Disusun oleh :
Vella Liani
13308141051
Nur Khotimah
13308141060
Wulan Novitasari
13308141062
13308144002
Hana Widiyanti
13308144006
13308144010
13308144011
13308144012
13308144015
12308141042
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
ARWANA (Scleropages formosus) adalah salah satu ikan yang populer di seluruh dunia.
Kepopuleran ikan ini terus meningkat sehingga kehidupan Arwana pun berubah. Arwana
tidak lagi hidup berkeliaran di alam melainkan dipelihara di berbagai kalangan. Arwana super
red merupakan spesies endemik Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat yang
telah populer di pasaran internasional sebagai ikan hias yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi karena memiliki bentuk tubuh yang indah dan corak warna spesifik. Bentuk tubuh
memanjang, ramping dan gerakan renang yang sangat anggun. Warnanya merah dan pada
bibir bawahnya terdapat dua buah sungut yang berfungsi sebagai sensor getar untuk
mengetahui posisi mangsa dipermukaan air.
Ikan arwana silver yang berasal dari Brazil merupakan jenis arwana dengan harga yang
terjangkau dan selalu tersedia dipasaran jika dibanding jenis lainnya. Hal ini menjadikan ikan
arwana silver selalu menjadi pilihan untuk dipelihara oleh para penggemar ikan arwana yang
menginginkan arwana dengan harga murah. Ikan arwana jenis silver tidak kalah jika
dibandingkan dengan jenis arwana lainnya.
Arwana silver berasal dari amerika selatan dan menghuni daerah diwilayah sungai
amazon (Brazil). Ikan tersebut menghuni rawa dan perairan dangkal yang tergenangi oleh air.
Dilihat dari penyebarannya ikan arwana silver tidak menyebar melalui air dengan arus yang
deras. Sebagai penghuni permukaan, di alam liar mereka mengkonsumsi ikan, serangga, labalaba, burung, dan bahkan kelelawar.
Karena termasuk jenis ikan eksotik yang disukai oleh banyak orang, hampir semua
jenis memiliki harga jual ikan yang tergolong tinggi. harganya sangat bervariasi tergantung
jenis ikan Arwana itu sendiri dan juga keunikan yang dimiliki oleh ikan tersebut. Oleh sebab
itu, budidaya ikan Arwana bisa menjadi sebuah lahan bisnis yang menjanjikan, mengingat
nilai jual ikan Arwana juga termasuk stabil. Arwana sendiri sebenarnya mudah hidup di mana
saja asalkan lingkungan seperti suhu air, keasaman air (Ph) cocok. jika tidak, umumnya telur
tidak mudah berkembang.
Salah satu warga Yogyakarta yang konsisten sebagai petani ikan adalah Agus Santoso.
warga Dusun Blendangan, Desa Kalitirto ini sejak 1996 membudidayakan ikan hias koi.
Sekarang Santoso memiliki 1.600 indukan jantan dan betina. Mulai tahun 2004 beliau
mengembangkan arwana silver. Kini beliau menjadi satu-satunya petani ikan arwana di
Berbah, bahkan menjadi petani ikan pertama di Pulau Jawa yang dapat mematahkan mitos
bahwa arwana hanya bisa dikembangkan di Pulau Kalimantan dan tidak akan bisa
berkembang di tanah Jawa.
Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Karya di Dusun Blendangan, Desa
Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Povinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY) terlihat semakin serius mengembangkan berbagai jenis ikan hias, khususnya arwana
dan koi. Produk mereka terserap kuat di pasar dalam dan luar negeri. Puncak permintaan ikan
hias khususnya koi dan arwana terjadi pada bulan Januari hingga April. Pada periode itu alam
relatif bersahabat dengan ikan. Namun pada Mei hingga Juli, pengiriman ikan sedikit
berkurang karena resiko kematian yang tinggi. Untuk ikan arwana, Mina Karya dapat
mengirim 10 ribu anakan ke berbagai daerah dalam sebulan. Sedangkan ikan koi dapat
mencapai 500 ekor.
B. TUJUAN
Mengetahui bagaimana cara membudidayakan ikan arwana silver dan pemeliharaannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Arwana (Scleropages formosus)
Klasifikasi Arwana adalah sebagai berikut (Saanin, 1968) :
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Class : Pisces
Subclass : Teleostei
Ordo : Malacopterygii
Family : Osteoglossidae
Genus : Scleropages
Species : Scleropages formosus
punggung lebih pendek daripada sirip anus dan sirip dada memanjang (Saanin, 1968). Pada
bibir bawah arwana terdapat dua buah sungut yang berfungsi sebagai sensor getar untuk
mengetahui posisi mangsa di permukaan air. Di bagian dasar mulutnya berupa tulang yang
berfungsi sebagai gigi yang disebut dengan bony-tongue (lidah bertulang).
Arwana merupakan ikan karnivora. Di alam mereka memakan serangga, ikan, udang,
cacing dan beberapa jenis amfibi kecil seperti katak. Oleh karena itu, pakan hidup merupakan
diet utama bagi arwana. Untuk pemeliharaan arwana di akuarium, frekuensi pemberian pakan
mengikuti ukuran panjang tubuh. Arwana dengan ukuran panjang tubuh di atas 35 cm, pakan
dapat diberikan sehari sekali atau setiap dua hari sekali. Arwana dengan ukuran panjang 15 35 cm, pakan dapat diberikan 2 kali sehari, sedangkan untuk arwana dengan ukuran panjang
kurang dari 15 cm, dianjurkan untuk diberi pakan 3 kali sehari. Diet dengan mengikuti pola
alami ini sering dapat menghindarkan gangguan kesehatan pada arwana. Untuk mendapatkan
pertumbuhan dan warna arwana yang baik, terdapat diet pakan khusus berdasarkan ukuran
tubuh. Untuk larva arwana yang berukuran 7-10 cm, pakan pertama yang baik diberikan
adalah blood worm. Kemudian setelah mencapai ukuran lebih dari 10 cm, anakan arwana
dapat diberikan jangkrik, kecoa atau kelabang. Setelah mencapai ukuran cukup dewasa (>20
cm), pakan yang biasa diberikan adalah udang. Setelah arwana mencapai ukuran dewasa (>30
cm), maka pakan yang dapat diberikan adalah katak (Ermansyah et al., 2007).
Arwana dapat bereproduksi umumnya setelah mencapai umur 4-5 tahun dengan
ukuran 45-60 cm. Pada fase perkembangbiakan, arwana mempunyai kebiasaan menjaga
anaknya dalam mulut (mouth breeder). Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah
dibuahi dalam mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai dapat berenang (Anonim, 2006).
Pemijahan terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara Juli dan Desember. Ikan
arwana sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul setelah ikan berukur 3-4
tahun. Arwana jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan sempit, mulut lebih besar dan
warna lebih mencolok daripada betina. Mulut yang melebar dengan rongga besar digunakan
untuk tujuan inkubasi telur. Perbedaan lain adalah ukuran kepala jantan relatif lebih besar,
sifat lebih agresif termasuk dalam perebutan makanan (Ermansyah et al., 2007).
Tingkah laku arwana sangat unik selama masa pengenalan lawan jenis. Masa ini
berlangsung selama beberapa minggu atau bulan sebelum mereka mulai menjadi pasangan.
Hal ini dapat diamati pada waktu malam atau pagi hari, ketika ikan berenang mendekati
permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling kolam, terkadang pasangan
membentuk lingkaran (hidung menghadap ke ekor pasangan). Sekitar 1-2 minggu sebelum
pemijahan, ikan berenang bersisian dengan tubuh seling menempel. Terjadilah pelepasan
sejumlah telur berwarna jingga kemerahan, jantan membuahi telur dan kemudian
mengumpulkan telur di mulutnya untuk diinkubasi sampai larva dapat berenang dan bertahan
sendiri (Ermansyah et al., 2007). Diameter telur 8-10 mm dan kaya akan kuning telur dan
menetas sekitar seminggu setelah pembuahan. Setelah penetasan, larva muda hidup dalam
mulut jantan hingga 7-8 minggu sampai kuning telur diserap total. Larva lepas dari mulut dan
menjadi mandiri setelah ukuran tubuh 45-50 mm (Anonim, 2006).
Beberapa jenis arwana yang biasa dijumpai di dunia antara lain super red, golden red,
super green (arwana hijau), silver arwana dan jardini. Distribusi kelima jenis tersebut dapat
terlihat pada gambar 2. Arwana super red (Scleropages formosus), endemik hanya ada di
Kalimantan Barat, yaitu pada Sungai kapuas, Sungai Landak dan Danau Sentarum. Arwana
golden (Scleropages formosus) dan sering disebut sebagai Arwana Golden Indonesia
(Indonesian Golden Arwana) dijumpai di daerah Pekan Baru, propinsi Riau, tepatnya di pulau
Sumatera. Golden varietas cross back merupakan bagian dari varietas arwana golden.
Varietas ini dijumpai di berbagai tempat di Malaysia, seperti Perak, Trengganu, Danau Bukit
Merah dan Johor. Arwana hijau (Scleropages formosus) ditemukan di Thailand, Malaysia,
Myanmar, Komboja, dan juga di beberapa tempat di Indonesia. Arwana irian (Scleropages
jardinii) ada 2 macam, jenis yang umum ditemui berwarna dasar hijau dan bermutiara merah,
sedangkan jenis jardini lain berwarna dasar hitam dan bermutiara emas lebih sulit ditemui. Di
Australia ditemukan pula jardini tipe 1 (warna dasar hijau, mutiara merah) yang disebut red
spotted pearl (Scleropages leichardty). Selain itu terdapat juga jenis arwana silver
(Osteoglossum bicirrhosum) yang berasal dari sungai Amazon, Amerika Selatan, dan arwana
afrika (Heterotis niloticus) pada lingkaran 3 berasal dari Afrika barat dan tengah (Anonim,
2002).
Keterangan gambar : Pulau Kalimantan dan Sumatra (Indonesia) dan Malaysia (1), Propinsi
Papua (Indonesia) dan Benua Australia (2), Afrika Barat dan Tengah (3), Brazil, Amerika
Selatan (4).
Gambar 2. Sebaran ikan arwana di dunia
sebanyak 3-5 kg katak untuk satu kali pemberian pakan. Jika pemberian pakan
berdasarkan bobot tubuh ikan, FR (feeding rate) yang biasa digunakan adalah 3-5%
dari bobot tubuh ikan. Untuk sterilisasi pakan dilakukan perendaman dengan larutan
garam dengan dosis 30 g/liter air. Pergantian air kolam dilakukan setiap dua hari
sekali sebanyak 20-50% dari volume total air kolam, bergantung pada kualitas air
kolam dan air sumber (Ermansyah et al., 2007).
2.2.2 Budidaya di Bak Budidaya
Arwana di bak bertujuan untuk pemeliharaan calon indukan, yaitu ikan arwana
yang berukuran 40-50 cm. Bak yang digunakan berbahan beton atau bak kayu yang
dilapisi kain terpal, berukuran panjang 3-5 meter dan lebar 2- 5 meter dengan
kedalaman air 0,5-0,75 m. Bagian atas diberi jaring-jaring pelindung untuk mencegah
arwana melompat ke luar bak. Secara teknis pemeliharaan calon indukan tidak
berbeda jauh dengan pemeliharaan di kolam. Pemberian pakan dilakukan pada pagi
atau sore hari setiap hari dengan pakan yang diberikan udang atau katak. Pakan dapat
diberikan secara at satiation atau berdasarkan persentase bobot tubuh (FR). Pergantian
air juga dilakukan setiap dua hari sekali sebanyak 20-50% dari volume total air di
bak, bergantung pada kualitas air bak dan air sumber (Ermansyah et al., 2007).
2.2.3 Budidaya di Akuarium Budidaya
Arwana di akuarium bertujuan untuk pemeliharaan larva yang baru dipanen
hingga arwana berukuran 30-40 cm. Akuarium yang digunakan berukuran 120x60x50
cm, dengan ketinggian air 35 cm. Untuk larva yang baru dipanen dipelihara dalam
inkubator yang berukuran 40x40x30 cm yang dilengkapi dengan pipa sirkuler untuk
pemberi arus. Larva yang masih mempunyai ukuran kuning telur besar tidak perlu
diberi makan. Pemberian pakan pertama dilakukan ketika kuning telur sudah hampir
habis terserap (ukuran kuning telur tinggal sebesar ukuran biji jagung). Pemberian
pakan tidak boleh terlalu banyak, hanya untuk membiasakan larva muenerima pakan
dari luar. Pakan diberikan sebanyak 3-4 kali sehari dengan jumlah pakan 2-3 ekor
blood worm. Untuk pemeliharaan benih yang berukuran 7-10 cm, maksimal padat
tebar dalam 1 akuarium sebanyak 50 ekor benih. Penebaran benih dapat dilakukan di
akuarium asal tempat larva dibesarkan menjadi benih atau dipindahkan ke akuarium
lain. Pemberian pakan harian dilakukan sebanyak 3-4 kali sehari sebanyak 3-5% dari
bobot badan ikan/ekor. Pemberian pakan dilakukan setiap pukul 07.00, 11.00, 15.00
dan 19.00 (4 kali). Pemberian pakan hendaknya dikombinasi, hindari pemberian
makan dengan hanya satu jenis pakan. Pakan yang biasa diberikan untuk benih
arwana antara lain jangkrik, ulat hongkong dan ulat jerman (Ermansyah et al., 2007).
BAB III
METODE
A. Tempat dan waktu
Tempat
: Mina Karya
Blendangan, Tegaltirto, Berbah, Sleman, D.I Yogyakarta
Waktu
: 15 April 2016
C. Cara kerja
Mengunjungi tempat budidaya ikan arwana yang telah direncanakan
BAB IV
PEMBAHASAN
Praktikum budidaya ikan arwana dilakukan dengan mengunjungi kelompok tani Mina
Karya di desa Berbah, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 15 April 2016. Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui cara budidaya ikan arwana. Menurut hasil observasi dan
wawancara kepada petugas pembudidaya teknik budidaya ikan arwana tidaklah sulit hanya
saja memang dibutuhkan ketelitian dan ketekunan yang tinggi karena ikan arwana harus
selalu dijaga kondisi air, oksigen dan pakannya. Ikan ini dapat dikembangbiakkan di wadah
budidaya seperti akuarium atau kolam. Kualitas air yang selalu terjaga baik menjadi tuntutan
dalam budidaya ikan ini. pH air untuk budidaya arwana sebenarnya sangat lebar tapi lebih
disarankan untuk memudahkan pemeliharaannya pH airnya disesuaikan dengan kondisi air
pada kondisi sebenarnya di alam yaitu pH 6,8-7,5 dan suhu 27-290 C. Sedangkan penggantian
air bertujuan untuk menjaga kualitas air.
Jumlah ikan arwana yang ada di Mina Karya Berbah ada 150 ekor yang terdiri dari 80
jantan dan 70 betina. Proses pemijahan dilakukan dalam kolam budidaya masal. Mina karya
melakukan pemanenan bibit ikan arwana 2 minggu sekali. Induk ikan arwana bisa mengerami
100 ekor anakan. Ukuran anakan yang dierami sekitar 1 cm. Anakan dierami didalam mulut
indukan, hal ini karena jika anakan berada di luar akan dimangsa oleh ikan yang lain. 40 hari
sebelum dipanen, anakan ikan arwana akan dikeluarkan sendiri oleh induknya. 40 hari
tersebut dihitung dari lama indukan mengerami. Anakan yang sudah dierami kemudian
dipelihara di akuarium. Anakan ini masih memiliki yolk selama 1 minggu sebagai cadangan
makanan. Selama periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan pakan. Beberapa minggu
pertama selama kuning telur belum habis, biasanya larva hampir selalu berada pada dasar
akuarium. Larva mulai berenang ke atas bertahap ketika ukuran kuning telur mengecil.
pembudidaya cacing darah. Akuarium dengan ukuran 100 x 50cm mampu menampung 300
ekor anakan arwana.
Bibit arwana ini sudah dijual ke berbagai daerah antara lain Jawa Barat, Bogor, dan
Jakarta. Arwana bila gelisah gampang sekali melakukan jumping atau menabrak-nabrak.
Bila satu saja sisiknya terlepas akan terlihat kurang indah. Juga bisa mengakibatkan sirip
robek dan patah. Tubuh yang rusak bisa mengalami regenerasi, namun mungkin pula
menjadi cacat dan mengurangi keindahan penampilan, apalagi ada hal-hal yg bisa
memperparah luka-lukanya (misalnya infeksi, pertumbuhan bekas luka yg lambat/delay).
Untuk itu arwana perlu dilumpuhkan agar tidak dapat berontak dalam proses pemindahan
antar akuarium maupun transportasi jarak jauh. Dosis pembiusan diatur sedemikian rupa
bergantung keperluan. Untuk transportasi jarak jauh, arwana dilumpuhkan gara tidak dapat
berontak namun tidak sampai terbalik dan masih bisa berenang. Pemindahan antar arwana
akuarium menggunakan dosis ringan, yang penting arwana tidak dapat berontak.
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Teknik budidaya ikan arwana tidaklah sulit hanya saja memang dibutuhkan
ketelitian dan ketekunan yang tinggi karena ikan arwana harus selalu dijaga kondisi air,
oksigen dan pakannya. Ikan ini dapat dikembangbiakkan di wadah budidaya seperti
akuarium atau kolam. Kualitas air yang selalu terjaga baik menjadi tuntutan dalam
budidaya ikan ini. pH air untuk budidaya arwana sebenarnya sangat lebar tapi lebih
disarankan untuk memudahkan pemeliharaannya pH airnya disesuaikan dengan kondisi
air pada kondisi sebenarnya di alam yaitu pH 6,8-7,5 dan suhu 27-290 C. Proses
pemijahan dilakukan dalam kolam budidaya masal. Mina karya melakukan pemanenan
bibit ikan arwana 2 minggu sekali. Induk ikan arwana bisa mengerami 100 ekor anakan.
Ukuran anakan yang dierami sekitar 1 cm. Anakan dierami didalam mulut indukan.
Massa pengeraman selama 40 hari jadi pemanenan dilakukan kurang dari 40 hari
sebelum induk mengeluarkan anaknya. Anakan yang sudah dierami kemudian dipelihara
di akuarium selama tiga minggu hingga mencapai ukuran 6 cm. Bibit arwana ukuran 6
cm dijual seharga 25 ribu dan sudah dipasarkan ke berbagai daerah antara lain Jawa
Barat, Bogor, dan Jakarta.
2. SARAN
Praktikum Budidaya dan Tanaman selanjutnya dapat mengatur jadwal khusus
apabila melakukan budidaya hewan dan tanaman sehingga pembudidayaan yang
dilakukan lebih baik hasilnya. Dan untuk kunjungan lapangan memperbanyak lokasi
kunjungan sehingga dapat menambah wawasan mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Filter. O-FISH. Http://www.o-fish.com/Filter.htm. [14/06/2016]
Anonim. 2006. Budidaya Ikan Arwana Sceleropages sp. Http://www.dkp.co.id. [14/06/2016]
Ermansyah L, Ikbal, Zaelani DA, Kumaidi A. 2007. Standard Operational Procedure (SOP)
Arowana Sceleropages formosus Bagian Operasional Tambak dan Warehouse. PT. Inti
Kapuas International, Tbk. Pontianak.
Evan Nurwicaksono. 2012. Budidaya Ikan Arwana. Yogyakarta: AMIKOM
Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta : Binacipta.
Schuster, W.H. 1952. Local Common Names of Indonesian Fishes. Bandung : W. Van
Hoeve.
LAMPIRAN