Anda di halaman 1dari 95

Komunitas

[18/1 19.37] +62 852-7113-5431: 1. Suatu puskesmas membentuk tim perawat komunitas untuk
melakukan tugas di suatu wilayah. Seorang perawat ditugaskan melakukan pengkajian untuk
menemukan permasalahan kesehatan yang terjadi di wilayah tersebut.

Apakah peran yang dilakukan oleh perawat tersebut ?

a. Manager kasus

b. Pelaksana asuhan keperawatan

c. Pendidik

d. Advokat

e. Penemu kasus

Jawaban yang tepat adalah E *“Penemu Kasus”*

*Data fokus : seorang perawat ditugaskan melakukan pengkajian untuk menemukan permasalahan
kesehatan yang terjadi di suatu wilayah.*

Berdasarkan modul keperawatan komunitas dan keluarga KEMENKES (2016), peran perawat sebagai
penemu kasus adalah peran perawat dalam melakukan pemeriksaan-pemeriksaan sebagai upaya
menemukan masalah kesehatan di masyarakat.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi “Manager kasus” tidak tepat, karena peran manager kasus adalah menyusun rencana asuhan
keperawatan komunitas.

Opsi “Pelaksana asuhan keperawatan” tidak tepat, karena peran pelaksana asuhan keperawatan adalah
memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan komunitas atau keluarga
mulai dari pengkajian hingga evaluasi keperawatan.
Opsi “Pendidik” tidak tepat, karena peran pendidik adalah menyediakan informasi kesehatan dan
mengajarkan komunitas atau keluarga tentang upaya kesehatan yang dapat dilakukan komunitas seperti
memberikan pendidikan kesehatan.

[18/1 19.38] +62 852-7113-5431: 2. Seorang perawat puskesmas melakukan kunjungan ke suatu
desa. Hasil pengkajian : 55% anak di desa tersebut memiliki tanda dan gejala penyakit ascariasis. Perawat
memutuskan untuk melakukan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan penyakit ascariasis.

Apakah kategori tindakan yang dilakukan oleh perawat ?

a. Independen

b. Dependen

c. Interdependen

d. Kolaboratif

e. Pelimpahan wewenang

Jawaban yang tepat adalah A *“Tindakan Independen”*

PEMBAHASAN

*Data fokus : Perawat memutuskan untuk melakukan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan
penyakit ascariasis. Melakukan penyuluhan kesehatan merupakan tindakan mandiri perawat.*

Menurut Modul Keperawatan Keluarga dan Komunitas (KEMENKES, 2016), tindakan keperawatan dapat
dikategorikan menjadi tiga (3) sebagai berikut :

1. Tindakan Independen : tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu mengatasi masalah
kesehatan secara mandiri

2. Tindakan Dependen : tindakan ini berhubungan dengan pelaksanaan tindakan medis atau tindakan
profesi lain

3. Tindakan Interdependen : tindakan kerjasama perawat dengan tenaga kesehatan yang lain

Opsi “Dependen” tidak tepat, karena tidak ada data yang menjelaskan perawat melakukan tindakan
medis.

Opsi “Interdependen” tidak tepat, karena tidak ada data yang menjelaskan perawat bekerjasama dengan
tenaga kesehatan yang lain.

Opsi “Kolaboratif” tidak tepat, karena tindakan kolaboratif sama artinya dengan tindakan
interdependen.
Opsi “Pelimpahan wewenang” tidak tepat, karena tidak ada data yang menjelaskan peran pelimpahan
wewenang.

[18/1 19.40] +62 852-7113-5431: 3. Suatu puskesmas membentuk tim perawat komunitas untuk
melakukan asuhan keperawatan komunitas di suatu kelurahan selama 4 minggu.

Apakah persiapan yang dilakukan tim perawat komunitas untuk memulai asuhan keperawatan pertama
kali ?

a. Melakukan koordinasi dengan kepala kelurahan untuk menentukan tempat pelaksanaan asuhan
keperawatan

b. Membuat kuesioner dan format pengkajian winshield survey

c. Memaparkan masalah-masalah yang telah ditemukan berdasarkan data-data yang telah


dikumpulkan dari masyarakat dan puskesmas

d. Menyusun rencana intervensi keperawatan yang telah disepakati bersama masyarakat

e. Melakukan implementasi sesuai rencana intervensi yang telah disepakati bersama

Jawaban yang tepat adalah *B “Membuat kuesioner dan format pengkajian winshield survey”,* karena
hal yang tepat dilakukan perawat komunitas pertama kali adalah melakukan pengkajian dengan
membuat kuisioner dan format pengkajian winshield survey.

Menurut Modul Keperawatan Keluarga dan Komunitas (KEMENKES, 2016), tahap-tahap proses
keperawatan komunitas dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Pengkajian keperawatan komunitas merupakan tahap pertama dimana perawat berupa mendapatkan
informasi atau data tentang kondisi kesehatan komunitas dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
keperawatan komunitas. Salah satu kegiatan pengkajian adalah pengumpulan data dengan cara
wawancara, winshileld survey dan menyebar kuisioner.

Opsi “Memaparkan masalah-masalah yang telah ditemukan berdasarkan data-data yang telah
dikumpulkan dari masyarakat dan puskesmas” tidak tepat, karena tindakan ini merupakan bentuk
tindakan perumusan diagnosa yang dilakukan setelah melakukan pengkajian.
Opsi “Menyusun rencana intervensi keperawatan yang telah disepakati bersama masyarakat” tidak
tepat, karena merupakan bentuk tindakan intervensi yang dilakukan setelah menentukan diagnosa
keperawatan.

Opsi “Melakukan implementasi sesuai rencana intervensi yang telah disepakati bersama” tidak tepat,
karena merupakan tindakan implementasi yang dilakukan setelah menyusun intervensi.

[18/1 19.41] +62 852-7113-5431: 4. Seorang perawat puskesmas menemukan bahwa masyarakat
yang tinggal di wilayah kelurahan binaan jarang sekali mengunjungi dan memanfaatkan layanan
kesehatan puskesmas. Perawat mewawancarai beberapa masyarakat dan mereka mengatakan bahwa
mereka tidak memiliki uang dan asuransi kesehatan untuk berobat.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Defisit kesehatan komunitas

b. Ketidakpatuhan

c. Manajemen kesehatan tidak efektif

d. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

e. Defisit pengetahuan

Jawaban yang tepat *C “ Manajemen Kesehatan Tidak Efektif”*

*Data fokus : Perawat puskesmas menemukan bahwa masyarakat yang tinggal di wilayah kelurahan
binaan jarang sekali mengunjungi dan memanfaatkan layanan puskesmas. Perawat mewawancarai
beberapa masyarakat dan mereka mengatakan bahwa mereka tidak memiliki uang dan asuransi untuk
berobat.*

Berdasarkan kasus, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Manajemen Kesehatan tidak Efektif.

Menurut SDKI (2016) *Manajemen Kesehatan tidak Efektif adalah Pola pengaturan dan pengintegrasikan
penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai
status kesehatan yang diharapkan.*
Opsi “Defisit kesehatan komunitas” tidak tepat, karena tidak ada data yang menjelaskan terjadi masalah
kesehatan yang dialami komunitas.

Opsi “Ketidakpatuhan” tidak tepat, karena tidak ada data yang menjelaskan masyarakat menolak untuk
menjalani atau mengikuti perawatan. Pada kasus, masyarakat jarang sekali mengunjungi dan
memanfaatkan layanan kesehatan puskesmas.

Opsi “Pemeliharaan kesehatan tidak efektif” tidak tepat, karena tidak ada data yang menjelaskan bahwa
masyarakat tidak mampu menjalankan perilaku hidup yang sehat.

Opsi “Defisit pengetahuan” tidak tepat, karena tidak ada data yang menjelaskan masyarakat tidak
mengetahui suatu penyakit atau masalah kesehatan yang sedang terjadi di wilayah mereka.

[18/1 19.43] +62 852-7113-5431: 5. Seorang perawat puskesmas melakukan kunjungan ke suatu
sekolah dasar untuk melakukan pemeriksaan gigi. Hasil pengkajian : terdapat 44% anak-anak sekolah
dasar tersebut memiliki masalah karies gigi dan sekolah tidak memiliki Unit Kesehatan Sekolah.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Defisit kesehatan komunitas

b. Ketidakpatuhan

c. Manajemen kesehatan tidak efektif

d. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

e. Defisit pengetahuan

Berdasarkan kasus, maka pilihan jawaban yang tepat *A “Defisit Kesehatan Komunitas.”*

*Data Fokus : Hasil pemeriksaan 44% anak-anak memiliki masalah gigi berlubang dan sekolah tidak ada
memiliki UKS.*

Menurut SDKI (2016) *Defisit Kesehatan Komunitas adalah terdapat masalah kesehatan atau faktor
resiko yang dapat mengganggu kesejahteraan pada suatu kelompok.*

Opsi “ketidakpatuhan” tidak tepat, karena tidak ada data yang menjelaskan anak-anak menolak untuk
menjalani atau mengikuti perawatan.

Opsi “Manajemen kesehatan tidak efektif” tidak tepat, karena tidak ada data yang menjelaskan bahwa
anak-anak mengungkapkan kesulitan untuk menjalani program perawatan
Opsi “Pemeliharaan kesehatan tidak efektif” tidak tepat, karena tidak ada data yang menjelaskan bahwa
anak-anak tidak mampu menjalankan perilaku sehat

Opsi “Defisit pengetahuan” tidak tepat, karena tidak ada data yang menjelaskan anak-anak tidak
mengetahui suatu penyakit atau masalah kesehatan yang sedang terjadi di wilayah mereka.

[18/1 19.45] +62 852-7113-5431: 6. Seorang perawat puskesmas melakukan kunjungan ke rumah
warga post rawat inap RS dengan masalah HIV/AIDS. Saat perjalanan pulang, sekelompok tetangga klien
mempertanyakan penyakit yang diderita oleh klien tersebut. Perawat memilih diam dan tidak bersedia
memberitahukan penyakit yang dialami oleh kliennya.

Apakah prinsip etik yang dijalankan oleh perawat ?

a. Fidelity

b. Veracity

c. Non-Maleficence

d. Confidentiality

e. Juctice

Jawaban yang tepat *D “Confidentiality”*

*Data fokus pada kasus ini adalah : Perawat memilih diam dan tidak bersedia memberitahukan penyakit
yang dialami oleh kliennya.*

Dari pilihan jawaban :

Opsi “Fidelity” (Tidak Tepat), karena tidak ada data yang menunjang jawaban ini. Prinsip fidelity
dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada
komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.

Opsi “Veracity” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang menunjang jawaban ini. Prinsip veracity berarti
penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.

Opsi “Non-Maleficence” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang menunjang jawaban ini. Prinsip Tidak
merugikan (Nonmaleficience) berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

*Opsi “Confidentiality” (Tepat), karena perawat tampak merahasiakan kondisi kesehatan kliennya kepada
orang lain. Aturan dalam prinsip confidentiality (kerahasiaan) adalah informasi tentang klien harus
dijaga. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam
rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika
diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan.*

Opsi “Justice” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang menunjang jawaban ini. Justice (keadilan)
dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip
moral, legal dan kemanusiaan.

[18/1 19.46] +62 852-7113-5431: 7. Seorang perawat puskesmas melakukan pemeriksaan inspeksi
visual asam asetat (IVA) terhadap masyarakat di suatu desa. Perawat memberikan rujukan pemeriksaan
lebih lanjut jika terdapat tanda-tanda kanker serviks.

Apakah jenis tindakan pencegahan yang dilakukan oleh perawat tersebut?

a. Pencegahan primer

b. Pencegahan Sekunder

c. Pencegahan tersier

d. Pencegahan penyakit

e. Pencegahan Universal

Berdasarkan kasus, jawaban yang tepat adalah *“B” Pencegahan Sekunder yang merupakan tindakan
yang dilakukan perawat sebagai salah satu bentuk deteksi dini untuk dapat mengelola perawatan
penyakit klien secara dini.*

Terdapat tiga jenis pencegahan dalam konsep promosi kesehatan :

1. Pencegahan primer merupakan bentuk upaya pencegahan ketika klien/masyarakat belum terkena
penyakit yang juga terbagi atas dua pencegahan primer umum dan spesisfik. Umum terkait penyampaian
informasi bersifat umum. Spesifik terkait penyampaian informasi dalam pencegahan kasus tertentu.

2. Pencegahan sekunder merupakan upaya deteksi dini dan perawatan penyembuhan penyakit seperti :
skrining dan medikasi.

3. Pencegahan tersier merupakan upaya mencegah disabilitas melalui rehabilitasi.

[18/1 19.47] +62 852-7113-5431: 8. Seorang perawat mengumpulkan data terkait kejadian cholera di
suatu kota. Perawat mendapatkan data-data seperti usia dan jenis kelamin dari pelaporan yang dilakukan
perawat puskesmas di masing-masing kecamatan dan kelurahan

Apakah bentuk tindakan yang sedang perawat komunitas lakukan ?


a. Surveilans komunitas

b. Interpreatasi data

c. Supervisi staf

d. Monitor kualitas

e. Manajemen penyakit akut

Jawaban yang tepat : *A*

Intervensi yang biasa dilakukan perawat komunitas adalah surveilans komunitas; Surveilans komunitas
merupakan bentuk akuisisi, interpretasi dan sintesis data yang dilakukan terus menerus oleh perawat
komunitas. Aktivitas dapat berupa Pelaporan data yang dapat berupa pengumpulan data aktif dan data
pasif. Aktif jika perawat secara langsung mengumpulkan data dan pasif jika perawat menggunakan sistem
pengumpulan pelaporan.

[18/1 19.49] +62 852-7113-5431: 9. Seorang perawat melakukan skrining di suatu pertambangan
untuk mengetahui penyakit pneumonicoisis yang dialami pekerja tambang. Perawat memastikan bahwa
alat yang digunakan memiliki konsistensi keakuratan hasil pemeriksaan pada saat digunakan dalam
menilai kondisi kesehatan pekerja.

Apakah prinsip skrining yang dilakukan perawat agar program tersebut berhasil ?

a. Reliabilitas

b. Validitas

c. Kapabilitas

d. Effektifitas

e. Efisien

Jawaban tepat *A*

Beberapa karakteristik yang harus diperhatikan dalam kesusksesan pelaksanaan skrining :

a. Valid : memiliki kemungkinan kebenaran hasil uji berdasarkan klasifikasi.

b. *Reliable : memiliki hasil test yang konsisten baik dari tempat ke-tempat, waktu-ke waktu dan setiap
orang.*

c. Kapabilitas : keluasan penjangkauan kelompok.

d. Efektif mampu mencapai pelaksanaan kebutuhan dan tujuan dengan mudah.


e. Efisien : tepat atau sesuai dalam pengerjaan (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya).

[18/1 19.50] +62 852-7113-5431: 10. Seorang perawat mendapatkan data bahwa siswa di suatu
sekolah cenderung ke labor komputer untuk berkomunikasi melalui media sosial saat jam istirahat.
Berdasarkan wawancara : 10 orang siswa mengatakan bahwa mereka lebih memilih bermain games
komputer dibanding beolahraga saat berada di rumah.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Perilaku sedentary

b. Kelelahan

c. Perilaku cenderung beresiko

d. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

e. Defisiensi kesehatan komunitas

Jawaban : *A*

Perilaku sedentari merupakan diagnosis keperawatan yang menggambarkan tingkat aktivitas fisik yang
rendah. Batasan karakterisitik diangkatkannya diagnosis ini berupa aktivitas fisik rata rata harian yang
rendah, pemilihan aktivitas yang minim aktifitas fisik dan kebutuhan aktifitas fisik yang tidak sesuai
dengan usai pertumbuhan dan perkembangan

KGD

[19/1 13.33] +62 857-6067-9172: Soal 1

Seorang perawat ruangan sedang meminta persetujuan pasien terkait tindakan pemasangan kateter
yang akan dilakukan pada pasien. Setelah menerima penjelasan dari perawat, pasien tetap menolak
untuk dilakukan pemasangan kateter dengan alasan trauma.

Bagaimanakah sikap yang tepat dilakukan perawat menanggapi permasalahan ini ?

A. Tetap meminta pasien dan keluarga untuk setuju dengan tindakan tersebut

B. Meminta pasien dan keluarga untuk menandatangani form penolakan tindakan

C. Menganjurkan keluarga untuk membujuk pasien hingga setuju

D. Melakukan re-edukasi pada pasien dan keluarga


E. Tetap memasang kateter urine selama keluarga setuju

Jawaban benar : *B*

Pembahasan :

Seorang pasien dan keluarga mempunyai hak dan kewajiban saat menerima dan mendapatkan
perawatan di unit pelayanan kesehatan. Kewajiban pasien dan keluarga adalah mentaati semua tata
tertib pelayanan yang ada di fasilitas kesehatan tersebut. Sementara mereka mempunyai hak untuk
mendapatkan informasi tentang kondisi penyakit, hak akan pelayanan yang berkualitas serta hak untuk
menyetujui dan menolak sebuah tindakan kedokteran ataupun keperawatan. Sebagai bukti legal dan
tanggung jawab serta tanggung gugat pemberi layanan tertera pada formulir persetujuan dan
penolakan. Saat pasien dan keluarga menolak akan suatu tindakan dengan alasan apapun, sebagai bukti
legalnya harus tertuang dalam form penolakan tindakan yang ditanda tangani oleh yang bersangkutan.

[19/1 13.36] +62 857-6067-9172: Soal 2

Seorang wanita (56 tahun) dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas dan nyeri dada menetap. Hasil
pengkajian : pasien tampak lemah, konjungtiva anemis dengan nilai Hb 7.7 gr/dl.

Apakah tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat pertama kali ?

A. Melakukan pemasangan IV line

B. Kolaborasi untuk pemberian produk darah (transfusi)

C. Memasang kateter urine

D. Memberikan terapi oksigen

E. Memonitor nilai hemodinamik

Jawaban benar : *D*

Pembahasan:
Data fokus utama kasus ini adalah pasien datang dengan keluhan sesak napas dan nyeri dada. Sehingga
tindakan pertama yang harus dilakukan perawat adalah mempertahankan status sirkulasi darah dan
oksigenasi ke otak dengan memberikan terapi oksigen. Hal ini dikarenakan bahwa saat pasien mengalami
sesak napas yang diikuti dengan nyeri dada, suplai oksigen baik itu ke otak dan miokard jantung
terganggu. Pemberian terapi oksigen merupakan langkah awal untuk mengatasi keluhan ini.

[19/1 13.38] +62 857-6067-9172: Soal 3

Seorang laki-laki (78 tahun) dirawat dengan Stroke Iskemik. Hasil pengkajian : tampak kelemahan pada
area tubuh kiri, bicara sedikit pelo dan kurang jelas. Pagi ini perawat akan memberikan obat oral pada
pasien. Namun, pasien mengalami gangguan menelan.

Apakah tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat ?

A. Melakukan compounding obat saat peresepan

B. Mencoba memberikan obat secara perlahan

C. Memberikan saran kepada dokter untuk mengganti obat oral ke obat injeksi

D. Melakukan pemasangan NGT

E. Menunda pemberian obat oral

Jawaban : *B*

Pembahasan :

Pada kasus pasien yang mengalami gangguan menelan, tindakan utama yang harus dilakukan oleh
perawat adalah kolaborasi dengan dokter untuk melakukan pemasangan NGT untuk memudahkan
pemberian terapi pengobatan dan nutrisi pada pasien.

[19/1 13.40] +62 857-6067-9172: Soal 4


Seorang laki-laki (67 tahun) dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas saat aktivitas, istirahat dan tidur
malam. Hasil pengkajian : pasien tampak takipnea, retraksi dinding dada (+) dan nilai Sa.O2 80% dengan
NRM 13 lpm. Hasil AGD : pH 7.1; PCO2 57 mmHg; PO2 60 mmHg; HCO3 28 mmol/L.

Apakah hasil interpretasi AGD pasien ?

A. Asidosis respiratorik tidak terkompensasi

B. Asidosis respiratorik terkompensasi sebagian

C. Asidosis metabolik terkompensasi

D. Asidosis metabolik tidak terkompensasi

E. Asidosis respiratorik terkompensasi penuh

Jawaban benar : *B*

Pembahasan :

Interpretasi nilai AGD pada kasus ini adalah asidosis respiratorik terkompensasi sebagian. Nilai pH 7.1
(rendah); PCO2 57 mmHg (tinggi); HCO3 28 mmol/L (tinggi); dan BE +2 (tinggi).

[19/1 13.42] +62 857-6067-9172: Soal 5

Seorang perempuan (55 tahun) dibawa ke IGD dengan penurunan kesadaran. Hasil pengkajian : tampak
kelemahan pada tubuh sebelah kanan. Hasil penilaian tingkat kesadaran pada pasien : pasien membuka
mata saat diberi rangsangan nyeri, tidak bersuara dan melokalisir sumber rangsangan.

Berapakah skor GCS pasien ?

A. E3M5V1

B. E2M4V1
C. E2M4V2

D. E2M5V1

E. E3M4V1

Jawaban benar : *D*

Pembahasan :

Nilai GCS pada pasien ini adalah 8 yaitu E2M5V1. Membuka mata dengan rangsang nyeri E2; melokalisir
sumber rangsangan M5; dan tidak bersuara V1.

[19/1 13.45] +62 857-6067-9172: Soal 6

Seorang laki-laki dibawa ke IGD setelah mengalami luka tusuk. Saat ini, kondisi pasien tampak lemah,
tampak perdarahan aktif pada area abdomen, tekanan darah 70/50 mmHg, frekuensi nadi 120x/menit
dan frekuensi napas 30x/menit.

Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan ?

A. Segera menghentikan perdarahan dengan kassa 3 sisi

B. Segera memberikan transfusi darah

C. Melakukan loading cairan

D. Memberikan oksigen dengan Rebreathing Mask

E. Melakukan penarikan benda tajam yang menancap pada tubuh pasien

Jawban benar *A*

Pembahasan :
Pada saat menemukan kasus luka tusuk dengan perdarahan aktif, tindakan segera yang harus dilakukan
adalah menghentikan perdarahan dengan membuat kassa 3 sisi di sekitar area luka tusuk tanpa
memindahkan atau mencabut benda tajam yang tertancap. Mencabut benda tajam akan menyebabkan
trauma pada organ lain. Memberikan terapi oksigen, loading cairan dan tranfusi darah adalah tindakan
selanjutnya yang dilakukan untuk mempertahankan status respirasi dan sirkulasi pasien tetap dalam
batas normal."

[19/1 13.47] +62 857-6067-9172: Soal 7

Seorang laki-laki (45 tahun) dilarikan ke IGD RS akibat tersengat listrik saat sedang bekerja. Hasil
pengkajian : tampak luka bakar pada area dada, abdomen dan tangan sebelah kiri. Tingkat kesadaran
pasien saat ini compos mentis dengan GCS 13.

Berapakah persentase luka bakar pasien ?

A. 18%

B. 45%

C. 27%

D. 22.50%

E. 36%

Jawaban benar : *C*

Pembahasan:

Berdasarkan penilaian persentase luka bakar menurut Rule of Nine, pada kasus ini persentase luka bakar
pasien adalah 27%. Yaitu dada (9%), abdomen (9%), dan tangan sebelah kiri (9%).

[19/1 13.48] +62 857-6067-9172: Soal 8

Seorang perempuan (70 tahun) dirawat di RS dengan diagnosa CAD. Hasil pengkajian : pasien tidak
berespon, nadi karotis tidak ada, tampak gasping dan irama ECG Ventrikel Fibrilasi. Perawat segera
memulai CPR dan perawat lainnya menghubungi Tim Medis Reaksi Cepat sambil mendekatkan trolley
emergency ke dekat pasien.

Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan selanjutnya ?

A. Memberikan terapi pengobatan anti aritmia

B. Melakukan DC shock asynchronized

C. Melakukan cardioversi

D. Memberikan terapi pengobatan epinefrin 1 mg

E. Memberikan terapi pengobatan atropin

Jawaban benar : *B*

Pembahasan :

"Pada kasus ini tindakan yang segera harus dilakukan setelah melakukan CPR dan menjumpai irama VF
with no pulse adalah segera melakukan Defibrilasi dengan tujuan untuk menconvert irama kembali ke
irama sinus. Jika tidak berhasil, CPR tetap dilanjutkan dan pemberian obat anti aritmia bisa diberikan
sesuai dengan algoritma. Pemberian terapi obat epinefrin berlaku pada kasus asistole dan PEA.
Sementara untuk kasus bradikardi, pemberian atropin lebih tepat."

[19/1 13.50] +62 857-6067-9172: Soal 9

Seorang laki-laki (67 tahun) ditemukan tidak sadar saat perawatan di HCU Jantung. Saat dilakukan
pengecekan nadi karotis, denyut nadi tidak teraba. Perawat segera memulai RJP selama 2 menit. Saat tim
code blue datang, pasien masih dengan no pulse dan on bagging ventilation serta irama on monitor PEA.

Apakah tindakan yang tepat dilakukan selanjutnya ?

A. Memberikan posisi mantap


B. Melakukan DC shock asynchronized

C. Melanjutkan CPR kembali selama 2 menit

D. Memberikan ventilasi tiap 5 detik

E. Melakukan cardioversi

Jawaban benar *C*

Pembahasan :

"Pada saat menangani kasus henti jantung dan henti napas, terdapat sebuah algoritma yang disampaikan
oleh AHA, bahwa pada setiap 2 menit setelah melakukan CPR, no pulse dan irama asistole atau PEA,
tindakan selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan kembali CPR selama 2 menit atau 5 siklus
(30:2). Pemberian DC shock dilakukan jika dijumpai irama VT/VF. Pemberian cardioversi dilakukan jika
dijumpai irama VF dengan nadi. Sementara pemberian ventilasi tetap dipertahankan selama resusitasi
dilakukan. Jika pasien ROSC, tindakan pemberian posisi mantap harus dilakukan jika melakukan
penanganan cardiac arrest di luar fasilitas kesehatan."

[19/1 13.54] +62 857-6067-9172: Soal 10

Seorang laki-laki (33 tahun) dilarikan ke IGD setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Hasil pengkajian :
pasien dicurigai mengalami fraktur cervical, tampak jejas pada leher dan thoraks, skor GCS 9, terdengar
suara napas gurgling, tekanan darah 80/50 mmHg, frekuensi nadi 117x/menit dan frekuensi napas
34x/menit.

Apakah tindakan pembebasan jalan napas yang tepat ?

A. Head tilt

B. Chin lif

C. Cross finger swab

D. Suction

E. Jaw thrust
Jawaban benar * E*

Pembahasan :

"Pada kasus pasien trauma yang dicurigai dengan trauma servikal, teknik pembebasan jalan napas yang
tepat adalah dengan melakukan teknik jaw thrust. Teknik head tilt chin lif dilakukan pada kasus non
trauma. Sementara finger swab dan suction dilakukan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing
yang terdapat pada jalan napas pasien."

[19/1 13.56] +62 857-6067-9172: Soal 11

Seorang laki-laki (77 tahun) dibawa ke IGD oleh keluarganya setelah tersedak memakan bakso. Hasil
pengkajian : pasien tampak mengalami kesulitan bernapas, nilai saturasi oksigen turun dan tekanan
darah dalam batas normal.

Apakah tindakan pembebasan jalan napas yang tepat dilakukan pada pasien ?

A. Abdominal thrust

B. Heimlich manuever

C. Back blow

D. Finger swab

E. Resusitasi Jantung Paru

Jawaban benar : *B *

Pembahasan :

"Pada kasus seperti yang ditampilkan di atas, jenis tindakan pembebasan jalan napas yang tepat adalah
heimlich manuever. Tindakan ini diindikasi pada kasus obstruksi jalan napas pada pasien dewasa yang
masih sadar. Tinjauan Opsi Lainnya : Opsi “Abdominal thrust” (tidak tepat), karena diindikasikan pada
pasien dengan obesitas dan ibu hamil. Opsi “back blow” (tidak tepat), karena diindikasikan pada pasien
bayi. Opsi “finger swab” (tidak tepat), karena diindikasikan pada kasus obstruksi jalan napas ringan. Opsi
“Resusitasi Jantung Paru” (Tidak Tepat), karena diindikasikan pada kasus pasien henti napas dan henti
jantung."

[19/1 13.58] +62 857-6067-9172: Soal 12

Seorang anak (3 tahun) dibawa ke IGD RS dengan keluhan sulit bernapas setelah bermain kelereng
bersama temannya. Hasil pengkajian : anak tampak memegang lehernya, tampak sianosis pada perifer
kulit dan terdengar bunyi napas stridor.

Apakah tindakan yang tepat dilakukan perawat pertama kali ?

A. Memasang monitor invasif

B. Memasang pulse oksimetri

C. Membuka jalan napas

D. Melakukan finger swab

E. Mengkaji nilai CRT

Jawban benar *C*

Pembahasan :

Pada kasus-kasus obstruksi jalan napas baik total ataupun parsial, tindakan utama yang harus
dilakukan adalah membuka jalan napas pasien terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk melihat jenis
obstruksi jalan napas yang terjadi dan untuk menentukan jenis tindakan pembebasan jalan napas seperti
apakah yang cocok dengan kasus tersebut.

[19/1 13.59] +62 857-6067-9172: Soal 13

Seorang laki-laki (17 tahun) dibawa ke IGD dengan luka tusuk di abdomen. Hasil pengkajian : pasien
mengerang kesakitan dan tampak perdarahan masif di sekitar pisau yang menancap. Pasien
direncanakan akan segera dilakukan tindakan pembedahan.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat ?

A. Mencabut pisau yang menancap di abdomen pasien

B. Memasang infus 2 jalur untuk persiapan pembedahan

C. Menghubungi pihak polisi untuk segera dilakukan visum

D. Melakukan fiksasi pada pisau agar tidak berubah tempat/bergeser

E. Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan keluarga untuk dilakukan pembedahan

Jawaban benar *D*

Pembahasan :

Pada pasien trauma tusuk abdomen, tindakan yang pertama kali dilakukan adalah dengan membuat
kassa 3 sisi untuk menghentikan perdarahan dengan mempertahan posisi benda yang masih menancap
di area abdomen agar tidak bergeser tempat

[19/1 14.01] +62 857-6067-9172: Soal 14

Seorang laki-laki (45 tahun) dibawa ke IGD RS oleh keluarganya. Hasil pengkajian : tampak perdarahan
masif akibat sabetan benda tajam di kepala, tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 99x/menit dan
frekuensi napas 26x/menit.

Apakah tindakan pertama yang tepat dilakukan oleh perawat ?

A. Resusitasi cairan progresif

B. Berikan posisi head up 30 derajat.

C. Elevasikan daerah yang perdarahan

D. Hentikan perdarahan dengan balut tekan


E. Berikan oksigen 8 L/menit memakai simple mask

Jawaban benar : *D*

Pembahasan:

Pada pasien trauma kepala dengan perdarahan hebat sebelum dilakukannya resusitasi cairan,
tindakan yang pertama kali dilakukan adalah dengan melakukan balut tekan

[19/1 14.03] +62 857-6067-9172: Soal 15

Seorang perempuan (33 tahun) dirawat di ruang ICU dengan post ileostomi. Saat ini pasien masih
terpasang ventilator mode CPAP, urine kateter (+), NGT (+) dan CVC (+). Pasien saat ini dicurigai
mengalami syok post operasi. Tekanan darah saat ini 80/50 mmHg, frekuensi nadi 150x/menit dan
frekuensi napas 35x/menit.

Apakah tindakan prioritas yang tepat dilakukan oleh perawat ?

A. Posisikan pasien pada posisi semi fowler

B. Monitor output urine per jam

C. Kolaborasi dengan dokter terkait pemberian loading cairan

D. Lakukan pengecekan nilai laboratorium

E. Berikan terapi oksigen high flow

Jawaban benar *C*

Pembahasan :

Pada kasus-kasus syok, konsep utama untuk semua tindakan yang dilakukan adalah resusitasi cairan.
Resusitasi cairan ini bertujuan untuk mengganti cairan yang hilang dengan harapan volume cukup dan
syok teratasi
[19/1 14.36] +62 857-6067-9172: Begini trik utk interpretasi AGD

Simple nya seperti ini, pada kasus2 soal dg interpretasi nilai AGD..

Hal yg perlu kita garisbawahi adalah

*Setiap pH turun, pasti asidosis. Setiap pH naik, pasti alkalosis*

*Setiap penurunan pH yg sebanding alias berbanding lurus dg nilai HCO3-, pasti gangguan metabolik*

*Setiap penurunan atau kenaikan pH, dan berbanding terbalik dg nilai PCO2, pasti gangguan
respiratorik*

[19/1 14.36] +62 857-6067-9172: Yg perlu rekan2 pahami adalah

*pada kasus apa pun, jika pH dalam batas NORMAL,---> TERKOMPENSASI PENUH*

*jika pada kasus gg.respiratorik, nilai HCO3- dalam kondisi normal---> TIDAK TERKOMPENSASI* begitu
pun sebaliknya *Jika pada kasus gg metabolik, nilai pCO2 dalam kondisi normal --->TIDAK
TERKOMPENSASI*

*Jika semua nilai parameter AGD dalam kondisi abnormal, -->TERKOMPENSASI SEBAGIAN*

JIWA

[19/1 19.16] +62 823-7894-7957: Soal 1

Seorang perempuan (17 tahun) masuk RS karena melakukan tindakan aborsi dengan meminum obat
untuk kontraksi rahim. Hasil pengkajian : pasien merasa malu dengan orang tua dan teman-temannya
dan khawatir akan dijauhi oleh teman-temannya. Klien terlihat murung dan tidak mau bertemu dengan
teman yang menjenguknya. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Harga diri rendah situasional

b. Gangguan citra tubuh

c. Ansietas

d. Ketidakberdayaan

e. Harga diri rendah kronik

Jawaban: A

Pembahasan:
"Data fokus pada kasus ini : <b>Klien merasa malu dengan orang tua dan teman-temannya serta
khawatir teman-teman akan menjauhinya karena melakukan tindakan aborsi. Klien terlihat murung,
sedih, dan tidak mau bertemu dengan teman yang menjenguknya.</b>

Maka diagnosa keperawatan yang tepat adalah harga diri rendah situasional yang merupakan evaluasi
negatif pada diri pasien disebabkan karena trauma yang terjadi yaitu melakukan tindakan aborsi.,

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi “Gangguan Citra Tubuh” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan pasien
mengalami gangguan citra tubuh. Gangguan Citra Tubuh adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap
tubuhnya yang diakibatkan oleh perubahan struktur, ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak
sesuai dengan yang diinginkan.

Opsi “Ansietas” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan pasien mengalami ansietas.
Ansietas adalah perasaan was-was, khawatir, takut yang tidak jelas atau tidak nyaman seakan-akan
terjadi sesuatu yang mengancam.

Opsi “Ketidakberdayaan” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan pasien
mengalami ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan adalah persepsi seseorang bahwa tindakannya tidak
akan mempengaruhi hasil secara bermakna; suatu keadaan individu kurang dapat mengendalikan kondisi
tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan.

Opsi “Harga Diri Rendah Kronik” (Tidak tepat), kerana data yang ditunjukkan oleh pasien evaluasi negatif
yang berlangsung saat ini dan disebabkan oleh trauma yang dialami."

[19/1 19.16] +62 823-7894-7957: Soal 2

Seorang perempuan (34 tahun) dibawa ke RSJ karena mengkonsumsi nakoba. Hasil pengkajian : klien
tampak sering diam dan duduk menyendiri serta berbicara sendiri. Klien mengatakan dirinya mendengar
ada yang melarangnya untuk mandi karena nanti bisa mati. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Resiko bunuh diri

b. Perilaku kekerasan

c. Harga diri rendah kronik

d. Resiko perilaku kekerasan

e. Halusinasi

Jawaban: E

Pembahasan:
"Data fokus pada kasus ini : <b>Klien mengatakan ia mendengar ada yang melarangnya untuk mandi
karena nanti bisa mati.</b>

Maka diagnosa keperawatan pada kasus adalah Halusinasi, karena pasien mendengar dan melihat
sumber yang tidak jelas.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Dari pilihan jawaban yang tepat :

Opsi “Risiko Bunuh Diri” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan jawaban ini. Tetapi
Resiko bunuh diri bisa menjadi akibat dari masalah yang dialami pasien.

Opsi “Perilaku Kekerasan” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan jawaban ini.

Opsi “Harga Diri Rendah Kronik” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan jawaban
ini, Tetapi jika dilihat dari kasus pasien pernah melakukan aborsi dan tindakan tersebut bisa membuat
pasien memiliki evaluasi negatif pada diri dan hal ini merupakan penyebab dari masalah yang dialami
pasien.

Opsi “Risiko Perilaku Kekerasan” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan jawaban
ini. "

[19/1 19.17] +62 823-7894-7957: Soal 3

Seorang laki-laki (27 tahun) dirawat di RSJ sejak 2 hari yang lalu. Hasil pengkajian : klien mengatakan
dirinya adalah seoarang pengacara terkenal yang menangani kasus pejabat ibukota, kontak mata ada,
kurang kooperatif, sering berbicara sendiri sambil berteriak dan mengepalkan tangan. Apakah masalah
keperawatan yang tepat ?

a. Isolasi sosial

b. Resiko perilaku kekerasan

c. Waham Kebesaran

d. Harga diri rendah kronik

e. Halusinasi

Jawaban: C

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>Klien mengatakan ia adalah seoarang pengacara terkenal yang
menangani kasus pejabat ibukota.</b>

Dari data yang ditunjukkan oleh pasien merupakan tanda dan gejala dengan masalah waham kebesaran.
Dari pilihan jawaban :

Opsi “Isolasi Sosial” (Tidak tepat), karena tidak terdapat tanda dan gejala pasien dengan masalah isolasi
sosial.

Opsi “Risiko Perilaku Kekerasan” (Tidak tepat), karena dari kasus tanda dan gejala yang ditunjukkan
pasien merupakan akibat dari penyebab utama masalah pasien.

Opsi “Harga Diri Rendah Kronis” (Tidak tepat), karena tidak terdapat tanda dan gejala pasien dengan
masalah harga diri rendah kronik.

Opsi “Halusinasi” (Tidak tepat), karena data untuk menegakkan diagnosa halusinasi tidak cukup dalam
kasus ini."

[19/1 19.17] +62 823-7894-7957: Soal 4

Seorang laki-laki (45 tahun) dibawa keluarganya ke UGD RSJ dengan alasan mengamuk, membanting
barang-barang dan gelisah tidak bisa tidur. Hasil pengkajian : wajah pasien tampak tegang dan memerah
ketika menceritakan masalahnya, yaitu ditinggal istrinya menikah lagi dan penampilan klien tampak kotor
dan kucel. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Harga diri rendah situasional

b. Halusinasi

c. Resiko perilaku kekerasan

d. Perilaku kekerasan

e. Harga diri rendah kronik

Jawaban: C

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>wajah pasien tampak tegang dan memerah ketika menceritakan
masalahnya, yaitu ditinggal istrinya menikah lagi</b>

Masalah keperawatan yang tepat : Risiko Perilaku Kekerasan, karena tanda dan gejala yang ditunjukkan
pasien merupakan tanda dan gejala dengan masalah resiko perilaku kekerasan.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi “Harga Diri Rendah Situasional” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan
jawaban ini.

Opsi “Halusinasi” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan jawaban ini.
Opsi “Harga Diri Rendah Kronis” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan jawaban
ini, tetapi harga diri rendah kronik bisa menjadi penyebab dari masalah utama pada kasus ini"

[19/1 19.17] +62 823-7894-7957: Soal 5

Seorang perempuan (34 tahun) sudah 1 minggu dirawat di RSJ. Hasil pengkajian : pasien masih tidak mau
berbicara namun kadang masih ada kontak mata saat berinteraksi. Klien terlihat selalu duduk sendiri,
tidak mau berkumpul dengan teman-temannya dan ketika diajak bicara selalu membelakangi perawat.
Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Halusinasi

b. Harga diri rendah kronik

c. Harga diri rendah situasional

d. Resiko perilaku kekerasan

e. Isolasi sosial

Jawaban: E

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>klien masih tidak mau berbicara namun kadang-kadang masih ada kontak
mata saat interaksi. Klien terlihat selalu duduk sendiri, tidak mau berkumpul dengan teman-temannya,
dan ketika diajak bicara selalu membelakangi perawat.</b>

Jawaban yang tepat adalah Isolasi Sosial, karena tanda dan gejala yang ditunjukkan pasien merupakan
tanda dan gejala masalah isolasi sosial.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi “Halusinasi” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan jawaban ini, tetapi
halusinasi bisa menjadi akibat dari masalah utama pada kasus ini.

Opsi “Harga Diri Rendah Kronik” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan jawaban
ini, tetapi harga diri rendah kronik bisa menjadi penyebab dari masalah utama pada kasus ini.

Opsi “Harga Diri Rendah Situasional” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan
jawaban ini.

Opsi “Risiko Perilaku Kekerasan” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan jawaban
ini."

[19/1 19.18] +62 823-7894-7957: Soal 6


Seorang laki-laki (40 tahun) dirawat di RSJ sejak 1 minggu lalu. Hasil pengkajian : pasien berusaha
membenturkan kepalanya ke tembok kamarnya. Pasien mengatakan dirinya masih mendengar suara
yang menyuruh untuk bunuh diri. Hal ini terjadi ketika pasien merasa menjadi orang yang paling tidak
berguna. Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pertama kali ?

a. Mengidentifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon

b. Menjelaskan dan melatih menghardik halusinasi

c. Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-hari

d. Menjelaskan dan melatih penggunaan obat dengan benar

e. Menjelaskan dan melatih klien melakukan aktifitas yang terjadwal

Jawaban: A

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus : <b>Pasien mengatakan dirinya masih mendengar suara yang menyuruh untuk
bunuh diri.</b>

Diagnosa keperawatan pada kasus ini adalah halusinasi.

Tindakan yang tepat dilakukan pertama kali adalah “Mengidentifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu
terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon.”, karena merupakan SP 1 pasien dengan halusinasi.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi “Menjelaskan dan melatih menghardik halusinasi” (Tidak tepat), karena tindakan ini dilakukan
setelah mengidentifikasi halusinasi.

Opsi “Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-hari” (Tidak tepat),
karena merupakan SP ke 3 halusinasi.

Opsi “Menjelaskan dan melatih penggunaan obat dengan benar” (Tidak tepat), karena merupakan SP ke
2 halusinasi.

Opsi “Menjelaskan dan melatih klien melakukan aktifitas yang terjadwal” (Tidak tepat), karena
merupakan SP ke 4 halusinasi."

[19/1 19.18] +62 823-7894-7957: Soal 7

Seorang laki-laki (33 tahun) dibawa oleh keluarganya ke RSJ dengan wajah tegang, pandangan tajam,
bicara kasar dan suara tinggi. Hasil pengkajian : pasien mengungkapkan ancaman dan perasaan ingin
melukai orang lain. Perawat sudah mengajarkan pasien latihan cara fisik 1 dengan menarik napas dalam.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan selanjutnya ?
a. Latihan orientasi realita

b. Latihan fisik 2: Pukul benda lunak (bantal)

c. Latihan cara verbal: bicara baik-baik

d. Latihan cara spiritual

e. Melakukan aktifitas terjadwal

Jawaban: B

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>Pasien dengan masalah risiko perilaku kekerasan dan perawat sudah
mengajarkan latihan cara fisik 1 dengan tarik napas dalam.</b>

Jawaban yang tepat adalah Opsi “Latihan fisik 2: Pukul benda lunak (bantal)”, karena setelah dilatih
latihan fisik 1 diberikan latihan fisik 2.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi “Latihan orientasi realita” (Tidak tepat), karena bukan merupakan SP pasien RPK.

Opsi “Latihan cara verbal: bicara baik-baik” (Tidak tepat), karena merupakan SP ke 3.

Opsi “Latihan cara spiritual” (Tidak tepat),, karena merupakan SP ke 4.

Opsi “Melakukan aktifitas terjadwal” (Tidak tepat), karena bukan merupakan SP pasien RPK"

[19/1 19.18] +62 823-7894-7957: Soal 8

Seorang laki-laki (37 tahun) di PHK dari pekerjaannya sejak 1 minggu yang lalu. Hasil pengkajian : pasien
terlihat murung, tidak bersemangat dan malu bertemu dengan tetangga. Perawat telah mengidentifikasi
masalah yang dialami pasien dan menggali kemampuan positif yang dimiliki oleh pasien. Apakah
tindakan keperawatan yang tepat dilakukan selanjutnya ?

a. Latihan berkenalan

b. Latihan orientasi realita

c. Melatih kemampuan postif yang dimiliki oleh pasien

d. Mengajurkan menilai manfaat melakukan kegiatan dalam meningkatkan harga diri

e. Latihan berbicara sosial

Jawaban: C
Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>Perawat telah mengkaji dan mengidentifikasi masalah yang dialami
pasien dan menggali kemampuan yang dimiliki oleh pasien.</b>

Jawaban yang tepat : “Melatih kemampuan positif yang dimiliki oleh pasien”, karena setelah didapatkan
kemampuan positif pasien selanjutnya adalah melatih kemampuan positifnya.

Tinjauan Opsi yang salah :

Opsi “Mengajarkan pasien latihan berkenalan” (Tidak tepat), karena bukan merupakan SP untuk pasien
dengan masalah Harga Diri Rendah Situasional.

Opsi “Mengajarkan pasien latihan orientasi realita” (Tidak tepat), karena bukan merupakan SP untuk
pasien dengan masalah Harga Diri Rendah Situasional.

Opsi “Menganjurkan pasien untuk menilai manfaat melakukan kegiatan dalam meningkatkan harga diri”
(Tidak tepat), karena tindakan ini dilakukan setelah pasien melakukan kemampuan positif yang telah
dilakukan.

Opsi “Mengajarkan pasien latihan berbicara sosial” (Tidak tepat), karena bukan merupakan SP untuk
pasien dengan masalah Harga Diri Rendah Situasional."

[19/1 19.18] +62 823-7894-7957: Soal 9

Seorang perempuan (23 tahun) dirawat di RSJ dengan masalah harga diri rendah kronik. Hasil
pengkajian : pasien mengatakan dirinya orang yang paling bodoh karena tidak bisa menyelesaikan
skripsinya tepat waktu. Perawat sudah melatih pasien hingga SP ke-3. Apakah tindakan keperawatan
yang tepat dilakukan selanjutnya ?

a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien

b. Melatih klien cara berkenalan

c. Membantu klien memilih kemampuan yang akan dilatih

d. Melatih kemampuan ke-4 yang dipilih klien

e. Melatih berbicara sosial

Jawaban: D

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>Pasien dengan masalah harga diri rendah kronik dan perawat sudah
melatih pasien sampai kepada SP ke 3.</b>
Jawaban yang tepat : “Melatih kemampuan ke-4 yang dipilih pasien”, karena merupakan SP ke 4 untuk
pasien dengan masalah Harga Diri Rendah.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi “Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien” (tidak tepat), karena
merupakan SP 1.

Opsi “Melatih pasien cara berkenalan” (tidak tepat), karena bukan merupakan SP untuk pasien dengan
HDRK.

Opsi “Membantu pasien memilih kemampuan yang akan dilatih” (tidak tepat), karena termasuk ke dalam
bagian SP 1.

Opsi “Melatih berbicara sosial” (tidak tepat), karena bukan merupakan SP untuk pasien dengan HDRK."

[19/1 19.18] +62 823-7894-7957: Soal 10

Seorang laki-laki (34 tahun) dirawat di RSJ karena tidak mau keluar rumah sejak 2 bulan terakhir.
Keluarga pasien mengatakan sejak di PHK dari pekerjaannya, pasien tidak mau melakukan aktivitas
apapun dan hanya berdiam dikamar saja. Perawat sudah mengajarkan pasien hingga SP-2. Apakah
tindakan keperawatan yang tepat dilakukan selanjutnya ?

a. Menjelaskan dan melatih pasien cara berkenalan

b. Menjelaskan dan melatih pasien berbicara sosial

c. Menjelaskan dan melatih pasien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-hari

d. Mengidentifikasi beratnya masalah dan benda-benda berbahaya serta mengamankannya

e. Mendiskusikan dengan pasien keuntungan memiliki teman dan kerugian tidak memiliki teman

Jawaban: C

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>pasien dirawat di RSJ karena tidak mau keluar rumah sejak 2 bulan
terakhir. Pasien tidak mau melakukan aktivitas apapun dan hanya berdiam dikamar saja. Perawat sudah
mengajarkan pasien hingga SP-2.</b>

Maka masalah keperawatan pada klien adalah isolasi sosial. Perawat sudah mengajarkan klien sampai
kepada SP 2. Maka tindakan selanjutnya adalah SP 3 yaitu menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap
saat melakukan kegiatan sehari-hari.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi “Menjelaskan dan melatih klien berkenalan” (Tidak tepat), karena merupakan SP ke 1.
Opsi “Menjelaskan dan melatih berbicara sosial” (Tidak tepat), karena merupakan SP ke 4.

Opsi “Mengidentifikasi beratnya masalah dan benda-benda berbahaya serta mengamankannya” (Tidak
tepat), karena bukan merupakan tindakan untuk masalah pasien dengan Isolasi sosial.

Opsi “Mendiskusikan keuntungan memiliki teman dan kerugian tidak memiliki teman” (Tidak tepat),
karena merupakan bagian dari tindakan SP ke 1."

MATERNITAS

[19/1 21.09] +62 812-7589-1895: 1. Seorang perempuan (35 tahun) dirawat di RS dengan kondisi
postpartum hari ke-7. Hasil pengkajian : pasien mengeluh payudaranya bengkak, teraba hangat dan
keras, terasa nyeri dan ASI tidak mau keluar. Pasien juga mengeluh badannya terasa lemah dan suhu
tubuh 38,9 derajat celcius. Dari pemeriksaan diagnostik, dokter menegakan diagnosis 'mastitis' pada
pasien. Apakah masalah keperawatan prioritas yang tepat ?

Kurang pengetahuan

Ketidakefektifan pemberian ASI

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Hipertermi

Nyeri akut

Jawaban: d

"Mastitis adalah peradangan pada payudara, yang biasanya disebabkan oleh infeksi. Hal ini dapat terjadi
pada setiap perempuan meskipun mastitis yang paling umum terjadi dalam 6 bulan pertama menyusui,
yang dapat membuat ibu merasa sakit dan lelah.

Penyebabnya antara lain : infeksi bakteri yang memasuki payudara melalui puting, hal ini dapat terjadi
ketika seorang ibu menyusui memiliki puting yang terluka atau pecah-pecah, karena ibu tidak menyusui
dalam waktu lama atau karena menyusui yang tidak tuntas sehingga payudara tidak benar-benar kosong.

Pada kasus, masalah keperawatan yang muncul adalah : Nyeri, Hipertermi, ketidakefektifan pemberian
ASI, dan Risiko infeksi. Masalah prioritas yang harus dituntaskan terlebih dahulu adalah Hipertermi,
karena diketahui suhu tubuh ibu sudah mencapai 38,9 derajat celcius, suhu tubuh adalah salah satu
tanda vital yang penting untuk segera diperbaiki, sementara penyembuhan dari proses peradangan
dijalankan."

[19/1 21.09] +62 812-7589-1895: 2 Seorang perempuan (27 tahun), G1P0H0A0 dengan usia kehamilan
30 minggu datang melakukan kontrol kehamilan. Hasil pengkajian : klien tampak mulai gelisah
menunggu waktu persalinan, sudah sering merasakan nyeri pada pinggang dan mengalami
pembengkakan pada punggung kaki.

Apakah pendidikan kesehatan yang tidak tepat diberikan kepada klien ?

Menganjurkan klien untuk diet rendah garam untuk mengurangi edema pada kaki

Menganjurkan klien untuk melakukan senam hamil, selain untuk rileks juga untuk memudahkan proses
persalinan

Menganjurkan klien untuk berolahraga ringan seperti jalan pagi Menganjurkan ibu untuk memberi
ganjalan bantal pada perut dan punggung untuk kenyamanan saat tidur

Meminta suami klien untuk melakukan masase pada punggung klien sebelum tidur

Jawaban benar: a

Oedem pada punggung kaki ibu hamil adalah peristiwa fisiologis yang terjadi karena penumpukan cairan
di jaringan, ditambah penekanan vena kava oleh rahim yang membesar sehinga darah yang kembali ke
jantung berkurang dan menumpuk di tungkai. Oleh karena itu, ibu hamil trimester ketiga disarankan
untuk berbaring ke kiri.

[19/1 21.09] +62 812-7589-1895: 3 Seorang perempuan (36 tahun) dirawat dengan perdarahan post
partum karena atonia uteri. Hasil pengkajian : klien mengeluh badannya terasa lemah, tampak
berkeringat dingin dan menggigil. Tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 115x/menit dengan
denyut nadi teraba lemah, frekuensi napas 26x/menit dan Hb 7 gr/dl.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

Risiko Perfusi Serebral tidak efektif

Risiko Perdarahan

Risiko Cedera

Risiko Perfusi Miokard tidak efektif


Risiko Syok

Jawaban: e

"Jawaban yang tepat adalah “Risiko Syok”.

Data fokus diangkatkannya diagnosis “Risiko Syok” pada kasus : <b>klien mengeluh badannya terasa
lemah, tampak berkeringat dingin dan menggigil, tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi
115x/menit dengan denyut nadi teraba lemah.</b>

Berdasarkan referensi NANDA 2015, Risiko syok merupakan Kerentanan terhadap ketidakadekuatan
aliran darah ke jaringan tubuh yang menyebabkan disfungsi seluler, yang mengancam jiwa dan
menganggu kesehatan.

Resiko Syok ditandai dengan terjadinya penurunan tekanan darah serta nadi yang cepat namun lemah,
diakibatkan karena pengeluaran darah yang berlebihan karena atonia uteri.

Atonia Uteri merupakan salah satu etilogi terjadinya perdarahan post partum, yaitu suatu kondisi dimana
lemahnya kontraksi uterus."

[19/1 21.09] +62 812-7589-1895: 4 Seorang perempuan (27 tahun) dengan usia kehamilan 35 minggu,
primigravida, datang memeriksakan kehamilan. Ibu mengeluh susah tidur di malam hari karena mulai
merasa tidak nyaman dengan posisi tidur dan kondisi perut yang membesar yang mengakibatkan pegal
di area pinggang.

Dari intervensi berikut, manakah yang bukan merupakan tindakan yang tepat bagi pasien ?

Menyangga punggung ibu dengan bantal saat tidur

Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kanan

Memberikan masase pada punggung dan pinggang

Menganjurkan ibu untuk mengubah posisi tidur sesuai kenyamanan

Mengatur kondisi ruangan senyaman mungkin

Jawaban yang benar: b


Opsi "Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kanan" (Tidak tepat), karena ibu hamil lebih dianjurkan
untuk miring ke kiri, karena miring ke kiri pada saat trimester akhir dapat membantu menghindari risiko
kelahiran mati (stillbirth). Miring ke kiri akan membantu aliran darah menuju janin karena pembuluh
darah utama ibu tidak terhalang oleh rahim.

[19/1 21.09] +62 812-7589-1895: 5 Seorang perempuan (29 tahun) dengan status G2P1A0H1 usia
kehamilan 39 minggu datang ke RS bersama suaminya dengan keluhan nyeri pada ari-ari yang menjalar
ke punggung sejak 4 jam yang lalu, disertai pengeluaran darah bercampur lendir, durasi nyeri semakin
lama semakin cepat. 2 jam kemudian didapatkan hasil pembukaan sudah lengkap.

Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan selanjutnya ?

Penatalaksanaan intranatal kala II: Amniotomi (pemecahan selaput ketuban)

Penatalaksanaan intranatal kala II: mengatur posisi ibu menjadi telentang

Penatalaksanaan intranatal kala II: bersiap menunggu kepala bayi crowning

Penatalaksanaan intranatal kala II: Menganjurkan ibu untuk segera meneran agar pergerakan bayi lebih
mudah

Penatalaksanaan intranatal kala I: Pemeriksaan DJJ

Jawaban yang benar: a

"Jawaban yang tepat adalah “melakukan amniotomi (pemecahan selaput ketuban)” dengan
menggunakan setengah kohler, ketika pembukaan sudah lengkap.

Opsi “Penatalaksanaan intranatal kala II: mengatur posisi ibu menjadi telentang” (kurang tepat), karena
posisi ibu sudah terlentang sejak awal pemeriksaan dalam.

Opsi “Penatalaksanaan intranatal kala II: bersiap menunggu kepala bayi crowning” (kurang tepat), karena
ketuban belum dipecahkan.

Opsi “Penatalaksanaan intranatal kala II: Menganjurkan ibu untuk segera meneran agar pergerakan bayi
lebih mudah”, (kurang tepat) seharusnya : memerintahkan ibu untuk meneran ketika timbul keinginan
untuk meneran (kontraksi).

Opsi “Penatalaksanaan intranatal kala I: Pemeriksaan DJJ” (kurang tepat), karena pemeriksaan DJJ
memang selalu dilakukan setidaknya setiap 30 menit, namun dalam penatalaksaan asuhan persalinan
normal, SOP setelah diketahui pembukaan lengkap adalah segera melakukan amniotomi jika selaput
ketuban masih ada."

Kep. Keluaga

[20/1 10.28] +62 853-6302-5232: 1. Pada sebuah pengkajian keluarga, perawat menemukan salah
satu anggota keluarga mengalami diare, keluarga pasien mengatakan bahwa mereka menggunakan
larutan gula garam setiap kali anak mereka menderita diare, jika tidak ada persediaan oralit di rumah.
Dari 5 Tugas kesehatan keluarga, apakah fungsi yang sedang dijalankan oleh keluarga?

a. Mengenal Masalah Kesehatan Keluarga

b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

d. Mempertahankan suasana rumah yang sehat

e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

*JAWABAN BENAR : C*

Menurut Friedman (1998, dalam Efendi, 2009, p.185-186; Mubarak, 2009, p.79; Mubarak &
Santoso, 2006, p.268-269; Setiadi, 2007; Suprajitno, 2004, p.17-18), tugas kesehatan keluarga terdiri
dari :

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga.

Keluarga atau orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami
oleh anggota keluarganya. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya. Sejauh mana keluarga
mengetahui dan mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan
gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap masalah.

2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.


Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan
keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga
diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai
keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di lingkungan tinggal keluarga agar memperoleh
bantuan.

3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki
keterbatasan yang diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga
telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.

4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat, rumah adalah sebagai tempat berteduh, berlindung,
atau bersosialisasi bagi anggota keluarga, sehingga anggota keluarga mempunyai waktu lebih banyak
berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karenanya, kondisi rumah haruslah dapat
menjadikan lambing ketenangan, keindahan dan ketentraman, dan yang lebih penting adalah dapat
menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga.

5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

Keluarga atau anggota keluarga harus dapat memanfaatkan sumber fasilitas kesehatan yang ada
disekitar, apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan penyakit. Keluarga dapat
berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga keperawatan dalam rangka memecahkan problem yang
dialami anggota keluarga, sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit.

Jawaban tepat : Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

[20/1 10.28] +62 853-6302-5232: 2. Perawat mengkaji sebuah keluarga dengan anggota keluarga
mengalami gangguan kejiwaan yang rentan melakukan kekerasan kepada anggota keluarga. Klien suka
berkeliaran di luar rumah, memakan sampah dan BAK sembarangan. Keluarga mulai tidak perduli dengan
klien bahkan tampak menyiksa klien. Keluarga merasa malu karena kondisi klien.
Apakah tindakan yang tidak tepat dilakukan terhadap keluarga?

a. Bantu pemberi asuhan untuk mengidentifikasi stressor terkini

b. Bertemu dengan anggota keluarga

c. Bantu keluarga untuk mengatur batasan perilaku yang bersifat kekerasan

d. Arahkan ke agensi-agensi di komunitas

e. Ajarkan keluarga untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur

*JAWABAN BENAR : a*

Berdasarkan kasus diatas, diagnosis keperawatan keluarga prioritas yang tepat adalah Gangguan proses
keluarga, yaitu Perubahan dalam hubungan atau perubahan fungsi keluarga. Beberapa Intervensi yang
dilakukan :

1) Bertemu dengan anggota keluarga ( Unutu kenetapkan tingkat tanggung jawab dalam keluarga),

2) Bantu keluarga untuk mengatur batasan perilaku yang bersifat kekerasan ( Untuk membantu
mengembangkan perasaan aman dan percaya),

3) Ajarkan keluarga untuk berkomunikasi secara terbuka dan secara jujur ( Utuk meningkatkan
kemampuan mereka untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan dalam cara yang positif),

4) Ajarkan anggota keluarga untuk mengevaluasi pola komunikasi secara teratur ( Untuk menguatkan
manfaat kemampuan komunikasi yang efektfi), dan

5) Arahkan ke agensi-agensi di komunitas (untuk meyakinkan keberlanjutan dukungan).

Jawaban: Opsi A tidak tepat karena, intervensi tersebut digunakan untuk diganosa Ketegangan
pemberian asuhan, hal itu bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab ketegangan peran.

[20/1 10.28] +62 853-6302-5232: 3. Seorang perawat mengunjungi keluarga binaan yaitu pasangan
muda dengan 1 orang anak. Keluarga mengakui banyak permasalahan kecil di dalam keluarga karena
mereka masih muda. Komunikasi yang baik akan terjadi dengan mengontrol ego dan emosi masing-
masing. Suami istri sama-sama bekerja. dan anak mereka diasuh oleh orang tua klien. Orang tua klien
tidak merasa keberatan.

Apakah proses keperawatan keluarga yang sedang dijalankan perawat?

a. Mengevaluasi dengan melakukan penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
b. Merumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan data yang didapatkan.

c. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga

d. Penyusunan perencanaan tindakan

e. Pelaksanaan Asuhan keperawatan dengan mobilisasi sumber daya yang ada di keluarga,
masyarakat dan pemerintah

*JAWABAN BENAR : c*

Menurut Friedman (1998), tahapan didalam proses keperawatan keluarga meliputi:

1. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga, meliputi : a) Mengindentifikasi data demografi
dan sosiokultural, b) Data lingkungan, c) Struktur dan fungsi keluarga, d) stres dan strategi koping yang
digunakan keluarga, dan e) perkembangan keluarga. Sedangkan yang termasuk pada pengkajian
terhadap inividu sebagai anggota keluarga, adalah pengkajian : a) pengkajian, b) Mental, c) emosi, d)
Sosial, dan e) Spiritual.

2. Perumusan diagnosis keperawatan berdasarkan data yang didapatkan.

3. Penyusunan perencanaan,

4. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan dengan mobilisasi sumber-sumber daya yang ada di
keluarga, masyarakat dan pemerintah dan

5. Melakukan evaluasi dengan melakukan penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

[20/1 10.29] +62 853-6302-5232: 4. Seorang kader mendampingi perawat dalam mengunjungi
sebuah keluarga yang mengalami konflik karena ingin mengantar orang tua mereka ke panti jompo. Klien
(80 tahun) mengalami demensia semenjak 5 tahun yang lalu, terlihat bingung dan tidak berdaya. Klien
memiliki 3 orang anak, anak bungsu tidak setuju memasukkan klien ke Panti Jompo.

Apakah tindakan keperawatan prioritas terhadap keluarga?

a. Memutuskan untuk merawat klien di panti jompo

b. Menghubungi instansi terkait

c. Memanfaatkan fasilitas kesehatan

d. Memodifikasi lingkungan tempat tinggal klien

e. Bertemu dengan anggota keluarga yang terkait


*JAWABAN BENAR : e*

Pada kasus ini, perawat baru melakukan kunjungan pertama pada keluarga. Dalam keperawatan
keluarga, terdapat proses yang dilakukan sebelum melakukan intervensi pada sebuah keluarga,
rangkaian ini dikenal dengan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu metode yang
sistematis untuk mengkaji respon manusia terhadap masalah-masalah kesehatan dan membuat rencana
keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Sebelum memulai rencana-rencana
keperawatan yang akan dilaksanakan, penting untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi
terlebih dahulu. Sehingga pelaksanaan proses keperawatan keluarga dapat berjalan optimal dan tepat
sasaran. Bertemu dengan anggota keluarga merupakan intervensi awal yang dilakukan untuk mengenal
masalah kesehatan, perawat dapat mengetahui anggota keluarga secara individual dan membuat
hubungan saling percaya dengan setiap anggota keluarga untuk membantu mengidentifikasi dan
meningkatkan solusi penyelesaian konflik dan masalah.

[20/1 10.29] +62 853-6302-5232: 5. Perawat mengunjungi sebuah keluarga dengan anak (4 tahun)
yang demam sejak 2 hari lalu. Hasil pengkajian: suhu 39,5 C, frekuensi nadi 120x/menit dan frekuensi
napas 28x/menit. Menurut keluarga anaknya sakit karena diganggu makhluk halus saat bermain.
Keluarga mengikat bawang putih di pergelangan kaki klien dan menolak membawa klien ke puskesmas.

Bagaimana sikap perawat yang tepat terhadap keluarga?

a. Membujuk keluarga untuk merujuk klien

b. Menawarkan diri untuk mengantarkan klien ke puskesmas

c. Melaporkan klien ke pihak puskesmas

d. Memberi kesempatan keluarga untuk mempertimbangkan

e. Menggali penyebab keluarga tidak ingin membawa klien ke puskesmas

*JAWABAN BENAR : e*

Dalam kasus, perawat masih melakukan kunjungan pertama pada keluarga, dalam proses keperawatan
keluarga, prioritas hal yang dilakukan terlebih dahulu adalah mengkaji, menggali permasalahan
kesehatan keluarga. Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-
masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy,
1995). Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan, yang meliputi
; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan masalah. Pengumpulan informasi
merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terumpul, didapatkan data dasar
tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunaan untuk
menentuan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindaan keperawatan
untuk mengatasi masalah-masalah klien.

[20/1 10.31] +62 853-6302-5232: 6. Sebuah pasangan yang sangat harmonis dengan usia pernikahan
33 tahun dan memiliki 3 orang anak yang semuanya sudah menikah. Mereka menyadari usianya tidak
muda lagi dan berusaha menjaga pernikahan mereka serta membangun hubungan yang bermakna
sebagai orang tua kepada anak-anak mereka.

Apakah tahap perkembangan keluarga pasangan tersebut?

a. Keluarga melepas anak usia dewasa muda

b. Keluarga dengan orang tua paruh baya

c. Keluarga masa pensiun dan lansia

d. Childbearing family

e. Keluarga dengan anak remaja

*JAWABAN BENAR : B*

Pada kasus ini, keluarga berada pada tahap VII : Orang tua paruh baya, tahap ini merupakan masa
pertengahan bagi orang tu, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan
pensiun atau kematian pada salah satu pasangan. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

a. Menyediakan lingkungan dan meningkatkan kesehatan,

b. Mempertahankan kepuasan dan hubungan yang bermakna antara orang tua yang telah menua dam
anak mereka, dan

c. Memperkuat hubungan pernikahan.

[20/1 10.33] +62 853-6302-5232: 7. Sebuah keluarga terdiri dari seorang ayah, 2 anak angkat, 2 anak
kandung, beserta kakek dan nenek (orang tua Ibu). Saat ini menjadi ayah menjadi seorang single parent
karena istrinya telah meninggal akibat gagal ginjal 10 tahun yang lalu.

Apakah tipe keluarga tersebut?

A. Extended Family

B. Nuclear Family

C. Single Parent Family

D. Dyad Family
E. Keluarga Usia Lanjut

*JAWABAN BENAR : A*

Extended Family atau keluarga besar adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak (kandung
atau adopsi) ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah. Misalnya kakek, nenek,
bibi, dan paman.

[20/1 10.36] +62 853-6302-5232: 8. Perawat melakukan kunjungan rumah pada sebuah keluarga.
Keluarga menerapkan pola asuh kedisiplinan, saling menghargai, memberi hadiah dan menerapkan
hukuman. Orang tua selalu mengikuti perkembangan dan pertumbuhan anak-anaknya. Keluarga harus
berpindah tugas setiap 5 tahun sehingga orang tua khawatir dengan psikologis anak-anaknya.

Apakah fungsi keluarga yang sedang dikaji perawat?

a. Fungsi afektif

b. Fungsi Ekonomi

c. Fungsi Sosialisasi

d. Fungsi Perawatan Kesehatan

e. Fungsi Reproduksi

*JAWABAN BENAR : c*

Menurut Friedman, (1998) Sosialisasi anggota keluarga adalah fungsi yang universal dan lintas budaya
yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup bermasyarakat. Fungsi sosialisasi berguna untuk
memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang
produktif, serta memberikan status pada anggota keluarga. Sosialisasi merujuk pada banyaknya
pengalaman belajar yang diberikan keluarga yang bertujuan untuk mendidik anak-anak tentang cara
menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang dewasa seperti seperti peran yang dipikul oleh
orang tua mereka. Saat pengkajian, hal penting yang harus dikaji adalah :

1. Kaji praktik keluarga dalam membesarkan anak (Pengendalian perilaku, disiplin, penghargaan,
hukuman, Otonomi dan ketergantungan, Memberi dan menerima cinta, latihan perilaku yang sesuai
dengan usia

2. Seberapa adaptif praktek keluarga dalam membesarkan anak dalam situasi tertentu?,

3. Siapa yang bertanggung jawab dalam membesarkan anak?,

4. Bagaimana anak-anak dihargai di dalam keluarga ini?,


5. Keyakinan budaya apa yang mempengaruhi pola keluarga dalam membesarkan anak?,

6. Bagaimana faktor sosial dalam membesarkan anak?,

7. Apakah keluarga ini beresiko tinggi mengalami masalah membesarkan anak?,

8. Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak untuk bermain anak-anak? apakah peralatan
permainan yang ada sesuai dengan usia anak?.

Fungsi Keluarga yang lainnya:

- FUNGSI AFEKTIF : merupakan fungsi untuk mempertahankan kepribadian. Memfasilitasi stabilisasi


kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga.

- FUNGSI EKONOMI : Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya,

- FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN : Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakain, tempat tinggal,


perawatan kesehatan. Dan

- FUNGSI REPRODUKSI : Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan
untuk keberlangsungan hidup masyarakat.

[20/1 10.37] +62 853-6302-5232: 9. Seorang perawat mengunjungi rumah sebuah keluarga yang
merupakan keluarga inti, terdiri dari ayah, ibu, dan 2 orang anak. Hasil pengkajian: istri menderita
gastritis akut sejak 2 bulan lalu. Keluarga memiliki riwayat alergi obat, sehingga keluarga tidak
menggunakan obat dari RS ataupun apotik. Keluarga tidak tahu bagaimana penanganan sederhana yang
bisa dilakukan.

Apakah intervensi keperawatan yang tepat dilakukan terhadap keluarga ?

a. Menyerahkan keputusan pengobatan pada keluarga sepenuhnya

b. Menjelaskan pentingnya berobat ke Rumah sakit

c. Memberi obat antasida dan beta bloker kepada klien

d. Menjelaskan pengobatan tradisional dan mendemonstrasikannya

e. Menyarankan klien makan dalam porsi sedikit tapi sering

*JAWABAN BENAR : D*

Pada kasus ini, diagnosis keperawatan keluarga yang digunakan adalah Ketidakefektifan memanajemen
program pengobatan keluarga. Klien tampak ingin memanajemen penyakit, namun tidak mengetahui
caranya. Dalam hal ini perawat memberikan intervensi berupa kolaborasi dengan anggota keluarga untuk
mengembangkan aktifitas sehari-hari yang mengatur regimen pengobatan yang sesuai dengan gaya
hidup yang dimaksudkan untuk mempermudah penerapan pengobatan didalam keluarga.

[20/1 10.39] +62 853-6302-5232: 10. Sebuah keluarga terdiri dari Ayah, Ibu, dan 5 orang anak yang
semuanya telah menikah. Mereka tinggal dalam satu rumah bersama semua cucu. Mereka hidup damai
dan rukun walau terkadang ada konflik karena masalah kecil. Namun keluarga menyepakati untuk
berkumpul bersama, saling bicara dan memikirkan penyelesaian masalah walau sekecil apapun.

Apakah jenis strategi koping internal yang ditanamkan dalam keluarga ?

a. Strategi Hubungan : Mengandalkan kelompok keluarga

b. Strategi Hubungan : Mengandalkan kelompok yang lebih besar

c. Strategi kognitif : Normalisasi

d. Strategi Komunikasi : terbuka dan jujur

e. Strategi Komunikasi : Menggunakan humor dan tawa

*JAWABAN BENAR : a*

Strategi koping keluarga terbagi atas 2 macam, internal dan eksternal. Strategi komunikasi termasuk
kedalam strategi koping internal. Ada 3 jenis strategi koping internal, yaitu:

- strategi dengan hubungan (mengandalkan kelompok keluarga, kebersamaan yang lebih besar, dan
fleksibilitas peran),

- Strategi Kognitif ( Normalisasi, Pengendalian makna masalah dengan pembingkaian ulang dan penilaian
pasif, pemecahan masalah bersama, dan mendapatkan informasi dan pengetahuan),

- Strategi komunikasi (Terbuka dan jujur dan Menggunakan humr dan tawa.

Saat keluarga memilih koping dengan MENGANDALKAN KELOMPOK KELUARGA artinya keluarga tertentu
saat mengalami tekanan mengatasi dengan menjadi lebih bergantung pada sumber mereka sendiri.
Penetapan waktu dan rutinitas keluarga, seperti melibatkan waktu makan, tidur, tugas rumah tangga,
waktu untuk keluarga besar, dan penghargaan, rutinitas ini menjadi sumber kekuatan dan daya prediksi
saat keluarga berada di bawah tekanan. (Mc. Cubbin, 1991)

[20/1 10.41] +62 853-6302-5232: 11. Perawat mengunjungi sebuah keluarga dengan klien perempuan
(50 tahun) yang sudah bercerai dan tinggal bersama ayah ibunya serta memiliki 3 anak. 2 anaknya telah
menikah dan tinggal terpisah. Orang tuanya tinggal di daerah itu semenjak menikah. Klien berdagang di
pasar sambil mengurus kedua orang tuanya yang sakit dan lemah.

Apakah data keluarga yang sedang dikaji oleh perawat?


a. Struktur dan fungsi keluarga

b. Stres dan koping keluarga

c. Perawatan kesehatan keluarga

d. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

e. Struktur dan fungsi keluarga

*JAWABAN BENAR : D*

Pengkajian keperawatan keluarga mengacu epada model pengkajian keperawatan keluarga Friedman
(2010), salah satu nya membahas tentang poin riwayat dan tahap perkembangan keluarga, pada tahap
ini, poin pengkajian yag dibutuhkan meliputi :

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini,

b. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangan yang sesuai tahap perkembangan saat ini,

c. Riwayat keluarga dari lahir hingga saat ini, termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta
pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan (perseraian, kematian, kehilangan,
dll) yang terjadi di dalam kehidupan keluarga (gunakan genogram untuk mengumpulkan data ini),

d. Keluarga asal kedua orang tua (seperti apa kehidupan asalnya, hubungan masa silam dan saat dengan
orang tua (nenek-kakek) dari orang tua mereka).

[20/1 10.43] +62 853-6302-5232: 12. Seorang perempuan (48 tahun) mempunyai 1 anak yang sudah
berkeluarga. Klien tinggal bersama suami, anak serta menantu. Klien menderita DM selama 2 tahun.
Hasil pengkajian: GDS 234 gr/dl, terdapat lecet di kaki kiri yang sudah 2 minggu belum sembuh tetapi
tidak pernah diperiksakan karena klien sibuk berjualan.

Apakah pencegahan primer yang tepat dilakukan perawat?

a. Minta pendapat keluarga untuk mengambil keputusan pengobatan

b. Pemantauan klien setiap waktu dengan home visite

c. Memberikan penyuluhan dan diskusi tentang diabetes

d. Menegakkan diagnosis keperawatan yang tepat bagi klien

e. Merujuk kien ke pelayanan kesehatan terdekat

*JAWABAN BENAR : C*

Menurut Friedman (1998), tingkat pencegahan mencakup keseluruhan spektrum isu sehat sakit, serta
tujun yang sesuai, serta tuuan yang sesuai untuk setiap tingkatan. Ketiga tingkatan itu adalah :
1. PENCEGAHAN PRIMER : yang melibatkan promosi kesehatan dan tindakan pencegahan spesifik atau
tindakan perlindungan kesehatan yang dirancang untuk menjaga individu bebas dari penyakit atau
cedera. Tindakan pencegahan spesifik atau perilaku yang melindungi kesehatan juga disebut
pemeliharaan kesehatan.

2. PENCEGAHAN SEKUNDER, yang terdiri atas deteksi dini, diagnosis dan terapi.

3. PENCEGAHAN TERSIER, yang mencakup tahap pemulihan dan rehabilitasi, dirancang untuk
meminimalkan disabilitas klien dan memaksimalkan tingkat fungsi dirinya.

[20/1 10.44] +62 853-6302-5232: 13. Perawat mengkaji sebuah keluarga yang memiliki anggota
keluarga dengan gangguan kejiwaan yang dipasung di kandang ternak, karena melukai dan menganiaya
anggota keluarga lain. Ikatan klien dilepas saat klien diberi makan. Perawat menyarankan untuk merujuk
klien ke RS agar mendapatkan penanganan dan perlindungan yang tepat.

Apakah jenis tindakan pencegahan yang tepat dilakukan perawat ?

a. Tersier

b. Primer

c. Sekunder

d. Rehabilitasi

e. Penurunan Resiko

*JAWABAN BENAR : C*

Menurut Friedman (1998), tingkat pencegahan mencakup keseluruhan spektrum isu sehat sakit, serta
tujun yang sesuai, serta tuuan yang sesuai untuk setiap tingkatan. Ketiga tingkatan itu adalah :

1. PENCEGAHAN PRIMER : yang melibatkan promosi kesehatan dan tindakan pencegahan spesifik atau
tindakan perlindungan kesehatan yang dirancang untuk menjaga individu bebas dari penyakit atau
cedera. Tindakan pencegahan spesifik atau perilaku yang melindungi kesehatan juga disebut
pemeliharaan kesehatan.

2. PENCEGAHAN SEKUNDER, yang terdiri atas deteksi dini, diagnosis dan terapi.

3. PENCEGAHAN TERSIER, yang mencakup tahap pemulihan dan rehabilitasi, dirancang untuk
meminimalkan disabilitas klien dan memaksimalkan tingkat fungsi dirinya.

[20/1 10.46] +62 853-6302-5232: 14. Perawat mengunjungi keluarga binaannya sesuai kontrak
seminggu yang lalu. Salah satu anggota keluarga (lansia) didiagnosis gastritis kronis sehingga harus
menjaga pola makan. Klien kesulitan melakukan kunjungan ulang karena usianya, sehingga perawat
datang ke rumah klien dan memberikan penyuluhan. Perawat juga membawa Flip Chart untuk
diperagakan kepada klien.
Apakah prinsip etik yang diterapkan oleh perawat ?

a. Justice

b. Fidelity

c. Non-maleficence

d. Confidentiality

e. Beneficence

*JAWABAN BENAR : B*

Fidelity (Menepati janji) tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu
perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya kepada orang lain.

Jawaban lainnya:

- Justice (Keadilan). Nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan.

- Non-maleficience (tidak merugikan). Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien.

- Confidentiality (Kerahasiaan). Prinsip ini menekankan bahwa informasi tentang klien haruslah dijaga
kerahasiannya. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa digunakan untuk keperluan
pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus
dihindari.

- Beneficence (berbuat baik). Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik dengan begitu
dapat mencegah terjadinya kesalahan atau kejahatan.

[20/1 10.49] +62 853-6302-5232: 15. Sebuah keluarga dengan klien perempuan (27 tahun) mengalami
nyeri kronis dan terancam lumpuh akibat kecelakaan sejak 2 tahun yang lalu. 1 tahun belakangan klien
tidak pernah dibawa berobat karena Ayah dan Ibunya sedang berkonflik dan tidak mau mengantar
anaknya ke RS. Klien hanya mengonsumsi analgesic warungan yang dibelikan adiknya

Apakah diagnosis keperawatan yang tepat ?

a. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan keluarga

b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga


c. Ketidakmampuan Koping Keluarga

d. Ketegangan pemberian asuhan

e. Gangguan Proses Keluarga

*JAWABAN BENAR : A*

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif menurut SDKI (2016)

Definisi: Pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan
kondisi kesehatan anggota keluarga. diagnosis ini timbul disebabkan oleh:

- Kerumitan sistem pelayanan kesehatan,

- Regimen trapeutik yang rumit

- Konflik Pengambilan Keputusan

- Kesulitan ekonomi

- Banyak tuntutan

- Konflik keluarga.

Dengan tanda dan Gejala sebagai berikut :

MAYOR 1) Mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita, 2) Mengungkapkan


kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan, 3) Gejala penyakit anggota keluarga semakin
memberat.

MINOR 1) Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko.

Jawaban tidak tepat:

- Opsi Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan, definisi : Ketidakmampuan mengidentifikasi, mengatur


atau mencari bantuan untuk mempertahankan kesehatan

- Opsi Ketidakmampuan koping keluarga, definisi : Perilaku orang terdekat (anggota keluarga atau orang
berarti) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan
yang dihadapi klien.

- Opsi Ketegangan pemberian asuhan, definisi : Kesulitan menampilkan peran pemberi asuhan keluarga.
- Opsi Gangguan proses keluarga, definisi : perubahan dalam hubungan keluarga atau perubahan fungsi
keluarga (Pada soal, data paling banyak mengarah pada Opsi A)

[20/1 10.50] +62 853-6302-5232: 16. Seorang perawat memberikan pendidikan kesehatan terkait
jenis, jadwal dan cara pemberian, manfaat, keuntungan serta efek samping dari imunisasi pada keluarga
yang memiliki bayi baru lahir. Perawat memberikan kesempatan pada keluarga untuk memutuskan
apakah imunisasi diberikan atau tidak kepada bayinya.

Apakah prinsip etik yang diterapkan oleh perawat tersebut ?

a. Beneficence

b. Veracity

c. Autonomy

d. Justice

e. Non-Maleficence

*JAWABAN BENAR : C*

<b>Jawaban yang benar dari kasus diatas adalah Autonomy. Autonomy adalah hak seseorang pasien
untuk mengatur dan membuat keputusan mengenai perawatannya.</b>

Prinsip etik keperawatan sesuai opsi lainnya adalah :

a. Beneficence (berbuat baik) adalah berkaitan dengan kewajiban perawat untuk melakukan hal yang
baik dan tidak membahayakan pasien.

b. Veracity (kejujuran) : nilai untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien untuk menyakinkan agar
klien mengerti. informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif dan objektif.

c. Justice (Keadilan) adalah kewajiban perawat untuk berlaku adil pada semua orang dan tidak memihak
atau berat sebelah dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

d. Non-Maleficence (Tidak merugikan) adalah kewajiban perawat untuk tidak menimbulkan kerugian
atau cedera fisik maupun psikologis pada klien.

Lanjutan KMB

[22/1 20.22] +62 851-7033-6452: 14. Seorang perempuan (52 tahun) dirawat di bangsal bedah RS.
Perawat sedang melakukan perawatan kolostomi pada pasien dan saat ini perawat membuka kantong
kolostomi dan menutup stoma dengan kassa.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat selanjutnya ?

a. Mengganti handscoon

b. Membersihkan area kulit di sekitar stoma

c. Mengkaji stoma

d. Mengoleskan salf

e. Membersihkan stoma

Jawaban benar : b

Pembahasan :

Prosedur perawatan kolostomi

1. Jelaskan prosedur kepada pasien

2. Ambil semua peralatan yang diperlukan dan letakkan di dekat perawat

3. Cuci tangan dan pakai handscoon

4. Beri privasi dan bantu pasien pada posisi nyaman

5. Kosongkan kantung yang sudah terisi sebagian kedalam pispot bila kantung tersebut mempunyai
saluran pembuangan

6. Lepaskan kantong secara perlahan mulai dari bagian atas sambil mengencangkan kulit perut. Jika ada
tahanan, gunakan air hangat atu zat anti perekat untuk memudahkan pelepasan.

*7. Gunakan kertas tissue untuk mengangkat sisa feses dari stoma. Tutup stoma dengan kassa.*

*8. Bersihkan dan keringkan kulit di sekitar stoma secara perlahan. Sabun dan zat pembersih ringan
dapat digunakan sesuai peraturan institusi RS bersangkutan.*

9. Periksa tampilan kulit di sekitar stoma dan stoma itu sendiri. Stoma berwarna pink kemerahan dan
basah dianggap normal.

10. Oleskan pelindung kulit jenis pasta (Zink oksida) jika diperlukan dan biarkan pasta mengering selama
1-2 menit

11. Tempelkan pelindung kulit dan kantung secara bersamaan

a. Pilih ukuran lubang stoma dengan memakai panduan ukuran stoma


b. Samakan dengan ukuran lingkar pada bagian belakang pelapis kulit

c. Gunakan gunting untuk memotong lubang 6 mm atau 3mm lebih besar dari stoma

d. Lepaskan bagian belakang pelapis kulit untuk memaparkan bagian yang lengket

e. Angkat kasa yang menutui stoma

f. Rekatkan pelapis kulit dan kantung stoma dan tekan ke kulit secara perlahan sambil meratakan
kerutan. Tahan kantung pada tempatnya selama 5 menit.

12. Masukkan pengharum kedalam kantung jika perlu

13. Tutup kantung bila ada saluran pembuangannya dengan cara melipat ujungnya keatas dan gunakan
klem atau penjepit sesuai petunjuk.

14. Buang pada tempatnya peralatan yang sudah dipakai, buang handscoon dan cuci tangan

15. Dokuentasikan keadaan stoma, kondisi luka di sekitar stoma, dan respon pasien terhadap prosedur.

Sumber : Clinical Nursing Procedures, 2014

[22/1 20.22] +62 851-7033-6452: 15. Seorang laki-laki (40 tahun) dirawat di RS dengan combustio
grade IIa dengan luas 36%. Hasil pengkajian : pasien tampak lemah dan mengeluh nyeri pada luka,
frekuensi nadi 120x/menit dengan denyut teraba lemah serta pasien terpasang kateter tetap dengan
urine berwarna pekat.

Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan ?

a. Mengkaji tanda-tanda infeksi

b. Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam

c. Memonitor asupan dan haluaran cairan tiap 4 jam

d. Memberikan terapi antibiotik sesuai indikasi

e. Membatasi jumlah pengunjung

Jawaban benar : C

Pembahasan :

Combustio atau luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas
pada tubuh, panas dapat dipindahkan oleh hantaran/radiasi electromagnet (Brunner & Suddarth, 2002).
Secara sederhana luka bakar dapat diartikan sebagi luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh
dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik) atau zat-zat yang sifatnya
membakar Berdasarkan kedalaman luka, luka bakar di klasifikasikan menjadi 4 derajat :

a. Derajat I

Luka bakar merusak sebagian epidermis dan biasanya disebabkan sibar matahari atau tersiram air
mendidih yang singka. Kulit yang terbakar berwarna kemerah-merahan dan dapat terjadi edema ringan.
Efek sistemik jarang terjadi. Rasa sakit terasa dalam 48-72 jam dan penyembuhan akan terjadi dalam 5-
10 hari

b. Derajat II a

Jaringan yang rusak sebagian epidermis, dimana folikel rambut dan kelenjar keringat utuh disertai rasa
nyeri dan warna lesi merah atau kuning, lepuh, luka basah, lama sembuh kurang lebih 7 – 14 hari dan
hasil kulit kembali normal atau pucat.

c. Derajat II b

Jaringan yang rusak sampai epidermis, dimana hanya kelenjar keringat saja yang utuh. Tanda klinis sama
dengan derajat IIa, lama sembuh kurang lebih 14 – 21 hari. Hasil kulit pucat, memgkilap, kadang ada
cikatrik atau hipertrofi.

d. Derajat III

Jaringan yang rusak seluruh epidermis dan dermis. Kulit tampak pucat, abu – abu gelap atau hitam,
tampak retak – retak atau kulit tampak terkelupas, avaskuler. sering dengan bayangan trombosis vena,
tidak disertai rasa nyeri. Lama sembuh >21 hari dan hasil kulitnya menjadi sikatrik dan hipertropi.

Data fokus : <b>pasien tampak lemah, frekuensi nadi 120x/menit dengan denyut teraba lemah serta
tampak urine berwarna pekat.</b>Berdasarkan data tersebut dapat ditegakkan masalah keperawatan
hipovolemia.

Hipovolemia adalah penurunan volume cairan untravaskular, interstitial dan/ atau intraselular (SDKI,
2017). Pada pasien dengan combustio kehilangan cairan tubuh dapat terjadi dikarenakan beberapa
faktor antara lain: peningkatan mineralokortikoid (retensi air, natrium, klorida, ekskresi kalium),
peningkatan permeabilitas pembuluh darah, perbedaan tekanan osmotik intra dan ekstra sel.
*Intervensi untuk diagnosis hipovolemia ditujukan untuk meningkatkan volume cairan dan pencegahan
komplikasi dengan salah satu tindakan keperawatannya adalah memantau asupan dan haluaran urin
pada pasien.* Sedangkan opsi jawaban lainnya bukanlah intervensi untuk diagnosis hipovolemia.

[22/1 20.22] +62 851-7033-6452: 16. Seorang perempuan (54 tahun) dirawat di RS dengan Diabetes
Mellitus. Perawat ruangan berencana akan melakukan pemberian injeksi insulin. Saat ini, perawat telah
melakukan desinfeksi pada area injeksi.

Apakah tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat selanjutnya ?

a. Melakukan penusukan jarum dengan cepat dan tegas

b. Melakukan aspirasi

c. Menyiapkan insulin yang akan diberikan

d. Menginjeksikan insulin secara perlahan

e. Mengobservasi adanya darah dalam spuit

Jawaban benar : a

Pembahasan :

Prosedur Injeksi sub kutan

1. Periksa catatan medis dan keperawatan pasien

2. Menyiapkan alat

3. Perkenalkan diri, identifikasi nama pasien, jelaskan prosedur tindakan

4. Menjelaskan tujuan

5. Menjaga privacy pasien

6. Bawa alat ke dekat pasien

7. Cuci tangan

8. Verifikasi dafar alergi pada catatan pemberian obat

9. Siapkan obat dengan prinsip enam benar

10. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi, kekakuan, peradangan atau rasa gatal.

11. Pakai handscoon


12. Bersihkan arean penusukan dengan kapas alkohol, tunggu sampai kering

13. Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah pada tangan nondominan

14. Gunakan tangan nondominan untuk memperlebar jaringan permukaan kulit dengan kuat.

*15. Insersi jarum dengan cepat dan tegas pada sudut 45-90’. Untuk pasien dengan obesitas, cubit kulit
tempat lokasi penyuntikan, lakukan inseri jarum di bawah jaringan.*

16. Lakukan aspirasi dengan tangan dominan menahan barel dari spuit dan tangan dominan menarik
pluger. Observasi adanya darah pada spuit

17. Jika tidak ada darah, masukkan obat secara perlahan-lahan

18. Jika terdapat darah;

Tarik kembali jarum dari kulit, tekan tempat penusukan, observasi adanya hematom dan memar. Jika
perlu berikan plester

19. Cabut jarum secara perlahan-lahan dengan sudut yang sama ketika jarum dimasukkan, sambil
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan.

20. Jangan memasase area injeksi.

21. Observasi keadaan pasien

22. Rapikan alat-alat

23. Buka sarung tangan

24. Cuci tangan

25. Evaluasi reaksi pasien saat dan setelah dilakukan tindakan

26. Dokumentasikan tindakan, nama obat, waktu, pemberian dan dosis obat. Sumber : Clinical Nursing
Procedures, 2014

[22/1 20.22] +62 851-7033-6452: 17. Seorang laki-laki (56 tahun) datang ke puskesmas untuk
memeriksakan kesehatannya. Hasil pengkajian : pasien mengeluh kaki sering kesemutan dan hasil labor
GDS 210 gr/dL.

Apakah topik pendidikan kesehatan yang tepat diberikan pada pasien ?

a. Penggunaan alas kaki saat beraktivitas

b. Senam kaki diabetik

c. Diet DM
d. Pengaturan lingkungan

e. Terapi Pengobatan DM

Jawaban benar : B

Pembahasan :

Diabetes melitus merupakan serangkaian gangguan yang ditandai dengan defisiensi insulin absolut
maupun relatif atau resistensi insulin (atau keduanya) ditandai dengan hiperglikemia pada saat puasa
dan setelah makan, aterosklerotik dan penyakit mikroangiopati pembuluh darah, dan neuropati (Price &
Wilson, 2006).

Mikroangiopati yang mengenai pembuluh darah kecil, nefropati, retinopati diabetika, neuropati diabetik.
Perubahan- perubahan mikrovaskuler yang ditandai dengan penebalan dan kerusakan membran
diantara jaringan dan pembuluh darah sekitar. Neuropati dapat menyerang saraf perifer, saraf cranial
atau system saraf otonom. Keluhan yang sering adalah berupa kesemutan, rasa lemah, baal dan
hilangnya kepekaan terhadap sentuhan.

*Hasil pengkajian pasien mengeluh kaki sering kesemutan yang merupakan manifestasi klinis dari
neuropati pada syaraf perifer dengan hasil lab GDS 210 g/dL. Berdasarkah hal tersebut pendidikan
kesehatan yang tepat diberikan adalah senam kaki diabetik (B)*

Senam kaki diabetes adalah suatu kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien DM untuk mencegah
terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.

[22/1 20.22] +62 851-7033-6452: Seorang perawat RS bertugas untuk melakukan asuhan keperawatan
terhadap salah seorang pasien (40 tahun) dengan hipertensi. Setelah memberikan obat, perawat berjanji
kepada pasien akan memberikan pendkes seputar perawatan penyakitnya namun perawat lupa dengan
kontrak waktu tersebut karena sibuk dengan rutinitas ruangan.

Apakah prinsip etik yang dilanggar oleh perawat ?

a. Otonomi

b. Beneficience

c. Justice

d. Veracity
e. Fidelity

Jawaban benar : e

Prinsip etik keperawatan

Otonomi/ autonomi

Yaitu menghormati keputusan pasien untuk menentukan nasibya, dalam hal ini setiap keputusan medis
atupun keperawatan harus memperoleh persetujuan dari pasien atau keluarga terdekat. Dengan
mengikuti prinsip otonomi berarti menghargai pasien untuk mengambil keputusan sendiri berdasarkan
keunikan individu secara holistik.

Beneficience (berbuat baik)

Yaitu keharusan untuk berbuat baik kepada pasien, setiap tindakan medis dan keperawatan harus
ditujukan untuk kebaikan pasien. Berarti melakukan yang baik yaitu mengimplementasikan tindakan
yang menguntungkan bagi pasien dan keluarga.

Justice (keadilan)

Yaitu sikap dan tindakan medis dan keperawatan harus bersifat adil. Perawat harus menggunakan rasa
keadilan apabila akan melakukan tindakan kepada pasien. Justice merupakan prinsip moral untuk
berlaku adil bagi semua individu atau setiap individu mendapat tindakan yang sama/kontribusi yang
sama.

Veracity (kejujuran)

Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan suatu kebenaran, tidak berbohong
atau menipu pasien, keluarga atau orang lain.

Fidelity (Menepati janji)

* berkaitan dengan kewajiban untuk selalu setia pada kesepakatan dan tanggung jawab yang telah
dibuat.*Hal ini merupakan kewajiban perawat untuk tetap setia pada komitmennya dan
mempertahankan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien.
Non Maleficience (tidak merugikan)

Yaitu keharusan untuk menghindari berbuat yang merugikan pasien, setiap tindakan medis atau
keperawatan tidak boleh memperburuk keadaan pasien. Berarti tindakan yang dilakukan tidak
menyebabkan bahaya bagi pasien, bahaya disini dapat berarti dengan sengaja membahayakan, resiko
membahayakan dan bahaya yang tidak disengaja.

[22/1 20.22] +62 851-7033-6452: 19. Seorang laki-laki (27 tahun) dirawat di RS dengan fraktur radius
dekstra. Hasil pemeriksaan X-ray menunjukkan tumbuh kalus tidak pada posisi yang sesuai.

Apakah masalah yang terjadi pada penyembuhan fraktur pasien ?

a. Ununion

b. Malunion

c. Osteomyelitis

d. Delayed union

e. Nonunion

Jawaban benar : b

Proses penyembuhan pada fraktur mulai terjadi segera setelah tulang mengalami kerusakan apabila
lingkungan untuk penyembuhan memadai sampai terjadi konsolidasi. Proses penyembuhan fraktur
dapat dibagi ke dalam 3 fase : 1.Fase reaktif : yang terdiri dari fase fraktur itu sendiri, dan pembentukan
jaringan granulasi; 2.Fase reparatif: yang terdiri dari proses penggantian jaringan granulasi oleh kalus,
dan selanjutnya penggantian kalus oleh lamellar bone; 3.Fase remodeling: merupakan fase akhir
penyembuhan tulang melalui proses remodeling kontur tulang ke bentuk semula.

Penyembuhan abnormal fraktur :

*Malunion*

*Adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat deformitas yang terbentuk
angulasi, varus/valgus, rotasi, kependekan atau union secara menyilang misalnya pada fraktur radius dan
ulna. Pada foto rontgen terdapat penyambungan fraktur tetapi pada posisi yang tidak sesuai dengan
keadaan yang normal.*
Delayed union

Delayed union adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3 -5 bulan (3 bulan untuk anggota
gerak atas dan 5 bulan untuk anggota gerak bawah)

Gambaran klinis delayed union adanya nyeri anggota gerak pada pergerakan dan waktu berjalan,
terdapat pembengkakan, nyeri tekan, terdapat gerakan yang abnormal pada daerah fraktur,
pertambahan deformitas. Pada pemeriksaan radiologist tidak ada gambaran tulang baru pada ujung
daerah fraktur, gambaran kista pada ujung – ujung tulang karena adanya dekalsifikasi tulang, gambaran
kalus yang kurang disekitar fraktur.

Nonunion

Disebut nonunion apabila fraktur tidak menyembuh antara 6 – 8 bulan dan tidak didapatkan konsolidasi
sehingga didapat pseudoarthrosis (sendi palsu). Pseudoarthrosis dapat terjadi tanpa infeksi tetapi dapat
juga terjadi sama – sama dengan infeksi disebut infected pseudoarthrosis.

Sedangkan osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau kortek
tulang yang disebabkan bakteri piogenik.

Sedangkan Compartment syndrome merupakan salah satu problem dalam proses penyembuhan dimana
setelah terjadi fraktur terdapat pembengkakan yang hebat di sekitar fraktur yang mengakibatkan
penekanan pada pembuluh darah yang berakibat tidak cukupnya supply darah ke otot dan jaringan
sekitar fraktur.

[22/1 20.22] +62 851-7033-6452: 20. Seorang laki-laki (24 tahun) dengan post rawat fraktur humerus
3 bulan yang lalu kontrol ke poli orthopedi. Saat diperiksa terjadi kegagalan penyambungan pada tulang
yang patah.

Apakah masalah yang terjadi pada penyembuhan fraktur pasien ?

a. Osteomyelitis

b. Malunion

c. Delayed Union

d. Nonunion

e. Compartment syndrome

Jawaban benar : c
Pembahasan :

Proses penyembuhan pada fraktur mulai terjadi segera setelah tulang mengalami kerusakan apabila
lingkungan untuk penyembuhan memadai sampai terjadi konsolidasi. Proses penyembuhan fraktur
dapat dibagi ke dalam 3 fase : 1.Fase reaktif : yang terdiri dari fase fraktur itu sendiri, dan pembentukan
jaringan granulasi; 2.Fase reparatif: yang terdiri dari proses penggantian jaringan granulasi oleh kalus,
dan selanjutnya penggantian kalus oleh lamellar bone; 3.Fase remodeling: merupakan fase akhir
penyembuhan tulang melalui proses remodeling kontur tulang ke bentuk semula.

Penyembuhan abnormal fraktur :

Malunion

Adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat deformitas yang terbentuk
angulasi, varus/valgus, rotasi, kependekan atau union secara menyilang misalnya pada fraktur radius dan
ulna. Pada foto rontgen terdapat penyambungan fraktur tetapi pada posisi yang tidak sesuai dengan
keadaan yang normal.

*Delayed union*

*Delayed union adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3 -5 bulan (3 bulan untuk
anggota gerak atas dan 5 bulan untuk anggota gerak bawah)*

*Gambaran klinis delayed union adanya nyeri anggota gerak pada pergerakan dan waktu berjalan,
terdapat pembengkakan, nyeri tekan, terdapat gerakan yang abnormal pada daerah fraktur,
pertambahan deformitas. Pada pemeriksaan radiologi tidak ada gambaran tulang baru pada ujung
daerah fraktur, gambaran kista pada ujung – ujung tulang karena adanya dekalsifikasi tulang, gambaran
kalus yang kurang disekitar fraktur.*

Nonunion

Disebut nonunion apabila fraktur tidak menyembuh antara 6 – 8 bulan dan tidak didapatkan konsolidasi
sehingga didapat pseudoarthrosis (sendi palsu). Pseudoarthrosis dapat terjadi tanpa infeksi tetapi dapat
juga terjadi sama – sama dengan infeksi disebut infected pseudoarthrosis.

Sedangkan osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau kortek
tulang yang disebabkan bakteri piogenik.
Sedangkan Compartment syndrome merupakan salah satu problem dalam proses penyembuhan dimana
setelah terjadi fraktur terdapat pembengkakan yang hebat di sekitar fraktur yang mengakibatkan
penekanan pada pembuluh darah yang berakibat tidak cukupnya supply darah ke otot dan jaringan
sekitar fraktur.

[22/1 20.23] +62 851-7033-6452: Seorang perempuan (46 tahun) dirawat di RS dengan Ca. Mamae.
Perawat sedang melakukan perawatan luka pada pasien dan saat ini telah membuka balutan luka dan
membuang balutan.

Apakah tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat selanjutnya ?

a. Mengkaji kondisi luka

b. Memasang handscoon steril

c. Memberikan salep

d. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9%

e. Menutup luka dengan kassa

Jawaban benar : a

Pembahasan :

Prosedur penggantian balutan

1. Lihat catatan perkembangan pasien, instruksi dokter terkait penggantian perban dan nstruksi khusus
lainnya

2. Siapkan alat

3. Identifikasi pasien.

4. Beritahu pasien bahwa akan dilakukan penggantian perban, jelaskan prosedur dan posisikan pasien
berbaring di atas tempat tidur.

5. Kumpulkan peralatan dan susun di samping tempat tidur.

6. Cuci tangan.

7. Tutup pintu atau tirai dan letakkan pengalas dibawah arean yang akan diganti perbannya

8. Bantu pasien berada dalam posisi nyaman yang memudahkan akses ke area luka

9. Longgarkan plester pada perban (jika plester kotor, pakai sarung tangan bersih sebelum melonggarkan
plester).
10. Pakai sarung tangan bersih dan lepaskan perban kotor pelan-pelan mulai dari area yang bersih ke
area yang kurang bersih.

*Jika perban menempel pada kulit basahi dengan sedikit Nacl 0,9%.*

Jauhkan sisi perban yang kotor dari pandangan pasien.

*11. Nilai jumlah, warna, dan bau sekret.*

12. Buang perban pada kantung pembuangan. Tarik sarung tangan dengan bagian dalam berada di luar
dan buang pada tempat yang seharusnya.

13. Dengan teknik steril, buka nampan perban steril dan atur perlengkapan pada area kerja.

14. Buka larutan pembersih dan tuang ke dalam pot steril diatas bola-bola kapas / kassa

15. Pakai sarung tangan steril.

16. Ambil kapas yang direndam menggunakan forsep arteri

17. Membersihkan luka

a. Untuk luka operasi, bersihkan dari bagian atas ke bawah atau dari bagian tengah mengarah ke luar.

Pada luka yang terkontaminasi, bersihkan mulai dari daerah perifer ke tengah (gerakan memutar untuk
membersihkan luka melingkar).

b. Gunakan satu kapas usap/ kassa untuk satu kali usapan, buang setiap kapas/kasa ke dalam kantung
plastik setelah mengusap. Jangan menyentuh kantung plastik dengan forsep.

c. Bila ada sekret, bersihkan sekitarnya.

d. Keringkan luka menggunakan kassa dengan gerakan yang sama.

18. Oleskan obat yang diinstruksikan (salep) pada luka dengan menggunakan kasa steril kering. Pasang
selapis perban steril pada area luka.

19. Pasang lapisan kedua pada area luka dam perban bantalan sebagai lapisan paling luar.

20. Lepas sarung tangan dengan bagian dalam berada di luar dan buang ke dalam kantung plastik.
Pasang plester untuk mengencangkan perban.

21. Cuci tangan

22. Catat penggantian perban, penampakan luka dan deskripsikan sekret

[22/1 20.23] +62 851-7033-6452: Seorang perempuan (24 tahun) dirawat di ruang trauma centre RS
dengan fraktur tibia dextra. Pasien baru saja dilakukan pemasangan gips.
Apakah hal yang harus diperhatikan oleh perawat selama masa perawatan pasien di ruangan ?

a. Cek nadi

b. Pantau adanya pembengkakan

c. Pantau CRT

d. Pantau suhu tubuh

e. Warna kulit

Jawaban benar : c

Pembahasan :

Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku yang dicetak sesuai kontur tubuh dimana gips dipasang
dengan tujuan untuk mengimobilisasi bagian tubuh dalam posisi tertentu dan memberikan tekanan yang
merata pada jaringan lunak yang terletak di dalamnya (Brunner & Suddart, 2005).

Pengkajian neurovaskuler dilakukan setelah gips dipasang.

*Opsi jawaban “Pantau CRT” Tepat. Pengkajian CRT dilakukan untuk mengetahui sirkulasi jaringan perifer
setelah pemasangan gips.*

Sedangkan pengkajian neurovaskuler pada opsi jawaban lainnya lainnya tidak dapat dilakukan pada
pasien terpasang gips.

[22/1 20.23] +62 851-7033-6452: 23. Seorang perempuan (20 tahun) dirawat di bangsal bedah
dengan apendisitis. Hasil pengkajian : pasien mengeluh nyeri pada kuadran kanan bawah, hilang timbul,
dirasakan seperti ditusuk-tusuk dengan skala 5.

Apakah pengkajian nyeri yang harus ditambahkan?

a. Provokes

b. Quality

c. Region

d. Severity

e. Time

Jawaban benar : a
Nyeri merupakan pengalaman sensoris subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan terkait
dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial (Smeltzer, 2011). Pengkajian status nyeri
menggunakan pendekatan PQRST, yakni Provocate (Faktor pencetus nyeri), Quality (Kualitas nyeri),
Region/radiates (Lokasi nyeri), Severity, dan Time.

Provokes/palliates : apa yang menyebabkan nyeri? Apa yang membuat nyerinya lebih baik? apa yang
menyebabkan nyerinya lebih buruk? apa yang anda lakukan saat nyeri? apakah rasa nyeri itu membuat
anda terbangun saat tidur?

Quality : bisakah anda menggambarkan rasa nyerinya?apakah seperti diiris, tajam, ditekan, ditusuk
tusuk, rasa terbakar, kram, kolik, diremas? (biarkan pasien mengatakan dengan kata-katanya sendiri.

Region/radiates: apakah nyerinya menyebar? Menyebar kemana? Apakah nyeri terlokalisasi di satu titik
atau bergerak?

Severity : seberapa parah nyerinya? Dari rentang skala 0-10 dengan 0 tidak ada nyeri dan 10 adalah nyeri
hebat

Time : kapan nyeri itu timbul?, apakah onsetnya cepat atau lambat? Berapa lama nyeri itu timbul?
Apakah terus menerus atau hilang timbul?apakah pernah merasakan nyeri ini sebelumnya?apakah
nyerinya sama dengan nyeri sebelumnya atau berbeda?

*Hasil pengkajian nyeri pasien pada kasus : pasien mengeluh nyeri pada kuadran kanan bawah (R), nyeri
terasa hilang timbul (T), nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk (Q) dengan skala nyeri 5(S). Maka
pengkajian yang harus ditambahkan adalah pengkajian tentang apa yang menyebabkan nyeri atau
Provokatif.*

[22/1 20.23] +62 851-7033-6452: 24. Seorang perempuan (42 tahun) dirawat dengan keluhan nyeri
seperti ditusuk-tusuk pada pinggang kiri menjalar ke bokong dengan skala 8. Nyeri bertambah saat
bergerak dan berkurang saat istirahat.

Apakah pengkajian nyeri yang harus ditambahkan?

a. Provokes

b. Quality

c. Region

d. Severity

e. Time
Jawaban benar : e

Provokes/palliates : apa yang menyebabkan nyeri? Apa yang membuat nyerinya lebih baik? apa yang
menyebabkan nyerinya lebih buruk? apa yang anda lakukan saat nyeri? apakah rasa nyeri itu membuat
anda terbangun saat tidur?

Quality : bisakah anda menggambarkan rasa nyerinya?apakah seperti diiris, tajam, ditekan, ditusuk
tusuk, rasa terbakar, kram, kolik, diremas? (biarkan pasien mengatakan dengan kata-katanya sendiri.

Region/radiates: apakah nyerinya menyebar? Menyebar kemana? Apakah nyeri terlokalisasi di satu titik
atau bergerak?

Severity : seberapa parah nyerinya? Dari rentang skala 0-10 dengan 0 tidak ada nyeri dan 10 adalah nyeri
hebat

Time : kapan nyeri itu timbul?, apakah onsetnya cepat atau lambat? Berapa lama nyeri itu timbul?
Apakah terus menerus atau hilang timbul?apakah pernah merasakan nyeri ini sebelumnya?apakah
nyerinya sama dengan nyeri sebelumnya atau berbeda?

*Pengkajian nyeri pada soal : pasien dirawat dengan keluhan nyeri seperti ditusuk-tusuk (Quality) nyeri
dirasakan pada pinggang kiri menjalar ke bokong (Region) dengan skala nyeri 8 (Severity). Nyeri
bertambah saat bergerak dan berkurang saat istirahat (Provokes).*

Pengkajian yang harus ditambahkan adalah mengenai onset dan kapan nyeri dirasakan atau Time

[22/1 20.23] +62 851-7033-6452: 25. Seorang laki-laki (42 tahun) dirawat di bangsal paru dengan
pneumothoraks. Hasil pengkajian : pasien mengeluh sesak napas dan batuk, frekuensi napas 24x/menit,
hasil x-ray menunjukkan regio apeks paru berwarna lebih gelap.

Apakah hasil pemeriksaan perkusi pada area tersebut ?

a. Sonor

b. Resonan

c. Hipersonor

d. Pekak

e. Tympani

Jawaban benar :c “Hipersonor”


Pembahasan :

Pneumotoraks didefinisikan sebagai adanya udara atau gas di rongga pleura ( jarak potensial antara
pleura viseral dan parietal paru), yang dapat mengganggu oksigenasi dan / atau ventilasi.

Pemeriksaan perkusi paru :

Sonor : Paru fisiologis

Hipersonor : Kesan isi dominan udara

Redup : kesan isi dominan cairan

Pekak : Kesan isi darah/padat

Gambaran x-ray thorax dimana apeks paru berwarna lebih gelap menunjukkan adanya gas/udara
berlebih. Sehingga saat pemeriksaan fisik perkusi pada area tersebut dapat ditemukan adanya suara
hipersonor.

[22/1 20.23] +62 851-7033-6452: 26. Seorang perempuan (24 tahun) dibawa ke IGD dengan
penurunan kesadaran post kecelakaan lalu lintas. Hasil CT-Scan menunjukkan adanya perdarahan
intraserebral >40 cc. Dokter menginformasikan kepada keluarga untuk rencana tindakan kraniotomi
namun keluarga menolak dilakukan tindakan pada pasien.

Apakah tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat ?

a. Menghormati keputusan keluarga

b. Meminta pertimbangan pasien

c. Berkolaborasi dengan dokter

d. Menjelaskan kepada keluarga tindakan ini penting untuk dilakukan

e. Merujuk pasien ke dokter spesialis

Jawaban benar : a

Pembahasan :

Autonomy/ Otonomi merupakan salah satu prinsip moral dalam praktik keperawatan dimana perawat
menghormati keputusan pasien untuk menentukan nasibnya, dalam hal ini setiap keputusan medis
ataupun keperawatan harus memperoleh persetujuan dari pasien atau keluarga terdekat. *Dengan
mengikuti prinsip autonomi berarti menghargai pasien untuk mengambil keputusan sendiri berdasarkan
keunikan individu secara holistik.* Autonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri atau
mengatur diri sendiri, berarti menghargai manusia sehingga memperlakukan mereka sebagai seseorang
yang mempunyai harga diri dan martabat serta mampu menentukan sesuatu bagi dirinya.

Sebelum melakukan tindakan invasif pasien/keluarga harus mendapatkan izin atau persetujuan dari
orang yang berhak (pasien/kekuarga/walinya) kepada dokter untuk melakukan tindakan tindakan medis
sesudah orang yang berhak tersebut diberikan informsi secukupnya. Pernyataan ini kita kenal sebagai
informed concent ya. Informed consent harus memiliki 3 elemen didalamnya yaitu : Threshold element,
dimana pemberi cosent haruslah seseorang yang kompeten; Information element, dimana terdapat
pengungkapan dan pemahaman; dan Concent Element, yang merupakan kesukarelaan dan pensetujuan.
Pada poin ini kesukarelaan mengharuskan tidak ada tipuan, misinterpretasi ataupun paksaan. Pasien
harus bebas dari “tekanan” yang dilakukan tenaga medis yang bersikap seolah-olah akan dibiarkan
apabila tidak menyetujui tawarannya.

Pada kasus terjadinya penolakan tindakan, hal yang dapat dilakukan oleh perawat adalah sebagai
berikut:

- Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien termasuk pengaruh yang akan
terjadi bila prosedur dilakukan dan bila prosedur tidak dilakukan.

- Melaporkan keputusan penolakan pasien kepada tim perawatan (bila perlu kepada komite etik)

- Mendokumentasikan penolakan tindakan

MATERNITAS

[23/1 19.56] +62 853-6410-0947: 1. Seorang perempuan (32 tahun) dengan post sectio caesaria di kamar
operasi. Kondisi pasien sudah stabil dan akan dipindahkan ke ruangan rawat inap. Ketika perawat
memeriksa perdarahan pervaginam pada pasien, perawat lupa memasang tirai sehingga ada salah
seorang pasien yang melihat tindakan tersebut.

Apakah aspek etik yang dilanggar oleh perawat ?

a. Non-Maleficience

b. Autonomy

c. Justice

d. Confidentiality
e. Benefecience

Jawaban Yang Benar : d

Pembahasan :

<b>Dalam kasus tersebut, perawat tidak menjaga privasi klien. Oleh karena itu prinsip etik yang dilanggar
atau tidak dilakukan oleh perawat adalah menjaga kerahasian (Confidentiality).</b>

Prinsip etik keperawatan :

a. Otonomi (Autonomy) yaitu menghargai hak-hak pasien dalam membuat keputusan tentang
keperawatannya.

b. Berbuat baik (Beneficience) yaitu hanya melakukan sesuatu yang baik.

c. Keadilan (Justice) yaitu praktik profesional keperawatan yang sesuai dengan hukum standar praktik
dan keyakinan yang benar dalam memberikan pelayanan kesehatan.

d. Tidak merugikan (Nonmaleficience) yaitu tidak menimbulkan bahaya atau cedera fisik dan psikologis
terhadap klien.

e. Kejujuran (veracity) yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang penuh dengan kebenaran, informasi
yang disampaikan akurat, komprehensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan
materi yang ada.

f. Menepati janji (fidelity) yaitu menepati janji dan komitmen terhadap klien.

<b>g. Kerahasiaan (confidentiality) yaitu menjaga informasi pribadi pasien.</b>

h. Akuntabilitas (Accountability) yaitu profesionalitasnya dapat diukur.

[23/1 19.58] +62 853-6410-0947: 2. Seorang perempuan (35 tahun) datang ke RS dengan G2P0A1H0 usia
kehamilan 16 minggu. Hasil pengkajian : Pasien mengeluh sering merasa lelah dan tidak berdaya serta
nafsu makan menurun. Pasien juga tampak lesu dan pucat, tekanan darah 100/70 mmHg dan Hb 10,2
gr/dl.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Defisit nutrisi

b. Resiko defisit nutrisi

c. Keletihan

d. Intoleransi aktivitas

e. Ansietas
Jawaban yang benar : c

Pembahasan :

Data fokus masalah : <b>Pasien mengeluh sering lelah, letih, tidak berdaya, aktivitas sehari-hari
terganggu, tidak nafsu makan, tampak lesu dan pucat dan nilai Hb 10,2 gr%.</b>

Pasien mengalami anemia (Hb normal >11 gr% untuk ibu hamil trimester 1 dan 3 dan > 10,5 gr% untuk
ibu hamil trimester 2), sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami keletihan yang
berhubungan dengan anemia.

Menurut SDKI keletihan adalah penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan
istirahat. Salah satu penyebabnya adalah kondisi fisiologis (misalnya penyakit kronis, penyakit terminal,
anemia, malnutrisi, dan kehamilan). Gejala dan tanda mayor : Subjektif (merasa energi tidak pulih
walaupun telah tidur, merasa kurang tenaga, mengeluh lelah) dan Objektif (tidak mampu
mempertahankan aktivitas rutin, tampak lesu) dengan kondisi klinis terkait (anemia, kanker, AIDS,
depresi, monopouse).

Pilihan jawaban “Intoleransi aktivitas” kurang tepat. Pada kasus pasien memang mengeluhkan letih lesu,
dan aktivitas terganggu, namun tidak terdapat data berupa perubahan/abnormalitas TTV saat pasien
beraktivitas atau sesudah melakukan aktivitas yang merupakan indikasi pengangkatan diagnosis
Intoleransi Aktivitas.

Pilihan jawaban “defisit nutrisi” tidak tepat. Pada kasus pasien memang mengeluh tidak nafsu makan,
tapi 1 data ini tidak cukup untuk menegakkan diagnosa defisit nutrisi, harus ada data pendukung seperti
berat badan menurun minimal 10 % di bawah rentang ideal atau status IMT pasien menunjukkan
masalah malnutrisi.

Pilihan jawaban “resiko defisit nutrisi” tidak tepat, karena pada pasien tidak terdapat faktor resiko yang
dapat menimbulkan masalah defisit nutrisi seperti tidak mampu menelan dan mencerna makanan,
faktor ekonomi dan psikologi seperti stres.

Pilihan jawaban “ansietas” tidak tepat, karena tidak terdapat data fokus diangkatkannya diagnosis,
berupa pasien mengungkapkan perasaan kecemasan dan kekhawatirannya.

[23/1 19.59] +62 853-6410-0947: 3. Seorang perempuan (34 tahun) datang ke puskesmas untuk
memeriksakan kehamilannya dengan status obstetri G2P1A0H1. Hasil pengkajian : klien lupa hari
pertama haid terakhir, tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit dan tinggi fundus uteri 20
cm.

Berapakah perkiraan usia kehamilan berdasarkan aturan Mc. Donald ?

a. 22 - 23 minggu

b. 23 - 24 minggu
c. 24 - 25 minggu

d. 25 - 26 minggu

e. 26 - 27 minggu

Jawaban yang benar : a

Pembahasan :

Perhitungan usia kehamilan MC donald

<b>Tinggi fundus (cm) x 8 : 7 = Durasi kehamilan dalam minggu

= (20 x 8 : 7) = 22- 23 minggu</b>

[23/1 19.59] +62 853-6410-0947: 4. Seorang perempuan (28 tahun) baru saja melahirkan bayi laki-laki.
Hasil pengkajian : bayi menangis lambat, pola napas tidak teratur, ekstremitas bawah tampak biru pucat,
gerakan sedikit, refleks lambat dan frekuensi nadi 112x/menit.

Berapakah nilai APGAR skor bayi tersebut ?

a. 3

b. 4

c. 5

d. 6

e. 7

Jawaban yang benar : d

Pembahasan :

Penilaian APGAR Score :

1. Appearance atau warna kulit :

0 : jika kulit bayi biru pucat atau sianosis.

<b>1 : jika tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerah merahan sedangkan ekstremitas ( tangan
dan kaki) berwarna biru pucat.</b>
2 : jika seluruh tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerahan.

2. Pulse atau denyut jantung :

0 : jika bunyi denyut jantung tidak ada atau tidak terdengar

1 : jika bunyi denyut jantung lemah dan kurang dari 100 x/menit

<b>2 : jika denyut jantung bayi kuat dan lebih dari 100 x/menit.</b>

3. Gremace atau kepekaan reflek bayi

0 : jika bayi tidak berespon saat di beri stimulasi

<b>1 : jika bayi meringis, merintih atau menangis lemah saat di beri stimulasi.</b>

2 : jika bayi menangis kuat saat bayi diberi stimulasi

4. Activity atau tonus otot

0 : jika tidak ada gerakan

<b>1 : jika gerakan bayi lemah dan sedikit.</b>

2 : jika gerakan bayi kuat

5. Respiration atau pernafasan

0 : jika tidak ada pernafasan

<b>1 : jika pernafasan bayi lemah dan tidak teratur.</b>

2 : jika pernafasan bayi baik dan teratur

Klasifikasi Penilaian Apgar Score :

0 – 3 : Asfiksia berat
Pada kasus ini bayi memerlukan perawatan yang lebih intensif dan memerlukan alat bantu penafasan
agar tidak terjadi gagal naafas atau henti nafas.

4 – 6 : Asfiksia ringan

Pada kasus ini bayi hanya membutuhkan tidakan pertolongan ringan, seperti membersihkan lendir
yang menutupi jalan pernafasan bayi.

7 – 10 : Normal

Pada keadaan ini bayi lahir dengan score APGAR normal, itu berarti bayi sehat.

[23/1 20.00] +62 853-6410-0947: 5. Seorang perempuan (30 tahun) datang ke puskesmas dengan usia
kehamilan 32 minggu untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil pengkajian : tekanan darah 110/60
mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi pernafasan 18x/menit. Perawat melakukan pemeriksaan
LEOPOLD I untuk menentukan tinggi fundus uteri.

Berapakah tinggi fundus uteri normal pada usia kehamilan tersebut ?

a. Pertengahan simpisis - pusat

b. 3 jari di atas pusat

c. Setinggi pusat

d. Pertengan PX - pusat

e. 3 jari di bawah PX

Jawaban yang benar : e

Pembahasan :

Tinggi Fundus Uteri :

a. 12 minggu : 1 – 2 jari di atas sympisis

b. 16 minggu : pertengahan sympisis – pusat

c. 20 minggu : 3 jari di bawah pusat (20 cm dari sympisis)

d. 24 minggu : setinggi pusat (24 cm dari simpisis)

e. 28 minggu : 3 jari di atas Pusat (28 cm dari sympisis)


<b>f. 32 minggu : pertengahan PX – Pusat (32 cm dari sympisis).</b>

g. 36 minggu : 3 jari di bawah PX (34 – 36 cm dari sympisis)

h. 40 minggu : pertengahan PX – pusat

[23/1 20.00] +62 853-6410-0947: 6. Seorang perempuan (27 tahun) datang ke puskesmas untuk
memeriksakan kesehatan. Hasil pengkajian : klien telah memiliki 3 orang anak dan berkeinginan untuk
menggunakan kontrasepsi suntik. Perawat menjelaskan efek samping dari pemakaian kontrasepsi suntik.

Berikut ini yang bukan termasuk dari kerugian dan efek samping kontrasepsi suntik adalah

a. Gangguan haid

b. Tidak dapat dihentikan sewaktu - waktu

c. Permasalahan pada berat badan

d. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

e. Membutuhkan waktu untuk pemasangan

Jawaban yang benar : e

Pembahasan :

Kerugian dan efek samping kontrasepsi Suntik

1. Gangguan haid

2. Tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu

3. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

4. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

5. Terjadinya perubahan pada lipid serum dan densitas tulang pada penggunaan jangka panjang

6. Pada jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, dan jerawat.

7. Seorang perempuan (25 tahun) datang ke Klinik bersalin. Hasil pengkajian : kontraksi HIS semakin
sering dirasakan, keluar darah bercampur lendir, perineum menonjol dan klien sudah memiliki dorongan
untuk mengedan. Perawat memimpin dan membantu persalinan dan saat ini seluruh badan bayi telah
dilahirkan.

Apakah tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat selanjutnya ?


a. Letakkan bayi diatas handuk di perut ibu, cek nilai APGAR

b. Bersihkan bayi dari darah

c. Lakukan pemotongan tali pusat segera

d. Ceritakan kepada ibu kondisi bayi yang baru lahir

e. Jepit tali pusat dengan klem pertama 3 cm dari pusat.

Jawaban yang benar : a

Pembahasan :

Prosedur pertolongan persalinan kala II, jika sudah ada keinginan untuk mengedan

1. Pimpin persalinan

2. Libatkan suami / pendamping ibu

3. Anjurkan ibu mengedan pada saat kontraksi

4. Anjurkan keluarga memberi minum, sebaiknya tinggi ion

5. Tawarkan posisi yang nyaman untuk melahirkan

6. Persiapkan pertolongan bayi, jika kepala sudah kronik. Pasang duk.letakkan handuk di atas perut ibu.

7. Pasang handscoon

8. Anjurkan ibu mengedan saat kontraksi

9. Episiotomi jika perlu (jika perineum kaku)

10. Bantu lahirkan kepala, tangan kiri menahan syimpisis, tangan kanan menahan perineum.

11. Bersihkan hidung, mulut, mata. Periksa ada/tidaknya lilitan tali pusat

12. Anjurkan ibu mengedan pelan – pelan setelah bayi lahir

13. Biarkan kepala melakukan putaran paksi luar

14. Lahirkan bahu depan, lahirkan bahu belakang, susur badan bayi

<b>15. Letakkan bayi di atas handuk di perut ibu. Cek nilai APGAR.</b>

16. Bersihkan bayi, lakukan pemotongan tali pusat. Jepit tali pusat dengan klem pertama ±3 cm dari
pusat bayi, kemudian urut, jepit lagi ± 2 cm dari klem pertama
17. Lakukan pemotongan dengan meletakkan tangan kiri di bawah tali pusat (melindungi bayi dari
cipratan)

18. Ceritakan kepada ibu keadaan bayi

19. Angkat bayi, minta asisten memindahkan handuk, letakkan bayi di atas perut ibu (skin to skin),
selimuti dengan kain >> Lakukan IMD

[23/1 20.01] +62 853-6410-0947: 8. Seorang perempuan (21 tahun) datang ke puskesmas diantar oleh
suaminya. Hasil pengkajian : klien mengeluh letih, lemah, merasa mual dan sudah terlambat menstruasi
sejak 3 minggu yang lalu. Tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 72x/menit dan frekuensi napas
16x/menit.

Apakah pemeriksaan selanjutnya yang tepat dilakukan perawat ?

a. Melakukan pemeriksaan Hb

b. Melakukan pemeriksaan kadar protein darah

c. Melakukan pemeriksaan aseton

d. Melakukan pemeriksaan HCG

e. Melakukan pemeriksaan gula darah

jawaban yang benar : d

Pembahasan :

Data fokus masalah : <b>klien mengeluh letih, lemah, merasa mual dan sudah telat menstruasi sejak 3
minggu yang lalu.</b> Kemungkinan klien sedang hamil. <b>Untuk memastikan hal tersebut, maka
dilakukanlah pemeriksaan HCG.</b> HCG adalah hormon yang pertama kali dideteksi pada tes
kehamilan. Hormon ini merupakan hormon glikoprotein yang pertama kali diproduksi oleh sel - sel yang
membantu plasenta sehingga HCG bisa dijadikan indikator kehamilan.

[23/1 20.01] +62 853-6410-0947: 9. Seorang perempuan (22 tahun) datang ke puskesmas dengan
G1P0A0H0 usia kehamilan 24 minggu. Hasil pengkajian : Tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi
80x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 37 C. Saat ini perawat melakukan palpasi abdomen dan
teraba kepala janin dibagian atas fundus uteri.

Apakah tindakan yang tepat dilakukan perawat selanjutnya ?

a. Mengukur tinggi fundus uteri

b. Menentukan bagian janin yang berada di kedua sisi uterus

c. Menentukan bagian janin yang terdapat dibawah apakah sudah masuk PAP
d. Melakukan auskultasi DJJ

e. Melakukan perkusi abdomen

jawaban yang benar : a

pembahasan yang benar

Data fokus : <b>perawat melakukan palpasi abdomen menentukan bagian yang terdapat di fundus
uteri.</b> Dapat disimpulkan bahwa perawat melakukan pemeriksaan leopold I. Pada pemeriksaan
leopold I, ada 2 hal yang harus diperiksa yaitu <b>bagian yang terdapat di fundus uteri dan
menentukan/mengukur tinggi fundus uteri.</b>

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi “menentukan bagian janian yang berada di kedua sisi uterus” (tidak tepat), karena hal ini dilakukan
pada pemeriksaan leopold 2.

Opsi “menentukan bagian janin yang terdapat dibawah apakah sudah masuk PAP” (tidak tepat), karena
dilakukan pada pemeriksaan leopold 3.

Opsi “Melakukan Auskultasi DJJ” (tidak tepat) dilakukan setelah selesai pemeriksaan leopold.

Opsi “Melakukan perkusi abdomen” (tidak tepat), karena dilarang dilakukan pada ibu yang sedang hamil.

[23/1 20.01] +62 853-6410-0947: 10. Seorang perempuan (26 tahun) dirawat di RS dengan status
G1P0A0H0 Hasil pengkajian : saat ini pasien sudah masuk fase kala aktif persalinan. Pasien tampak
meringis kesakitan pada area abdomen dengan skala nyeri (VAS) 9 sejak 3 jam yang lalu. Nyeri terasa
seperti ditekan dan DJJ(+) 145x/menit.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Nyeri melahirkan

b. Nyeri akut

c. Gangguan rasa nyaman

d. Resiko cidera

e. Pola napas tidak efektif

Jawaban yang benar : a

Pembahasan :
Data fokus masalah : <b>saat ini pasien sudah masuk fase kala aktif persalinan. Pasien tampak meringis
kesakitan pada area abdomen dengan skala nyeri (VAS) 9 sejak 3 jam yang lalu. Nyeri terasa seperti
ditekan dan DJJ(+) 145x/menit.</b>

Opsi “Nyeri Melahirkan” benar. Menurut SDKI nyeri melahirkan adalah pengalaman sensorik dan
emosional yang bervariasi dari menyenangkan sampai tidak menyenangkan yang berhubungan dengan
persalinan.

Penyebab (dilatasi serviks, pengeluaran janin).

Gejala dan tanda mayor : Subjektif (mengeluh nyeri dan perinium terasa tertekan). Objektif (Ekspresi
wajah meringis, berposisi meringankan nyeri, uterus terasa membulat). Kondisi klinis terkait dengan
proses persalinan.

Opsi jawaban “Nyeri akut” kurang tepat. Klien memang mengeluh nyeri, tetapi faktor penyebabnya
adalah klien pada fase persalian. Nyeri akut bisa ditegakkan jika pasien mengeluh nyeri jika penyebabnya
agen pencedera fisiologis seperti : inflamasi, agen kimiawi (seperti terbakar), agen fisik (seperti trauma,
prosedur operasi), yang bersifat mendadak atau lambat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

Opsi jawaban “Gangguan Rasa Nyaman” tidak tepat. Ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pasien
diakibatkan oleh dilatasi serviks selama proses persalinan yang tepatnya mengacu pada gejala dan tanda
mayor diangkatkannya masalah nyeri melahirkan.

Opsi jawaban “Resiko cedera” tidak tepat, karena tidak ada faktor resiko cedera pada pasien :
abnormalitas profil darah, seperti : Hb rendah, trombosit rendah, leukosit tinggi, dll.

Opsi jawaban “Pola nafas tidak efektif” tidak tepat, karena tidak ada data penunjang diangkatkannya
diagnosis, se

[23/1 20.01] +62 853-6410-0947: 11. Seorang perempuan (37 tahun) dirawat di RS dengan usia gestasi
20 minggu. Hasil pengkajian : pasien mengeluh mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri epigastrium,
tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 60x/ menit, Hb 9,3 gr/dl, berat badan 47 kg, LILA 21,3 cm.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Risiko cedera

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

c. Mual

d. Nyeri akut

e. Kekurangan volume cairan

Jawaban yang benar: b


pembahasan :

Data fokus masalah : <b>pasien mengeluh mual, muntah, tidak nafsu makan, Hb 9,3 gr/dl (Nilai Normal :
TM 1 dan TM 3 > 11gr/dl, TM 2 > 10,5 gr/dl), berat badan 47 kg dan LILA 21,3 cm (Nilai normal 23,5
cm).</b>

Opsi jawaban “Defisit Nutrisi” benar. Menurut SDKI (2016), defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme yang ditandai dengan penurunan berat badan minimal
10% dibawah rentang ideal, kram/nyeri abdomen, nafsu makan menurun, pucat, rambut rontok,
sariawan.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi jawaban “Resiko cedera” kurang tepat. Menurut SDKI resiko cedera yaitu beresiko mengalami
bahaya atau kerusakan fisik yang menyebabkan seseorang tidak lagi sepenuhnya sehat atau dalam
kondisi sehat. Pasien memang mengalami ketidaknormalan profil darah yaitu Hb rendah, namun 1 data
ini tidak cukup untuk menegakkan diagnosa tersebut, harus ada data kondisi klinis pasien seperti :
kejang, vertigo, gangguan penglihatan, dll.

Opsi jawaban “Mual” kurang tepat. Pasien memang mengeluhkan mual, tetapi tanda/gejala masalah
pasien lebih menunjukkan adanya defisit nutrisi.

Opsi jawaban “Nyeri akut” tidak tepat. Pasien memang mengeluhkan nyeri epigastrium, tetapi data
penunjang yang lainnya (instrumen penilaian nyeri PQRST) tidak terjabarkan dalam kasus.

Opsi jawaban “Kekurangan volume cairan” tidak tepat. Tidak ada data penguat yang menunjang
penegakkan diagnosis ini seperti : penurunan turgor kulit, kelemahan, kulit dan membran mukosa kering.

[23/1 20.01] +62 853-6410-0947: 12. Seorang perempuan (18 tahun) dirawat di RS dengan postpartum
hari kedua. Hasil pengkajian : pasien mengatakan tidak tahu cara memandikan bayi dan bingung cara
menyusui bayi yang benar. Bayi pasien tampak rewel dan pasien mengatakan khawatir ketika bayinya
menangis.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Ketidakefektifan pemberian ASI

b. Defisit pengetahuan

c. Ansietas

d. Resiko ketidakseimbangan cairan

e. Resiko defisit nutrisi


jawaban yang benar : b

Pembahasan :

Data fokus masalah : <b>pasien mengatakan tidak tahu cara memandikan bayi dan bingung cara
menyusui bayi yang benar. Bayi pasien tampak rewel dan pasien mengatakan khawatir ketika bayinya
menangis.</b>

Opsi jawaban yang tepat adalah “Defisit Pengetahuan.”

Menurut SDKI (2016), Defisit pengetahuan adalah ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang
berkaitan dengan topik tertentu. Penyebabnya : keterbatasan kognitif, gangguan fungsi kognitif,
kekeliruan mengikuti anjuran, kurang terpapar informasi, kurang minat dalam belajar, kurang mampu
mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber informasi.

<b>Tanda dan gejala : menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan perilaku tidak sesuai aturan,
menunjukkan persepsi yang keliru terhadap suatu masalah.</b>

Tinjauan Opsi Lainnya :

Option jawaban “Ketidakefektifan pemberian ASI” tidak tepat, karena masalah yang sedang dihadapi
klien yaitu tidak mengetahui cara menyusui yang benar. Sedangkan diagnosa ini berkaitan dengan
ketidakpuasan ibu, bayi atau anak menjalani proses pemberian ASI.

Option jawaban “Ansietas” tidak tepat, karena tidak ada data pendukung diangkatkannya diagnosis,
seperti : klien cemas karena ketidaktahuannya memandikan bayi dan menyusui bayi.

Option jawaban “Resiko ketidakseimbangan cairan” tidak tepat, karena tidak ada data faktor resiko
penyebab terjadinya ketidakseimbangan cairan, seperti : luka bakar, asites, trauma dan disfungsi
intestinal.

Option jawaban “Resiko defisit nutrisi” tidak tepat, karena tidak terdapat data pendukung
diangkatkannya diagnosis pada kasus.

[23/1 20.02] +62 853-6410-0947: 13. Seorang perempuan (37 tahun) dibawa ke IGD RS masalah partus
tak maju. Hasil pengkajian : klien mengeluh nyeri abdomen sejak 5 jam yang lalu, keluar lendir
bercampur darah dari vagina, DJJ irregular 121x/menit dan VT pembukaan lengkap,

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Nyeri melahirkan

b. Risiko perdarahan

c. Nyeri Kronis

d. Nyeri akut
e. Resiko cidera pada janin

jawaban yang benar : e

Pembahasan :

Data fokus masalah : <b>Klien dirujuk karena partus tak maju, tampak keluar lendir bercampur darah
dari vagina, DJJ irregular 121x/menit dan VT pembukaan lengkap.</b>

Option “Resiko cedera pada janin” merupakan jawaban yang tepat.

Menurut SDKI (2016), Resiko cedera pada janin adalah beresiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik
pada janin selama proses kehamilan dan persalinan.

Faktor Resiko: a) besarnya ukuran janin, b) malposisi janin, c) induksi persalinan, d) persalinan lama kala
I,II, dan III, e) disfungsi uterus, f) kecemasan yang berlebihan tentang proses persalinan, g) riwayat
persalinan sebelumnya, h) Usia ibu ( < 15 tahun atau > 35 tahun), i) paritas banyak, j)efek metode /
intervensi bedah selama persalinan, k) nyeri pada abdomen, l) nyeri jalan lahir m) penggunaan alat
bantu persalinan, n) kelelahan, o) merokok, p) efek agen farmakologi, q) pengaruh budaya, r) pola makan
yang tidak sehat, s) faktor ekonomi, t) konsumsi alkohol.

Tinjauan Option Lainnya :

Option jawaban “Nyeri persalinan” kurang tepat. Meskipun klien mengeluhkan nyeri abdomen, tetapi
masalah utama yang dialami pasien adalah resiko cedera pada janin karena kondisi pasien yang
mengalami partus tidak maju dan DJJ ireguler.

Option jawaban “Resiko perdarahan” kurang tepat, meskipun ada data penunjang keluar lendir
bercampur darah dari vagina, namun 1 data ini tidak cukup menegakkan diagnosa resiko perdarahan.
tidak ada faktor resiko lainnya seperti komplikasi kehamilan (plasenta previa, ketuban pecah dini,
kehamilan kembar).

Option jawaban “Nyeri kronis” tidak tepat, karena tidak ada data penunjang dan pengkajian lengkap
terkait nyeri dan nyeri kronis berlangsung > 3 bulan.

Option jawaban “Nyeri akut” tidak tepat, karena tidak ada data penunjang diangkatkannya diagnosis
nyeri akut, seperti skala nyeri dan respon pasien terhadap sensasi nyeri yang dirasakan.

Lanjutan kep. Jiwa

[25/1 19.22] +62 823-7894-7957: Soal 11

Seorang laki-laki (35 tahun) masuk ke RSJ dengan keluhan mendengar suara-suara mengancam, bicara
sendiri, marah tanpa sebab, menutup telinga dan mulut komat-kamit. Hasil pengkajian : pasien
mengatakan kalau dirinya mendengar suara-suara yang menyuruh untuk keliling lapangan desa tanpa
menggunakan pakaian. Perawat sudah mengajarkan pasien hingga SP ke-2. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat dilakukan selanjutnya ?

a. Melatih pasien mengontrol halusinasi bercakap-cakap dengan orang lain

b. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara berkenalan

c. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas

d. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara menggunakan obat secara benar

e. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

Jawaban: A

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>pasien mengatakan kalau dirinya mendengar suara-suara yang
menyuruh untuk keliling lapangan desa tanpa menggunakan pakaian dan perawat sudah mengajarkan
pasien sampai SP ke-2.</b>

Dari kasus terlihat bahwa pasien mengalami masalah halusinasi pendengaran. Maka tindakan
selanjutnya adalah SP 3, yaitu Melatih klien mengontrol halusinasi bercakap-cakap dengan orang lain.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi “Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara berkenalan” (Tidak tepat), karena bukan
merupakan tindakan untuk pasien dengan halusinasi.

Opsi “Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas” (Tidak tepat), karena
bukan merupakan tindakan untuk pasien dengan halusinasi.

Opsi “Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara menggunakan obat secara benar” (Tidak tepat),
karena meruapakan SP ke 2 dan sudah dilatih pada pasien.

Opsi “Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik” (Tidak tepat), karena meruapakan
SP ke 1 dan sudah dilatih pada pasien."

[25/1 19.23] +62 823-7894-7957: Soal 12

Seorang perempuan (32 tahun) menganggap dirinya adalah penyanyi dangdut yang terkenal dan
memiliki honor yang banyak ketika manggung. Dari semua yang pasien katakan adalah sesuatu yang
tidak benar. Perawat sudah melatih pasien tentang cara pemenuhan kebutuhan dasar. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat dilakukan selanjutnya ?

a. Melatih pasien cara berbicara yang baik

b. Melatih kemampuan positif yang dimiliki oleh pasien


c. Mengajarkan pasien latihan orientasi realita

d. Melatih pasien terkait cara mengkonsumsi obat dengan benar

e. Melatih pasien terkait cara memenuhi kebutuhan dasar

Jawaban: B

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>Masalah keperawatan pada klien berdasarkan kasus adalah waham dan
perawat sudah melatih klien tentang cara pemenuhan kebutuhan dasar.</b>

Maka tindakan keperawatan selanjutnya yang tepat adalah melatih kemampuan positif yang dimiliki oleh
pasien (SP 4 pada pasien dengan waham).

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi “Melatih pasien cara berbicara yang baik” (Tidak tepat), karena bukan merupakan SP pada pasien
dengan masalah waham.

Opsi “Mengajarkan pasien latihan orientasi realita” (Tidak tepat), karena merupakan SP 1 dan sudah
dilatih pada pasien.

Opsi “Melatih pasien terkait cara mengkonsumsi obat dengan benar” (Tidak tepat), karena merupakan
SP ke 2 waham dan sudah dilatih pada pasien.

Opsi “Melatih pasien terkait cara memenuhi kebutuhan dasar” (Tidak tepat), karena merupakan SP ke 3
waham dan telah dilatih pada pasien."

[25/1 19.23] +62 823-7894-7957: Soal 13

Seorang perempuan (42 tahun) dirawat di RSJ untuk yang ketiga kalinya. Hasil pengkajian : pasien masuk
RS kembali dikarenakan putus obat dan ketika dirumah pasien mengamuk dan hampir memukul
anaknya. Perawat sudah mengajarkan pasien bagaimana cara minum obat yang benar dan latihan
mengontrol marah dengan pukul bantal serta tarik napas dalam. Apakah

tindakan keperawatan yang tepat dilakukan selanjutnya ?

a. Melatih pasien mengontrol marah dengan melatih kemampuan positif yang dimiliki oleh pasien

b. Melatih pasien mengontrol marah dengan cara verbal/bicara baik-baik

c. Menjelaskan tentang tanda dan gejala, penyebab dan akibat marah pada pasien

d. Melatih pasien mengontrol marah dengan cara spiritual

e. Melatih pasien mengontrol marah dengan membuat jadwal kegiatan harian pasien
Jawaban: B

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>Pasien dirawat kembali di RSJ dengan Perilaku Kekerasan dan saat ini
perawat sudah mengajarkan klien cara penggunaan obat yang benar serta klien juga sudah diajarkan
latihan pukul bantal dan tarik napas dalam. (SP 2 pada pasien dengan Perilaku Kekerasan).</b>

Jawaban yang tepat adalah “Melatih pasien mengontrol marah dengan cara verbal/bicara baik-baik”,
karena setelah dilakukan SP ke 2, yaitu SP ke 3 : melatih cara verbal/bicara baik-baik.

TInjauan Opsi Lainnya :

Opsi “Melatih pasien mengontrol marah dengan melatih kemampuan positif yang dimiliki oleh pasien”
(Tidak tepat), karena bukan merupakan SP pada pasien dengan masalah Perilaku Kekerasan.

Opsi “Menjelaskan tentang tanda dan gejala, penyebab dan akibat marah pada pasien” (Tidak tepat),
karena telah diberikan kepada pasien dan merupakan SP 1.

Opsi “Melatih pasien mengontrol marah dengan cara spiritual” (Tidak tepat), karena merupakan SP ke 4.

Opsi “Melatih pasien mengontrol marah dengan demgan membuat jadwal kegiatan harian pasien” (Tidak
tepat), karena bukan merupakan SP pada pasien dengan masalah Perilaku Kekerasan."

[25/1 19.23] +62 823-7894-7957: Soal 14

Seorang laki-laki (28 tahun) dirawat di RSJ sejak 2 minggu yang lalu. Hasil pengkajian : klien sudah
kooperatif, kondisi tenang namun terkadang masih menganggap dirinya sebagai utusan nabi. Perawat
akan melaksanakan terapi aktifitas kelompok diruangan. Apakah terapi aktifitas kelompok yang
tepat untuk pasien ?

a. TAK Defisit Perawatan Diri

b. TAK Orientasi Realita

c. TAK Stimulasi Sensori

d. TAK Stimulasi Persepsi

e. TAK Sosialisasi

Jawaban: B

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>Klien sudah kooperatif, kondisi tenang, namun terkadang masih
menganggap dirinya sebagai utusan nabi.</b>
Diagnosa keperawatan pada kasus adalah waham. Sehingga TAK yang tepat sesuai dengan kasus pasien
adalah TAK Orientasi Realita.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi “TAK Defisit Perawatan Diri” (Tidak Tepat), karena merupakan TAK untuk pasien DPD.

Opsi “TAK Stimulasi Sensori” (Tidak Tepat), karena merupakan TAK untuk masalah halusinasi.

Opsi “TAK Stimulasi Persepsi” (Tidak Tepat), karena merupakan TAK untuk masalah RPK.

Opsi “TAK Sosialisasi” (Tidak Tepat), karena merupakan TAK untuk masalah isolasi sosial."

[25/1 19.24] +62 823-7894-7957: Soal 15

Seorang laki-laki (37 tahun) sudah 2 minggu dirawat di RSJ dengan keluhan sering marah-marah,
mendominasi pembicaraan yang kasar dan mondar-mandir kesana kemari. Kondisi pasien saat ini sudah
kooperatif, mau diajak berkomunikasi meskipun singkat serta pasien juga sudah bisa bergaul dengan
pasien lainnya. Apakah terapi aktifitas kelompok yang tepat untuk pasien ?

a. TAK Defisit Perawatan Diri

b. TAK Orientasi Realita

c. TAK Stimulasi Sensori

d. TAK Stimulasi Persepsi

e. TAK Sosialisasi

Jawaban: D

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>Klien marah-marah, mendominasi pembicaraan yang kasar dan mondar-
mandir kesana kemari. Kondisi klien saat ini sudah kooperatif, mau diajak komunikasi walupun singkat,
klien sudah bisa bergaul dengan klien lain.</b>

Diagnosa keperawatan pada kasus adalah Resiko perilaku kekerasan. Maka, TAK yang tepat adalah TAK
Stimulasi Persepsi.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi “TAK Defisit Perawatan Diri” (Tidak Tepat), karena merupakan TAK untuk pasien DPD.

Opsi “TAK Orientasi Realita” (Tidak tepat), karena merupakan TAK untuk pasien waham.

Opsi “TAK Stimulasi Sensori” (Tidak tepat), karena merupakan TAK untuk pasien halusinasi.
Opsi “TAK Sosialisasi” (Tidak tepat), karena merupakan TAK untuk pasien isolasi sosial"

[25/1 19.24] +62 823-7894-7957: Soal 16

Seorang perempuan (21 tahun) dirawat di RSJ. Hasil pengkajian : pasien tidak mau bicara, tidak mampu
mempertahankan kontak mata dan sering menyendiri. Namun setelah 7 kali interaksi dengan perawat,
pasien sudah mulai mau berbicara namun belum mampu mempertahankan kontak mata dalam waktu
lama. Apakah terapi aktifitas kelompok yang tepat untuk pasien ?

a. TAK Defisit Perawatan Diri

b. TAK Sosialisasi

c. TAK Stimulasi Sensori

d. TAK Stimulasi Persepsi

e. TAK Orientasi Realita

Jawaban: B

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>Klien tidak mau bicara, tidak mampu mempertahankan kontak mata dan
sering menyendiri. Namun setelah 7 kali interaksi dengan perawat pasien sudah mulai mau berbicara
dan belum mampu mempertahankan kontak mata dalam waktu lama.</b>

Diagnosa keperawatan pada kasus adalah isolasi sosial. Maka TAK yang tepat untuk pasien adalah TAK
Sosialisasi.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi “TAK Defisit Perawatan Diri” (Tidak Tepat), karena merupakan TAK untuk pasien DPD.

Opsi “TAK Stimulasi Sensori” (Tidak Tepat), karena merupakan TAK untuk pasien halusinasi.

Opsi “TAK Stimulasi Persepsi” (Tidak Tepat), karena merupakan TAK untuk pasien RPK.

Opsi “TAK Orientasi Realita” (Tidak Tepat), karena merupakan TAK untuk pasien waham."

[25/1 19.24] +62 823-7894-7957: Soal 17

Seorang perempuan (30 tahun) dirawat di RSJ sejak 3 minggu yang lalu. Hasil pengkajian : pasien sering
bicara dan tertawa sendiri. Keluarga mengatakan bahwa kejadian ini sudah berlangsung satu minggu
sebelum pasien dibawa ke RSJ. Saat ini, pasien sudah mulai tenang dan kooperatif. Apakah terapi aktifitas
kelompok yang tepat untuk pasien ?

a. TAK Defisit Perawatan Diri


b. TAK Orientasi Realita

c. TAK Sosialisasi

d. TAK Stimulasi Persepsi

e. TAK Stimulasi Sensori

Jawaban: E

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>Keluhan utama klien bicara dan tertawa sendiri. Keluarga mengatakan
bahwa kejadian ini sudah berlangsung satu minggu sebelum klien dibawa ke rumah sakit. Berdasarkan
pengkajian kondisi pasien sudah mulai tenang dan kooperatif.</b>

Diagnosa keperawatan pada kasus adalah halusinasi. Maka TAK yang tepat untuk pasien adalah TAK
Stimulasi Sensori.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi “TAK Defisit Perawatan Diri” (Tidak Tepat), karena merupakan TAK untuk pasien DPD.

Opsi “TAK Orientasi Realita” (Tidak Tepat), karena merupakan TAK untuk pasien waham.

Opsi “TAK Sosialisasi” (Tidak Tepat), karena merupakan TAK untuk pasien isolasi sosial.

Opsi “TAK Stimulasi Persepsi” (Tidak Tepat), karena merupakan TAK untuk pasien RPK."

[25/1 19.24] +62 823-7894-7957: Soal 18

Seorang laki-laki (35 tahun) masuk RSJ sejak 2 hari yang lalu. Pasien selalu meyakini dirinya sedang
berada di surga bersama para malaikat dan nabi. Pada pertemuan ke-10, pasien sudah tampak tenang,
kooperatif dan sudah sadar bahwa apa yang dirinya yakini salah. Apakah terapi aktifitas
kelompok yang tepat untuk pasien ?

a. TAK Orientasi Realita

b. TAK Defisit Perawatan Diri

c. TAK Sosialisasi

d. TAK Stimulasi Persepsi

e. TAK Stimulasi Sensori

Jawaban: A

Pembahasan:
"Data fokus pada kasus ini adalah : <b>Pasien selalu meyakini dirinya sedang berada di surga bersama
para malaikat dan nabi. Pada pertemuan ke-10, pasien sudah tampak tenang, kooperatif dan sudah
sadar bahwa apa yang dirinya yakini salah..</b>

Diagnosa keperawatan pada kasus adalah waham. Maka TAK yang tepat sesuai masalah pasien adalah
TAK Orientasi Realita.

Tinjauan Opsi Lainnya ;

Opsi “TAK Defisit Perawatan Diri” (Tidak tepat), karena merupakan TAK untuk pasien dengan defisit
perawatan diri.

Opsi “TAK Sosialisasi” (Tidak tepat), karena merupakan TAK untuk pasien dengan Isolasi sosial.

Opsi “TAK Stimulasi Persepsi” (Tidak tepat), karena merupakan TAK untuk pasien dengan Halusinasi.

Opsi “TAK Stimulasi Sensori” (Tidak tepat), karena merupakan TAK untuk pasien dengan RPK."

[25/1 19.25] +62 823-7894-7957: Soal 19

Seorang perawat RSJ merawat pasien yang memiliki masa lalu yang buruk yaitu pernah memperkosa
anak remaja. Sebelumnya pasien belum pernah bercerita kepada orang lain. Setelah mengetahui cerita
pasien tersebut, perawat menceritakan kepada temannya yang lain padahal perawat sudah berjanji
untuk tidak menceritakannya kepada orang lain. Apakah prinsip etik yang dilanggar oleh perawat
?

a. Fidelity

b. Veracity

c. Non-Maleficence

d. Confidentiality

e. Justice

Jawaban: A

Jawaban:

"Data fokus pada kasus ini adalah : <b>perawat menceritakan kepada temannya yang lain padahal
perawat sudah berjanji untuk tidak menceritakannya kepada orang lain.</b>

Dari pilihan jawaban :

Opsi “Fidelity” (Tepat), karena perawat melanggar janjinya dengan pasien. Prinsip fidelity dibutuhkan
individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya
dan menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.
Opsi “Veracity” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang menunjang jawaban ini. Prinsip veracity berarti
penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.

Opsi “Non-Maleficence” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang menunjang jawaban ini. Prinsip Tidak
merugikan (Nonmaleficience) berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

Opsi “Confidentiality” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang menunjang jawaban ini. Aturan dalam
prinsip confidentiality (kerahasiaan) adalah informasi tentang klien harus dijaga. Segala sesuatu yang
terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.
Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan
bukti persetujuan.

Opsi “Justice” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang menunjang jawaban ini. Justice (keadilan)
dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip
moral, legal dan kemanusiaan."

[25/1 19.25] +62 823-7894-7957: Soal 20

Seorang laki-laki (34 tahun) dibawa ke RSJ 4 hari yang lalu karena mengurung diri di rumah sejak 2 bulan
terakhir. Keluarga klien mengatakan sejak di PHK dari pekerjaannya, klien tidak mau melakukan aktivitas
apapun dan hanya berdiam diri di kamar saja. Saat ini, perawat sudah mengajarkan klien sampai SP 2.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan selanjutnya ?

a. Menjelaskan dan melatih klien berkenalan

b. Menjelaskan dan melatih klien berbicara sosial

c. Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-hari

d. Mengidentifikasi beratnya masalah klien dan benda-benda berbahaya serta mengamankannya

e. Mendiskusikan keuntungan memiliki teman dan kerugian tidak memiliki teman kepada klien

Jawaban: C

Pembahasan:

Data fokus pada kasus ini : <b>klien tidak mau melakukan aktivitas apapun dan hanya berdiam diri di
kamar saja sejak 2 bulan yang lalu.</b> Masalah keperawatan klien adalah isolasi sosial. Perawat sudah
mengajarkan klien sampai kepada SP 2. Maka tindakan selanjutnya yang tepat adalah SP 3 yaitu
menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-hari.

Lanjutan ke.anak

[26/1 19.32] +62 852-7885-5461: 1. Sekelompok anak usia 5 tahun yang dirawat di bangsal anak akan
mendapatkan terapi bermain oleh perawat. Perawat memberikan mainan masak-masakan pada
kelompok anak perempuan dan robot-robotan pada kelompok anak laki-laki. Anak-anak terlihat asyik
bermain. Apakah jenis terapi bermain yang sedang dilakukan oleh anak ?

A. Social afektif play

B. Sense Play

C. Skill play

D. Dramatic Play

E. Assosiative Play

Jawaban : E. Assosiative Play

Pembahasan :

*Jenis permainan yang sedang dilakukan oleh anak adalah Assosiative Play, karena sekelompok anak
bermain secara bersama dalam satu permainan yang sama.*

Assosiative Play adalah permainan yang sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak lain.
Dimana anak bermain dengan kelompok, dengan aktivitas yang sama, dapat saling meminjamkan
mainan, tetapi belum terorganisir dengan baik.

Ex : Permainan robot-robotan, mobil-mobilan, masak-masakan.

Tinjauan Option Lainnya :

Option Sosial Afektif Play (Tidak Tepat), karena dalam terapi “Sosial afektif Play”, anak belajar memberi
respon terhadap stimulus yang diberikan oleh lingkungan.

Ex : Permainan Ciluk Baa, orang tua mengajak anak bermain ciluk baa.

Option Sense Play (Tidak Tepat), karena dalam terapi “sense play” sifatnya memberikan kesenangan
pada anak, kesenangan tersebut diperoleh dengan memegang objek tertentu. Anak memberikan
perhatian dan menstimulasi indera mereka.

Ex : Bermain boneka, pasir dan air.

Option Skill Play (Tidak Tepat), karena terapi “skill play” sifatnya memberikan keterampilan pada anak.
Ex : Bermain sepeda.

Option Dramatic Play (Tidak Tepat), karena terapi “dramatic play” bersifat mengajak anak bermain
imajinasi atau bermain peran.

Ex : Anak bermain peran sebagai dokter atau perawat.

[26/1 19.33] +62 852-7885-5461: 2. Seorang anak (4 tahun) dirawat di bangsal anak RS dengan demam
sejak 3 hari yang lalu. Anak merengek minta pulang dan menangis setiap kali didekati perawat. Saat ini,
perawat berencana akan mengukur suhu tubuh anak. Apakah tindakan yang tepat dilakukan oleh
perawat ?

A. Melakukan Restrain dan imobilisasi

B. Melaporkan kondisi ini kepada kepala ruangan

C. Mengajak teman sejawat untuk sama-sama melakukan pemeriksaan

D. Melibatkan orang tua dalam proses pengukuran suhu tubuh anak

E. Melakukan penundaan pengukuran suhu tubuh sampai anak tenang

Jawaban : D. Melibatkan orang tua dalam proses pengukuran suhu tubuh anak

Pembahasan :

DO : *anak merengek minta pulang dan menangis setiap kali didekati perawat.*

Tindakan yang tepat dilakukan perawat berdasarkan kasus tersebut : Melibatkan orangtua dalam proses
pengukuran suhu tubuh anak. Dengan melibatkan orangtua dalam proses pengukuran suhu tubuh anak
dapat membuat anak lebih tenang dan mengurangi rasa takutnya.

Tinjauan Option Lainnya :

Option Melakukan Restrain dan imobilisasi (Tidak Tepat), karena tindakan tersebut tidak diperbolehkan
untuk dilakukan dan hal tersebut juga dapat membuat anak semakin takut dengan perawat.

Option Melaporkan kondisi ini kepada kepala ruangan (Tidak Tepat), karena hal tersebut bukan
merupakan masalah yang gawat dan membahayakan. Dalam hal ini perawat masih bisa mengatasinya
sendiri.
Option “Mengajak teman sejawat untuk sama-sama melakukan pemeriksaan” (Tidak Tepat), karena
dengan mengajak teman sejawat maka akan berpotensi menambah rasa takut pada anak.

Option “Melakukan penundaan pengukuran suhu tubuh sampai anak tenang” (Tidak Tepat), karena
apabila menunggu anak tenang dan kemudian mencoba lagi, maka anak akan tetap menangis dan
ketakutan.

[26/1 19.33] +62 852-7885-5461: 3. Seorang anak (3 tahun) dirawat di RS dengan diare sejak 3 jam yang
lalu. Hasil pengkajian : Mukosa bibir kering dan suhu 38 C. Perawat akan melakukan pemasangan infus,
namun anak tidak mau disuntik dan menangis. Bagaimana tindakan perawat dalam menghadapi situasi
tersebut ?

A. Tetap memasang infus dengan kondisi anak menangis

B. Meminta orang tua untuk memegangi anaknya

C. Melakukan demontrasi tindakan pemasangan infus dengan mainan

D. Meminta anak untuk diam

E. Menjelaskan akibat apabila anak tidak dipasang infus

Jawaban : C. Melakukan demonstrasi tindakan pemasangan infus dengan mainan

Pembahasan :

Tindakan Perawat dalam menghadapi anak yang tidak mau disuntik : *Melakukan demonstrasi
pemasangan infus dengan mainan. Tindakan ini dapat mengalihkan perhatian anak sehingga anak dapat
mengurangi rasa takutnya dan dapat mempermudah perawat dalam melakukan pemasangan infus.*

Tinjauan Option Lainnya :

Option “Tetap Memasang Infus dengan kondisi anak menangis” (Tidak Tepat), karena dalam keadaan
anak menangis tidak efektif untuk dilakukan pemasangan infus dan dapat menyebabkan anak trauma
dengan tindakan maupun perawat.

Option “Meminta orang tua untuk memegangi anaknya” (Tidak Tepat), karena hal tersebut termasuk
pemaksaan terhadap anak dan anak akan semakin menangis dan ketakutan.

Option “Meminta anak untuk diam” (Tidak Tepat), karena anak dalam kondisi menangis dan ketakutan
akan sangat susah untuk disuruh diam.

Option “Menjelaskan akibat apabila anak tidak dipasang infus” (Tidak Tepat), karena hal tersebut kurang
efektif dilakukan pada anak dengan usia 3 tahun.
[26/1 19.33] +62 852-7885-5461: 4. Seorang bayi (11 bulan) dirawat di RS karena demam sejak 1 hari
yang lalu. Hasil pengkajian : suhu 38,2 C, kulit teraba hangat, bayi tampak rewel dan gelisah. Perawat
berencana akan melakukan pemasangan infus pada bayi tersebut. Apakah tindakan yang harus dilakukan
perawat untuk menjaga kelancaran infus bayi ?

A. Memasang spalk pada area pemasangan infus

B. Mengikat tangan bayi yang terpasang infus

C. Meminta orang tua selalu memegangi tangan bayi yang dipasang infus

D. Memasang plester sebanyak mungkin

E. Memberikan penghalang lunak pada tempat tidur

Jawaban : A. Memasang spalk pada area pemasangan infus

Pembahasan :

Hal yang harus dilakukan perawat untuk menjaga kelancaran infus bayi : Memasang spalk pada area
pemasangan infus.

*Dengan memasang spalk pada area pemasangan infus dapat mempertahankan posisi, sehingga apabila
bayi rewel, kecil kemungkinan infus akan terlepas dengan mudah.*

Tinjauan Option Lainnya :

Option “Mengikat tangan bayi yang terpasang infus” (Tidak Tepat), karena tindakan tersebut dapat
membuat anak menjadi gelisah dan pergerakan anak terbatasi.

Option “Meminta orang tua selalu memegangi tangan bayi yang dipasang infus” (Tidak Tepat), karena hal
tersebut tidak efektif dilakukan.

Option “Memasang plester sebanyak mungkin” (Tidak Tepat), karena dengan memasang plester yang
banyak berpotensi mengakibatkan iritasi pada kulit bayi.

Option “Memberikan penghalang lunak pada tempat tidur” (Tidak Tepat), karena tindakan ini kurang
efektif, fokus tindakan keperawatan untuk menjaga kelancaran infus bayi.

[26/1 19.34] +62 852-7885-5461: 5. Seorang anak (5 tahun) dibawa ke Poliklinik RS dengan keluhan gatal
di sekitar stoma. Anak memiliki riwayat post kolostomi 2 bulan yang lalu. Hasil pengkajian: tampak
kemerahan pada kulit di sekitar area stoma. Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan ?
A. Mengoleskan salep tipis di sekitar stoma

B. Memberikan pendidikan kesehatan terkait perawatan kolostomi di rumah

C. Segera mengganti kolostomi bag dengan yang baru

D. Melarang anak menyentuh daerah sekitar stoma

E. Mengobservasi daerah sekitar stoma

Jawaban : A. Mengoleskan salep tipis di sekitar stoma

Pembahasan :

DO : tampak kemerahan pada kulit di sekitar area stoma.

DS : keluhan gatal di sekitar stoma. Anak riwayat post kolostomi 2 bulan yang lalu.

Diagnosa keperawatan yang tepat adalah Gangguan Integritas Kulit.

Tindakan keperawatan yang tepat dilakukan berdasarkan masalah kasus tersebut adalah “ *Mengoleskan
salep tipis di sekitar stoma.* ”

Salep yang dapat digunakan berupa zink salep, dioleskan tipis di sekitar stoma yang tujuannya *untuk*
*membentuk penghalang diatas kulit yang melindungi daerah dari kelembaban dan iritasi.*

Tinjauan Option Lainnya :

Option “Memberikan edukasi perawatan kolostomi di rumah” (Tidak Tepat), karena dengan memberikan
edukasi perawatan kolostomi saja tidak dapat mengatasi masalah aktual pada pasien.

Option “Segera mengganti kolostomi bag dengan yang baru” (Tidak Tepat), karena tidak ada data
pendukung bahwa kolostomi bag yang lama sudah penuh.

Option “Melarang anak menyentuh daerah sekitar stoma” (Tidak Tepat), karena hal tersebut dapat
disarankan apabila masalah aktual pada anak telah teratasi.

Option “Mengobservasi daerah sekitar stoma” (Tidak Tepat), karena hal tersebut sudah dilakukan pada
kasus diatas, dengan hasil observasi : merah di sekitar stoma.
[26/1 19.34] +62 852-7885-5461: 6. Seorang anak (3 tahun) dibawa orangtuanya ke puskesmas, dengan
keluhan utama mencret 4-5 kali/24 jam sejak 2 hari yang lalu. Anak tampak rewel, frekuensi nadi
100x/menit, suhu 38 C dan turgor kulit kembali lambat. Apakah diagnosis keperawatan yang tepat ?

A. Diare

B. Gangguan Integritas Kulit

C. Hipertermi

D. Intoleransi Aktivitas

E. Defisit Nutrisi

Jawaban : A. Diare

Pembahasan :

DO : Anak mencret 4-5 kali sehari sejak 2 hari yang lalu, suhu tubuh 38 C, frekuensi nadi 100x/menit,
rewel dan turgor kulit kembali lambat.

Masalah Keperawatan : Diare

Data kunci diangkatkannya diagnosis "Diare" pada kasus, diantaranya : *anak mencret dengan frekuensi
4-5 kali/hari sejak 2 hari yang lalu.*

Diare merupakan pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk (SDKI, 2016).

Tinjauan Opsi Lainnya :

Option “Gangguan Integritas Kulit” (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya
diagnosis berupa adanya kerusakan jaringan atau lapisan kulit

Option “Hipertermi” (Tidak Tepat), karena penyebab terjadinya hipertermi pada kasus tersebut yaitu
adanya pengeluaran cairan yang aktif pada anak. Apabila diare teratasi maka suhu berpotensi dapa
kembali normal

Option Intoleransi aktivitas (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis
berupa adanya perubahan atau abnormalitas TTV saat atau sesudah anak melakukan aktivitas.
Option Defisit nutrisi (Tidak Tepat), karena tidak ada penguat diangkatnya diagnosis berupa penurunan
berat badan minimal 10% dibawah rentang ideal atau status IMT yang menunjukkan anak mengalami
malnutrisi.

[26/1 19.34] +62 852-7885-5461: 7. Seorang anak (5 tahun) masuk RS dengan demam kejang sejak 2 jam
yang lalu. Hasil pengkajian : Suhu tubuh 38 C, frekuensi napas 26x/menit, frekuensi nadi 86x/menit, kulit
anak tampak kemerahan dan teraba hangat. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

A. Hipertermi

B. Risiko jatuh

C. Risiko cedera

D. Pola napas Tidak Efektif

E. Risiko hipovolemia

Jawaban : A. Hipertermi

Pembahasan :

DO : Suhu 38 C, frekuensi napas 26 x/menit, frekuensi nadi 86x/menit, kulit anak tampak kemerahan dan
teraba hangat saat disentuh.

DS : keluhan demam kejang sejak 2 jam yang lalu.

Masalah Keperawatan : Hipertermi

Data kunci diangkatkannya diagnosis "Hipertermi" pada kasus, diantaranya : *suhu tubuh anak mencapai
38 C, kulit anak tampak kemerahan dan teraba hangat.*

Hipertermi merupakan suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh (SDKI, 2016).

Tinjauan Option Lainnya :

Option Risiko jatuh (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis faktor risiko
jatuh.

Option Risiko Cedera (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis berupa
perubahan fungsi psikomotor, malnutrisi dan hipoksia jaringan.
Option Pola Napas tidak efektif (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis
berupa penggunaan otot bantu pernapasan dan pola napas abnormal.

Option Risiko hipovolemia (Tidak Tepat), karena tidak ada penguat diangkatnya diagnosis berupa risiko
kehilangan cairan aktif.

[26/1 19.34] +62 852-7885-5461: 8. Seorang anak (11 tahun) dirawat di RS sejak 3 hari yang lalu. Hasil
pengkajian: pasien tampak sesak napas, batuk berdahak dan tidak bisa keluar, ronchi pada semua lapang
paru, tidak nafsu makan, mudah lelah dan frekuensi napas 36x/menit. Apakah masalah keperawatan
utama pada pasien ?

A. Defisit Nutrisi

B. Pola Napas Tidak Efektif

C. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif

D. Intoleransi Aktivitas

E. Keletihan

Jawaban : C. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif

Pembahasan :

DO : anak tampak sesak napas, batuk berdahak, dahak tidak bisa keluar, ronchi semua lapang paru, tidak
nafsu makan, mudah lelah dan frekuensi napas 36x/menit.

Masalah Keperawatan : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif.

Data kunci diangkatkannya diagnosis "Bersihan jalan napas tidak efektif" pada kasus, diantaranya : *anak
tampak mengalami sesak napas dengan batuk berdahak dan dahak tidak bisa keluar, terdapat ronchi
pada semua lapang paru serta frekuensi napas 36x/menit.*

Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif merupakan Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi
jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten (SDKI, 2016).

Tinjauan Option lainnya :

Option Defisit nutrisi (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis berupa
penurunan berat badan minimal 10% dibawah rentang ideal atau status IMT anak yang menunjukkan
malnutrisi.
Option Pola Napas Tidak Efektif (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatnya diagnosis
berupa pola napas abnormal atau penggunaan otot bantu pernapasan. Pada kasus, sesak napas yang
dialami oleh anak disebabkan oleh bersihan jalan napas yang tidak efektif.

Option Intoleransi Aktivitas (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis
berupa ketidakadekuatan energi pada anak atau adanya abnormalitas/perubahan TTV saat/sesudah
klien beraktivitas.

Option Keletihan (Tidak Tepat), karena tidak ada penguat diangkatnya diagnosis berupa
ketidakmampuan mempertahankan aktivitas rutin, tampak lesu dan merasa kurang bertenaga.

[26/1 19.35] +62 852-7885-5461: 9. Seorang anak (6 tahun) dirawat di RS dengan riwayat penyakit
jantung kongenital. Hasil pengkajian : anak terlihat lemah, Ibu klien mengatakan anak sering sesak napas
saat beraktivitas sehingga sering kali anak hanya dapat berbaring diatas tempat tidur. Apakah masalah
keperawatan yang tepat ?

A. Keletihan

B. Gangguan Mobilitas Fisik

C. Pola Napas Tidak Efektif

D. Intoleransi Aktivitas

E. Resiko cedera

Jawaban : D. Intoleransi Aktivitas

Pembahasan :

DO : riwayat penyakit jantung congenital, anak terlihat lemah, sering sesak napas selama beraktivitas

Masalah Keperawatan : Intoleransi Aktivitas

Data kunci diangkatkannya diagnosis "Intoleransi Aktivitas" pada kasus, diantaranya : *Anak terlihat
lemah dan sering sesak napas selama beraktivitas.*

Intoleransi Aktivitas merupakan Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari (SDKI,
2016).

Tinjauan Option Lainnya :


Option Keletihan (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis berupa
ketidakmampuan mempertahankan aktivitas rutin, merasa kurang bertenaga, merasa energi tidak pulih
meskipun telah beristirahat.

Option Gangguan Mobilitas Fisik (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis
berupa kekuatan otot menurun dan adanya keterbatasan gerakan.

Option Pola Napas Tidak Efektif (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis
berupa penggunaan otot bantu pernapasan dan pola napas yang abnormal

Option Risiko Cedera (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis berupa
perubahan fungsi psikomotor, malnutrisi ataupun hipoksia jaringan.

Anda mungkin juga menyukai