Anda di halaman 1dari 4

MACAM-MACAM ORGANISASI MILITER BENTUKAN JEPANG DI INDONESIA

Oleh: Muhammad Argyanarda Nugraha

No Absen: 24

Abstrak

Jepang merupakan salah satu negara yang pernah menduduki Indonesia. Pada masa
kekuasaannya, Jepang menciptakan beberapa kebijakan demi melancarkan serta meraih
ambisinya, salah satu diantara kebijakan tersebut adalah pembentukan Organisasi Militer.
Artikel ini akan membahas mengenai Organisasi-organisasi bentukan Jepang selama
pendudukannya di Indonesia.

Kata Kunci: Organisasi, Militer, Jepang, Indonesia

Pendahuluan

Kita semua mengetahui bahwa Jepang merupakan salah satu dari beberapa Negara yang
pernah menginvasi Indonesia. Kedatangan Jepang ini tidak lain dan tidak bukan memiiki tujuan
untuk menguasai bahan mentah dan bahan bakar demi memenuhi kepentingan industri dan
militer mereka. Meski berkuasa dalam waktu yang tidak lama, penjajahan Jepang sangat
membekas dalam benak rakyat Indonesia karena kekejamannya dan dalam masa
pendudukannya yang singkat namun memedihkan ini, Jepang menciptakan kebijakan-kebijakan
baru untuk menggantikan kebijakan Belanda yang telah menancapkan bendera mereka
sebelumnya. Salah satu dari sekian banyaknya kebijakan tersebut adalah pembentukan
Organisasi Militer.

Metode

Artikel ini ditulis menggunakan metode Studi Pustaka. Sumber referensi yang digunakan untuk
memperoleh informasi berupa artikel yang tersedia di internet.

Pembahasan

A. Heiho
Heiho Dibentuk pada Bulan October 1943 sebagai organisasi prajurit pembantu Jepang. Heiho
merupakan prajurit Indonesia yang langsung ditempatkan didalam Organisasi militer di Jepang,
Baik Angkatan Darat maupun Angkatan Laut. Tujuannya adalah menambah jumlah Tentara
Jepang untuk Mempertahankan negeri² yang telah didudukinya. Anggotanya disertakan di
Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jepang. Ada juga Kempeitai yang merupakan kepolisian.
Jepang memang melihat potensi dan kemampuan para pemuda. Namun Jepang masih
meragukan kesetiaan rakyat Indonesia terhadap kepentingan Jepang Heiho dibentuk sebagai
pekerja kasar di satuan militer. Oleh karena itu di Heiho tidak ada perwira yang diangkat dari
anggota. Perwiranya orang Jepang. Anggota Heiho membangun kubu pertahanan, menjaga
kamp tahanan, dan membantu tentara di medan perang. Banyak anggotanya yang ikut perang
melawan Amerika Serikat di Kalimantan, Irian, hingga Burma (Myanmar).

Mereka yang lolos menjadi anggota Heiho nantinya akan mendapatkan pendidikan militer yang
keras, dengan tujuan menguasai berbagai taktik, senjata, dan transportasi perang.Pelatihan
militer ini dipimpin langsung oleh Letnan Yanagawa dan terus berkembang hingga
menjadi Seinen Dojo di Tangerang. Seinen Dojo sendiri memiliki kurikulum yang jauh lebih
baik.Walau begitu,dalam praktiknya, Heiho adalah pekerja kasar di dalam satuan militer
Jepang. Heiho lebih fokus pada pertahanan, menjaga kamp, hingga membantu tentara di
medan perang.Bahkan, pasukan Heiho

Saat Jepang menyerah kepada Sekutu, setidaknya tercatat ada 42 ribu pasukan Heiho di
Angkatan Darat dan Laut. Pada masa itu pula, pasukan Heiho langsung dibubarkan oleh PPKI.
Menurut Jenderal AH Nasution, Jepang melakukan pelucutan senjata terhadap Heiho pada
tanggal 18, 19, dan 20 Agustus 1945. Setelahnya, Heiho pun dileburkan ke dalam BKR atau
Badan Keamanan Rakyat. Anggota Heiho yang sebelumnya tergabung
dalam Kaigun dipindahkan menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia,
sedangkan Rikugun dipindahkan ke dalam satuan darat BKR.

B. PETA (Pembela Tanah Air)

Pembela Tanah Air (PETA) merupakan tentara sukarelawan yang dibentuk oleh
Pemerintah Jepang saat mengusai bangsa Indonesia periode 1942 hingga 1945. PETA
memiliki peran penting untuk menjaga kemerdekaan bangsa Indonesia meski awalnya
bertugas membantu Jepang dalam peperangan Asia Timur Raya.

PETA dibentuk oleh Pemerintah Jepang pada 1943 yang bertujuan untuk menghadapi
perang Asia Timur Raya dari serangan blok sekutu.Dalam menghadapi perang tersebut
Jepang meminta bantuan dari para pemimpin nasionalis dan Islam. Dilansir
Encyclopaedia Britannica (2015), PETA dibentuk setelah adanya Osamu Seirei atau
peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Jepang. Pada pembentukan PETA banyak
pemuda dan pelajar bangsa Indonesia yang ikut dan bergabung menjadi tentara
sukarelawan.Mereka mendapat pelatihan fisik oleh tentara Jepang. Mereka
bersemangat karena memiliki tujuan untuk mempersiapkan kemerdekaan Bangsa
Indonesia. PETA bukan milik organisasi mana pun tapi langsung di bawah Panglima
Tentara Jepang. Tentara PETA dibentuk untuk sebagai tentara teritorial yang
berkewajiban mempertahankan wilayahnya.Anggota PETA tidak hanya memperoleh
latihan fisik. Jepang juga mengajak anggota PETA untuk mencintai tanah air dan
membangkitkan patriotisme.Pemerintah Jepang mengatakan kepada anggota PETA
jika pelatihan yang diberikan ini bermanfaat untuk melindungi bangsa Indonesia.

Permulaan tahun 1942 pasukan Jepang mendarat di Pulau Jawa, Pemberontakan


Belanda tidak ada artinya. Di setiap medan tempur mereka terpukul mundur, lalu tibalah
saat menyedihkan bagi pemerintahan Hindia Belanda. Saat itu tanggal 8 Maret
pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Surat penyerahan
ditandatangani oleh Letnan Jendral Terpoorten di lapangan Utara Kalijati, Jawa Barat.
Sejak itu berakhirlah kekuasaan Belanda di Indonesia dan merupakan awal
pendudukan Jepang di Pulau Jawa Awal kedatangan Jepang di Indonesia disambut
dengan penuh antusias penduduk Indonesia termasuk Blitar. Kedatangan Jepang ini
semakin disenangi karena Jepang sudah membebaskan Indonesia dari penjajahan
Belanda. Bahkan bangsa Indonesia boleh mengibarkan bendera Merah Putih. Lagu
Indonesia Raya boleh dinyanyikan. Kebaikan Jepang hanya berlangsung sebentar.
Jepang memang tidak bermaksud untuk memerdekakan Indonesia. Kemudian Jepang
mulai memperlihatkan tindakan-tindakan yang terang-terangan dalam bentuk menjajah
sewenang-wenang dan mengeruk kekayaan Indonesia serta memaksa penduduk
bekerja paksa (romusha) untuk kepentingan Jepang, yang menyebabakan penderitaan
dan kesengsaraan dimana-mana. Rakyat mulai timbul rasa benci yang semakin lama
semakin besar. Rakyat tidak sanggup lagi menahan penderitaan, lama kelamaan rakyat
menjadi berani. Mereka bertekat untuk melawan Jepang. Pada tanggal 14 Februari
1945 terjadilah Pemberontakan Peta di Blitar yang paling menggoncangkan pemerintah
militer Jepang, karena pelakunya justru prajurit binaan Jepang. Pemberontakan
tersebut dipimpin oleh Supriyadi, karena mempunyai benih-benih, baik yang berasal
dari dalam kehidupan Daidan(Komandan Batalyon/Mayor) Blitar itu sendiri maupun
keadaan masyarakat yang cukup menderita, akibat penjajahan Jepang yang selalu
merugikan rakyat Indonesia. Adapun rumusan masalah yang dibahas adalah: apa yang
melatarbelakangi Pemberontakan Peta di Blitar, dan bagaimana bentuk Pemberontakan
Peta di Blitar yang di bawah pimpinan Supriyadi, serta bagaimana pengaruh perjuangan
Pemberontakan Peta dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yaitu prosedur penelitian yang
ingin mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis dokumendokumen tertulis dan
peninggalan masa lampau, kemudian direkonstruksikan secara imajinatif melalui proses
historiografi. Tahapan yang harus dilalui, meliputi: Heuristik atau pengumpulan data,
Verifikasi atau pengujian sumber, Interpretasi, Kemudian Historiografi. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori konflik. Adapun penelitian ini menggunakan
pendekatan behavioral yaitu pendekatan yang tidak hanya tertuju pada kejadiannya
saja, tetapi tertuju pada pelaku sejarah dan situasi riil/benar.

Daftar Referensi
Kumparan. (2023).Sejarah Heiho: Tujuan dan Kedudukannya di Indonesia.
https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/sejarah-heiho-tujuan-dan-kedudukannya-di-
indonesia-21T7pR12QdH

Kompas. (2020). PETA: Sejarah Berdirinya, Tugas, dan Tujuan.


https://amp.kompas.com/skola/read/2020/01/09/080000869/peta-sejarah-berdirinya-
tugas-dan-tujuan

Anda mungkin juga menyukai