Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAHAN AJAR IKHTIOLOGI


PENDAHULUAN
(PERTEMUAN PERTAMA)

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN


UNIVERSITAS HASANUDDDIN
MAKASSAR
2015
PERTEMUAN PERTAMA

I. Pendahuluan

1.1. Cakupan atau Ruang Lingkup Materi Pembelajaran


1. Pengertian dan ruang lingkup
2. Nomenklatural
3. Kedudukan ikan dalam dunia hewan

1.2. Sasaran Pembelajaran


Mampu menjelaskan pengertian dan ruang lingkup iktiologi,
nomenklatur, kedudukan ikan dalam dunia hewan serta jumlah spesies ikan
di dunia

1.3. Perilaku Awal Mahasiswa


Memahami prinsip biologi dasar, dan vertebrata air (ikan)

1.4. Manfaat
Jika pengertian, ruang lingkup dan pentingnya mempelajari ikhtiologi maka
mahasiswa akan lebih mudah mengikuti dan memahami materi berikutnya

1.5. Urutan Pembahasan


Pada pertemuan pertama ini akan dibahas secara berurutan tentang :
1. Pendahuluan
2. Pengertian dan ruang lingkup ikhtiologi
3. Nomenklatural
4. Kedudukan ikan dalam dunia hewan

1.6. Petunjuk Belajar


Mahasiswa tidak sekedar menghafal materi yang diberikan, tetapi perlu
dipahami dengan cara menyimak materi dengan membaca dan mendalami
maknanya.

II. Penyajian
2
2.1. Uraian
2.1.1. Pendahuluan
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai
tulang belakang, insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung atas
air sebagai medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki
kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk
menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau
gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Istilah Ikhtiologi berasal dari
Ichthyologia (bahasa Latin: Yunani) dimana perkataan Ichthys artinya ikan
dan logos artinya ajaran. Sehingga Ikhtiologi diartikan sebagai salah satu
cabang ilmu biologi (zoologi) yang mempelajari khusus tentang ikan beserta
segala aspek kehidupan yang dimilikinya. Oleh para Ikhtiologis IKAN
didefinisikan secara umum yaitu binatang vertebrata yang berdarah dingin
(poikilotherm), hidup dalam lingkungan air, umumnya bernapas dengan
insang, pergerakan dan keseimbangan badannya terutama menggunakan
sirip.

2.1.2. Ruang lingkup ikhtilogi


Keuntungan mempelajari ikhtiologi hampir tak terbatas, orang-orang
yang mempelajari ilmu ini adalah para ahli ikan profesional maupun yang
bukan. Banyak kontribusi tentang ikan yang datang dari para ahli filsafat,
pemuka agama, dokter, nelayan dan para penggemar hewan air. Keuntungan
dalam penelitian juga tidak terhingga dimana aspek tentang ikan, lebih
banyak yang belum diketahui dari pada yang sudah diketahui. Tidak banyak
yang memilih profesi pengajar pada bidang ikhtiologi ini, mereka yang terjun
di bidang ini adalah orang yang memiliki rasa tanggungjawab untuk belajar
dan mengajar tentang ikan. Di bidang ilmu ini peluang untuk bekerja
mengembangkan kepedulian terhadap ikan serta belajar dari koleksi
museum-museum cukup besar. Tugas-tugas orang yang bekerja di museum
meliputi, pengembangan ilmu pengetahuan, studi sejarah, pengadaan koleksi
baru, pengawasan terhadap koleksi museum, penerbitan karya ilmiah dan
lain-lain. Perusahaan-perusahaan perikanan besar, manajemen perikanan
profesional, pembudidayaan, penjualan ikan, permainan, ornamen, dan ikan
umpan memberikan peluang usaha yang besar, baik yang didapati dari
3
pelatihan maupun secara langsung dalam mempelajari ikhtiologi. Pekerjaan
seperti ini paling tidak memerlukan kemampuan seperti megister atau
sederajat.

2.1.3. Nomenkltural
Istilah nomenklatur berasal dari bahasa Latin yaitu Nomenklatural yang
berarti tata nama atau penamaan. Pengertian nomenklatur sering disamakan
artinya dengan klasifikasi. Nomenklatur adalah penamaan yang merupakan
alat untuk melakukan komunikasi antara para ahli biologi, sedangkan
Klasifikasi adalah suatu hal yang berhubungan dengan materi biologi. Agar
nomenklatur dapat dipakai secara meluas, maka penerapan harus pula
secara luas, oleh sebab itu nomenklatur (utamanya nama ilmiah) harus
mempunyai kata-kata dan arti yang sama atau hakekatnya stabil dan
seragam.

a. Valid Scientific name atau Scientific name

Nama ilmiah dari suatu binatang dan nama ilmiah ini merupakan nama
yang syah atau diakui. Selain nama yang diakui, ada pula nama ilmiah yang
lainnya nama tidak syah atau tidak diakui yang biasa disebut nama
“Synonyms” atau nama persamaan untuk suatu jenis binatang atau ikan

Sistem penamaan atau nomenclature modern yang telah dirintis oleh


Linnaeus dengan menggunakan system “binomial” atau system nama dengan
memakai dua kata. Kata pertama ditunjukkan untuk nama genus (jamaknya
genera) yang berarti menunjukkan sifat-sifat umum dari binatang tersebut,
dimana kata tersebut diawali dengan huruf besar, misalnya: Trichiurus,
Demissolinea, Alepes, Epinephelus, Cromileptes, Pterois. dsb. Kata kedua
untuk tujuan nama spesies, hal ini menunjukkan sifat yang khusus dari
binatang tersebut dan ditulis dengan huruf awal kecil, misalnya: Trichiurus
nickolensis, Demissolinea novaeguineensis, Alepes djedaba, Epinephelus
rivulatus, Cromileptes altivelis, Pterois miles dsb. Menulis atau mencetak
nama genus dan species selalu dibedakan dengan kata lainnya. Bila dicetak
harus memakai huruf miring (italic) dan jika ditulis tangan atau diketik untuk

4
membedakannya harus diberi garis bawah, yang hanya digaris bawah pada
nama genus dan spesies dan jika ada sub-spesies atau varietas.
Dalam perkembangan nomenklatur, maka system binomial mungkin
saja berkembang menjadi system “trinial” yaitu system nama tiga kata untuk
menunjukkan nama sub-spesies atau varietas bila ditemukan sifat khusus lagi
dari sifat spesies. Sebagai contoh nama ilmiah ikan lajur, Trichiurus lepturus
japonicus Linn. Biasanya di belakang nama ilmiah dari suatu binatang
dicantumkan pula nama “author”. Nama tersebut dikenal sebagai “autority
name” nama tersebut dicantumkan bukanlah suatu hadiah, melainkan nama
orang yang bertanggungjawab dan merupakan keterangan tambahan untuk
tempat deskripsi asli binatang yang diusulkannya. Biasanya nama author
tersebut tidak disingkat, tetapi ditulis lengkap, kecuali bagi nama author yang
sudah terkenal atau mempunyai ketentuan lain untuk mempermudah
penulisan saja. Misalnnya salah satu author yang terkenal seperti Linnaeus,
nama ini sering disingkat dengan “L” atau “Linn” . seperti yang terdapat di
belakang nama ilmiah ikan lajur Trichiurus lepturus Linn. atau Trichiurus
lepturus L. Bila terdapat seorang author yang menerangkan satu spesies
baru, kemudian menghubungkan kepada genus yang salah, atau apabila
genus yang yang dimaksud telah di pecah menjadi beberapa genera
sehingga keadaan spesies semula berada pada genus baru, maka nama
author dari spesies tersebut diberi tanda kurung “( )” misalnya ikan yang
semula bernama Caranx praeustus Bennett, 1830, tetapi kemudian genus
Caranx telah dipecah menjadi beberapa genera diantaranya genus
Carangoides yang mempunyai spesies ikan tadi, maka nama ikan itu
sekarang menjadi Carangoides praeustus (Bennett, 1830).
Pada bagian belakang dari nama genus atau genera sering pula ditulis
suatu singkatan sp. atau spp. Misalnya Trichiurus sp. atau Chaetodon spp.
Singkatan sp. artinya jika satu jenis binatang belum diketahui
jenis/spesiesnya dengan tepat atau analisanya belum lengkap. Selain itu
sering ditemukan dibelakang nama speises ditulis singkatan n.sp. yaitu
singkatan “new species ”, yang berarti jenis ikan yang baru diketemukan,
misalnya Trichiurus nickolensis n.sp.

b. Standard common name atau Common name


5
Nama umum yang lazim dipergunakan untuk nama suatu binatang
atau ikan. Biasanya setiap negara mempunyai nama-nama umum tersendiri
untuk suatu binatang atau ikan. Nama tersebut biasanya tergantung dari
bahasa nasional suatu negara. Namun nama-nama umum tersebut biasanya
berlaku bagi seluruh dunia, terutama nama-nama umum suatu binatang atau
ikan yang mempergunakan bahasa Inggris, Amerika, Australia, Prancis,
Jerman, Kanada, Hawai, dan sebagainya.

c. Vernacular name atau Local common name

Nama daerah atau daerah untuk suatu binatang atau ikan. Umumnya
nama local suatu binatang atau ikan pada suatu daerah sangat bervariasi,
tergantung dari banyaknya variasi bahasa asli (bahasa daerah) yang terdapat
dalam suatu Negara

2.1.4. Kedudukan ikan dalam dunia Hewan


Dalam keluarga hewan bertulang belakang/ vertebrata, ikan menempati
jumlah terbesar, hingga sekarang terdapat sekitar 25.000 species yang
tercatat, walaupun perkiraannya ada pada kisaran 40.000 spesies, yang
terdiri dari 483 famili dan 57 ordo.
Jenis-jenis ikan ini sebagian besar tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58%
(13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis
ikan yang lebih besar di perairan laut, dapat dimengerti karena hampir 70%
permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1% merupakan
perairan tawar. Ini sangat kontras jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah
spesies burung yakni 9000 spesies, mamalia 4000 (manusia termasuk di
dalamnya), reptile 5800, dan amphibi 3500 spesies. Mereka bukan hanya
dibedakan oleh jumlah spesies yang beragam, tetapi juga berbeda dalam
berbagai ukuran dan bentuk. Mulai dari ikan yang berukuran kecil yang
disebut Percid dari Amerika (Etheostoma microperca) yang dewasa secara
seksual pada ukuran 27 mm. Di samping itu ada juga jenis goby dari Pasifik
(Eviota) yang bertelur pada ukuran kurang dari 15 mm. Ada pula yang
berukuran raksasa seperti Hiu (Rhincodon) yang dapat mencapai panjang 21
meter dengan berat 25 ton atau lebih. Kebanyakan ikan berbentuk terpedo,
6
walaupun beberapa diantaranya berbentuk flat dan bentuk lainnya. Terdapat
113.000 km3 per spesies ikan laut, dan hanya 15 km 3 bagi setiap spesies ikan
air tawar, atau ruang yang tersedia bagi spesies ikan laut 7.500 kali lipat
dibandingkan ikan air tawar. Bila yang diperhitungkan hanya ikan yang
tinggal di perairan pantai sampai batas paparan benua (sampai kedalaman
200 meter), maka spesies ikan ini lebih tinggi 20 kali lipat (290 km 3
berbanding 15 km3).

2.1. Lingkup penghiliran/penerapan

Pemahaman secara komprehensif tentang ruang lingkup dan manfaat


mempelajari ikhtiologi akan memudahkan mahasiswa untuk memahami
tentang pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan.

2.2. Latihan
Diskusikan tentang ruang lingkup ikhtiologi dan pentingnya
mempelajari ikhtiologi.

2.3. Tugas mandiri


Baca buku Burhanuddin A.I. 2014. Ikhtiologi, Ikan dan Segala Aspek
Kehidupannya

III. Penutup

3.1. Rangkuman
Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu oleh
manusia dan kebutuhan akan informasi untuk kepentingan perdagangan dan
industri ataupun pariwisata. Sejak berabad-abad sebelum masehi bangsa
China telah berusaha untuk mengetahui tentang ikan dan cukup sukses
menyebarluaskannya, begitu juga dengan Mesir kuno, Yunani dan Romawi
berhasil merekam variasi, kebiasaan, serta kualitas dari berbagai jenis ikan.
Manfaat mempelajari ikhtiologi hampir tak terbatas, orang-orang yang
mempelajari ilmu ini adalah para ahli ikan profesional maupun yang bukan.

7
Banyak kontribusi tentang ikan yang datang dari para ahli filsafat, pemuka
agama, dokter, nelayan dan para penggemar hewan air.

3.2. Soal tes formatif


Mahasiswa mengetahui pengertian dan dan ruang lingkup ikhtiologi serta
manfaat mempelajari ikan dan segala aspek kehidupannya.

3.3. Umpan balik, atau Tindak Lanjut


Tanggapan terhadap hasil diskusikan mengenai pengertian, ruang lingkup
dan pentingya mempelajari ikhtiologi.

3.4. Daftar Pustaka


Burhanuddin A.I. 2014. Ikhtiologi, Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya.
Deepublish. Yogyakarta.
Hubbs CL, Lagler KF. 1958. Fishes of the Great Lakes region. Bull Cranbrook
Inst Sci 26: 1-213

Anda mungkin juga menyukai