PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di Indonesia, penyakit gout pertama kali diteliti oleh seorang dokter Belanda,
dr. van den Horst, pada 1935. Saat itu, ia menemukan 15 kasus gout berat pada
masyarakat kurang mampu di Jawa. Hasil penelitian tahun 1988 oleh dr. John
Darmawan di Bandungan, Jawa Tengah, menunjukkan, di antara 4.683 orang berusia
15 - 45 tahun yang diteliti, 0,8% menderita asam urat tinggi (1,7% pria dan 0,05%
wanita di antara mereka sudah sampai pada tahap gout).
Awal tahun '90-an, Prof. Dr. E. Tehupedori meneliti kemungkinan adanya
perbedaan kadar asam urat pada etnik tertentu di Ujung Pandang. Ternyata tidak
ditemukan perbedaan. Ditemukan 50% penderita di kota itu datang berobat setelah
6,5 tahun menderita gout, bahkan 7 - 9 tahun kemudian saat keadaannya sudah lebih
parah (menderita gout tophi kronik).
Terungkap pula, di Indonesia gout diderita pada usia lebih awal dibandingkan
dengan di negara Barat. Di Indonesia 32% serangan gout terjadi pada pria usia di
bawah 34 tahun. Sementara di luar negeri rata-rata diderita oleh kaum pria di atas usia
tersebut. Pada mereka yang setiap hari menenggak alkohol tradisional (tuak atau
tape), faktor risiko gout menjadi 50%. Pada mereka yang minum alkohol lebih dari
seminggu sekali faktor risikonya 40%. Demikian pula mereka yang kebiasaan sehari-
hari makan makanan laut (udang, kepiting, tiram, remis), jeroan, kaldu kental (soto),
daging anjing, kelelawar, dan kambing.
Keluarga yang mempunyai riwayat positif penyakit gout, 60% anggota
keluarganya terkena serangan gout, dan hampir 47,4% di antaranya kaum pria. Pria
gemuk punya kecenderungan lebih tinggi ketimbang yang kurus. Sebaliknya, gout
lebih sedikit diderita pada anak-anak atau wanita di bawah usia menopause. Gout
sering kali disertai penyakit tekanan darah tinggi (22%) dan batu ginjal (13%). Ada
kalanya, gout juga menjadi pemicu penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus
atau kencing manis.
1
Sekitar 86% gangguan ginjal ditemukan pada penderita gout di Minahasa.
Namun, belum jelas apakah gangguan ginjal menyebabkan kadar asam urat meninggi
atau sebaliknya. Perlu pula diteliti apakah tekanan darah tinggi yang sulit turun juga
ada hubungannya dengan faktor gangguan ginjal.
Masyarakat awam seringkali memiliki persepsi yang salah tentang penyakit
yang satu ini. Bila seseorang menderita nyeri di sendi-sendi maka langsung dikatakan
mengalami asam urat. Sedangkan kalau kita pilah, maka banyak sekali penyakit yang
dapat membuat keluhan nyeri di persendian. Biasanya pasien dengan gejala seperti ini
datang ke dokter dengan mengatakan bahwa dirinya memiliki gejala asam urat dan
meminta agar diperiksakan kadar asam urat dalam darah. Hal ini menjadi problematis
karena mind setting yang sudah ada di kepala pasien harus bisa diubah agar dokter
bisa menjadi lebih objektif dalam menegakkan diagnosa.
Oleh sebab itu, perlu pemahaman lebih lanjut mengenai gout sehingga dapat
dilakukan perawatan yang lebih baik dan angka kejadian gout dapat diminimalkan.
B. Tujuan penulisan
a. Tujuan umum
Memberikan asuhan keperawatan pada klien Gout.
b. Tujuan khusus
Mengetahui definisi gout
Mengetahui etiologi gout
Mengetahui klasifikasi gout
Mengetahui manifestasi klinis gout
Mengetahui patofisiologi terjadinya gout
Mengetahui cara menetapkan diagnosis gout
Mengetahui cara pengobatan gout
Mengetahui cara mencegah terjadinya gout
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien gout
2
BAB II
KONSEP TEORI
KONSEP LANSIA
1. Pengertian lansia
Lansia (lanjut usia) adalah proses alami yang tidak dapat ditentukan, umur
manusia sebagai makhluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam. Umur maksimal
(60x20 tahun = 120 tahun) (UU no.4 tahun 1965).
Menurut WHO, lansia tersebut meliputi:
Usia pertengahan (Middle age) : usia 45-59 tahun
Lanjut usia (Ederly) : usia 60-74 tahun
Lanjut usia tua (old) : usia 75-90 tahun
Usia sangat tua (very old) : usia > 90 tahun
3
Sistem Genitourinarius
Pada pria dan wanita terjadi penurunan kapasitas kandung kemih.
Wanita : otot dasar panggul melemah.
Pria : hyperplasia prostate jinak
Sistem Gastrointestinal
Penurunan produksi saliva, kesulitan menelan, perlambatan pengosongan
esophagus dan lambung, penurunan mortilitas gastrointestinal.
Sistem Syaraf
Penurunan kecepatan kondisi syaraf, cepat bingung saat sakit fisik, dan
kehilangan orientasi lingkungan, penurunan sirkulasi serebral (pingsan,
kehilangan keseimbangan).
Sistem Indera Khusus
Penglihatan
Berkurangnya kemampuan memusatkan penglihatan pada benda dekat, kurang
kemampuan menerima cahaya yang menyilaukan.
Pendengaran
Penurunan kemampuan untuk mendengar suara dengan frekuensi yang tinggi.
Pengecap dan penghidu
Penurunan kemampuan terhadap pengecapan dan penciuman.
4
1. Definisi gout
Sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi.
Merupakan hasil samping dari pemecahan sel dalam darah.
Suatu penyakit yang sudah dikenal sejak masa Hippocrates, sering dinamakan
sebagai penyakit para raja dan raja dari penyakit karena sering muncul pada
kelompok masyarakat dengan kemampuan sosial-ekonomi tinggi yang sering
mengonsumsi daging (yaitu keluarga kerajaan pada zaman dahulu).
Gout berasal dari bahasa latin, yaitu gutta (tetesan) karena kepercayaan kuno
bahwa penyakit ini disebabkan oleh luka yang jatuh tetes demi tetes ke dalam
sendi.
Penyakit di mana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan,
baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang
menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin.
2. Etiologi
Semua orang pasti punya asam urat, karena hal ini merupakan bagian yang
normal dari darah dan urin. Penyakit asam urat disebabkan meningkatnya kadar asam
urat dalam darah. Normalnya, asam urat sebagai hasil samping dari pemecahan sel
yang terdapat dalam darah yang secara berkesinambungan tubuh memecah dan
membentuk sel yang baru.
Nilai asam urat yang normal pada wanita 2,4 - 6, untuk pria 3,0 - 7. Bila
melebihi dari nilai itu maka seseorang bisa dikategorikan ada gangguan asam urat.
5
Meningkatnya asam urat disebabkan pekerjaan ginjal yang tidak sanggup
mengeluarkan asam urat melalui air kemih.
Kadar asam urat dalam darah bisa tinggi apabila banyak sisa-sisa pembuangan
hasil metabolisme purin, sedangkan ekskresi asam urat melalui urin terlalu sedikit.
Penyebab utamanya adalah gangguan metabolisme sejak lahir atau mungkin juga
adanya abnormalitas suatu enzim atau karena serangan penyakit tertentu. Gangguan
ini menyebabkan kadar asam urat dalam serum tinggi.
Serangan akut gout tidak selalu harus dalam keadaan asam urat tinggi.
Fluktuasi kadar asam urat yang cenderung turun-naik, juga bisa mengakibatkan
serangan akut. Misalnya, seseorang dengan kadar asam urat normal bisa terkena
serangan akut beberapa jam setelah makan semangkuk soto jeroan sapi. Soalnya, soto
ini menyebabkan kadar asam urat naik secara mendadak.
Sebaliknya, seseorang dengan kadar asam urat tinggi bisa mendapat serangan
akut kalau melakukan diet terlalu ketat atau minum obat penurun asam urat
(allopurinol) dosis tinggi. Diet ketat atau konsumsi obat tersebut menyebabkan kadar
asam urat turun drastis (di bawah 5 mg%).
Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan
dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit
tertentu. Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses
(kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang
ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh.
6
Sebenarnya gout itu sendiri tidak melulu disebabkan oleh endapan kristal
asam urat atau monosodium urate (MSU) saja. Kristal-kristal lain seperti calcium
pyrophosphate dihydrate (CPPD), calcium hydroxyapatite (HA), dan calcium oxalate
(CaOx) juga sering memberi peranan terjadinya gout. Pengendapan yang patologis di
tubuh paling sering disebabkan oleh adanya gangguan ginjal. Hal ini dikarenakan
salah satu fungsi ginjal adalah untuk mengekresikan kristal-kristal tersebut.
3. Klasifikasi gout
a. Gout primer
Kasus gout di mana penyebabnya tidak diketahui atau akibat kelainan proses
metabolisme dalam tubuh. Sekitar 90% pasien gout primer adalah laki-laki yang
umumnya berusia lebih dari 30 tahun, sementara gout pada wanita umumnya
terjadi setelah menopause. Diperkirakan bahwa gout terjadi pada 840 orang setiap
100.000 orang.
b. Gout sekunder
Kasus di mana penyebabnya dapat diketahui. Gout sangat terkait dengan obesitas,
hipertensi, hiperlipidemia, dan diabetes mellitus.
4. Manifestasi klinis
Pasien dengan gejala gout akan mengalami peradangan pada satu atau
beberapa persendian. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi
metatarsophalangeal dengan jari kaki pertama. Tapi tidak jarang sendi lutut, tarsal,
dan pergelangan kaki juga ikut terlibat. Nyeri yang biasa dikeluhkan pasien adalah
tajam dan kadang membuat pasien sampai tidak bisa berjalan. Pada beberapa orang
nyeri dirasakan terutama setelah bangun dari tidur.
Gejala nyeri dan kaku bersifat akut pertama-tama menyerang sendi-sendi ibu
jari kaki (sendi bunion) sampai ke jari-jari lain. Pada taraf lebih lanjut, bisa sampai
pergelangan kaki, lutut, siku, serta sendi-sendi kecil lain pada tangan. Siksaan nyeri
dan pembengkakan tersebut sering kali menyebabkan penderita sulit berjalan. Malah
ada kalanya peradangan disertai demam dan di daerah sendi yang bengkak terasa
7
panas. Penderitaan bisa berlangsung 24 - 36 jam. Bahkan, bisa lebih lama lagi
tergantung parah tidaknya peradangan.
Bila dilihat dengan kasat mata, sendi tampak bengkak, hangat dan
kemerahan. Bila ditekan atau digerakkan terasa nyeri. Pasien sering kesulitan
memakai kaus kaki atau sepatu karena hal ini. Namun pada beberapa kasus, keluhan-
keluhan ini bisa saja tidak ditemukan. Pasien kadang hanya mengeluhkan nyeri saja
tanpa ada tanda-tanda peradangan lain. Semua keluhan ini biasanya diderita oleh para
lansia dan tidak jarang juga melibatkan peradangan pada sendi jari-jari tangan.
Serangan gout awal biasanya akan mereda dalam waktu 10 hari dan
kebanyakan pasien tidak memiliki gejala sisa setelahnya hingga episode serangan
berikutnya. Kadang bisa juga ditemukan benjolan-benjolan berisikan kristal asam
urat, yang disebut tophi, di bawah telinga atau di sendi-sendi yang terlibat.
Tofi yang menumpuk biasanya akan muncul di beberapa bagian tubuh seperti:
telinga, tendon, ginjal, pembuluh darah dan bagian jantung. Di dalam ginjal tofi akan
membentuk batu asam urat yang biasa dikenal masyarakat batu ginjal. Namun tentu
saja tidak semua batu ginjal disebabkan dari tofi asam urat tetapi dapat juga berasal
dari kalsium oksalat atau phosphat. Pada telinga dan jari ukuran tofi mulai sebesar
ujung jarum pentul hingga sebesar kelereng.
8
Kasus asam urat tingkat keparahannya terdiri dari empat tahapan/stadium:
1. Tahap Asimtomatik (stadium I)
Tanda-tanda penyakit asam urat/gout pada stadium I atau permulaan biasanya
ditandai dengan peningkatan kadar asam urat tetapi tidak dirasakan oleh penderita
karena tidak merasakan sakit sama sekali dan tidak disertai gejala nyeri, arthritis,
tofi/tofus maupun batu ginjal atau batu urat di saluran kemih.
2. Tahap Akut (stadium II)
Asam urat Stadium II biasanya terjadi serangan radang sendi disertai dengan rasa
nyeri yang hebat, bengkak, merah dan terasa panas pada pangkal ibu jari kaki.
Biasanya serangan muncul pada tengah malam dan menjelang pagi hari. Serangan
seperti ini bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari (10 hari) dan bila
diberi obat akan sembuh dalam waktu kurang lebih 3 hari. Interval serangan yang
cukup lama dan sendi masih dalam keadaan normal.
3. Tahap Interkritikal (stadium III)
Asam urat Stadium III adalah tahap interval di antara dua serangan akut. Biasanya
terjadi setelah satu sampai dua tahun kemudian. Interval serangannya bertambah
pendek namun penderita masih bisa melakukan aktivitas normal tanpa ada rasa
sakit sama sekali bila tidak sedang kambuh.
4. Tahap Kronik (Stadium IV)
Tahapan kronik ini ditandai dengan terbentuknya tofi dan deformasi atau
perubahan bentuk pada sendi-sendi yang tidak dapat berubah ke bentuk seperti
semula, ini disebut gejala irreversibel atau arthritis gout kronis. Pada kondisi ini
frekwensi kambuh akan semakin sering dan disertai rasa sakit terus menerus yang
lebih menyiksa dan suhu badan bisa tinggi. Bila demikian bisa menyebabkan
penderita tidak bisa jalan atau lumpuh karena sendi menjadi kaku kaku tak bisa
ditekuk.
5. Patofisiologi
Dilihat dari sisi biokimiawi, asam urat adalah hasil metabolisme dari purin.
Purin itu sendiri adalah turunan dari protein yang terkandung di dalam tubuh. Purin
juga didapatkan dari makanan yang kita konsumsi. Pada golongan primata, adenosin
9
(purin) dimetabolisme oleh tubuh menjadi asam urat oleh enzim adenosine
diaminase. Selanjutnya asam urat akan dimetabolisme lagi menjadi allantoin yang
larut air oleh enzim uricase. Namun pada manusia enzim ini sangat sedikit sehingga
hasil akhir dari purin adalah asam urat.
Asam urat ini dibawa ke ginjal melalui aliran darah untuk dikeluarkan
bersama air seni. Ginjal yang sehat akan mengatur kadar asam urat dalam darah agar
selalu dalam kadar normal. Namun, asam urat yang berlebihan tidak akan tertampung
dan terolah seluruhnya oleh tubuh. Kelebihan itu akhirnya menumpuk pada sendi dan
jaringan. Asam urat, dalam jumlah terbatas, juga diproduksi dari makanan yang
dicerna. Asam ini lewat usus besar akan dihancurkan bakteri menjadi zat kimia yang
dikeluarkan bersama feses.
Bila kadar asam urat semakin tinggi dan melewati kadar jenuh dalam tubuh,
maka asam urat lambat laun akan mengendap dan mengkristal. Kristal asam urat,
yang bila dilihat dibawah mikroskop berpolarisasi berbentuk jarum ini, paling sering
mengendap di sendi-sendi dan jaringan ikat tubuh. Adanya endapan kristal asam urat
akan menyebabkan sendi meradang atau yang biasa disebut sebagai arthritis atau
gout.
10
8. Tophus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago artikular
(tulang rawan sendi) dan kapsula sendi.
9. Hiperuricemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL).
10. Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja).
11. Serangan arthritis akut berhenti secara menyeluruh.
7. Pengobatan Medis
Pengobatan dan pencegahan terhadap hiperurisemia dan gout dilakukan
dengan usaha mengurangi tingkat produksi asam urat atau meningkatkan ekskresinya.
Dua jenis obat yang digunakan untuk terapi hiperurisemia ialah obat-obat urikosurik,
dan inhibitor enzim xanthin oksidase/xanthin dehidrogenase. Obat urikosurik, seperti
11
probenesid, bekerja meningkatkan bersihan ginjal asam urat dengan menghambat
reabsorpsi tubular asam urat di ginjal.
Kekurangan dari terapi urikosurik ialah perlunya alkalinisasi urin dan
dikontraindikasikan pada pasien yang alergi dan menderita kelainan fungsi ginjal.
Saat ini, hanya alopurinol obat yang diperbolehkan penggunaannya untuk
menghambat sintesis asam urat. Alopurinol diindikasikan jika obat urikosurik tidak
berhasil mengurangi kadar urat serum sampai di bawah 7 mg/dl atau jika pasien
intoleran terhadap obat urikosurik.
Alopurinol dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya seperti
nefropati, dan reaksi alergi, dan peningkatan toksisitas 6-merkaptopurin. Oleh karena
itu, diperlukan obat hipourisemik yang memiliki efektivitas dan keamanan yang lebih
tinggi.
Pada serangan akut atau pada puncak peradangan, penggunaan obat anti-
inflamasi non-steroid (NSAID) atau obat glukokortikoid bergantung pada usia dan
kondisi pasien. Dalam keadaan akut, dokter akan meresepkan Colchisin 0.6 mg. Obat
ini harus diminum setiap satu jam sekali hingga keluhan mereda atau bila timbul
gejala toksik pada saluran pencernaan seperti diare dan mual-muntah. Penggunaan
obat ini harus dalam pengawasan ketat dari dokter.
Obat anti-inflamasi lain yang bisa digunakan adalah Indomethacin 25-50 mg,
ibuprofen 800 mg, atau diclofenac 50 mg, probenecid 250 mg, dan sulfinepyrazone
200-400 mg. Glukokortikoid oral seperti prednison 30-50 mg, suntikan intravena
metilprednisolon, betametasone 7 mg, atau suntikan di sendi dengan triamsinolon
asetonid 20-40 mg adalah sama efektifnya.
Pasien dengan asam urat tinggi diharuskan mengkonsumsi cairan yang lebih
banyak dari biasanya. Hal ini bertujuan agar bisa menurunkan kadar asam urat dalam
darah serta pencegahan terjadinya batu di ginjal. Pasien dengan gout harus dipastikan
mengkonsumsi cairan sebanyak 1500 ml setiap harinya.
12
8. Pengobatan Tradisional
1. Sirsak dimakan atau dijuice, dikonsumsi setiap hari
2. Mengatasi asam urat yang tinggi, 10 lembar daun salam direbus dengan 700 cc air
hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat.
3. Cuka apel (2 sdm) dicampur dengan madu (1 sdm) dimasukkan pada air hangat
50 cc, diminum setiap pagi setelah bangun tidur dan menjelang tidur malam,
selama 1 minggu.
4. Labu siam, diparut kemudian disaring untuk diambil airnya, diminum setiap hari.
a. Sirsak
Setelah air, kandungan zat gizi yang terbanyak dalam sirsak adalah
karbohidrat. Salah satu jenis karbohidrat pada buah sirsak adalah gula pereduksi
(glukosa dan fruktosa) dengar kadar 81,9-93,6% dari kandungan gula total. Buah
sirsak mengandung sangat sedikit lemak (0,3 g/ 100 g), sehingga sangat baik
untuk kesehatan. Rasa asam pada sirsak berasal dari asam organik nonvolatil,
terutama asam malat, asam sitrat, dan asam isositrat.
Vitamin yang paling dominan pada buah sirsak adalah vitamin C, yaitu
sekitar 20 mg per 100 gram daging buah. Kebutuhan vitamin C per orang per hari
(yaitu 60 mg), telah dapat dipenuhi hanya dengan mengonsumsi 300 gram daging
buah sirsak. Kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada sirsak merupakan
antioksidan yang sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan
memperlambat proses penuaan (tetap awet muda).
13
Mineral yang cukup dominan adalah fosfor dan kalsium, masing-masing
sebesar 27 dan 14 mg/100 g. Kedua mineral tersebut penting untuk pembentukan
massa tulang, sehingga berguna untuk membentuk tulang yang kuat serta
menghambat osteoporosis.
Keunggulan sirsak terletak pada kadar sodium (natrium) yang rendah (14
mg/100 g) tetapi tinggi potasium (kalium), yaitu 278 mg/100 g. Perbandingan
kalium dan natrium yang tinggi sangat menguntungkan dalam rangka pencegahan
penyakit hipertensi.
Selain komponen gizi, buah sirsak juga sangat kaya akan komponen
nongizi. Salah satu di antaranya adalah mengandung banyak serat pangan (dietary
fiber), yaitu mencapai 3,3 g/100 g daging buah. Konsumsi 100 g daging buah
dapat memenuhi 13 persen kebutuhan serat pangan sehari. Buah sirsak merupakan
buah yang kaya akan senyawa fitokimia, sehingga dapat dipastikan bahwa buah
tersebut sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan.
Makan sirsak sangat baik bagi pencernaan karena kandungan seratnya
yang tinggi sehingga dapat membantu mengatasi konstipasi (sembelit). Sirsak
juga cocok dijadikan makanan diet penurun berat badan karena kandungan
lemaknya sangat rendah dan kaya akan serat. Selain itu, sirsak juga memiliki efek
diuretik (melancarkan buang air kecil) karena kandungan airnya yang tinggi
(81,7%) sehingga bermanfaat mengatasi gangguan saluran kencing, menggelontor
dan menetralkan toksin, serta bakteri dari dalam tubuh.
b. Daun salam
14
Daun salam rasanya kelat dan bersifat astringent. Senyawa-senyawa
seperti minyak atsiri, tanin dan flavonoid banyak terdapat dalam daunnya. Untuk
pengobatan memang daunnya lah yang paling banyak digunakan, tetapi akar, kulit
dan buahnya pun berkhasiat sebagai obat.
Air rebusan daun salam dapat mengatasi asam urat yang tinggi, 10 lembar
daun salam direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya
diminum selagi hangat.
c. Cuka apel
Cuka apel kaya serat & mengandung potasium (menjaga keseimbangan
tingkat potasium-sodium dalam tubuh). Cuka apel mengandung banyak nutrisi
menyehatkan, beta karoten (sejenis antioksidan penangkal kanker), boron (bekerja
seperti estrogen untuk mencegah hilangnya mineral dari tulang, membantu
pendayagunaan vitamin D), kalsium (menjaga tulang & gigi tetap kuat dan sehat,
membantu mengatur kerja jantung), berbagai enzim (membantu pencernaan
makanan), Zat besi (memainkan peran di dalam sistem kekebalan tubuh dan
penting untuk kemampuan mengingat), maganesa (penting untuk menjaga tingkat
kolesterol), karbohidrat dan asam amino (mencegah pikun). Cuka apel mambantu
menjaga keseimbangan asam/alkali dalam tubuh. Asam hidroklorit pada cuka apel
dapat membantu pencernaan.
Cuka apel merupakan sumber serat larut paling baik, bebas kolesterol dan
lemak, serta mengandung natrium. Kandungan pektinnya juga efektif menekan
kolesterol jahat penyumbat pembuluh darah (LDL) dan meningkatkan kadar
kolesterol baik (HDL). Cocok diminum panas ataupun dingin.
Sari apel bersifat antiseptik, sehingga bisa membantu menekan jumlah
bakteri jahat dalam saluran pencernaan, memperbaiki metabolisme tubuh,
memperlancar aliran darah, mengatasi keracunan, serta menekan risiko obesitas.
Selebihnya, cuka apel juga mengandung karotenoid, sumber vitamin A yang
berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh.
Sebuah kajian di Malaysia mengungkapkan, cuka apel tak berefek
samping bila dikonsumsi sesuai takaran atau tidak lebih dari enam sendok teh
15
sehari. Keluhan yang sering muncul jika dikonsumsi berlebihan adalah rasa
pusing, tetapi dapat dicegah dengan banyak minum air sebagai penawar.
Pada dasarnya darah resisten terhadap asam (sifat cuka apel), kelebihan
asam akan dibuang secara alami melalui urin dan keringat. Sebaliknya, darah
reaktif terhadap basa. Artinya pH darah akan naik bila terdapat gizi yang bersifat
basa. Kondisi darah yang cenderung basa memudahkan tubuh terserang penyakit.
Karena berbentuk cair, selain diminum langsung, cuka apel sering
ditambahkan ke dalam makanan olahan tertentu sebagai campuran. Berikut di
antaranya:
Untuk minuman, cuka apel dikonsumsi langsung dengan takaran satu sendok
makan diencerkan dengan setengah cangkir air putih.
Karena rasanya yang asam, sebagian orang mencampumya dengan madu agar
lebih manis. Namun, Anda yang kadar gula darahnya tinggi sebaiknya tidak
menambahkan madu. Untuk pengobatan, dua sendok makan cuka apel, satu
sendok makan madu, dan segelas air, diaduk sampai rata.
d. Labu siam
Sayuran ini sangat kaya akan kandungan serat, vitamin A,B, dan C,
mineral dan air, niasin, dan sedikit albuminoid. Karena bersifat dingin, jika
dimakan terasa sejuk dan dingin di perut.
Niasin merupakan bagian dari vitamin B kompleks yang disebut sebagai
vitamin B3, berfungsi untuk menurunkan produksi VLDL (very low density
lipoprotein) di dalam hati, sehingga produksi kolesterol LDL (low density
lipoprotein) dan trigliserida dapat menurun. Niasin berperan pada reaksi
enzimatik di dalam tubuh untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein,
16
yaitu sebagai koenzim I dan koenzim II. Niasin sangat diperlukan agar suplai
energi dalam jaringan tubuh berjalan normal.
Daging buahnya terdiri atas 90%, 7,5% karbohidrat, 1% protein, 0,6%
serat, 0,2% abu dan 0,1% lemak. Juga mengandung sekitar 20 mg kalsium, 25 mg
fosfor, 100 mg kalium, 0,3 mg zat besi, 2 mg natrium, serta beberapa zat kimia
yang berkhasiat obat. Air labu siam memiliki efek diuretic yang baik, sehingga
melancarkan buang air kecil. Dengan begitu, kelebihan asam urat bisa segera
dikeluarkan dari dalam tubuh.
9. Pencegahan
Pasien dengan gout akan memiliki resiko untuk terkena serangan berulang.
Untuk mengurangi resiko serangan maka penderita harus mulai mengatur pola hidup
dan pola makan. Penderita harus memodifikasi semua faktor resiko yang ada.
Berikut faktor risiko yang dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat:
Obesitas atau kegemukan.
Konsumsi alkohol.
Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dosis rendah, niasin, cyclosporin,
pirazinamide, etambutol.
Dehidrasi atau kekurangan cairan.
Gangguan di sistem darah seperti leukimia, limfoma dan gangguan hemoglobin.
Konsumsi makanan yang mengandung purin tinggi seperti: daging merah yang
berasal dari sapi, domba.
Daging jeroan atau dalaman seperti otak, ginjal, hati, atau jantung.
Kerang-kerangan, tiram, kepiting, remis dan juga telur binatang laut.
Kacang-kacangan.
Sayuran seperti: bayam, brokoli, kangkung, tauge.
Makanan kaleng seperti: sarden, kornet.
Buah-buahan seperti: durian, alpokat dan es kelapa.
Minuman bersoda.
17
Banyak sekali aspek dalam hidup yang sangat mempengaruhi kejadian suatu
penyakit. Telaah lebih jauh sedang dilakukan untuk memperbaiki penanganan dan
pencegahan terhadap gout. Modifikasi diet rendah kandungan purin, rajin
berolahraga, banyak minum air dan hindari stress. Dengan meningkatkan faktor-
faktor ini diharapkan bukan hanya gout saja yang terhindar, tapi juga penyakit
mematikan yang lain.
10. KASUS
Ny.R (63 th), pensiunan guru, agama Islam, tinggal bersama suami, anak yang
paling kecil dan dua orang cucu. Pada saat dilakukan wawancara dan observasi klien
mengatakan bahwa kaki kirinya sering sakit bila dibawa berjalan jauh dan terlalu
lama berdiri. Klien juga mengatakan bahwa dahulu kaki kirinya pernah bengkak dari
lutut ke bawah, pernah dibawa ke praktek dokter dan ternyata sakitnya itu asam urat.
Klien mengatakan sakitnya mulai terasa sejak 2 tahun terakhir ini, pernah
dirawat di RS karena mengalami kehamilan di luar kandungan. Klien mengatakan
bila sakitnya kambuh paling hanya diolesi balsem atau kalau dalam 2 hari sakitnya
tidak sembuh juga maka klien berobat ke RS. Klien mengatakan tidak mempunyai
pantangan apapun sebelumnya tetapi sekarang punya pantangan seperti jeroan,
kacang-kacangan dan bayam. Klien mengatakan orang tuanya tidak mempunyai
penyakit asam urat, dan kakak tertuanya meninggal karena kecelakaan.
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 14 Februari 2010 diperoleh data: TD
110/80 mmHg, N 70x/i, P 24x/i, S 37OC BB 60 kg, TB 150 cm. Kekuatan otot
44444/55555. Klien lebih banyak duduk, klien tidak sanggup berdiri lama. Klien
tampak memijit-mijit kaki kirinya setelah berjalan jauh, klien tampak mengoleskan
balsem sewaktu akan tidur. Klien sulit untuk menghindari makanan pantangan dan
kurang mengkonsumsi air putih.
18
11. ASKEP
1) Pengkajian
a) Identitas klien
Nama : Ny.R
Umur : 63 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan Guru
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SPG
Alamat : Jl. DPRD Kota Padang Panjang
Suku Bangsa : Koto
Tanggal didata : 14 Februari 2010
Diagnosa medis : Gout
b) Keluhan utama
Ny.R mengatakan bahwa kaki kirinya sering sakit bila dibawa berjalan jauh
dan bila berdiri terlalu lama.
19
B. Bagaimana dilihat
Ny.R tidak mampu berdiri lama.
Region
A. Dimana reaksinya
Pada bagian kaki kiri.
B. Apakah menyebar
Ny.R mengatakan sakitnya menyebar ke paha.
Severity (menganggu aktivitas)
Ny.R mengatakan bila sedang kambuh sakitnya sangat menganggu aktivitas
karena membuat klien susah untuk berjalan.
Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)
Klien mengatakan sakitnya mulai terasa sejak 2 tahun terakhir ini.
20
2. Penyakit keturunan tidak ada.
3. Anggota keluarga yang meninggal
Klien mengatakan orangtua meninggal karena usianya yang sudah tua
dan kakak tertua meninggal karena kecelakaan.
f) Genogram
Ket:
: laki-laki
: perempuan
: klien
: tinggal serumah
: sudah meninggal
21
g) Riwayat/keadaan psikososial
A. Bahasa yang digunakan
Bahasa daerah (minang)
B. Persepsi klien tentang penyakitnya
Klien menganggap penyakitnya sulit untuk disembuhkan/tidak mungkin
sembuh. Klien bersyukur masih bisa berjalan tanpa menggunakan tongkat.
C. Konsep diri
1. Body image
Klien mengatakan badannya tidak gemuk dan tidak menyulitkan klien
untuk beraktivitas.
2. Ideal diri
Klien mengharapkan dan selalu berdoa kepada Allah SWT agar
diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menjalani hari tuanya.
3. Harga diri
Kien senang tinggal bersama keluarga karena tercukupi semua
kebutuhannya, dan bebas melakukan apa saja yang diinginkan.
4. Peran diri
Klien adalah istri dari suami, ibu dari anak dan nenek dari cucunya.
5. Personal identity
Klien merupakan warga penduduk asli bukan pendatang.
D. Keadaan emosi
Emosi klien dalam keadaan stabil.
E. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara
Klien tampak memperhatikan dan menanggapi setiap pertanyaan yang
diberikan kepadanya.
F. Hubungan dengan keluarga
Harmonis dengan keluarga yang ada (suami, 3 orang anak, dan 6 orang
cucu).
G. Hubungan dengan orang lain
Baik, klien mau menyapa dan bergaul dengan siapa saja yang ditemuinya.
22
H. Kegemaran
Menanam bunga dan membenahi kebun bunga.
I. Daya adaptasi
Klien dapat beradaptasi dengan tetangga dekat rumah, ikut kelompok
bunga dan arisan.
J. Mekanisme pertahanan diri
Klien memiliki pertahanan diri yang efektif.
h) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Klien dalam kondisi baik.
2) Tanda-tanda vital:
TD : 110/80 mmHg
N : 70x/i
P : 24x/i
S : 37OC
BB : 60 kg
TB : 150 cm
3) Pemeriksaan head to toe
1) Kepala dan rambut
Kepala : bentuk kepala simetris dan kulit kepala tampak
bersih.
Rambut : rambut tipis, berminyak dan tidak berbau.
Wajah : bentuk wajah simetris
2) Mata
Bentuk : simetris terhadap wajah
Ketajaman penglihatan : kurang baik sehingga menggunakan
alat bantu penglihatan.
Konjungtiva : tidak anemis
Sclera : tidak ikterus
Pupil : isokor (kanan dan kiri)
23
Pemakaian alat bantu : memakai kaca mata saat membaca
3) Hidung
Bentuk : simetris
Fungsi penciuman : baik, dapat membedakan bau
Perdarahan : tidak ada
4) Telinga
Bentuk : simetris antara kanan dan kiri
Lubang telinga : terdapat serumen tapi dalam batas
normal
Ketajaman pendengaran : kurang mendengar karena sudah tua
5) Mulut dan faring
Keadaan bibir : mukosa bibir kering
Keadaan gusi dan gigi : tidak ada perdarahan gusi, gigi
terlihat bersih dan lengkap.
Keadaan lidah : tidak ada perdarahan
6) Leher
Tyroid : tidak terdapat pembesaran kelenjar getah
bening
Suara : klien menguarkan suara dengan kata-kata
yang jelas
Denyut nadi karotis : teraba
Vena jugularis : teraba
7) Kulit
Kebersihan klien : klien tampak bersih
Warna : kulit sawo matang
Turgor : baik (kembali <3 dtk)
Kelembaban : kulit kering
Payudara dan ketiak: tidak diperiksa (klien tidak bersedia)
8) Thorax
Bentuk : simetris antara kanan dan kiri
24
Pernafasan : 24x/i, irama teratur
Tidak ada kesulitan bernafas saat istirahat
9) Paru
Palpasi getaran udara : terdengar dan teratur
Perkusi : bunyi resonan
Auskultasi : bunyi nafas teratur
10) Jantung
Inspeksi : tampak gerakan jantung ke permukaan dada secara
teratur
Palpasi : lokasi: sebelah kiri dalam rongga dada
Perkusi : batas jantung: apex: ruang intercostal ke 4-5.
Auskultasi : bunyi normal (dullness), frekuensi 80x/i, murmur
tidak ada.
11) Abdomen
Bentuk : simetris antara kanan dan kiri
Benjolan : tidak ada
Tanda nyeri tekan : tidak ada
Tanda ascites : tidak ada
Hepar : tidak ada pembengkakan
12) Genitalia: tidak dilakukan (klien tidak bersedia)
13) Ekstremitas
Kesimetrisan otot : simetris
Pemeriksaan edema : tidak ada edema
Kekuatan otot : 44444/55555
Tidak ada kelainan pada ekstremitas dan kuku
14) Neurologis
1. Tingkat kesadaran
GCS: 15, E: 6, M: 4, V: 5
2. Status mental
25
Klien masih dapat berorientasi dengan baik (waktu, tempat dan
orang)
Ingatan klien masih kuat (klien masih ingat masa lalunya)
Klien berkeinginan untuk sembuh
3. Fungsi motorik
Cara berjalan : normal
Test jari hidung : klien dapat menyentuh hidung
Pronasi dan supinasi test : klien mampu membolak-balikkan
telapak tangan
Romberg test : klien mampu berdiri tanpa bantuan
4. Fungsi sensorik
Test tajam tumpul : klien dapat membedakan benda
tajam dan tumpul
Test panas dingin : klien dapat membedakan benda
panas dan dingin
Membedakan 2 titik : klien dapat membedakan 2 titik
26
nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK, tidak ada penggunaan diuretic,
tidak ada riwayat penyakit ginjal.
c. Pola makan dan minum
1. Gejala (subjektif)
Diit tipe
Ada selera makan
Alergi terhadap makanan tidak ada
2. Tanda obyektif
BB: 60 kg
TB: 150 cm
3. Waktu makan yaitu: pagi, siang dan malam
4. Jumlah dan jenis makanan: 1 piring sekali makan dan jenis makanan
adalah makanan biasa.
d. Personal hygiene
Pemeliharaan tubuh/mandi 2x sehari
Pemeliharaan gigi/gosok gigi 2x sehari
Pemeliharaan kuku/pemotongan kuku kalau panjang
e. Aktivitas
Klien memiliki kegiatan rutin seperti mengantarkan cucu ke sekolah,
menanam bunga dan membenahi kebun bunga.
2) Analisa data
27
sewaktu akan tidur
DS:
Klien mengatakan kaki
kirinya sering sakit bila
dibawa berjalan jauh
Klien mengatakan kaki
kirinya sering sakit bila
terlalu lama berdiri
DO: Mobilitas fisik menurun Resti cidera
Kekuatan otot
44444/55555
TB 150 cm
BB 60 kg
Klien lebih
banyak duduk
Klien tidak
sanggup berdiri lama
DS:
Klien mengatakan
sakitnya sejak 2 tahun
terakhir ini
Klien mengatakan
bahwa dahulu kaki
kirinya pernah bengkak
dari lutut ke bawah
DO: Ketidak patuhan Resti serangan berulang
Klien sulit untuk menghindari makanan
mengindari makanan pantangan
pantangan
Klien kurang
mengkonsumsi air putih
DS:
Klien mengatakan bila
sakitnya kambuh paling
hanya diolesi balsem
Klien mengatakan bila
dalam 2 hari sakitnya
tidak sembuh juga maka
klien berobat ke RS
Klien mengatakan tidak
mempunyai pantangan
apapun sebelumnya
tetapi sekarang punya
28
pantangan seperti
jeroan, kacang-
kacangan dan bayam
29
4) Intervensi
Nama klien: Ny.R Umur: 63 tahun
Alamat: Jl.DPRD Kota Padang Panjang Tanggal pengkajian: 14 Februari 2010
Dx medis: gout
Diagnosa TUM TUK Kriteria Standar Intervensi
keperawatan
1. Gangguan rasa Setelah dilakukan Setelah 3x30 menit
nyaman: nyeri tindakan kunjungan, klien
b/d peradangan keperawatan selama mampu:
pada sendi 12x kunjungan, 1) Mengenal
ditandai dengan: klien mampu masalah
mengatasi gangguan rasa
DO: penurunan fungsi nyaman: nyeri
TD 110/80 tulang pada penyakit
mmHg gout dengan:
N 70x/i 1.1 Menyebutkan Respon verbal Asam urat adalah 1.1.1 Kaji
S 37OC definisi asam peradangan akibat pengetahuan
P 24x/i urat adanya endapan klien tentang
Klien tampak kristal asam urat asam urat
memijit-mijit pada sendi dan jari, 1.1.2 Diskusikan
kaki kirinya sering menyerang dengan klien
setelah berjalan wanita yang berusia tentang
jauh diatas 50 th pengertian
Klien tampak asam urat
mengoleskan dengan
balsem sewaktu gambar atau
akan tidur lembar balik
serta leaflet
1.1.3 Beri
30
DS: reinforcement
Klien positif atas
mengatakan jawaban klien
kaki kirinya
sering sakit bila 1.2 Menyebutkan 4 dari 6 penyebab 1.2.1 Kaji
Respon verbal
dibawa berjalan penyebab asam asam urat: pengetahuan
jauh urat Faktor klien tentang
Klien keturunan penyebab
mengatakan Gangguan ginjal asam urat
kaki kirinya Hipertensi 1.2.2 Diskusikan
sering sakit bila Makanan yang dengan klien
terlalu lama mengandung tentang
berdiri byk purin penyebab
Jumlah alkohol asam urat
yang dikonsumsi dengan
Penggunaan gambar,
obat-obatan lembar balik
kimia yang atau leaflet
bersifat 1.2.3 Motivasi klien
diuretik/analgeti untuk
k dalam waktu menyebutkan
lama kembali
penyebab
asam urat
1.2.5 Beri
reinforcement
positif atas
jawaban klien
1.3 Menyebutkan 3 dari 5 tanda-tanda
Respon verbal,
tanda-tanda asam asam urat: 1.3.1 Diskusikan
redemonstrasi dan
urat dengan klien
31
psikomotor Peningkatan tentang tanda-
asam urat darah tanda asam
Terjadi lebih urat dengan
dari satu kali gambar, leaflet
serangan nyeri atau lembar
di persendian balik
Serangan di satu 1.3.2 Motivasi klien
sendi, terutama untuk
sendi ibu jari menyebutkan
kaki kembali tanda-
Sendi tampak tanda asam
kemerahan urat
Pembengkakan 1.3.3 Beri pujian
di satu sendi atas jawaban
dan
redemonstrasi
klien
Setelah 2x30 menit
kunjungan, klien
mampu:
2) Mengambil
keputusan untuk
merawat diri
pada klien asam
urat dengan cara:
2.1 Menjelaskan Respon verbal Akibat lanjut asam 2.1.1 Diskusikan
akibat lanjut urat: dengan klien
penyakit bila Aktivitas akibat lanjut
tidak diobati terganggu dari asam urat
karena nyeri dengan
gambar,
32
Tulang mudah lembar balik
keropos atau leaflet
Tulang mudah 2.1.2 Evaluasi
patah kembali
tentang
pengetahuan
klien setelah
diberi
penjelasan
2.1.3 Beri
reinforcement
positif apabila
kien mampu
menjelaskan
kembali apa
yang telah
didiskusikan
33
asam urat
3.1 Menyebutkan Respon verbal 4 dari 7 cara 3.1.1 Diskusikan
cara pencegahan pencegahan dengan klien
penyakit asam penyakit asam urat: tentang cara
urat Istirahat yang pencegahan
cukup asam urat
Menghindari dengan
kerja yang berat gambar,
Menghindari lembar balik
makanan yang atau leaflet
dapat 3.1.2 Beri
meningkatkan reinforcement
asam urat positif atas
Mengkonsumsi jawaban klien
makanan tinggi
Kalsium
Berjemur di pagi
Olah raga teratur
sesuai
kemampuan
Memeriksakan
kesehatan secara
teratur
3.2 Merawat diri Respon verbal, 3.2.1 Diskusikan
Cara merawat diri
sendiri dengan redemonstrasi dan dengan klien
dengan asam urat:
penyakit asam psikomotor tentang cara
Anjurkan klien
urat merawat diri
mandi
dengan
menggunakan
gambar,
air hangat
lembar balik
34
Ajarkan klien dan leaflet
mengatur posisi 3.2.2 Beri
yang nyaman reinforcement
saat tidur/duduk positif atas
Ajarkan kien jawaban dan
melakukan redemonstrasi
kompres hangat klien
bila nyeri datang
35
diminum setiap
pagi setelah
bangun tidur dan
menjelang tidur
malam, selama 1
minggu.
Labu siam,
diparut
kemudian
disaring untuk
diambil airnya,
diminum setiap
Setelah 2x30 menit hari.
kunjungan, klien
mampu:
4) Memodifikasi
lingkungan yang
dapat mencegah
terjadinya asam
urat
4.1 Menyebutkan Respon verbal 4.1.1 Diskusikan
lingkungan dengan klien
kamar yang baik Lingkungan yang tentang
baik untuk lingkungan
menghindari kamar yang
penyakit asam urat: baik untuk
Lantai tidak kesehatan
licin/basah 4.1.2 Evaluasi
Barang-barang pengetahuan
yang diperlukan klien
diletakkan di 4.1.3 Beri
36
tempat yang reinforcement
mudah positif atas
dijangkau jawaban klien
Tempat tidur
4.2 Memodifikasi Respon verbal, tidak tinggi 4.2.1 Motivasi klien
lingkungan redemonstrasi dan untuk
kamar yang sehat psikomotor Memodifikasi memodifikasi
kamar agar lebih lingkungan
sehat: kamarnya
Membuka pintu 4.2.2 Bersama-sama
dan jendela, memodifikasi
terutama di pagi lingkungan
hari kamar klien
Merapikan 4.2.3 Beri
tempat tidur reinforcement
Merapikan positif atas
lemari pakaian tindakan klien
37
antara lain: 5.1.2 Jelaskan
puskesmas, jadwal kerja
posyandu, klinik, pelayanan
RS, praktek dokter kesehatan
Manfaat dari 5.1.3 Beri
pelayanan reinforcement
kesehatan: positif atas
Memberikan perhatian klien
pelayanan
kesehatan yang
dibutuhkan
Mencegah
timbulnya
penyakit
Meningkatkan
derajat
kesehatan
Jadwal kerja
puskesma setiap hari
5.2 Mengunjungi Respon verbal dan Senin s/d Sabtu 5.2.1 Beri
pelayanan psikomotor reinforcement
kesehatan Pada kunjungan positif atas
yang tidak tindakan klien
direncanakan, klien untuk
dapat menunjukkan mengunjungi
kartu berobat bila pelayanan
mengalami kesehatan
gangguan kesehatan
38
5) Catatan perkembangan
No Implementasi Evaluasi
Dx 1 Hari/tanggal: Sabtu/14 Februari 2010
Jam 09.00-10.30 WIB
39
1.2.5 Memberi reinforcement positif pada klien nyaman: nyeri belum
atas jawaban yang benar teratasi
yabenar
P: Rencana intervensi
1.3.1 Mendiskusikan dengan klien tentang tanda dilanjutkan
asam urat
Tanda-tandanya:
Peningkatan asam urat darah
Terjadi lebih dari satu kali serangan
nyeri di persendian
Serangan di satu sendi, terutama sendi
ibu jari kaki
Sendi tampak kemerahan
Pembengkakan di satu sendi
1.3.2 Memotivasi klien untuk menyebutkan
kembali tanda asam urat
tolong sebutkan kembali tanda asam urat
buk
1.3.3 Memberi pujian atas jawaban yang benar
dari klien
yabenar
40
2.2.2 Memberi reinforcement positif atas P 24x/i
keputusan klien S 37 OC
ya..tindakan ibuk sudah benar Klien masih memijit-
mijit kaki kirinya setelah
berjalan jauh
Klien masih
mengoleskan balsem
sewaktu akan tidur
P: Rencana intervensi
dilanjutkan
41
3.2.2 Memberi reinforcement positif atas dibawa berjalan jauh
jawaban klien
yaibuk benar O:
TD 110/80 mmHg
3.3.1 Diskusikan dengan klien tentang cara N 70x/i
pengobatan tradisional dengan gambar, P 24x/i
lembar balik atau leaflet S 37 OC
3.3.2 Beri reinforcement positif atas jawaban dan Klien masih memijit-
redemonstrasi klien mijit kaki kirinya setelah
berjalan jauh
Klien masih
mengoleskan balsem
sewaktu akan tidur
P: Rencana intervensi
dihentikan (keterbatasan
waktu untuk
implementasi)
42
WOC GOUT
Faktor keturunan Hipertensi
Ggg ginjal
43