EPIDERMIS DERMIS
ELASTIN TISSUE SEBASEA EKRIN
VENA ARTERI
NERVUS SUBKUTIS
Pityriasis rosea
Definisi
Erupsi kulit akut, skuamanya
halus (herald patch), bersifat Etiologi
swasirna atau sembuh sendiri.
Penyebab pitiriasis rosea masih
belum pasti, demikian pula cara
infeksi. Diduga HHV-7 dan HHV-6
ditemukan sebagai kemungkinan
menjadi agen etiologi.
Efloresensi
- Lesi : umumnya lesi soliter berupa makula eritem atau papul eritem
- Umum ditemukan beberapa lesi berbentuk anular dengan bagian
tengahnya yang tampak lebih tenang.
- Warna : pink salmon. (atau berupa hiperpigmentasi pada orang-orang yang
berkulit gelap)
- Bentuk : Oval dengan skuama tipis
- Herald patch (+)
- Khasnya terdapat koleret dari skuama di bagian tepinya.
Patofisiologi
Diketahui kurangnya aktivitas sel pembunuh alami (NK) dan sel B
pada lesi pityriasis rosea, menunjukkan kekebalan yang dimediasi sel
T yang dominan. Peningkatan jumlah sel T CD4 dan sel Langerhans
terdapat di dermis, kemungkinan mencerminkan pemrosesan
antigen virus. Keratinosit anti-imunoglobulin M (IgM) ditemukan pada
pasien dengan pityriasis rosea. Kemungkinan berikatan dengan fase
eksantema dari infeksi virus.
Gejala Klinis
• Tahap awal: Lesi eritem dan skuama halus di pinggir, soliter,
berbentuk oval. Diameter sekitar 1-3 cm herald patch. Rasa gatal
ringan, malese, nausea.
01 02
Anamnesis Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
• Terutama timbul pada remaja dan dewasa muda yang sehat (usia 10-35
tahun).
• Gejala subjektif biasanya tidak ditemukan, tetapi dapat disertai gatal
ringan maupun sedang.
• Kelainan kulit diawali dengan lesi primer yang diikuti lesi sekunder.
• Timbul lesi sekunder bervariasi antara 2 hari sampai 2 bulan setelah lesi
primer, tetapi umumnya dalam waktu 2 minggu. Kadang-kadang lesi
primer dan sekunder timbul secara bersamaan.
Pemeriksaan Fisik
• Gambaran klinis diawali dengan timbulnya lesi primer berupa makula/plak
sewarna kulit/merah muda/salmon-colored2/hiperpigmentasi1 yang berbatas
tegas, umumnya berdiameter 2-4 cm dan berbentuk lonjong atau bulat.
Bagian tengah lesi memiliki karakteristik skuama halus dan pada bagian
dalam tepinya terdapat skuama yang lebih jelas membentuk gambaran
skuama kolaret.
• Lesi primer biasanya terletak di bagian badan yang tertutup baju, tetapi
kadang-kadang ditemukan di leher atau ekstremitas proksimal seperti paha
atas atau lengan atas. Lesi primer jarang ditemukan di wajah, penis atau kulit
kepala berambut.
Pemeriksaan Fisik
- Tinea corporis
- Sifilis sekunder
- Dermatitis seboroik
- Dermatitis numularis
Penatalaksanaan
A. Nonmedikamentosa
1. Mengompres atau mandi dengan air dingin
2. Tidak boleh di garuk
3. Lakukan sesuai yang dianjurkan dokter
Penatalaksanaan
B. Medikamentosa
1. Topikal:
• Bedak asam salisilat yang dibubuhi mentol 1/2 – 1 %.
• Larutan anti pruritus seperti calamine lotion (B,1)
• Kortikosteroid topical (C,3)
2. Sistemik:
• Apabila gatal sangat mengganggu dapat diberikan antihistamin seperti
setirizin 1x10 mg per hari (B,1)
• Kortikosteroid sistemik (C,3)
• Eritromisin oral 4x25 mg/hari
• Gejala menyerupai flu + asiklovir 5x800 mg, 1 minggu
• UVB
Pemeriksaan Penunjang
1. Untuk penegakan diagnosis tidak perlu pemeriksaan
penunjang khusus.
2. Apabila diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
sesuai diagnosis banding.
3. Pemeriksaan histopatologi dapat dilakukan pada kasus yang
tidak dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis.
Prognosis
Prognosis baik karena penyakit sembuh
spontan, biasanya dalam waktu 3-8
minggu. Beberapa kasus menetap sampai
3 bulan. Pitiriasis rosea jarang kambuh,
tetapi dapat terjadi kekambuhan pada 2%
kasus.
Dermatitis seboroik
01 02
Definisi Etiologi
Kelainan kulit Patogenik faktor yang
penting pada penyakit
papuloskuamosa. ini salah satunya
dengan predileksi adalah infeksi
di daerah kaya Malassezia. Selain itu,
dermatitis seboroik
kelenjar sebasea, juga ditemukan lebih
skalp, wajah dan banyak pada populasi
badan yang mengalami
supresi sistem imun.
Efloresensi
o Ditandai dengan eritema dan skuama yang berbatas relatif tegas.
o Skuama dapat kering, halus berwarna putih (dikenal sebagai pitiriasis sika) sampai
berminyak kekuningan.
o Umumnya tidak disertai rasa gatal.
o Bentuk : ketombe/dandruft.
o Lokasi yang terkena seringkali di daerah kulit kepala berambut; wajah: alis, lipat
nasolabial, sidebum; telinga dan liang telinga; bagian atas-tengah dada dan punggung,
lipat gluteus, inguinal, genital, ketiak.
o Dapat ditemukan : skuama kuning berminyak, eksematosa ringan, kadang kala
disertai rasa gatal dan menyengat
Patofisiologi
• Topikal :
Cuci rambut dengan selenium sulfida atau larutan salisil 1% atau larutan belerang
2-4% dalam bentuk krim. Kortikosteroid topikal atau krim dapat memberi
kesembuhan sementara.
Non Medikamentosa
- Tidak menggaruk bagian tubuh yang terkena dermatitis seboroik, sebab bisa
memperparah iritasi dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
- Mandi dan keramas secara teratur, serta bilas sabun atau sampo yang digunakan
hingga benar-benar bersih. Gunakan pelembap jika diperlukan.
Psoriasis vulgaris
01 02
Definisi Etiologi
Penyakit kulit yang Penyebab psoriasis
bersifat kronis dan belum diketahui
residif yang ditandai secara pasti, tapi
makula atau plak kemungkinan
eritematus, berbentuk terbesarnya psoriasis
bulat atau lonjong disebabkan oleh
yang tertutup skuama gangguan autoimun
tebal, transparan atau
putih
Efloresensi
01 02
Definisi Etiologi
Suatu peradangan -Kolonisasi bacterial (Staphylococci)
pada kulit berbentuk dan micrococci, dermatitis kontak
koin atau oval ditandai terhadap nikel, khromat dan
dengan ruam kulit kobalt,trauma fisik maupun khemis,
yang gatal disertai lingkungan (kelembaban yang rendah,
lepuhan-lepuhan kecil, udara panas)serta stress emosional
keropeng, dan kulit - predisposisi pada tungkai
bersisik. bawah,ekstremitas atas (terutama
bagian dorsal tangan) dan badan
Efloresensi
o Tanda : bercak yang sangat gatal, bersisik, berbentuk bulat, berbatas tegas
(berbeda dari dermatitis pada umumnya), dengan vesikel-vesikel kecil di
bagian tepi lesi.
o Sering dijumpai penyembuhan pada bagian tengah lesi (central clearing),
tetapi secara klinis berbeda dari bentuk lesi tinea.
o Pada kelainan ini bagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang
tegas.
o Bentuk lesi : mata uang (coin) berbatas tegas edema,skuama dan eritrema
dengan efloresensi berupa papulavesikel mudah pecah sehingga basah
Patofisiologi
• Belum di ketahui tapi ada beberapa yang
menjadi salah satu faktornya fokus infeksi
internal misal gigi, saluran napas atas
• Alergen lingkungan: tungau debu rumah
• Defisiensi nutrisi - gangguan emosional
Gejala klinis
Lebih sering dijumpai pada pria. Keluhan gatal
ringan- berat. Lesi awal kecil (0,3 – 1,0 cm)
berupa vesikel atau papulovesikel halus
kemudian bergabung membentuk coin,
berbatas tegas, edema dan eritema.
Vesikel pecah jadi eksudasi dan krusta
kekuningan. Lesi lama likenifikasi dan skuama.
Lesi dapat satu atau banyak predileksi di
tungkai bawah,badan, punggung tangan dan
lengan bawah
Diagnosis banding
• dennatitis kontak alergik,
• dennatitis atopik,
• Neurode sirkumskripta,
• dermatitis stasis,
• psoriasis,
• impetigo,
• dan dennatomikosis.
Non medika
• Menggunakan pelembab secara teratur minimal satu kali sehari. Gunakan
pelembab setelah mandi.
• Menghindari bahan-bahan penyebab iritasi kulit seperti cairan pembersih
kerak, detergen pakaian, ataupun bahan kimia lainnya
• Menggunakan sabun dengan pH netral, mengandung pelembab, dan tidak
mengandung detergen untuk mengurangi iritasi kulit, terutama jika
memiliki kulit yang sangat kering.
SELESAI
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Please keep this slide for attribution