t
Masyaraka
Beban Negara
FAKTOR DETERMINAN
DEMOGRAFI
FAKTOR DETERMINAN
DEMOGRAFI
8
PROYEKSI
PENDUDUK
Suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen
laju pertumbuhan penduduk. yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan
struktur umur penduduk di masa yang akan datang.
Kelahiran
Kematian Perpindahan
KEPENDUDUKAN DAN KAITANNYA
MASALAH GIZI
Jumlah penduduk yang melonjak drastis akan semakin berpengaruh di semua
sektor bagi negara yang masih berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan
hasil proyeksi dalam kurun waktu 25 tahun mendatang, sejak tahun 2010
diproyeksi jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan:
Tahun
Tahun 2030 -
2025 - 296,4 juta
Tahun 284,8 juta
2020 -
Tahun 271,1 juta
2015 -
255,5 juta
Tahun
2010 -
Tahun 2035 -
238,5 305,6 juta
juta
SEBARAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN
2020
Sosio Budaya
Biologis Pendidikan
dan Ekonomi
Struktur
Pengetahuan
Kependuduka Kebijakan
dan Teknologi
n
Ketersedian
sumber daya
dan
kelestaraian
lingkungan
Kompetisi
Ketersediaan
pemanfaatan
pangan
lahan
Dampak
pertambahan
penduduk
Kesehatan
Kesempatan masyarakat
kerja (Ibu dan
Anak)
Kesempatan
memperoleh
pendidikan,
TEORI MALTHUS
Yang dimaksudkan teori Malthus adalah bahwa populasi manusia bertambah lebih
cepat dari pada produksi makanan,sehingga menyebabkan manusia bersaing satu
sama lain untuk memperebutkan makanan dan menjadikan perbuatan amal sia-sia.
Proses terjadinya akibat faktor lingkungan dan manusia yang didukung oleh
kekurangan asupan zat gizi. Akibat kekurangan zat gizi, maka simpanan zat
gizi pada ubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaaan ini
berlangsung lama, maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi
kemerosotan jaringan. Masalah gizi adalah gangguan kesehatan seseorang
atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pemenuhan
kebutuhannya akan zat gizi yang diperoleh dari makanan.
Kesenjangan
Pertumbuhan penduduk
Produksi dan
relative tinggi
Kebutuhan Pangan
• Tantangan Baru untuk
Ketahanan Pangan ?
Tantangan Baru di
Bidang Gizi ?
Dalam konteks Indonesia, produksi pangan yang mampu menjamin
kebutuhan penduduk merupakan persoalan serius. Meskipun selama dua
tahun terakhir dilaporkan swasembada beras dapat dicapai kembali,
namun untuk jangka panjang masih menjadi pertanyaan besar. Salah satu
solusi dalam peningkatan produksi pangan adalah peningkatan areal dan
produksivitas. Meskipun hal tersebut telah dilakukan dengan berbagai
strategi namun data menunjukkan masih jauh dari cukup. Selama lima
tahun terakhir (2004-2008), panen padi dan produktivitas hanya
meningkat sedikit di bandingkan dengan pertumbuhan penduduk yang
melebihi persediaan kebutuhan pangan pada setiap orang.
• Kemampuan kita secara terus menerus menyediakan pangan yang
melampaui pertumbuhan penduduk akan terus diuji sepanjang waktu.
Program pengendalian penduduk di ikuti program pendukung seperti
layanan sosial, pendidikan, dan kesehatan menjadi prasyarat dan prioritas.
Pemerintah pusat dan daerah harus saling bersinergi dan juga membangun
partnership dengan kalangan swasta dan korporasi terkait dengan hal ini.
Penciptaan lahan baru perlu didorong terutama untuk daerah yang layak dan
potensial.
• Program ini tidak bisa sepenuhnya diharapkan karena kendala sosial, teknis,
dan biaya. Solusi lainnya adalah mengoptimalkan pemanfaatan lahan
kering. Lahan tersebut sangat potensial untuk diversifikasi pangan dan
diversifikasi produksi pertanian dengan tanaman kehutanan, peternakan, dan
perkebunan.
Diversifikasi pangan menjadi salah satu kata kunci. Bahan pangan nonpadi
yang bisa diproduksi dari lahan kering nonsawah sangat potensial untuk
dikembangkan dan dikampanyekan terus menerus kepada publik.
Penelitian, pengkajian, dan penyebarluasan melalui penyuluhan akan
teknologi produksi baru, seperti benih memiliki produktivitas tinggi, tahan
terhadap kekurangan air, dan goncangan cuaca ekstrim mutlak diupayakan.
Program pengendalian alih fungsi lahan pertanian terutamanya sawah
sangat mendesak dilakukan.
UPAYA MENYELESAIKAN MASALAH
GIZI KEPENDUDUKAN
Penyediaan Penambahan
Pengadaan Obat
Pelayanan Jumlah Tenaga
Generik
Kesehatan Gratis Medis
Melakukan
Penyuluhan
Susenas merupakan kegiatan survei untuk mengumpulkan informasi/ data di
bidang kependudukan, kesehatan, pendidikan, Keluarga Berencana, perumahan,
serta konsumsi dan pengeluaran. yang sangat dibutuhkan oleh berbagai kalangan.
Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir,
sampai dengan tahun 2010, pengumpulan data Susenas dilakukan setiap tahun.
Pada tahun 2011 terjadi perubahan, pengumpulan data Susenas dilakukan secara
triwulan. Susenas didesain memiliki 3 modul (Modul Konsumsi/ Pengeluaran
Rumah Tangga, Modul Sosial, Budaya dan Pendidikan, dan Modul Perumahan dan
Kesehatan) dan setiap modul dilaksanakan setiap 3 tahun sekali. Pada tahun 2013
dilaksanakan Modul Perumahan dan Kesehatan.
https://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php/catalog/220
SUSENAS
SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL
https://www.feb.ui.ac.id/en/blog/2020/11/08/disaster-at-the-peak-of-demographic-dividend/
https://www.coreindonesia.org/view/492/covid-19-economics-job-
recovery-and-demographic-challenges-in-an-unprecedented-era