Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH INDONESIA

A. Bagaiamana terbentuknya organisasi pada masa pendudukan jepang :


1. Pengerahan Tenaga Pemuda

Pengerahan tenaga pemuda adalah pemerintah Jepang melatih Pemuda Indonesia


dengan cara militer. Para Pemuda ini dilatih menanamkan Disiplin, jiwa ksatria,
rasa nasionalisme walaupun untuk pemerintahan Jepang, rasa semangat dan
menghilangkan rasa takut dan juga rasa rendah diri.
Pemerintah Jepang datang Ke Indonesia pada 1942. Jepang memilih Indonesia
sebagai daerah jajahannya dikarenakan Negara Indonesia memiliki Sumber Daya
Alam melimpah yang berguna untuk perang seperti minyak. Indonesia juga
dikenal dengan daerah yang subur, Pemerintah Jepang menginginkan daeah
Indonesia sebagai penyuplai makanan kepada para tentara Jepang di Perang Asia
Pasifik. Jepang juga ingin menjadikan indonesi sebagai daerah pusat komando
dalam perang Asia Pasifik.
Jepang memerintah di Indonesia dengan Sistem Pemerintahan Militer. Dengan
sistem ini bisa dikatakan Jepang membutuhkan pasukan yang cukup banyak dan
pemuda Indonesia yang menjadi sasara Pemerintah Jepang. Hal ini dikarenakan
Jepang akan mendapatkan tentara tanpa harus membuan uang, tenaga dan waktu.
Jepang, melihat Pemuda adalah usia yang tepat untuk dilatih secara militer. Hal
ini dikarenakan usia pemuda adalah usia dimana manusia mulai mendapatkan
proses pertumbuhan mental dan otot. Selain itu, menurut Jepang Pemuda adalah
usia dimana seseorang itu dapat dengan mudah di pengaruhi. Oleh Demikian
Jepang melatih pemuda Indonesia untuk siap mati dalam perang Asia-Pasifik.

2. Organisasi Seinendan

Pada zaman Jepang banyak organisasi didirikan, baik organisasi semimiliter


maupun militer. Tujuan pembentukan organisasi tersebut bertujuan untuk
membantu perang Jepang. Namun, tak sedikit tokoh Indonesia yang juga
memanfaatkan kondisi untuk bekerja sama dengan Jepang. Kerja sama tersebut
dijalin dengan tujuan melanjutkan perjuangan menuju Kemerdekaan.

Pengerahan Tenaga Pemuda

Indonesia memiliki jumlah pemuda yang sangat banyak, terutama pemuda di


daerah pedesaan. Jepang memanfaatkan kondisi ini, menurut Jepang pemuda
pedesaan Indonesia belum terpengaruh pikiran Barat. Jepang menanamkan
paham seperti seishin (semangat) dan Bushido (jiwa satria) untuk mengerahkan
para pemuda. Tujuan utamanya yaitu untuk membantu memperkuat posisi
Jepang dalam menghadapi perang.

Jepang menjadikan pemuda Indonesia sebagai sasaran utama propaganda melalui


Gerakan Tiga A serta semboyan Jepang, Indonesia sama saja, Jepang saudara
tua.

Jepang menanamkan paham jiwa disiplin dan menghilangkan rasa rendah diri.
Paham-paham tersebut direalisasikan dalam bentuk latihan-latihan seperti BPAR
(Barisan Pemuda Asia Raya). BPAR diresmikan tanggal 11 Juni 1942 di bawah
pimpinan dr. Slamet Sudibyo dan S.A. Saleh.

Wadah latihan lainnya yaitu San A Seinen Kutensho. Latihan ini bersifat khusus
ditujukan untuk pemuda yang pernah aktif dalam organisasi. San A Seinen
Kutensho berada di bawah naungan Gerakan Tiga A.

Latihan kepanduan lain yang juga diprakarsai Jepang yaitu Perkemahan


Kepanduan Indonesia (Perkindo).
Organisasi semimiliter bentukan Jepang lainnya seperti:

Seinendan. Tujuannya untuk mendidik dan melatih pemuda agar dapat menjaga
dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri.
Keibodan. Organisasi yang dibentuk bersamaan degan Seinendan.
Himpunan Wanita (Fujinkai). Tujuannya untuk membantu dan merawat korban
perang, dan dilibatkan dalam penanaman pohon jarak untuk diambil minyaknya.
Barisan Pelopor (Suishintai).
Hizbullah.
Organisasi militer bentukan Jepang lainnya seperti:

Heiho. Prajurit Indonesia yang langsung ditempatkan di dalam organisasi


meiliter Jepang, baik Angkatan Darat maupun Angkatan Laut.
Peta. Peta dimaksudkan sebagai pasukan gerilya yang membantu melawan
apabila sewaktu-waktu terjadi serangan dari pihak musuh. Tugas Peta membela
dan mempertahankan tanah air Indonesia dari Sekutu.

3. Keibodan
Organisasi kepemudaan yang bertugas sebagai barisan pembantu polisi yang
melakukan tugas-tugas kepolisian, misalnya penjagaan lalu lintas dan
pengamanan desa pada masa pemerintahan Jepang disebut Keibodan. Keibodan
dibentuk pada tanggal 29 April 1943. Anggota yang dapat diterima organisasi
semimiliter ini hanyalah laki-laki dengan tubuh yang sehat dan telah mencapai
usia tertentu. Baca juga: Perbedaan Seinendan dengan Keibodan Pembentukan
Keibodan Pada 1941, Jepang terlibat dalam Perang Pasifik melawan negara-
negara Barat. Guna memenangkan perang, Jepang membutuhkan dukungan
sumber daya manusia. Ketika berhasil menanamkan kekuasaannya di Indonesia,
Jepang pun berusaha memanfaatkan sumber daya manusianya untuk mencapai
tujuan tersebut. Jepang pun mulai memberikan pelatihan semi militer kepada
para pemuda, dan mengatakan bahwa hal itu bertujuan untuk menjaga pertahanan
Indonesia dari gangguan musuh. Padahal sesungguhnya, Jepang membutuhkan
peran pemuda Indonesia sebagai cadangan pasukan melawan Sekutu. Para
pemuda Indonesia tersebut kemudian dimasukkan ke dalam salah satu organisasi
semimiliter bernama Keibodan. Tugas dan anggota Keibodan Keibodan dibentuk
untuk menjadi pembatu polisi dengan tugas menjaga lalu lintas dan menjaga
keamanan di desa-desa. Mulanya, Jepang merekrut pemuda berusia 20-35 tahun
untuk bergabung dalam organisasi ini. Namun, seiring berjalannya waktu diubah
menjadi pemuda berusia 25-35 tahun. Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar
diterima dalam Keibodan adalah memiliki badan yang sehat serta berperilaku
baik. Pada masa itu, jumlah anggota yang tergabung dalam Keibodan kira-kira
lebih dari satu juta pemuda. Baca juga: Jibakutai, Pasukan Berani Mati pada
Masa Jepang Pelatihan Keibodan dibina oleh Keimubu atau Departemen
Kepolisian. Sementara di wilayah daerah (syu), dibina oleh Keisatsubu atau
Bagian Kepolisian. Para anggota yang sudah bergabung dalam Keibodan
melakukan pelatihan di Sukabumi, yang kelak menjadi Sekolah Kepolisian.
Mereka dilatih selama satu bulan. Hal ini sengaja dilakukan oleh Jepang agar
anggota Keibodan tidak mendapatkan pengaruh dari golongan nasionalis. Oleh
sebab itu, Keibodan dibentuk di desa-desa di mana kaum nasionalis kurang
memiliki pengaruh di sana. Keibodan berkembang besar di Jawa hingga ke
pelosok-pelosok desa. Sementara di pulau-pulau lain terdapat organisasi serupa
dengan nama berbeda. Misalnya di Sumatera dan di daerah yang dikuasai
Angkatan Laut, ada organisasi serupa namanya Bogodan. Sementara di
Kalimantan namanya Borneo Konan Hokokudan. Adapun di kalangan keturunan
Tionghoa, namanya Kakyo Keibotai.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keibodan, Barisan


Pembantu Polisi Bentukan Jepang

B. Bagaimana akhir dari organisasi tersebut :


1. Pengerahan Tenaga Pemuda

2. Organisasi Seinendan
Seinendan dibubarkan karena lebih cenderung memihak kepada indonesia.
Sedangkan, tujuan di bentuknya Seinendan adalah untuk membantu Jepang
dalam perang asia pasifik atau asia timur raya melawan sekutu. Seinendan
akhirnya dibubarkan pada tahun 1943.

3. Keibodan
Dengan demikian, Keibodan dibubarkan karena dalam diri para anggoata
Keibodan tumbuh rasa nasionalis, sehingga mereka berani merebut
kemerdekaan.

Anda mungkin juga menyukai