Disusun oleh :
Puji syukur saya curah limpahkan kehadirat allah SWT yang telah memberikann rahmat
dan serta karunia-nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Tugas ini
berjudul “menganalisa vidio role play teori keperawatan menurut Calista roy”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salahsatu tugas dari Bapak Ghulam Ahmad
SKP.,M.Kep.selaku dosen mata ajar literatur keperawatan dikelas tingkat 1-B sarjana
keperawatan sekolah tinggi ilmu Kesehatan sukabumi.
Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami menyelesaikan makalah ini,khususnya kepada Bapak Ghulam Ahmad SKP.,M.Kep. selaku
dosen mata ajar literatur keperawatan yang telah membimbing dan memberikan pemahaman
tentang materi tugas ini.
Harapan saya semoga tugas ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca,untuk kedepanya bisa memperbaiki ataupun menambah bentuk isi tugas agar menjadi
lebih baik.
Sukabumi
BAB 1
Sister Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy dilahirkan
pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy memulai pekerjaan dengan teori
adaptasi keperawatan pada tahun 1964 ketika dia lulus dari University of California Los Angeles.
Dalam Sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan
sebuah model konsep keperawatan.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan terhadap
manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy juga mengadaptasi
nilai “ Humanisme” dalam model konseptualnya berasal dari konsep A.H. Maslow untuk
menggali keyakinan dan nilai dari manusia. Menurut Roy humanisme dalam keperawatan adalah
keyakinan, terhadap kemampuan koping manusia dapat meningkatkan derajat kesehatan.
Paradigma Keperawatan Menurut Sister Calista Roy, empat utama dari teori Roy adalah:
2) Konsep lingkungan
4) Keperawatan.
Dimana antara keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain karena merupakan
suatu sistem.
Dalam teori Sister Calista Roy terdapat kelebihan dan kekurangannya yaitu :
1) Kelebihannya adalah terletak pada teori praktek dan model adaptasi yang dikemukakan
oleh Roy perawat bisa mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode
fungsi fisiologis, konsep diri, mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu
perawat juga bisa mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal,
konektual dan residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih
lengkap dan akurat.
2) Kelemahan dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model adaptasi
Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan masalah
pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap
dan perilaku cara merawat (caring) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak
mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor bagi para pasiennya.
Selama lebih dari 30 tahun Model Adaptasi Roy telah digunakan untuk memahami dan
menuntun praktik keperawatan dalam perawatan pasien. Para perawat menggunakan model ini
sebagai framework untuk mengkonseptualisasi dan merencanakan intervensi keperawatan pada
pasien atau menggunakan model ini untuk menciptakan intervensi untuk pemisahan populasi
klinik.
Peran perawat yang diharapkan berdasarkan teori Roy
Perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau sakit.
Perawat dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi stimuli fokal, kontextual maupun residual
stimuli dengan melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat harus
mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan melalui penguatan
regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain. Pada situasi sehat, perawat berperan untuk
membantu pasien agar tetap mampu mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap
terjaga. Misalnya melalui tindakan promotif perawat dapat mengajarkan meningkatkan respon
adaftif
BAB 2
Terdapat kasus di susatu rumah sakit dengan pasien berusia 18 tahun yang mengalami
nyeri pada dareah punggung bagian bawah yang menjalar hingga ke tungkang sebelah kanan.
Nyeri nya sangat hebat pada saat melakukan aktifitas sehari-hari seperti untuk berdiri dan duduk
pun beliau kesakitan, setelah melakukan konsultasi dengan dokter pasien tersebut dinyatakan
suspek abses inguinal dan di jadwalkan untuk melakukan operasi. Selanjutnya perawat
melakukan tensi darah pada pasien setelah itu perawat memberikan buku status atau hasil
pemeriksaan tadi kepada dokter dan dokter meminta perawat membawa pasien ke ruangan
beliau.
Dokter memeriksa pasien dan bertanya apa gejala awal dan keluhan-keluhan yang
dialami oleh pasien tersebut, dokter memberitahu bahwa beliau mengalami pembengkakkan pada
kaki dan harus dioperasi sebab jika tidak melakukan operasi akan menyebabkan kepatalan bagi
pasien tersebut. Setelah dokter keluar dokter meminta perawat agar memanggil keluarga pasien
untuk keruangannya. Dokter memberitahu kepada keluarga pasien bahwa pasien terinfeksi pada
bagian paha kanannya dan jika tidak melalukan operasi akan menyebabkan kepatalan bagi kaki
pasien.
Dokter meminta agar pasien melakukan pemeriksaan lab untuk memeriksa darah paasien
setelah dilakukan pemeriksaan lab dokter membacakan hasil lab nya kepada keluarga pasien dan
ternyata hasil lab tersebut menyatakan suspek abses inguinalis dan pasien harus melakukan
perawatan intensif untuk persiapan operasi yang akan dilakukan, pasien mengalami perawatan
lanjutan untuk melakukan operasi sebentar sore namun sedikit ada kendala karena pihak keluarga
ragu dan takut akan dilakukannya operasi pada pasien. Begitupun pada pasien beliau merasa
takut dan ragu pasien membutuhkan proses adaptasi, dukungan tenaga medis dan keluarganya.
Pada akhirnya keluarga pun menyutujui operasi yang akan dilakukan dan menandatangi
surat persetujuan, keluarga bertanya pukul berapa operasi dilakukan lalu perawat menjawab
bahwa moperasi dilakukan pukul 4 sore dan pasien dianjurkan untuk puasa hanya di perbolehkan
minum sebelum perawat ppergi perawat memberi dukungan untuk pasien. Setelah perawat
memberi dukungan kepada pasien, pasienjadi merasa lebih tenang dan lebih siap untuk menjalani
operasi dan bisa menyesuaikan kondisi dirinya sekarang. Setelah 2 jam kemudian operasi
berjalan dengan lancar dan kaki pasien terpaksa harus di amputasi dan pasien di bawa ke kamar
kembali.
Pada saat pasien tersadar pasien kaget dengan keadaan kaki yang telah diamputasi pasien
mengamuk karena tidak terima akhirnya dokter meminta perawat dan keluarga pasien agar
menjelaskan apa alasan dokter mengamputasi kakinya dan menenangkan agar pasien tetap
tenang.Setelah pasien tenang perawat memberikan semangat, dukungan, dan motivasi untuk
pasien.
BAB 3
https://www.youtube.com/watch?v=VAPv5OTJe20
https://www.academia.edu/36218578/MODEL_KONSEP_DAN_
TEORI_KEPERAWATAN_SI STER_CALLISTA_ROY. Omar,
2018. Model Konsep dan Teori Keperawatan Sister Callista Roy :
Penerapan Teori Keperawatan