Anda di halaman 1dari 23

Pada tanggal 8 Maret 1942, tepatnya di Kalijati terjadi kesepakatan antara Jepang dan Belanda

yang pada intinya wilayah Indonesia tidak lagi menjadi milik Belanda melainkan beralih kepada
tangan Jepang. Kemudian Jepang melakukan beberapa perubahan di Indonesia. Kedatangan
Jepang mampu membius rakyat Indonesia untuk membantu Jepang. Japang sangat lihai dan
memberikan harapan palsu kepada Indonesia. Dalam sejarah pendudukan Jepang di Indonesia
(1942-1945) ada beberapa organisasi yang dibentuk oleh Jepang. Berikut ini beberapa organisasi
bentukan Jepang (kecuali BPUPKI dan PPKI) penjelasannya sebagai berikut:

Seinendan adalah sebuah organisasi barisan pemuda yang dibentuk tanggal 9 Maret 1943 oleh
tentara Jepang di Indonesia. Tujuan dari organisasi seinendan ini adalah untuk mendidik dan
melatih para pemuda agar dapat mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri. Akan
tetapi, maksud yang sebenarnya ialah untuk mempersiapkan pemuda Indonesia untuk membantu
militer Jepang untuk menghadapi pasukan Sekutu.

Keibōdan, sering ditulis Keibodan, secara literal berarti Barisan Pembantu Polisi dibentuk pada
29 April 1943. Tujuan pembentukan Keibodan adalah untuk membantu polisi Jepang pada masa
penjajahan Jepang di Indonesia. Keibodan di Sumatra dikenal dengan nama Bogodan, sedangkan
di Kalimantan lebih dikenal dengan nama Sameo Konen Hokokudan. Di kalangan penduduk
Cina dibentuk semacam Keibodan dengan nama Kayo Keibotai. Pembina Keibodan disebut
dengan Keimumbu.

Gakukotai ( Laskar Pelajar ) Menjelang Jepang terpuruk kalah tanpa syarat dalam Perang Dunia
II, untuk memperkuat posisinya di Indonesia, Jepang melatih rakyat dengan latihan kemiliteran.
Tidak ketinggalan pemuda, pelajar dan mahasiswa.

Shushintai. Jepang membentuk suishintai (barisan pelopor) saat mereka mulai banyak menderita
kekalahan dalam front-front pertempuran. Suishintai dipimpin pergerakan nasionalis Indonesia
seperti Sukarno, Oto Iskandar Dinata, dan Buntaran Martoatmojo. Tugas utama suishintai
memperdalam kesadaran rakyat terhadap kewajibannya dan membangun persaudaraan seluruh
rakyat

Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakjat Djawa) merupakan perkumpulan yang dibentuk


oleh Jepang pada 1 Maret 1944 sebagai pengganti Putera. Jawa Hokokai merupakan organisasi
resmi pemerintah dan berada langsung di bawah pengawasan pejabat Jepang. Pemimpin tertinggi
perkumpulan ini adalah Gunseikan dan Soekarno menjadi penasihat utamanya. Perkumpulan ini
adalah pelaksana pengerahan atau mobilisasi (penggerakan) barang yang berguna untuk
kepentingan perang. Keanggotaan Jawa Hokokai adalah para pemuda yang berusia minimal 14
tahun.
Pusat Tenaga Rakyat atau Putera adalah organisasi yang dibentuk pemerintah Jepang di
Indonesia pada 16 April 1943 dan dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Ir.Soekarno M.Hatta,
Ki Hajar Dewantoro dan K.H Mas Mansyur. Tujuan Putera adalah untuk membujuk kaum
Nasionalis dan intelektual untuk mengabdikan pikiran dan tenaganya untuk kepentingan perang
melawan Sekutu dan diharapkan dengan adanya pemimpin orang Indonesia, maka rakyat akan
mendukung penuh kegiatan ini. Para pemimpin bangsa Indonesia merasa bahwa satu-satunya
cara menghadapi kekejaman militer Jepang adalah dengan bersikap kooperatif. Hal ini semata
untuk tetap berusaha mempertahankan kemerdekaan secara tidak langsung. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, maka mereka sepakat bekerjasama dengan pemerintah militer Jepang
dengan pertimbangan lebih menguntungkan dari pada melawan.

Badan Pertimbangan Pusat (Chuo Sangi In). badan ini dibentuk pada 5 September 1943.
Ketuanya adalah Ir. Soekarno dan wakilnya adalah R.M.A.A. Koesoemo Oetejo dan dr.
Boentaran Martoatmojo. Tujuan organisai ini adalah memberi masukan dan pertimbangan
kepada pamerintah Jepang dalam mengambil keputusan.

Gerakan Tiga A. Gerakan Tiga mempunyai semboyan Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung
Asia dan Nippon Pemimpin Asia. Gerakan Tiga A dibentuk pada 29 April 1942 yang diketuai
oleh Mr. Syamsudin. Tujuan Gerakan Tiga A adalah membantu Jepang dalam menghadapi
sekutu. Pada akhirnya orgnisasi ini dibubarkan akibat kurang efektif dalam menggaer massa.

Tentara Sukarela Pembela Tanah Air atau PETA adalah kesatuan militer yang dibentuk
Jepang di Indonesia dalam masa pendudukan Jepang. Tentara Pembela Tanah Air dibentuk pada
tanggal 3 Oktober 1943 berdasarkan maklumat Osamu Seirei No 44 yang diumumkan oleh
Panglima Tentara Ke-16, Letnan Jendral Kumakichi Harada sebagai Tentara Sukarela. Pelatihan
pasukan Peta dipusatkan di kompleks militer Bogor yang diberi nama Jawa Bo-ei Giyûgun
Kanbu Resentai.

Heiho (tentara pembantu) adalah pasukan yang terdiri dari bangsa Indonesia yang dibentuk oleh
tentara pendudukan Jepang di Indonesia pada masa Perang Dunia II. Pasukan ini dibentuk
berdasarkan instruksi Bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum Kekaisaran Jepang pada
tanggal 2 September 1942 dan mulai merekrut anggota pada 22 April 1943. Heiho pada awalnya
dimaksudkan untuk membantu pekerjaan kasar militer seperti membangun kubu dan parit
pertahanan, menjaga tahanan, dll. Dalam perkembangannya, seiring semakin sengitnya
pertempuran, Heiho dipersenjatai dan dilatih untuk diterjunkan di medan perang, bahkan hingga
ke Morotai dan Burma.
Fujinkai. Untuk organisasi perempuan yang dibentuk oleh para isteri pegawai di daerah-daerah,
dan diketuai oleh isteri masing-masing kepala daerah, dan disebut Fujinkai. Pengerahan tenaga
untuk berperang tidak hanya berlaku bagi kaum laki-laki, tetapi berlaku juga untuk kaum wanita
Indonesia. Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943. Anggotanya terdiri atas para wanita
berusia 15 tahun ke atas. Mereka juga diberikan latihan-latihan dasar militer dengan tugas untuk
membantu Jepang dalam perang. Menghadapi Sekutu. Tugas Fujinkai adalah ikut memperkuat
pertahanan dengan cara mengumpulkan dana wajib berupa perhiasan, hewan ternak, dan bahan
makanan untuk kepentingan perang.

Tonarigumi adalah Rukun Tetangga (RT) satuan pemerintahan terbawah yang di bentuk pada
masa pendudukan Jepang untuk mengawasi aktifivtas warga, serta mendukung kebijakan Politik
dan Ekonomi Jepang.

Kesatuan Kempeitai (Satuan Polisi Militer) merupakan satuan polisi militer Jepang yang
ditempatkan di seluruh wilayah Jepang termasuk daerah jajahan. Kempetai dapat disandingkan
dengan unit Gestapo milik Nazi Jerman, memiliki kesamaan dalam tugas sebagai polisi rahasia
militer. Kempetai sangat terkenal karena kedisiplinan dan kekejamannya.

Beberapa organisasi yang dibentuk Jepang tersebut, pada akhirnya sebagian bermanfaat bagi
perjuangan bangsa Indoensia. Tokoh-tokoh yang berjuang secara kooperatif tersebut pada
akhirnya nanti memiliki bekal dalam membangun negara Indonesia pada masa awal berdirinya
negeri ini.

Organisasi Organisasi Bentukan Jepang di Indonesia

Indonesia dijajah oleh Jepang dari tahun 1942 - 1945. Pada masa penjajahannya, Jepang
membuat beberapa organisasi, yang dimaksud untuk membantu Jepang dalam menghadapi
perang. Berikut adalah organisasi - organisasi bentukan jepang,
1. Pembela Tanah Air ( PETA )

Tentara Sukarela Pembela Tanah Air disingkat PETA adalah kesatuan militer yang


dibentuk Jepang di Indonesia dalam masa pendudukan Jepang. Tentara Pembela Tanah Air
dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943berdasarkan maklumat Osamu Seirei No 44 yang
diumumkan oleh Panglima Tentara Ke-16, Letnan Jendral Kumakichi Harada sebagai Tentara
Sukarela. Pelatihan pasukan Peta dipusatkan di kompleks militer Bogor yang diberi nama Jawa
Bo-ei Giyûgun Kanbu Resentai.

Tentara PETA telah berperan besar dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Beberapa tokoh
nasional yang dulunya tergabung dalam PETA antara lain mantan presiden Soeharto dan Jendral
Besar Soedirman. Veteran-veteran tentara PETA telah menentukan perkembangan dan
evolusi militer Indonesia, antara lain setelah menjadi bagian penting dari pembentukan Badan
Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan
Rakyat, Tentara Republik Indonesia(TRI) hingga akhirnya TNI. Karena hal ini, PETA banyak
dianggap sebagai salah satucikal bakal dari Tentara Nasional Indonesia.

2. Gakukotai ( Laskar Pelajar )

Menjelang Jepang terpuruk kalah tanpa syarat dalam Perang Dunia II, untuk memperkuat
posisinya di Indonesia, Jepang melatih rakyat dengan latihan kemiliteran. Tidak ketinggalan
pemuda, pelajar dan mahasiswa. Pasukan pelajar dan mahasiswa yang dibentuk oleh Jepang
disebut dengan “GAKUKOTAI”.

3. Heiho (barisan cadangan prajurit)

Heiho adalah pasukan yang terdiri dari bangsa Indonesia yang dibentuk oleh tentara


pendudukan Jepang di Indonesia pada masa Perang Dunia II. Pasukan ini dibentuk berdasarkan
instruksi Bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum Kekaisaran Jepang pada tanggal 2
September 1942 dan mulai merekrut anggota pada 22 April 1943.

Heiho pada awalnya dimaksudkan untuk membantu pekerjaan kasar militer seperti membangun
kubu dan parit pertahanan, menjaga tahanan, dll. Dalam perkembangannya, seiring semakin
sengitnya pertempuran, Heiho dipersenjatai dan dilatih untuk diterjunkan di medan perang,
bahkan hingga ke Morotai dan Burma.

Menjelang akhir pendudukan Jepang di Indonesia, jumlah pasukan Heiho diperkirakan mencapai
42.000 orang dengan lebih dari setengahnya terkonsentrasi di pulau Jawa. Heiho dibubarkan
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia setelah Jepang menyerah pada Belanda dan
sebagian anggotanya dialihkan menjadi anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR).

4. Seinendan (barisan pemuda)

Seinenda diumumkan secara resmi pada tanggal 24 April 1943. Anggotanya di rekrut dari
berbagai tempat dari desa-desa sampai sekolah-sekolah dengan di bekali ke ahlian militer,dan
pata bulan Oktober 1944 terbentuklah Josyi Seinendan (Seinendan Putri).

Demi keberhasilan organisasi tersebut Pemerintah Jepang membentuk pula Seinen


Kunrensyo (Lembaga Latihan Pemuda), yaitu pencetakan kader-kader pemimpin untuk
Seinendan, mereka dilatih sesuai dengan kemiliteran namun dalam perang mereka hanya lah
pasukan garis belakang atau cadangan.

5.  Fujinkai (barisan wanita)

Pengerahan tenaga untuk berperang tidak hanya berlaku bagi kaum laki-laki, tetapi berlaku juga
untuk kaum wanita Indonesia.

Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943. Anggota Fujinkai terdidri atas para wanita
Indonesia yang berusia 15 tahun keatas. Tujuan pembentukan Fujinkai juga membantu Jepang
berperang melawan Sekutu.

6. Putera (Pusat Tenaga Rakyat)

Pusat Tenaga Rakyat atau Putera adalah organisasi yang dibentuk


pemerintah Jepang di Indonesia pada 16 April 1943 dan dipimpin oleh Empat Serangkai,
yaitu Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan Kyai Haji Mas Mansyur. Tujuan Putera adalah
untuk membujuk kaum Nasionalis dan intelektual untuk mengabdikan pikiran dan tenaganya
demi untuk kepentingan perang melawan Sekutu dan diharapkan dengan adanya pemimpin orang
Indonesia, maka rakyat akan mendukung penuh kegiatan ini. Dalam tempo singkat Putera dapat
berkembang sampai ke daerah dengan anggotanya adalah kumpulan organisasi profesi seperti,
Persatuan Guru Indonesia, perkumpulan pegawai pos, radio dan telegraf, perkumpulan Istri
Indonesia, Barisan Banteng dan Badan Perantara Pelajar Indonesia serta Ikatan Sport Indonesia.

Propaganda Tiga A yang disebarluaskan oleh Jepang untuk mencari dukungan rakyat Indonesia
ternyata tidak membuahkan hasil memuaskan, karena rakyat justru merasakan tindakan tentara
Jepang yang kejam seperti dalam kerja paksa romusha.
Oleh sebab itu pemerintah Jepang berupaya mencari dukungan dari para pimpinan rakyat
Indonesia dengan cara membebaskan tokoh-tokoh pergerakan nasional antara
lain Soekarno, Hatta dan Syahrir serta merangkul mereka dalam bentuk kerjasama. Para
pemimpin bangsa Indonesia merasa bahwa satu-satunya cara menghadapi kekejaman militer
Jepang adalah dengan bersikap kooperatif. Hal ini semata untuk tetap berusaha mempertahankan
kemerdekaan secara tidak langsung. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka mereka sepakat
bekerjasama dengan pemerintah militer Jepang dengan pertimbangan lebih menguntungkan dari
pada melawan. Hal ini didukung oleh propaganda Jepang untuk tidak menghalangi kemerdekan
Indonesia. Maka setelah terjadi kesepakatan, dibentuklah organisasi baru bernama Putera (Pusat
Tenaga Rakyat).

Keberadaan Putera merupakan organisasi resmi pemerintah yang disebarluaskan melalui surat
kabar dan radio, sehingga menjangkau sampai ke desa, namun tidak mendapatkan bantuan dana
operasional. Meskipun kegiatannya terbatas, para pemimpin Putera memanfaatkan media massa
yang disediakan untuk mengikuti dan mengamati situasi dunia luar serta berkomunikasi dengan
rakyat.

Karena Putera tidak menguntungkan Jepang, Putera hanya bertahan selama setahun, lalu
dibubarkan dan diganti dengan Jawa Hokokai.

Pusat Tenaga Rakyat atau Putera adalah organisasi yang dibentuk pemerintah Jepang di
Indonesia pada 16 April 1943 dan dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Soekarno, Moh Hatta,
Suwardi Suryaningrat dan Kyai Haji Mas Mansyur. Tujuan Putera adalah untuk membujuk kaum
Nasionalis dan intelektual untuk mengabdikan pikiran dan tenaganya demi untuk kepentingan
perang melawan Sekutu dan diharapkan dengan adanya pemimpin orang Indonesia, maka rakyat
akan mendukung penuh kegiatan ini. Dalam tempo singkat Putera dapat berkembang sampai ke
daerah dengan anggotanya adalah kumpulan organisasi profesi seperti, Persatuan Guru
Indonesia, perkumpulan pegawai pos, radio dan telegraf, perkumpulan Istri Indonesia, Barisan
Banteng dan Badan Perantara Pelajar Indonesia serta Ikatan Sport Indonesia. Propaganda Tiga A
yang disebarluaskan oleh Jepang untuk mencari dukungan rakyat Indonesia ternyata tidak
membuahkan hasil memuaskan, karena rakyat justru merasakan tindakan tentara Jepang yang
kejam seperti dalam kerja paksa romusha. Oleh sebab itu pemerintah Jepang berupaya mencari
dukungan dari para pimpinan rakyat Indonesia dengan cara membebaskan tokoh-tokoh
pergerakan nasional antara lain Soekarno, Hatta dan Syahrir serta merangkul mereka dalam
bentuk kerjasama. Para pemimpin bangsa Indonesia merasa bahwa satu-satunya cara
menghadapi kekejaman militer Jepang adalah dengan bersikap kooperatif. Hal ini semata untuk
tetap berusaha mempertahankan kemerdekaan secara tidak langsung. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, maka mereka sepakat bekerjasama dengan pemerintah militer Jepang dengan
pertimbangan lebih menguntungkan dari pada melawan. Hal ini didukung oleh propaganda
Jepang untuk tidak menghalangi kemerdekan Indonesia. Maka setelah terjadi kesepakatan,
dibentuklah organisasi baru bernama Putera (Pusat Tenaga Rakyat). Keberadaan Putera
merupakan organisasi resmi pemerintah yang disebarluaskan melalui surat kabar dan radio,
sehingga menjangkau sampai ke desa, namun tidak mendapatkan bantuan dana operasional.
Meskipun kegiatannya terbatas, para pemimpin Putera memanfaatkan media massa yang
disediakan untuk mengikuti dan mengamati situasi dunia luar serta berkomunikasi dengan
rakyat. Karena Putera tidak menguntungkan Jepang, Putera hanya bertahan selama setahun, lalu
dibubarkan dan diganti dengan Jawa Hokokai.

7. Jawa Hokokai

Jawa Hokokai atau Himpunan Kebaktian Rakjat Djawa merupakan perkumpulan yang


dibentuk oleh Jepang pada 1 Maret 1944 sebagai pengganti Putera. Pemimpin tertinggi
perkumpulan ini adalah Gunseikan dan Soekarno menjadi penasihat utamanya.

Jawa Hokokai dibentuk sebagai organisasi pusat yang merupakan kumpulan dari Hokokai atau


jenis pekerjaan (profesi), antara lain Izi Hokokai (Himpunan Kebaktian Dokter), Kyoiku
Hokokai (Himpunan Kebaktian Pendidik), Fujinkai (Organisasi wanita) dan Keimin Bunko
Syidosyo (Pusat budaya). Perkumpulan ini adalah pelaksana pengerahan atau mobilisasi
(penggerakan) barang yang berguna untuk kepentingan perang.

8. Keibodan (barisan pembantu polisi)

Keibodan (Barisan Pembantu Polisi) dibentuk pada 29 April 1943. Tujuan pembentukan


Keibodan adalah untuk membantu polisi Jepang pada masa penjajahan Jepang di Indonesia.
Keibodan di Sumatra dikenal dengan nama Bogodan, sedangkan di Kalimantan lebih dikenal
dengan nama Sameo Konen Hokokudan. Di kalangan penduduk Cina dibentuk semacam
Keibodan dengan nama Kayo Keibotai. Pembina Keibodan disebut dengan Keimumbu.

9. Jibakutai ( Pasukan Berani Mati )


Jibakutai dibentuk pada tanggal 8 Desember 1944

10. Kempetai (barisan polisi rahasia)


Kesatuan Kempetai merupakan satuan polisi militer Jepang yang ditempatkan diseluruh
wilayah Jepang termasuk daerah jajahan. Kempetai dapat disandingkan dengan
unit Gestapo milik Nazi Jerman, memiliki kesamaan dalam tugas sebagai polisi rahasia militer.
Kempetai sangat terkenal karena kedisiplinan dan kekejamannya.
organisasi-organisasi di indonesia yang dibentuk jepang

ORGANISASI KEMILITERAN

Heiho

Heiho (pasukan pembantu) adalah prajurit Indonesia yang langsung ditempatkan di dalam
organisasi militer Jepang, baik Angkatan Darat maupun Angkatan Laut. Syarat-syarat untuk
masuk Heiho adalah umur 18-25 tahun, berbadan sehat, berkelakuan baik, dan berpendidikan
minimal sekolah dasar. Tujuan pembentukan Heiho adalah untuk membantu tentara Jepang.
Kegiatannya antara lain, membangun kubu-kubu pertahanan Jepang, menjaga kamp tahanan, dan
membantu perang tentara Jepang di medan perang.

Peta

Merupakan organisasi kemiliteran yang dibentuk Jepang dengan tujuan agar Indonesia dapat
dilepaskan dari rasa ketakutan akan adanya seragan Sekutu, Jepang berusaha agar Indonesia
dapat dipertahankan dari serangan Sekutu. Heiho sebagai pasukan yang terintegrasi dengan
pasukan Jepang masih dipandang belum memadai. Jepang masih berusaha agar ada pasukan
yang secara konkret mempertahankan Indonesia. Oleh karena itu, Jepang berencana membentuk
pasukan untuk mempertahankan tanah air Indonesia yang disebut Pasukan Pembela Tanah Air
(Peta). Peta berdiri berdasarkan peraturan dari pemerintah Jepang yang disebut Osamu
Seinendan, nomor 44.

Seinendan

Seinendan (Korps Pemuda) adalah organisasi para pemuda yang berusia 14-22 tahun. Pada
awalnya Seinendan 3500 orang dari seluruh Jawa. Tujuan dibentuknya Seinendan adalah untuk
mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya
dengan kekuatan sendiri. Bagi Jepang, Seinendan digunkan untuk memdapatkan tenaga
cadangan guna memperkuat usaha mencapai kemenangan dalam perang Asia Timur Raya, perlu
diadakannya pengerahan kekuatan pemuda. Dalam hal ini Seinendan difungsikan sebagai barisan
cadangan yang mengamankan barisan belakang. Jepang juga menggerakan Seinendan bagian
putri yang disebut Joyi Seinendan. Pada akhirnya Seinendan berjumlah sekitar 500.000 pemuda.

Keibodan

Organisasi Keibodan (Korps Kewaspadaaan) merupakan organisasi semimiliter yang anggotanya


para pemuda yang berusia antara 25-35 tahun. Syarat utama untuk masuk Keibodan adalah
berbadan sehat dan berkelakuan baik. Pembentukan Keibodan ini memang dimaksudkan untuk
membantu tugas polisi, misalnya menjaga lalu lintas dan pengamanan desa. Untuk itu anggota
juga dilatih kemiliteran. Disamping Keibodan dan Seinendan, pada bulan Agustus 1943 juga
dibentuk Fujinkai (perkumpulan wanita). Fujinkai bertugas di garis belakang untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat melamui kegiatan pendidikan dan
kursus-kursus dan ketika situasi perang semakin memanas, Fujinkai ini juga diberi latihan militer
sederhana. Organisasi sejenis Fujinkai ini juga dibentuk untuk usia murid SD yang disebut
Seinentai (barisan murid sekolah dasar), kemudian dibentuk Gakukotai (barisan murid sekolah
lanjutan).

Barisan Pelopor

Pada pertengahan tahun, diadakan rapat Chuo-Sangi-In (Dewan Pertimbangan Pusat). Salah satu
keputusan dari rapat tersebut adalah bagaimana cara untuk menumbuhkan keinsyafan dan
kesadaran yang mendalam di kalangan rakyat untuk memenuhi kewajiban dan membangun
persaudaraan untuk seluruh rakyat dalam rangka mempertahankan tanah airnya dari serangan
musuh. Sebagai konkret dari kesimpulan rapat tersebut, pada tanggal 1 November 1944, Jepang
membentuk suatu organisasi baru yang dinamakan “Barisan Pelopor”. Melalui organisasi ini
diharapkan adanya kesadaran rakyat untuk berkembang, sehingga siap untuk membantu Jepang
dalam mempertahankan Indonesia. Organisasi ini mengadakan pelatihan militer bagi para
pemuda, meskipun hanya menggunakan peralatan yang sederhana, seperti senapan kayu dan
bambu runcing.

Pemimpin Barisan Pelopor saat itu adalah Ir. Soekarno yang dibantu oleh R.P. Suroso, Otto
Iskandardinata, dan Buntaran Martoatmojo.

ORGANISASI SOSIAL KEMASYARAKATAN

Gerakan Tiga A

Gerakan Tiga A ini mempunyai tiga semboyan yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung
Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Jepang berusaha agar perkumpuan ini menjadi wadah
propagandan yang efektif.

Latar belakang Jepang membentuk perkumpulan ini adalah Jepang ingin mendapatkan dukungan
dari masyarakat Indonesia.

Tujuan dibentukya perkumpulan ini yaitu :

1. Menjadi wadah propaganda (pemberi doktrinasi kepada masyarakat Indonesia).

 Agar rakyat Indonesia dengan sukarela menyumbangkan tenaga bagi kekuatan Jepang di
bidang militer.
Pusat Tenaga Rakyat (Putera)

Putera merupakan organisasi lanjutan yang dibentuk Jepang setelah gagalnya organisasi Gerakan
Tiga A. Tujuan Putera adalah untuk membangun dan menghidupkan kembali segala sesuatu
yang telah dihancurkan oleh Belanda. Menurut Jepang Putera bertugas untuk memusatkan segala
potensi masyarakat Indonesia guna membantu Jepang dalam perang. Disamping tugas di bidang
propaganda, Putera juga memperbaiki bidang sosial ekonomi. Pimpinan pusat Putera adalah
Empat Serangkai (Sukarni, Moh. Hatta, K.H. Mas Mansur, dan Ki Hajar Dewantara).

Latar belakang dibentuknya organisasi ini adalah karena gagalnya Jepang mendpatkan simpati
rakyat Indonesia malalui organisasi “Gerakan Tiga A” yang kmudian dibudarkan, maka Jepang
mulai tertekan. Ditambah lagi kekalahan Jepang diberbagai medan pertempuran telah
menimbulkan rasa tidak percaya dari rakyat. Oleh sebab itu, Jepang kemudian melakukan kerja
sama dengan tokoh-tokoh nasionalis (Soekarno dan Moh. Hatta). Kemudian pada tanggal 16
April 1963 dibentuk gerakan baru yaitu “Pusat Tenaga Rakyat”.

Tujuan dibentuknya organisasi ini yaitu :

1. Membangun dan menghidupkan kembali segala sesuatu yang telah dihancurkan oleh
Belanda.

 Memusatkan segala potensi masyarakat Idonesia guna membantu Jepang dalam perang.

 Memperbaiki bidang sosial-ekonomi Jepang.

Jawa Hokokai

Jawa Hokokai (Himmpunan Kebaktian Jawa) adalah organisasi yang dibentuk Jepang untuk
menghadapi situasi perang, Jepang membutuhkan persatuan dan semangat segenap rakyat baik
lahir maupun batin. Rakyat diharapkan memberikan darma baktinya terhadap pemerintah demi
kemenangan perang. Di dalam membantu memenagkan perang, Jawa Hokokai telah berusaha
antara lain dengan pengerahan tenaga dan memobilisasi potensi sosial ekonomi, misalnya dengan
penarikan hasil bumi, sesuai dengan target yang ditentukan.

Latar Belakang dibentuknya organisasi ini adalah pada tahun 1944, situasi Perang Asia Timur
Raya mulai berbalik. Tentara sekutu dapat mengalahkan tentara Jepang di berbagai tempat. Hal
ini menyebabkan kedudukan Jepang di Indonesia semakin menghawatirkan. Oleh karena itu,
Panglima ke-16, Jenderal Kumaikici Harada membentuk organisasi yang diberi nama Jawa
Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Jepang membutuhkan agar rakyat Indonesia memberikan
darma baktinya terhadap pemerintahan demi kemenangan perang.

 
Tujuan dibentuknya organisasi yaitu :

1. Melaksanakan segala tindakan dengan nyata dan ikhlas demi pemerintahan Jepang.

 Memimpin rakyat untuk mengembangkan tenaganya berdasarkan semangat persaudaraan.

 Memperkokoh pembelaan tanah air.

ORGANISASI PEMERINTAHAN

BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia)

BPUPKI (Dokiritsu Junbi Chosakai) adalah badan yang dibentuk oleh pemerintah Jepang
bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Badan ini dibentuk sebagai upaya Jepang
untuk mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan
membantu proses kemerdekaan Indonesia. Tugas dari BPUPKI adalah mempelajari dan
menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek politik, ekonomi, tata pemerintahan, dan
hal-hal yang diperlukan dalam usaha pembentukan negara Indoneia merdeka. Hal-hal yang
diperlukan dalam usaha pembentukan negara itu antara lain :

1. Konstitusi

Konstisusi pertama yang digunakan Indonesia adalah UUD 1945.

2. Betuk Pemerintahan

Bentuk pemerintahan Indonesia yang pertama adalah Republik. Yaitu dimana presiden berperan
sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

3. Lambang atau Lagu kebangsaan

Lambang negara Indonesia diciptakan oleh Sultan Hamid II. Sedangkan, lagu kebangsaan
diciptakan oleh W.R. Soepratman dengan judul “Indonesia Raya”.

4. Bendera Negara

Bendera Negara dijahit oleh istri Soekarno yaitu Fatmawati. Bendera negara yang dijahit tersebut
memiliki dua warna yaitu merah dan putih. Merah yang artinya berani dan putih yang artinya
suci.

Kekalahan Jepang dalam perang pasifik semakin jelas. Perdana Menteri Jepang, Jederal Kuniaki
Koiso, pada tanggal 7 September 1944 menggumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan
kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya. Dengan cara itu,
Jepang berharap tentara sekutu akan disambut oleh rakyat Indonesia sebagai penyerbu negara
mereka, sehingg pemimpin pemeritahan penduduk militer di Jawa Jenderal Kumakichi Harada,
menggumumkan dibentuknya BPUPKI.

Panitia Sembilan

Sampai akhir dari masa persidangan BPUPKI yang pertama, masih belum ditemukan titik temu
kesepakatan dalam perumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat,
sehingga dibentuklah “Panitia Sembilan” tersebut guna menyatukan berbagai masukan dari
berbagai konsep-konsep sebelumnya yang dikemukakan oleh para anggota BPUPKI itu.Panitia
Sembilan menghasilkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang dikenal sebagai “Piagan
Jakarta” atau “Jakarta Charter”. Setelah itu sebagai ketua Panitia Sembilan, Ir. Soekarno
melaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada anggota BPUPKI berupa
dokumen rancangan asas dan tujuan “Indonesia Merdeka” yang disebut denagn “Piagam Jakarta”
itu.

Nama-nama Anggotanya yaitu :

1. Soekarno (Ketua)

 Moh. Hatta (Anggota)

 Moh. Yamin (Anggota)

 Ahmad Subardjo (Anggota)

 A. A. Maramis (Anggota)

 Abdul Kadir Muzakir (Anggota)

 H. Wachid Hasyiah (Anggota)

 Agus Salim (Anggota)

 Abikusno Tjokrosujoso (Anggota)

Hasil Usul-usulannya yaitu :

1. Yamin (29 Mei 1945) rumusannya berbunyi :

2. Peri Kebangsaan

3. Peri Kemanusiaan

4. Peri Ketuhanan

5. Peri Kerakyatan
6. Kesejahteraan Rakyat

 Dr. Mr. Supomo (31 Mei 1945) rumusannya berbunyi :

1. Persatuan

2. Kekeluargaan

3. Mufakat dan Demokrasi

4. Musyawarah

5. Keadilan sosial

 Soekarno (1 Juni 1945) rumusannya berbunyi :

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Ketiga rumusan tersebt menghasilkan “Piagam Jakarta”. Piagam itu berbunyi :

 Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya

 Kemanusiaan yang adil dan beradab

 Persatuan Indonesia

 Kerakyatan yang dipimpi oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

 Keadilan sosial bag seluruh rakyat Indonesia

PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)

Karena dianggap telah dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, yaitu menyusun rancangan
Undang-Undang Dasar bagi negara Indonesia Merdeka, BPUPKI dibubarkan dan digantikan
dengan dibentuknya PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai) dengan Ir. Soekarno sebagai ketuanya. Tugas
pertama PPKI adalah mersmikan pembukaan (Preambule) serta batang tubuh UUD 1945. Tugas
yang kedua adalah melanjutkan hasil kerja BPUPKI, mempersiapkan pemindahan kekuasaan
dari pihak pemintahan Jepang kepada bangsa Indonesia dan mempersiapkan segala sesuatu yang
menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru. PPKI sangat berperan dalam
penataan awal negara Indonesia baru. Walaupun kelompok muda kala itu hanya menggangap
PPKI sebagai sebuah lembaga buatan pihak Jepang.

Selain itu juga PPKI menyiapkan hal-hal lain seperti :

 Menyiapkan tempat upacara untuk menyatakan kemerdekaan. Yaitu di jalan Pegangsan


Timur no. 56

 Menyiapkan teks proklamasi. Dimana ditulis tangan oleh Soekarno dan diketik oleh
Sayuti Melik.

 Menyiapkan team penggerek bendera. Penggerek bendera Pusaka adalh Latief


Hendraningrat dan S. Suhud

 Memepersiapkan cara menyebarkan berita. Erita tersebut disebarkan melalui radio, surat
kabar, dan penuturan dari mulut ke mulut

PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI

1. Janji Perdana Menteri Kuniaki Koiso

Janji Perdana Menteri Koiso. Kedudukan Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik sejak
tahun 1944. Pada tahun 1944 garis pertahanan Jepang dapat ditembus oleh pasukan Sekutu.
Beberapa wilayah pendudukan Jepang di Indonesia mengalami kerusakan akibat serangan dan
pengeboman yang dilakukan oleh pasukan Sekutu. Oleh karena itu, Jepang menerapkan beberapa
kebijakan baru yang lebih lunak di daerah-daerah yang didudukinya. Kebijakann-kebijakan baru
tersebut memberi peluangbagi usaha-usaha mempersiapkan kemerdekaan di daerah yang
didudukinya.

Pada tanggal 5 September 1943, Saiko Shikikan Kumaikici Haiada mengeluarkan Osamu Seirei
No. 36 dan 37 tentang Pembentukan Chuo Sangi In (Dewan Penasihat Pusat) dan Shu Sangi Kai
(Dewan Penasihat Daerah). Chuo Sangi In bertugas memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan saiko shikikan (panglima tentara) dalam hal politik dan pemerintahan. Keanggotaan
Chuo Sangi In terdiri dari hal-hal berikut :

 Yang diangkat oleh saiko shikikan berjumlah 23 orang.

 Yang dipilih dari antara dan oleh anggota Shu Sangi Kai dan Tokubetsu Shu Sangi Kai
(Dewa Pertimbangan Kotapraja). Dari masing-masing shu dan tokubetsu masing-masing
seorang, sehingga semua berjumlah 18 orang.
 Yang diusulkan oleh kooti/koci berjumlah 2 orang (Surakarta 1 orang dan Jogjakarta 1
orang). Pada tanggal 15 November 1943, delegasi Chuo Sangi In yang diwakili oleh Ir.
Soekarno, Drs. Moh, Hatta dan Bagus Hadikusumo diundang ke Jepang.

Pada saat bertemu dengan Perdana Menteri Tojo, delegasi Chuo Sangi In minta agar Indonesia
diizinkan mengibarkan Sang Saka Merah Putih, diizinkan menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya, serta mendesak agar Indonesia disatukan dalam satu pemerintahan. Namun
permintaan tersebut ditolak Perdana Menteri Tojo menyatakan belum dapat memberikan jaminan
kepada Ir. Soekarno kecuali Jepang sudah memenangkan perang.

Pada tanggal 17 Juli 1944, Jenderal Hideki Tojo meletakan jabatan sebagai perdana menteri dan
digantikan oleh Jenderal Kuniaki Koiso. Jenderal Koiso mempunyai tugas berat dalam
memulihkan kewibawaan Jepang di mata bangsa Asia. Salah satunya dengan menjanjikan
kemerdekaan kepada sejumlah negara termasuk Indonesia.

Perdana Menteri Koiso pada tanggal 7 September 1944 mengeluarkan pernyatan bahwa
“Indoneisa akan diberi kemerdekaan di kemudian hari”. Pernyataan tersebut kemudian terkenal
degan sebutan “Janji Koiso”.

Janji Koiso terebut dikemukakan di depan sidang Teikoku Ginkai (Parlemen Jepang). Adapun
tujuan dikeluarkan Janji Koiso tersebut agar rakyat Indonesia tidak mengadakan perlawanan
terhadap Jepang. Bukti kesungguhan janji Koiso tersebut adalah dengan diperolehkan
mengibarkan bender Merah Putih di kantor-kantor pemerintahan, tetapi bendera Merah Putih
harus berdampinga dengan bendera Jepang (Hinomaru).

Pada tanggal 10 September 1944 pemeritahan pendudukan Jepang di Indonesia menambah


anggota Chuo Sangi In dari 23 orang yang diangkat oleh saiko shikikan ditambah 5 orang lagi,
sehingga menjadi 28 orang anggota. Lima orang tambahan tersebut adalah R. Abikusno
Cokrosuyoso, R. Margono Joyoadikusumo, Mr. R.W. Sumanang, M. R. Sujono, dan R. Gatot
Mangkuprojo. Pada tanggal 17 November 1944 anggota Chuo Sangi In ditambah lagi 12 orang.

2. Pemanggilan Tokoh Indonesia ke Dalat, Vietnam.

Tanggal 9 Agustus 1945,Marsekal Terauchi, Panglima besar tentara Jepang di Asia Tenggara
memanggil Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat kemarkasnya di
Dalat (Saigon). Ia kemudian menyampaikan keputusan pemerintah Jepang untuk memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia. Keputusan ini dilatar belakangi keinginan menarik dukungan
dan simpati lebih banyak dari bangsa Indonesia yang saat itu tentara Jepang semakin terdesak
oleh sekutu.Sebenarnya, pertemuan di Dalat tersebut merupakan momentum penting bagi bangsa
Indonesia. Akan tetapi, peristiwa ini merupakan pemicu dari terjadinya perbedaan pendapat
antara tokoh golongan tua dan golongan muda.
3. Peristiwa Rengasdengklok.

Berita peristiwa pemboman kota Hirosima pada tanggal 6 Agustus 1945 serta Nagasaki pada
tanggal 9 Agustus 1945, disusul jepang menyerahkan diri kepada sekutu pada tanggal 14
Agustus 1945, meskipun berita tersebut di tutupi, pada akhirnya sampai juga kepada telinga pada
pemuda melalui siaran radio BBC di Bandung. Hal ini memperkuat tekada dan semangat para
pemuda untuk segera bergerak memproklamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Setelah mendengar kekalahan Jepang tersebut, tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda berkumpul
diruang belakang gedung Bakteriologi, Jalan Pegangsaan Timur no.13, Jakarta, dibawah
pimpinan Chaerul Saleh. Pertemuan ini membahas kekalahan Jepang dan persiapan proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Hasil keputusannya adalah bahwa kemerdekaan Indonesia adalah
masalah bangsa Indonesia sendiri yang tidak dapat digantungkan pada bangsa lain. Oleh karena
itu proklamasi kemerdekaan harus dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri.

Para pemuda segera mengirimkan utusan (Wikana dan Darwis) untuk segera menghadap Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta agar segera menyampaikan hasil rapat tersebut. Namun kedua tokoh
tersebut menolak gagasan para pemuda dengan alasan Jepang masih bersenjata lengkap dan
mempunyai tugas untuk memelihara status quo sebelum pasukan sekutu datang ke Indonesia.
Selain itu, Soekarno-Hatta baru akan membicarakan masalah kemerdekaan Indonesia dalam
sidang PPKI pada tangal 16 Agustus 1945.

Namun kedua tokoh ini menolak gagasan pemuda tersebut dengan alasan Jepang masih
bersenjata lengkap dan mempunyai tugas memelihara status quo sebelum pasukan sekutu datang
ke Indonesia. Selain itu Soekarno-Hatta baru akan membicarakan masalah kemerdekaan
Indonesia dalam sidang PPKI tanggal 16 Agustus 1945.
Wikana dan Darwis melaporkan hasil pembicaraan dengan Soekarno-Hatta kepada para pemuda
yang telah berkumpul di Asrama Menteng 31 pada pukul 24.00 wib. Para pemuda tersebut antara
lain Chaerul Saleh, Yusuf Kunto, Surachmat, Johan Nur, Singgih, Mandani, Sutrisno, Sampun,
Subadio, Kusnandar, Abdurrahman dan Dr. Muwardi.
Setelah para pemuda mendengar hasil laporan tersebut, para pemuda merasa kecewa sehingga
suasana rapat menjadi panas. Akhirnya diputuskan perlunya untuk mengamankan Soekarno-
Hatta keluar kota yang jauh dari pengaruh Jepang. Persoalan Soekarno-Hatta selanjutnya
diserahkan kepada Syudanco Singgih dan kawan-kawan dari Peta Jakarta.
Dalam melaksanakan tugasnya, Syudanco Singgih didampingi Sukarni dan Yusuf Kunto.
Menurut Singgih Soekarno-Hatta akan dibawa ke Rengasdengklok sebagai tempat untuk
mengamankan Soekarno-Hatta dengan alasan:

1. Rengasdengklok dilatar belakangi laut Jawa, sehingga jika ada serangan dari tentara
Jepang dapat segera pergi melalui laut.
2. Didaerah sekitar Rengasdengklok, di Purwakarta, Cilamaya (barat), Kedung Gedeh
(selatan), dan Bekasi (Timur) telah siap pasukan Peta untuk menjaga segala
kemungkinan.

Setelah rapat selesai, dengan mengendarai mobil, Singgih bersama Sutrisno, Sampun dan
Surachmat menuju rumah Ir. Soekarno dan menjemput Moh. Hatta untuk membawa mereka
beserta keluarga ke Rengasdengklok.
Setelah sampai di rengasdengklok, Soekarno-Hatta tetap tidak bersedia menyatakan
kemerdekaan sebelum ada surat pernyataan resmi menyerah dari Jepang. Namun ditengah
perdebatan itu, Ahmad Subarjo muncul dan memberitahukan kepada Soekarno-Hatta bahwa
Jepang memang telah menyerah kepada sekutu. Mendengar kabar itu, Soekarno-Hatta akhirnya
bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Selanjutnya, diadakan perundingan dengan kelompok pemuda dan Ahmad Subarjo memberikan
jaminan kepada para pemuda bahwa Soekarno-Hatta akan memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Setelah tercapai, pada sore harinya Soekarno-
Hatta kembali ke Jakarta bersama Ahmad Subarjo dan Sudiro.

TANGGAPAN RAKAT INDONESIA TERHADAP BERITA PROKLAMASI

Percaya

Tindakannya :

-Merayakan Proklamasi (kemerdekaan) dengan sukacita dan bahagia

-Menyampaikan kepada orang di sekitar, karena ada yang telah melihat

-Bersyukur karena Indonesia telah merdeka

-Membentuk Laskar Pertahanan

Kurang Percaya

Tindakannya :

-Mencari tahu kebenaran dari berita tersebut

-Ragu-ragu karena belum terbukti kebenarannya

Tidak Percaya

Tindakannya :

-Tidak ada pemberitahuan tentang berita Proklamasi (faktor lokasi daerah)


-Tidak percaya bahwa merdeka dengan kerja keras dan perjuangan sendiri, melainkan dari
Jepang (Janji P.M. Koiso)

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN MILITER JEPANG DI INDONESIA

a. Organisasi sosial dan keagamaan

Pada zaman Jepang, semua partai politik dibubarkan. Kegiatan politik pergerakan nasional
Indonesia dikendalikan oleh Jepang untuk membantu Jepang dalam perang. Jawatan propaganda
giat melancarkan propaganda. Isi propaganda adalah bahwa Jepang mengobarkan perang Asia
Timur Raya untuk membebaskan seluruh Asia dari penjajahan bangsa Barat. Selain itu, Jepang
mempersatukan Asia dalam Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya di bawah
kepemimpinan Jepang. 

Salah satu upaya pemerintah Jepang agar rakyat dan pemimpin nasional Indonesia mau
mendukung Jepang adalah dengan mendirikan beberapa organisasi dan perkumpulan. Organisasi
dan perkumpulan yang didirikan pemerintah Jepang di antaranya adalah Gerakan Tiga A, Putera,
Jawa Hokokai, MIAI dan Masyumi. 

1. Gerakan Tiga A

Gerakan Tiga A didirikan pada bulan April 1942. Kantor propaganda Jepang mendirikan
Gerakan ini dengan semboyannya:
􀂐 Nippon Pemimpin Asia,
􀂐 Nippon Pelindung Asia, dan
􀂐 Nippon Cahaya Asia.
Gerakan ini mengadakan kursus-kursus bagi para pemuda untuk menanamkan semangat pro
Jepang demi menghadapi pasukan sekutu dalam Perang Asia Timur Raya. Gerakan Tiga A
dipimpin oleh Mr. Syamsuddin. Mr. Syamsudin adalah bekas anggota Parindra pada zaman
Hindia Belanda. Pada tahun 1943, Gerakan Tiga A dibubarkan karena dianggap gagal dan tidak
memberikan keuntungan bagi pihak Jepang. 

2. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)

Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dibentuk untuk mengganti Gerakan Tiga A. Gerakan yang
didirikan pada tanggal 1 Maret 1943 ini dipimpin oleh empat serangkai, yakni Soekarno,
Mohammad Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara. Bagi Jepang, Putera dibentuk
dengan tujuan untuk memusatkan seluruh kekuatan masyarakat demi membantu usaha Jepang.
Tugas pemimpin Putera adalah memimpin rakyat supaya kewajib dan bertanggug jawab dalam
menghapus pengaruh Barat. Rakyat Indonesia harus mengambil bagian dalam usaha
mempertahankan Asia Timur Raya dan mempererat persaudaraan Indonesia dan Jepang dengan
menggiatkan pelajaran bahasa Jepang. 

Jepang menganggap Empat Serangkai sebagai lambang dari aliran-aliran pergerakan nasional
Indonesia yang dapat menggerakkan seluruh Indonesia untuk kepentingannya. Putera mendapat
sambutan dari organisasi-organisasi yang ada. Beberapa organisasi yang bergabung dengan
Putera adalah Persatuan Guru Indonesia, Perkumpulan Pos Telepon dan Telegraf, Pengurus
Besar Isteri Indonesia, Badan Perantaraan Pelajar-pelajar Indonesia (Baperpi). Karena kegiatan
Putera lebih menguntungkan pejuang kemerdekaan dari-pada menguntungkan Jepang, maka
Putera dibubarkan pada tahun 1944. 

3. Jawa Hokokai

Pada tahun 1944, Panglima Tentara Jepang di Jawa menyatakan berdirinya Jawa Hokokai
(Gerakan Kebaktian Jawa). Organisasi ini dibentuk karena karena semakin menghebatnya perang
di Asia dan Pasifik. Oleh karena itu, segenap rakyat lahir dan batin perlu digiatkan dan
dipersatukan. Jawa Hokokai berasal dari hoko seishin (semangat kebaktian). Kebaktian itu
memiliki tiga dasar, yaitu: mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan, dan melaksanakan
tugas untuk Jepang. Tiga hal inilah yang dituntut dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia
berhubung dengan semakin gawatnya perang. Jawa Hokokai dinyatakan sebagai organisasi resmi
pemerintah yang langsung berada di bawah pengawasan pejabat-pejabat Jepang. Kegiatan Jawa
Hokokai meliputi hal-hal berikut.
􀂐 Melaksanakan segala sesuatu dengan nyata dan ikhlas untuk menyumbangkan segenap tenaga
kepada pemerintah Jepang.
􀂐 Memimpin rakyat untuk menyumbangkan segenap tenaga berdasarkan semangat persaudaraan
antar segala bangsa.
􀂐 Memperkokoh pembelaan tanah air.
Jawa Hokokai merupakan organisasi pusat dengan unit kegiatan seperti bidang pengajaran
(guru), organisasi budaya, dan perusahaan. Selain itu, Jawa Hokokai juga bertugas mengerahkan
rakyat untuk mengumpulkan padi, permata, besi tua, dan menanam jarak untuk diserahkan
kepada Jepang. Pengendalian terhadap kegiatan politik harus diketahui Jepang serta
dipergunakan untuk kepentingan Jepang pula. Untuk meningkatkan kesiapsiagaan rakyat
Indonesia, pada tanggal 14 September 1944 dibentuk Barisan Pelopor sebagai bagian dari Jawa
Hokokai. Barisan Pelopor ini merupakan organisasi pemuda pertama yang langsung dibimbing
oleh kaum nasionalis Indonesia. Pemimpin Barisan Pelopor adalah Soekarno, R.P. Suroso, Otto
Iskandardinata, dr. Buntaran Martoatmojo. Barisan Pelopor juga dikerahkan untuk
mendengarkan pidato dari pemimpin- pemimpin nasionalis. Mereka juga dilatih cara-cara
menggerakkan massa dan memperkuat pertahanan. Melalui Barisan Pelopor, golongan pemuda
terpelajar berusaha mempengaruhi rakyat. Mereka menyesuaikan diri dengan keinginan rakyat
serta mengobarkan semangat nasional dan rasa persaudaraan.

4. MIAI dan Masyumi

MIAI adalah singkatan dari Majelis Islam Ala Indonesia. MIAI secara resmi didirikan pada
tahun 1937 di Surabaya. Pemimpin MIAI pertama adalah K.H. Mas Mansyur dan
Wondoamiseno. Organisasi ini dibiarkan berkembang oleh Jepang karena golongan Islam dinilai
paling anti barat. Jepang juga ikut membantu MIAI dalam bentuk memberikan zakat dan
mendirikan masjid. Bantuan Jepang ini berhasil dimanfaatkan oleh pemuka-pemuka Islam untuk
kepentingan umat Islam di Indonesia. MIAI secara resmi dibubarkan Pemerintah Jepang di akhir
Oktober 1943. Sebagai gantinya, dibentuklah Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia)
yang dipimpin oleh K.H. Hasyim Ashari dan K.H. Mas Mansyur. Masyumi yang didirikan pada
bulan November 1943 ini merupakan wadah bagi seluruh kekuatan Islam. 
Nah, bagaimana penilaianmu sendiri mengenai keempat wadah atau organisasi yang dibentuk
pemerintahan militer Jepang di Indonesia? Apa nilai positif yang dapat diambil dari
pembentukan organisasi-organisasi tersebut bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia?
Bagaimana kamu bisa menghargai perjuangan para pemimpin bangsa dalam mencapai
kemerdekaan melalui wadahwadah tersebut? Coba kemukakan pendapatmu dalam sebuah
diskusi kecil yang dipandu gurumu. Perhatikan apakah teman-temanmu yang lain setuju dengan
penilaianmu atas wadah atau organisasi bentukan Jepang tersebut. Kamu juga coba mendengar
pendapat teman-temanmu mengenai hal yang sama. Apakah ada persamaan pandangan? 

b. Pengerahan pemuda

Pemerintah militer Jepang memberi perhatian khusus kepada para pemuda. Para pemuda dibina
untuk mendukung program Jepang menggalang keluarga besar Asia. Para pemuda mendapat
prioritas pendidikan, berupa pengembangan kemampuan intelektual maupun latihan-latihan
keterampilan dan kedisiplinan. Mereka diharapkan mampu mempropagandakan Gerakan Tiga A
Jepang. Jepang mengalami kekalahan dalam perang Laut Karang (Mei 1942) dan perang
Guadalkanal (Agustus 1942). Oleh karena itu, pemerintah militer
Jepang menyadari perlunya bantuan penduduk setempat dalam rangka mempertahankan
kedudukannya di kawasan Asia. Pada bulan April 1943, pemerintah militer Jepang secara
intensif mulai mengorganisir barisan pemuda. Barisan pemuda ini berciri semi militer maupun
militer. Tujuan Jepang adalah untuk mendidik dan melatih para pemuda agar mampu
mempertahankan tanah air Indonesia dari serangan pasukan Sekutu. 

1. Organisasi semi militer bentukan Jepang


Berbagai barisan pemuda yang berbentuk semi militer, antara lain Seinendan, Fujinkai, dan
Keibodan.
􀂐 Seinendan
Seinendan adalah organisasi barisan pemuda yang dibentuk tanggal 9 Maret 1943. Tujuannya
adalah mendidik dan melatih para pemuda agar dapat mempertahankan tanah airnya dengan
kekuatan sendiri. Akan tetapi, maksud yang sebenarnya ialah untuk memper-siapkan pemuda
Indonesia untuk membantu militer Jepang untuk menghadapi pasukan Se-kutu. 

􀂐 Fujinkai
Pengerahan tenaga untuk perang tidak hanya berlaku bagi kaum laki-laki saja, tetapi juga kaum
wanita. Untuk keperluan tersebut, dibentuk Fujinkai (Himpunan Wanita). Gerakan ini didirikan
pada bulan Agustus 1943. Organisasi Fujinkai ini menghimpun kaum wanita untuk diberi
latihan-latihan militer.
􀂐 Keibodan
Keibodan adalah organisasi barisan pembantu polisi. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi
untuk menjadi anggota keibodan. Syarat menjadi anggota keibodan laki-laki yang berumur
antara 26 - 35 tahun. Keibodan dibentuk di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Di Sumatera,
Keibodan terkenal dengan nama Bogodan. Di Kalimantan, Keibodan terkenal dengan nama
Borneo Konan Hokokkudan.

2. Organisasi militer bentukan Jepang

Yang termasuk ke dalam organisasi militer bentukan


Jepang adalah Heiho dan Peta.
􀂐 Heiho
Heiho adalah organisasi prajurit pembantu Jepang. Heiho dibentuk pada bulan April 1943.
Organisasi ini memberi kesempatan kepada pemuda Indonesia untuk menjadi prajurit Jepang
(baik angkatan darat maupun angkatan laut). Sejak mengalami kemunduran, Jepang memerlukan
tambahan tenaga militer untuk mengganti pasukannya yang hancur. Mereka terpaksa
mengerahkan tenaga dari kalangan rakyat yang negaranya mereka duduki. 
􀂐 PETA
PETA (Pembela Tanah Air) didirikan pada tanggal 3 Oktober 1945. Sebelumnya, pada tanggal 7
September 1943, seorang tokoh pergerakan nasional yang bernama Gatot Mangunprojo
mengusulkan kepada Panglima Tertinggi Pasukan Jepang untuk membentuk pasukan bersenjata
guna membela tanah air. Permohonanitu dikabulkan oleh Jenderal Kumakici Harada (Panglima
Tentara Keenambelas) pada tanggal 3 Oktober 1945. Pembentukan PETA ini juga sesuai dengan
tuntutan perang yang semakinmendesak.
Bersamaan dengan pembentukan organisasi PETA di Pulau Jawa, di Pulau Sumatera juga
dibentuk Giyugun (Tentara Sukarela). Dengan
adanya tentara sukarela ini, berarti ada orang Indonesia yang memperoleh pendidikan militer.
Pada zaman pendudukan Jepang, mereka menjadi golongan penting dalam masyarakat Indonesia.
Sesudah Indonesia merdeka, banyak di antara mereka yang menjadi pemimpin TNI, seperti
Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Abdul Haris
Nasution.

c. Pengerahan tenaga kerja

Jepang juga membutuhkan bantuan tenaga untuk membangun sarana pendukung perang, antara
lain kubu pertahanan, jalan raya, rel kereta api, jembatan, dan lapangan udara. Oleh karena itu,
Jepang membutuhkan banyak tenaga kerja. Pengerahan tenaga kerja itu disebut romusha. Pada
mulanya, pelaksanaan romusha didukung rakyat. Rakyat Indonesia masih termakan propaganda
Jepang untuk membangun keluarga besar Asia. 

Tenaga-tenaga romusha ini kebanyakan diambil dari desa-desa, umumnya orang-orang yang
tidak bersekolah atau paling tinggi tamat Sekolah Dasar. Semula program romusha bersifat
sukarela dan sementara. Akan tetapi, setelah kebutuhan mendesak, pengerahan tenaga kerja
berubah menjadi paksaan. Ribuan tenaga kerja romusha dikirim ke luar Jawa, bahkan ke luar
negeri, seperti Burma, Malaysia, Thailand, dan Indocina. Tenaga kerja romusha ini diperlakukan
dengan sangat buruk, sehingga banyak di antara mereka yang meninggal dunia. Pengerahan
tenaga kerja tersebut telah membawa akibat dalam struktur sosial di Indonesia. Banyak pemuda
tani yang menghilang dari desanya karena mereka takut dikirim sebagai romusha. Para romusha
yang selamat kemudian kemabli ke desa mereka. Mereka ini memiliki banyak pengalaman di
berbagai bidang. Mereka datang membawa gagasan-gagasan baru sehingga desanya terbuka
untuk perubahan. 

Coba perhatikan gambar 1.2.17 di atas. Apa tanggapanmu terhadap gambar itu? Itulah sedikit
gambaran mengenai keadaan tenaga kerja Indonesia yang dipaksa jadi romusha.

d. Eksploitasi sumber kekayaan

Sebelum menyerah kepada Jepang, Belanda melakukan taktik bumi hangus dengan
menghancurkan objek-objek vital terutama tambang minyak bumi. Itulah sebabnya pada masa
pemerintahan Jepang, hampir seluruh kehidupan ekonomi lumpuh. Keadaan ekonomi seperti ini
menjadi persoalan serius bagi Jepang. Yang dilakukan pemerintah pendudukan Jepang adalah
menyita perkebunan-perkebunan milik Belanda dan berbagai fasilitas vital lainnya, seperti
perusahaan listrik, telekomunikasi, transportasi, dan lain-lain. Jepang juga menerapkan
peraturan-peraturan yang bersifat membatasi dan memonopoli sarana-sarana produksi penting.
Selain mencukupi kebutuhan sendiri, rakyat Indonesia harus dapat menopang kebutuhan perang.
Sebagian rakyat lain dipaksa untuk bekerja di perkebunan yang memberikan hasil bumi
menguntungkan demi membiayai perang. 
Rakyat juga diwajibkan menyetor padi, jagung, dan ternak dalam jumlah besar, demi memenuhi
kebutuhan logistik di medan perang. Rakyat juga dibebani pekerjaan tambahan, yaitu menanam
pohon jarak untuk diambil minyaknya dan diproduksi sebagai pelumas mesin-mesin perang.
Kewajiban dan paksaan yang bertubi-tubi benar- benar menyengsarakan rakyat Indonesia pada
saat itu. Pengiriman tenaga romusha secara besarbesaran mengurangi tenaga kerja produktif.
Akibatnya, kekurangan gizi dan kelaparan merajalela. Dapat dikatakan, rakyat ketika itu sangat
menderita lahir dan batin. Sandang pangan untuk rakyat sama sekali tidak layak. Rakyat
mengalami kekurangan sandang dan pangan.

D. Perlawanan rakyat selama masa pendudukan Jepang

Sikap baik Jepang untuk menarik simpati bangsa Indonesia tidak berlangsung lama. Penindasan
politis dilakukan dengan mengeluarkan maklumat pada tanggal 20 Maret 1942. Maklumat itu
berisi berbagai larangan dalam hal-hal yang menyangkut politik. Hal-hal yang dilarang adalah:
􀂐 segala macam pembicaraan, pergerakan, dan anjuran atau propaganda yang menyangkut soal
peraturan dan susunan negara;
􀂐 pengibaran bendera Merah Putih; dan
􀂐 menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Tentu saja bangsa Indonesia berusaha melawan. Perlawanan itu dilaksanakan berbagai kekuatan
sosial politik. Mereka memperjuangkan
tercapainya kemerdekaan.

Anda mungkin juga menyukai