Anda di halaman 1dari 33

Persentase spesies hewan menurut

Nelson (2006)

Pisces 48,1%,

Mammalia (10,8%)
Aves (20,7%)

Reptilia (14,4%) Amphibia (6,0%)


 Berdasarkan sejarah, ikan dikenal beberapa ribu
SM. Orang mesir mengenalnya sedikitnya 2500
tahun SM.
 Dari fosil yang ditemukan keberadaan ikan tertua di
bumi 470 juta tahun yang lalu.
 Ikan dikenal sebagai bahan makanan
 Ikan ditangkap dengan berbagai macam alat sesuai
dengan jamannya.
 Alat tangkap berkembang bersamaan dengan
peningkatan cara berpikir manusia
 Selanjutnya manusia tidak hanya berburu
tetapi juga membudidayakan ikan .
 Awalnya hanya membesarkan benih dari
alam, lalu mengembangbiakannya .
 Kegiatan budi daya menyangkut banyak
hal yang perlu diperhatikan antara lain
benih, makanan, penyakit, kualitas air
sebagai media tempat hidup ikan dll.
 Perkembangan pesat akan kebutuhan manusia
terhadap protein hewani mendorong peningkatan
teknologi penangkapan dan budi daya.
 Konsekuensinya banyak masalah yang saling terkait
di dalamnya antara lain: penurunan kualitas
lingkungan perairan, tangkap lebih, dsb.
 Iktiology merupakan salah satu pilar utama dalam
bidang perikanan.
 Ikhtiology
Bahasa Yunani Ikhtyos =
ikan Logos = ilmu.

Ikhtiology = ilmu
pengetahuan yang
mempelajari ikan dengan
segala aspek kehidupannya.
 Hewan vertebrata berdarah dingin.
 Pergerakkan dan keseimbangan
tubuhnya terutama menggunakan sirip
 Umumnya bernapas dengan insang dan
hidup di dalam lingkungan air.
MONERA ANIMALIA

PROTISTA PLANTAE

FUNGI
Subfilum vertebrata dibagi dalam dua
kelompok super kelas yaitu super
kelas pisces dan super kelas tetrapoda
yang masing-masing terdiri dari 4
kelas,
 Para ahli memperkirakan jumlah ikan di dunia 40.000
spesies, yang sudah dideskripsikan secara ilmiah 28.000
spesies
 Untuk mempermudah mengenalinya spesies tersebut
dikelompokkan berdasarkan kesamaan ciri yang dimiliki
 Cara mengelompokkan (klasifikasi) tersebut disebut
Sistematika atau Taksonomi
 Berdasarkan Eschmeyer (1998) ikan dikelompokkan
dalam enam kelas, yakni Myxini, Cephalaspidomorphi
(Tidak ditemukan di Indonesia), Elasmobranchii,
Holocephali, Sarcopteryhii, Actinopterygii
 “sistematika” berasal dari bahasa Latin, yaitu
systema. Kata systema biasa digunakan sebagai
suatu cara atau sistem untuk mengelompokkan
tumbuhan dan hewan
 “taksonomi” yang berasal dari bahasa Yunani,
yaitu taxis yang berarti susunan dan nomos yang
berarti hukum
Tujuan Klasifikasi :
1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan
persamaan ciri-ciri yang dimiliki
2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk
membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis lain
3. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup

4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui


namanya atau belum memiliki nama
 Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani
berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng
dengan Carolus Linnaeus.
Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai
sekarang karena sifatnya yang sederhana dan fleksibel
sehingga suatu organism baru tetap dapat dimasukkan
dalam sistem klasifikasi dengan mudah.
 Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi
Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman
Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang dipakai
untuk pendidikan resmi.
1. Klasifikasi memudahkan kita dalam
mempelajari makhluk hidup yang sangat
beraneka ragam
2. Klasifikasi membuat kita mengetahui
hubungan kekerabatan antarjenis makhluk
hidup
3. Klasifikasi memudahkan komunikasi
1. Pencandraan (identifikasi), mengidentifikasi atau
mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan
diklasifikasi.
2. Pengelompokan, makhluk hidup kemudian dikelompokkan
dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa.
Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan
dalam unit-unit yang disebut takson.
3. Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok
ini diberi nama untuk memudahkan kita dalam mengenal
ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup.
Filum :
Sub Filum :
Kelas :
Sub Kelas :
Ordo :
Sub Ordo :
Family :
Genus :
Spesies :
1. KINGDOM. Merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup.
Kebanyakan ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia
ni dikelompokkan menjadi 5 kingdom (diusulkan oleh Robert
Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom tersebut antara lain :
Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan Animalia
2. FILUM (KELUARGA BESAR). Nama filum digunakan pada dunia
hewan, dan nama division digunakan pada tumbuhan. Filum atau
division terdiri atas organism-organisme yang memiliki satu atau dua
persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas
sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara
lain phyta dan mycota.
3. KELAS (CLASSIS). Kelompok takson yang satu tingkat lebih
rendah dari filum atau divisio
4. ORDO (BANGSA). Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo.
5. FAMILI. Family merupakan tingkatan takson di bawah ordo.
Nama famili untuk hewan biasanya diberi nama idea.
6. GENUS (MARGA). Genus adalah takson yang lebih rendah
daripada family. Nama genus terdiri atas satu kata, huruf
pertama ditulis dengan huruf capital, dan seluruh huruf dalam
kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf
lainnya.
7. SPECIES (JENIS). Species adalah suatu kelompok organism
yang dapat melakukan perkawinan antar sesamanya untuk
menghasilkan keturunan yang fertile (subur)
Istilah “nomenklatur” berasal dari bahasa Latin, yaitu
nomenklatural, yang berarti pemberian nama/tata-
nama/penamaan. Pada umumnya ada tiga macam
sistim penamaan yang sering digunakan, yaitu:
1. Valid scientific name atau Scientific name:

Nama ilmiah dari suatu hewan dan nama ilmiah ini


merupakan nama yang sah atau diakui dalam tata nama
hewan internasional.

Contoh : Chanos chanos Forsk. ; Clarias batrachus L ;


Decapterus russeli ; Oreochromis niloticus
2. Standard common name atau Common name:
Nama umum yang lazim digunakan untuk nama sesuatu
binatang atau ikan. Pada setiap negara biasanya
memiliki nama-nama umum untuk sesuatu ikan dan hal
ini tergantung kepada bahasa nasional negara tersebut.
Namun demikian, nama-nama umum tersebut sering
pula berlaku untuk seluruh dunia, terutama jika
mempergunakan bahasa Inggris, Perancis, Jerman,
Jepang, atau Hawaii.
Contoh Standard common name atau Common name:

Scientific name : Thunnus alalunga (Bonnaterre, 1788)


Common name :
• Albacora (di Argentina, Brasil, Colombia,
Cuba,Dominica, Meksiko, Panama, Peru, Portugal,
Puerto Rico, Spanyol, Swedia, Uruguay, Venezuela).
• Albacore (di Afrika Selatan, Alaska, Amerika Serikat,
Barbados, Denmark, Filipina, India, Inggris, Kanada,
Selandia Baru).
• Tuna (di Fiji, Malaysia, Namibia, Serbia).
3. Vernacular name atau Local common name:
 Adalah nama daerah atau nama lokal untuk sesuatu binatang
atau ikan. Biasanya nama lokal sesuatu binatang di dalam
suatu negara sangat bervariasi. Keanekaragaman nama lokal
ini tergantung kepada banyak tidaknya variasi bahasa daerah
yang terdapat di dalam negara tersebut.
Contoh Vernacular name atau Local common name :

Nama umum (Indonesia) : ikan mas, karper


Nama local : masmasan, tombro, wangkang (Jawa); kumpai lauk mas,
cingkeuk (Bandung); rayo, ameh (Padang).

Nama umum (Indonesia) : betok


Nama local : betik, krucilan (Jawa); pepeuyeuh, pupuyu
(Kalimantan); betrik, boreg (Bandung); puyupuyu ( Padang); bale
balang (Makassar), bale oseng (Bugis)
Sistim penamaan modern:

1. Dirintis oleh Carolus Linnaeus (1707-1778). Penamaan ini


menggunakan sistim binomial atau sistim nama dengan memakai
dua kata.
2. Kata pertama ditujukan untuk nama genus (jamaknya: genera)
yang maksudnya untuk menunjukkan sifat umum dari binatang
tersebut. Kata ini selalu diawali dengan huruf kapital atau huruf
besar. Misalnya: Atropus, Barbonymus, Channa.
3. Kata kedua ditujukan untuk nama spesies (jamaknya: spesies)
yang menunjukkan sifat khusus dari binatang tersebut. Kata kedua
ini biasanya ditulis dengan huruf kecil.
Misal :
Adrianichthys kruyti , Weber, 1913
Xenopoecilus poptae Weber & de Beaufort, 1922
Xenopoecilus oophorus Kottelat, 1990
Adrianichthys roseni Parenti & Soeroto, 2004
Nomorhamphus celebensis Weber & de Beaufort 1922,
Mugilogobius sarasinorum Boulenger, 1897
Mugilogobius amadi Weber, 1913
Anguilla celebensis Kaup, 1856
Oryzias nigrimas Kottelat, 1990
Oryzias orthognathus Kottelat, 1990,
Oryzias nebulosus Parenti & Soeroto, 2004
Sistim penamaan modern telah dirintis oleh Carolus
Linnaeus (1707-1778).
• Penamaan ini menggunakan sistim binomial atau sistim
nama dengan memakai dua kata.
• Kata pertama ditujukan untuk nama genus (jamaknya:
genera) yang maksudnya untuk menunjukkan sifat
umum dari binatang tersebut. Kata ini selalu diawali
dengan huruf kapital atau huruf besar. Misalnya:
Atropus, Barbonymus, Channa. Kata kedua ditujukan
untuk nama spesies (jamaknya: spesies) yang
menunjukkan sifat khusus dari binatang tersebut. Kata
kedua ini biasanya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya:
Barbonymus gonionotus, Channa striata.
Biasanya di belakang nama ilmiah dari sesuatu ikan,
dicantumkan pula nama penemunya. Nama tersebut
dikenal sebagai authority name atau descriptor name.
Nama author bukanlah merupakan suatu hadiah,
melainkan nama orang yang bertanggung jawab atau
merupakan keterangan tambahan untuk tempat deskripsi
asli dari ikan yang diusulkannya.
Biasanya nama author tersebut tidak disingkat, tetapi
ditulis secara lengkap, kecuali bagi nama author yang
sudah terkenal atau mempunyai ketentuan lain untuk
mempermudah penulisan saja.
Pada bagian belakang dari nama genus atau genera, sering pula
ditrulis suatu singkatan: sp., spp., atau n.sp.
• “sp.” artinya jika satu jenis ikan belum diketahui spesiesnya
dengan tepat atau analisanya belum lengkap.
• “spp.” adalah jika ada beberapa jenis ikan yang termasuk
dalam satu genus tetapi nama spesiesnya belum diketahui
secara lengkap atau analisanya belum lengkap.
• Seringkali ditemukan pustaka yang mencantumkan nama ikan
dan diikuti dengan tulisan “n.gen.” dan “n.sp.”, yang
merupakan singkatan dari “new genus” dan “new species”. Hal
ini menunjukkan bahwa ikan tersebut termasuk spesies dan
genus yang baru.
Kingdom: Animalia
• Filum : Chordata
• Sub Filum : Vertebrata
• Super Kelas :Pisces
• Kelas : Osteichthyes
• Sub Kelas : Actinopterygii
• Sub Kelas : Neopterygii
• Ordo : Beloniformes
• Sub Ordo : Adrianichthyoidei
• Family : Adrianichthyidae

• Genus : Adrianichthys

• Spesies : Adrianichthys oophorus


Tugas Mandiri Terstruktur

1. Setelah mempelajari materi Sistematika, dapatkan dari berbagai sumber jenis jenis ikan
yang secara taksonomi masuk dalam Kelas Chondrichthyes dan Kelas Osteichthyes masing
masing kelas 3 jenis tuliskan urutan takson mulai dari Filum sampai Spesiesnya, dan
sertakan fotonya, lihart contoh di bawah ini:
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Super Kelas :Pisces
Kelas : Osteichthyes
Sub Kelas : Actinopterygii
Adrianichthys oophorus (Endemik Danau Poso)
Sub Kelas : Neopterygii
Ordo : Beloniformes
Sub Ordo : Adrianichthyoidei
Family : Adrianichthyidae
Genus : Adrianichthys
Spesies : Adrianichthys oophorus

2. Tulis sumber pustaka atau link.


3. Tulis Nama dan NMP di lembar depan bagian atas sebelah kanan

Anda mungkin juga menyukai