BY:
KELOMPOK II
1. SELFIANA
2. ANISA
3. NURUL FAHRANI
4. DESI MATANA
5. NALDI
6. YUSRIL JAYADI
7. ZAM MANGELO
8. ILHAM MANSYUR
9. HUSWA
10.FERLINI
Latar belakang Dibentuknya Organisasi
Semi Militer oleh Jepang
Pada tahun 1943 terjadi perubahan politik dunia, di mana blok As (Jerman, dkk.) telah
menderita kekakalahan di mana-mana. Jepang mulai cemas terhadap serangan balasan
Sekutu yang semakin ofensif dalam perang pasifik. Kondisi ini membuat Jepang mulai
bersikap lunak terhadap negeri-negeri jajahannya. Kepada bangsa Indonesia diberi
kesempatan untuk ambil bagian dalam uruasan pemerintahan. Untuk itulah dibentuk
Tjihio Sangi Kai (semacam Dewan Daerah) dan Tjuai Sangi In (semacam Dewan Rakyat)
dengan Ir. Soekarno sebagai ketua dan RMAA Kusumoutoyo dan dr. Buntaran sebagai
wakil ketua. Sementara itu Perang Pasifik semakin mendesak kekuatan Jepang. Untuk
itu Jepang memerlukan bantuan rakyat daerah pendudukan untuk menahan laju ofensif
tentara Sekutu. Pemerintah Jepang mulai memikirkan pengerahan pemuda-pemuda
Indonesia guna membantu usaha peperangannya. Jepang mulai beralih ke strategi
defensif di mana Indonesia menjadi front depan (Nugroho: 1993).
Berdasarkan keputusan sidang parlemen ke-82 di Tokyo, Perdana Menteri Tojo
mengemukakan perlunya dibentuk barisan semi militer dan militer di Indonesia. Pada
bulan Januari 1943 dibukalah sebuah pusat latihan militer untuk pemuda-pemuda
Indonesia yang dikenal dengan ”Sainen Dojo” di Tanggerang. Seinen Dojo ini dipimpin
oleh perwira pelatih Jepang Yanagawa, dibantu oleh M.Nakajima seorang Jepang yang
besar di Indonesia dan pro terhadap Kemerdekaan Indonesia. Di Seinen Dojo ini para
pemuda diberi latihan militer yang sangat berat. Di tempat ini juga dibentuk karakter
pemuda semangat dan keberanian berkorban tentara Jepang yaitu ”Seisin” .
Lanjutan
TANGGAL
TUJUAN
PEMBENTUKAN
Pengaruh Dampak
G
Tugas pokok Hizbullah