Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KUNJUNGAN BALAI BESAR PERIKANAN

BUDIDAYA LAUT LAMPUNG (BBPBL)

Disusun oleh:
1. Alan Noprin Fadiraturisal
2. Farrah Yasmin Kalila Fatah
3. Felita Annisa Safriyadi
4. Muhammad Rafi Akbar
5. Varissa Nabila Kifli

KELAS XI MIA 2
KELOMPOK 2
MAN 1 BANDAR LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur serta nikmat kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
yang melimpah sehingga kami bisa menyelesaikan laporan kegiatan kunjungan ke Balai
Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung. Tujuan dibuatnya laporan kunjungan ini, yaitu
untuk melaporkan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan pembudidayaan di Balai Besar
Perikanan Budidaya Laut Lampung.
Dalam penyusunan laporan kunjungan ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Maka kami ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu. Pihak-pihak yang terkait di antaranya sebagai berikut:
1. Seluruh guru yang berkontribusi dalam kegiatan kunjungan ke Balai Besar
Perikanan Budidaya Laut.
2. Bu Istiqomah sebagai ketua pokja pelayanan publik dan tim BBPBL yang
telah membantu mengarahkan kami dalam kegiatan kunjungan.
3. Teman-teman kelompok 2 sebagai teman diskusi selama penyusunan laporan
ini.
4. Orang tua kami yang selalu mendukung setiap kegiatan kami.
Karena kebaikan semua pihak yang telah penulis sebutkan tadi maka penulis bisa
menyelesaikan laporan kegiatan kunjungan ini dengan sebaik-baiknya. Laporan kegiatan
kunjungan ini memang masih jauh dari kesempurnaan, tetapi penulis sudah berusaha sebaik
mungkin. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 15 Juni 2023


LATAR BELAKANG

Seiring perkembangan zaman, anak-anak muda mendapatkan lebih banyak kemudahan dalam
mengakses informasi melalui internet. Namun sangat disayangkan, kemudahan akses akan
informasi ini tidak dimanfaatkan dengan cukup baik. Masih banyak sekali anak-anak muda
yang belum menyadari potensi besar yang dapat dimanfaatkan dengan baik dari perairan di
negeri tercinta kita ini.
Kekayaan laut Indonesia sangat melimpah. Indonesia memiliki perairan seluas 5,8 juta
kilometer persegi, yang terdiri dari laut teritorial, zona ekonomi eksklusif, dan laut lepas.
Laut Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk terumbu karang, ikan, dan
spesies laut lainnya. Potensi sumber daya laut Indonesia juga sangat besar. Negara ini
memiliki cadangan ikan yang melimpah, menjadikannya salah satu produsen ikan terbesar di
dunia. Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi tambang bawah laut yang melimpah,
termasuk minyak, gas alam, dan mineral seperti timah, nikel, dan emas.
Selain sumber daya alam, laut Indonesia juga menyediakan sumber daya ekonomi penting
lainnya. Pariwisata bahari menjadi industri yang berkembang pesat, dengan pulau-pulau
indah, pantai yang memukau, dan kehidupan bawah laut yang menarik wisatawan dari
seluruh dunia. Selain itu, sektor perikanan dan kelautan juga memberikan lapangan kerja
yang signifikan bagi penduduk Indonesia.
Tidak banyak anak-anak muda yang menyadari betapa tingginya nilai ekonomis dari ikan-
ikan yang berada di laut Indonesia. Faktor-faktor inilah yang mendorong MAN 1 Bandar
Lampung untuk melakukan program kunjungan ke Balai Besar Perikanan Budidaya Laut
lampung (BBPBL). Siswa-siswi MAN 1 Bandar Lampung diharapkan untuk memahami
betapa kayanya laut Indonesia dan betapa besarnya potensi baik yang dapat dimanfaatkan
dari kekayaan laut Indonesia.
Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung yang beralamat di Jalan Yos
Sudarso Desa Hanura Padang Cermin Pesawaran Lampung yang dahulunya bernama Balai
Budidaya Laut Lampung (BBL) berdiri sejak tahun 1982. Balai Besar Perikanan Budidaya
Laut (BBPBL) Lampung mempunyai tugas pengelolaan produksi, pengujian laboratorium,
mutu pakan ikan, kesehatan ikan, dan lingkungan kehidupan ikan, serta bimbingan teknis
perikanan budidaya laut. Dari tugas di atas Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL)
Lampung juga bertugas untuk melayani masyarakat tentang info benih atau bibit ikan, dan
bimbingan teknologi untuk para pengusaha peternak ikan. Oleh karena itu Balai Besar
Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung sering dikunjungi oleh berbagai tamu yang
memiliki berbagai tujuan dan kepentingan seperti mencari informasi tentang cara budidaya
ikan sampai dengan rapat atau seminar tentang kelautan.
LAPORAN KUNJUNGAN

I. Lokasi kunjungan
Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL) yang berada di Jalan
Yos Sudarso, Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran,
Lampung.

II. Waktu kunjungan


Kamis, 15 Juni 2023 pada pukul 08.00-11.00 WIB.

III. Tempat-tempat yang dikunjungi


1. Tempat budidaya lobster
Terdapat belasan kolam yang berbentuk persegi panjang yang menampung
beberapa lobster di setiap kolamnya. Ukuran kolam ini beragam, ada yang
berukuran sedang yang menampung lobster juvenile sampai yang berukuran
besar yang menampung lobster dewasa. Lobster bersifat kanibalisme atau
memakan spesiesnya sendiri. Oleh karena itu, ukuran dari kolam-kolam ini
harus lebih besar daripada jumlah lobster yang ditampung (maksimal 15 ekor
per kolamnya). Pada setiap kolam, terdapat batu-batu yang berukuran sedang
yang digunakan lobster untuk bersembunyi, mengingat lobster adalah hewan
yang teritorial. Kepadatan yang tinggi dapat menaikkan risiko kanibalisme
yang terjadi pada populasi lobster. Kolam-kolam ini juga dilengkap oleh alat
aerator untuk menambah kandungan oksigen di dalam air.

2. Tempat budidaya ikan kakap


Berbeda dengan kolam lobster yang berbentuk persegi panjang, kolam-kolam
yang menampung ikan kakap ini berbentuk lingkaran. Saat waktu pemijahan,
para pengurus melakukan manipulasi lingkungan pada kolam-kolam ikan
kakap. Saat pagi hari, air yang terdapat di dalam kolam dikurangi. Lalu saat
sore hari, air ditambahkan lagi. Hal ini bertujuan untuk menaikkan persentase
kesuksesan dari proses pemijahan ikan kakap.

3. Apartemen kepiting
Sesuai dengan namanya, wadah tempat penampungan kepiting di sini memang
seperti apartemen yang bertingkat-tingkat. Ukuran dari box kepiting ini
tidaklah luas seperti kolam lobster dan ikan kakap, melainkan hanya
berukuran seperti rak sepatu. Setiap box-nya hanya menampung satu ekor
kepiting saja. Air yang digunakan adalah air payau, sehingga sistem apartemen
kepiting ini dapat berada di lokasi yang jauh dari laut.

4. Lab. Kuda laut


Hanya terdapat enam kolam yang dipakai untuk penampungan kuda laut di
BBPBL. Kolam yang digunakan sama seperti kolam yang digunakan untuk
lobster. Populasi kuda laut di setiap kolamnya tidak terlalu padat dikarenakan
ukurannya yang kecil dan jumlahnya yang tidak terlalu banyak. Dinding
laboratorium kuda laut ini tertempel sejumlah poster yang mengandung
berbagai informasi tentang kuda laut.

5. Lab ikan hias


Terdapat puluhan akuarium berukuran sedang yang berjejer rapi di lab ikan
hias ini. Terdapat berbagai macam spesies ikan hias yang berada di
laboratorium ini, di antaranya adalah ikan giru atau ikan badut. Masing-
masing akuarium berisi dua ikan yang terdiri atas jantan dan betina.

6. Kolam ikan bawal bintang


Kolam ikan bawal bintang ini berbentuk lingkaran dengan kedalaman lebih
dari tiga meter. Terdapat jaring penutup di setiap kolam agar ikan tidak loncat
keluar. Ikan bawal bintang memiliki daya jual yang tinggi. Harga ikan ini
adalah 80 ribu sampai 90 ribu rupiah per kilogramnya.

7. Kolam ikan kerapu


Kolam ikan kerapu berbentuk persegi panjang dan hampir mirip seperti kolam
lobster. Di dalam setiap kolam terdapat pipa-pipa air dan juga alat aerator
untuk menambah kandungan oksigen dalam air. Terdapat puluhan ikan kerapu
dalam setiap kolamnya. Ikan kerapu cenderung berkumpul di pinggir kolam,
hal ini disebabkan karena ikan kerapu merupakan hewan yang berkoloni.

IV. Materi kunjungan


1. Lobster
Terdapat dua jenis lobster yang di budidaya di tempat ini, yaitu lobster pasir
dan lobster mutiara. Kedua spesies lobster ini mengalami molting atau
pergantian kulit setiap dua bulan sekali.

Para pengurus dari tempat budidaya lobster di BBPBL rutin melakukan


perawatan setiap harinya, adapun perawatan yang dimaksud adalah:
a. Penyiponan
Para pengurus rutin membersihkan sisa pakan dan sisa metabolisme
lobster setiap pagi hari dan sore hari.
b. Mengurangi air
Kegiatan ini rutin dilakukan setiap pagi hari dan sore hari.
c. Memberi pakan
Pada pagi hari pengurus memberikan kerang hijau sebagai ”sarapan” bagi
lobster, sedangkan saat sore hari dan malam hari lobster diberi ikan-ikan
kecil sebagai pakannya.

Harganya lobster relatif mahal, dengan harga sekitar 100 ribu rupiah per ons.
Lobster berkembang biak melalui proses bertelur, di mana seekor lobster
betina dapat menghasilkan jutaan telur dengan ukuran sekitar 300 gram.

2. Ikan kakap
Salah satu karakteristik menarik dari kakap putih adalah kemampuannya
sebagai hewan hermafrodit, yang dapat mengubah jenis kelamin dari jantan
menjadi betina (hermafrodit protandrik). Perbedaan antara jantan dan betina
kakap putih terletak pada ukuran tubuhnya. Jantan cenderung lebih ramping,
sedangkan betina memiliki ukuran yang lebih besar.

Selain itu, terdapat perbedaan antara kakap putih hasil budidaya (aus) dan
kakap putih lokal. Kakap putih hasil budidaya menghasilkan jumlah telur yang
lebih banyak, memiliki tingkat daya tahan yang lebih besar, dan perbedaan
tersebut terutama disebabkan oleh perbedaan lokasi asal ikan tersebut.

Faktor yang membuat kakap putih memiliki harga yang tinggi adalah kesulitan
dalam proses budidayanya. Saat waktu pemijahan, para pengurus melakukan
manipulasi lingkungan pada kolam-kolam ikan kakap. Saat pagi hari, air yang
terdapat di dalam kolam dikurangi. Lalu saat sore hari, air ditambahkan lagi.
Hal ini bertujuan untuk menaikkan persentase kesuksesan dari proses
pemijahan ikan kakap.

Setelah pemijahan, telur-telur kakap akan menetas dalam waktu sekitar 18


hingga 20 jam, dimulai dari jam 6 sore hingga jam 10 malam. Pemberian
pakan kepada anak ikan dilakukan satu kali sehari dengan menggunakan pelet,
ikan segar, cumi-cumi, atau cumi-cumi mati untuk merangsang pertumbuhan
gonad. Harga jual kakap putih untuk konsumsi berkisar antara 50 ribu hingga
70 ribu rupiah.

3. Kepiting
Dalam pemeliharaan kepiting, pemberian pakan dilakukan dua kali sehari
dengan menggunakan campuran kerang dan ikan sebagai makanan. Proses
pemberian pakan biasanya dilakukan dari pagi hingga sore hari, dan sisa-sisa
pakan yang tidak terkonsumsi harus dibuang untuk menjaga kebersihan
lingkungan.

Perlu diperhatikan bahwa kepiting memiliki kecenderungan kanibalisme, di


mana kepiting dapat memangsa sesama kepiting yang lebih kecil atau lemah.
Untuk membedakan kepiting jantan dan betina, kita dapat melihat dari bagian
belakang tubuhnya. Pada kepiting betina, terdapat segitiga besar di bagian
bawah tubuhnya, sementara pada kepiting jantan, segitiga tersebut lebih
runcing dan kecil.

Selain itu, kepiting juga mengalami proses pergantian kulit yang disebut
molting, di mana mereka melepaskan kulit lama dan membentuk kulit baru
yang lebih besar. Proses molting penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan kepiting.

4. Kuda laut
Kuda laut adalah kelompok ikan yang memiliki penampilan yang unik dan
khas. Mereka termasuk dalam famili Syngnathidae dan terdiri dari berbagai
spesies yang tersebar di perairan hangat dan sedikit perairan dingin di seluruh
dunia.

Kuda laut dikenal karena tubuh mereka yang berbentuk seperti tabung, dengan
kepala yang menyerupai kepala kuda, mulut yang pipih, dan mata yang
bergerak secara independen. Mereka memiliki ekor panjang yang mereka
gunakan untuk berpegangan pada vegetasi laut atau benda lain di sekitar
mereka.

Salah satu ciri paling menonjol dari kuda laut adalah bahwa mereka
merupakan satu-satunya kelompok ikan di mana peran pemeliharaan
keturunan diambil oleh jantan, bukan betina. Betina kuda laut akan
menghasilkan telur dan meletakkannya dalam kantong kawin di perut jantan.
Di dalam kantong kawin, telur-telur tersebut akan dibuahi dan dierami hingga
menetas. Jantan kuda laut juga bertanggung jawab dalam mengeluarkan anak-
anak kuda laut yang sudah menetas ke dalam air.

Kuda laut merupakan sejenis hewan laut yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu
kuda laut rumput laut dan kuda laut karang. Kuda laut rumput laut memiliki
penampilan yang polos, sedangkan kuda laut karang memiliki tubuh dengan
pola belang-hitam-putih yang khas. Kuda laut cenderung bergerak secara pasif
dan menggunakan ekornya untuk bergerak di dalam air. Makanan utama kuda
laut adalah rebon, sejenis hewan kecil yang hidup di perairan laut. Kuda laut
dapat dimanfaatkan sebagai hiasan akuarium. Jika kuda laut mati, tubuhnya
masih memiliki daya jual, karena kuda laut yang sudah mati dapat dijadikan
obat-obatan tradisional.

Populasi kuda laut menghadapi berbagai ancaman. Penghancuran habitat


seperti terumbu karang yang rusak dan penggusuran vegetasi laut yang penting
bagi perlindungan mereka, menyebabkan penurunan jumlah populasi. Selain
itu, perdagangan ilegal dan perburuan yang berlebihan untuk tujuan komersial
atau koleksi akuarium juga menyebabkan ancaman terhadap kuda laut.

5. Ikan hias
Ikan badut (Amphiprioninae) adalah kelompok ikan yang terkenal karena
warna cerah dan hubungan simbiosis mereka dengan karang karangan. Ikan
badut memiliki tubuh kecil yang pipih dan bentuknya yang bulat. Mereka
biasanya memiliki warna cerah seperti oranye, kuning, atau putih, dengan pola
strip atau bintik-bintik hitam yang khas di tubuh mereka.

Ikan badut biasanya ditemukan di perairan hangat di Samudra Hindia dan


Pasifik. Mereka hidup di terumbu karang dan daerah berbatu yang memiliki
banyak tempat persembunyian seperti lubang dan celah. Ikan badut sering kali
hidup dalam kelompok kecil di sekitar "rumah" mereka, yaitu anemon laut.

Simbiosis mutualistik antara ikan badut dan anemon laut sangat menarik.
Anemon laut menyediakan perlindungan bagi ikan badut dengan tentakel
beracunnya yang membantu melindungi ikan badut dari pemangsa. Di sisi
lain, ikan badut memberikan manfaat bagi anemon laut dengan membersihkan
dan menghindari alga atau sisa makanan yang jatuh di sekitarnya. Selain itu,
ikan badut juga memberikan sumber makanan tambahan dengan menghasilkan
kotoran yang diperlukan oleh anemon laut.

Ikan badut adalah ikan omnivora, yang berarti mereka memakan berbagai
jenis makanan, termasuk zooplankton, alga, dan serangga kecil. Mereka juga
memakan sisa makanan dari anemon laut dan bahan organik kecil lainnya
yang ada di sekitar rumah mereka. Setiap ikan badut terlahir sebagai jantan.
Namun ketika telah datang waktu reproduksi, ikan yang berukuran paling
besar akan berubah menjadi betina. Air yang digunakan untuk
membudidayakan ikan badut adalah air laut, sehingga cukup susah untuk
membudidayakan ikan badut di tempat yang jauh dari laut. Harga ikan badut
berkisar lima sampai sepuluh ribu rupiah per ekornya.

6. Ikan bawal bintang


Ikan bawal bintang atau "star snapper" (Lutjanus stellatus) adalah sejenis ikan
laut yang ditemukan di perairan tropis dan subtropis di berbagai wilayah di
dunia, termasuk di perairan Indonesia.

Ikan bawal bintang memiliki ciri khas yaitu adanya pola bintang berwarna
merah atau oranye di bagian belakang tubuhnya, yang memberikan nama
umum bagi ikan ini. Ukuran dan penampilan ikan bawal bintang dapat
bervariasi, tetapi umumnya mereka memiliki tubuh yang berbentuk oval,
dengan mulut yang agak panjang dan tajam.
Ikan bawal bintang biasanya hidup di terumbu karang, perairan berbatu, atau
area dengan substrat yang keras. Mereka cenderung berkeliaran di sekitar
struktur bawah air seperti karang, terumbu, atau bangkai kapal. Ikan ini dapat
ditemukan pada kedalaman yang bervariasi, mulai dari perairan dangkal
hingga sekitar 100 meter.

Dalam hal makanan, ikan bawal bintang adalah pemangsa dan biasanya
memakan berbagai jenis invertebrata laut seperti udang, kepiting, cumi-cumi,
dan ikan kecil. Mereka juga bisa memakan krustasea dan moluska yang hidup
di sekitar terumbu karang.

Ikan bawal bintang populer di kalangan pemancing karena ukuran dan


ketangkasan mereka sebagai ikan target. Selain itu, ikan ini juga memiliki nilai
ekonomi yang penting dalam industri perikanan, terutama dalam perdagangan
ikan segar atau olahan. Harga ikan ini adalah 80 ribu sampai 90 ribu rupiah
per kilogramnya.

7. Ikan kerapu
Ikan kerapu, atau dalam bahasa ilmiahnya Epinephelinae, adalah kelompok
ikan laut yang terkenal dan memiliki nilai komersial yang tinggi. Mereka
termasuk dalam famili Serranidae dan terdiri dari berbagai spesies yang
tersebar di perairan hangat di seluruh dunia.

Ikan kerapu memiliki tubuh yang besar, kuat, dan memanjang dengan kepala
yang besar dan mulut yang lebar. Tubuh mereka biasanya dilapisi dengan sisik
dan dapat memiliki pola atau corak warna yang bervariasi, termasuk cokelat,
merah, kuning, atau belang-belang.

Kerapu adalah ikan pemangsa yang kuat dan sering ditemukan di dekat
terumbu karang, batu-batuan, atau struktur bawah laut lainnya. Mereka
menggunakan sirip dada dan sirip ekor yang kuat untuk berenang dan berburu
mangsa. Mangsa ikan kerapu termasuk ikan kecil, udang, kepiting, dan
moluska.

Beberapa spesies kerapu memiliki sifat hermafrodit, yang berarti mereka dapat
mengubah jenis kelamin sepanjang hidup mereka. Mereka biasanya mulai
sebagai betina dan kemudian berubah menjadi jantan saat mencapai ukuran
dan usia tertentu. Hal ini memainkan peran penting dalam reproduksi dan
kelangsungan populasi kerapu.

Terdapat dua jenis ikan kerapu yang dibudidayakan di BBPBL, yaitu:


a. Ikan kerapu bebek
Ikan ini berwarna putih dengan corak polkadot berwarna hitam. Ikan kerapu
bebek dapat dilihat berkumpul di pinggir kolam dikarenakan sifatnya yang
hidup berkoloni.
b. Ikan kerapu macan
Berbeda seperti ikan kerapu bebek, ikan kerapu macam memiliki
kecenderungan untuk melakukan kanibalisme ketika terlalu lapar. Namun
pengurus di BBPBL selalu memberikan pakan yang berupa pelet secara rutin
untuk menghindari ikan kerapu macan untuk melakukan kanibalisme.

Kerapu memiliki nilai komersial yang tinggi dalam industri perikanan dan
menjadi target penting bagi nelayan komersial maupun pemancing rekreasi.
Mereka juga populer di kalangan pencinta ikan hias untuk dipelihara dalam
akuarium.

Karena populasi kerapu di banyak daerah telah mengalami penurunan akibat


perburuan berlebihan dan kerusakan habitat, beberapa langkah konservasi
telah diambil. Ini termasuk pengaturan batasan penangkapan, pembentukan
kawasan konservasi, dan peningkatan kesadaran akan perlindungan spesies ini.

Penting untuk mempertahankan ekosistem terumbu karang yang sehat, yang


merupakan habitat penting bagi ikan kerapu dan spesies laut lainnya. Selain
itu, pengelolaan yang bijaksana terhadap penangkapan dan perdagangan ikan
kerapu juga perlu dilakukan untuk memastikan kelangsungan populasi dan
keberlanjutan sumber daya perikanan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai