Anda di halaman 1dari 15

TUTORIAL KEPERAWATAN KOMUNITAS I

Skenario 3 & Skenario 4

OLEH :

NAMA : ENDANG ASTUTI

STAMBUK : 142 2017 0023

KELAS : C1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2020
SKENARIO 3

“Susterku sayang dimana dirimu apakah sudah pulang Kampung”

Seorang perawat komunitas melakukan pengkajian di suatu desa. Hasil


pengkajian menunjukan tidak ada wadah dan pembinaan serta identifikasi
kesehatan lansia. Hasilnya terdapat 135 Lansia. Adapun penyakit yang
diderita lansia antara lain: rematik 12,7%, hipertensi 11,1%, diabetes
melitus 8%, dan penyakit lain 3,5%. Dari hasil observasi tidak terdapat
posyandu lansia, kader yang aktif hanya 3 orang.

Silahkan diskusikan tentang :

1. Apakah Diagnosa Keperawatan Komunitas Pada Kasus tersebut

2. Apakah Intervensi yang tepat pada kasus tersebut

3. Apakah Upaya kesehatan yang tepat pada kasus tersebut

4. Apakah masalah yang terjadi dapat diatasi dan bagaimana caranya

5. Apakah prinsip etik yang terdapat pada kasus tersebut

STEP 1 (KATA SULIT & KATA KUNCI)

Kata Kunci

 Tidak ada wadah dan pembinaan serta identifikasi kesehatan lansia.


 Hasil observasi tidak terdapat posyandu lansia, kader yang aktif
hanya 3 orang.
 Penyakit yang diderita lansia meliputi rematik, hipertensi, DM

STEP 2 (PROBLEM KUNCI)

Perawatan Komunitas Lansia.


Karena di skenario banyak disebutkan terkait lansia seperti tidak ada
perbinaan dan wadah kesehatan lansia, penyakit lansia, dan tidak ada
posyandu lansia.

STEP 3 (PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING)

1. Apakah diagnosa keperawatan komunitas pada kasus tersebut?


2. Apakah Intervensi yang tepat pada kasus tersebut?
3. Apakah Upaya kesehatan yang tepat pada kasus tersebut?
4. Apakah masalah yang terjadi dapat diatasi dan bagaimana caranya?
5. Apakah prinsip etik yang terdapat pada kasus tersebut?

STEP 4 (JAWABAN)

1. Diagnosa keperawatan komunitas pada kasus tersebut adalah


a. Defisit kesehatan komunitas b.d keterbatasan sumber daya,
program tidak atau kurang didukung komunitas d.d terjadi
masalah kesehatan yang dialami komunitas, terdapat faktor
risiko fisiologis dan/atau psikologis yang menyebabkan
anggota komunitas menjalani perawatan [ CITATION PPN17 \l
14345 ]
b. Manajemen kesehatan tidak efektif b/d kompleksitas sistem
pelayanan kesehatan d/d tidak ada wadah dan pembinaan
serta identifikasi kesehatan lansian, tidak tedapat posyandu
lansia dan kader yang aktif hanya 3 orang [ CITATION
SDK17 \l 14345 ]

2. Berdasarkan diagnosis Defisit Kesehatan Komunitas maka intervensi


yang dapat di berikan yaitu terkait pengembangan Kesehatan
masyarakat
a. Identifikasi masalah atau isu kesehayan dan prioritasnya
b. Identifikasi kekuatan dan partner dalam pengembangan
kesehatan
c. Libatkan anggota masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
terhadap isu dan masalah kesehatan yang di hadapi
d. Libatkan masyarakat dalam pengembangan jaringan
kesehatan
e. Kembangkan strategi dan manajemen konflik
f. Persatukan anggota masyarakat dengan cita-cita komunitas
yang sama
g. Mengembangkan mekanisme keterlibatan tatanan lokal,
regional bahkan nasional terkait isu kesehatan komunitas
[ CITATION Tim18 \l 14345 ]

Adapula intervensi dari diagnosa manajemen kesehatan yang tidak


efektif

a. Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi yang


memicu konflik
b. Motivasi mengungkapkan tujuan perawatan yang diharapkan
c. Informasikan alternatif solusi secara jelas
d. Berikan informasi yang diminta pasien
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memfasilitasi
pengambilan keputusan
[ CITATION Tim18 \l 14345 ]

3. Upaya kesehatan yang dapat dilakukan yaitu:


a. Mengadakan Program Puskesmas santun lansia adalah
melaksanakan pelayanan kepada lansia dengan
mengutamakan aspek promotif dan preventif disamping
aspek kuratif dan rehabilitatif secara proaktif baik dan sopan
serta memberikan kemudahan dan dukungan bagi lansia
b. Peningkatan rujukan kesehatan bagi lansia melalui klinik
geriatri terpadu
c. Peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi
kesehatan dan gizi bagi lansia
d. Pelayanan kesehatan primer ramah lansia
e. Kota ramah lansia global
[ CITATION Eka18 \l 14345 ]

4. Sebagaimana masalah pada kasus peningkatan jumlah lansia


menunjukkan adanya peningkatan usia harapan hidup. Semakin
meningkatnya populasi lansia mencerminkan adanya peningkatan
pelayanan kesehatan. Sejumlah kebijakan telah dilakukan oleh
pemerintah untuk mengatasi masalah yang dihadapi lansia. Tindakan
untuk mengatasi masalah tersebut ialah melakukan pelayanan
kesehatan dan promosi kesehatan bagi lansia sebagai integral
keperawatan holistik. Penilaian yang holistik ini akan membantu
perawat mengidentifikasi intervensi keperawatan yang realistik guna
meningkatkan fungsi kualitas kesehatan lansia. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah dengan mendirikan Lansia Caring Nursing
Center sebagai pusat pelayanan terpadu bagi pelayanan keperawatan
bagi lansia. (Suza, 2020)

5. Prinsip Etik yang dilanggar pada skenario yaitu Accountability,


Accountability yaitu profesionalitas yang dapat diukur. (Tim Visi
Adiwidya: 2015). Accountability merupakan Standar yang pasti
bahwa tindakan profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak
jelas atau tanpa terkecuali (Ode Irman,dkk: 2020)
Jadi disini yg dimaksud adalah profesionalitas, pada skenario
dijelaskan bahwa tidak adanya wadah dan pembinaan serta
identifikasi kesehatan lansia, selain itu juga di posyandu lansia
hanya ada tiga orang kader yang aktif, ini menunjukkan bahwa
kurangnya profesionalitas petugas kesehatan didesa tersebut.
STEP 5 (PENJELASAN SISTEMATIK)

PRINSIP ETIK

Diagnosis Kep Upaya Kesehatan

Intervensi Kep Penanganan Masalah

STEP 6 (TUJUAN PEMBELAJARAN)

1. Untuk mengetahui diagnosis yang tepat pada kasus


2. Untuk mengetahui intervensi dari salah satu diagnosis
3. Untuk mengetahui upaya kesehatan yang tepat pada kasus
4. Untuk mengetahui cara mengatasi masalah berdasarkan kasus
scenario
5. Untuk mengetahui prinsip etik yang sesuai pada kasus scenario 3

STEP 7 (L.O)

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, A. B., & Siswani, S. (2019). Peran Kader Jumantik Terhadap


Perilaku Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Kelurahan Tebet Timur
Tahun 2019. Jukmas, 3(204–2018), 204–218.

Di, G., Negeri, S. D., & Salahutu, K. (2020). PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT PADA SISWA SISWI DAN. 1(1), 27–36.

Simbolon, P., & Simorangkir, L. (2018). Penerapan UKS dengan PHBS di


Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 17(1), 16.
https://doi.org/10.14710/jkli.17.1.16-25

Suza, D. E. (2020). LANSIA CARING NURSING CENTER : PERSEPSI


MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN The Elderly Caring Nursing
Center : Perception of Nursing Profession Students Dosen Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Dosen Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Suma. VIII(3).

Tim Visi Adiwidya.(2015).panduan lulus UKNI(Uji Kompetensi Ners


Indonesia).Langkah mudah Lolos Tes Profesi Keperawatan.Pustaka
Media.

Irman Ode, dkk. (2020). Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Sindrom
Koroner Akut.Qiara Media.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Kerawatan


Indonesia. Defenisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan
Pengurus PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Kerawatan


Indonesia. Defenisi dan Tidakan Keperawatan.DPP PPNI
SKENARIO 4

“Survey Epidemiologi menjadi datamu”

Perawat melakukan kunjungan ke salah satu sekolah dasar. Ditemukan data


5 bulan terkahir 20% siswa pernah menderita DBD. Dalam survei
epidemiologi di sekitar SD tersebut ditemukan banyak jentik nyamuk.
Diketahui lingkungan sekitar tidak pernah dilakukan pembersihan sampah
dan tampak genangan air yang ada di sekitar sekolah. Tampak kotor pada
toilet dan kamar mandi sekolah. Silahkan diskusikan tentang :

1. Apakah Diagnosa Keperawatan Komunitas Pada Kasus tersebut

2. Apakah Intervensi yang tepat pada kasus tersebut

3. Apakah Upaya kesehatan yang tepat pada kasus tersebut

4. Apakah masalah yang terjadi dapat diatasi dan bagaimana caranya

5. Apakah prinsip etik yang terdapat pada kasus tersebut

STEP 1 (KATA SULIT & KATA KUNCI)

Kata kunci

 Ditemukan data 5 bulan terkahir 20% siswa pernah menderita DBD.


 Lingkungan sekitar tidak pernah dilakukan pembersihan sampah dan
tampak genangan air yang ada di sekitar sekolah.
 Tampak kotor pada toilet dan kamar mandi sekolah
 Dalam survei epidemiologi di sekitar SD tersebut ditemukan banyak
jentik nyamuk.
STEP 2 (PROBLEM KUNCI)

Kurangnya Kesadaran PHBS

Karena PHBS merupakan kependekan dari Pola Hidup Bersih dan Sehat
dan di lihat dari skanario bahwa diketahui lingkungan sekitar tidak pernah
dilakukan pembersihan sampah dan tampak genangan air yang ada disekitar
sekolah dan juga tampak kotor pada toilet dan kamar mandi.

STEP 3 (PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING)

1. Apakah diagnosa keperawatan komunitas pada kasus tersebut?


2. Apakah Intervensi yang tepat pada kasus tersebut?
3. Apakah Upaya kesehatan yang tepat pada kasus tersebut?
4. Apakah masalah yang terjadi dapat diatasi dan bagaimana caranya?
5. Apakah prinsip etik yang terdapat pada kasus tersebut?

STEP 4 (JAWABAN)

1. Diagnosis yang sesuai pada kasus antara lain


a. Manejemen kesehatan tidak efektf b/d kompleksitas
pelayanan kesehatan d/d Diketahui lingkungan sekitar tidak
pernah dilakukan pembersihan sampah dan tampak genangan
air yang ada di sekitar sekolah. Tampak kotor pada toilet dan
kamar mandi sekolah. [ CITATION SDK17 \l 14345 ]
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b/d strategi koping
yang tidak efektif d/d lingkungan sekitar sekolah tidak
pernah dilakukan pembersihan sampah, tampak genangan air
yang ada di sekitar sekolah. tampak kotor pada toilet dan
kamar mandi sekolah [ CITATION NAN201 \l 14345 ]
c. Manajemen kesehatan tidak efektif b/d kurangnya informasi
tentang PHBS [ CITATION SDK17 \l 14345 ]
d. Defisit Kesehatan Komunitas b/d hambatan akses ke pemberi
pelayanan kesehatan d/d ditemukan data 5 bulan terakhir
20% siswa pernah menderita DBD, ditemukan banyak
denting nyamuk, lingkungan sekitar tdk pernah dilakukan
pembersihan sampah dan tampak genangan air. [ CITATION
SDK17 \l 14345 ]
e. Defisit kesehatan komunitas b/d program tidak atau kurang
didukung komunitas d/d terjadi masalah kesehatan yang
dialami komunitas, terdapat faktor risiko fisiologis dan/atau
psikologis yang menyebabkan anggota komunitas menjalani
perawatan.[ CITATION Tim18 \l 14345 ]

2. Intervensi yang dilakukan Promosi perilaku upaya kesehatan dari


diagnosis :
Defisit kesehatan komunitas b.d program tidak atau kurang didukung
komunitas d.d terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas,
terdapat faktor risiko fisiologis dan/atau psikologis yang
menyebabkan anggota komunitas menjalani perawatan
Observasi
 Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat
ditingkatkan
Terapeutik
 Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
 Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
Edukasi
 Anjurkan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
 Anjurkan menggunakan jamban yang sehat
 Anjurkan memberantas jentik di rumah seminggu sekali
 Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari

[ CITATION SIK18 \l 14345 ]


Intervensi dari diagnosis Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif,
dilakukam edukasi kesehatan

Observasi

 identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapiutik

 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai perencanaan
 Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

 Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan


 Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
[ CITATION Tim18 \l 14345 ]

3. Upaya yang dapat di lakukan adalah melakukan edukasi PHSB


kepada sekolah seperti :
a. Menggunakan jamban bersih dan sehat
b. Memberantas jentik nyamuk
c. Membuang sampah pada tempatnya, dan
d. Melakukan kerja bakti bersama warga lingkungan sekolah
untuk menciptakan lingkungan yang sehat.

[ CITATION KEM16 \l 14345 ]

Selan itu memberikan penyuluhan tentang sampah dan langkah-


langkah mencuci tangan, serta pelatihan 7 langkah mencuci tangan,
Pengadaan tempat sampah dan wadah untuk mencuci tangan
penyediaan fasilitas-fasilitas yang menunjang program PHBS seperti
Kotak P3K, Tempat Sampah, Wadah untuk mencuci tangan.(Di et
al., 2020)
4. Masalahnya adalah dalam survei epidemiologi di sekitar SD tersebut
ditemukan banyak jentik nyamuk. Diketahui lingkungan sekitar
tidak pernah dilakukan pembersihan sampah dan tampak genangan
air yang ada di sekitar sekolah. Tampak kotor pada toilet dan kamar
mandi sekolah. Nah, Salah satu caranya adalah dengan melakukan
PSN 3M Plus.Adapun cara mengatasinya antara lain
a. Menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras
tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak
mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air
lainnya. Dinding bak maupun penampungan air juga harus
digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk
yang menempel erat pada dinding tersebut. Saat musim hujan
maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari
untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di
tempat kering selama 6 bulan.
b. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur
barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan
semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.
c. Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai
ekonomis kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali
atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi
menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam
berdarah.
(Adnan & Siswani, 2019)

Selain itu cara mengatasinya adalah dengan upaya membina


dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara
terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di
sekolah. UKS adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang
menjadi beban puskesmas yang ditunjukkan kepada sekolahsekolah.
UKS diberikan pada peserta didik karena anak usia sekolah
merupakan kelompok umur yang rawan terhadap masalah kesehatan.
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia.(Simbolon & Simorangkir,
2018)

5. Menurut saya prinsip etik yang sesuai pada kasus tersebut adalah
beneficience (berbuat baik) yang dimana perawat perlu melakukan
edukasi tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di sekolah tersebut agar guru dan murid memahami cara
berperilaku hidup bersih dan sehat lalu mengaplikasikan di
lingkungannya. (Tim Visi Adiwidya.2015).

STEP 5 (PENJELASAN SISTEMATIK)

PRINSIP ETIK

Diagnosis Kep Upaya Kesehatan

Intervensi Kep Penanganan Masalah

STEP 6 (TUJUAN PEMBELAJARAN)

1. Untuk mengetahui diagnosis yang tepat pada kasus


2. Untuk mengetahui intervensi dari salah satu diagnosis
3. Untuk mengetahui upaya kesehatan yang tepat pada kasus
4. Untuk mengetahui cara mengatasi masalah berdasarkan kasus
scenario
5. Untuk mengetahui prinsip etik yang sesuai pada kasus scenario 4

STEP 7 (L.O)

-
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, A. B., & Siswani, S. (2019). Peran Kader Jumantik Terhadap


Perilaku Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Kelurahan Tebet Timur
Tahun 2019. Jukmas, 3(204–2018), 204–218.

Di, G., Negeri, S. D., & Salahutu, K. (2020). PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT PADA SISWA SISWI DAN. 1(1), 27–36.

Simbolon, P., & Simorangkir, L. (2018). Penerapan UKS dengan PHBS di


Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 17(1), 16.
https://doi.org/10.14710/jkli.17.1.16-25

NANDA.(2018).NANDA International Inc.Nursing Diagnoses Definitions


and Classification 2018-2020 Eleventh Edition.(H.Herdmanr, &
S.Kamitsuru,Eds.)New York ; Thieme.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Kerawatan


Indonesia. Defenisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan
Pengurus PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Kerawatan


Indonesia. Defenisi dan Tidakan Keperawatan.DPP PPNI

Tim Visi Adiwidya.(2015).panduan lulus UKNI(Uji Kompetensi Ners


Indonesia).Langkah mudah Lolos Tes Profesi Keperawatan.Pustaka
Media.

Anda mungkin juga menyukai