Serangan Jepang juga di arahkan ke Indonesia ,serangan terhadap Indonesia muncul dari utara
dan timur .Serangan ke Indonesia tersebut bertujuan untuk mendapatkan cadangan logistik dan
bahan industri perang seperti : minyak tanah,timah dan almunium .Sebab ,persediaan minyak di
Indonesia di perkirakan dapat mencukupi kebutuhan jepang selama Perang Pasifik. Pada tanggal
11 Januari 1942 Jepang menduduki daerah minyak dengan mendarat di Tarakan Kalimantan
Timur,di lanjutkan ke Balikpapan,Pontianak,Samarinda dan Banjarmasin.
Pada tanggal 16 Februari 1942 Jepang menduduki Palembang ,setelah daerah-daerah di luar di
kuasai ,Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah jawa sebagai pusat
pemerintahan Hindia Belanda dan pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang mendarat di Pulau Jawa
(Teluk Banten,Indramayu dan Banjarnegara) di bawah pimpinan Letjen Hitoshi Immamura.
Untuk menghadapi tentara Jepang ,Belanda pernah membentuk Komando Gabungan Tentara
Serikat yang di sebut ABDACOM (American British Dutch Australian Command) yang
bermarkas di Lembang .
Dalam upaya menguasai tanah Jawa ,telah terjadi pertempuran di laut Jawa ,yaitu Tentara Jepang
dengan Angkatan Laut Belanda di bawah pimpinan Laksamana Karel Doorman .Dalam
pertempuran ini Laksamana Karel Doorman dan beberapa kapal Belanda berhasil di
tenggelamkan oleh tentara Jepang. Meskipun Belanda sudah mempersiapkan diri yaitu : berupa
gabungan tentara ABDACOM di tambah satu Kompi Akademi Militer Kerajaan dan Korps
Pendidikan Perwira Cadangan di Jawa Barat ,di Jawa Tengah di siapkan 4 batalion infanteri ,dan
di Jawa Timur 3 batalion pasukan bantuan Indonesia dan 1 batalion marinir serta di bantu oleh
Inggris dan Amerika ,walaupun demikian tentara Jepang mendarat di Jawa dengan sangat
besar ,sehingga pasukan Belanda tidak mampu memberikan perlawanan .
Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa . Tanggal
5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang . Tentara jepang terus bergerak ke Selatan dan
menguasai kota Buitenzorg (Bogor) ,dengan mudah kota-kota lain juga jatuh ke tangan Jepang.
Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan
Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang di wakili
Letjen Hitoshi Immamura. Penandatanganan ini di laksanakan di Kalijati,Subang. Dengan
demikian berakhirlah penjajahan Belanda di Indonesia ,kemudian Indonesia berada di bawah
pendudukan tentara Jepang
Keinginan Jepang menguasai Indonesia karena Indonesia kaya akan sumber daya alam yang
dapat di manfaatkan untuk pengembangan industri Jepang,di samping itu ,juga terdorong oleh
ajaran yang berkaitan dengan Shintoisme ,khususnya tentang Hakko Ichiu ,yakni ajaran tentang
kesatuan kelurga umat manusia ,ajaran ini di terjemahkan bahwa tentara Jepang sebagai negara
maju bertanggung jawab untuk membentuk kesatuan keluarga umat manusia dengan memajukan
dan mempersatukan bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia. Ajaran tersebut menyatakan
bahwa bangsa Jepang dan Indonesia serumpun
Kedatangan Jepang di Indonesia di sambut dengan senang hati oleh rakyat Indonesia . Jepang di
elu-elukan sebagai “Saudara Tua” yang di pandang dapat membebaskan dari kekuasaan
Belanda . Tentara Jepang mempropagandakan bahwa kedatangannya ke Indonesia untuk
membebaskan rakyat dari cengkraman penjajahan bangsa barat ,Jepang juga akan membantu
memajukan rakyat Indonesia ,melalui program Pan-Asia Jepang akan memajukan dan
menyatukan seluruh rakyat Asia .Untuk meneguhkan propagandan Pan-Asia ,Jepang berusaha
membentuk perkumpulan yang di beri nama “GERAKAN TIGA A”
Sumber: http://www.donisetyawan.com/proses-kedatangan-jepang-ke-indonesia/
Jepang dalam membentuk struktur pemerintahan membagi Indonesia menjadi tiga zona wilayah.
Wilayah tersebut nantinya dibagi berdasarkan divisi-divisi angkatan bersenjata Jepang. Selain
fungsinya sebagai pembagian kekuasaan, pembagian zona ini bertujuan mengkonsolidasi
pertahanan untuk mengantisipasi serangan balasan dari Jenderal MacArthur yang berada di
Papua Nugini.
Jepang menggantikan sistem pemerintahan kolonial (pemerintahan sipil) dengan sistem
pemerintahan fasisme (militer). Kemudian Jepang membagi Indonesia ke dalam tiga zona militer
Pembagian Zona Pemerintahan
Ketiga zona pemerintahan ini dikomandoi secara pusat oleh Pemerintahan Militer (Gunshireikan)
wilayah selatan yang dipimpin oleh Marsekal Teraucchi (Saiko Sikikan) berpusat di Dalat,
Vietnam. Gunsenkanbu ini melakukan kordinasi dengan Jenderal Hitoshi Imammura sebagai
pemimpin tertinggi Tentara Jepang
Untuk wilayah pemerintahan Jawa terdapat tujuh karasidenan(syu) yang disesuaikan sejak jaman
Hindia Belanda , yaitu : Banten, Jakarta, Bogor, Priangan, Cirebon, Pekalongan, Banyumas,
Semarang, Pati, Kedu, Surabaya, Bojonegoro, Madiun, Kediri, Malang, Besuki, dan Madura.
Wilayah pemerintahan di Sumatera dibagi manjadi sembilan karasidenan: Sumatera Timur,
Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Palembang, Lampung, dan Bangka Belitung
Wilayah pemerintahan di Indonesia Timur dibagi menjadi 3 kantor pemerintahan sipil
(Minseinfu) yang terbagi atas tiga : Kalimantan, Sulawesi, dan Seram (Maluku).
Sumber: https://www.hariansejarah.id/2017/01/pemerintahan-militer-jepang-di-indonesia.html
A. Gerakan A3
Organisasi ini adalah organisasi pertama yang dibuat Jepang pada Maret 1942 diketuai oleh Mr.
Syamsuddin. Yang dimaksud dengan gerakan A3 adalah Nippon Cahaya Asia, Nippon
Pelindung Asia, dan Nippon pemimpin Asia. Gerakan ini bertujuan untuk kemakmuran bersama,
namun organisasi ini tidak bertahan lama.
B. PUTERA
Pada 16 April 1943, Putera dibentuk oleh Empat Serangkai. Organisasi ini dibuat karena para
pemimpin bangsa yang ingin menghadapi kekejaman militer Jepang. Dibantu dengan proganda
dari pihak Jepang, organisasi ini terbentuk dengan bertujuan untuk mempertahankan
kemerdekaan Indonesia dan membujuk rasa nasionalis untuk mengabdi dan untuk melawan
Sekutu. Namun pihak Jepang merasa tidak diuntungkan, organisasi ini hanya menguntungkan
pihak Indonesia. Lalu, Jepang memutuskan untuk membubarkan Putera.
C. Jawa Hokokai
Melalui Jawa Hokokai ini, tiga aspek (rela berkorban, memeprtebal persahabatan, melaksanakan
sesuatu yang membuahkan hasil) tradisi Jepang dituntut pula dari rakyat Indonesia. Para
pemimpin organisasi ini berada di bawah Gunseikan (kepala pemerintahan militer) dan di tiap
daerah dipimpin oleh Syucokan (Gubenur/Residen). Dengan terbentuk Jawa Hokokai, maka
kaum Nasionalis bangsa Indonesia mulai tersisihkan dan terkendali dan merupakan kumpulan
dari Hokokai/profesi, antara lain izi Hokokai (Himpunan Kebaktian Dokter), Kyoiku Hokokai
(Himpunan Kebaktian Pendidik), Fujinkai (Oraganisasi Wanita) dan Keimin Bunko Syidosyo
(pusat budaya). Kegiatan Hokokai adalah pelaksana pengerahan atau mobilisasi (ppenggerakan)
barangyang berguna untuk kepentingan perang.
D. Chou Sang In
Sebuah badan bertugas sebagai dewan pertimbangan pusat yang berada langsung dibawah
panglima tertinggi, tugasnya menyampaikan usul dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
pemerintah militer militer Jepang mengenai pemerintahan pemerintahan dan politik.
Organisasi Semi militer Jepag sangatlah kuat. Oraganisasi ini telah bisa memusnakan Sekutu di
Indonesia. Kekuatannya lebih besar dari pada Belanda sehingga mudah sekali untuk merebut dari
tangan Sekutu. Berikut adalah organisasi semi militer Jepang.
Dibentuk pada tanggal 29 April 1943. Tujuan pembentukan organisasi tersebut adalah untuk
mendidik dan melatih pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya. Namun,
sebenarnya untuk mendapatkan tenaga cadangan sebanyak-banyaknya.
Dibentuk pada tanggal 1 November 1944. Organisasi semi militer ini dibentuk sebagai hasil
keputusan sidang ketiga dari Chuo Sangi In ( Dewan Pertimbangan Pusat Barisan Pelopor)
dipimpin oleh Ir. Soekarno, sedangakan wakilnya yaitu R.P Suroso, Otto Iskandardinatadan dr.
Buntaran Martoatmojo. Organisasi ini menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya untuk
menanamkan sara nasionalisme.
Tugas Fujinkai adalah ikut memperkuat pertahanan dengan cara memngumpukan daa wajib
berupa perhiasan, hewan ternak, dan bahan makanan untuk kepentingan perang.
E. Hizbullah
Tanggal 15 Desember 1944 berdiri pasukan suka relawan pemuda Islam yang dalam istilah
Jepangnya disebut Kaikyo Seinen Teishintai. Tugasnya adalah sebagai pemuda Islam dengan
tugas dan program dan sebagai tentara cadangan dengan tuagas dan program.
Organisasi semi militer hanyalah sebgai cadangan bagi Jepang. Pada intinya, mereka membuat
organisasi militer resmi, sebagai berikut:
A. Heiho
Heiho merupakan organisasi militer resmi yang dibentuk pada bulan April 1945 oleh Bagian
Angkatan Darat MarkasBesar Umum Kemaharajaan Jepang pada tanggal 2 September 1942.
Heiho merupakan pasukan bentukan tentara Jepang pada masa perang dunia II, dibentuk
bertujuan untuk membantu tentara Jepang berperang melawan sekutu. Organisasi ini merupakan
barisan pembantu kesatuan angkatan perang dan dimasukkan sebagai bagian dari ketentaraan
Jepang. Heiho dijadikan sebagai tenaga kasar, bertugas mengumpulkan pajak dari rakyat.
B. PETA
Dibentukan pada tanggal 3 Oktoer 1944 atas usul Gotot Mangkupraja kepada Letjend. Kumakici
Harada (Panglima Tentara ke-16) yang merupakan bawahan dari organisasi Jepang. Anggota
PETA terdiri atas orang Indonesia yang mendapat pendidikan militer Jepang. PETA bertugas
mempertahankan tanah air Indonesia. PETA merupakan tentara garis kedua. PETA bertugas
sebagi mata-mata Jepang dan dibentuk bertujuan untuk membantu tentara Jepang berperang
melawan sekutu.
Daftar Pustaka
Ekonomi Perang
Pada waktu Jepang mendarat di Indonesia pada tahun 1942, ternyata tentara
Hindia Belanda telah membumihanguskan objek-objek vital yang ada di
Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar Jepang mengalami kesulitan dalam
upaya menguasai Indonesia. Akibat dari pembumihangusan itu, keadaan
perekonomian di Indonesia menjadi lumpuh pada awal pendudukan Jepang.
Sehubungan dengan keadaan tersebut, langkah pertama yang diambil
Jepang adalah melakukan pengawasan dan perbaikan prasarana ekonomi.
Beberapa prasarana seperti jembatan, alat transportasi, telekomunikasi,
dan bangunan-bangunan diperbaiki. Kemudian beberapa peraturan yang
mendukung program pengawasan kegiatan ekonomi dikeluarkan termasuk
ditetapkannya peraturan pengendalian kenaikan harga. Bagi mereka yang
melanggar, akan dijatuhi hukuman berat.
Pengertian Romusha
Untuk mendukung dan menjalankan Imperialisme Jepang, yaitu Kesemakmuran Asia Timur
Raya. Maka Jepang butuh dana besar untuk membiayai perang, baik itu Perang Dunia II maupun
perang memperjuangkan Imperialisme-nya. Tidak lain, dan tidak bukan adalah Kesemakmuran
Asia Timur Raya. Jepang juga membutuhkan bantuan tenaga untuk membangun sarana
pendukung perang, antara lain kubu pertahanan, jalan raya, rel kereta api, jembatan, dan
lapangan udara. Oleh karena itu, Jepang membutuhkan banyak tenaga kerja. Pengerahan tenaga
kerja itu disebut romusha. Jika dirincikan maka pengertian romusha terbagi menjadi dua, yaitu
Tenaga kerja romusha ini diperlakukan dengan sangat buruk, sehingga banyak di antara mereka
yang meninggal dunia. Pengerahan tenaga kerja tersebut telah membawa akibat dalam struktur
sosial di Indonesia.Banyak pemuda tani yang menghilang dari desanya karena mereka takut
dikirim sebagai romusha. Para romusha yang selamat kemudian kembali ke desa mereka.
Mereka ini memiliki banyak pengalaman di berbagai bidang. Mereka datang membawa gagasan-
gagasan baru sehingga desanya terbuka untuk perubahan.
Tujuan Jepang melakukan tanam paksa atau Romusha yaitu, untuk persiapan perang Asia Timur
Raya serta memenuhi kebutuhan tentara jepang, untuk lebih jelasnya lagi akan di bahas sebagai
berikut: Pada mulanya tugas-tugas yang dilakukan itu bersifat sukarela dan pengerahan tenaga
tersebut tidak begitu sukar dilakukan karena orang masih terpengaruh oleh propaganda “untuk
kemakmuran bersama Asia Timur Raya”. Hampir semua pemuda desa dijadikan romusha untuk
diperjakan membuat lapangan terbang, tempat pertahanan, jalan, gedung, dll. Bukan hanya di
Indonesia saja tetapi mereka banyak yang dikirim ke Birma, Thailand dan Malaysia untuk
keperluan yang sama yaitu membuat tempat pertahanan dan memperlancar trasportas Pemerintah
jepang terus melancarkan kampanye pengerahan romusha yang diberi sebutan “ perajurit
ekonomi “ atau “ pahlawan kerja “ yang digambarkannya sebagai orang yang sedang menjalani
tugas suci guna memenangkan perang Asia Timur Raya. Pada waktu itu pemerintah berhasil
mengerahkan romusha keluar jawa sebanyak 300.000 orang, sedangkan sekitar 70.000 orang
dalam keadaan yang menyedihkan.
Masuknya Jepang ke Indonesia, awalnya disambut gembira oleh para pejuang kemerdekaan
waktu itu. Jepang dianggap sebagai saudara, sesama Asia yang membantu mengusir Kolonial
Belanda . Namun, sesaat setelah Jepang mendarat di Hindia Belanda (Indonesia-saat ini),
ternyata Jepang berbuat yang tak kalah licik dan bengisnya. Jepang berupaya menghapus
pengaruh kultural barat yang telah hinggap di Hindi Belanda, dan yang kedua Jepang mengeruk
sumber sumber kekayaan alam startegi yang ada di tanah air kita. Pasokan sumber sumber ala
mini digunakan untuk membiayai perang Jepang dengan Sekutu di Asia Timur dan Pasifik.
Luasnya daerh pendudukan Jepang membuat Jepang memerlukan tenaga kerja yang begitu besar.
Tenaga kerja ini dibutuhkan untuk membangun kubu pertahanan, lapangan udara darurat, gudang
bawah tanah, jalan raya dan jembatan. Tenaga tenaga kerja ini diambilkan dari penduduk Jawa
yang cukup padat. Para tenaga kerja ini dipaksa yang popular di sebut denga Romusa. Jejaring
tentara Jepang untuk menjalankan romusha hingga ke desa desa. Dalam catatan buku ini,
setidaknya ada 300.000 tenaga romusha yang dikirim ke berbagai negara di Asia Tenggara,
70.000 orang diantaranya dalam kondisi menyedihkan da berakhir dengan kematian.
Para romusa juga melibatkan kaum perempuan. Mereka dibujuk rayu di iming iming
mendapatkan pekerjaan, namun mereka di bawa ke kamp kamp tertutup untuk dijadikan wanita
penghibur (Jugun Ianfu).
Romusa juga melibatkan tokoth tokoh pergerakan waktu itu. Mereka dipaksa oleh Jepang untuk
menjadi tenaga tenaga paksa tersebut. Diantara para romusa yang berasal dari tokoh pergerakan
adalah Soekarno dan Otto Iskandardinata. Mereka berdua dipaksan tentara pendudukan Jepang
untuk membuat lapangan udara darurat.
Jepang melakukan rekruitmen calon calon romusa, pola tingkatan, serta alokasi tenaga kerja
paksa ini. Basis paparannya melihat praktik romusa dan proyek proyeknya di Gunung Madur dan
sekitar Banten. Namun pada saat yang sama, Jepang berhasil memanipulasi keberadaan romusa
ini ke dunia internasional. Untuk menyamarkan keberadaan romusa, Jepang memperhasul istilah
romusa dengan “pekerja ekonomi” atau pahlawan pekerja.
Pada pertengahan tahun 1943, para romusa semakin di eksploitasi oleh Jepang. Karena
kekalahan Jepang pada Perang Pasifik, Romusa romusa ini digunakan sebagai tenaga
swasembada untuk mendukung perang secara langsung. Karena disetiap angkatan perang Jepang
membutuhkan tenaga tenaga kerja paksa ini untuk mengefisiensikan biaya perang Jepang. Pada
situasi seperti ini, permintaan terhadap romusa semakin tak terkendali.
Jika kita melihat angka tahunnya, proyek romusa di Indonesia berjalan dalam tempo dua tahun.
Bukanlah waktu yang pendek untuk menghasilkan penderitaan dan kematian sebagaimana yang
terungkap dalam data diatas. Barulah pada tahun 1945, Hindia Belanda merdeka menjadi
Indonesia, serta mengakhiri proyek dan impian kolonialisasi Jepang.
Romusha yang diperkejakan di proyek-proyek, antara lain pembuatan jalan, jembatan, barak-
barak militer, berlangsung selama satu sampai tiga bulan. Lebih dari tiga bulan merupakan masa
kerja romusha yang diperkejakan di proyek-proyek diluar keresidenan mereka. Tidak hanya
keluar Jawa, bahkan eomusha dikirim ke luar Indonesia, seperti Birma, Muang,Tgai Vietnam dan
Malaysia.
Romusha memberikan akibat yang mendalam bagi bangsa indonesia meskipun Jepang menjajah
Indonesia hanya seumur jagung apa yang dikatakan oleh ramalan Joyoboyo, atau lebih tepatnya
3 ½ tahun jepang menjajah indonesia yaitu pada tahun 1942-1945 tetapi dalam waktu yang
sesingkat itu memumbuhkan dampak yang sangat mendalam bagi bangsa indonesia karena pada
waktu itu sangat menderita dengan adanya romusha rakyat indonesia hidup bagaikan tulang
tanpa daging pakaian compang-camping kelaparan dimana-mana atau rakyat indonesia dibawah
titik nadir masyarakat yang terbelakang, miskin, teringgal untuk lebih khusus lagi akan
dipaparkan dampak dari Romusha sebagai berikut:
Para tenaga kerja yang disebut romusha kebanyakan meninggal karena kekurangan makan,
kelelahan, malaria dan terjangkit penyakit. Selain itu juga karena kerasnya pengawasan dan
siksaan Jepang yang kejam dan tidak berperi kemanusiaan. Dibarak-barak romusha tidak tersedia
perawatan dan tenaga kesehatan. Seakan-akan telah menjadi rumus bahwa siapa yang tidak lagi
kuat bekerja maka akan mati. Sebagai mana alam pemikiran jepang, bahwa bukan manusianya
yang diperhitungkan melainkan tujuannya yaitu “menang perang”.
Perlawanan PETA
PETA merupakan salah satu organisasi militer yang dibentuk oleh Jepang. Peta adalah organisasi
militer. Karena itu, para anggota Peta juga mendapatkanlatihan kemiliteran. Mula-mula yang
ditugasi untuk melatih anggota Peta adalah seksi khusus dari bagian intelijen yang disebut
Tokubetsu Han. tanggal 3 Oktober 1943 secara resmi berdirilah Peta. Berdirinya Peta ini
berdasarkan peraturan dari pemerintah Jepang yang disebut Osamu Seinendan, nomor 44.
Berdirinya Peta ternyata mendapat sambutan hangat di kalangan pemuda. Banyak di antara para
pemuda yang tergabung dalam Seinendan mendaftarkan diri menjadi anggota Peta. Anggota Peta
yang bergabung berasal dari berbagai golongan di dalam masyarakat. Tentara PETA hidup
dalam kamp kamp militer yang bentuk oleh Jepang. Kehidupan tentara PETA dijamin oleh
Jepang.
Anggota PETA menyadi penderitaan yang dialami oleh rakyat Indonesia. Oleh karena itu
muncul berbagai perlawanan PETA, antara lain di Blitar, Aceh dan Cilacap.
Perlawanan PETA di Blitar dipimpin oleh Chudanco Supriyadi. Penyebab dari perlawanan
PETA di Blitar disebabkan oleh tindakan sewenang-wenang Jepang terhadap rakyat Blitar.
Tentara PETA merasa prihatin terhadap perlakuan tersebut, sehingga mengadakan perlawanan.
Akan tetapi pada akhirnya perlawanan dapat dipadamkan oleh Jepang. Setelah melalui beberapa
kali persidangan, mereka kemudian dijatuhi hukuman sesuai dengan peranan masing-masing
dalam perlawanan itu. Ada yang mendapat pidana mati, ada yang seumur hidup, dan sebagainya.
Mereka yang dipidana mati antara lain, dr. Ismail, Muradi, Suparyono, Halir Mangkudijoyo,
Sunanto, dan Sudarno. Sementara itu, Supriyadi tidak jelas beritanya dan tidak disebut-sebut
dalam peng adilan tersebut.
Perlawanan tentara PETA di Aceh. Kebencian rakyat Aceh terhadap Jepang semakin meluas
sehingga muncul perlawanan di Jangka Buyadi bawah pimpinan perwira Gyugun Abdul
Hamid.Dalam situasi perang yang meluas ke berbagai tempat, Jepang mencari cara yang efektif
untuk menghentikan perlawanan Abdul Hamid. Jepang menangkap dan menyandera semua
anggota keluarga Abdul Hamid. Dengan berat hati akhirnya Abdul Hamid mengakhiri
perlawanannya.
Perlawanan tentara PETA di Cilacap. Perlawanan PETA Cilacap dipimpin oleh Budanco
Kusaeri. Perlawanan direncanakan akan dimulai pada tanggal 21 April 1945 akan tetapi
diketahui oleh Jepang. Sehingga pada tanggal 25 April 1945, Kusaeri dan teman-temannya
ditangkap.
Sumber: http://www.donisetyawan.com/perlawanan-bangsa-indonesia-terhadap-jepang/
Pengertian BPUPKI
BPUPKI atau badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia adalah sebuah
badan yang dibentuk oleh pihak jepang pada tanggal 29 april 1945. Badan ini dibentuk dengan
alasan mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia supaya mau membantu bangsa jepang
dengan menjanjikan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia.
Badan ini diketuai oleh Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T) Radjiman Wedyodiningrat
serta wakilnya yaitu Ichibangase Yoshio (orang jepang) dan Raden Pandji Soeroso. Badan
ini beranggotakan 67 orang. BPUPKI mempunyai tugas yakni mempelajari dan menyelidiki hal-
hal yang bersifat dengan aspek-aspek politik ekonomi, tata pemerintahan serta hal lain yang
dibutuhkan untuk persiapan kemerdekaan Indonesia.
Tak lama kemudian BPUPKI pun dibubarkan dibentuk sebuah badan baru untuk menggantikan
BPUPKI. Badan tersebut yakni PPKI atau Panitia persiapan kemerdekaan
Indonesia (Dokuritsu Junbi Inkai) dengan jumlah anggota 21 orang dengan ketuanya yaitu Ir.
Soekarno , wakilnya Drs. M. Hatta dan Mr. Ahmad Soebardjo sebagai penasehat PPKI.
Anggota dari PPKI tersebut dipilih dengan mewakili berbagai etnis yang mewakili Indonesia
diantaranya yakni : 12 orang asal jawa, 3 orang asal sumatera, 2 orang asal Sulawesi, 1 orang
asal Kalimantan, 1 orang asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 orang asal Maluku dan terakhir 1
orang etnis Tionghoa.
Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan bangsa Indonesia dengan menjanjikan
bahwa Jepangakan membantu proses kemerdekaan Indonesia. BPUPKI beranggotakan 63 orang
yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningratdengan wakil ketua Hibangase Yosio (orang
Jepang) dan R.P. Soeroso.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan membentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia atau (Jepang: Dokuritsu Junbi Inkai) dengan anggota berjumlah 21
orang sebagai upaya pencerminan perwakilan etnis [1]terdiri berasal dari 12 orang dari Jawa, 3
orang dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa
Tenggara, 1 orang dari maluku, 1 orang dari Tionghoa.
Pada tahun 1944 saipan jatuh ke tangan sekutu.dengan pasukan jepang di Papua Nugini
Kepulauan Solomon,dan Kepulauan Marshall yang berhasil di pukul mundur oleh
pasukan sekutu.Dalam situasi kritis tersebut,pada tanggal 1 maret 1945 Letnan Jendral Kumakici
Harada, pimpinan pemerintah pendudukan jepang di jawa, mengumumkan pembentukan badan
penyelidik Usaha-usaha persiapan kemerdekan INDONESIA (Dokuritsu Junbi Cosakai) .
pengangkatan pengurus ini di umumkan pada tanggal 29 april 1945 .
Dr.Radjiman Wediodiningrat diangkat sebagai (Kaico), sedangkan yang duduk sebagai ketua
muda (fuku kico) pertama di jabat oleh seorang jepang , Shucokai cirebon yang bernama
Icibangase . R .P .Suroso diangkat sebagai kepala sekertariat dengan di bantu oleh Toyohiti
Masuda dan Mr. A. G .
Pringodigdo pada tanggal 28 mei 1945 dilangsungkan upacara peresmian badan penyelidik
Usaha-Usaha persiapan kemerdekaan bertempat di gedung Cuo sangi in, jalan pejambon
(Sekarang GedungDepartemen Luar negri) ,jakarta.
Upacara peresmian itu dihadiri pula oleh dua pejabat jepang yaitu jendral Itagaki (panglima
tentara ke tujuh yang bermarkas di singapura) dan letnan jendral nagano (panglima tentara
Keenam belas yang baru ). Pada kesempatan itu di kibarkan bendera jepang ,Hinomaru oleh
Mr.A.G. pringgodigdo yang disusul dengan pengibaran bendera merah putih oleh toyohiko
Masuda.
Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa Indonesia maka sebagai realisasi atas
janji tersebut maka dibentuklah suatu Badan yang bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) atau Dekoritsu Zyunbi Tioosakaiyang tugasnya menyelidiki segala sesuatu hal untuk
persiapan kemerdekaan Indonesia.
Pada hari itu juga di umumkan nama-nama ketua, wakil ketua serta sebagian para anggota
Disamping itu, pada tanggal 29 april 1945 jepang memperbolehkan berkibarnya bendera merah
putih berdampingan dengan bendera Jepang.
Sidang dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei
1945 dengan tema Dasar Negara. Sidang ini membahas dan merancang calon dasar Negara R.I.
yang akan merdeka. Pada rapat pertama ini terdapat 3 orang yang mengajukan pendapatnya
tentang dasar negara.
Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin dalam pidato singkatnya mengemukakan
lima asas yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat (keadilan sosial
Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo dalam pidato singkatnya mengusulkan lima
asas :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan lima asas pula yang disebut Pancasila, yaitu
:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
Kelima asas dari Soekarno disebut Pancasila yang menurut beliau dapat diperas menjadi Trisila
atau Tiga Sila yaitu :
1. Sosionasionalisme
2. Sosiodemokrasi
3. Ketuhanan dan Kebudayaan
Bahkan masih menurut Soekarno, Trisila tersebut di atas bila diperas kembali disebutnya sebagai
Ekasila yaitu merupakan sila gotong royong merupakan upaya Soekarno dalam menjelaskan
bahwa konsep tersebut adalah dalam satu-kesatuan.
Selanjutnya lima asas tersebut kini dikenal dengan istilahPancasila, namun konsep bersikaf
kesatuan tersebut pada akhirnya disetujui dengan urutan serta redaksi yang sedikit berbeda.
Sementara itu, perdebatan terus berlanjut di antara peserta sidang BPUPKI mengenai penerapan
aturan Islam dalam Indonesia yang baru.
Sidang BPUPKI
Sidang Pertama
Sidang pertama BPUPKI diadakan di sebuah gedung yakni gedung Chuo Sang In di Jalan
Pejambon 6 Jakarta yang sekarang dikenal dengan gedung Pancasila. Rapat pertama dibuka pada
tanggal 28 Mei 1945 dan dimulai pada keesokan harinya yakni pada tanggal 29 Mei 1945 yang
bertemakan Dasar Negara. Lalu pada sidang pertama ini ada 3 orang yang memberikan pendapat
mengenai Dasar Negara, Mereka yaitu Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Soepomo dan Ir.
Soekarno.
Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin mengemukakan lima asas dari dasar
Negara, yaitu sebagai berikut :
Peri Kebangsaan
Peri Kemanusiaan
Peri Ketuhanan
Peri Kerakyatan
Kesejahteraan Rakyat
Dua hari kemudian, Prof. Dr.Mr. Soepomo pada tanggal 31 Mei 1945 mengajukan Dasar Negara
Indonesia yaitu sebagai berikut:
Persatuan
Mufakat dan Demokrasi
Keadilan Sosial
Kekeluargaan
Musyawarah
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno pun mengajukan lima asas Negara yang sekarang kita
kenal dengan nama Pancasila.
Kebangsaan Indonesia
Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan
Mufakat atau Demokrasi
Kesejahteraan Sosial
Ketuhanan Yang Maha Esa
Menurut Ir. Soekarno, kelima asas tersebut masih bisa diperas menjadi Ekasila atau Trisila.
Selanjutnya Lima Asas tersebut disebut dengan Pancasila dengan urutan yang berbeda. Lalu,
pada pembentukan sila tersebut menjadi perdebatan diantara peserta yang menghadiri siding
BPUPKI. Perdebatan ini membahas penetapan aturan Islam dalam Indonesia yang baru
Sidang pertama BPUPKI berakhir pada tanggal 1 Juni 1945 dan belum menghasilkan suatu
keputusan apapun akhir dari Dasar Negara Indonesia Merdeka hingga diadakan masa reses
selama 1 bulan
Pada tanggal 22 Juni 1945, BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan 9 orang dan
disebut dengan panitia Sembilan. Anggota dari panitia Sembilan yaitu:
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Moch. Hatta
3. Mr. Achmad Soebardjo
4. Mr. Muhammad Yamin
5. KH. Wachid Hasyim
6. Abdul Kahar Muzakir
7. Abikoesno Tjokrosoejoso
8. H. Agus Salim
9. Mr. A.A. Maramis
Pada rapat kedua dari BPUPKI berlangsung pada tanggal 10-17 Juli 1945 dengan topic bahasan
yakni bentuk Negara, wilayah Negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar,
ekonomi dan keuangan, pembelaan Negara, pendidikan serta pengajaran.
Pada rapat kedua ini dibentuk panitia yang berjumlah 19 orang yang membahas rancangan
undang-undang dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno sendiri sobat. Tak lupa pula dibentuk
Panitia Pembelaan Tanah Air yang diketuai oleh Abikoesno Tjokrosoejoso dan Panitia Ekonomi
dan Keuangan yang diketuai oleh Drs. Moch. Hatta.
Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil yang beranggota
7 orang, yaitu:
Persidangan Kedua BPUPKI pada tanggal 14 Juli 1945, dalam rangka menerima laporan Panitia
Perancang UUD , Ir. Soekarno melaporkan tiga hasil, yaitu sebagai berikut :
Sumber: https://www.kompasiana.com/leonjyz/5ca21b489715941f5912a542/perumusan-teks-
proklamasi-kemerdekaan-indonesia?page=all
Umumnya tugas PPKI yang paling utama adalah untuk mempersiapkan segala hal yang
berkaitan dengan kemerdekaan Republik Indonesia. Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno, sedangkan
wakil ketuanya adalah Drs. Mohammad Hatta.
Terdapat 21 anggota awal PPKI yang kemudian bertambah 6 anggota lagi, sehingga total ada 27
anggota yang bergabung dengan PPKI. Di antara anggota PPKI juga meliputi Achmad
Soebardjo, Otto Iskandardinata, Dr. Soepomo dan Radjiman Widyodiningrat.
Selain itu juga dilakukan revisi Piagam Jakarta dimana kalimat ‘Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya’ diganti menjadi ‘Ketuhanan Yang Maha
Esa’.
2. Mengangkat Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden
Hasil sidang pertama PPKI berikutnya adalah memilih dan mengangkat presiden serta wakil
presiden Indonesia. Atas usulan Otto Iskandardinata secara aklamasi, Ir. Soekarno terpilih
sebagai presiden Indonesia pertama didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil
presidennya.
8 Maluku Dr G. S. S. J. Latuharhary
2. Membentuk komite nasional daerah
Setelah membagi wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi, selanjutnya juga dibentuk komite
nasional di tingkat daerah di tiap-tiap provinsi, mulai dari Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sunda Kecil, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.
Selain itu anggota kepolisian dimasukkan dalam departemen dalam negeri. Keputusan ini
dihasilkan dari buah pikiran Otto Iskandardinata. Kemudian Otto Iskandardinata, Abdul Kadir
dan Kasman Singodimerjo ditunjuk untuk mempersiapkan pembentukan tentara kebangsaan dan
kepolisian negara.
Ir. Soekarno merupakan salah satu tokoh hebat yang berjuang dalam meraih kemerdekaan
Indonesia dan merupakan tokoh pertama yang menjadi presiden Republik Indonesia. Ir.
Soekarno, atau biasa disebut Bung Karno, lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur
dan meninggal pada tanggal 21 Juni 1970. Pada masa itu, Bung Karno memiliki konsep teks
proklamasi yang ingin dibacakan kepada rakyat Indonesia. Bung Karno juga yang menyusun
teks proklamasi bersama dengan Bung Hatta di rumah Laksamana Tadashi Maeda. Kemudian
Bung Karno juga berperan dalam membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di Jalan
Pegangsaan Timur no. 56 daerah DKI Jakarta.
Drs. Moh Hatta atau biasa disebut dengan Bung Hatta, lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di
daerah Bukittingi, Sumatera Barat dan meninggal pada tanggal 14 Maret 1980 pada umurnya
yang telah menginjak 77 tahun. Bung Hatta juga merupakan seseorang yang telah
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan merupakan wakil presiden pertama yang
memimpin Indonesia bersama Bung Karno. Bung Hatta memiliki peran yang besar juga dalam
proklamasi kemerdekaan, dimana beliau ikutserta dalam menyusun naskah proklamasi bersama
dengan Bung Karno dan Achmad Soebardjo di rumah Laksamana Tadashi Maeda. Selain itu,
Bung Hatta juga seseorang yang menandatangani naskah proklamasi bersama dengan Bung
Karno.
3. Mr. Achmad Soebardjo Djojoadisurjo
4. Sutan Syahrir
Sutan Syahrir (dengan ejaan lama: Soetan Sjahrir) lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat pada
5 Maret 1909 dang meninggal pada tanggal 9 April 1966 di Zurich, Swiss pada umur 57 tahun.
Beliau adalah seorang politikus keturunan Bugis dan perdama Menteri pertama di Indonesia.
Beliau menjabat sebagai perdana Menteri Indonesia dari 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947
dan meninggal dalam pengasingan sebagai tawanan politik. Sutan Syahrir ditetapkan sebagai
salah seorang pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 9 April 1966 berdasarkan Keppres no.
76 tahun 1966. Sutan Syahrir berperan sebagai pemimpin perlawanan bawah tanah untuk
menyerang dan melawan Jepang pada masa-masa proklamasi.
5. Sayuti Melik
Mohamad Ibnu Sayuti, atau biasa lebih dikenal dengan Sayuti Melik, diketahui dalam sejarah
sebagai pengetik naskah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau juga merupakan
suami dari Soerastri Karma Trimurti yang bekerja sebagai seorang wartawati dan aktifis
perempuan pada zaman pergerakan dan zaman pasca kemerdekaan. Peran beliau dalam
membantu berjalannya proklamasi adalah dengan mengetik naskah Proklamasi yang
disempurnakan dari tulisan tangan Bung Karno.
6. Soekarni Kartowirjo
Soekarni merupakan salah satu Tokoh Proklamator Kemerdekaan Indonesia. Gelar Pahlawan
Nasional Indonesia Sukarni disematkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 7 November
2014 kepada perwakilan keluarga di Istana Negara Jakarta. Sukarni berperan dalam masa
proklamasi dengan mengusulkan agar teks proklamasi kemerdekaan Indonesia untuk
ditandatangi oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia.
7. Burhanuddin Mohammad Diah (B.M. Diah)
Burhanuddin Mohammad merupakan seorang pejuah kemerdekaan, diplomat, tokoh pers, dan
pengusaha Indonesia. B.M. Diah berperan sebagai wartawan dan bertugas untuk menyiarkan
kabar berita bahwa Indonesia telah merdeka ke seluruh penjuru tanah air pada masa proklamasi
kemerdekaan.
8. Jusuf Kunto
Jusuf Kunto lahir pada tanggal 8 Agustus 1921 di Salatiga. Jusuf Kunto memiliki nama asli
Kunto sebelum akhirnya diganti menjadi Jusuf Kunto sejak tahun 1937. Jusuf Kunto merupakan
salah satu anggota PETA yang ikut menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdngklok
pada tanggal 16 Agustus 1945 bersama Sukarni dan beberapa anggota PETA lainnya.
9. Latief Hendraningrat dan Suhud
Abdul Latief Hendraningrat merupakan salah satu prajurit PETA dengan pangkat Sudanco dan
pengibar bendera Sang Saka Merah Putih pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan
Timur 56 berdampingan dengan Suhud Sastro Kusumo.
10. Suwirjo
Raden Suwiryo merupakan salah satu Tokoh Proklamator Kemerdekaan Indonesia yang pernah
menjadi walikota Jakarta dan ketua umum PNI. Selain itu, beliau juga pernah menjadi wakil
perdana Menteri pada cabinet Sukiman-Suwiryo. Pada saat menjabat sebagai gubernur Jakarta,
beliaulah yang mengusahakan agar kegiatan upacara proklamasi berjalan dengan aman dan
lancar.
11. Frans Sumarto Mendur
Frans Sumarto Mendur merupakan salah satu dari fotografer yang mengabadikan detik-detik
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Sebagai perekan sejarah, hasil potret beliau pada
peristiwa perjuangan kemerdekaan menjadi alasan mengapa sekarang kita bisa melihat foto
upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia.
12. Syahruddin
Jusuf Ponodipuro pada awalnya dikenal sebagai penyiar kemerdekaan Republik Indonesia secara
luas dan merupakan duta besar Indonesia. Beliau berperan dalam menyebarkan berita proklamasi
pada saat ia bekerja di Radio Hoso Kyoku.
14. Wikana
Wikana adalah seorang Tokoh Proklamator Kemerdekaan Indonesia bersama Chaerul Saleh,
Sukarni, dan pemuda lainnya dalam menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Beliau
merupakan utusan yang menyampaikan keputusan kaum pemuda kepada Soekarno-Hatta.
Chaerul Saleh berperan besar dalam peristiwa Rengasdengklok dan menuntut Soekarno-Hatta
untuk segera membacakan proklamasi kemerdekaan. Pada tahun 1946, beliau bergabung dalam
Persatuan Perjuangan pimpinan Tan Malaka dan menuntut kemerdekaan 100%. Pada 1948, Tan
Malaka mendirikan Gerakan Rakyat Revolusioner dan menunjuk Chaerul Saleh sebagai
sekretaris.
Muwardi berperan dalam membacakan teks pembukaan UUD 1945 yang dibentuk oleh
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan masuk ke dalam sejarah pembentukan
PPKI. Beliau juga merupakan ketua Barisan Pelopor untuk seluruh Jawa dan memerintahkan
Barisan Pelopor untuk menjaga Lapangan Ikada yang rencananya akan digunakan sebagai
tempat pembacaan teks proklamasi sehari sebelum pembacaan.
17. Sudiro
Sudiro merupakan walikota Jakarta pada periode 1953 – 1960 dan menjadi saksi dalam
perumusan naskah proklamasi.
Hanafi emiliki peranan besar dalam meyakinkan Bung Karno untuk membacakan teks
proklamasi. Tanpa beliau, Bung Karno tidak berani untuk membacakan teks karena adanya
ancaman Jepang untuk membasmi siapa saja yang melawan.
19. A.R. Baswedan
A.R. Baswedan merupakan salah satu anggota BPUPKI dan memiliki peran dalam mendapatkan
pengakuan de facto dan de jure bagi eksistensi Indonesia.
20. Adam Malik
Adam Malik merupakan mantan Menteru Indonesia dan merupakan salah satu pahlawan
Nasional Indonesia pada tanggal 6 November 1998. Peran beliau dalam proklamasi adalah
sebagai wartawan yang menyampaikan berita proklamasi ke seluruh Indonesia.
Sumber: https://sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/tokoh-proklamator-kemerdekaan-
indonesia