PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
kelompok dapat mengarah untuk saling bekerja sama yaitu sebanyak 60%.
55
56
Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang telah dilakukan
anggota tentang asi ekslusif di kabupaten brebes diketahui bahwa 55,6% tidak
memiliki peran yang baik dan aktif terhadap sesama anggota kelompoknya,
belakang anggota. Namun, pada kelompok lansia yang ada di Panti Sosial
Tersna Werdha Kasih Sayang Ibu berada pada satu wadah dan tempat yang
secara bersama. Hal ini merupakan salah satu bentuk peran kelompok
pendukung terhadap individu dalam kelompok lansia yang ada di Panti Sosial
dirinya, kondisi ini dipengaruhi oleh faktor psiko sosial lansia tersebut,
dimana sebagian lansia terlihat kurang aktif, tidak terlalu suka berinteraksi
antar sesama warga binaan di Panti Sosial serta terlihat adanya upaya menutup
57
diri, sehingga sering sebagian lansia terlihat menarik diri walaupun anggota
Panti Sosial Tresna Werdha Batusangkar, didapatkan hasil bahwa lebih dari
kegiatan sebanyak 70,9% serta banyaknya responden yang tidak aktif dalam
35,7 % yang mempunyai hasilevaluasi dengan kriteria baik, dan 14,3 % yang
harga diri pada lansia diketahui bahwa 73,1% mengalami peningkatan harga
Werdha banyak ditemukan lansia yang tidak aktif dalam kegiatan Terapi
Aktivitas Kelompok, dimana banyak ditemukan lansia yang vakum dan tidak
yang tidak mengikuti kegiatan terapi aktivitas kelompok dari awal sampai
akhir. Selain itu, kurang aktifnya lansia dalam kegiatan terapi aktivitas
dikarenakan mereka memiliki harga diri yang tinggi dan percaya terhadap
59
menerima pendapat dari kelompok lain dan senang mengikuti kegiatan terapi
aktivitas kelompok.
3. Harga Diri
bahwa lebih dari sebahagian (56,4%) responden dengan kategori harga diri
rendah.
untuk bahagian dan diijinkan untuk menikmati hidup. Mengkritik diri sendiri
dan orang lain. Tanda dan gejala harga diri rendah menurut Keliat (2009)
adalah :
c. Penurunan produktivitas
Werdha Gau Mabaji Kab. Gowa, diketahui bahwa sebelum intervensi 63,3%
(2014) diperoleh hasil bahwa tingkat harga Diri para lansia yang berada
dipanti Werdha yang semula harga diri tinggi 10% harga diri sedang 40%
dan harga diri rendah 50%, dan setelah diberikan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK), hasilnya sangat signifikan yaitu yang mempunyai harga diri tinggi
harga diri yang tinggi pada lansia yang tinggal dipanti Werdha.
Asumsi peneliti bahwa pada dasarnya lansia yang di titipkan oleh anak
karena hampir semua lansia yang dititipkan di panti sosial merasa tidak
dibutuhkan dan kehilangan kasih sayang dari anak atau anggota keluarga
lainnya. Begitu juga di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu
ini akan mengakibatkan gangguan pada diri lansia, dimana kehilangan kasih
sayang, perasaan tidak berharga dan rasa percaya diri yang rendah serta tidak
dibutuhkan lagi oleh anak dan anggota keluarga yang seharusnya menjadi
kelompok warga binaan di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu
B. Analisis Bivariat
tidak berperan aktif terhadap dirinya memiliki harga diri yang rendah.
antara peran kelompok pendukung terhadap harga diri lansia dengan nilai
kelompok pendukung tidak aktif, cenderung 5,7 kali memiliki harga diri yang
meningkatkan harga diri dan merubah perilaku lansia dari maladaptif menjadi
harga diri lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu
rasa percaya diri, dihargai dan menciptakan rasa harga diri yang tinggi
menyebabkan lansia merasa dikucilkan dan pada akhirnya akan menarik dan
menutup diri dari kelompoknya. Kondisi ini akan menimbulkan rasa tidak
berharga pada diri lansia dan akan menimbulkan perasaan harga diri yang
rendah.
pendukung tidak aktif tetapi memiliki harga diri yang tinggi dan lansia
dengan peran kelompok pendukung aktif tetapi memiliki harga diri yang
salah satunya adalah harga diri yang tinggi dan begitu pula sebaliknya.
kelompok dengan baik memiliki tingkat harga diri yang rendah. Sedangkan
dengan baik, sebagian besar yaitu 20 orang (76,9%) memiliki harga diri yang
tinggi.
64
aktivitas kelompok terhadap harga diri lansia dengan nilai p = 0,008 dan
aktivitas kelompok dengan baik berpeluang 5,45 kali memiliki harga diri
pada lanjut usia. Oleh karena itu terapi aktivitas kelompok adalah salah satu
kelompok ada pada kontribusi dari setiap anggota, dan didalam kelompok
interpersonal yang baik dan merasa diakui dan di hargai (Rowlins & Bock,
1993). Apabila tidak ada upaya untuk melakukan terapi aktivitas kelompok
maka lansia akan merasa tidak mempunyai harga diri, yang itu
mengakibatkan lansia sering bergantung, dan kurang percaya diri dan sangat
sosial, maka lansia akan merasa tidak berguna dan tidak diinginkan sehingga
marah terhadap diri sendiri, orang lain dan juga lingkungannya. Begitu juga
dengan kelompok lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih
Sayang Ibu Batusangkar, hal ini menyebabkan interaksi sosial lansia menurun
serta lansia akan secara perlahan menarik diri dari hubungan dengan
baik sehingga mampu menunjukkan respon yang adaptif, karena dalam terapi
saling bersosialisasi antara satu sama lain demi meningkatkan harga diri dan