BIDANG KEGIATAN
Diusulkan oleh :
Noval Wahyu Adi 1710511004 / 2017
Ni Luh Gde Amritasya Mutiara 1910511010 / 2019
UNIVERSITAS UDAYANA
BADUNG
2019
ii
Menyetujui
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Ketua Pelaksana Kegiatan,
Informasi,
(Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, M.S) (Dr. Ir. Luh Putu Wriasti, M.P.)
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL………………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. v
BAB 1. PENDAHULUAN………………………………………………. 1
BAB 2. GAGASAN………………………………………………………... 2
2.1 Kondisi Kekinian………………………………………………… 2
2.2 Solusi Yang Pernah Ditawarkan.……………………………….... 2
BAB 3. KESIMPULAN…………………………………………………. 3
3.1 Gagasan Yang Diajukan…………………………………………. 3
3.2 Teknik Implementasi…………………………………………….. 3
3.3 Prediksi Hasil…………………………………………………….. 3
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 4
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………… 5
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buah – buahan merupakan salah satu bahan pangan yang mudah mengalami
kerusakan. Kerusakan pada buah – buahan umumnya disebabkan oleh beberapa
factor, salah satunya adalah akibat dari proses respirasi pada buah tersebut.
Proses respirasi sendiri ini adalah proses alamiah yang merupakan proses pada
kemasakan buah yang terjadi pada produk pangan. Namun proses respirasi yang
tidak dikehendaki dan tidak terkontrol akan mempercepat proses kerusakan pada
bahan pangan. Produk pangan yang proses respirasinya tidak terkontrol
umumnya hanya dapat bertahan dalam waktu tidak sampai seminggu. Beberapa
indicator kerusakan oleh proses respirasi yang tidak terkontrol adalah penyusutan
bobot, perubahan kekerasan, perubahan warna, total padatan terlarut, total asam
dan karakteristik organoleptic.
Edible coating merupakan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan pada
bahan pangan, Fungsi dari edible coating ini adalah untuk mengontrol proses
respirasi pada produk dan melindungi produk dari cemaran dari luar. Edible
coating umumnya digunakan diberbagai produk buah – buahan yang biasanya
memerlukan waktu yang lama dalam proses pendistribusiannya. Buah – buahan
yang dilapisi dengan edible coating ini bisa awet sampai berminggu – minggu
hingga berbulan – bulan. Namun mirisnya adalah edible coating yang biasanya
digunakan dipasaran saat ini menggunakan edible coating yang terbuat dari
bahan – bahan kimia yang tidak baik jika masuk ke dalam tubuh manusia.
Apalagi jika dikonsumsi rutin setiap hari dengan dampak dari masuknya bahan
kimia ini ke dalam tubuh salah satunya adalah kanker.
Bengkoang dikenal sebagai umbi putih yang bisa dikonsumsi, dan biasanya
dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik. Pemanfaatannya yang begitu terbatas
membuat bengkoang menjadi komoditi bahan pangan yang mempunyai harga
yang murah. Padahal didalam bengkoang terdapat senyawa – senyawa yang
sangat baik bagi kesehatan, senyawa antioksidan, senyawa antimikroba dan
antiradang terdapat didalam produk bengkoang ini. Selain itu, didalam produk
bengkoang juga terdapat senyawa seperti, pektin dan pati yang nantinya dapat
2
1.3 Manfaat
BAB 2
GAGASAN
2.1 Kondisi Kekinian
Permintaan terhadap komoditi – komoditi produk segar seperti, buah dan
sayur – sayuran saat ini semakin tinggi permintannya. Hal ini membuat para
produsen produk – produk segar berlomba – lomba untuk menjual produknya secara
massive ke masyarakat. Bahkan produk – produk pangan segar dari Amerika dan
Chinapun sangat mudah ditemui dipasar – pasar yang ada di Indonesia. Produk –
produk yang dikirim dari negara – negara untuk keperluan ekspor umumnya
menggunakan lapisan edible coating untuk menjaga kesegaran produknya. Bisa
dibayangkan proses distribusi memerlukan waktu berminggu – minggu untuk sampai
ke tangan konsumen dengan kondisi buah yang tetap segar.
Perkembangan industry edible coating saat ini sudah mulai mengalami
peningkatan dan kemajuan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
produk – produk buah – buahan yang memanfaatkan edible coating sebagai upaya
memperpanjang masa simpannya. Selain itu, edible coating pada buah dan sayuran
berprospek untuk dapat memperbaiki kualitas tampilan dan umur simpan buah atau
sayuran (Balwin dkk, 2012). Edible coating yang banyak beredar dipasaran saat ini
adalah edible coating sintetik yang umumnya menggunakan senyawa lilin (wax).
Penggunaan lilin sebagai bahan dasar edible coating tentunya berbahaya jika
dikonsumsi dalam jumlah yang besar atau secara rutin akan berdampak berbahaya
bagi kesehatan tubuh.
Padahal banyak sekali komoditi – komoditi alami yang dapat digunakan dan
berpotensi sebagai bahan pembuatan edible coating. Salah satunya adalah komoditi
bengkoang. Bengkoang saat ini kurang populer pemanfaatannya dimasyarakat yang
4
membuat nilai ekonomi dari bengkoang ini sangat rendah. Bengkoang merupakan
suatu umbi – umbian yang berpotensi dapat menjadi bahan pembuatan edible
coating. Kandungan pati dan sifat – sifat umbi – umbian yang dibawanya
menguatkan alasan kenapa bengkoang bisa dijadikan bahan pembuatan edible
coating.
Kondisi ini menimbulkan situasi yang membuat para konsumen tidak
nyaman dalam membeli produk – produk yang mengandung edible coating. Karena
pada dasarnya edible coating diperlukan dalam proses pengawetan produk – produk
pangan segar. Selain dapat merugikan konsumen, penggunaan edible coating sintetis
ini lama – lama akan merugikan produsen produk pangan segar. Hal ini dikarenakan
masyarakat saat ini sudah cerdas, mereka cenderung enggan memilih produk yang
mempunyai lapisan lilin dipermukaannya. Sehingga tidak ditemukan match antara
produsen dan konsumen pada hal ini.
Oleh karena itu, perlu diperlukan suatu inovasi untuk membuat suatu edible
coating yang bervariasi, praktis, murah, aplikatif dan kuat untuk melindungi produk.
Nantinya inovasi produk ini akan menguntungkan bagi para produsen dan juga akan
memberikan rasa nyaman bahkan dapat memberikan efek fisiologi yang baik pada
konsumen yang membeli produk pangan tersebut.
2.2 Solusi Yang Pernah Ditawarkan
Penambahan zat – zat antimikroba seperti asam – asam organic, bakteriosin, enzim
alcohol dan asam lemak. Penambahan bahan organic seperti oregano, rosemary dan
minyak bawang putih ke dalam edible coating untuk mencegah pertumbuhan
mikroba telah diteliti oleh Pranoto et al.
2.3 Gagasan yang diajukan
Produsen edible coating ini tentu saja akan membantu dalam proses produksi edible
coating bengkoang ini secara massive ke masyarakat dengan cara menjualnya.
Sehingga dampak dari inovasi produk ini dapat segera dirasakan dan dimanfaatkan
oleh masyarakat
2.5 Langkah – langkah strategis untuk mengimplementasikan gagasan
6
Langkah strategis perlu direncanakan dengan matang agar gagasan ini dapat
direalisasikan dengan baik, yaitu dengan cara :
Tahap 1. Melakukan diskusi dan bimbingan dengan pihak dosen agar mendapatkan
saran dan masukkan
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Gagasan yang diajukan
Edible coating bengkoang merupakan salah satu inovasi produk dari
komoditi bengkoang dalam upaya diversifikasi produk dan mengatasi masalah edible
coating sintetis yang menjadi keresahan dimasyarakat. Modifikasi yang akan
dilakukan dalam produk ini adalah dengan menambahkan komponen lipida agar
memperbaiki karakteristik dari edible coating yang akan dibuat, meniadakan
tambahan zat antimikroba karena akan merusak flavor dari produk yang dikemas dan
proses produksinya harus dilakukan dengan hati – hati karena didalam bengkoang
terdapat senyawa – senyawa bioaktif yang dapat bertindak sebagai antimikroba,
antioksidan dan pewarna alami. Sehingga nanti diharapkan dapat mengatasi masalah
yang ada pada produsen produk – produk sayur dan buah – buahan segar serta pada
konsumen. Sehingga terdapat match antara apa yang dihasilkan produsen dan
permintaan dari konsumen.
3.2 Teknik Implementasi
DAFTAR PUSTAKA
Pranoto, Y., V.M. Salokhe, and S.K. Rakshit. 2005. Physical and antibacterial
properties of alginate-based edible film incorporated with garlic oil. J. Food
Res. Intl. 38: 267−272
Winarti, C., Miskiyah dan Widianingrum. 2012. Teknologi Produksi dan Aplikasi
Pengembas edible Antimikroba Berbasis Pati. J. Litbang Pert. Vol. 31
No. 03 September 2012 : 85 – 93
Pangesti D., Y dkk. 2014. Kajian Sifat Fisikokimia Tepung Bengkuang (Pachyrizus
erosus) Dimodifikasi Secara Heat Moisture Treatment (HMT) Dengan Variasi
Suhu. Jurnal Teknosains Pangan Vol 3 No. 3 : 72 – 77
Kusumawati, dkk. 2013. Karakteristik Fisik dan Kimia Edible Film Pati Jagung yang
Diinkoporasi Dengan Perasan Temu Hitam. Jurnal Pangan dan Agroindustri
Vol. 1 No. 1 p. 90 – 100
9
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Noval Wahyu Adi
gelar)
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan
4 NIM/NIDN 1710511004
6 E-mail Novalwadi@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Jurusan - - -
2 -
3 -
10
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
diijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM – GT.
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Ni Luh Gde Amritasya Mutiara
gelar)
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan
4 NIM/NIDN 1910511010
6 E-mail niluhgdeamritasya.sdjcell@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Jurusan - - -
2 -
3 -
1 -
2 -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
diijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM – GT.
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Apriani Kartini Hari
gelar)
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan
4 NIM/NIDN 1910511019
6 E-mail Kartinihari2100@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Jurusan - - -
2 -
3 -
2 -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
diijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM – GT.
Denpasar, 22 september 2019
Anggota
Lampiran 1. Lanjutan
1. Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan
gelar)
2 Jenis Kelamin L/P
3 Program Studi
4 NIM/NIDN
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 S-3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
Badung, 27 Oktober 2016
Pembimbing
Alokasi
Program Bidang Uraian
No Nama/NIM Waktu
Studi Ilmu Tugas
(jam/minggu)
1
3
16
Laman www.unud.ac.id
Anggota
Nama :Ni Luh Gde Amritasya
Mutiara
NIM : 1910511010
Program Studi :Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas :Teknologi Pertanian
Anggota
Nama : Apriani Kartini Hari
NIM : 1910511019
Program Studi : Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas : Teknologi Pertanian
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM- GT kami dengan judul