Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BUDIDAYA BELUT

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


 PUTRI WAHYUNI
 NIRWANA NADILA
 MUHAMMAD ALDI SYAPUTRA
 PITRI YANTI
 PUTRI UTAMA ARSYAD
 RATNA SILVIA
 RESKI DAMAYANTI
 RIEL PATETE
 STEVE KLEMENS BALINO
 YANDRI OTNIEL
 YOLAN TRIWISNA
 MUH. NASRUL

KELAS XI IPS 3

SMA NEGERI 4 LUWU TIMUR

1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Budidaya
Ikan Belut ” ini dengan baik tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada guru yang telah
memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan
karya ilmiah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada rekan-rekan siswa
yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga
karya ilmiah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan


karya ilmiah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam karya ilmiah yang telah kami susun
ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran
serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya karya ilmiah lain yang lebih lagi. Akhir
kata, kami berharap agar karya ilmiah ini bisa memberikan banyak manfaat.

Tomoni, Januari 2020

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................…………. ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………… 1
1. Latar belakang ……………………………………………………………………. 1
2. Rumusan Masalah ………………………………………………………………… 1
3. Tujuan …………………………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………. 2
1. Pengertian Belut ………………………………………………………………….. 2
2. Budidaya Belut …………………………………………………………………… 3
A. Menyiapkan Media Tempat Budidaya Belut ………………………………… 3
B. Pemilihan Bibit Belut yang Tepat ……………………………………………. 6
C. Perawatan Belut Yang Benar …………………………………………………. 7
D. Proses Pemanenan Belut ……………………………………………………… 9
E. Memasarkan Belut yang Sudah di Panen …………………………………….. 9
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………. 11
1. Kesimpulan ………………………………………………………………………. 11
2. Saran …………………………………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………… 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Belut adalah sekelompok ikan berbentuk mirip ular yang termasuk dalam suku
Synbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis. Jenis-jenisnya
banyak yang belum diperikan dengan lengkap sehingga angka-angka itu dapat berubah.
Anggotanya bersifat pantropis (ditemukan di semua daerah tropika).
Belut berbeda dengan sidat, yang sering dipertukarkan. Ikan ini boleh dikatakan
tidak memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang juga tereduksi, sementara sidat masih
memiliki sirip yang jelas. Ciri khas belut yang lain adalah tidak bersisik (atau hanya
sedikit), dapat bernafas dari udara, bukaan insang sempit, tidak memiliki kantung renang
dan tulang rusuk. Belut praktis merupakan hewan air darat, sementara kebanyakan sidat
hidup di laut meski ada pula yang di air tawar. Mata belut kebanyakan tidak berfungsi
baik; jenis-jenis yang tinggal di gua malahan buta. Ukuran tubuh bervariasi.
Monopterus indicus hanya berukuran 8,5 cm, sementara belut marmer Synbranchus
marmoratus diketahui dapat mencapai 1,5m. Belut sawah sendiri, yang biasa dijumpai di
sawah dan dijual untuk dimakan, dapat mencapai panjang sekitar 1m (dalam bahasa
Betawi disebut moa).

2. Rumusan masalah
a.       Apakah binatang belut itu?.
b.       Bagaimana cara budidaya belut?.

3. Tujuan
a.       Untuk mengenal binatang belut.
b.       Mengetahui cara Budidaya belut
.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Belut
Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat
memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka
memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-
rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal
dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu
komoditas ekspor.
            Jenis ikan yang satu ini sangat menjijikkan bagi sebagian orang. Belut atau Eel
(dlm bahasa Inggris). Walaupun dikelompokkan sebagai ikan, belut tidak suka berenang,
lebih suka bersembunyi di dalam lumpur ataupun di liang (lubang) yang menjadi
sarangnya. Mata belut kebanyakan tidak berfungsi dengan baik, bahkan jenis belut yang
hidup di gua-gua malahan buta sama sekali. Kandungan Nutrisinya.
Belut mentah kandungan lemaknya cukup tinggi. Tapi hal ini bisa dihilangkan
khususnya untuk belut yang besar karena lemak belut berada diantara daging dan
kulitnya. Lemak juga bisa dihilangkan dengan cara memanggang belut sehingga
lemaknya akan mencair dan keluar dari  pori-pori kulitnya.
Meski tampilannya tak menarik, bahkan sementara orang jijik melihatnya, belut
merupakan makanan unggulan yang kaya berbagai zat gizi. Salah satu keunggulannya,
kaya hormon kalsitonin, yang berfungsi untuk memelihara kekuatan tulang.
Licin bagaikan belut merupakan pepatah lama yang ditujukan kepada orang yang
sangat licik, tetapi selalu terbebas dari segala tuntutan. Ungkapan itu merupakan sebuah
pengakuan bahwa belut itu sangat licin dan sulit ditangkap. Belut (Monopterus albus)
merupakan ikan darat dari keluarga Synbranchidae dan tergolong ordo Synbranchiodae,
yaitu ikan yang tidak mempunyai sirip atau anggota lain untuk bergerak.
Belut mempunyai ciri-ciri badan bulat panjang seperti ular tetapi tidak bersisik,
dan kulitnya licin mengeluarkan lendir. Matanya kecil hampir tertutup oleh kulit.
Giginya juga kecil runcing berbentuk kerucut dan bibir berupa lipatan kulit yang lebar di
sekeliling mulutnya. Belut mempunyai sirip punggung, sirip dubur, dan sirip ekor yang
sangat kecil, sehingga hampir tidak terlihat oleh mata.
Jenis ikan darat ini merupakan komoditas perikanan darat yang bergerak dengan
jalan melenggak-lenggokkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Habitatnya di tempat
berlumpur, genangan air tawar, atau aliran air yang kurang deras.
Bentuknya yang seperti ular membuat sebagian orang enggan untuk melihatnya.
Padahal, dagingnya sangat lezat dan dapat diolah menjadi berbagai makanan yang
bergizi tinggi. Selain itu, belut juga memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan.

2
2. Cara Budidaya Belut

A. Menyiapkan Media Tempat Budidaya Belut

Di bawah ini saya akan menjelaskan beberapa media tempat budidaya belut yang sesuai
dengan kriteria belut tersebut.

a.Budidaya di Dalam Kolam Tanah


Yang pertama adalah membudidayakan belut di kolam
tanah. Media ini biasanya dibuat dengan ukuran yang relatif
luas, sehingga bisa banyak belutarus.
Belut yang bisa ditebar di kamar ini adalah belut yang
masih bayi hingga yang beranjak remaja.
Cara pembuatan kolam ini sederhana, dengan cara ini:
 Kolam yang terbuat dari empat persegi panjang.
 Ukuran kolamnya sekitar 1 x 2 m 2.
 Kedalaman sekitar sekitar 60 cm.
 Kedalaman lumpurnya setinggi 5 cm.
 Dan yang terakhir adalah lupa diberikan pelepah pisang yang sudah dipotong sekitar
10 cm.
Jika hal itu sudah jadi, kami menerima dedak halus sebanyak 1 kg per meter persegi.
Kemudian bermain di bawah tanah.Saat sudah bermain lumpur, barulah kolam tersbut
memasukkan udara sampai penuh. Dan jangan lupa, udara tersebut harus diganti selama 1
minggu sekali. Agar kualitas udara biasa tidak dan rusak.

b.Budidaya di Kolam Terpal


Media kolam terpal adalah media yang paling mudah oleh para
peternak belut, Karena media ini tidak perlu mengeluarkan
kocek yang besar.Oleh sebab itu Anda akan menggunakan
media ini, dan hanya perlu belajar dan terpal yang sesuai
dengan kebutuhan yang Anda inginkan.Tapi sebelum Anda
membudidayakan belut di dalam kolam terpal, ada berdiri
Anda anggap saran dari saya.

Supaya pada saat Anda memakai media ini, Anda tidak akan
bingung lagi pada saat pembudidayaan.

Ukuran terpal harus sesuai dengan ukuran belut yang akan dibudidayakan. Dan sudah Anda
harus mempersiapkan 5 kolam terpisah.

Di bawah ini adalah cara pembagian kolam belut yang akan dibudidayakan.

 Kolam pemijahan atau tempat untuk pembuahan benih belut yang akan
dibudidayakan.

3
 Tempat untuk pelepasan / pembesaran benih belut yang ukuran 1-2 cm. Berdaya
tampung 500 ekor / m2.
 Kolam untuk belut yang belum menginjak usia remaja, yang ukuran belutnya sekitar
3-5 cm. Berdaya tampung 250 / m2.
 Tempat untuk belut yang menginjak usia remaja memiliki ukuran 5-8 cm, sampai
menjadi ukuran 15-20 cm. Yang berdaya tampung 50 ekor / m2.
 Yang terakhir adalah kolam terpal untuk belut yang membahas dewasa yaitu belut
tentang 15-20 cm, sampai menjadi 30-40 cm. Yang berdaya tampung 25 ekor / m2.

Faktor-faktor di atas gunanya untuk mencegah kanibalisme belut, masalah belut tersebut
dalam keadaan lapar.Karena jika belut di satukan dengan ukuran yang berbeda-beda, maka
bisa dipastikan belut yang ukurannya kecil akan dimangsa dengan belut yang ukurannya lebih
besar.

c.Budidaya di Kolam Tembok / Beton


Media yang berikutnya adalah budidaya di kolam. Media ini oleh
para pembudidaya belut di Indonesia.

Jika akan menggunakan media ini, Anda harus memperhatikan


bahan-bahan yang diperlukan, yaitu:

 Memesan kolam yang terbuat dari beton.


 Ukuran kolamnya sekitar 2 x 1 meter dengan kedalaman
kurang lebih 1 meter.
 Pilih tanah lumpur, seperti lumpur di sawah.
 Melayani pelepah pisang.
 Persiapan pupuk kandang, sapi, ayam dan sebagainya.
 Serta, restoran jerami yang sudah lapuk.

Di bawah ini adalah cara-cara untuk membuat kolam belut.

 Anda harus mencelupkan cairan yang menghasilkan tadi sekitar kurang lebih 10 cm.
 Selanjutnya taruhlah jerami di atas lumpur yang memiliki ketebalan 10 cm.
 Setelah itu taruh pelepah pisang yang sudah dipotong-potong setebal 10 cm.
 Setelah itu Anda harus menaburkan pupuk kandang setebal 10 cm.
 Yang terakhir adalah mengisi udara dengan secukupnya, yang berat sekitar kurang
lebih 80 cm.

Setelah semua itu selesai, barulah Anda memasukkan bibit-bibit belut yang sudah pilih.

d.Budidaya di Dalam Drum


Media selanjutnya adalah budidaya di dalam drum. Media ini sangat berbeda dengan
budidaya ikan gurame, sebab dalam budidaya ikan gurame tidak membutuhkan media drum
untuk tempat budidayanya. Sedangkan dalam budidaya belut, media ini bisa dipakai, karena

4
belut sendiri adalah hewan yang mudah beradaptasi
dengan lingkungannya.
Sedangkan ikan gurame adalah adalah jenis ikan yang
agak susah beradaptasi dengan lingkungan barunya. Dan
budidaya di media drum ini sudah sering dipakai oleh
para peternak saat ini. Karena media ini sangat simpel dan
tidak membutuhkan lahan yang luas.
-Langkah-Langkah Membuat Kolam Drum
 Bersihkan bagian dalam drum dengan mencucinya sampai bersih.
 Buat lubang di atas drum dengan bentuk persegi panjang.
 Setelah itu taruh drum di atas tanah yang sangat ringan dan tidak dilupakan
pengganjal yang kuat, agar geng tersebut tidak terguling.
 Selanjutnya buat tempat peneduh di atas drum tersebut, mungkin belut-belut yang
akan di budidayakan tidak terkena kontak langsung dengan matahari. Agar belut
tersebut tidak kepanasan.
 Yang terakhir adalah membuat saluran di bawah drum yang sudah disiapkan tadi.
Jika Anda menyelesaikan langkah-langkah di atas, selanjutnya Anda akan membuat media
tempat tumbunya belut.
-Pembuatan Media Tempat Tumbuhnya Belut di Kolam Drum
 Beri bahan alas drum dengan ketebalan sekitar 40 cm.
 Siram jerami dengan menggunakan mikroorganisme starter  sebanyak 1 liter per
drum.
 Selanjutnya dengan diberi lapisan kompos atau pupuk kandang setinggi 6 cm.
 Lapisan yang terakhir itu membuat lumpur kering hingga ketinggiannya mencapai 20
cm.
Setelah semua yang telah selesai, yang Anda lakukan terakhir adalah dengan mengisi kolam
dengan udara, hingga ketinggian mencapai sekitar 18 cm di atas lumpur.
Dan udara itu harus dibiarkan selama 2 minggu, karena udara tersebut gunanya untuk proses
fermentasi.
Dan belut pun tidak boleh digunakan dulu ke dalam drum tersebut selama tahap fermentasi.
Setelah proses fermentasi selesai, barulah belut-belut yang sudah dipilih bisa di budidayakan
di kebun drum tersebut.
e.Budidaya Tanpa Lumpur
Yang terakhir adalah membudidayakan belut dengan tidak
memakai media lumpur.
Di mana kebanyakan yang kami tahu bahwa media adalah
media yang paling umum oleh seluruh peternak belut di
Indonesia.
Masih ada alternatif yang lain, yang tidak di media ini. Yaitu
dengan media air bersih. Di mana media ini hanya
membutuhkan udara yang bersih dan tidak kotor.
Selain itu juga, media bersih sangat besar sekali memaknainya bagi Anda yang
menggunakan.

5
Karena media ini sangat mudah dilakukan dan belut-belutnya pun akan terlihat bersih dan
segar.
Berikut keuntungan jika Anda menggunakan air bersih sebagai media budidaya belut.
-Kemudahan dalam pengontrolan.
Pada dasarnya jika Anda menggunakan bersih untuk media pembudidayaan, Anda akan lebih
mudah untuk melihat hasil belut di dalam kolam.
-Peningkatan jumlah penebaran bibit.
Penebaran benih bisa dilakukan dengan lebih banyak, bahkan sampai 3 kali lipat dari
jumlqh bibit yang biasanya ditebar di kolam lumpur. Karena lingkungan lebih bersih dan
tidak padat seperti media lumpur.

-Menurunkan angka kanibalisme.


Jika belut sudah mencetak daerah kekuasaannya, maka belut akan mengintimidasi belut yang
lebih lemah dan mahalnya.
Dengan kondisi kolam jernih, maka belut belut tidak akan mewarnai daerah kekuasaannya.
Karena belut-belut itu akan bergerombol hidup, dan akan tidak akan terjadi perebutan status
kekuasaan yang menyebabkan perkelahian.
-Lebih efektif dan efesien.
Kolam air bersih akan lebih praktis dan efesien, karena budidayaan tidak bertanggung jawab
seperti lumpur fermentasi.

B. Pemilihan Bibit Belut yang Tepat


Setelah kita selesai media tempat budidaya belut, berikut
yang harus kita lakukan adalah memilih bibit atau benih
belut yang akan dibudidayakan.
Pada pemilihan benih belut yang akan dibudidayakan,
hendaknya kita harus memilih bibit belut yang unggul dan
bagus. Karena kualitas bibit belut sangat menguntungkan
pada pertumbuhannya kelak.
Belut yang memilih haruslah sehat dan memiliki fisik yang
baik pula. Berikut ini referensi bibit belut yang bagus
untuk dibudidayakan.
a.Pilih Bibit Belut yang Bebas Luka dan Penyakit
Anda akan memilih bibit belut, usahakan bibit belut ini bebas dari luka akibat goresan atau
pun terkena penyakit. Seperti jerawat bintik-bintik putih seperti panu atau pun jenis lainnya.
Sebab luka dan penyakit itu bisa mempengaruhi besar terhadap belut-belut yang lain, karena
dapat menular ke belut yang lain.
b.Pilih Bibit Belut yang Berukuran 10-12 cm.

Pada saat Anda memilih ukuran benih belut yang akan


dibudidayakan, Usahakan benih itu memiliki ukuran yang
sesuai dan seragam dengan ukuran pembudidayaan pada
umumnya.

6
Yaitu belut yang Anda pilih harus memiliki ukuran badan sekitar 10-12 cm. Agar hasil masa
panen sudah datang, belut tersebut sudah tumbuh besar dan sesuai dengan target yang kita
inginkan.Ukuran-ukuran tersebut sangat menonjol dengan topik belut yang dibudidayakan.
Karena jika ukurannya tidak seragam, maka belut
c.Belut Harus Terlihat Aktif dan Lincah
Saat akan memilih bibit belut, pilih kami memilih belut yang terlihat aktif dan lincah. Karena
belut yang aktif dan lincah akan lebih mudah beradaptasi dengan tempat barunya.Selain itu,
Anda juga dapat lebih cepat dalam hal pertumbuhan dan perkembangan di dalam kolam.
d.Kondisi Belut Harus Sehat dan Tidak Lemas
Kondisi bibit belut yang dipilih haruslah sehat dan tidak lemas, karena jika bibit belut terlihat
lemas dan tidak sehat, maka sudah dipastikan belut yang tidak akan dialami lama.
Karena belut yang memiliki kondisi seperti ini, akan rentan terkena penyakit dan mati.
e.Pastikan Badan Belut Tidak Lembek Ketika Dipegang
Usahakan ketika anda memilih belut, pilihlah badan belut yang bulat dan kuat. Dan anda pun
jangan sekali-kali memilih belut yang badannya lembek dan lemas.
Karena belut yang memiliki model badan lembek akan susah mengalami pertumbuhan
menuju belut yang dewasa, dia akan terlihat lebih kecil dari belut-belut yang tumbuh dengan
normal.

C. Perawatan Belut Yang Benar


Saat bibit belut yang dipilih sudah berhasil ditempat pembudidayaan, kita harus merawat
belut tersebut dengan benar dan teliti. Dan cara perawatannya akan saya jelaskan di bawah
ini.
a.Pengelolaan Air

Sebaiknya Anda harus sering menggunakan udara tempat belut


dibudidayakan selama minimal 1 minggu sekali. Karena belut
tersebut akan mengeluarkan cairan seperti lendir yang akan
mengotori air di dalam kolam tersebut.

Jika udara tidak diganti, maka kualitas udara kolam akan rusak dan
dapat mempengaruhi pada saat yang sama.

b.Pengendalian Hama dan Penyakit

-Hama
Hama di tempat budidaya belut adalah sebuah bahaya yang
besar. Hal ini bisa terjadi karena hama tersebut dapat dapat
memakan belut-belut yang di budidayakan.
Hama ini pun digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu:
Ular, burung, tikus, ikan gabus, itik, berang-berang, biawak
dan sebagainya.
Cara mencegah agar hama datang tajam seperti berikut:

7
 Jaga kebersihan kolam, yaitu dengan mengganti airnya secara berkala. Tujuannya
adalah untuk tidak melayani bau yang dapat mengundang hama belut.
 Buatlah pagar di daerah sekeliling kolam, karena gunanya untuk mengantisipasi hama
yang masuk.
 Lebih baik pasang tutup dengan menggunakan waring dan sebagainya.
 Dan yang terakhir adalah Anda harus membersihkan kolam dari sampah dan rumput
pembohong.
Cara di atas adalah cara yang digunakan oleh para pembudidaya belut.
-Penyakit

Sebelum menanam benih belu di kolam pembesaran, perlunya


menanam belut yang baru harus memulai proses karantina di
kolam air bersih.
Hal-hal yang ditujukan untuk mengubah parasit yang
memungkinkan terjangkitnya penyakit yang berbahaya. Dan
sistem pengolahan udara bersih dan limbah adalah kunci
keberhasilan dari belut-belut terhadap penyakit.
Jika Anda tidak bisa mengolah air dan limbah, maka sudah dipastikan belut-belut yang Anda
budidayakan akan mudah terserang penyakit. Contohnya ialah seperti: penyakit infeksi jamur,
parasit, kutu merah, kepala merah dan sirip merah.
Hal yang lebih penting dari solusi pengobatan. Karena keberhasilan itu tergantung dari
kitanya.
c.Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada bibit belut haruslah benar-benar
diperhatikan. Karena jika makanannya asal-asalan, maka kualitas
belut akan menjadi berkurang dan tidak laku dipemasaran pada
saat kita menjualnya.

Maka dari itu Anda harus memberikan pakan yang sesuai


dengan kebutuhan dan asupan gizi dari belut yang
dibudidayakan. Agar masa belut-belut tersebut tumbuh
berkembang dengan target yang kita inginkan dan memiliki
kualitas yang tinggi di pasaran.

Di bawah ini adalah tata cara pemberian pakan yang sesuai dengan aturan pakannya, yaitu:

-Pemberian Pakan Utama


Pemberian pakan utama dalam budidaya belut adalah 2-5%
perhari dari berat tubuh belut.

berikut ini beberapa jenis pakan belut dan cara


pemberiannya:

8
 Cacing tanah ( cacing lumbricus rubellus). Cacing tanah adalah salah satu jenis pakan
terbaik untuk para belut yang dibudidayakan. Cara pemberiannya dengan menaburkan
potongan-potongan yang sudah ditakar dan dibersihkan ke dalam saluran udara pada
belut tersebut.

 Cacing sutera (tubifex).  Cacing ini bentuknya seperti rambut dan biasa hidup
berkoloni. Cara pemberiannya cukup sesuai cacing yang sudah ditakar ke dalam
kolam belut.

 Keong mas atau keong sawah (pila ampullace). Keong jenis ini sering ditemukan di
selera udara tawar, seperti: di danau, kali, sawah dan lain-lain. Cara pemberiannya
dengan menaburkan keong yang sudah ditakar dan dicincang ke dalam saluran air
pada kolam.

Dan masih banyak lagi yang bisa Anda lakukan untuk kesayangan Anda.

-Pemberian Pakan Tambahan


Pemberian pakan tambahan pada belut isengan menggunakan
pasta.
Pasta adalah pakan yang digunakan dalam berbagai bahan-
bahan yang kaya gizi.
Cara pemberiannya adalah dengan menemukan pakan pada
aliran / kamalir kolam belut.

D. Proses Pemanenan Belut

Proses pemanenan adalah proses yang sangat ditunggu-tunggu dalam budidaya belut. Karena
dimana mereka akan mengharapkan hasil yang optimal dan optimal.
Anda bisa menghasilkan masa panen setelah 3 sampai 4 bulan pemeliharaan.
Jika ada belut yang kualitasnya sangat baik, belut yang bisa digunakan untuk indukan agar
dapat menghasilkan bibit-bibit baru nantinya.
Anda juga bisa melakukan pemanenan secara langsung, yaitu dengan manual penangkapan.
Karena kebanyakan masyarakat menggunakan ukuran yang berbeda dan tidak dapat selalu
ukuran yang besar.
Anda dapat menjual belut dengan harga Rp.50.000 per kilonya. Sedangkan jika yang dijual
belut konsumsi, Anda bisa menjualnya dengan harga Rp.30.000 per kilonya.

9
E. Memasarkan Belut yang Sudah di Panen

Pemasaran belut yang telah dipanen terbilang mudah. Karena


sekarang sudah banyak sekali olahan-olahan berbahan dasar
belut yang sangat diminati oleh para konsumen.

Oleh karena itu peminat olahan tersebut, banyak sekali


permintaan konsumen untuk para pembudidaya belut.

Jadi, Anda tidak perlu lagi pusing mencari para penampung.


Karena sekarang sudah banyak konsumen yang memesan untuk
semua jenis makanan olahan.

Demikianlah proses budidaya belut yang Insyaallah bisa Anda terapkan. Semoga artikel di
atas bisa bermanfaat untuk Anda, sangat bagi para pemula.

Karena budidaya belut Itu tidak terlalu sulit, asal dan memiliki kemauan yang kuat dan
ketelatenan yang tinggi.

10
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
           Setelah kita mengetahui teknologi pembudidayaan belut, kini sampailah pada bab
terakhirtentang analisis budidaya belut. Dengan demikian belut memiliki beberapa khasiat
yaitu bisa menambah gizi keluarga, belut juga bisa kita jual sebagai pengganti ikan konsumsi.
Dalam 2 tahun terakhir ini belut telah mencapai pasar internasional khususnya hongkong
dengan harga perkilonya Rp. 2000,00 dan ternyata cukup menguntungkan bagi petani belut
khususnya petani belut di daerah jawa barat , buktinya makin banyak orang berburu belut
didaerah beksasi , dan krawang. Dan sangat ironis penduduk jawa timur masih asing terhadap
peternakan belut, ibarat mereka sedang tertidur lelap dan perlu dibangunkan tentunya.
Yang terpenting dalam langkah pembididayaan belut, kita harus dapat mempersiapkan tempat
untuk membudidayakan menyerupai keadaan alam bebass tempat belut – belut tersebut
semula hidup.

2. Saran
            Dengan dibuatnya makalah ini, kita dapat mengetahui Cara budidaya belut,semoga
dapat bermanfaat

11
DAFTAR PUSTAKA

Satwono, B. 1999. Budidaya Belut dan Tidar. Penerbit Penebar Swadaya


(Anggota IKAPI). Jakarta.
Ronni Hendrik S. 1999. Budidaya Belut. Penerbit Bhratara, Jakarta
https://takimzone.com/budidaya-belut/

12

Anda mungkin juga menyukai