Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa pada hari ini telah
terselesaikan penelitian ilmiah terhadap perkembangan Ikan mas yang diberi pakan ulat sutera
dengan ikan mas yang diberi pakan buatan (pellet). Hasil penelitian tersebut telah tetuang ke
dalam Karya Ilmiah ini.

Penyajian dan muatan dari karya ilmiah ini bisa dikatakan sangat sederhana dan masih jauh
dari yang diharapkan, namun, mudah-mudahan ini akan menjadi pemicu bagi kita untuk
melakukan penelitian lebih complex terhadap objek-objek penelitian lain yang ada di sekitar
kita.

Tanah Jawa, Februari 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ ii

BAB I: PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1

A. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 1

B. Asumsi.......................................................................................................................................... 2

C. Hipotesis ....................................................................................................................................... 2

D. Variabel Bebas ............................................................................................................................. 2

E. Variabel Terikat............................................................................................................................ 2

F. Variabel Terkontrol ...................................................................................................................... 2

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................. 3

BAB III: METODE PENELITIAN .......................................................................................................... 7

A. Waktu dan Tempat ....................................................................................................................... 7

B. Alat Penelitian .............................................................................................................................. 7

BAB IV: HASIL PENELITIAN .............................................................................................................. 8

BAB V: Kesimpulan ................................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 10

ii
BAB I: PENDAHULUAN

A. Rumusan Masalah

IKAN mas merupakan jenis ikan konsumsi Mas,


berbadan memanjang pipih ke samping dan lunak. Ikan
mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di
Negara Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara
sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia
merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa,
Taiwan dan Jepang. Ikan mas dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai
saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik
morfologisnya.

Walaupun permintaan di tingkat pasaran lokal ikan mas dan ikan lainnya selalu
mengalami pasang surut, namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Apabila pasaran lokal ikan mas mengalami
kelesuan, maka akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun
di tingkat grosir di pasar ikan.

Selain itu penjualan benih ikan mas boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya
cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan
untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis
yang cerah.

Di alam aslinya ikan mas hidup di perairan sungai, danau maupun genangan air lainnya
yang berada pada ketinggian 150-600m dpl, dengan suhu air berkisar 20 derajat sampai 25
derajat celcius. Ikan mas termasuk hewan Omnnivora atau pemakan segala sehingga di
alam makanan Ikan mas berupa daun-daunan, lumut, serangga, cacing dan lain sebagainya.
Pada model budidaya ikan mas lingkungan pemeliharaan dibuat menyerupai alam aslinya.

Model budidaya ikan mas bisa dipelihara dalam Kantong Jaring Apung, Kolam air deras,
kolam tanah, kolam beton dan lain-lain tergantung ketersediaan lokasi. Makanan dalam
budidaya ikan mas juga bermacam-macam mulai dari pemberian pakan alami sampai
pemberian pelet buatan pabrik. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas air pada media

1
untuk budidaya ikan mas seperti PH air yang harus berada pada kisaran 7-8, kandungan
oksigen terlarut yang cukup dan bebas dari kandungan zat kimia berbahaya.

Masalah mendasar saat ini adalah tentang, peran pakan ikan terhadap perkembangan ikan
mas tersebut. Apakah perbedaan ikan memengaruhi pula terhadap perkembangan ikan
mas? Pertanyaan mendasar ini lah yang akan dielaborasi dari penelitian ilmiah ini.

B. Asumsi

Asumsi mendasar dari penelitian ini adalah, adanya ketertarikan dari penulis terhadap
hubungan antara ikan mas dengan pakan yang digunakan oleh peternk ikan mas.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan perkembangan antara ikan mas yang
diberi pakan pellet dengan ikan mas yang diberi pakan dengan ulat sutera.

C. Hipotesis

Bersadarkan study kepustakaan yang ada, pemberian pakan ikan dengan menggunakan
pellet ternyata lebih mempercepat perkembangan ikan dengan beberapa alas an, antara
lain: mudah dicerna dan memiliki unsure-unsur yang bisa mempercepat pertumbuhan dan
perkembangan ikan.

Namun dari hasil studi kepustakaan tersebut, pemberian pakan ikan dengan menggunakan
ulat lebih memiliki kualitas yang bagus terhadap cita rasa ikan tersebut.

D. Variabel Bebas
Variabel bebas dari Penelitian ini adalah, tingkat pertumbuhan Ikan mas yang diberi pakan
pellet dengan ikan mas yang diberi pakan ulat sutera.

E. Variabel Terikat
Tingkat Perkembangan ikan Mas.

F. Variabel Terkontrol
Standar baku di dalam pemberian pakan yang tepat terhadap Ikan Mas.

2
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Budidaya ikan Mas sekarang telah menjadi sebuah kegiatan agribisnis yang tak
terpisahkan dengan industri pakan ikan. Ikan Mas sangat tergantung pada pakan buatan
industri besar. Pakan ikan Mas tersebut sebenarnya sama dengan pakan untuk unggas,
yang di kalangan peternak/petani ikan dikenal dengan nama pelet. Kisaran harga pelet, saat
ini antara Rp 2.000,- sd. Rp 3.000,- per kg. Komponen biaya pakan dalam budidaya ikan
Mas mencapai 70% dari seluruh komponen biaya. Hingga petani ikan yang ingin
meningkatkan keuntungannya, pertama-tama harus melakukan penghematan pada
komponen biaya pakan.

Cara penghematan pakan ikan, selama ini dilakukan oleh petani dengan berbagai cara.
Ikan mas diberi pakan hijauan berupa daun keladi (sn). Sampai sekarang, pemilik
empang di pedesan Jawa Barat dan Jawa Tengah, masih memanfaatkan tinja sebagai pakan
tambahan bagi ikan mas piaraan mereka. Meskipun ikan dari empang demikian dengan
WC umum demikian, volumenya sangat kecil hingga tidak pernah sempat masuk pasar.
Para peternak lele dan patin, biasa meramu pakan sendiri dari dedak halus, ampas tahu,
tepung tapioka, tepung jagung dan daging ayam mati dari peternakan. Bahan tersebut
dicampur, diberi air, digiling, ditambah vitamin dan dikukus. Bahan-bahan lain seperti
pupa (kepompong) ulat sutera, cacing, siput, bekicot dll. juga mereka manfaatkan untuk
bahan pakan tambahan.

Para petani tambak bandeng, selama ini sudah terbiasa memanfaatkan plankton yang
mereka sebut "klkap" sebagai bahan pakan alami bagi bandeng mereka. Proses
penumbuhan plankton harus dilakukan dengan pengeringan kolam, empang atau tambak.
Pengeringan biasanya dilakukan sekalian dengan pengerukan lumpur yang digunakan
untuk memperkuat dan marapikan tebing serta pematang. Proses pengeringan ini bisa
berlangsung antara 1 minggu sd. 1 bulan, tergantung intensitas sinar matahari. Fungsi
pengeringan selain untuk proses penumbuhan plankton, juga agar hama dan bibit penyakit
ikan mati. Terutama penyakit akibat bakteri dan virus. Sebab air yang tergenang terlalu
lama, potensial untuk menumbuhkan plankton, sekaligus juga virus dan bakteri
pengganggu ikan. Para petani tambak biasa menggunakan tembakau dan biji teh untuk
membunuh bakteri, virus dan hama lain pengganggu tambak.

3
Selain pengerukan lumpur, kalau perlu juga dilakukan pencangkulan dan pembajakan
dasar kolam. Setelah kolam benar-benar kering dan rapi, ditaburkan pupuk kandang dan
urea. Dosisnya seperti kalau menanam padi. Misalnya pupuk kandangnya 5 ton per hektar
dengan urea 1 sd. 2 kuintal. Untuk lebih meningkatkan kesuburan air kolam, bisa
ditambahkan pula zat perangsang tumbuh (ZPT) seperti Atonik atau Dekamon. Setelah itu
tambak digenangi air. Kalau tambak air payau, maka yang digenangkan air tawar (dari
sungai) dicampur dengan air laut. Kalau kita akan memelihara ikan Mas, maka air yang
digenangankan hanya air tawar. Selanjutnya kolam atau tambak dibiarkan terkena sinar
matahari sampai menjadi hijau. Proses ini bisa berlangsung dari satu minggu sampai satu
bulan, tergantung dari intensitas sinar matahari dan tingkat kesuburan air.

Kolam yang sudah hijau ini telah dipenuhi dengan ganggang (algae) yang oleh masyarakat
luas sering disebut salah (salah kaprah) sebagai "lumut" . Ada banyak ragam algae, mulai
dari ganggang biru (Cyanophyta), ganggang hijau (Chlorophyta), ganggang cokelat
(Dinophyceae), ganggang kuning (Chrysophyceae), ganggang merah (Rhodophyceae) dan
ganggang kersik (Diatomeae). Hingga sebenarnya, warna air yang subur, akan sangat
tergantung dari jenis algae yang tumbuh di sana. Namun pada umumnya yang paling
banyak tumbuh di kolam ikan adalah ganggang hijau. Selain ditumbuhi algae, kolam yang
subur juga akan dihuni cacing, jentik nyamuk, larva capung, kumbang air, kepik, kutu air
dll. Kumpulan algae dan macam-macam hewan renik (mikro) inilah yang di kalangan
peternak ikan disebut sebagai plankton.

Kesuburan kolam demikian, akan tetap terjaga apabila aliran air tidak cukup deras.
Apabila aliran air cukup deras, maka algae dan macam-macam hewan renik itu tidak akan
mampu tumbuh dengan baik hingga membentuk koloni. Misalnya di kolam air deras.
Bahkan pemeliharaan ikan di karamba, baik karamba sungai, danau, waduk maupun laut,
juga sulit untuk memanfaatkan pakan alami berupa algae dan hewan renik. Sebab air
dalam karamba merupakan satu kesatuan dengan seluruh volume air dalam kali, danau,
waduk atau laut. Pemeliharaan ikan dalam karamba di danau Toba yang sangat luas itu
pun, telah mengakibatkan ekosistem perairan alam menjadi rusak. Sebab jumlah karamba
dan populasi ikan tidak pernah dihitung dengan baik, hingga memenuhi syarat maksimal
daya dukung danau tersebut. Akibat banyaknya karamba di danau Toba, kotoran ikan serta
pakan yang tidak termakan mengendap di dasar perairan, membusuk dan mencemari air
danau.

4
Rekayasa air untuk memproduksi pakan alami dalam budidaya ikan, hanya bisa dilakukan
pada kolam, empang atau tambak yang debit airnya bisa diatur. Debit yang konstan ini
akan mengakibatkan pertumbuhan plankton menjadi optimal. Namun juga ada bahayanya
apabila debit airnya sangat kecil. Pada siang hari algae, terutama ganggang hijau, akan
memproduksi oksegen yang cukup banyak bagi kebutuhan seluruh ikan atau Ikan mas
dalam tambak tersebut. Tetapi pada malam hari fotosintesis terhenti. Padahal algae itu
pada malam hari juga memerlukan oksigen meskipun dalam volume yang sangat kecil.
Akibatnya pada malam hari kolam, empang atau tambak tersebut akan kekurangan
oksigen. Lebih-lebih kalau padat penebarannya tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, para
petambak dan petani ikan memanfaatkan kuncir air untuk meningkatkan ketersediaan
oksigen. Selain dengan kincir air, untuk mengatasi kekurangan oksigen ini bisa dilakukan
pula penambahan debit air apabila sumbernya memungkinkan. Apabila tidak mungkin,
bisa dilakukan rotasi dengan menggunakan pompa serta filter.

Meskipun kita telah berhasil meningkatkan kesuburan air kolam secara optimal, namun
pemeliharaan ikan dengan memanfaatkan pakan alami 100%, juga tidak akan ekonomis.
Sama tidak ekonomisnya dengan apabila kita hanya mengandalkan pakan buatan 100%.
Sebab apabila yang dipelihara ikan carnivora, seperti lele, gabus, patin dll, maka mereka
akan kanibal. Hingga populasi ikan akan meyusut dengan sangat drastis. Contohnya adalah
pemeliharaan belut di dalam bak atau drum yang diberi lumpur, batang pisang, pupuk
kandang dll. hingga tingkat kesuburannya sangat tinggi. Ke dalam bak tersebut kemudian
kita lepaskan 100 ekor anak belut, tanpa kita beri tambahan pakan apa pun. Setelah tiga
bulan bak atau drum itu dibongkar, maka yang tersisa hanya sepasang belut jantan dan
betina. Belut lain sudah saling makan hingga yang tinggal hanya dua ekor itu saja. Lain
halnya kalau ke dalam bak atau drum belut itu tiap tiga hari sekali kita benamkan bangkai
ayam, bebek atau telur-telur yang tidak menetas yang telah direbus terlebih dahulu. Dalam
jangka waktu hanya dua bulan, 100 ekor anak belut itu sudah akan berubah menjadi belut
dengan ukuran satu jari orang dewasa dan gemuk-gemuk.

Ke dalam kolam yang paling subur sekalipun, sebaiknya tetap perlu ditambahkan pakan
alami lain. Bagi ikan-ikan karnivora, perlu diberikan cacing, bekicot, bangkai ayam dll
dalam volume yang sesuai dengan populasi ikan yang ditebar. Kalau yang dipelihara ikan-
ikan herbivora, misalnya ikan mas, maka perlu ditambahkan daun-daunan dalam jumlah
cukup. Pakan alami ini selain mampu meningkatkan keuntungan karena bisa mengurangi

5
kebutuhan pakan pabrik, sekaligus juga akan meningkatkan kualitas daging ikan. Ikan mas
yang hanya diberi pelet misalnya, kualitas dagingnya akan lembek dan kurang padat.
Dengan dipelihara di kolam yang subur, dengan pakan tambahan berupa daun keladi, maka
kualitas dagingnya akan makin padat. Kualitas daging ikan ini akan berpengaruh pada
harga jual produk akhirnya berupa ikan konsumsi.

Pada pemeliharaan Ikan mas misalnya, tingkat kesuburan kolam akan sangat berpengaruh
terhadap tingkat pertumbuhan dan konversi pakan. Namun khusus dalam pemeliharaan
Ikan mas, terutama dengan tingkat penebaran tinggi, penggunaan tali, misalnya tali rafia
yang direntangkan di seluruh kolam, akan meningkatkan produksi. Sebab kebiasaan Ikan
mas agak berbeda dengan ikan. Ikan mas tidak biasa berenang melainkan merayap. Di
alam, Ikan mas akan merayap pada tumbuhan air, akar tanaman dll. Tanpa adanya tanaman
air, Ikan mas hanya akan merayap pada dasar kolam. Aktivitas Ikan mas dengan populasi
padat di dasar kolam itu, akan mengakibatkan tingginya tingkat kanibalisme. Dengan
adanya tali-tali yang terentang di kolam, maka tingkat kanibalisme bisa diturunkan.
Dengan kolam yang kesuburannya optimal, maka hewan renik dan algae akan ikut
mempercepat pertumbuhan Ikan mas. Selain pakan buatannya bisa dihemat, kualitas
daging Ikan masnya juga akan lebih baik.

Pada ikan-ikan karnovora, misalnya belut, pencegahan kanibalisme bisa dilakukan dengan
menaruh buluh bambu atau potongan pipa PVC (pipa pralon) di sepanjang pinggir kolam.
Ikan-ikan karnovora seperti belut, sidat, lele dan gabus akan senang bersembunyi di buluh
bambu atau potongan pralon tersebut, hingga tingkat kanibalismenya akan turun. Kalau
suplai cincangan cacing. bekicot atau bahan hewani lainnya cukup, maka kolam yang
subur tersebut akan mampu mempercepat pertumbuhan ikan karnivora mencapai optimal.
Kecuali lele dan patin, ikan karnivora seperti gabus, betutu, sidat dan belut agak sulit untuk
mengkonsumsi pelet. Karenanya, kolam yang subur dengan suplai pakan tambahan berupa
limbah pemotongan hewan menjadi mutlak diperlukan

6
BAB III: METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilakukan dari tanggal 18 Oktober 2011 sampai 25 Oktober 2011 dengan
memilih lokasi pembibitan Ikan milik Bapak Eed, di Balandongan Kelurahan Sudajayahilir
Kecamatan Baros.

B. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan di dalam penelitian ini antara lain:

1. Ember,
2. Saringan Ikan,
3. Jala,
4. Luv,
5. Gayung,
6. Meteran,
7. Neraca.

7
BAB IV: HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian membuktikan, bahwa ikan mas yang diberi pakan pellet atau pakan buatan
lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan ikan mas yang diberi pakan alami
seperti : Ulat Sutera.

8
BAB V: Kesimpulan

Pelet merupakan pakan ikan mas yang lebih efektif digunakan untuk agrobisnis, karena
selain mempercepat pertumbuhan dan perkembangan ikan juga mudah didapat dan
diproduksi daripada pakan berupa ulat sutera.

9
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto Eddy, Liviawaty E. 2002.Pemeliharaan Ikan mas. Jakarta: Kanisius.


Afrianto Eddy, Liviawaty E. 2002.Pakan Ikan Dan Perkembangannya. Jakarta:
Kanisius.
Azhari. 2003.Jakarta city tour: tragedi, ironi, dan teror. Jakarta: AgroMedia.
Kartadisastra. 2003.PENGELOLAAN PAKAN Ikan, Kiat Meningkatkan
Keuntungan dalam Agribisnis Ikan Air Tawar. Jakarta: Kanisius.
Khairuman, Amri K. 2003.Pembenihan & Pembesaran Ikan mas secara Intensif
(ed. Revisi). Jakarta: AgroMedia.
Tiana AH dkk. 2002. Memilih & Membuat Pakan Tepat untuk Ikan mas. Hlmn 22.
Jakarta:AgroMedia.
Tiana OA, Murhananto. 2004.Membedah Rahasia Sukses Memelihara Ikan mas.
Halaman : 48. Jakarta: AgroMedia.
Z Akhmad, Rahmadi A. 2002. Memilih & Membuat Pakan Tepat untuk Ikan mas.
Hlmn 47. Jakarta:AgroMedia.

10

Anda mungkin juga menyukai