OLEH :
KELOMPOK 1
5. Serafialy 1910511007
UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
2.2. Klasifikasi
Keberlangsungan hidup suatu populasi udang tergantung pada karakteristik habitat dan
kondisi lingkungan. Habitat udang berbeda-beda tergantung dari jenis, dan persyaratan hidup
dari tingkatan-tingkatan dalam daur hidupnya. Berikut jenis-jenis udang berdasarkan
habitatnya:
2.2.1. Udang Air Laut:
1. Udang Windu
3. Udang Jerbung
4. Udang Dogol
5. Udang Mantis
Udang Mantis (Harpiosquilla raphidea) memiliki nama lain udang
lipan, udang mentadak, udang eiko, udang ronggeng, udang belalang, mantis
shrimp dan praying shrimp. Udang ini disebut udang mantis karena penampilan
dan karakteristik mirip dengan belalang sembah (mantis).
Klasifikasi dari udang dogol adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Ordo : Somatopoda
Famili : Squillidae
Genus : Harpiosquilla
Spesies : Harpiosquilla raphidea
6. Udang Kipas
Udang Kipas (Thenus orientalis) memiliki nama lain udang pasir dan
udang sikat. Udang ini seperti lobster namun ukurannya lebih kecil dan kulitnya
lebih lunak serta agak kasar. Warna kulit udang ini kecoklatan dengan garis-
garis melintang. Klasifikasi dari udang kipas adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Ordo : Decapoda
Sub ordo : Macrura Reptantia
Family : Scyllaridae
Genus : Theninae
Spesies : Thenus orientalis
2.2.2. Udang Air Tawar:
1. Udang Galah
2. Udang Lar
4. Udang Muara
Udang Muara (Macrobrachium equidens) memiliki ciri kepala yang
melengkung ke atas dan berbentuk kerucut. Warna kulitnya kuning cerah
berbintik hitam. Klasifikasi dari udang muara adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Class : Malacostraca
Order : Decapoda
Infraorder : Caridea
Family : Palaemonidae
Genus : Macrobrachium
Species : Macrobrachium equidens
5. Udang Ragang
7. Udang Beras
2.3. Morfologi
Secara morfologi, udang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian kepala yang menyatu
dengan dada (cephalothorax) dan bagian badan (abdomen) yang terdapat ekor di belakangnya.
Pada cephalothorax, terdapat 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada.
Pada bagian abdomen, terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas/segmen memiliki sepasang kaki renang
yang beruas-ruas. Pada ujung ruas keenam, terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson
berbentuk runcing.
1. Cephalothorax (kepala-dada)
Sebagian organ pada udang berada di pangkal cephalothorax yang terbungkus oleh
karapas. Pada bagian kepala terdapat organ, yaitu
- 2 pasang antena, seperti tentakel yang berfungsi untuk mendeteksi
predator
- Antennula berfungsi sebagai kemoreseptor
- Sepasang mandibula pada bagian mulut, mandibular palp gill balers,
berfungsi sebagai indra, membantu mengambil makanan, dan mengatur
pergerakan air di sekitar insang
- Dua pasang maksilla, berfungsi untuk mengunyah atau menghancurkan
makanan.
- Maksilliped, berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan
makanan ke mulut.
- Sepasang mata faset/majemuk bertangkai (compound eye), berfungsi
membedakan gelap-terang dan mengamati pergerakan. Pada mata juga
terdapat kemoreseptor yang berfungsi untuk mengetahui keberadaan
makanan dan organ X yang berfungsi mengontrol pertumbuhan. Mata
terletak di bawah rostrum di sisi kiri dan kanan kepala.
- Rostrum, bagian terdepan kepala yang berujung tajam, dan bergerigi,
seperti gergaji. Bentuknya melengkung membentuk huruf S. pada bagian
atas rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawah 3 gerigi untuk P
monodon. Rostrum digunakan sebagai alat untuk menyerang musuh.
- Periopod (kaki jalan), berjumlah 5 pasang dan berfungsi untuk berjalan
berpindah tempat.
2. Abdomen (Perut)
Sebagian besar otot terdapat di bagian tubuh hingga ekor berupa segmen-segmen (6
segmen). Segmen 1-3 disebut tergum, sedangkan segmen 4-6 disebut pleuron.
Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih besar, sedangkan posterior
(ujung belakang) sempit. Otot abdomen berupa struktur otot lurik yang berfungsi
membantu pergerakan udang.
- Ada 5 pasang kaki renang (pleopoda) yang melekat pada segmen 1 -5.
Alat gerak berupa kaki renang/pleopod (satu pasang antar ruas pada
abdomen) dan berfungsi untuk berenang, kemoreseptor, merangkak atau
‘menempel’ di dasar perairan. Pada udang betina, kaki renang juga
berfungsi untuk menyimpan telur dan membawa anaknya.
- Ekor pada segmen terakhir udang yang tersambung oleh uropod dan
telson. Ekor ini berfungsi sebagai pengontrol arah saat berenang.
- Telson, berfungsi sebagai pembantu gerak dan keseimbangan.
- Uropod, berfungsi sebagai alat kemudi saat berenang.
- Organ dalam yang bisa diamati adalah usus (intestine) yang bermuara
pada anus dan terletak pada ujung segmen/ruas keenam.
3. Eksoskeleton
Eksoskeleton merupakan bagian terluar anatomi tubuh udang yang berfungsi
melindungi dan sebagai penyokong. Eksoskeleton udang berupa lapisan kutikula.
Kutikula memiliki beberapa lapisan, berupa kitin non seluler yang diperkuat oleh
material kalsium. Kutikula berasal dari jaringan epidermal dan dilubrikasi oleh mucus
kelenjar tegmental. Kutikula teridiri dari :
- Epikutikula (tidak berkitin, kalsium, dan melanin)
- Eksokutikula (berkitin, kalsium, dan melanin)
- Endokutikula (berkitin dan kalsium tinggi)
- Kitin dalam dan lapisan protein (tidak berkalsium)
Di bawah kutikula terdapat hipodermis atau “kulit” udang yang akan
membentuk eksoskeleton baru dan menggantikan kutikula yang lama. Proses tersebut
disebut dengan molting.
Struktur tubuh udang beruas atau bersegmen yang terdiri atas sefalotoraks (bagian
kepala dan dada bersatu) dan perut (abdomen). Pada bagian ujung depan (anterior) tubuh udang
lebih besar dan lebar dibandingkan dengan bagian ujung belakang (posterior) yang lebih
sempit. Pada bagian perut terdiri atas 6 segmen dan perluasan segmen paling akhir disebut
dengan telson.
Pada bagian kepala udang terdapat beberapa alat atau organ lain yaitu:
1. Terdapat 2 pasang antena yaitu antena dan antenula yang berfungsi sebagai alat
indera.
2. Terdapat sepasang mandibula yang berfungsi untuk mengigit atau mengunyah
makanan serta mengalirkan air.
3. Terdapat sepasang maksilla (rahang).
4. Terdapat sepasang maksilliped.
Fungsi dari maksilla dan maksiliped ialah sebagai penyaring makanan dan untuk
menghantarkan makanan hingga masuk ke mulut. Alat gerak udang berupa kaki yaitu yang
terdapat di abdomen, tiap ruas abdomen terdapat sepasang kaki yang kecil. Fungsi dari kaki
ialah untuk berenang, menempel dan untuk merangkak di dasar perairan.
Bagian kaki udang atau alat geraknya terdiri dari :
1. Chilepes, merupakan kaki paling depan, kaki terbesar dan pada bagian ujung
berbentuk chela (capit) yang berfungsi untuk menyerang, alat peraba dan untuk
bertahan.
2. 4 pasang kaki yang berfungsi untuk bergerak, membersihkan tubuh dan
memegang makanan.
3. Extremitas pada perut yang berfungsi dalam membantu fertilisasi,
menimbulkan aliran air, dan memelihara telur dan anak-anaknya.
4. Extremitas terakhir yang dinamakan uropodium dengan telson, fungsinya ialah
untuk berenang dengan cara mundur.
Udang merupakan salah satu bahan pangan yang termasuk kedalam golongan seafood
atau makanan laut. Sama halnya dengan makanan laut lainnya udang mudah membusuk dan
apabila kita mengkonsumsi udang yang sudah busuk dapat menyebabkan terjadinya keracunan
makanan karena terdapat bakteri patogen yang berbahaya seperti Vibrio chloreae yang dapat
menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan. Oleh karena itu perlu diperhatikan pemilihan
udang yang masih segar serta layak dikonsumsi sebelum diolah. Adapun ciri-ciri udang segar
sebagai berikut :
1. Tekstur
Tekstur udang segar jika ditekan akan bertekstur sedikit keras, apabila udang
memiliki tekstur yang lembek atau lunak menandakan bahwa udang telah berada
lama di suhu ruang dan dapat berpotensi timbulnya bakteri patogen.
2. Kepala Udang
Udang yang masih segar cenderung masih memiliki bagian tubuh dan kepala yang
utuh. Apabila kepala udang telah terlepas dari bagian badannya kemungkinan besar
udang tidak segar.
3. Warna
Udang segar memiliki warna keabu-abuan dan baru akan memerah saat telah
melewati proses pemasakan. Apabila udang memintah memiliki warna yang
kemerahan hal tersebut menandakan udang tidak segar karena telah terlalu lama
berada di suhu ruang atau terpapar panas yang menyebabkan mengurainya rantai
protein yang disebut dengan cristacyanin di exoxkeleton atau kerangka (cangkang)
luarnya yang menyebabkan pelepasan pigmen karotenoid bernama astaxanthin pada
cangkang udang.
4. Aroma
Aroma dari udang segar cenderung tidak menyengat.
2. Sistem Saraf
Saraf pusat udang disebut dengan tangga tali. Dimana kumpulan sel saraf
(ganglion) otaknya saling terhubung dengan alat inderanya yakni alat peraba
(antena), alat keseimbangan (statocyst), dan facet (mata majemuk) yang bertangkai.
Mata majemuk pada udang merupakan alat indera yang tumbuh dan
berkembang dengan baik. Mata majemuk terdiri dari beberapa bagian yang disebut
dengan facet. Pada setiap facet adalah satu kesatuan dari indera penglihatan yang
dinamakan dengan ommatidium. Pada ommatidium juga terdiri dari beberapa organ
pelengkap yaitu kornea, 2 sel pembentuk kornea yang disebut dengan sel kornea
gel, konus kristalinalus, serabut saraf dan 2 sel retinula. Jumlah dari satu mata
majemuk terdiri dari ± 2.500 ommatidium.
Sistem peredaran darah pada udang yaitu jantung akan memompa darah ke
seluruh tubuh ydang melalui arteri dan darah kembali lagi ke jantung melalui
insang. Pada insang akan terjadi proses pertukaran antara O 2 (oksigen) dengan
CO2 (karbon dioksida). Fungsi darah dalam tubuh adalah untuk mengedarkan zat
makanan, O2, CO2 dan untuk mengangkut urea hingga ke alat ekskresi.
4. Sistem Pernapasan
Udang memiliki alat pernapasan berupa insang. Tetapi berbeda dengan jenis
udang yang tubuhnya sangat kecil, seluruh permukaan tubuh akan digunakan
sebagai alat bantu untuk pernapasannya.
5. Sistem Perkembangbiakan
Udang memiliki sistem perkembangbiakan yang bersifat gonokoris yaitu
kelamin betina dan jantan terpisah pada individu yang berbeda. Pada betina alat
kelaminnya terdapat pada bagian pasangan kaki ketiganya. Sementara pada jantan
alat kelaminnya terdapat pada bagian pasangan kaki kelima.
Fertilisasi di luar tubuh (eksternal). Telur yang dihasilkan oleh udang akan
disimpan pada ekstremitas (alat gerak) abdomen dan akan menetas setalah berusia
5-8 minggu. Kemudian larva yang terbentuk akan mengalami ekdisis
(perubahan/pergantian bagian atau organ tubuh) pada kulitnya beberapa kali sampai
menjadi udang dewasa.
Pada udang dewasa proses ekdisis terjadi 2 kali setahun, sementara pada
udang muda proses ekdisis terjadi 2 minggu sekali. Udang juga mampu melakukan
proses autotomi (proses pemutusan pada sebagian anggota tubuhnya).
.
6. Daya Regenerasi
Pada udang daya regenerasi yang terjadi pada organ-organ tertentu dan
berjalan secara lambat. Dimana kulit yang baru (kulit yang lunak) akan muncul
ketika terjadi ekdisis saat pertumbuhan awal, lalu berangsur-angsur akan menjadi
kulit yang keras karena garam kalsium karbonat bertambah pada kulit tersebut.
Setelah menjadi kulit yang keras maka udang hampir tidak akan mengalami
pertumbuhan lagi.
2. Pemotongan Kepala
Proses ini hanya dilakukan terhadap udang yang berasal dari pelelangan pasar ikan
dan dari hasil penangkapan kapal. Pembuangan ini dilakukan secara manual (dengan
tangan). Penyusutan berat yang diakibatkan oleh proses ini untuk tiap – tiap jenis udang
berbeda. Pada udang yang kecil prosentase berat kepalanya lebih besar. Udang jerbung
penyusutannya 30 - 32%, udang windu 32%, udang dogol 35%, udang sudu 40%.
Pemotongan kepala dilakukan hanya untuk produk udang beku Head off dan
Peeled. Untuk produk udang beku Head on tidak dilakukan. Dalam pemotongan tidak
menggunakan alat namun diusahakan rapi. Genjer tidak boleh terlalu panjang atau terlalu
pendek, agar penampilan lebih menarik. Genjer adalah daging yang mengantung dibagian
depan bekas pemotongan kepala, yang tertinggal pada tahap pemotongan kepala.
Cara pemotongan kepala dilakukan dengan menjepit udang diantara ibu jari dan jari
lainnya, lalu kepala diputuskan (potongan mulai batas kelopak penutup kepala pada batas
leher), sehingga kotorannya dapat keluar dari tubuh udang. Harus diusahakan sedikit
mungkin daging ikut terbuang bersama kepala.
3. Pencucian Tahap II
7. Pembekuan
Pembekuan ini dilakukan dengan dua cara yaitu dengan air blast freezer yang
mempunyai kapasitas sekitar 10ton dengan waktu pembekuan 10 sampai 15 jam, dan
contact plate freezer yang kapasitasnya 400 kg dengan waktu pembekuan 4 jam. Suhu pada
saat akhir pembekuan – 34 sampai – 36 ºC Setelah disortasi kemudian diatur dalam wadah
yang kedap air dengan berat tertentu, kemudian diberi air sampai semua udang terendam,
lalu dibekukan dalam ruang pembekuan pada suhu antara minus 45ºC dan minus 35 ºC.
8. Glazing
Udang segera di glazing dengan tujuan menambah lapisan es untuk mencegah
pengeringan pada permukaan produk (dehidrasi) dan oksidasi selama penyimpanan dan
distribusi. Glazing dilakukan dengan mencelupkan balok–balok udang dalam air yang
tercampur dengan hancuran es, yang suhunya sekitar – 1 sampai 2 ºC.
9. Pembungkusan
Setelah glazing, balok–balok udang itu kemudian dimasukkan ke dalam kantong
plastik polyethylene (sebagai wadah primer), kemudian dimasukkan dalam inner carton
sebagai wadah sekunder dan diberi tanda pada bagian luar inner carton sesuai dengan jenis
dan ukuran udang, inner carton yang terbuat dari karton berlapis lilin. Lapisan lilin ini
berguna untuk mencegah penguapan air produk selama penyimpanan.
10. Pengepakan
Setelah dilakukan pembungkusan selanjutnya dimasukkan ke dalam master carton
(wadah tertier) sesuai dengan jenis dan ukuran udang. Setelah itu master carton ditutup
dengan kertas berperekat, lalu diikat dengan tali plastik tahan karat dan disambung dengan
metal plate Pengepakan menggunakan master carton dimana setiap master carton berisi
enam inner carton. Penggunaan inner carton hanya dilakukan untuk udang beku segar mutu
I (first grade). Sedangkan untuk udang lainnya hanya menggunakan kantong plastik lain
dan di press lagi setelah diberi etiket yang menunjukan ukuran udang. Master carton dibuat
dari karton yang tidak berlapis lilin setelah pengepakan ini maka master carton disusun
berdasarkan ukuran dan jenisnya, kemudian siap untuk disimpan dalam ruang pendingin
untuk siap diekspor.
Setelah pembekuan udang kemasan blok dikeluarkan dari freezing room, lalu
dicelupkan ke dalam bak fiber glass yang berisi air untuk melepaskan balok udang dari pan
pembeku serta menggelas (glazing). Kemudian permukaan es diperiksa rata atau tidak. Bila
permukaan es tidak rata, maka dilakukan penyerutan dan bila ada udang yang tidak
seluruhnya tertutup es, maka udang tersebut dikembalikan ke dalam pan pembeku dan
ditambah air, kemudian dibekukan kembali.
Balok–balok udang tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik poly
ethylen (sebagai wadah primer), lalu dimasukkan ke dalam inner carton sebagai wadah
sekunder dan diberi tanda pada bagian luar inner carton sesuai sesu ai dengan jenis dan
ukuran udang. Selanjutnya dimasukkan ke dalam master carton (wadah tertier) sesuai
dengan jenis dan ukuran udang. Setelah itu master carton ditutup dengan kertas berperekat,
lalu diikat dengan tali plastik tahan karat dan disambung dengan metal plate. Setelah itu
master carton tersebut ditumpuk berdasarkan ukuran dan jenisnya, kemudian siap untuk
disimpan.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, Udang merupakan salah satu
bahan pangan yang termasuk kedalam golongan seafood atau makanan laut. Udang memiliki
keunggulan sebagai sumber makanan yang memiliki kandungan protein tinggi. Udang
memiliki berbagai jenis seperti udang windu, udang vannamei, udang jerbung, udang dogol,
udang mantis, dan udang kipas yang termasuk jenis udang air laut. Sedangkan, yang termasuk
kedalam jenis udang air tawar yakni, Udang Galah, Udang lar, Udang Palemon Merah, Udang
Muara, Udang Ragang, Udang Palemon Bening, dan Udang beras, yang memiliki morfologi
serta ciri-ciri yang berbeda disetiap jenisnya. Selain itu, Udang juga biasanya diolah menjadi
berbagai macam olahan yang menarik dan mempunyai cita rasa yang khas, dan banyak
digemari oleh masyarakat umum.
DAFTAR PUSTAKA