Anda di halaman 1dari 32

KEPENDUDUKAN

NIKEN WIDYASTUTI HARIATI, S.GZ., M.KES


LINGKUP MATERI
Menguraikan faktor-faktor yang
berpengaruh pada pertumbuhan
pendududuk

Menjelaskan upaya-upaya untuk


menahan laju pertumbuhan
penduduk

Menjelaskan hubungan faktor


kependudukan dan ketersediaan
pangan
DEFINISI KEPENDUDUKAN

Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika


kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan
distribusi penduduk serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap
waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.

Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara


keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan
Kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama atau
etnisitas tertentu.
RUANG LINGKUP DEMOGRAFI
Tujuan Analisa Demografi/ Kependudukan:

• Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam


suatu daerah tertentu
1

• Menjelaskan pertambahan penduduk masa lampau,


penurunan, persebaran dengan data yang tersedia
2
• Mengembangkan hubungan sebab akibat antara
perkembangan penduduk dengan bermacam-macam
3 aspek organisasi sosial

• Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa


akan datang
4
Modal
Pembangunan

t
Masyaraka

Beban Negara
FAKTOR DETERMINAN
DEMOGRAFI
FAKTOR DETERMINAN
DEMOGRAFI

8
PROYEKSI
PENDUDUK
Suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen
laju pertumbuhan penduduk. yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan
struktur umur penduduk di masa yang akan datang.

Kelahiran

Kematian Perpindahan
KEPENDUDUKAN DAN KAITANNYA
MASALAH GIZI
Jumlah penduduk yang melonjak drastis akan semakin berpengaruh di semua
sektor bagi  negara yang masih berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan
hasil proyeksi dalam kurun waktu 25 tahun mendatang, sejak tahun 2010
diproyeksi jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan:

Tahun
Tahun 2030 -
2025 - 296,4 juta
Tahun 284,8 juta
2020 -
Tahun 271,1 juta
2015 -
255,5 juta
Tahun
2010 -
Tahun 2035 -
238,5 305,6 juta
juta
SEBARAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN
2020

Sebaran penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Meskipun luas


geografisnya hanya sekitar tujuh persen dari seluruh wilayah Indonesia, Pulau Jawa
dihuni oleh 151,59 juta penduduk atau 56,10 persen penduduk Indonesia. Sebaran
penduduk terbesar kedua terdapat di Pulau Sumatera dengan jumlah penduduk
sebanyak 58,56 juta orang, yaitu sebesar 21,68 persen. Pulau Sulawesi mempunyai
sebaran sebesar 7,36 persen dan Pulau Kalimantan mempunyai sebaran sebesar
persen, sedangkan wilayah Bali-Nusa Tenggara dan Maluku-Papua masing masing
sebesar 5,54 dan 3,17 persen.
FAKTOR PENYEBAB NATALITAS DAN
MORTALITAS

Sosio Budaya
Biologis Pendidikan
dan Ekonomi

Struktur
Pengetahuan
Kependuduka Kebijakan
dan Teknologi
n
Ketersedian
sumber daya
dan
kelestaraian
lingkungan

Kompetisi
Ketersediaan
pemanfaatan
pangan
lahan

Dampak
pertambahan
penduduk

Kesehatan
Kesempatan masyarakat
kerja (Ibu dan
Anak)

Kesempatan
memperoleh
pendidikan,
TEORI MALTHUS

Yang dimaksudkan teori Malthus adalah bahwa populasi manusia bertambah lebih
cepat dari pada produksi makanan,sehingga menyebabkan manusia bersaing satu
sama lain untuk memperebutkan makanan dan menjadikan perbuatan amal sia-sia.

Analisis-analisis pemikiran Malthus


adalah sebagai berikut: Keseimbangan
penduduk dengan daya dukung dan daya
tamping. Bencana kelaparan (famine)
dan kematian langsung dikaitkan dengan
faktor ketidak seimbangan jumlah 
penduduk dengan potensi lingkungan
alam, khusus penyediaan bahan
makanan.
• Malthus menyatakan bahwa penduduk cenderung melampaui
pertumbuhan persediaan makanan. Teori Malthus jelas menekankan
tentang pentingnya keseimbangan pertambahan penduduk dan
persediaan bahan makanan. Jumlah penduduk yang terus bertambah
dapat mempercepat eksploitasi sumber daya alam dan
mempersempit lahan hunian dan lahan pakai. Jumlah penduduk
harus seimbang dengan batas ambang lingkungan, agar tidak
menjadi beban lingkungan atau mengganggu daya dukung dan daya
tampung lingkungan, dengan menampakkan bencana alam berupa
banjir, kekeringan, gagal panen, kelaparan, wabah, penyakit dan
kematian.
• Kelahiran dan kematian sebagai peristiwa-peristiwa vital mengatur
keseimbangan penduduk dengan potensi alamnya. Semakin padat jumlah
penduduk dalam jangka pendek, jangka sedang, atau jangka panjang
akan mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Di
daerah-daerah padat penduduk, gangguan keseimbangan lingkungan
(daya dukung dan daya tampung) disebabkan oleh permintaan yang
semakin meningkat terhadap berbagai potensi lingkungan, walaupun
konsumsi per kapita rendah.
MASALAH GIZI DITINJAU & KEPENDUDUKAN

Proses terjadinya akibat faktor lingkungan dan manusia yang didukung oleh
kekurangan asupan zat gizi. Akibat kekurangan zat gizi, maka simpanan zat
gizi pada ubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaaan ini
berlangsung lama, maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi
kemerosotan jaringan. Masalah gizi adalah gangguan kesehatan seseorang
atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pemenuhan
kebutuhannya akan zat gizi yang diperoleh dari makanan.

• Gangguan gizi mikro hanya dikenal dalam bentuk gizi


Masalah kurang zat gizi mikro tertentu, seperti kurang zat besi,
Gizi Mikro kurang zat yodium dan kurang vitamin A

• Kurang energi protein yang telah menjadi perhatian para


pakar gizi selama puluhan tahun
Masalah Gizi • Berdasarkan data Susenas,prevalensi gizi buruk dan kurang
Makro pada balita berhasil diturunkan dari 35,57% tahun 1992
menjadi 24,66% pada tahun 2000.
Masalah gizi yang timbul salah satu penyebabnya dikarenakan faktor
demografi. Untuk Negara berkembang seperti Indonesia, masalah
melonjaknya tingkat pertumbuhan penduduk yang menyebabkan
kepadatan penduduk masih sulit untuk diatasi. Tingkat kepadatan
penduduk akan mempengaruhi permintaan jumlah pangan yang
dibutuhkan. Permintaan jumlah pangan lebih cepat daripada
produksinya.

Kesenjangan
Pertumbuhan penduduk
Produksi dan
relative tinggi
Kebutuhan Pangan
• Tantangan Baru untuk
Ketahanan Pangan ?

Tantangan Baru di
Bidang Gizi ?
Dalam konteks Indonesia, produksi pangan yang mampu menjamin
kebutuhan penduduk merupakan persoalan serius. Meskipun selama dua
tahun terakhir dilaporkan swasembada beras dapat dicapai kembali,
namun untuk jangka panjang masih menjadi pertanyaan besar. Salah satu
solusi dalam peningkatan produksi pangan adalah peningkatan areal dan
produksivitas. Meskipun hal tersebut telah dilakukan dengan berbagai
strategi namun data menunjukkan masih jauh dari cukup. Selama lima
tahun terakhir (2004-2008), panen padi dan produktivitas hanya
meningkat sedikit di bandingkan dengan pertumbuhan penduduk yang
melebihi persediaan kebutuhan pangan pada setiap orang.
• Kemampuan kita secara terus menerus menyediakan pangan yang
melampaui pertumbuhan penduduk akan terus diuji sepanjang waktu.
Program pengendalian penduduk di ikuti program pendukung seperti
layanan sosial, pendidikan, dan kesehatan menjadi prasyarat dan prioritas.
Pemerintah pusat dan daerah harus saling bersinergi dan juga membangun
partnership dengan kalangan swasta dan korporasi terkait dengan hal ini.
Penciptaan lahan baru perlu didorong terutama untuk daerah yang layak dan
potensial.
• Program ini tidak bisa sepenuhnya diharapkan karena kendala sosial, teknis,
dan biaya. Solusi lainnya adalah mengoptimalkan pemanfaatan lahan
kering. Lahan tersebut sangat potensial untuk diversifikasi pangan dan
diversifikasi produksi pertanian dengan tanaman kehutanan, peternakan, dan
perkebunan.
Diversifikasi pangan menjadi salah satu kata kunci. Bahan pangan nonpadi
yang bisa diproduksi dari lahan kering nonsawah sangat potensial untuk
dikembangkan dan dikampanyekan terus menerus kepada publik.
Penelitian, pengkajian, dan penyebarluasan melalui penyuluhan akan
teknologi produksi baru, seperti benih memiliki produktivitas tinggi, tahan
terhadap kekurangan air, dan goncangan cuaca ekstrim mutlak diupayakan.
Program pengendalian alih fungsi lahan pertanian terutamanya sawah
sangat mendesak dilakukan.
UPAYA MENYELESAIKAN MASALAH
GIZI KEPENDUDUKAN

Masalah gizi yang timbul dari faktor demografi atau kependudukan


harus segera diatasi. Hal ini diharapkan dapat meminimalkan
penderita gizi buruk yang selama ini menjadi langganan masyarakat
Indonesia yang tidak sanggup menyediakan pangan untuk
dikonsumsi. Upaya yang dapat dilakukan antara lain untuk
mengatasi masalah kepadatan penduduk yaitu pengendalian jumlah
dan pertumbuhan penduduk serta pemerataan persebaran penduduk.
Sedangkan untuk mengatasi masalah gizi antara lain:
Penambahan
Peningkatan Gizi Pelaksanaan
Fasilitas
Masyarakat Imunisasi
Kesehatan

Penyediaan Penambahan
Pengadaan Obat
Pelayanan Jumlah Tenaga
Generik
Kesehatan Gratis Medis

Melakukan
Penyuluhan
Susenas merupakan kegiatan survei untuk mengumpulkan informasi/ data di
bidang kependudukan, kesehatan, pendidikan, Keluarga Berencana, perumahan,
serta konsumsi dan pengeluaran. yang sangat dibutuhkan oleh berbagai kalangan.
Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir,
sampai dengan tahun 2010, pengumpulan data Susenas dilakukan setiap tahun.

Pada tahun 2011 terjadi perubahan, pengumpulan data Susenas dilakukan secara
triwulan. Susenas didesain memiliki 3 modul (Modul Konsumsi/ Pengeluaran
Rumah Tangga, Modul Sosial, Budaya dan Pendidikan, dan Modul Perumahan dan
Kesehatan) dan setiap modul dilaksanakan setiap 3 tahun sekali. Pada tahun 2013
dilaksanakan Modul Perumahan dan Kesehatan.

https://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php/catalog/220

SUSENAS
SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL
https://www.feb.ui.ac.id/en/blog/2020/11/08/disaster-at-the-peak-of-demographic-dividend/
https://www.coreindonesia.org/view/492/covid-19-economics-job-
recovery-and-demographic-challenges-in-an-unprecedented-era

Anda mungkin juga menyukai