap kesiapsiagaan bencana. Maka dari itu, perlu dilakukikan

upaya melalui edukasi terhadap masyarakat agar mereka siap apabila sewaktu-waktu bencana

tersebut terjadi. Masalah kesehatan yang terdapat di dusun Sumber Kidul, Kalitirto, Berbah,

Sleman antara lain sebagai berikut:

1. Belum adanya sistem dan alur koordinasi kebencanaan yang jelas dan sistematis di

masyarakat.

2. Belum diketahuinya pemahaman masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana letusan

gunung berapi.

3. Belum adanya organisasi yang mengkoordinir mitigasi dan penanggulangan saat bencana

letusan gunung berapi.

Maka dari itu, tujuan umum dari kegiatan ini adalah membangun budaya kesiapsiagaan

masyarakat seperti memahami peringatan dini setempat, termasuk mengetahui rute evakuasi

dan rencana pengungsian. Sedangkan tujuan khususnya yaitu :

1. Mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi bencana letusan gunung berapi.

2. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Sehingga diharapkan masyarakat memahami terjadinya bencana alam sekaligus mampu

mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana alam khususnya letusan gunung berapi.

METODE
A. Metode Pelaksanaan Program

Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan penyuluhan mengenai Kesiapsiagaan Bencana

Erupsi Gunung Berapi kepada Masyarakat Dusun Sumber Kidul RT 03/RW 32, Kalitirto, Berbah, Sleman,

DIY.

B. Media

Media yang akan digunakan berupa powerpoint, video dan poster/leaflet terkait

kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

C. Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan terdiri dari :

1. Mengerjakan pretest.

2. Penyuluhan Kesiapsiagaan Bencana Erupsi Gunung Berapi

3. Sesi diskusi dan Tanya – jawab terkait materi yang telah disampaikan

4. Mengerjakan posttest, dan

5. Pembagian doorprize.

D. Teknik Pemilihan Target

Sasaran program pengabdian masyarakat adalah anggota keluarga dasawisma binaan kelompok 39–

42 yang berjumlah 40 kepala keluarga. Sasaran program (target) telah memenuhi kriteria inklusi, sebagai

berikut:

1. Bertempat tinggal di Dusun Sumber Kidul, Kalitirto, Berbah, Sleman, DIY.

2. Merupakan keluarga dasawisma binaan kelompok CFHC – IPE 39-42, serta

3. Mendapat izin keluarga untuk menghadiri kegiatan penyuluhan.

Dengan ditetapkannya beberapa kriteria inklusi tersebut di atas maka, teknik pemilihan sampling

yang digunakan adalah purposive sampling.

E. Teknik Analisis Data

Data yang disajikan akan dianalisis secara kuantitatif.

F. Lokasi, Waktu, dan Durasi Kegiatan


1. Tempat : Rumah Ibu Wanto, Dusun Sumber Kidul RT 02/RW 32, Kalitirto, Berbah, Sleman,

DIY.

2. Hari, tanggal : Selasa, 17 Desember 2019

3. Susunan Acara :

Waktu Durasi Kegiatan


13.00 WIB - Seluruh panitia kumpul
13.00 – 14.00 WIB 60” Persiapan dan registrasi
14.00 – 14.05 WIB 5” Pembukaan oleh MC
14.05 – 14.10 WIB 5” Sambutan ketua panitia
14.10 – 14.15 WIB 5” Sambutan dr. Sita/dr. Fahmi
14.15 – 14.20 WIB 5” Sambutan kader RT 3/4
14.20 – 14.35 WIB 15” Pretest
14.35 – 14.55 WIB 20” Materi 1 + tanya jawab
14.55 – 15.15 WIB 20” Materi 2 + tanya jawab
15.15 – 15.30 WIB 15” Istirahat / ice breaking
15.30 – 15.50 WIB 20” Materi 3 + tanya jawab
15.50 – 16.10 WIB 20” Materi 4 + tanya jawab
16.10 – 16.25 WIB 15”
16.25 – 16.35 WIB 10” Penutup + pembagian
hadiah/souvenir + foto bersama
16.35 WIB - Selesai : beres-beres

HASIL
Kegiatan Pengabdian Masyarakat dilakukan pada hari Selasa, 17 Desember 2019 di Rumah

Ibu Wanto RT 02. Kegiatan ini dihadiri oleh 22 orang warga RT 03 dan 04 Dusun Sumber Kidul,

Kalitirto, Berbah, Sleman. Kegiatan ini dihadiri oleh 20 orang perempuan dan 2 orang laki-laki

dengan usia yang bervariasi. Kegiatan dimulai pada pukul 13.30 diawali dengan pembukaan, do’a

dan sambutan. Selanjutnya dilanjutkan kegiatan sosialisasi, pembagian doorprize dan penutupan.

Kegiatan berakhir pada pukul 15.00 dan diakhiri dengan pemberian sembako bagi warga.

Pada sosialisasi persiapan kebencanaan dalam menghadapi gunung meletus, kami

menjelaskan topik-topik bahasan yang berupa pengenalan gunung api yang ada di Indonesia,

dampak dari letusan gunung berapi, persiapan yang harus dilakukan ketika terjadi bencana gunung
berapi dan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bencana letusan gunung berapi. Materi

disampaikan oleh Alfian Ikhwanul Ikhsan dengan menggunakan media powerpoint.

Sebelum kegiatan sosialisasi dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan pretest materi yang

akan disampaikan. Kegiatan pretest ditujukan untuk mengetahui pemahaman warga akan

kebencanaan. Soal pretest terdiri dari 8 pertanyaan yang terdiri atas empat materi. (terkait bencana

gempa bumi, gunung meletus, dan disaster kit). Pada materi sosialisasi kebencanaan dalam

menghadapi gunung meletus, terdapat dua soal pilihan ganda. Kegiatan pretest dilaksanakan selama

15 menit. Warga yang mampu menulis dan membaca diminta untuk mengisi sendiri, sedangkan

bagi yang tidak mampu akan dibantu oleh mahasiswa. Pertanyaan dalam materi materi sosialisasi

kebencanaan dalam menghadapi gunung meletus sebagai berikut:

1. Apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana gunung meletus, KECUALI?
a. Mengikuti petunjuk pemerintah daerah setempat
b. Mengenakan pakaian lengkap dan tertutup
c. Evakuasi ke daerah yang melawan arah angin
d. Panik
Jawaban benar : D. Panik
2. Disebut apakah suatu bahan yang dikeluarkan saat gunung meletus yang telah
bercampur air hujan dan mengalir melalui sungai?
a. Lahar panas
b. Lahar dingin
c. Lava
d. Awan panas
Jawaban benar : B. Lahar dingin

Setelah kegiatan sosialisasi selesai, warga diminta untuk kembali mengerjakan post test.

Pertanyaan dalam post test sama dengan soal pada pretest. Hal ini ditujukan untuk mengetahui

pemahaman warga setelah dilakukan sosialisasi. Hasil pretest dan post test terhadap pertanyaan

mengenai materi sosialisasi kebencanaan dalam menghadapi gunung meletus adalah sebagai

berikut:
Hasil Jawaban Benar Pretest dan Posttest
Materi sosialisasi Kebencanaan Gunung Meletus
90%
80% 77% 77%
73%
70% 64%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1 2

Pretest Posttest

Berdasarkan jawaban pada tabel diatas, terlihat bahwa sebelum dilakukan sosialisasi

sebanyak 16 warga (73%) menjawab benar pada pertanyaan nomor 1 dan 14 warga (64%)

menjawab benar pada pertanyaan nomor 2. Setelah dilakukan sosialisasi mengenai kebencanaan

gunung meletus, terdapat peningkatan jawaban benar menjadi 17 warga (77%) yang menjawab

benar pada pertanyaan nomor 1 dan 17 warga (77%) yang menjawab benar pada pertanyaan nomor

2.

Selain melalui pretest dan posttest, dilakukan pula kuis atau pertanyaan bagi warga.

Pertanyaan yang diberikan berupa materi yang telah dijelaskan. Bagi warga yang dapat menjawab

dengan benar mendapatkan hadiah.


PEMBAHASAN

Pada Hari Selasa tanggal 17 Desember 2019, diadakan sosisalisasi tanggap bencana di

Dusun Sumber Kidul, Berbah, Sleman khususnya untuk keluarga mitra kelompok 39-42 dari RT 3

dan RT 4. Kegiatan tersebut penting untuk meningkatkan wawasan, kesadaran, dan kesiapsiagaan

masyarakat mengenai kebencanaan. Untuk kelompok 40, fokus sosialisasi kebencanaan adalah

bencana gunung meletus. Kegiatan terdiri dari penyuluhan mengenai kesiapsiagaan bencana dan

bahan makanan yang perlu disiapkan, bencana gunung meletus, bencana gempa bumi, dan

emergency kit. Bentuk penyuluhan-penyuluhan tersebut adalah presentasi dan peragaan. Kegiatan

ini dilaksanakan di rumah Ibu Wanto dari RT 2.

Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh pranatacara, lalu dilanjutkan sambutan dari

perwakilan panitia. Sebelum kegiatan penyuluhan, dilakukan pre-test untuk mengetahui wawasan

warga mengenai kesiapsiagaan kebencanaan. Setelah pretest, pemateri 1 menyampaikan materi

penyuluhannya mengenai kesiapsiagaan bencana dan bahan makanan yang perlu disiapkan diakhiri

sesi tanya jawab, dilanjutkan oleh pemateri 2 (dari kelompok 40) yang menyampaikan materi

penyuluhannya mengenai bencana gunung meletus diakhiri sesi tanya jawab, setelah itu dilanjutkan

oleh pemateri 3 yang menyampaikan materi penyuluhannya mengenai bencana gempa bumi, dan

yang terakhir adalah pemateri 4 yang menyampaikan materi penyuluhannya mengenai emergency

kit dan diakhiri sesi tanya jawab.

Setelah kegiatan penyuluhan dari keempat pemateri, dilakukan sesi post-test. Soal post-test

ini sama dengan soal pre-test untuk menguji peningkatan pemahaman warga mengenai

kebencanaan setelah pemberian materi penyuluhan. Setelah sesi post-test, diadakan kuis dengan

pertanyaan yang diambil dari materi penyuluhan, setiap warga yang mampu menjawab pertanyaan

dengan tepat diberi hadiah/ souvenir oleh panitia sekaligus foto bersama. Saat jalannya kuis, warga

antusias untuk berebut menjawab dengan mengangkat tangan.


Sebagian besar warga yang datang adalah warga yang dapat membaca dan menulis. Selain

itu, mayoritas perwakilan keluarga yang datang adalah wanita. Pria dan lansia sangat sedikit yang

hadir dalam acara sosialisasi kebencanaan ini. Pada warga lansia yang tidak mampu membaca,

maka soal pre-test dan post-test dibacakan dan dituliskan jawabannya oleh perwakilan dari panitia,

sehingga hal ini tidak menghambat analisis hasil penyuluhan. Tetapi, ada seorang warga yang data

hasil tesnya tidak lengkap, sehingga hasil test warga ini tidak ikut dianalisis dan masuk kriteria

eksklusi.

Proses kegiatan pengabdian masyarakat tahun keempat ini dapat dikatakan cukup baik.

Warga antusias datang meskipun kondisi sedang hujan. Total ada 18 perwakilan keluarga yang

datang dari target 40 perwakilan keluarga. Meskipun demikian, terdapat lebih dari separuh

undangan yang tidak hadir yang perlu menjadi bahan evaluasi kami bersama. Tetapi kami tetap

memaklumi mengingat saat kegiatan berlangsung cuaca sedang hujan, sehingga hal ini kurang

mendukung jalannya acara.


SIMPULAN

Cuaca yang kurang mendukung yaitu hujan membuat ketercapaian target peserta masih

kurang karena lebih dari separuh dari peserta yang diundang tidak datang. Namun, warga yang

datang mengikuti jalannya acara dengan antusiasme yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil analisis

pretest dan post test yang sudah dikerjakan peserta, terdapat peningkatan jumlah hasil benar pada

poin soal yang dikerjakan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya sosialisasi yang dilakukan,

dapat meningkatkan pemahaman peserta mengenai kesiapsiagaan bencana terutama bencana erupsi

gunung berapi. Selain dilakukan sosialisasi, perlu diadakan simulasi lebih lanjut agar peserta dapat

mempraktikkan materi yang mereka dapatkan secara langsung.

Saran untuk kegiatan lain yang akan dilakukan adalah, perlunya mempertimbangkan untuk

mengadakan acara penyuluhan yang sejenis pada acara rutin warga sehingga warga yang hadir

dapat lebih banyak dan informasi tersampaikan kepada seluruh warga. Apabila warga yang hadir

sedikit, perlu untuk menjadikan warga yang hadir sebagai agent of change agar bisa

mengajarkan/menyalurkan informasi yang telah didapatkan kepada warga lain yang berhalangan

hadir ketika penyuluhan.


UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya kami dapat

menyelesaikan kegiatan pengabdian masyarakat dan penyusunan laporan ini. Kami menyadari masih banyak

kekurangan dalam melaksanakan kegiatan tanpa bantuan berbagai pihak, pelaksanaan kegiatan pengabdian

masyarakat ini tidak akan berlangsung sebaik ini. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., PhD. Selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kemahasiswaan.

2. dr. Widyandana, MHPE., PhD., Sp.M selaku Ketua I CFHC-IPE.

3. dr. Moh. Nailul Fahmi, Sp.OG selaku Dosen Pembimbing Lapangan.

4. dr. Shitatun Maghfiroh selaku Instruktur Lapangan.

5. CFHC-IPE FK-KMK UGM (Bu Arum Rahayu dan Pak Heri) yang telah membantu proses

administratif.

6. Kelompok CFHC 39-42 yang telah bekerjasama dalam penyelenggaraan program.

7. Keluarga mitra kelompok 39-42, Dusun Sumber Kidul, Kalitirto, Berbah, Sleman, DIY

Penyelenggaraan program pengabdian masyarakat ini didanai oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan

Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada. Tidak ada konflik kepentingan dengan entitas

apapun dalam persiapan dan pelaksanaan program ini.


DAFTAR PUSTAKA

Definisi dan Jenis Bencana. (n.d.). Retrieved from https://bnpb.go.id/home/definisi.

EDUKASI TANGGAP BENCANA GUNUNG MELETUS. (2019, January 2). Retrieved from

https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/edukasi-tanggap-bencana-gunung-meletus-32.

Idhom, A. M., & Andreas, D. (2018, December 19). Ada 2.426 Bencana di Indonesia pada

2018, 9,9 Juta Warga Terdampak. Retrieved from https://tirto.id/ada-2426-bencana-di-

indonesia-pada-2018-99-juta-warga-terdampak-dch4.

Larasati, M. D. (2018, April 30). Bencana Alam: Pengertian, Jenis, Dampak, dan Mitigasi -

Page 4 of 4. Retrieved from https://foresteract.com/bencana-alam/4/.

Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pasca Erupsi Gunung Merapi. (2011,

June). Retrieved from https://bnpb.go.id/uploads/migration/pubs/448.pdf.

Shneicer, P. (2011). Gunung Api. Retrieved from

https://www.lls.edu.au/teacherspace/assets/uploadResources/57fa1935d0085598b71cbd3ce

a07be8b.pdf.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007. (n.d.). Retrieved

from https://www.bnpb.go.id/ppid/file/UU_24_2007.pdf.

Anda mungkin juga menyukai