Disusun oleh :
PERIODE 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi bentukan Jepang tersebut antara lain Heiho, PETA, Seinendan, Keibodan,
Fujinkai, Jawa Hokokai, dan Jibakutai. Keberadaan organisasi ini tidak hanya mampu
memperkuat armada perang Jepang, tetapi juga mampu menjadi alat doktrin bagi rakyat
Indonesia. Meski begitu, tak dimungkiri kehadiran organisasi bentukan Jepang ini
justru menjadi pemantik perjuangan pembebasan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia.
PEMBAHASAN
- Heiho
Sebagai paramiliter, Heiho jauh lebih terlatih di medan perang dibanding organisasi-
organisasi lainnya. Jumlah anggota Heiho sejak berdiri hingga akhir masa
kependudukan Jepang di Indonesia mencapai lebih dari 42.000 orang. Dalam
perekturannya juga memiliki syarat yang ketat, diantaranya: Berusia antara 18 sampai
25 tahun, Sehat jasmani dan rohani, Berkelakuan dan berkepribadian baik,
Berpendidikan minimal sekolah dasar (Sekolah Rakyat).
- PETA
- Seinendan
Organisasi bentukan Jepang lainnya adalah Barisan pemuda atau Seinendan dibentuk
untuk melatih dan mendidik pemuda agar mampu menjaga dan mempertahankan tanah
air secara mandiri. Akan tetapi, maksud yang sebenarnya ialah untuk mempersiapkan
pemuda Indonesia untuk membantu militer Jepang untuk menghadapi pasukan Sekutu.
Organisasi ini bercorak militer dan semi militer. Organisasi ini di bawah
kepemimpinan Gunseikan. Persyaratan untuk menjadi anggota Seinendan tidak begitu
sulit, seluma anggotanya tercatat sebanyak 35.500 orang pemuda dari seluruh jawa.
Jumlah ini berkembang menjadi kira-kira 500.000 orang pemuda pada akhir masa
pendudukan Jepang. Secara resmi disebutkan bahwa pembentukan ini bertujuan untuk
mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah
airnya dengan kekuatan sendiri, maksudnya yang disembunyikan ialah agar dengan
demikian memperoleh tenaga cadangan untuk memperkuat usaha mencapai
kemenangan akhir dalam perang saat itu, yaitu perang terhadap sekutu. Saat pelatihan
organisasi ini diberikan pelatihan-pelatihan militer baik untuk mempertahankan diri
maupun untuk penyerangan, mereka ini adalah pemuda-pemuda Asia yang berusia
antara 15-25 tahun (kemudian diubah menjadi 14-22 tahun).
- Keibodan
Keiboudan adalah organisasi bentukan Jepang yang juga disebut Barisan Pembantu
Polisi atau Laskar Penjaga Keamanan rakyat. Keiboudan dibentuk pada tanggal 29 April
1943 bersama dengan Seinendan yang dipimpin oleh Gunseikan.
Tujuan pembentukan Keiboudan adalah untuk membantu polisi Jepang pada masa
penjajahan Jepang di Indonesia. Selain itu, motif yang diusung adalah memberikan
pelatihan semi militer kepada para pemuda Indonesia untuk membela tanah air dari
gangguan musuh. Tapi, di balik itu semua terselip niat Jepang untuk memiliki cadangan
pasukan saat perang melawan sekutu. Keiboudan di Sumatra dikenal dengan nama
Bogodan, sedangkan di Kalimantan lebih dikenal dengan nama Sameo Konen
Hokokudan. Di kalangan penduduk Cina dibentuk semacam Keiboudan dengan nama
Kayo Keibotai. Pembina Keiboudan disebut dengan Keimumbu. Keiboudan
beranggotakan para pemuda yang berumur 20 sampai dengan 35 tahun yang kira-kira
berjumlah satu juta orang pemuda. Tugasnya sebagai pembantu polisi, yaitu mengatur
lalu lintas dan menjaga keamanan desa.
- Fujinkai
Fujinkai adalah salah satu organisasi perkumpulan perempuan bentukan Jepang pada
saat menjajah Indonesia. Organisasi ini dibentuk bulan Agustus 1943. Fujinkai didirikan
atas dasar perkumpulan perempuan militan yang berada di Jepang dengan nama Dai
Nippon Fujinkai. Para anggota Fujinkai di negara asalnya berjumlah 15 juta jiwa
dengan rata-rata usia 20 tahun ke atas.
Tujuan pendirian organisasi ini adalah untuk penghimpunan tenaga rakyat, baik
secara lahir ataupun batin sesuai dengan hokosishin (semangat kebaktian). Adapun yang
termasuk semangat kebaktian itu di antaranya mengorbankan diri, mempertebal
persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bukti. Pemimpin tertinggi
perkumpulan ini adalah Gunseikan dan Soekarno menjadi penasihat utamanya.
- Jibakutai
Jibakutai atau pasukan bom bunuh diri adalah salah satu pasukan perang dengan
strategi bunuh diri pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Saat itu, Jepang sudah
terdesak dalam Perang Pasifik. Kemudian. Jibakutai dibentuk di Indonesia pada tanggal
8 Desember 1944 bertepatan dengan peringatan tiga tahun Perang Asia Timur Raya.
Anggota Jibakutai diperkirakan ada 50.000 orang. Anggotanya mendapatkan pelatihan
di Cibarusa, Kabupaten Bogor selama dua bulan yang diawasi oleh Kapten Yanagawa.
Dalam dunia militer, Jibakutai tidak pernah berada dalam keberadaan nyata sebagai
organisasi monolitis seperti yang lainnya. Barisan ini hanya sebagai bentuk ungkapan
tekad para pemuda Indonesia untuk mempertahankan tanah air dari gangguan penjajah.
Setelah Indonesia merdeka, Jibakutai mengubah nama pasukan mereka menjadi Barisan
Berani Mati (BBM). Aksi heroik BBM ditunjukkan ketika melawan Sekutu di
Surabaya pada 10 November 1945. Anggota BBM masing-masing beroperasi dalam
beberapa kelompok kecil. Masing-masing perwakilan ada yang menjinjing bom,
kemudian ada yang menabrakkan diri ke kendaraan perang musuh untuk
menghancurkan benteng-benteng pertahanan. Aksi ini terus berlanjut sampai hari
ketiga. Keberanian yang ditunjukkan pasukan BBM berhasil membuat berbagai
kalangan pejuang merasa kagum. Tentara Inggris juga menuduh bahwa Indonesia
menggunakan jasa orang Jepang untuk melakukan aksi serangan bom bunuh diri
tersebut. Tindakan-tindakan ini dilakukan sebagai bukti bahwa BBM memiliki
keberanian untuk membela tanah air.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Selama Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 Tahun, Jepang telah banyak membuat
organisasi untuk membantu Jepang dalam memenangkan suatu perang tertentu. Dan
organisasi tersebut diisi oleh penduduk lokal di Indonesia yang dipaksa untuk mengikuti
perintah Jepang dan mengikuti kejamnya perang, bahkan seorang wanita pun direkrut
Jepang untuk mengikuti perang bahkan dijadikan hiburan atau pelampiasan nafsu
tentara Jepang pada saat itu. Sehingga masyarakat Indonesia pada saat itu sangat
menderita disbanding penjajahan Belanda sebelumnya. Namun dengan jasa dan
semangat melindungi tanah air para masyarakat Indonesia pada saat itu, kita bisa
merasakan yang namanya perdamaian tanpa adanya ketakutan yang akan melanda kita.
DAFTAR PUSTAKA
Welianto, Ari. (1 Januari 2020). PETA: Sejarah Berdirinya, Tugas, dan Tujuan. PT.
Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group).
Mustopo, M. Habib (2005). Sejarah: Untuk kelas 2 SMA. Yudhistira. ISBN 978-979-
676-707-6.