Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Organisasi Semi Militer dan Militer

DI SUSUN OLEH :

ANISA ( KETUA KELOMPOK)

HARIANI (ANGGOTA)

RISTA AYU LESTARI (ANGGOTA)

SUCIATI ALI (ANGGOTA)

ARYA ADI SAKTI (ANGGOTA)

YUSUF UMBU (ANGGOTA)

TRISNO. S (ANGGOTA)

ALFIN (ANGGOTA)

RENDI (ANGGOTA)

ZULMAN (ANGGOTA)

PROGRAM STUDI SEJARAH INDONESIA SMA NEGERI 3 BAUBAU


TAHUN AJARAN 2022/2023

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendudukan atau penjajahan yang dilakukan pemerintah Jepang terhadap Republik


Indonesia berlangsung selama kurang lebih 3 tahun, tepatnya dimulai pada tahun 1942 sampai
tanggal 17 Agustus 1945, saat proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pemerintah Jepang berhasil
menguasai wilayah Indonesia (Hindia-Belanda) akibat kekalahan Belanda pada pertempuran
yang berlangsung di bulan maret tahun 1942.
Strategi Jepang dalam menguasai daerah jajahan memang sangat licik dan jitu, salah satunya
pendudukan di Indonesia. Mereka memanfaatkan sumber daya manusia Indonesia yang begitu
banyak untuk membentuk beberapa organisasi, bertujuan membantu mereka dalam kepentingan
peperangan.

Ada 3 kategori organisasi yang dibentuk oleh pemerintah Jepang di Indonesia. Pertama,
organisasi pemuda, kedua organisasi militer dan ketiga organisasi semi militer. Khusus
organisasi militer bentukan Jepang, mereka yang ikut didalamnya benar-benar mendapat
pelatihan militer. Mereka disiapkan sebagai cadangan tentara Jepang apabila diperlukan,
khususnya saat terdesak. Beberapa organisasi militer yang berhasil dibentuk antara lain Heiho
dan PETA (Pembela Tanah Air).

Berbeda dengan organisasi militer, organisasi semi militer ini tidak khusus dipergunakan untuk
kegiatan militer, namun yang menarik yaitu tetap ada pelatihan untuk melindungi diri. Organisasi
semi militer bentukan Jepang meliputi Seinendan, Keibodan, Syuisintai, Fujinkai dan Hasbullah.

Organisasi Pemuda

Pemuda merupakan golongan pertama yang mendapat perhatian dari Jepang, sebab pemuda
memiliki sifat giat, penuh semangat dan masih diliputi Idealisme. Jepang beranggapan, mereka
belum dipengaruhi oleh alam pikir barat. Dengan demikian, propaganda Jepang dapat dengan
mudah ditanamkan kepada Pemuda.
Contohnya propaganda yang dilakukan Jepang adalah waktu pembentukan Organisasi Gerakan
Tiga A seperti yang dikemukakan oleh ketuanya, Mr, Samsuddin, yang antara lain menyatakan
bahwa orang Barat telah berabad-abad lamanya menjajah Asia, sehingga rakyat hidup menderita.
Berkat Jepang lah penjajahan ini dapat dihapuskan, sebab Jepang adalah "Cahaya Asia,
Pemimpin Asia, Pelindung Asia".

Salah satu sarana yang digunakan untuk mempengaruhi kaum muda adalah sarana
pendidikan, baik pendidikan umum (sekolah dasar, menengah) maupun pendidikan khusus
(latihan mandiri). Salah satu organisasi pemuda bentukan Jepang adalah Barisan Pemuda Asia
Raya (BPAR). Organisasi BPAR resmi dibentuk pada tanggal 11 Juni 1942, diketuai oleh Dr.
Slamet Sudibyo. Melalui BPAR kaum muda melakukan latihan selama tiga bulan. Kepada para
peserta, latihan ditekankan pentingnya semangat, kemauan, dan keyakinan, karena mereka
diharapkan menjadi pemimpin pemuda lainnya.

Selain organisasi BPAR, pemerintah Jepang juga mengadakan latihan lain melalui
Gerakan 3 A. Latihan dilakukan selama 1 1/5 bulan, berbeda dari pelatihan sebelumnya yaitu
lebih bersifat khusus kepada pemuda yang pernah mengikuti organisasi, contohnya kepanduan.
Kegiatan besar kepanduan adalah Perkindo (Perkemahan kepanduan Indonesia), diadakan di
Jakarta, bahkan pernah mendapat kunjungan dari Gunseikan dan Empat Serangkai dari Poetra.
Kemudian pada awal 1943 Jepang lebih insentif mengumpulkan dan mendidik pemuda Indonesia
di semua syu (karesidenan). Semua ini bertujuan untuk membentuk gerakan pemuda yang
terpusat di bawah satu pucuk pimpinan. Pada masa ini janji dan harapan bagi pemuda disiarkan
secara luas oleh pemerintah Jepang.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan semi militer dan militer
2. Untuk menambah pengetahuan dari semi militer dan militer
3. Untuk mengetahui organisasi-organisasi yang ada dalam semi militer dan militer
4. Untuk menjadi pedoman agar menambah wawasan tentang semi militer dan militer

C. Manfaat Pembahasan

1. Dapat menambah wawasan mengenai semi militer dan militer


2. Memahami maksud dan tujuan dari adanya organisasi-organisasi dalam semi militer dan
semi militer
3. Mengetahui tujuan dibentuknya organisasi militer dan semi militer bentukan Jepang 

BAB II
ISI
Organisasi Semi Militer

A. Organisasi Seinendan

Seinendan adalah organisasi semi militer bentukan Jepang pertama. Organisasi ini berdiri
secara resmi tepat pada hari ulang tahun Kaisar Jepang yaitu tanggal 29 April 1943, bersamaan
dengan Organisasi Keibodan. Anggota Seinendan diberikan latihan militer, baik untuk
mempertahankan diri maupun untuk penyerangan. Syarat menjadi anggota Seinendan adalah
pemuda berusia antara 14 sampai 22 tahun.
Tujuan dibentuknya Seinendan adalah untuk memperoleh tenaga perang cadangan,
sehingga mempermudah dalam memenangkan perang melawan Sekutu. Pada awalnya anggota
organisasi Seinendan berjumlah 3500 orang, kemudian berkembang menjadi 500 ribu orang pada
akhir penjajahan Jepang. Untuk memperluas Seinendan, pemerintah pendudukan Jepang
mendirikan Seinendan di tingkat pabrik-pabrik atau perumahan-perumahan.
Selanjutnya pada bulan Oktober 1944 dibentuk Josyi Seinendan (Seinendan Putri). Dalam
organisasi semi militer bentukan Jepang ini, kaum nasionalis Indonesia dapat menanamkan
pengaruh dan dapat mengisi jiwa pemuda dengan semangat nasionalisme. Bahkan di markas
besar Seinendan ada beberapa tokoh kaum nasionalis Indonesia seperti Sukarni dan Abdul Latief
Hendraningrat.

B. Organisasi Keibodan

Organisasi Keibodan adalah organisasi semi militer bentukan Jepang, secara resmi
didirikan pada tanggal 29 April 1943. Pembentukan organisasi semi militer
Keibodan bertujuan untuk membantu polisi. Tugas-tugasnya meliputi : Penjagaan lalulintas
dan pengamanan desa. Syarat menjadi anggota Keibodan adalah berumur antara 20 sampai
35 tahun, memiliki badan sehat, berkelakuan Seinendan dan kuat. Organisasi ini dibentuk di
seluruh wilayah Indonesia, bahkan sampai ke wilayah pelosok-pelosok kecil.
Organisasi semi militer Keibodan di bina oleh Keimubu atau Departemen Kepolisian.
Pembentukan badan ini tidak dipengaruhi oleh kaum Nasionalis, karena pemerintah Jepang
berusaha untuk memagarinya. Hal ini terlihat dari dibentuknya Keibodan di tingkat desa-
desa, di mana kaum nasionalis kurang mempunyai pengaruh. 

C. Organisasi Syuisintai

Organisasi Syusintai merupakan organisasi semi militer bentukan Jepang yang didirikan
pada tanggal 1 November 1944. Pembentukan organisasi ini dimulai ketika terjadi sidang ke
3 Dewan Pertimbangan pusat (Chou Sang In). Dari hasil sidang inilah tercetus pembentukan
organisasi Syuisintai atau bisa disebut barisan pelopor. Organisasi semi militer ini kemudian
diketuai oleh Ir Soekarno dan wakilnya Otto Iskandardinata, R.P. Suroso dan dr. Buntaran M.
Tujuan dibentuknya organisasi semi militer Syuisintai adalah untuk meningkatkan
kesadaran rakyat, khususnya pemuda sehingga di kemudian hari dapat membantu Jepang
mempertahankan wilayah Indonesia dalam perang. Organisasi semi militer ini berlatih
menggunakan peralatan sederhana, contohnya senapan kayu dan bambu runcing. Selain
tujuan militer, Syuisintai bertujuan untuk menggerakkan massa dan hal lain menyangkut
kesejahteraan masyarakat. Saat dibentuk, memiliki anggota sekitar 60 ribu orang lebih.

D. Organisasi Fujinkai

Organisasi semi militer bentukan Jepang selanjutnya adalah Fujinkai atau bisa dibilang
himpunan wanita. Berdirinya organisasi ini tepat pada bulan Agustus 1943. Organisasi
Fujinkai dibentuk atas gagasan para istri anggota organisasi semi militer lainnya. Syarat
menjadi anggota Fujinkai adalah wanita minimal umur 15 tahun. Para anggota Fujinkai
mendapatkan pelatihan militer sederhana, selain tugas utamanya meliputi meningkatkan
kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan rakyat.

E. Organisasi Hasbullah

Organisasi Hasbullah atau bisa disebut Kaikyo Seinen Teishintai merupakan organisasi
semi militer bentukan Jepang yang berdiri pada tanggal 15 Desember 1944. Organisasi
Hasbullah terdiri dari kaum muda Islam Indonesia. Penggunaan pasukan Islam bagi Jepang
bertujuan membantu untuk memenangkan peperangan. Sementara itu, bagi Masyumi (pihak
yang menyarankan pasukan Islam ke Jepang) bertujuan untuk persiapan kemerdekaan
Indonesia yang akan terjadi di kemudian hari.
Tugas organisasi Hasbullah adalah sebagai tentara cadangan, membantu tentara Jepang
atau Dai Nippon, menjaga wilayah udara Indonesia dan mengintai mata-mata yang datang.
Sementara tugas sebagai pemuda Islam meliputi menggandeng umat Islam Indonesia untuk
taat beragama, membela umat dan agama Islam di Indonesia, dan mengembangkan agama
Islam di Indonesia.
Para pasukan Islam ini menyadari, Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan Indonesia
yang wajib di pertahankan. Jika terjadi serangan dari musuh, organisasi atau pasukan
Hasbullah akan melawan dan mempertahankannya dengan semangat dan nasionalisme begitu
tinggi. Munculnya sikap semangat dan nasionalisme ini bukan karena membela jepang, lebih
tepatnya untuk membela tanah air tercinta Indonesia.

Organisasi Militer

A. Organisasi Heiho
Heiho adalah organisasi militer bentukan Jepang berupa pasukan cadangan atau prajurit
pembantu bagi pasukan Jepang yang sedang berperang. Heiho dibentuk pada bulan April 1943,
pasukan/prajurit Heiho langsung ditempatkan pada organisasi kemiliteran Jepang, baik Angkatan
Laut (AL) atau Angkatan Darat (AD). Syarat untuk menjadi anggota Heiho atau pasukan
cadangan meliputi :

 Memiliki badan atau tubuh yang sehat.


 Memiliki perilaku yang baik.
 Memiliki usia antara 18 sampai 25 tahun.
 Dan pendidikan terendah yaitu sekolah dasar.

Organisasi militer bentukan Jepang Heiho memiliki jumlah anggota dari awal berdiri
sampai berakhirnya masa penjajahan Jepang yaitu sebanyak 42 ribu anggota (Jawa :
24rb+, Timor : 2500, dan daerah lain 15.ribu). Menurut Jepang, anggota Heiho lebih
terlatih pada bidang militer dari pada organisasi lain yang serupa yakni PETA (Pembela
Tanah Air).

Penilaian ini karena posisi atau kedudukannya sebagai pengganti pasukan Jepang
saat perang. Para anggota Heiho berlatih menggunakan senjata-senjata modern, seperti
artileri medan, tank, senjata anti pesawat, dan lain lain. Tidak satupun anggota Heiho
berpangkat perwira, karena sudah diatur sebelumnya. Beda halnya dengan anggota PETA
yang mempunyai beberapa pangkat.

B. Organisasi Pembela Tanah Air (PETA)

Organisasi Pembela Tanah Air merupakan organisasi militer buatan Jepang yang
didirikan atas perintah Jenderal Kumakichi Harada, dibuat seolah-olah merupakan usulan dari
bangsa Indonesia sendiri. Akhirnya dipilih Gatot Mangkupraja yang dianggap bersimpati
terhadap Jepang, untuk mengajukan permintaan permohonan kepada Gunseikan supaya dibentuk
tentara yang beranggota terdiri dari orang Indonesia.
Gatot Mangkupraja melaksanakan apa yang disarankan tersebut, ia kemudian mengirim surat
permohonan pada tanggal 7 September 1943. Permohonan diajukan, tak lama kemudian
dikabulkan dengan dikeluarkannya sebuah peraturan Osamu Seirei No.44 pada tanggal 3
Oktober 1943. Isinya menetapkan dibentuknya organisasi PETA. Perhatian penduduk terhadap
pembentukan organisasi ini ternyata sangat besar, terutama dari pemuda yang telah mendapat
pendidikan sekolah menengah dan organisasi Seinendan.
Berbeda dengan organisasi Heiho, anggota PETA menempuh pendidikannya melalui pangkat-
pangkat, meliputi :

 Deidanco (Komandan Batalyon)


 Cudanco (Komandan Kompi)
 Shodanco (Komandan Pleton)
 Bundanco (Komandan Regu)
 Giyuhei (Prajurit Sukarela)

Manfaat pemuda Indonesia selama menjadi anggota Organisasi PETA adalah lebih bersifat
inspiratif daripada instruktif. Gemblengan-gemblengan saat menjadi anggota PETA memberikan
mereka kepercayaan kepada diri sendiri bahwa mereka pun mampu berjuang melawan kekuatan yang
lebih kuat dan lebih terlatih. Orang Jepang memperlihatkan kepada bangsa Indonesia, sebagai orang
Asia mereka tidak hanya dapat tegak berdiri sebagai bangsa merdeka, melainkan juga mampu
mencapai tingkat yang sama dengan orang barat.

Tujuan dibentuknya organisasi militer dan semi militer bentukan Jepang adalah untuk
membantu segala keperluan Jepang dalam rangka untuk memenangkan perang melawan tentara
sekutu.

BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Pendudukan atau penjajahan yang dilakukan pemerintah Jepang terhadap Republik


Indonesia berlangsung selama kurang lebih 3 tahun, tepatnya dimulai pada tahun 1942
sampai tanggal 17 Agustus 1945, saat proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pemerintah
Jepang berhasil menguasai wilayah Indonesia (Hindia-Belanda) akibat kekalahan
Belanda pada pertempuran yang berlangsung di bulan maret tahun 1942.

Strategi Jepang dalam menguasai daerah jajahan memang sangat licik dan jitu, salah
satunya pendudukan di Indonesia. Mereka memanfaatkan sumber daya manusia
Indonesia yang begitu banyak untuk membentuk beberapa organisasi, bertujuan
membantu mereka dalam kepentingan peperangan.
Ada 3 kategori organisasi yang dibentuk oleh pemerintah Jepang di Indonesia.
Pertama, organisasi pemuda, kedua organisasi militer dan ketiga organisasi semi militer.
Khusus organisasi militer bentukan Jepang, mereka yang ikut didalamnya benar-benar
mendapat pelatihan militer. Mereka disiapkan sebagai cadangan tentara Jepang apabila
diperlukan, khususnya saat terdesak. Beberapa organisasi militer yang berhasil dibentuk
antara lain Heiho dan PETA (Pembela Tanah Air).
Tujuan dibentuknya organisasi militer dan semi militer bentukan Jepang adalah
untuk membantu segala keperluan Jepang dalam rangka untuk memenangkan perang
melawan tentara sekutu.

B. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
pembahasan dalam makalah ini. kami berharap para pembaca ataupun pendengar
memberikan kritik dan saran yang dapat membantu kami demi tercapainya kesempurnaan
dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi seluruh pembaca makalah.

Anda mungkin juga menyukai