com/2009/11/daur-
biogeokimia.html
Senin, 14 Desember 2009
TAXONOMI 1
TAXONOMI
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi
menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki
persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupu hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan
kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali
diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-
1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng denganCarolus Linnaeus.
Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang sederhana dan fleksibel
sehingga suatu organism baru tetap dapat dimasukkan dalam sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama
yang digunakan dalam sistem klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada
zaman Linnaeusbahasa Latin adalah bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi.
2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis lain
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki nama
Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara lain :
1. Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragame
PROSES KLASIFIKASI
Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae (sistem Alam) yang
diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah. Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk
mengklasifikasikan makhluk hidup.
1. Pencandraan (identifikasi), Pencandraan adalah proses mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu
makhluk hidup yang akan diklasifikasi.
2. Pengelompokan, setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan makhluk
hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit
yang disebut takson.
3. Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok ini diberi nama untuk memudahkan kita dalam
mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup.
TINGKATAN TAKSON
Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok besar kemudian kelompok
besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi
kelompok yang lebih kecil lagi sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang
beranggotakan hanya satu jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini disebut takson. Taksa
(takson) telah distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International Code of Botanical Nomenclature dan
International Committee on Zoological Nomenclature. Urutan takson antara lain :
Kingdom
Divisio
Clasis
Order
Familia
Genus
Species
Dunia/Kerajaan
Divisio/Filum
Kelas
Ordo
Suku
Marga
Jenis
1. KINGDOM. Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan ahli Biologi
sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan menjadi 5 kingdom (diusulkan oleh Robert
Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom tersebut antara lain : Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan Animalia
2. FILUM/DIVISIO (KELUARGA BESAR). Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama division
digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organism-organisme yang memiliki satu atau dua
persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki
akhiran khas, antara lain phyta dan mycota.
3. KELAS (CLASSIS). Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau division
4. ORDO (BANGSA). Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo umumnya diberi
akhiran ales.
5. FAMILI. Family merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama family tumbuhan biasanya diberi akhiran
aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama idea.
6. GENUS (MARGA). Genus adalah takson yang lebih rendah dariada family. Nama genus terdiri atas satu kata,
huruf pertama ditulis dengan huruf capital, dan seluruh huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau
dibedakan dari huruf lainnya.
7. SPECIES (JENIS). Species adalah suatu kelompok organism yang dapat melakukan perkawinan antar
sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertile (subur)
Banyak makhluk hidup mempunyai nama local. Nama ini bisa berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya.
Untuk memudahkan komunikasi, makhluk hidup harus diberikan nama yang unik dan dikenal di seluruh dunia.
Berdasarkan kesepakatan internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode binominal
nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting dalam pemberian nama dan
klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda karena pemberian nama jenis makhluk hidup selalu
menggunakan dua kata (nama genusdan species)
1. Nama species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan kata kedua
merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum)
2. Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama penunjuk jenis digunakan huruf
kecil
4. Nama species harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring, garis bawah, atau lainnya)
5. Jika nama species tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya harus digabung atau
diberi tanda penghubung.
6. Jika nama species hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama species, melainkan nama
subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah species
7. Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya jagung (Zea Mays L.). huruf L
tersebut merupakan inisial Linnaeus
BATASAN VIRUS
Virus merupakan organisme yang sangat kecil dan jauh lebih kecil dari bakteri dan mampu menembus
saringan bakteri dan hanya dapat disaring dengan menggunakan saringan porselin
Virus adalah parasit intra seluler ,dan parasit obligat dengan ukurannya 20-200 nm (mili mikron) bentuk
dan komposisi kimianya bervariasi,
Hanya mengandung satu asm nuklead saja yaitu RNA or asam nuklead DNA.
Partikelnya secara utuh disebut “VIRION”yg tdr dr “Kapsid” dari bahan Protein yang diambil dari
mahkluk hidup lain, terkadang Kapsid juga tersusun atas Glycoprotein bisa juga lipid.
Virus resisten terhadap Antibiotics , sehingga tidak mati dengan antibiotik , mematikannya dengan
Interferon
ASAL USUL VIRUS
Asal-usul virus belum diketahui secara jelas
Ada 3 hipotesis mengenai asal-usul virus :
1. Virus merupakan parasit sel-sel primitif dan keduanya berevolusi bersama. Banyak virus
sekarang tidak menyebabkan kerusakan sel hospes dan tetap laten dalam tuan rumah (lisogenik)
2. Virus berevolusi dari kuman parasit. Meskipun demikian untuk organisme intraseluler obligat
lainnya misal ada chlamydia, pada saat ini tidak ada bukti bahwa virus berevolusi ke kuman / bakteri
3. Virus mungkin merupakan komponen sel tuan rumah yg kemudian menjadi otonom
HISTORITIKAL VIRUS
Virus pertama kali ditemukan oleh Adolf Meyer di Nederland pada tahun 1885
Penelitian tentang virus dilanjutkan oleh ahli botani berkebangsaan Rusia yaitu Dimitri Ivanowski
(1892), dan Baijerinck (1899) berkebangsaan Jerman Keduanya meneliti pada Daun tembakau yang terdapat
bercak putih (Mozaik)
Kemudian Keduanya menyimpulkan bahwa penyakit mozaik pada tembakau disebabkan oleh virus
Loffer dan Frosch (1897) menemukan virus hewan yang menyebabkan penyakit mulut dan kuku pada
ternak ( Mouth and Mouth Disease
Reed tahun 1907 menemukan virus yang menyebabkan penyakit demam kuning pada manusia
Twort (1916) dan d’Herelle (1917) menemukan virus yang menyebabkan lisis pada bakteri yang disebut
dengan bakteriofage.
SIFAT KHUSUS VIRUS
Menurut Lwoff, Horne dan Tournier (1966) :
1. Bahan genetik virus terdiri dari DNA atau RNA, sehingga tidak terdiri dari kedua jenis asam
nukleat sekaligus
2. Struktur dari virus relatif sangat sederhana, yakni terdiri dari pembungkus yang mengelilingi
asam nukleat (DNA/RNA ) itu dari bahan Protein yang kemudian disebut kapsid
3. Virus mengadakan reproduksi hanya dalam sel hidup, yakni dalam sitoplasma, dalam nukleus
atau di dalam keduanya dan tidak mengadakan kegiatan reproduksi jika berada di luar sel hidup
4. Virus tidak membelah diri dengan cara pembelahan.
5. Partikel virus baru dibentuk dengan suatu proses biosintesis majemuk yang dimulai dari
pemecahan suatu partikel virus infektif menjadi lapisan protein pelindung dan komponen asam nukleat
infektif ( Asembling /Perakitan)
6. Asam nukleat partikel virus yang menginfeksi sel mengambil alih kekuasaan dan pengawasan
sistem enzim sel hospesnya, sehingga selaras dengan proses sintesis asam nukleat dan protein virus (
Eklipase / Sintesis / Proliferase)
7. Virus menginfeksi sel menggunakan ribosom sel hospes untuk keperluan metabolisme
mendapatkan protein untuk kaopsidnya
8. Komponen-komponen utama virus dibentuk secara terpisah dan baru digabung di dalam sel
hospes tidak lama sebelum dibebaskan / Lisis
9. Selama dalam proses pembebasan, bebrapa partikel virus mendapatkan selubung luar yang
mengandung protein /glikoprotein / Lipid dan bahan lain yang sebagain besar berasal dari dalam sel
hospes
10. Partikel virus lengkap dinamakan virion dan dari inti asam nukleat yang dikelilingi lapisan
protein yang bersifat antigenik yang disebut dengan kapsid
BENTUK DAN UKURAN VIRUS
Bentuk virus sangat bervariasi.
1. Ada yang berbebtuk bulat
2. oval
3. memanjang
4. silindris
5. dan ada juga yang berbentuk hurut T
Ukuran tubuh virus sangat kecil dan bervariasi yaitu kira-kira berdiameter 20 nm, Karena sangat kecil
maka virus tidak dapat dilihat dg menggunakan mikroskop biasa, kecuali poxyvirus
SUSUNAN TUBUH VIRUS
1. Kapsid
Kapsid merupakan lapisan pembungkus tubuh virus, yang tersusun atas protein.
Kapsid terdiri dari sejumlah kapsomer yang terikat satu sama lain dengan ikatan nonkovalen
Fungsi kapsid :
1. Memberi bentuk virus
2. Sebagai pelindung virus dari kondisi lingkungan yang merugikan dirinya
3. Mempermudah proses penempelan pada proses penembusan ke dalam sel
2. Isi (Nucleic acid)
Terdapat di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik, yaitu suatu molekul pembawa sifat keturunan.
Materi genetik ini berupa ARN atau ADn.
Virus hanya memiliki satu asam nukelat saja
Asam nukelat sering bergabung dengan protein sehingga disebut Nukleoprotein
1. Adsorpsi
Attachment (adsorption): the phage attaches to a protein or polysaccharide molecule (receptor) on the
surface of the bacterial cell.
Merupakan tahap penempelan (attachment) virus pada dinding sel inang. Virus menempelkan sisi
tempel atau reseptor site ke dinding sel bakteri
2. Penetrasi sel inang
Setelah reseptor site, bagian ini kemudian mengeluarkan enzim untuk membuka dinding sel bakteri
Molekul asam nuklead virus bergerak keluar melalui pipa ekor dan masuk ke dalam sitoplasma sel
melalui dinding sel yang terbuka
Pada virus telanjang, proses penyusupan terjadi dengan cara fagositosis virion, sedangkan pada virus
terselubung dapat terjadi dengan cara fusi yang diikuti masuknya nukleokapsid ke sitoplasma
3. Eklipase
Asam nukleat virus menggunakan asam nukleat bakteri untuk membentuk bagian-bagian tubuh virus,
seperti protein, asam nukleat dan kapsid
Bahan yang digunakan berasal dari protein, enzim, san asam nukleat sel bakteri
4. Pembentukan virus(bakteriofage) baru
Setelah bagian-bagian tubuh virus terbentuk, maka pada fase ini bagian-bagian itu akan digabungkan
untuk menjadi virus yang baru dari 1 sel bakteri akan dihasilkan 100-300 virus baru
5. Pemecahan sel inang
Akhir dari siklus adalah pecahnya sel bakteri.
Di dalam sel bakteri terbentuk enzim lisosim yang mampu melarutkan ikatan kimia dinding sel bakteri.
Setelah dinding sel pecah maka keluarlah virus baru itu dan selanjutnya mencari sel bakteri lainnya
Gambaran replikasi Virus
KLASIFIKASI VIRUS
Pada awalnya kriteria menentukan apakah suatu jasad termasuk virus atau bukan hanya didasarkan
pada kemampuannya melewati saringan kuman
Dengan lebih diketahuinya penyakit yang ditimbulkan, maka penggolongan virus lebih dikembangkan.
Tahun 1966 dibentuk Komite Internasional Untuk Penamaan dan Penggolongan Virus.
Pada saat ini penggolongan virus meliputi pembagian atas famili, subfamili, genus dan spesies
1. Nama famili virus ditandai dengan akhiran viridae, anggota famili mempunyai sifat umum sama
dan tidak banyak berubah. Anggota famili tertentu mempunyai morfologi virion, struktur dan replikasi
genom khas.
2. Nama sub famili diberi akhiran virinae
3. Nama akhiran genus diberi akhiran virus
4. Kriteria dasar klasifikasi virus
Jenis asam nukelat, ARN atau ADN
Ukuran dan morfologi
Adanya enzim spesifik yang dimiliki
Kepekaan terhadap zat kimia dan keadaan fisik
Cara penyebaran alamiah
Gejala-gejala yang ditimbulkan
Ada tidaknya selubung
Banyaknya kapsomer
VIRUS DNA
Virus DNA (Deoxybo Nucleat Acid) terdiri dari 6 kelompok :
1. Poxvirus
2. Virus herpes
3. Adenovirus
4. Virus Papova
5. Virus parvo
6. Hepadnavirus
1. Poxvirus
Merupakan virus yang memiliki ukuran cukup besar seperti batu bata
Ukuran 300x200x100 nm.
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa
Terdiri dari inti DNA dengan bagian tengah cekung
Ada 4 kelompok :
1. virus mamalia
2. virus unggas
3. onkogenik virus dan lain-lain
Virus mamalia :
1. Variola
2. Vaksinia
3. Cacar sapi
4. Ektro melia
5. Cacar kelinci
6. Cacar monyet
Virus unggas :
1. Virus burung
2. Virus kalkun
3. Virung onkogenik
4. Miksoma
5. Fibroma
Lain-lain :
Berselubung, ikosahedron
Berkembang biak dalam inti sel
Dibungkus selubung yang peka eter
Ukuran 100-150 nm
Ada 5 macam Herpes karena Virus :
Herpes simplek
Varicella
Herpes zooster
Sitomegalovirus
Virus epstein barr
Herpes simplek
Herpes Zoster
Pada infeksi varicella infeksi menyeluruh, tetapi pada herpes zoster terlokalisasi
Yang paling sering terkena adalah daerah kulit yang dipersyarafi oleh segmen sumsum tulang
belakang T2 – L2 dan nervus trigeminus
Sitomegalovirus
mirip gumpalan sehingga terjadi sarkomaMemiliki efek mengelompokkan dan membulatkan sel host
4. Virus Papova
Virus picorna
Orthomyxo virus
Paramyxo Virus
Virus Rubella
Rhabdo Virus
Arbovirus
Virus Corona
Virus Leuko
Virus Rheo
1. Virus Picorna
Campak
Menyebabkan infeksi akut sangat menular ditandai dengan ruam makulopapular menyeluruh didahului
oleh demam, batuk, radang konjungtiva berair, biasanya sembuh sendiri
4. Virus Rubella
Virus RNA
berbentuk bulat
diameter 20-60 nm
berselubung lipid
peka terhadap eter, garam empedu
Berkembang biak pada serangga oleh karena itu ditularkan oleh srangga
Dalam tubuh manusia berkembang biak dalam sel limfosit dan trombosit
Misal :
1. Virus Ensefalitis
2. Virus penyebab penyakit demam
7. Virus corona
virus hepatitis C
virus hepatitis Delta
Routes of Virus Transmission
1. Oral transmission
2. Direct skin contact.
3. Transplacental.
4. Droplet transmission.
5. Direct inoculation.
6. Sexual transmission.
Diposkan oleh BIOLOGI ITU MUDAH di 04.34 0 komentar
Label: VIROLOGI
VIRUS
Virus berarti racun. karena hampir semua virus dapat menimbulkan penyakit pada organisme . ia selalu parasit
obligat karena jika dikembang biakan di media bukan mahkluk hidup misalnya media agar atau glukosa tidak
bisa berkembang biak , namun jika di jaringan mahkluk hidup OK banget
STRUKTUR TUBUH
Tubuhnya masih belum dapat disebut sebagai sel, hanya tersusun dari selubung protein (Kapsid) di
bagian luar dan asam nukleat (ARN atau ADN) di bagian dalamnya.
Berdasarkan asam nukleat yang terdapat pada virus, kita mengenal virus ADN atau dan virus ARN.
Virus hanya dapat berkembang biak (bereplikasi) pada medium yang hidup (embrio, jaringan hewan,
jaringan tumbuhan).
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membentuk bagian tubuh virus baru, berasal dari sitoplasma sel
yang diinfeksi.
Virus hanya dapat berkembang biak pada sel atau jaringan hidup. Oleh karena itu, virus menginfeksi
sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi.
Cara reproduksi virus disebut proliferasi atau replikasi.
Pada Bakteriofage reproduksinya dibedakan menjadi dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik.
Pada daur litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi,
sedangkan pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri tetapi virus berintegrasi dengan DNA sel
bakteri, sehingga jika bakteri membelah atau berkembangbiak virus pun ikut membelah.
Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun pada tumbuhan mirip dengan
yang berlangsung pada bakteriofage, yaitu melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis.
DAUR LITIK
DAUR LISOGENIK
Daur lisogenik melalui fase-fase berikut ini:
1. Fase adsorpsi dan infeksi
Fag menempel pada tempat yang spesifik. Virus melakukan penetrasi pada bakteri kemudian
mengeluarkan DNAnya ke dalam tubuh bakteri.
2. Fase penggabungan
DNA virus bersatu dengan DNA bakteri membentuk profag. Dalam bentuk profag, sebagian besar gen
berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya acla satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk
mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen profag tidak aktif.
3. Fase pembelahan
Bila bakteri membelah diri, profag ikut membelah sehingga dua sel anakan bakteri juga mengandung
profag di dalam selnya. Hal ini akan berlangsung terus-menerus selama sel bakteri yang mengandung profag
membelah. Jadi jelaslah bahwa pada virus tidak terjadi pembelahan sel, tetapi terjadi penyusunan bahan virus
(fag) baru yang berasal dari bahan yang telah ada dalam sel bakteri yang diserang.
Virus dapat berkembangbiak dalam sel bacteri, sel hewan dan sel tumbuhan tingkat tinggi.
Karena itu virus dapat dibedakan :
1. Virus bacteri : virus yang dapat berkembangbiak pada sel bacteri, asam nukleat virus ini
umumnya ADN
2. Virus tumbuhan : virus yang dapat berkembangbiak pada sel tumbuhan tingkat tinggi, asam
nukleat virus ini umumnya ARN
3. Virus hewan : virus ini dapat berkembangbiak pada sel hewan asam nukleat virus ini umumnya
ADN atau ARN
4. Virus pada Manusia : virus ini bisa menyebabkan penyakit AIDS , Hepattis dll
PERAN VIRUS
a. Menguntungkan :
Dengan berkembangnya rekayasa genetika, virus banyak dipakai dalam penelitian dan percobaan
kedokteran. Bahkan virus banyak digunakan untuk mengobati penyakit menular dan untuk membuat peta
kromosom.
b. Merugikan :
Pada manusia :
- Cacar (voricella) jenis Virus DNA yaitu Orthopox Virus
- Polio melitis jenis Virus RNA
- Influenza jenis virus RNA yaitu Orthomyxovirus
- Hepatitis jenis Virus RNA meliputi Hepatitis C, B, A dan D serta E
- Herpes yaitu Virus DNA yaitu Herpes Virus
- Morbili (campak)
- Rabies (gila anjing) jenis Virus DNA yaitu rhabdovirus dan Lyzza virus
- Trakom (radang selaput mata) Jenis Virus DNA yaitu Trachoom Virus
- Demam kuning (yellow fever)
- Demam berdarah jenis Virus DNA yaitu Virus Dengue atau Togovirus - thrombocyt kurang
- Gondongan (parototis) Jenis Virus RNA Paramyxovirus A
- Menginitis (radang selaput otak)
- Rubella
- Herpes simpleks (penyebab sakit cacar air, infeksi genital dan kanker)
- Kanker jenis virus DNA yaitu virus Onkogen
- AIDS oleh HIV menyerang Lympocyt ( Leucocyt Agranuler) sehingga defisiensi immun
- Ebolla Jenis virus RNA yaitu Fillovirus/ virus ebola
- Flu Burung Jenis Virus RNA yaitu Avian influensa virus (H5N1)
- SARS ( Severe Acute Respiratory Syndrom ) Jednis Virus DNA yaitu Corona virus
Pada hewan :
- Rabies pada anjing, monyet, kucing. jenis Virus DNA yaitu RhabdoVirus
- tetelo / NCD (New Caste Disease ) jenis Virus DNA pada ayam menyerang sistem syaraf
- Parrot fever (pada unggas).
- Foot and mouth disease /FMD (penyakit kuku dan mulut) disebabkan Virus DNA yaitu FMDV pada sapi dan
kerbau dan ternak .
- Kanker pada Ayam ( Rouse Sarcoma Virus) jenis Virus DNA yaitu RSV.
Pada tumbuhan :
- Mozaik atau bercak kuning pada tembakau (Tobacco Mozaic Virus), mentimun (Cucumber Mozaic), buncis
(Bean cane mozaic dan Bean mozaic), gandum (Wheat mozaic), tebu (Sugar cane mozaic).
- CVPD ( Citrus Vien Phloem Degeneration) menyerang pada pembuluh tapis jeruk.
- Tungro , kekerdilan pada padi.
- Potato yellow dwarf pada kentang.
- Tobacco necrosis pada tembakau.
Catatan:
1. Pada Bakteri :
Bakteriofage.
2. Pada Tumbuhan :
Virus TMV (Tabacco Mozaik Virus) penyebab mozaik pada daun tembakau.
Virus Tungro: penyebab penyakit kerdil pada padi. Penularan virus ini dengan perantara wereng coklat
dan wereng hijau.
Virus CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) menyerang tanaman jeruk
3. Pada Hewan :
Virus NCD (New Castle Disease) penyebab penyakit tetelo pada ayam dan itik.
Virus Rabies
4. Pada Manusia
Virus Hepatitis, penyebab hepatitis (radang hati), yang palingberbahaya adalah virus Hepatitis B.
Virus Rabies >> penyebab rabies
Virus Polio >> penyebab polio
Virus Variola dan Varicella >> penyebab cacar api dan cacar air
Virus Influenza >> penyebab influensa
Virus Dengue >> penyebab demam berdarah
Virus HIV >> penyebab AIDS
Cara pencegahan penyakit karena virus dilakukan dengan tindakan vaksinasi.
Vaksin pertama yang ditemukan di tubuh manusia
1. vaksin cacar, dicoretkan di lengan , ditemukan oleh Edward Jenner (1789),
2. vaksin polio vaksinasi oral ditemukan oleh Jonas Salk (1952) dalam menanggulangi
penyebab polio.
3. Manusia secara alamiah dapat membuat zat anti virus di dalam tubuhnya, yang
disebut Interferon, meskipun demikian manusia masih dapat sakit karena infeksi virus,
karena kecepatan replikasi virus tidak dapat diimbangi oleh kecepatan sintesis interferon
LATIHAN SOAL
1. Jelaskan mengapa virus dikatakan sebagai bentuk peralihan antara benda mati ke makhluk
hidup!
2. Gambarlah bakteriofag dan tunjukkan bagian-bagiannya!
3. Jelaskan manfaat virus bagi kehidupan!
4. Jelaskan mengapa embrio ayam dapat digunakan sebagai medium untuk mengembangkan
virus!
5. Hampir semua orang pernah menderita influenza. Bahkan selama hidupnya, orang berkali-kali
menderita influenza. Seringkali obat yang pernah berhasil meredakan influenza tidak lagi berhasil
meredakan influenza yang selanjutnya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Beberapa jenis virus bisa dalam keadaan dorman di dalam tubuh sel inangnya sampai jangka waktu tertentu,
tidak menyebabkan kerusakan, dan menjadi bagian dari sel inang. Fase reproduksi sel seperti di atas disebut
daur lisogenik. tapi jika ada penstimulus keadaan dorman tersebut, maka virus akan aktif, dan kembali
melakukan daur litik dengan cara sintesis atau penggandaan materi genetik, merakit komponen-komponen
tubuh virus, menghancurkan sel inang dan siap menginfeksi sel inang berikutnya.
Virus menyebabkan penyakit pada sel eukariot. Beberapa penyakit pada manusia yang disebabkan virus
diantaranya cacar, influensa, herpes, polio, ebola, demam, dan AIDS. bahkan beberapa jenis kanker
disebabkan oleh virus
Di sisi lain, karena virus memiliki kemampuan mentransfer materi genetik dari satu species ke species lain,
makavirus banyak dimanfaatkan para ahli untuk kegiatanrekayasa genetika. Virus dapat bergabung dengan
beberapa materi genetik dari sel inangnya, kemudian bereplikasi, selanjutnya mentransfer informasi genetik ke
sel inang berikutnya. peristiwa tersebut dikenal dengan istilah transduksi
Virus hanya dapat berkembang biak pada sel atau jaringan hidup. Oleh karena itu, virus menginfeksi sel
bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi. Cara reproduksi virus disebut proliferasi atau
replikasi.
Pada Bakteriofage reproduksinya dibedakan menjadi dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Pada daur
litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi, sedangkan pada daur
lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri tetapi virus berintegrasi dengan DNA sel bakteri, sehingga jika
bakteri membelah atau berkembangbiak virus pun ikut membelah.
Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun pada tumbuhan mirip dengan yang
berlangsung pada bakteriofage, yaitu melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis.
DAUR LITIK
Dengan ujung ekornya, fag melekat atau menginfeksi bagian tertentu dari dinding sel bakteri, daerah itu disebut
daerah reseptor (receptor site : receptor spot). Daerah ini khas bagi fag tertentu, dan fag jenis lain tak dapat
melekat di tempat tersebut. Virus penyerang bakteri tidak memiliki enzim-enzim untuk metabolisme, tetapi
rnemiliki enzim lisozim yang berfungsi merusak atau melubangi dinding sel bakteri.
Sesudah dinding sei bakteri terhidrolisis (rusak) oleh lisozim, maka seluruh isi fag masuk ke dalam hospes (sel
bakteri). Fag kemudian merusak dan mengendalikan DNA bakteri.
DNA fag mengadakan pembentukan DNA (replikasi) menggunakan DNA bakteri sebagai bahan, serta
membentuk selubung protein. Maka terbentuklah beratus-ratus molekul DNA baru virus yang lengkap dengan
selubungnya.
Sesudah fag baru terbentuk, sel bakteri akan pecah (lisis), sehingga keluarlah fag yang baru. Jumlah virus baru
ini dapat mencapai sekitar 200. Pembentukan partikel bakteriofag memerlukan waktu sekitar 20 menit.
b. Infeksi secara lisogenik/daur lisogenik
Fag menempel pada tempat yang spesifik. Virus melakukan penetrasi pada bakteri kemudian mengeluarkan
DNAnya ke dalam tubuh bakteri.
2. Fase penggabungan
DNA virus bersatu dengan DNA bakteri membentuk profag. Dalam bentuk profag, sebagian besar gen berada
dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya acla satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode
protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen profag tidak aktif.
3. Fase pembelahan
Bila bakteri membelah diri, profag ikut membelah sehingga dua sel anakan bakteri juga mengandung profag di
dalam selnya. Hal ini akan berlangsung terus-menerus selama sel bakteri yang mengandung profag membelah.
Jadi jelaslah bahwa pada virus tidak terjadi pembelahan sel, tetapi terjadi penyusunan bahan virus (fag) baru
yang berasal dari bahan yang telah ada dalam sel bakteri yang diserang.
• Menonaktifkan bakteri
Siklus/daur lisogenik
Virus dapat berkembangbiak dalam sel bacteri, sel hewan dan sel tumbuhan tingkat tinggi.
Karena itu virus dapat dibedakan :
a. Virus bacteri : virus yang dapat berkembangbiak pada sel bacteri, asam nukleat virus ini umumnya ADN
b. Virus tumbuhan : virus yang dapat berkembangbiak pada sel tumbuhan tingkat tinggi, asam nukleat virus ini
umumnya ARN
c. Virus hewan : virus ini dapat berkembangbiak pada sel hewan atau manusia, asam nukleat virus ini
umumnya ADN atau ARN
a. Menguntungkan :
Dengan berkembangnya rekayasa genetika, virus banyak dipakai dalam penelitian dan percobaan kedokteran.
Bahkan virus banyak digunakan untuk mengobati penyakit menular dan untuk membuat peta kromosom.
b. Merugikan :
Pada manusia :
- Cacar (voricella)
- Polio melitis
- Influenza
- Morbili (campak)
- Rabies (gila anjing)
- Trakom (radang selaput mata)
- Demam kuning (yellow fever)
- Demam berdarah
- Gondongan (parototis)
- Leukemia
- Menginitis (radang selaput otak)
- Rubella
- Herpes simpleks (penyebab sakit cacar air, infeksi genital dan kanker)
- Kanker
- AIDS oleh HIV
- Ebolla
- H5N1
Pada hewan :
- Rabies pada anjing, monyet, kucing.
- NCV (Newcaste Disease Virius atau tetelo) pada ayam.
- Parrot fever (pada unggas).
- Foot and mouth disease (penyakit kuku dan mulut) pada sapi dan kerbau.
Pada tumbuhan :
- Mozaik atau bercak kuning pada tembakau (Tobacco Mozaic Virus), mentimun (Cucumber Mozaic), buncis
(Bean cane mozaic dan Bean mozaic), gandum (Wheat mozaic), tebu (Sugar cane mozaic).
- CVPD ( Citrus Vien Phloem Degeneration) menyerang pada pembuluh tapis jeruk.
- Tungro , kekerdilan pada padi.
- Potato yellow dwarf pada kentang.
- Tobacco necrosis pada tembakau.
Catatan:
KLASIFIKASI VIRUS
(gambar kelompok virus)
1. Pada Bakteri :
1.1. Bakteriofage.
2. Pada Tumbuhan :
2.1. Virus TMV (Tabacco Mozaik Virus) penyebab mozaik pada daun
tembakau.
2.2. Virus Tungro: penyebab penyakit kerdil pada padi. Penularan virus
ini dengan perantara wereng coklat dan wereng hijau.
2.3. Virus CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) menyerang tanaman
jeruk
3. Pada Hewan :
3.1. Virus NCD (New Castle Disease) penyebab penyakit tetelo pada
ayam dan itik.
4. Pada Manusia :
4.1. Virus Hepatitis, penyebab hepatitis (radang hati), yang paling
berbahaya adalah virus Hepatitis B.
4.2. Virus Rabies >> penyebab rabies
4.3. Virus Polio >> penyebab polio
4.4. Virus Variola dan Varicella >> penyebab cacar api dan cacar air
4.5. Virus Influenza >> penyebab influensa
4.6. Virus Dengue >> penyebab demam berdarah
4.7. Virus HIV >> penyebab AIDS
Cara pencegahan penyakit karena virus dilakukan dengan tindakan vaksinasi. Vaksin pertama yang ditemukan
oleh manusia adalah vaksin cacar, ditemukan oleh EdwardJenner (1789), sedangkan vaksinasi oral ditemukan
oleh Jonas Salk (1952) dalam menanggulangi penyebab polio. Manusia secara alamiah dapat membuat zat anti
virus di dalam tubuhnya, yang disebut Interferon, meskipun demikian manusia masih dapat sakit karena infeksi
virus, karena kecepatan replikasi virus tidak dapat diimbangi oleh kecepatan sintesis interferon.
Label: VIRUS
Daur Litik
Adsoprsi, pada tahap ini virus melekat pada dinding sel inang.
Penetrasi, pada tahap ini virus memasukkan materi genetiknya ke dalam tubuh sel inang.
Replikasi, pada tahap ini materi genetik sel bereplikasi mengikuti materi genetik virus.
Sintesis, pada tahap ini materi genetik sel membentuk bagian-bagian tubuh virus.
Perakitan, pada tahap ini bagian-bagian tubuh virus tersusun membentuk tubuh virus yang utuh.
Lisis, pada tahap ini tubuh-tubuh virus yang baru memecah dinding sel inang dan keluar.
Daur Lisogenik
Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen jahat
(penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh) disebut vaksin. Contohnya
pembuatan vaksin polio, rabies, hepatitis B, influenza, cacar, dan vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)
untuk cacar gondong, dan campak.
Pada umumnya virus bersifat rnerugikan. Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada
manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus
secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus dapat menginfeksi tumbuhan, hewan, dan
manusia sehingga menimbulkan penyakit.
1. Mosaik, penyakit yang menyebabkan bercak kuning pada daun tumbuhan seperti tembakau,
kacang kedelai, tomat kentang dan beberapa jenis labu. Penyakit ini disebabkan oleh Tobacco Mozaic
Virus (TMV). Mentimun (Cucumber Mozaic), buncis (Bean cane mozaic dan Bean mozaic), gandum
(Wheat mozaic), tebu (Sugar cane mozaic). Virus TMV pada tanaman ditularkan secara mekanis atau
melalui benih. Virus ini belum diketahui dapat ditularkan melalui vektor (serangga penular). Virus dapat
bertahan dan bersifat infektif selama beberapa tahun. Virus bersifat sangat stabil dan mudah ditularkan
dari benih ke pembibitan pada saat pengelolaan tanaman secara mekanis misalnya pada saat
pemindahan bibit ke pertanaman. Gejala Serangan daun tanaman yang terserang menjadi berwarna
belang hijau muda sampai hijau tua. Ukuran daun relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun
normal. Jika menyerang tanaman muda, pertumbuhan tanaman terhambat dan akhirnya kerdil.
2. Yellows, penyakit yang menyerang tumbuhan aster.
3. Daun menggulung, terjadi pada tembakau, kapas, dan lobak yang diserang virus TYMV.
4. Penyakit tungro (virus Tungro) pada tanaman padi. Tungro adalah penyakit virus pada padi
yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan
berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang
berwarna kuning sampai kuning-oranye. Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat
sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang
lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi. Dua spesies wereng hijau
Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro.
5. Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk (virus citrus vein phloem degeneration
(CVPD). Virus ini dengan begitu cepat menyebar ditularkan serangga vektor Diaphorina Citri Kuwayana
(Homoptera Psyllidae) atau masyarakat umum menyebutnya kutu loncat atau kutu putih.
1. Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new
castle disease virus (NCDV). Ayam yang terjangkit penyakit ini harus dimusnahkan karena dapat bertindak
sebagai sumber pencemaran dan penular.diikuti oleh gangguan syaraf serta diare.
2. Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau. penyakit kuku dan mulut
merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang mudah menyerang hewan ternak berkuku belah
diantaranya sapi, kerbau, domba, kambing, dan babi. Penyebaran penyakit itu dapat disebabkan oleh beberapa
hal diantaranya virus yang terbawa oleh angin, persinggungan badan dengan hewan ternak yang sudah
terinveksi, bercampurnya hewan ternak dalam angkutan truk, serta pakan ternak yang mengandung virus.
Penyakit kuku dan mulut mengakibatkan sariawan yang mengganggu kuku dan mulut sehingga ternak tidak
nafsu makan selama hampir dua minggu, hingga berangsur kurus dan akhirnya mati.
4. Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet. Penyebabnya adalah
Rhabdovirus. Penyakit anjing gila (rabies) adalah suatu penyakit menular yang akut, menyerang susunan
syaraf pusat, disebabkan oleh virus rabies jenis Rhabdho virus yang dapat menyerang semua hewan berdarah
panas dan manusia. Penyakit ini sangat ditakuti dan mengganggu ketentraman hidup manusia, karena apabila
sekali gejala klinis penyakit rabies timbul maka biasanya diakhiri dengan kematian.
1. lnfluenza
Penyebab influenza adalah virus orthomyxovirus yang berbentuk seperti bola. Virus influenza ditularkan
lewat udara dan masuk ke tubuh manusia melalui alat pernapasan. Virus influenza pada umumnya menyerang
hanya pada sistem pernapasan. Terdapat tiga tipe serologi virus influenza, yaitu tipe A, B, dan C. Tipe A dapat
menginfeksi manusia dan hewan, sedangkan B dan C hanya menginfeksi manusia. Gejala influenza adalah
demam, sakit kepala, pegal linu otot, dan kehilangan nafsu makan, Orang yang terserang influenza biasanya
akan sembuh dalam 3 sampai 7 hari.
Penanggulangan virus ini telah diusahakan oleh beberapa ahli dengan pembuatan vaksin. pendekatan
terbaru adalah dengan pemakaian mutan virus hidup vang dilemahkan untuk mendorong agar respon
kekebalan tubuh meningkat.
Pencegahan terhadap penyakit influenza adalah dengan menjaga daya tahan tubuh dan menghindari
kontak dengan penderita influenza.
2. Campak
Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus yang tidak rnengandung enzim neurominidase.Gejala
campak adalah demam tinggi, batuk, dan rasa nyeri di seluruh tubuh.
Di awal masa inkubasi, virus berlipat ganda di saluran pernapasan atas. Di akhir masa inkubasi, virus
menuju darah dan beredar keseluruh bagian tubuh, terutama kulit.
3. Cacar air
Cacar air disebabkan oleh virus Herpesvirus varicellae. Virus ini mempunvai DNA ganda dan menyerang
sel diploid manusia.
4. Hepatitis
Hepatitis (pembengkakan hati) disebabkan oleh virus hepatitis. Ada 3 macam virus hepatitis yaitu hepatitis
A, B, dau C (non-A,non-B). Gejalanya adalah demam, mual, dan muntah, serta perubahan warna kulit dan
selaput lendir menjadi kuning. Virus hepatitis A cenderung menimbulkan hepatitis akut, sedangkan virus
hepatitis B cenderung menimbulkan hepatitis kronis. Penderita hepatitis B mempunyai risiko menderita kanker
hati. Penyakit ini dapat rnenular melalui minuman yang terkontaminasi, transfusi darah, dan penggunaan jarum
suntik yang tidak steril.
5. Polio
Polio disebabkan oleh poliovirus. Serangan poliovirus menyebabkan lumpuh bila virus menginfeksi selaput
otak (meninges) dan merusak sel saraf yang berhubungan dengan saraf tepi.
Virus ini menyerang anak - anak berusia antara 1 - 5 tahun . virus polio dapat hidup di air selama berbulan -
bulan, sehingga dapat menginfeksi melalui air yang diminum. Dalam keadaan beku virus ini dapat ditularkan
lewat lingkungan yang buruk, melalui makanan dan minuman. penularan dapat terjadi melalui alat makan
bahkan melalui ludah.
6. Gondong
Penyakit gondong disebabkan oleh paramyxovirus dapat hidup dijaringan otak , selaput otak, pankreas,
testis, kelenjar parotid dan radang di hati. Penyakit gondong ditandai dengan pembengkakan di kelenjar parotid
pada leher di bawah daun telinga. penularannya terjadi melalui kontak langsung dengan penderita melalui
ludah, urin dan muntahan.
7. AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah penurunan sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus HIV adalah virus kompleks yang
rnempunvai 2 molekul RNA di dalam intinya. Virus tersebut diduga kuat berasal dari virus kera afrika yang telah
mengalami mutasi. Walaupun AIDS sangat mematikan, penularannya tidak semudah penularan virus lain. Virus
HIV tidak ditularkan melalui kontak biasa seperti jabat tangan, pelukan, batuk, bersin, peralatan makan dan
mandi, asalkan tidak ada luka di kulit.
Virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit atau selaput lendir. Penularannya dapat terjadi
melalui hubungan seksual, transfusi darah, dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Gejala awal ditandai
oleh pembesaran nodus limfa. Penyakit yang umumnya diderita adalah pneumonia, diare, kanker, penurunan
berat badan, dan gagal jantung. Pada penderita, virus HIV banyak terkonsentrasi di dalam darah dan cairan
mani. Sekali virus menginfeksi penderita, virus akan tetap ada sepanjang hidup penderita.
8. Ebola
Gejala awal vang ditimbulkan ebola mirip influenza, yaitu demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, dan
hilang nafsu makan.
Gejala ini muncul setelah 3 hari terinfeksi. Setelah itu virus ebola mulai mereplikasikan dirinya. Virus ebola
menyerang sel darah.
Sebagai akibatnva sel darah yang mati akan menyumbat kapiler darah, mengakibatkan kulit memar,
rnelepuh, dan seringkali larut seperti kertas basah.
Pada hari ke-6, darah keluar dari mata, hidung, dan telinga. Selain itu penderita memuntahkan cairan hitam
vang merupakan bagian jaringan dalam tubuh yang hancur.
Virus ebola ditemukan pada tahun 1976 di Sudan dan Zaire. Habitatnya di alam belum diketahui, demikan
pula bagaimana prosesnya menjadi epidemik. Virus ebola dapat hidup di atmosfer selama beberapa menit.
kemudian akan mati oleh radiasi uliraviolet.
9. Herpes simplex
Disebabkan oleh virus anggota sukuHerpetoviridae, yang menyerang kulit dan selaput lendir. Virus herpes
simplex dapat menyerang bayi, anak-anak, dan orang dewasa.
Penyakit ini biasanya menyerang mata, bibir, mulut, kulit, alat kelamin, dan kadang - kadang otak. Infeksi
pertama biasanya setempat dan cenderung hilang timbul. Virus masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil. Pada
bayi, virus sering ditularkan pada saat dilahirkan.
Selain itu virus juga ditularkan melalui hubungan seksual. Kecuali pada mata dan otak, gejala utama
penyakit adalah timbul gelembung - gelembung kecil. Gelembung tersebut sangat mudah pecah. Infeksi pada
alat kelamin diduga merupakan salah satu faktor penyebab tumor ganas di daerah genitalia tersebut.
10. Papilloma
Disebabkan oleh salah satu virus yang diduga dapat menimbulkan tumor di kulit, alat kelamin, tenggorokan,
dan saluran utama pernapasan.
Infeksi terjadi melalui kontak langsung dan hubungan seksual dengan penderita.
Diduga disebabkan oleh virus Corona mamalia (golongan musang, rakun) yang mudah sekali bermutasi
setiap terjadi replikasi.
Gejala-gejala penyakit: suhu tubuh di atas 39oC, menggigil, kelelahan otot, batuk kering, sakit kepala,
susah bernapas, dan diare.
12. Rabies
Disebabkan oleh virus rabies. Rabies sebenarnya merupakan penyakit yang menyerang hewan,
misalnya anjing, kucing, dan kelelawar penghisap darah. Hewan yang terkena dapat menunjukkan tingkah laku
agresif ataupun kelumpuhan.
Virus ditularkan pada manusia melalui gigitan binatang yang terinfeksi. Setelah masa inkubasi yang
sangat bervariasi, dari 13 hari sampai 2 tahun (rata-rata 20 - 60 hari), timbul gejaia kesemutan di sekitar luka
gigitan, gelisah, dan otot tegang. Gangguan fungsi otak, seperti hilangnya kesadaran, terjadi kira - kira satu
minggu kemudian, Rabies sering kali menyebabkan kematian.
Sebagai panduan tentang rabies, dapat dipakai teori dari Vaughansebagai berikut:
1) Jika hewan yang menggigit tidak menunjukkan gejala rabies dalam waktu 5 - 7 hari setelah menggigit, dapat
dianggap bahwa gigitan tidak mengandung virus rabies.
2) Tidak semua hewan berpenyakit rabies mengeluarkan virus rabies dalam ludahnya.
3) Gigitan kucing lebih berbahaya daripada gigitan anjing, karena kemungkinan adanya virus pada ludah kucing
yang terinfeksi rabies lebih besar (90%) daripada anjing (45%). Pencegahan penyakit pada hewan dilakukan
dengan cara vaksinasi
0 komentar:
bakteri
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk
hidup yang lain .
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang
membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta
umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1
s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak
mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan
Pengantar
Dari asal kata Bakterion (yunani = batang kecil). Di dalam klasifikasi bakteri digolongkan dalam Divisio
Schizomycetes.
Dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa membran nukleus (pro-caryo-theca), cytoskeleton, dan
organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.yang membuat inti difus di sitoplasma , dan menggantikan
mitocondria dengan mesosom . Struktur sel merupakan prokariotik, untuk membedakan mereka dengan
organisme yang memiliki sel lebih kompleks ( disebut eukariotik ). Mereka tersebar berada di mana-mana
(kosmopolitan) di tanah, udara ,air, di kawah, parasit dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak
patogen merupakan bakteri biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm
dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel berbahan peptidoglikan, . Banyak yang
bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan.umumnya bakteri tidak memiliki klorofil (
kecuali Bakterio chlorofil , dan Bacterio purpurin )dan berukuran renik (mikroskopis).
BENTUK-BENTUK BAKTERI
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk
antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
1. Bakteri Kokus :
a. Monokokus
yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
b. Diplokokus
yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
c. Tetrakokus
yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan
berbentuk segi empat.
d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus
berdempetan membentuk kubus
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel
bakteri kokus berdempetan membentuk
rantai.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri
kokus berdempetan seperti buah anggur
2. Bakteri Basil :
a. Monobasil
yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
3. Bakteri Spirilia :
Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang
menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang
menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu
0 Atrik : bila tidak mempunyai flagellum : contoh Escherichia coly
1. Dengan dasar cara memperoleh makanan, bakteri dapat dibedakan menjadi dua:
Bakteri heterotrof: bakteri yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri. Kebutuhan makanan
tergantung dari mahluk lain. Bakteri saprofit dan bakteri parasit tergolong bakteri heterotrof.
2. Bakteri autotrofl bakteri yagn dapat mensistesis makannya sendiri. Dibedakan menjadi dua
yaitu (1) bakteri foto autotrof dan (2) bakteri kemoautotrof.
KEBUTUHAN AKAN OKSIGEN BEBAS
Dengan dasar kebutuhan akan oksigen bebas untuk kegiatan respirasi, bakteri dibagi menjadi 2:
- Bakteri aerob: memerlukan O2 bebas untuk kegiatan respirasinya
- Bakteri anaerob : tidak memerlukan O2 bebas untu kegiatan respirasinya.
STRUKTUR BAKTERI Struktur sel prokariota (organisme yang tidak memiliki selaput inti) pada umumnya
Semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur bakteri yang paling penting adalah dinding
sel. Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada
perbedaan struktur dinging sel.
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teichoic.
Bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar, lipopolisakarida - terdiri atas membran dan lapisan peptidoglikan
yang tipis terletak pada periplasma (di antara lapisan luar dan membran sitoplasmik).
Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagela dan fimbria yang digunakan untuk bergerak,
melekat dan konjugasi. Beberapa bakteri juga memiliki kapsul atau lapisan lendir yang membantu pelekatan
bakteri pada suatu permukaan dan biofilm formation. Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom dan beberapa
spesies lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas dan magnetosom.
Beberapa bakteri mampu membentuk endospora yang membuat mereka mampu bertahan hidup pada
lingkungan ekstrim.
PERANAN bAKTERI
Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan ukuran populasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah
:dipengaruhi oleh beberapa faktor :
2. Kelembapan
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari
protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
3 Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel
mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel
yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri
dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu,
beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat
mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora
dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih
tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila
keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak
endospora di tengah-tengah sel bakteri atau pada salah satu ujungnya.
Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri
tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-
senyawa lain yang lebih sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi
di alam dan dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-sampah organik.
[sunting] Bakteri nitrifikasi
Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang
berlangsung secara aerob di dalam tanah.
Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
• Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.
NH3 + O2 menjadi HNO2
• Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.
Bakteri nitrogen
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi
suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-
bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup
bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum, Clostridium
pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-
polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar.
Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria,
Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain
bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar),
maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil
akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian
terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
Bakteri usus
Bakteri Entamoeba coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa
pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah.
Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan
selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
Bakteri denitrifikasi
Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk
nitrit dan akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Contoh bakteri yang
menyebabkan denitrifikasi adalah Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans.
Bakteri patogen
Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Bakteri penyebab penyakit pada manusia:
No. Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan
1. Salmonella typhosa penyebab penyakit tifus
2. Shigella dysenteriae penyebab penyakit Disentri basiler
3. Vibrio comma penyebab penyakit Kolera
4.Diplococcus pneumoniae penyebab penyakit Pneumonia (radang paru-paru)
5. Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit TBC paru-paru
7. Clostridium tetani penyebab penyakit Tetanus
8. Neiseria meninges penyebab penyakit Meningitis (radang selaput otak)
9. Neiseria gonorrhoeae penyebab penyakit Gonorrhaeae (kencing nanah)
10. Treponema pallidum penyebab penyakit Sifilis atau Lues atau raja singa
11. Mycobacterium leprae penyebab penyakit Lepra (kusta)
12. Treponema pertenue penyebab penyakit Puru atau patek
Dekomposisi
Bakteri bekerja secara terstruktur dalam proses degradasi organisme atau proses pembusukan mayat. Proses
pembusukan berawal dari mikroorganisme, misalnya bakteri-bakteri yang hidup di dalam usus besar manusia.
Bakteri tersebut mulai mendegradasi protein yang terdapat dalam tubuh. Jika seluruh jenis ikatan protein sudah
terputus, beberapa jaringan tubuh menjadi tidak berfungsi. Proses ini disempurnakan bakteri yang datang dari
luar tubuh mayat, dan dapat pula berasal dari udara, tanah, ataupun air. Seluruh jenis bakteri ini menyerang
hampir seluruh sel di tubuh dengan cara menyerang sistem pertahanan tubuh yang tidak lagi aktif,
menghancurkan jaringan otot, atau menghasilkan enzim penghancur sel yang disebut protease. Kemudian
dengan berbagai jenis metabolisme, mikroorganisme mulai memakan jaringan mati dan mencernanya. Tak
jarang kerja proses ini dibantu reaksi kimia alami yang terjadi dalam organisme mati.
[sunting] Bakteri heterotrof
Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat. Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri
heterotrof. Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat
bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu menghasilkan makanan
sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi kimia
lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada organisme mati. Mereka mendapatkan
energi dengan menguraikan senyawa organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein,
karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi
molekul-molekul tunggal seperti asam amino, metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung
enam nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor
(P), serta sulfur (S).
Bau busuk
Bau busuk dari tubuh mayat tidak hanya mengganggu, namun juga membahayakan. Pembusukan dimulai
dengan pemutusan ikatan protein-protein besar pada jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan
enzim protease. Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang disebut asam amino ini dicerna berbagai jenis
bakteri, misalnya bakteri acetogen. Bakteri ini mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam tubuhnya untuk
menghasilkan asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida. Produk asam asetat ini menimbulkan
bau.
Asam asetat yang dihasilkan ini diproses kembali oleh bakteri jenis methanogen, misalnya
Methanothermobacter thermoautotrophicum yang biasa hidup di lingkungan kotor seperti selokan dan
pembuangan limbah (septic tank). Asam asetat direaksikan dalam sel methanogen dengan gas hidrogen dan
karbon dioksida untuk menghasilkan metana, air, dan karbon dioksida. Metana dalam bentuk gas juga
menghasilkan bau busuk.
Selain asam asetat dan gas metana, beberapa bakteri menghasilkan gas hidrogen sulfida yang baunya seperti
telur busuk. Lebih dari itu, bau busuk mayat di lautan yang bercampur dengan uap garam bersifat racun, karena
mampu mereduksi konsentrasi elektrolit dalam tubuh.
Produk berbahaya selain gas yang dihasilkan adalah cairan asam dan cairan lain yang mengandung protein
toksik. Jika cairan-cairan ini sempat menginfeksi kulit yang luka atau terkena makanan, bukan hanya produk
beracun yang dapat masuk ke dalam tubuh tetapi juga bakteri heterotrof patogen seperti clostridium.
Bakteri serta produk beracun ini dapat menginfeksi manusia lewat kontaminasi makanan, minuman, atau luka di
kulit. Karena adanya saluran masuk ini, maka berbagai penyakit seperti malaria, diare, degradasi sel darah
merah, lemahnya sistem pertahanan tubuh, infeksi pada luka (tetanus), bengkak, atau infeksi pada alat kelamin
menjadi ancaman yang serius.
Cara mengatasi serangan mikroorganisme ini adalah dengan menjaga makanan dan minuman tetap steril, yaitu
dengan dipanaskan. Mencuci tangan dan kaki dengan sabun antiseptik cair sebelum makan. Menjaga
lingkungan agar steril dengan cara menyemprotkan obat pensteril.
Bakteri-bakteri tersebut juga dapat dicegah pertumbuhannya dengan cara meminum obat antibiotik atau suntik
imunitas. Sifat-sifat inilah yang harus dipahami dengan cara mengikuti prosedur standar penanganan mayat.
Antara lain menggunakan masker standar minimal WHO (tipe N-95), memakai sarung tangan khusus, serta
mencuci tangan sebelum dan sesudah mengangkat satu mayat. Langkah terbaik adalah segera menguburkan
mayat.
Diposkan oleh ISHARMANTO - BIOLOGI . di 05.07
Bakteri Nitrifikasi
Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang
berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.
Reaksi nitritasi
Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.
Reaksi nitratasi
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh
tanaman yaitu nitrat. Tetapi sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air minum, nitrat yang
berlebihan tidak baik karena akan menyebabkan pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.
Bakteri fermentasi
Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan:
No. Nama produk atau makanan Bahan baku Bakteri yang berperan
Suhu
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:
Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum
15°C.
Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55°C, dengan suhu optimum 25°
– 40°C.
Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75°C, dengan suhu
optimum 50 - 65°C
Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93° –
500°C.
Kelembapan
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari
protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak
sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen
sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri
dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu,
beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat
mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora
dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih
tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila
keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak
endospora di tengah-tengah sel bakteri atau pada salah satu ujungnya.
Pada bagian pinggir plasmanya terkandung zat warna klorofil-a, karotenoid, dan dua
macam kromoprotein yang larut dalam air yaitu: fikosianin yang berwarna biru danfikoeritrin yang berwarna
merah. Perbandingan macam-macam zat warna itu amat labil, oleh sebab itu warna ganggang tidak tetap,
kadang kadang tampak kemerah-merahan, kadang-kadang kebiru-biruan. Gejala ini dianggap sebagai suatu
penyesuaian diri terhadap sinar (adaptasi kromatik), misalnya dalam cahaya hijau warnanya kebanyakan
merah, dalam cahaya merah menjadi hijau atau biru. Hal ini rupa-rupanya berhubungan dengan proses
asimilasi. (Tjitro Soepomo,1994)
Di tengah-tengah sel terdapat bagian yang tidak berwarna yang mengandung asam deoksi-ribonukleat
dan asam ribonukleat. Jadi di sini kedua macam asam nukleat itu telah terkumpul seperti dalam inti sel tumbuh-
tumbuhan tinggi. Tetapi kromosom belum tampak. Bagian pusat dapat mengembang dan berpengaruh
terhadap turgor.Dalam sel-sel yang telah tua tampak juga vakuola. (Kimball,1987)
Sebagai zat makanan cadangan ditemukan glikogen dan di samping itu butir-butir sianofisin (lipo-
protein) yang letaknya diperiferi, dan volutin yang fungsinya masih belum terang.
Cyanophyceae umumnya tidak bergerak. Di antara jenis jenis yang berbentuk benang dapat
mengadakan gerakan merayap yang meluncur pada alas yang basah. Bulu cambuk tidak ada, gerakan itu
mungkin sekali karena adanya kontraksi tubuh dan dibantu dengan pembentukan lendir. (Kimball,1987)
Perkembangbiakan selalu vegetatif dengan membelah, pembiakan secara seksual belum pernah
ditemukan. (Tjitro Soepomo,1994)
Bangsa Chroococcales.
¾ Chroococcus turgidus,
¾ Gloeocapsa sanguinea
Umumnya alga ini membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok yang basah. Setelah pembelahan,
sel-sel tetap bergandengan dengan perantaraan lendir tadi, dan dengan demikian terbentuk kelompok-
kelompok atau koloni. (Tjitro Soepomo,1994)
Bangsa Chamaesiphonales,
Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang, mempunyai spora. Benang-benang itu
dapat putus-putus merupakan hormogonium, yang dapat merayap dan merupakan koloni baru. (Tjitro
Soepomo,1994)
Spora terbentuk dari isi sel (endospora). Setelah keluar dari sel induknya, spora dapat menjadi tumbuhan
baru. Untuk menghadapi kala yang buruk dapat membentuk sel-sel awetan dengan menambah zat makanan
cadangan serta mempertebal dan memperbesar dinding sel. (Kimball,1987)
Sel-selnya merupakan koloni ber bentuk benang, atau diselubungi suatu membran. Benang-benang itu
melekat pada substratnya, tidak bercabang, jarang mempunyai per cabangan sejati, lebih sering mem punyai
percabangan semu. Benang-benang itu selalu dapat membentuk hormogonium. (Tjitro Soepomo,1994)
Oscillatoria, hidup dalam air atau di atas tanah yang basah, sel selnya bulat, merupakan benang-benang
dan akhirnya memben tuk koloni yang berlendir. Pada jarak-jarak tertentu pada benang benang itu terdapat sel-
sel yang dindingnya tebal, kehilangan zat zat warna yang berguna untuk asimilasi, hingga kelihatan keku ning-
kuningan dan dinamakan heterosista. Heterosista ini dalam keadaan khusus dapat tumbuh menjadi benang
baru, tetapi fungsinya belum dikenal dan biasanya lekas mati. (Kimball,1987)
— O. limosa; O. princeps.
Pada koloni Rivularia tampak adanya polaritas. Pangkalnya terdiri atas suatu heterosista, ujungnya berakhir
dalam suatu ram bu t.
— R. bullata; R. haematites.
Suku Nostacaceae, antara lain meliputi marga Nostoc dan Ana baena.
Nostoc, dapat menambat N dari udara, seringkali bersimbiosis dengan Fungimembentuk Lichenes.
— N. commune; N. sphaeroides.
Anabaena, juga menambat N dari udara dan dapat bersimbiosis dengan tanaman lain.
¾ cycadeae bersimbiosis dengan pakis haji (Cycas rumphii) dalam akar-akarnya yang disebut akar-akar bunga
karang.
¾ A. azollae bersimbiosis dengan sejenis paku air Azo/la pinnata (dalam daunnya) yang hidup di sawah-sawah dan
di rawa-rawa. (Tjitro Soepomo,1994)
Cyanophyceae tersebar di seluruh dunia sebagai massa lendir atau benang-benang halus, hidup dalam
air, bahkan ada yang dalam sumber-sumber air panas, sebagian juga dalam tanah yang basah dan pada kulit
pohon-pohon.. Ganggang ini merupakan perintis dan menyiapkan batu-batu atau cadas-cadas untuk tumbuh-
tumbuhan lain yang lebih tinggi. Beberapa jenis ganggang ini dapat melarut batu kapur.Ada pula di antaranya
yang ikut menyusun Lichenes. (Tjitro Soepomo,1994)
Hubungan kekerabatan Idengan golongan tumbuh tumbuhan lain masih belum terang. Hubungan
dengan Flagellata yang bagi ganggang lainnya dapat ditunjukkan, tidak tampak bagi Cyanophyceae. Mengingat
bentuk dan susunan tubuhnya, ada kemungkinan alga biru mempunyai hubungan dengan bakteri, tetapi rupa-
rupanya dengan penyelidikan lebih mendalam kemungkinan itu makin tipis. Melihat belum adanya diferensiasi
isi selnya, ganggang ini harus digolongkan makhluk kuno, yang sudah hidup pada zaman Pra-Kambrium, 600
juta tahun yang lalu. (Kimball, 1987)
Divisi 2. Cyanophyta
Kelompok yang beranggotakan 1.500 spesies ini biasanya bercirikan warna hijau kebiru-biruan, yang
disebabkan suatu pigmen tambahan selain klorofil dan karotenoid. Kadang-kadan pigmen merah juga ada, dan
variasi dalam perbandingan pigmen- pigmen ini menghasilkan kisaran yang sangat luas dalam hal warna pada
tumbuhan kelas ini. Laut Merah diberi nama demikian karena kadang-kadang ganggang hijau-biru ini terdapat
dalam jumlah amat besar, sehingga pigmen merah yang lebih banyak itu jadi tampak.(Kimball,1987)
Tubuh algae hijau-biru tidak menunjukkan diferensiasi dalam struktur secara nyata. Di antaranya ada
yang uniselular, tetapi kebanyakan membentuk koloni tanpa filamen atau dapat juga membentuk filamen
dengan atau tanpa cabang-cabang (Gambar 16.14). Sel-sel dan koloni tanpa filamen diselubungi dengan suatu
kelubung gelatin yang dapat sangat menyolok. Reproduksi seksual tidak diketahui pada algae hijau-biru, dan
zoospora motil tidak dibentuk. Satu-satunya reproduksi yang dikenal ialah cara asek sual, terutama dengan
pembelahan sel pada bentuk-bentuk uni selular, sedangkan yang membentuk koloni dengan cara pembelah an
sel dan fragmentasi. Beberapa filamen dapat juga membentuk spora istirahat, yakni spora berdinding tebal
yang resisten terhadap panas dan pengeringan, dan yang mengandung bahan makanan. Suatu sel baru
tumbuh dari spora istirahat pada waktu perkecam bahan. Filamen dapat juga membentuk sel-sel membesar
yaitu heterosista, yang fungsinya tidak ada. Sel-sel tanpa fungsi ini diduga spora yang telah kehilangan daya
reproduksinya. (Tjitro Soepomo,1994)
Dalam beberapa hal, organisasi selular ganggang hijau-biru berbeda dengan yang ada pada tumbuhan tingkat
tinggi dan malahan menyerupai bakteri (Bab 23). Pembelahan sel terjadi dengan perluasan dinding selnya arah
ke dalam berbentuk cincin. Belum ditemukan satu pun struktur yang sama benar dengan nukleus sebagaimana
pada organisme lain, yang dilengkapi dengan kromosom, membran nuklir, dan nukleolus. Bahan nuklir yang
dijumpai pada struktur yang tidak beraturan namun kaya akan DNA, biasanya dinamai benda kromatin, dan
cenderung terpusat di bagian tengah sel, tetapi dapat juga tersebar. Seperti halnya pada tumbuhan tingkat
tinggi, klorofil terikat pada lam (Bab 10) tetapi tidak berkumpul menjadi grana. Pada kebanyakan spesies,
lamela fotosintetik ini membentuk jalinan kompleks yang menyebar ke seluruh sel dan menembus sitoplasma.
tetapi, pada beberapa spesies, lamela tersusun dalam lapisan paralel di bagian luar sel. Jadi, di dalam sel
algae hijau-biru tidak ada benda khusus seperti nukleus, plastid, atau sitoplasma. (Kimball,1987)
Ganggang hijau-biru tersebar luas dan tumbuh di pelbagai habitat. Banyak di antaranya hidup dalam air; yang
lain terdapat pada tanah lembab, batu-batuan basah, atau menempel pada tumbuhan atau binatang. Agaknya
amat banyak dijumpai dalam kolam hangat yang kaya akan benda organik, karena mereka memerlukan banyak
sekali nitrogen. Sejumlah spesies dapat bertahan dalan air tercemar dan kerap kali merupakan petunjuk
adanya polusi organik. Ganggang hijau-biru terdapat dalam sumber air panas di berbagai tempat di permukaan
bumi. Mereka dapat tumbuh subur pada suhu sampai 85°C, yang hampir merupakan batas atas bagi
kehidupan untuk dapat ada dalam keadaan aktif. (Tjitro Soepomo,1994)
Diposkan oleh ISHARMANTO - BIOLOGI . di 01.44
Label: ALGAE BIRU
Keanekaragaman yang menyebabkan variasi antar individu pada bentuk, penampilan,warna, ataupun hal
lainnya, yang masih berada dalam tingkat spesies yang sama.
jadi pada keaneka ragaman gen ini karena masih 1 species ( 1 jenis) maka prinsipnyajika disilangkan anggota
jang berbeda tersebut masih menurunkan keturunan ( Fertil)
Contohnya : kelapa macamnya yaitu kelapa gading; kopyor; hidrid; dan kelapa hijau,
mangga macamnya mangga tali jiwo; gadung; golek; dan arumanis,
padi macamnya padi IR; Rojolele, Pandan wangi , sedani; wulu; dan kapuas.
Manusia ras Mongolid , Caucasoid , Negroid , Aborigin
Jelas padi Rojolele dengan Padi Pandan Wangi jika dikawinkan masih bisa menurunkan keturunan .
begitu pula pada manusia yang berbagai ras tersebut OK
Meskipun namanya sama pada kelapa hijau dan kelapa sawit , jeruk bali dan jeruk nipis ini tidak menurunkan
keturunan jika dikawinkan maka bukan keaneka ragaman tingkat gen /variasi
Keanekaragaman yang menyebabkan terbentuknya spesiesiasi , artinya speciesnya berbeda , lebih mudah
diamati karena perbedaan lebih menyolok, tidak variasi lagi dan yang paling penting Jika dikawinkan anggota
yang berbeda itu tak menurunkan keturunan (steril).. Keanekaragaman hayati tingkat spesies dapat diamati
pada tingkat takson yang lebih tinggi dari spesies seperti genus dan familia.contoh jeruk bali (Citrus maxima)
dengan jeruk nipis (Citrus nobilis) yang ukurannya kecil ya pasti steril . karena speciesnya beda , kedua jeruk
itu hanya sama pada tingkat genus sama sama Citrus . OK
Contohnya : variasi famili Palmae antara lain kelapa; siwalan, aren dan pinang: variasi famili Graminae antara
lain padi, gandum, tebu, dan jagung: spesies pada genus Pandanus: spesies pada familia Arecaceae.
c. Keanekaragaman Ekosistem
Dari semua variasi yang ada pada setiap tingkat jenis akan mempunyai tempat hidup yang berbeda, tempat
hidup ini akan membentuk ekosistem yang berbeda pula. Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem melibatkan
komponen fisik dan komponen kimia (komponen abiotik) dan komponen biotic, sebagai penyusun dari
ekosistem itu sendiri. Komponen fisik misalnya iklim, air, tanah, udara, cahaya, suhu, kelembapan, topografi,
dan geologi. Komponen kimia misalnya, keasaman, kandungan mineral, dan salinitas. Sedangkan, komponen
bioticnya adalah makhluk hidup.
Contohnya : kelapa ekosistemnya di daerah pantai, siwalan ekosistemnya di daerah kering, aren ekosistemnya
di daerah rawa.
- akarnya serabut
Under dry conditions, water evaporates from the annulus distorting the outer wall. This causes the annulus to
peel back and the sporangium to open.
As more water is lost, the tensile strength of water is overcome and air comes out of solution forming a bubble
within each cell of the annulus. This results in a violent snapping back of the annulus, dislodging spores (
haploid)
- Gametofitnya berupa
- Gametofit umurnya lebih penfek dibanding Sporofit karena yang ada di lingkungan tumbuhan pakunya
- daunnya ada 2 tipe : Sporofil /fertil penghasil spora dan Daun tropofil /steril untuk fotosintesis
- epidermisnya berkhlorofil
Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora (sporangium). Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus
muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora yang dihasilkan
tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora), paku heterospora dan paku
peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora
menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil)
(ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara homospora dan
heterospora menghasilkan spora pbentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin (ex Equisetum
debile/paku ekor kuda).
OK
Label: PTERYDOPHYTA
Divisio Pteridophyta dibagi atas empat klas, yakni Psilopsida, Lycopsida, Sphenopsida dan Pteropsida.
a. Klas Psilopsida
Klas Psilopsida atau Psilophytinae disebut paku purba dan kebanyakan telah punah. Ciri-ciri yang nampak
sebagai berikut :
- tidak punya akar atau daun
- punya batang di bawah tanah (rizoma / rimpang)
- punya batang di atas tanah (tegakan / shoot) yang mengandung xylem dan phloem,
Famili : Selaginellaceae
Genus : Selaginella
Spesies : S. wildenovii (paku rane)
Famili : Isoetaceae
Genus : Isoetes
Spesies : Isoetes sp.
Subklas Eusporangiatae
1. Ordo : Ophioglossales (paku ular)
Famili : Ophioglossaceae
Genus : Ophioglossum
Spesies : O. reticulatum (di Indonesia), O. vulgatum (di Eropa)
Genus : Botrychium
Spesies : B. daucifolium dan B. ternatum (di Indonesia), B. lunaria (di Eropa)
Genus : Helminthostachys
Spesies : H. zeylanica
2. Ordo Marattiales
Famili : Maratiaceae
Genus : Christensenia
Spesies : C. aesculifolia
Genus : Angiopteris
Spesies : A. efecta
Genus : Marattia
Spesies : M. fraxinea
Famili : Cyatheaceae
Genus : Cyathea
Famili : Schizaeaceae
Genus : Schizaea
Spesies : S. digitata, S. dichotoma
Genus : Lygonium
Spesies : L. circinnatum
Famili : Gleicheniaceae
Genus : Gleichenia (paku andam / paku resam)
Spesies : G. linearis, G. leaevigata
Famili : Matoniaceae
Genus : Matonia
Spesies : M. pectinata
Genus : Phanerosorus
Spesies : Phanerosorus sp. (banyak tumbuh di Kalimantan)
Famili : Loxomaceae
Genus : Loxoma
Spesies : L. cunninghami
Famili : Hymenophyllaceae
Genus : Hymenophyllum
Spesies : H. junghuhnii, H. australe
Genus : Trichomanes
Spesies : T. teysmani, T. javanicum, T. palmatifidium
Famili : Dicksoniaceae
Genus : Dicksonia
Spesies : D. blumei, D. antartica (di Australia)
Famili : Thyrsopteridaceae
Genus : Thyrsopteris
Spesies : Thyrsopteris sp
Famili : Polypodiaceae
Subfamili : Woodsieae
Genus : Woodsia
Spesies : Woodsia sp
Genus : Cystopteris
Spesies : C. tenuisecta, C. fragilis
Subfamili : Onocleae
Genus : Onoclea
Spesies : O. sensibilis
Subfamili : Oleandreae
Genus : Oleandra
Spesies : O. musifolia
Subfamili : Aspidieae
Genus : Dryopteris (Aspidium)
Spesies : D. filix-mas, D. disecta, D. rufescens
Subfamili : Asplenieae
Genus : Asplenium
Spesies : A. nidus (paku sarang burung)
Genus : Blechnum
Spesies : B. orientale, B. patersonii
Subfamili : Pterideae
Genus : Pteridium
Spesies : P. aquilinum (paku garuda)
Genus : Pteris
Spesies : P. ensiformis
Genus : Adiantum
Spesies : A. cuneatum (suplir), A. farleyanse (ekor merak)
Genus : Anograma
Spesies : A. subdigitata, A. leptophylla
Genus : Notochlena
Spesies : N. hirsuta
Subfamili : Vittarieae
Genus : Vittaria
Spesies : V. elongata
Genus : Anthrophyum
Spesies :
Anthrophyum sp.
Subfamili : Polypodieae
Genus : Polypodium
Spesies : P. vulgare, P. sinuosum, P. sundaicum, P. trilobum, P. triquetrum, P. feei
Genus : Cyclophorus
Spesies : C. nummularifolius, C. varius, C. longifolius
Genus : Drymoglossum
Spesies : D. piloselloides (paku picis)
Subfamili : Acrosticheae
Genus : Elaphoglossum
Spesies : E. angulatum
Genus : Platycerium (paku tanduk rusa)
Spesies : P. bifurcatum, P. coronarium
Genus : Acrostichum
Spesies : A. spesiosum, A. aureum (paku laut)
Famili : Marsileaceae
Genus : Marsilea
Spesies : M. crenata (paku semanggi)
Genus : Pilularia
Spesies : P. globulifera (paku semanggi)
Genus : Regnellidium
Spesies : R. diphyllum
Pinophyta berasal dari kata Pinos yang artinya “Minum” dan Phyton yang artinya tumbuhan. Jadi Pinophyta
adalah kelompok tumbuhan yang serbuk sarinya masuk ke ruang serbuk melalui penyusutan cairan pada tetes
penyerbukan. Pinophyta dapat disebut juga Gymnospermae. Istilah Gymnospermae didasarkan pada bijinya
yang terbuka/telanjang dimana ovulum tidak terbungkus daun buah karpel.
Akar dan batang pinophyta berkambium yang selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Berkas
pembuluh pengangkutan kolateral terbuka. Xilem pada pinophyta hanya terdiri atas trakeid saja sedangkan
floemnya tanpa sel-sel pengiring. Habitus pinophyta adalah semak, perdu atau pohon. Sistem perakarannya
adalah sistem akar tunggang. Tumbuhan Pinophyta memiliki batang yang tegak lurus dan bercabang-cabang.
Daunnya jarang yang berdaun lebar, jarang yang bersifat majemuk, dan sistem pertulangan daunnya tidak
banyak ragamnya. Hal ini sangat berbeda dengan karakteristik daun yang terdapat pada angiospermae yang
sistem pertulangannya beraneka ragam.
Pinophyta tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina.
Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina. Letak makrosporofil dan
mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Penyerbukan yang
terjadi pada Pinophyta hampir selalu dengan cara anemogami (penyerbukan dengan bantuan angin). Serbuk
sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu antara penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang.
Pembuahan yang terjadi pada pinophyta disebut pembuahan tunggal (setiap inti generatif melebur dengan inti
sel telur). Mikropil terdedah ke udara bebas.
Klasifikasi Pinophyta
Pinophyta atau Gymnospermae merupakan suatu kelompok tumbuhan yang sudah ada sejak Palaezoicum.
Kelompok-kelompok yang lebih kecil daripada Pinophyta berkembang pada akhir Palaezoicum dan awal
mesozoicum kemudian menyusut pada akhir Mesozoikum seiring dengan punahnya dinosaurus. Pada
kenozoicum hanya tinggal 4 kelas dengan adanya penambahan kelompok Gnetopsida. Di daerah tropis hanya
ditemukan 3 kelas yaitu Cy1. Cadopsida
2. Coniferopsida
3. Gnetopsida,
4. Ginkopsida hanya ditemukan di daerah subtropis seperti Jepang, Cina, dan Amerika Utara.
1. Kelas : Cycadopsida
Ordo : Cicadales
Familia : Cicadaceae
Zamiaceae
2. Kelas Coniferiopsida
Ordo Coniferales
Family Pineceae
Arauchariaceae
Poddocarpaceae
Cupressaceae
3. Kelas Gnetopsida
Ordo Gnetales
Familia Gnetaceae
Ephedraceae
Welwitisiaceae.
1. Classis Cycadopsida
Classis ini hanya terdiri atas satu ordo yaitu Cycadales. Bangsa Cycadales pada awalnya hanya memiliki satu
familia (Cycadaceae) kini terdiri atas familia Cycadaceae dan Zamiaceae. Ciri-ciri familia Cycadaceae adalah
sebagai berikut.
- Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral dengan mikrosporangia pada
permukaan bawah.
- Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan.
- Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan kompak.
Classis Gynkopsida
Warga kelas ini tersebar luas di zaman mesozoikum dan tersier, berupa pohon-pohonan yang mempunyai
tunas panjang dan pendek dengan daun-daun yang bertangkai panjang. Kelas ini hanya memiliki satu ordo
yakni Gynkoales yang juga hanya memiliki satu familia yaitu Gynkoaceae. Ciri-ciri familia Ginkgoaceae :
- Habitus pohon tinggi > 1000 kaki, daun berubah warna dan menggugurkan daunnya pada musim rontok.
Tumbuhan berumah dua; Gamet jantan motil, penyerbukan di air.
- Daun muda menggulung, melebar bentuk kipas, daun terbagi dua simetris karena lekukan yg dalam,
mengalami perkembangan.
- Strobilus jantan berbentuk kerucut; strobilus betina dngan 2 ovuli yang berbeda kematangannya; ovulum
mempunyai pembungkus berdaging yang dapat berubah warna.
Salah satu contoh species dari ordo Gynkgoales adalah Ginkgo biloba (the living fossils)
Daun tumbuhan kelas ini banyak yang berbentuk jarum, oleh karena itu sering disebut sebagai pohon jarum.
Tajuk pohon kebanyakan berbentuk kerucut (Conus = kerucut; Ferein = mendukung).
Araucaria sp
Agathis alba
Genus : Pinus
Ciri-ciri familia Pinaceae :
- Pohon berkayu, strobilus bentuk conus.
- Daun bentuk jarum & berkelompok atau serupa sisik; daun dan sisik tersusun spiral; sisik dan
braktea lepas.
- Tiap sisik dengan dua (2) biji bersayap.
- Strobilus jantan dan betina dalam satu pohon; strobilus jantan lebih kecil dp strobilus betina
(berkayu), terletak aksilaris.
- Penyerbukan & penyebaran biji dengan bantuan angin.
- Serbuk sari dengan dua gelembung udara.
- Cotyledon banyak.
Genus : Cupressus
Ciri-ciri familia Cupressaceae :
- Daun bentuk sisik & tersusun berhadapan atau berseling; sisik dan braktea bersatu.
- Tiap braktea dengan sejumlah biji kecil tanpa sayap.
- Strobilus jantan dan betina dalam satu pohon; strobilus jantan berbentuk kerucut, strobilus betina
berbentuk bulat; terletak aksilaris.
- Penyerbukan & penyebaran biji dengan bantuan hewan.
- Cotyledon banyak.
Cupressus sp.
4. Classis Gnetopsida
Ordo: Gnetales
Familia : Gnetaceae
Memiliki ovulum yang lebih tertutup dibandingkan dengan ovulum familia lain dalam pinophyta,
tetapi mikropilnya tetap terbuka.
Karakteristik:
- Liana berkayu, beberapa tegak;
- Percabangan bersendi dan menebal;
- Daun sederhana, berhadapan, menyirip;
- Strobilus uniseksual atau biseksual tidak sempurna, memanjang dan ber-buku-buku;
- Bunga jantan: berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga dengan brakteola bersatu;
- Bunga betina: berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga memiliki tiga (3) lapisan pelindung;
- Biji dilindungi perianth yang berdaging.
d. Perkembangbiakan Pinophyta
Diposkan oleh ISHARMANTO - BIOLOGI . di 03.58 0 komentar
Label: GYMNOSPERMAE 2
Tumbuahan adalah organisme yang memiliki akar, batang, dan daun sejati. Akar, batang dan daun
merupakan organ hasil diferensiasi jaringan. Tumbuhan memiliki sel eukariotik dan mempunyai kloroplas.
Didalam kloroplas terdapat pigmen klorofil. Pada umunya tumbuhan memiliki klorofil a, klorofil b dan ada juga
yang mengandung karoten. Sel-sel tumbuhan memikili dinding sel yang mengandung selulosa, mengakibatkan
tubuhnya kaku. Dalam klasifikasi dengan system 5 kingdom diantaranya tumbuhan biji namun ditekankan pada
Phanerogamae dan lebih kepada Angiospermae.
Phanerogamae tumbuhan berbiji tamplak jelas perbiakan seksul antara individu jantan dan betina.
Imbangan dari Cryptogamae, tumbuhan spora yang
Angiospermae merupakan tumbuhan biji tertutup. Hampir semua tumbuhan yang ada di daratan merupakan
angiospermae. Angiospermae dibedakan atas dua kelas yakni dikotil dan monokotil. Klasifikasi angiospermae
menjadi dikotiledon dan monokotiledon didasarkan sejumlah perbedaan, yaitu perbedaan struktur vegetatif
(batang, daun, akar) dan struktur generatif (bunga dan biji).
DEFINISI PHANEROGAMAE
Ciri-ciri Phanerogamae :
n Struktur tubuh sudah menyesuaikan diri dengan kehidupan didarat : tak ada lagi gamet yang berenang ke tempat
pembuahan.
Divisi : Gymnospermae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyleae
Kelas : Dycotileae
ANGIOSPERMAE
Sebaian besar tumbuhan yang kita jumpai dewasa ini termasuk dalam Angiospermae yang merupakan
kelompok tubuhan yang mendominasi daratan lebih dari 100 juta tahun yang lalu meliputi 235.000 spesies
tumbuhan berbunga. Sebagian besar makanan yang kita konsumsi berasal dari tumbuhan berbunga dapat
berupa akar misalnya worte, kangkung, bit; buah-buahan misalnya apel, mangga, pisang, papaya; buah dan biji
kacang-kacangan Leguminosae, buah kariopsis dari padi- padian (Graminae) misalnya padi dan jagung.
Angiospermae dibedakan ke dalam dua kelas berdasarkan jumlah kotiledonnya, yakni monokotil dan dikotil.
Monokotil meliputi sekitar 65.000 spesies, termasuk di dalamnya tumbuhan Graminae, anggrek, palem, babu
dan lain-lain. Daun, batang, bunga dan akar monokotil bersifat spesifik. Sebagian besar monokotil memiliki
pertulangan daun sejajar, batang dengan berkas pembuluh terbesar; daun mahkota bunga 3 atau kelipatannya,
dan memiliki akar serabut. Sebagian besar Angiospermae yakni sekitar 170.000 spesies dari tumbuhan dikotil.
Kelompok tumbuhan ni meliputi tumbuhan semak, pohon serta banyak tumbuhan yang penghasil makanan.
Ciri-ciri dikotil adalah memiliki 2 kotiledon pada biji; pertulangan daun menjari, berkas pembuluh pada batang
tersusun melingkar, daun mahkota bunga 4, 5 atau kelipatannya, memiliki sistem akar tunggang.
Tubuh tumbuhan terdiri dari akar dan tajuk. Diantara adaptasi yang memungkinkan tumbuhan dapat hidup di
darat adalah kemampuannya untuk mengabsorsi air dan mineral dari dalam tanah. Menyerap cahaya matahari
dan mengambil CO2 dari udara untuk fotosintesis serta kemempuannya untuk hidup dalam kondisi yang kering.
Akar dan tajuk saling bergantunh satu sama lain, akar tidak mampu hidup tanpa tajuk, demikian sebaliknya.
Karena tidak memiliki kloroplas dan hidup di tempat yang gelap menyebabkan akar tidak dapat tumbuh tanpa
gula dan nutrisi organic lainnya yang diangkut dari daun yang merupakan bagian dari sistem dari tajuk.
Sebaliknya batang dan daun bergantung pada air dan mineral yang diserap oleh akar. Akar tumbuhan berfungsi
sebagai penompang berdirinya tumbuhan (jangkar), pengabsorpsi air dan mineral, serta tempat peyimpanan
cadangan makanan. Tajuk terdiri dari batang, daun dan bunga (bunga merupakan adaptasi untuk reproduksi
tumbuhan Angiospermae). Batang adalah bagian tumbuhan yang terletak di atas tanah, mendukung daun-daun
dan bunga. Pada pohon, batang-batang meliputi batang pokok danseua cabang-cabang, termasuk ranting-
ranting yang kecil. Batang mempunyai buku sebagai tempat melekatnya daun, juga mempunyai ruas yakni
jarak diantara dua buku. Daun merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis, kendati ada beberapa
spesies tumbuhan yang batangnya dapat melakukan fotosintesis karena mengandung kloroplas. Daun terdiri
dari helaian daun yang melebar (lamella) dan tangkai daun (petiol) yang menghubungkan daun dengan batang.
Pada ujung batang terdapat tunas yang belum berkembang yang disebut tunas ujung. Selain itu di jumpai juga
tunas aksilar/ tunas lateral/ tunas samping yang terdapat di ketiak daun, tunas ini biasanya dorman. Pada
banyak tumbuhan, tunas ujung menghasilkan auksin yang dapat menghambat pertumbuhan tunas aksilar.
Fenomena ini disebut dengan dominasi apical yang yang merupakan suatu adaptasi yang dapat meningkatkan
kemampuan tumbuhan untuk memperoleh cahaya. Hal ini sangat penting apabila kerpatan suatu vegetasi di
suatu tempat tinggi. Pembentukan cabang juga penting untuk meningkatkan sistem tajuk, pada kondisi tertentu
tunas-tunas aksilar akan mulai tumbuh. Beberpa tunas tersebut kemudian berkembang menjadi cabang-cabang
yang menghasilkan bunga dan yang lainnya berkembang menjadi capang non reproduktif, lengkap dengan
ujung tunas, daun-daun dan tunas aksilar. Struktur tubuh tumbuhan dikotil. Organ tumbuhan yaitu akar, batang,
daun, buah, bunga dan biji, seluruhnya disusun dari jaringan-jaringan yang masing-masing jaringan tersebut
mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Masing-masing jaringan disusun dari sel-sel yang
mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Beberapa modifikasi akar dan tajuk. Akar tumbuhan menalami
beberapa modifikasi antara lain menjadi akar yang menyimpan cadangan makanan (pati) misalnya bit gula atau
akar penyimpan air pada beberapa famili Cucurbitaceae yang tumbuh di daerah kering atau daerah yang tidak
turun hujan dalam waktu yang panjang, akar nafas (pneumatofor) yang dapat meningkatkan pertukaran gas
antara udara dengan akar-akar yang terendam air pada tanaman bakau/Avicennia nitida, akar udara pada
anggrek yang dapat membantu penyerapan air hujan, akar parasit/haustorium tali putri/Cuscuta sp, dan
mikoriza yaitu simbiosis mutualisme antara akar tumbun dan cendawan.
Beberapa modifikasi akar yakni tempat penimbun pati, akar nafas, akar udara, haustorium, mikoriza. Seperti
halnya akar batang dan dun juga mengalami modifikasi untuk fungsi yang beragam, antara lain rhizome, stolon,
runner, umbi batang (tuber), umbi lapis (bulb) serta umbi kormus (corm). Rhizoma adalah batang yang tumbuh
horizontal dalam tanah atau dekat dengan permukaan tanah, mempunyai ruas-ruas yang pendek dan pada
bukunya terdapat daundaun seperti sisik. Dijumpai akar adventif di sepanjang rhizome, terutama di permukaan
bawahnya. Rhizome dapat relative tebal, berdaging, mereupakan tempat disimpannya cadangan makanan
misalnya pada famili Zingiberaceae (jahe-jahean). Runner adalah batang yang tumbuh horizontal di atas tanah,
umumnya di sepanjang permukaan tanah, mempunyai ruas panjang misalnya pada tanaman strawberry. Stolon
mirip sengan runner, tetapi biasanya tumbuh tegas di dalam tanah, umumnya di sepanjang permukaan tanah.
Pada kentang, beberapa ujung stolon berkembang membentuk umbi batang. Mata tunas pada umbi kentang
merupakan kuncup yang terdapat pada buku batang, setia mata tunas tersebut akan mampu berkembang
menjadi individu baru. Berbeda dengan umbi kentang, umbi lapis merupakan kuncup besar yang dikelilingi oleh
sejumlah daun berdaging, dengan satu batang kecil dan pendek pada ujung bawah. Daun berdaging
mengandung cadangan makanan. Pada bawang merah, daun berdangin selalu dikelilingi oleh daun-daun
seperti sisik. Umbi lapis juga dijumpai pada tanaman tulip, lili dan lain-lain. Kormus mirip dengan umbi lapis
tetapi bagian yang membengkak seluruhnya merupakan bagian batang. Helaian daun berbentuk sisik yang
menutupi seluruh permukaan kormus.
Beberapa modifikasi batang yakni stolon pada strawbwerry, rhizome pada tanaman iris, umbi kentang, umbi
lapis, kormus. Beberapa modifikasi daun antara lain sulur (tendril), duri dan daun penangkap serangga
ditemukan dibeberapa tanaman. Ada beberapa tumbuhan yang daunnya sebagian atau seluruhnya mengalami
modifikasi bentuk sulur. Apabil sulur menyentuh benda padat misalnya ranting/kawat segera sulur tersebut
membelitnya dngan erat. Pada tanaman lain ada juga petiolnya berubah menjadi sulur. Sulur dijumpai pada
famili Cucurbitaceae (waluh-waluhan), tanaman anggur dan lainnya. Duri yang dijumpai pada kaktus
merupakan modifikasi dari daun. Duri sekaligus berfungsi untuk melindungi tanaman dari hewan pengganggu,
disamping untuk mengurangi kehilangan air dari tumbuhan. Daun penangkap serangga pada tumbuhan
karnivor akan menutup sewaktu serangga tertangkap, selanjutnya serangga tersebut akan segera dicerna
oeleh enzim pencerna dan nutrisinya digunakan tumbuhan untuk pertumbuhan.
Organ vegetatif tumbuhan ini terdiri dari akar, batang, dan daun. Akar, batang dan daun terdiri dari 3 sistem
jaringan yang sama, yaitu: sistem jaringan dermal/penutup, sistem jaringan pembuluh dan sistem jaringan
dasar. Sistem jaringan dermal terdapat pada bagian terluar tubuh tmbuh-tumbuhan. Pada tubuh tumbuhan
primer, sistem jaringan ini terdiri dari jaringan epidermis, sedangkan pada tubuh tumbuhan sekunder, epidermis
digantikan oleh jaringan periderm. Sistem jaringan pembuluh terdiri dari Xilem dan Floem. Xilem berfungsi
mengangkut air dan larutan garam dari akar ke daun melalui betang; sedangkan floem berfungsi hasil
fotosintesis dari daun kebagian organ lainnya. Sistem jaringan pembuluh terdapat diantara sistem jaringan
dasar, yang sebagian besar terdiri dari jaringan parekim. Perbedaan pokok diantara ketiga organ tersebut
terdapat pada distribusi sistem jaringan pembuluh dan sistem jaringan dasar.
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks,
endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas xylem
dan floem yang tersusun berselang seling. Stuktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda.
Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata dan trikoma. Sistem jaringan
dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar (mesofil)
dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang., tidak demikian halnya pada monokotil khususnya
famili graminae. Sistem berkas pebuluh terdiri atas xylem dan floem yang terdapat pada tulang daun.
Ciri-ciri dan Perbedan Tumbuhan / Pohon Monokotil dan Dikotil / Biji Berkeping Satu dan Dua
Pada tumbuhan kelas/tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan
berbiji keping satu atau keping yang disebut dengan monokotil/monocotyledonae dan tmbuhan berbiji keping
dua atau yang disebut juga dengan dikotil/dicotyledonae. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil dapat
ditemukan pada tumbuhan subdivisi angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya.
Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki:
1. Reproduksi Seksual
Secara evolusi kesuksesan suatu organisme diukur dari kemampuannya menghasilkan keturunan yang fertile.
Oleh sebab itu dari sudut pandang evolusi seluruh struktur dan fungsi dari organ tumbuhan diarahkan untuk
memberikan dukungan dalam mekanisme reproduksi. Pada tumbuhan tinggi srtuktur yang secara khusus
bertugas dalam proses reproduksi adalah bunga.
Bunga memiliki ukuran yang bervariasi, dari yang sangat kecil sampai yang luar biasa besar. Bunga terkecil
berukuran kurang dari 0,1 mm dijumpai paa sejenis gulm mungil Wolffia Columbiana yang ukuran total
tumbuhnya hanya berkisar antar 0,5 – 0,7 mm. Sedangkan terbesar di dunia adalah Rafflesiadari Indonesia
dengan diameter lebih dari 1 m serta berat mencapai 9 Kg.
Bunga merupakan bagian paling menarik pada tumbuhan karena warnanya, tekstur maupun aroma yang
dihasilkannya. Bunga merupakan hasil dari modifikasi dari tunas yang mendukung bagian-bagian, yaitu
kelopak, mahkota, benang sari dan putik yang merupakan modifikasi dari daun dalam suatu susunan yang
rapat.
Kelopak (calyx) terdiri dari daun-daun kelopak (sepal). Kelopak terdapat pada bagian terluar dari bunga,
menyelubungi bagian bunga lainnya, pada umumnya berwarna hijau, berfungsi untuk melindungi kuncup.
Mahkota (corolla) terdiri dari daun mahkota (petal), bagian ini biasanya memiliki tekstur dan warna yang
menarik. Warna mahkota sangat bervariasi dari warna-warna tunggal. Kombinasi warna-warna pelangi atau
bahkan hitam atau putih. Keragaman tekstur dan warna mahkota ditunjukkan untuk menarik perhatian serangga
penyerbuk. Disebalah dalam mahkota terdapat benangsari (stamen) yang terdiri dari tangkai sari (filament)
yang mendukung kotak sari (anter).
Benang sari merupak alat kelamin jantan yang menghasilkan serbuk sari (polen). Polen dibentuk dan disimpan
di dalam kotak sari. Bagian paling dalam pada bunga adalah putik (gynoecium). Putik terbentuk sebgai hasil
pelekatan daun-daun buah (carpel). Putik dapat terdiri dari satu atau beberapa daun buah. Putik terdiri dari 3
bagian yaitu :
1. Bagian paling bawah biasanya membengkak disebut bakal buah (ovari), yang mengandung bakal biji (ovul).
2. Bagian tengah, berupa tangkai yang ramping disebut tangkai putik (style).
3. Bagian paling ujung, disebut kepala putik (stigma), pada permukaan stigma ini butir-butir serbuk sari dari bunga
yang sama atau bunga-bunga lain yang dibawa oleh angina maupun serangga ditangkap pada peristiwa
penyerbukan. Bentuk stigma sangat beragam ada yang kecil runcing, sedikit mengembang atau bercabang-
cabang membentuk lengan-lengan.
Tumbuhan dalam siklus hidupnya mengalami pergantian generasi haploid (n) dengan generasi diploid (2n).
Akar, batang daun dan sebagian besar struktur reproduktif tanaman angiospermae dan gymnospermae
lainnya bersifat diploid. Tubuh tumbuhan yang bersifat diploid dikenal dengan sebutan sporofit.
Pada angiospermae sporofit menghasilkan struktur khusus berupa anter (kotak sari) dan ovule (bakal biji) yang
sel-selnya akan mengalami meiosis. Anter (kotak sari) pada umumnya terdiri atas 4 kantong polen (serbuk sari)
yang masing-masing berupa ruangan memanjang. Pada awal perkembangan anter (kotak sari) mampu
berkembang dan disebut dengan mikrosporofil. Mikrosporofil mengalami pembelahan meiosis, setiap sel
menghasilkan 4 sel haploid yang disebut mikrospora. Selanjutnya mikrospora mengalami pembelahan meiosis
sehingga terbentuk 2 sel yaitu sel tabung dan sel generatif yang berukuran lebuh kecil.
Kedua sel yang berdampingan tersebut diselubungi oleh lapisan yang tebal dalam suatu struktur butiran yaitu
butir serbuk sari (polen). Bila serbuk sari telah masak, dinding anter (kotak sari) membuka dan menebarkan
butir-butir serbuk sari tersebut. Pada tumbuhan angiospermae butir serbuk sari berfungsi sebagai gametofit
jantan yang menghasilkan gamet jantan yaitu sel-sel sperma.
Gamet betina berkembang di dalam suatu struktur di sebelah dalam ovari disebut ovul (bakal biji). Ovul memiliki
1 atau 2 lapis jaringan pelindung yang disebut integumen. Pada bagian ujung ovul, integumen tidak
menyambung mengakibatkan terbentuk celah kecil yang disebut mikropil.
Pada awal perkembangan ovul ini satu sel dalam dinding ovul yang disebut megasporofit membesar sebagai
persiapan pembelahan meiosis. Megasporofit tertanam pada jaringan yang disebu nuselus. Megasporofit
mengalami pembelahan meiosis menghasilkan empat sel yang berderet: sel-sel ini bersifat haploid dan disebut
megaspore. Tiga sel yang dekat dengan mikrofil mengecil, sedangkan sel yang terjauh dari mikrofil membesar
dan kemudian akan berkembang menjadi kantung embrio, setelah mengalami 3 tahap pembelahan meiosis.
Perkembangan megaspore membentuk kantung embrio melalui beberapa tahap yaitu:
1. Megaspore mengalami 3 kali pembelahan meiosis menghasilkan sebuah kantung embrio dengan 8 inti.
2. Inti-inti bermigrasi.
Pada akhir proses tersebut sebuah sel telur dan dua sel sinergid berada pada kantung embrio yang
terdekat dengan mikropil. Dua inti bermigrasi berada pada bagian tengah kantung embrio disebut inti kutub.
Tiga inti berada pada ujung lain kantung embrio bersebrangan dengan mikropil, membentuk 3 sel antipodal.
Kantung embrio merupakan fase gametofit dalam siklus hidup tumbuhan berbunga, karena intinya bersifat
haploid.
2. Reproduksi Aseksual
Bila biji ditanam, tumbuhan yang diperoleh bias jadi memiliki sifat-sifat yang berbeda dari induknya. Pada
proses pebentukan buah dan biji, pollen dari suatu tumbuhan membuai bunga dari tumbuhan lain, tumbuhan
membawa karakter dari kedua tetuanya serta memunculkan kombinasi karakter yang beragam pada generasi
berikutnya. Hal ini berbeda dengan fenomena yang terjadi pada reproduksi aseksual.
Reproduksi aseksual sering juga disebut dengan reproduksi vegetatif., merupakan tipe reproduksi yang lazim
pada tumbuhan. Reproduksi vegetaif meliputu fragmentasi yaitu pemisahan bagian tubuh tumbuhan yang diikuti
dengan regenerasi membentuk individu utuh. Umbi bawang putih sesungguhnya merupakan batang di bawah
tanah yang berfungsi sebagai penyimpanan cadangan makanan. Sebuah umbi yang besar terdiri atas bagian-
bagian yang disebut siung (clove). Setiap siung bawang dapat tumbuh menjadi satu individu. Adapun selubung
berwarna putih pada umbi tersebut sebenarnya adalah daun-daun yang memprl pada batang.
Reproduksi aseksual memiliki beberapa keuntungan. Tumbuhan tertua yang telah mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dapat membentuk klon yang terdiri dari indiidu-individu yang merupakan kembaran dari
dirinya. Pada masa-masa awal kehidupannyaketurunan vegetatif yang merupakan fragmen dewasa yang
berasal dari tetuanya tidak terlalu beresiko menghadapi kondisi lingkungan dibandingkan dengan tumbuhan
yang berasal dari kecambah. Reproduksi seksual serta seksual memiliki peranan yang penting dalam evolusi
adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.
Kemampuan tumbuhan melakukan reproduksi vegetatif telah lama dimanfaatkan manusia. Cara
perbanyakan vegetatif buatan yang paling banyak dilakukan adalah melalui stek, menurut organ yang
digunakan dikenal stek batang, stek akar dan stek daun. Stek batang merupakan cara paling lazim digunakan,
biasa dilakukan terhadap jenis-jenis pohon dan semak. Stek akar sering dilakukan pada perbanyakan tanaman
sukun. Stek daun banyak dilakukan pada beberpa tanaman hias derupa herba seperti African violet, Begonia,
Peperomia serta beberapa tumbuhan lain yang berdaun tebal.
Selain akar dan batang biasa, modifikasi dari ke dua bagian ini seperti rhizome dan umbi yang
mengandung sekurang-kurangnya 1 mata tunas dapat berkembang menjadi tumbuhan. Tumbuhan baru juga
dapat dipeoleh dengan memotong stolon pada tanaman seperti strawberry, sehingga anakan terpisah dari
induknya.
Kemampuan tumbuhan melakukan reproduksi vegetatif memberi peluang untuk produksi bibit
tumbuhan dalam jumlah besar dengan biaya dan tenaga yang minimal. Sehingga contoh tanaman buah dan
tanaman hias yang sebagian besar dilakukan dengn stek batang dan daun. Beberapa tumbuhan lain
diperbanyak dengan anakan yang muncul dari akar misalnya. Selain itu banyak tumbuhan penghasil umbi di
perbanyak dengan potongan umbi.
Belakangan ini kemampuan reproduksi vegetatif pada tumbuhan dimanfaatkan untuk melakukan perbanyakan
klonal di dalam laboratorium. Potongan organ tumbuhan dapat di tanam pada media buatan yang sesui yang
mengandung unsur-unsur hara, vitamin serta zat pengatur tumbuh yang diperlukan.
Potongan oran yang ditanam dalam media buatan dapat tumbuh menjadi satu atau beberapa tanaman atau
membentuk massa dari sel parenkima yang disebut kalus. Kalus yang diperoleh dapat dipotong-potong
kemudian diregenerasikan menjadi tanaman atau embrio. Teknik pemeliharaan tumbuhan dengan menanam
potongan tumbuhan di dalam media buatan ini secara umum dikenal dengan teknik kultur jaringan tanaman.
Dalam pelaksanaan teknik ini semua peralatan maupun tabung-tabung serta media yang digunakan harus
berada dalam keadaan steril. Alat-alat serta media biasa disterilkan dengan cara pengukusan bertekanan tinggi
dengan alat autoklaf. Selain itu pelaksanaan pemotongan atau penanaman juga dilakukan di ruangan steril.
Perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan dapat menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak serta cepat.
Selain itu beberpa tejnik yang dikembangkan lebih lanjut dapat mengatasi masalah dalam budidaya tanaman
seperti menghasilkan bibit tanaman bebas penyakit, menyediakan biji buatan serta memungkinkan perbaikan
tanaman dengan rekayasa genetic. Untuk memperoleh tanaman bebas penyakit dikembangkan suatu teknik
yang disebut kultur meristem (mericloning). Upaya ini dilakukan dengan mengambil sekelompok sel pada
jaringan meristem dari tanaman yang sakit untuk ditanam dalam media kutur. Biasanya selain meristem turut
diambil primordial daun termuda. Proses pemotongan jaringan dilakukan secara aseptic di bawah mikroskop
khusus yang disebut dissecting microscope. Selajutnya pemotongan meristem dipelihara pada media steril
dalam tabung. Jaringan tersebut selanjutnya akan membesar kemudian berdiferensiasi dan beregenerasi
membentuk tunas dan akar. Sebelum tunas dan akar terbentukmassa sel tersebut dipotong menjadi beberapa
bagian baru kemudian diregenerasikan menjadi tanaman.
Label: ANGIOSPERMAE
ASEXUAL ALAMI
1. Perkembang Biakan Tak Kawin Secara Alami / Vegetatif Alami,Perkembangbiakan secara alami adalah
berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan tangan manusia untuk terjadi pembuahan / anakan tanaman
baru.
a. Umbi Lapis, adalah tumbuhnya tunas pada sela-sela lapisan umbi. Contohnya seperti bawang merah,
bawang bombay dan………………….
UMBI LAPIS
b. Umbi Batang, adalah batang yang beralih fungsi sebagai tempat penimbunan makanan dengan calon tunas-
tunas kecil yang berada di sekitarnya yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh seperti KENTANG,
UBI.
KENTANG
C. Geragih, adalah batang yang menjalar secara terus-menerus di mana pada ruas batang dapat muncul
tunas-tunas baru. Misalnya seperti tanaman rumput teki, arbei, kangkung, STRAWBERY dan lain sebagainya.
STOLON/GERAGIH
d. Akar TInggal (Rhizoma), adalah tunas yang muncul pada batang tumbuhan yang tumbuh secara mendatar
di tanah. Contohnya seperti Jahe Cs ( Zingiberaceae ) pada keladi, alang-alang, dll.
RHIZOMA/AKAR TINGGAL
e. Spora, adalah cara tumbuhan paku, lumut dan jamur berkembang biak dengan membentuk spora tempat
tunas baru akan muncul.
TUMBUHAN PAKU/PTERISSPORANGIUM
SPORANGIUM
f. Tunas, adalah tumbuhan anakan yang muncul di samping tumbuhan induknya. COntohnya yakni seperti
pohon pisang, bambu, tebu, dan lain sebagainya.
TUNAS
g. Tunas Adventif, adventif adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu seperti pada akar, daun,
dsb. Contoh tanaman bertunas adventif adalah seperti pohon cemara, kesemek, sukun, dll.
TUNAS ADVENTIF
h. Hormegenium, adalah perkembangbiakan yang terjadi pada tumbuhan ganggang berbentuk benang
dengan cara memutus benang yang ada. Pada benang yang terputus nantinya kana tumbuh individu baru.
OEDOGONIUM
CLAMIDOMONAS
ASEXUAL BUATAN
b. Merunduk / Menunduk, adalah teknik berkembang biak tumbuh-tumbuhan dengan cara menundukkan
batang tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah akar timbul, maka batang sudah bisa
dipotong dan dibawa ke tempat lain.
MERUNDUK
c. Menyetek / Nyetek, adalah perkembangbiak tumbuhan dengan jalan menanam batang tanaman agar
tumbuh menjadi tanaman baru. Contohnya seperti singkong.
d. Menyambung / Mengenten, adalah perkembang biakan buatan yang biasanya dilakukan pada tumbuhan
sejenis buah-buahan atau ketela pohon demi mendapatkan kualitas buat yang baik
Reproduksi Generative
Alat perkembangbiakan secara kawin atau generative atau sexual pada tumbuhan adalah Bunga. Bunga
memiliki bagian-bagian seperti pada gambar berikut ini :
BUNGA LENGKAP
BAGIAN-BAGIAN BUNGA
3. Benang sari (stamen) terdiri dari : Sebagai penghasil gamet jantan, yaitu
serbuk sari (pollen)
a. tangkai sari (filamen)
Pada Angiospermae Gamet betina dibentuk di dalam bakal biji (ovule) atau kantung lembaga. Pada bagian ini
terdapat sel induk megaspora (sel induk kantug lembaga) yang diploid. Sel ini akan membelah secara meiosis
dan dari satu sel induk kantung lembaga membentuk 4 sel yang haploid. Tiga sel akan mereduksi dan lenyap
tinggal satu yang berkembang. Selanjutnya, sel ini membelah secara mitosis 3 kali dan terbentuklah 8 sel. Dari
sel yang berjumlah 8 ini, 3 sel akan bergerak menuju arah yang berlawanan dengan mikropil, 2 sel lainnya
menjadi kandung tembaga sekunder, dan 3 sel terakhir menuju ke dekat mikropil. Dari 3 sel (yang menuju
dekat mikropil) yang terakhir ini dua menjadi sinergid dan satu sel lagi menjadi sel telur. Dalam keadaan seperti
ini kandung lembaga sudah masak dan siap untuk dibuahi. Putik yang sudah masak biasanya mengeluarkan
cairan lengket pada ujungnya yang berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari.
KOLIBRI
Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab. yaitu :
1. Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis)
2. Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan atas:
a. Apogami :
embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Misalnya : dari sinergid dan antipoda.
b. Partenogenesis :
embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi.
c. Embrio adventif :
merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selain kandung lembaga.
Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih dari satu embrio dalam satu biji,
disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka, jeruk dan mangga.
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau
komponen lain ke dalam lngkungan atau Berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alamsehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan olehalam (misal gunung
meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahaspencemaran yang disebabkan oleh aktivitas
manusia, yang dapat dicegah dandikendalikan.
Karena kegiatan manusia, pencermaran lingkungan pasti terjadi Pencemaran lingkungan tersebut tidak
dapat dihindari.
Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan
meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkngan.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan
Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian
terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan,
tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak.
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam waktu lama.
a. Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2hasil pembakaran, SO, SO2,
CFC, CO, dan asap rokok.
1. CO2
Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya kadar CO2di udara. Karbon dioksida
itu berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi), juga dari
mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar CO2 di udara tidaksegera diubah
menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan di seluruh dunia yang ditebang. Sebagaimana diuraikan
diatas, hal demikian dapat mengakibatkan efek rumah kaca.
2. CO
Di lingkungan rumah dapat pula terjadi pencemaran Misalnya, menghidupkan mesinmobil di dalam garasi
tertutup Jika proses pembakaran di mesin tidak sempurna,maka proses pembakaran itu menghasilkan gas CO
(karbon monoksida) yang keluar memenuhi ruangan. Hal ini dapat membahayakan orang yang ada di garasi
tersebut. Selain itu, menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya.
Bocoran gas CO dari knalpot akan masuk ke dalam mobil,sehingga dapat menyebabkan kamatian.
3. CFC
Pencemara udara yang berbahaya lainnya adalah gas khloro fluoro karbon(disingkat CFC). Gas CFC
digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak beraksi, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
berbahaya.Gas ini dapat digunakan misalnya untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (freon),
pendingin pada almari es, dan penyemprot rambut (hair spray). Gas CFC yang membumbung tinggi dapat
mencapai stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakanpelindung bumi dari pengaruh
cahaya ultraviolet. Kalau tidakl ada lapisan ozon,radiasi cahaya ultraviolet mencapai permukaan bumi,
menyebabkan kematianorganisme, tumbuhan menjadi kerdil, menimbulkan mutasi genetik, menyebebkan
kanker kulit atau kanker retina mata. Jika gas CFC mencapai ozon, akan terjadireaksi antara CFC dan ozon,
sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang” yangdisebut sebagai “lubang” ozon. Menurut pengamatan melalui
pesawat luar angkasa,lubang ozon di kutub Selatan emakin lebar. Saat ini luasnya telah melebihi tiga kali
luas benua Eropa Karena itu penggunaan AC harus dibatasi.
4. SO, SO2
Gas belerang oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkan oleh pembakaran fosil (minyak, batubara). Gas
tersebut dapat beraksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam.
Maka terjadilah hujan asam.
Hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati. Produksi pertanian merosot. Besi dan
logam mudah berkarat. Bangunan–bangunan kuno, seperti candi, menjadi cepat aus dan rusak. Demikian pula
bangunan gedungdan jembatan.
5. Asap Rokok
Polutan udara yang lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap rokok. Asaprokok mengandung berbagai
bahan pencemar yang dapat menyababkan batuk kronis, kanker patu-paru, mempengaruhi janin dalam
kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.
Perokok dapat di bedakan menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok pasif.
Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok disuatu ruangan.
Menurut penelitian, perokok pasif memiliki risiko yang lebih besar di bandingkanperokok aktif. Jadi, merokok di
dalam ruangan bersama orang lain yang tidakmerokok dapat mengganggu kesehatan orang lain.
b. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya kedalam air sehingga
menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan
warna.
Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapatdibedakan antara lain :
1. Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik.
Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudiandimakan hewan atau manusia
orang yang memakannya akan keracunan.
Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan
sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai olehmikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan
aturan. Jangan membuangsisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat
menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dantumbuhan air tumbuh subur
(blooming). Hal yang demikian akan mengancamkelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan
biota air akan matikarenanya.
Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbahrumah tangga cair dapat
dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan,nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang
terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium,
dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir.
Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalahpencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan
jamur. Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan.
Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik
meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifexberwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan
petunjuk biologis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman. Dikota-
kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Didalamair got yangdemikian tidak
ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di
daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
3. Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada
jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau
mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi
panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara airoleh limbah industri. Misalnya,
limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran. Dilaut,
sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain. Minyak yang ada di dalam
kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan
hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya.
Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar,kemudian permukaan
polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
Sebagia penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau
potas (racun)untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun
tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih
kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk
hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut
perairan.
e. Punahnya biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
industri, kegiatan pertanian, dan peternakan. Sampah dapat dihancurkan oleh jasadjasad
renik menjadi mineral, gas, dan air, sehingga terbentuklah humus. Sampah
organik itu misalnya dedaunan, jaringan hewan, kertas, dan kulit. Sampah-sampah
tersebut tergolong sampah yang mudah terurai. Sedangkan sampah anorganik seperti
besi, alumunium, kaca, dan bahan sintetik seperti plastik, sulit atau tidak dapat
diuraikan. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang.
Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan
ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian. Sebaiknya, sampah yang
akan dibuang dipisahkan menjadi dua wadah. Pertama adalah sampah yang terurai,
dan dapat dibuang ke tempat pembuangan sampah atau dapat dijadikan kompos.
Jika pembuatan kompos dipadukan dengan pemeliharaan cacing tanah, maka akan dapat
diperoleh hasil yang baik. cacing tanah dapat dijual untuk pakan ternak, sedangkan
tanah kompos dapat dijual untuk pupuk. Lihat gambar 8.19. Proses ini merupakan
lagi untuk wadah makanan, botol selai bekas digunakan untuk tempat bumbu dan botol
bekas sirup digunakan untuk menyimpan air minum. Baik pendaurulangan maupun
tidak mungkin dihilangkan. Yang dapat kita lakukan adalah mencegah dampak
masih ada lagi upaya untuk mencegah pencemaran, yaitu melakukan pengurangan
Pencemaran kimiawi : CO2 logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni,) bahan raioaktif,
Salmonella thyposa.
Pencemaran suara disebabkan oleh masuknya bunyi gaduh diatas 50 desibel (disingkat
bahkan dapat mengakibatkan tuli, gangguan kejiwaan, dan dapat pula menimbulkan
Saat ini telah diusahakan agar mesin-mesin yang digunakan manusia tidak terlalu
bising. jika bising harus diusahakan adanya isolator. menanam tanaman berdaun
Contohnya pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang di dalam mobil
pencemaran dan tingkat pencemaran yang telah terjadi Paarameter pencemaran meliputi
1. Parameter Fisik
Parameter fisik meliputi pengukuran tentang warna, rasa, bau, suhu, kekeruhan, dan
radioaktivitas.
2. Parameter Kimia
Parameter kimia dilakukan untuk mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar
logam, dan logam berat. Sebagai contoh berikut disajukan pengukuran pH air, kadar
a. Pengukuran pH air
Air sungai dalam kondisi alami yang belum tercemar memiliki rentangan pH 6,5
– 8,5. Karena pencemaran, pH air dapat menjadi lebih rendah dari 6,5 atau lebih
tinggi dari 8,5. Bahan-bahan organik biasanya menyebabkan kondisi air menjadi
lebih asam. Kapurmenyebabkan kondisi air menjadi alkali (basa). jadi, perubahan pH
air tergantung kepada macam bahan pencemarnya. Perubahan nilai pH mempunyai
arti penting bagi kehidupan air. Nilai pH yang rendah (sangat asam) atau tinggi
(sangat basa) tidak cocok untuk kehidupan kebanyakan organisme. Untuk setiap
perubahan satu unit skala pH (dari 7 ke 6 atau dari 5 ke 4) dikatakan keasaman naik 10
kali. Jika terjadi sebaliknya, keasaman turun 10 kali. Keasaman air dapat diukur
dengan sederhana yaitu dengan mencelupkan kertas lakmus ke dalam air untuk elihat
perubahan warnanya.
Gas CO2 juga dapat larut ke dalam air. Kadar gas CO2 terlarut sangat dipengaruhi
oleh suhu, pH, dan banyaknya organismeyang hidup di dalam air. Semakin banyak
organisme di dalam air, semakin tinggi kadar karbon dioksida terlarut (kecuali jika
di dalam air terdapat tumbuhan air yang berfotosintesis). Kadar gas CO dapat diukur
Kadar oksigen terlarut dalam air yang alami berkisar 5 – 7 ppm (part per million
atau satu per sejita; 1ml oksigen yang larut dalam 1 liter air dikatakan memiliki kadar
oksigen 1 ppm). Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal :
2. Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan baktri anaerob dari dasar perairan.
3. Proses pernapasan orgaisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam hari.
Pencemaran air (terutama yang disebabkan oleh bahan pencemar organik) dapat
organisme yang hidup di dalam air. Semakin tercemar, kadar oksigen terlerut semakin
mengecil. Untuk dapat mengukur kadar oksigen terlarut, dilakukan dengan metode
Winkler. Parameter kimia yang dilakukan melalui kegiatan pernapasan jasad renik
dikenal sebagai parameter biokimia. contohnya adalah pengukuran BOD dab COD.
Pengukuran BOD
Bahan pencemar organik (daun, bangkai, karbohidrat, protein) dapat diuraikan oleh
banyak bahan pencemar organik yang ada di perairan, semakin banyak oksigen
Oksigen Demand, yang biasa disingkat BOD. Angka BOD ditetapkan dengan
menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dan oksigen terlarut setelah air
cuplikan (sampel) disimpan selama 5 hari pada suhu 20oC. Karenanya BOD
ditulis secara lengkap BOD205 atau BOD5 saja. Oksigen terlarut awal diibaratkan
kadar oksigen maksimal yang dapat larut di dalam air. Biasanya, kadar oksigen dalam air
diperkaya terlebih dahulu dengan oksigen. Setelah disimpan selama 5 hari, diperkirakan
bakteri telah berbiak dan menggunakan oksigen terlarut untuk oksidasi. Sisa
oksigen terlarut yang ada diukur kembali. Akhirnya, konsumsi oksigen dapat
diketahui dengan mengurangi kadar oksigen awal dengan oksigen akhir (setelah 5 hari).
3. Parameter Biologi
Di alam terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan ada
pula yang tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu. Organisme yang peka akan
mati karena pencemaran dan organisme yang tahan akan tetap hidup. Siput air dan
mengandung siput air dan planaria menunjukkan sungai tersebut belum mengalami
tahan hidup dan bahkan berkembang baik di lingkungan yang kaya bahan
organik,meskipun spesies hewan yang lain telah mati. Ini berarti keberadaab cacing
tersebut dapat dijadikan indikator adanya pemcemaran zat organik. Organisme yang
Pengukuran secara kimia pada limbah pabrik tersebut selalu menunjukkan tidak adanya
pencemaran. Tetapi tidak demikian dengan makluk hidup yang menghuni ekosistem
1. Punahnya Spesies
Sebagaimana telah diuraikan, polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis
kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda,
larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang
dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar., adpula yang tidak.
Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada
2. Peledakan Hama
Punahnya spasies tertentu dapat mengibah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. antai
Penggunaan insektisida mematikan fauna tanah. Hal ini dapat menurunkan kesuburan
tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam.
Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Demikian juga dengan terjadinya
hujan asam.
Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat
mengalami keracunan. ada yang meninggal dunia, ada yang mengalami kerusakan hati,
ginjal, menderita kanker, kerusakan susunan saraf, dan bahkan ada yang
6. Pemekatan Hayati
Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makluk dikenal sebagai
permasalahan global yang dirasakan oleh semua umat manusia hal ini disebabkan
karena bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain.
1. Meenempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
pemukiman penduduk.
ekosistem.
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang
KESIMPULAN
makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh
alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas
pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan
dikendalikan.
Pencemara udara yang berbahaya lainnya adalah gas khloro fluoro karbon
(disingkat CFC). Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak beraksi,
tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berbahaya.Gas ini dapat digunakan misalnya
untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (freon), pendingin pada almari
es, dan penyemprot rambut (hair spray). Gas CFC yang membumbung tinggi dapat
mencapai stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan
pelindung bumi dari pengaruh cahaya ultraviolet. Kalau tidakl ada lapisan ozon,
kanker kulit atau kanker retina mata. Jika gas CFC mencapai ozon, akan terjadi
reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang” yang
disebut sebagai “lubang” ozon. Menurut pengamatan melalui pesawat luar angkasa,
lubang ozon di kutub Selatan emakin lebar. Saat ini luasnya telah melebihi tiga kali
Bagian virus yang berperan mengatur proses replikasi adalah yang bernomor ...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 1 dan 2
17. Kelompok penyakit berikut ini yang disebabkan oleh virus adalah ...
a. rabies, kolera dan sampar.
b. TBC, difteria dan tifus.
c. demam berdarah, rabies dan trakom.
d. influenza, demam dan difteri.
e. cacar, difteri dan campak.
18. Sel tubuh bakteri sering disebut sebagai sel yang prokariotik, sebab ...
a. tidak mempunyai sitoplasma.
b. selnya amat kecil dan transparan.
c. selaput selnya terlalu tipis.
d. inti sel tidak mempunyai selaput inti.
e. sering menimbulkan penyakit.
19. Penyakit demam berdarah yang timbul di berbagai kota di Indonesia disebabkan ialah
a. aedes aegypti.
b. bakteri.
c. virus.
d. amoeba.
e. plasmodium.
20. Sel eukariotik lebih tinggi tingkatannya dari sel prokariotik. Arti sel eukariotik
adalah ...
a. sel hanya bisa membelah satu kali.
b. inti sel mempunyai selaput inti.
c. sel tidak mempunyai inti.
d. sel dapat membentuk endospora.
e. sel mempunyai dinding
21. Urutan tahap daur litik yang benar adalah…
a. Eklifase-pembentukan virus baru-lisis-adsorpsi-penetrasi
b. Eklifase-adsorpsi-penetrasi-pembentukan virus baru-lisis
c. Adsorpsi-penetrasi-eklifase-pembentukan virus baru-lisis
d. Adsorpsi-penetrasi-eklifase-lisis-pembentukan virus baru
e. Penetrasi-adsorpsi-eklifase-pembentukan virus baru
22. Di bawah ini adalah penyakit yang disebabkan oleh virus:
1. New Castle Disease (NCD)
2. Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD)
3. Foot and Mouth Disease (FMD)
4. Tobacco Mosaik Virus (TMV)
5. Tungro
Penyakit yang menyerang tumbuhan adalah….
a. 1, 4 dan 5
b. 3, 4 dan 5
c. 2, 4 dan 5
d. 1, 2 dan 3
e. 2, 3 dan 4
23. Ciri khas virus yang tidak terdapat pada organisme lain adalah ...
a. memiliki DNA dan RNA.
b. bentuknya beraneka ragam.
c. hanya dapat berkembang biak dalam satu sel hidup.
d. bersifat parasit.
e. merupakan organisme satu sel.
24. Bentuk virus yang menyerang bakteri (bakteriofage) adalah ...
a. segiempat.
b. bentuk huruf T.
c. jarum.
d. batang.
e. bola.
25. Virus dapat hidup pada ....
a. daging sapi.
b. agar-agar dan vitamin.
c. embrio ayam.
d. ekstrak bakteri.
e. kaldu ayam.
26. Medium untuk menumbuhkan virus adalah…
a. Embrio yang hidup di dalam telur
b. Air gula yang telah disterilkan
c. Selai steril yang dibuat dengan tepung agar-agar
d. Selai steril yang dibuat dengan mineral, vitamin dan agar-agar
e. Air yang didihkan dan didinginkan dengan vitamin dan mineral
27. Bakteriofage adalah virus yang menyerang ...
a. kentang.
b. bakteri.
c. amoeba.
d. tembakau.
e. plasmodium.
28. Daur lisogenik ialah ...
a. infeksi virus yang memecahkan bakteri dan sel anak mengandung campuran DNA
bakteri dan virus.
b. infeksi virus pada bakteri sehingga terjadi lisis.
c. virus menempel pada bakteri.
d. terjadi replikasi ADN virus.
e. DNA virus mengambil alih DNA bakteri.
29. Kingdom manakah yang hanya beranggotakan organisme heterotrof?
a. tumbuhan (plantae)
b. jamur (fungi)
c. ganggang, protozoa dan jamur lendir (protozoa)
d. tumbuhan mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik
e. tumbuhan dan jamur (plantae dan fungi)
30. Agar hipotesis terbukti benar, kita harus melakukan …
a. observasi.
b. eksperimen.
c. pembuatan laporan.
d. kesimpulan.
e. pengumpulan data.
31. Sebuah pohon padi ditanam di pot. Pohon tersebut termasuk ...
a. populasi.
b. individu.
c. biosfer.
d. komunitas
e. ekosistem.
Perhatikan gambar berikut, untuk soal no.32, 33 dan 34.
Virus selama hidupnya di dalam organisme inang mengalami dua macam daur hidup, yaitu daur litik dan daur
lisogenik.
DAUR LITIK
Daur hidup litik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase replikasi (sintesis), fase
perakitan dan fase lisis (pembebasan virus baru).
DAUR LISOGENIK
Daur hidup lisogenik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase pengabungan dan
fase pembelahan.
DAUR LITIK
1. Fase Adsorbsi
Virus (bakteriofage) dalam fase ini mulai melekatkan diri dengan organisme inang (bakteri Escherichia coli)
pada bagian permukaan sel bakteri. Alat yang digunakan oleh virus untuk melakukan perlekatan adalah serabut
ekor yang ada di bagian dekat struktur ekor. Virus harus mengenali reseptor virus pada permukaan sel bakteri
sebelum melakuan perlekatan.
Fase infeksi merupakan fase yang melibatkan pemasukan materi genetik virus (asam nukleat) ke dalam sel
organisme inang. Asam nukleat (molekul DNA atau RNA) dimasukkan ke dalam sel dan akan melakukan
tugasnya sebagai blue print kehidupan virus. Setelah asam nukleat masuk ke dalam sitoplasma sel, tahap
selanjutnya ditentukan apakah masuk ke dalam siklus litik atau siklus lisogenik. Apabila virus masuk ke dalam
siklus litik maka tahapan selanjutnya berturut-turut adalah replikasi, perakitan dan lisis sel bakteri. Tetapi jika
virus masuk ke dalam siklus lisogenik maka tahapan selanjutnya adalah pengabungan kedua macam asam
nukleat (miliki virus dan milik sel inang), dan fase pembelahan.
Molekul DNA Virus dalam fase ini memulai fungsinya sebagai materi genetik, yaitu mensintesis protein yang
berhubungan dengan struktur dan enzim virus. Struktur virus pada fase ini mulai dibentuk, seperti struktur
capsid, ekor dan serabut ekor.
Struktur tubuh virus setelah disintesis mulai dirakit menjadi struktur virus yang utuh sebagai virus-virus baru.
Setiap virus hasil perakitan memiliki struktur lengkap seperti virus pada umunya (memiliki capsid, ekor dan
serabut ekor).
Fase lisis
Virus-virus baru yang telah matang dan telah sempurna bentuk dan strukturnya akan keluar dari sel inang.
Proses keluarnya virus-virus baru dengan cara merusak struktur sel (lisis) sehingga sel innag pecah dan virus-
virus dapat keluar dari sel. virus-virus yang baru ini siap untuk menginfeksi sel inang lain.
Ingat - A-P-E-A-L
DAUR LISOGENIK
1. Fase Adsorbsi
Virus (bakteriofage) dalam fase ini mulai melekatkan diri dengan organisme inang (bakteri Escherichia coli)
pada bagian permukaan sel bakteri. Alat yang digunakan oleh virus untuk melakukan perlekatan adalah serabut
ekor yang ada di bagian dekat struktur ekor. Virus harus mengenali reseptor virus pada permukaan sel bakteri
sebelum melakuan perlekatan.
2, Fase Infeksi (Penetrasi)
Fase infeksi merupakan fase yang melibatkan pemasukan materi genetik virus (asam nukleat) ke dalam sel
organisme inang. Asam nukleat (molekul DNA atau RNA) dimasukkan ke dalam sel dan akan melakukan
tugasnya sebagai blue print kehidupan virus. Setelah asam nukleat masuk ke dalam sitoplasma sel, tahap
selanjutnya ditentukan apakah masuk ke dalam siklus litik atau siklus lisogenik. Apabila virus masuk ke dalam
siklus litik maka tahapan selanjutnya berturut-turut adalah replikasi, perakitan dan lisis sel bakteri. Tetapi jika
virus masuk ke dalam siklus lisogenik maka tahapan selanjutnya adalah pengabungan kedua macam asam
nukleat (miliki virus dan milik sel inang), dan fase pembelahan.
Fase penggabungan dapat dialami oleh virus ketika memasuki siklus hidup lisogenik. Setelah asam nukleat
virus berhasil dimasukkan ke dalam oragnisme inang, selanjutnya asama nuklaet tersebut bergabung dengan
DNA Kromosom organisme inang, dalam hal ini DNA Kromosom bakteri. Penggabungan materi genetik ini
bertujuan untuk menitipkan DNA atau RNA virus ke DNA Kromosom untuk selanjutnya ikut digandakan saat
proses pembelahan sel. DNA Kromosom bakteri adalah DNA yang memiliki informasi genetik bakteri termasuk
salah satunya adalah informasi perintah untuk melakukan pembelahan sel.
4. Fase pembelahan
Virus pada fase ini akan memanfaatkan proses pembelahan sel bakteri untuk penggandaan materi genetiknya
yang sudah bergabung dengan DNA Kromosom. Jika satu sel bakteri membelah menjadi dua bakteri (saat
pembelahan biner), maka akan didapat dua sel bakteri yang masing-masing di dalamnya terdapat DNA virus.
Begitu juga seterusnya, dari dua sel bakteri tersebut akan tersu mengalami pembelahan dan jumlah DNA virus
yang dihasilkan adalah sebanding dengan jumlah sel bakteri hasil pembelahan. Jika jumlah DNA virus yang
dibutuhkan sudah cukup, DNA virus akan memisahkan kembali dan virus akan masuk ke daur litik melalui fase
sintesis (replikasi).
Akhir Cerita DAUR LISOGENIK ini akan berubah menjadi litik dengan pembentukan virus baru apabila inang
tidak kuat sehingga profage menghancurkan inangnya .
Daur Litik
Daur Lisogenik
Berikut kami berikan perbedaan keduanya untuk konklusi .OK
transformasi
2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan perantaraan
organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).
transduksi
3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel dengan
membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada
bakteri gram negatif.
konjugasi
Peranan Bakteri
Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie).
2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada pembuatan asam cuka,
Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco dan
Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium leguminosarum yang
hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.
4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam proses nitrifikasi
menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin B untuk
pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri
gram positif,Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif
termasuk bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik terasiklin untuk berbagai
bakteri.
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum
7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan energi alternatif
metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang kedokteran dihasilkan
obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
Bakteri yang merugikan sebagai berikut :
1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum
2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya Mycobacterium tuberculosis ( penyebab penyakit TBC ),
Vibrio cholerae ( penyebab kolera atau muntaber ), Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus ) dan
Mycobacterium leprae (penyebab penyakit lepra )
3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis (penyebab penyakit antraks pada sapi )
4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya Pseudomonas solanacearum (penyebab penyakit
pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau) serta Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada
tumbuhan)
Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang
menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang
menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu
A. Monotrik : bila hanya berjumlah satu
B. Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
C. Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
D. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri
E, Atrik : bila yidak mempunyai flagela
STRUKTUR BAKTERI
Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Struktur dasar sel bakteri
struktur-bakteri1
granula
CIRI-CIRI UMUM
Arthropoda berasal dari kata arthron yang berarti ruas, dan podos yang berarti kaki. Jadi Arthropoda
dapat diartikan hewan yang kakinya beruas-ruas. Merupakan hewan kelompok terbesar dalam arti jumlah
species maupun penyebarannya. Hampir 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah
Arthropoda.
Adapun ciri-ciri umum dari Arthropoda antara lain adalah sebagai berikut:
1) Tubuh beruas-ruas yang terbagi atas kepala (caput), dada (thoraks), dan badan belakang (abdomen).
Beberapa diantaranya ada yang memiliki kepala dan dada yang bersatu (cephalothoraks).
4) Sifat hidup ada yang parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas
5) System peredaran darah terbuka (system lakuner) dan alat peredarannya berupa jantung dan pembuluh-
pembuluh darah terbuka
6) Alat pernapasan berupa trakea, insang, dan paru-paru yang merupakan lembaran (paru-paru buku)
7) Alat pencernaan makanan lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan usus, dan anus
8) Sistem reproduksi terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada hewan betina. Reproduksi terjadi secara
seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis)
9) System saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena
BAB II
a) Ciri-ciri Crustacea
Ø Tiga pasang rahang yaitu, satu pasang Mandi Bula, satu pasang maksila petama, dan satu pasang maksila
kedua.
Ø Dua pasang antena dengan alat-alat tambahan disekitarya yang bersifat tipikal biramus (bercabang dua)
3) Sebagian besar anggotanya bernafas dengan insang, tetapi hewan yang ukuran tubuhnya kecil bernapas
dengan seluruh permukaan tubuhnya
4) Hewan ini dapat dibedakan antara hewan jantan dan hewan betina
b) Klasifikasi / Sistematika
Ø Cara perkembangbiakannya dengan telur hasil pembuahan yang menetas menjadi larva yang disebut Nauplius
a. Klasifikasi Malacostrata
v Ordo Isopoda
· Pada umumnya hidup di laut, tetapi ada pula yang hidup di air tawar dan darat
v Ordo Stomatopoda
· Hidupnya di laut
· Anggotanya terdiri atas crustacea yang bentuk tubuhnya seperti belalang sembah
v Ordo Decapoda
· Tiga pasang anggota gerak paling depan pada thoraksnya berubah fungsi menjadi rahang
· Lima pasang anggota gerak lainnya pada thoraks menjadi kaki sehinga disebut hewan berkaki sepuluh
· Kepala dan thoraksnya menjadi satu yang dilindungi oleh kaparaks.
Contoh :
2) Subkelas Entomostraca (udang tingkat rendah) yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Ø Merupakan mikroorganisme
Ø Hewan ini tidak memiliki insang sehingga bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya.
b) Klasifikasi Entomostraca
v Ordo Branciopoda
Contoh:
o Lepidurus
o Notostraca
o Estheria
o Conthrostraca
v Ordo Ostracoda
v Ordo Copepoda
· Hidupnya di laut
v System pernapasannya berupa insang kecuali yang bertubuh sangat kecil dengan seluruh permukaan tubuh
v System pencernaan terdiri atas 3 bagian yaitu: tembolok untuk menampung makanan, lambung otot (ampela),
dan lambung kelenjar.
v Sistem reproduksinya diesis (berkelamin satu). Pembuahan terjadi secara eksternal. Telur menetas menjadi
larva yang sangat kecil, berkaki tiga pasang dan bersilia.
d) Habitat
Hewan ini sebagian besar hidup di air yaitu danau, laut, dan sungai. Di laut hewan ini hidup mulai dari
pantai hingga laut dalam. Namun ada juga yang hidup di air tawar dan di darat.
Berbagai Crustacea menguntungkan bagi manusia dalam beberapa bidang seperti berikut ini:
· Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misalnya udang, lobster, dan kepiting.
· Bidang Ekologi; Entomostraca yang berperan sebagai zooplankton menjadi sumber makanan misalnya
anggota Branchiopoda, Ostracoda, dan Copepoda.
· Parasit pada ikan, kura-kura, dan sebagainya misalnya anggota Cirripedia dan Copepoda.
Anggotanya sangat besar dan bervariasi sehingga dipelajari dalam cabang ilmu biologi tersendiri yang
disebut Entomologi (entomos = serangga, logos = ilmu), yaitu ilmu yang mempelajari tentang serangga.
a) Ciri-ciri Insecta
1) Sebagian anggotanya hidup di darat dan sebagian kecil saja yang hidup di air tawar. Jarang sekali hewan ini
yang hidup di dalam air laut.
2) Ukuran tubuhnya bervariasi, ada yang bersifat mikroskopis sampai ada yang beberapa sentimeter
panjangnya.
3) Tubuhnya terdiri atas caput (kepala), thoraks (dada), dan abdomen (perut).
Ø Sepasang mata faset (mata majemuk) tetapi ada yang bermata tunggal
Ø Empat pasang alat mulut dan mempunyai empat bentuk mulut, yaitu:
Ø Prothoraks (bagian depan), terdapat sepasang kaki jalan dan kadang-kadang ada sepasang sayap
Ø Mesothoraks (bagian tengah), terdapat sepasang kaki jalan dan kadang-kadang ada sepasang sayap
6) Pada abdomennya biasanya terdapat 6-11 segmen, dan satu ataupun dua sayap.
7) Alat pencenaan makanannya terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung depan, lambung otot, lambung
kelenjar, usus, usus akhir, dan anus. Penghancuran makanan terjadi dalam lambung otot.
8) Pada serangga betina terdapat ovipositor yang berguna untuk menyimpan telur.
9) Pada segmen pertama dari abomennya memiliki membran hympanum untuk mendengar
10) Hewan ini tidak mempunyai zat warna merah, tetapi ada sel darah dan pembuluh darah.
12) Hewan ini mengalami metamorfosis (perubahan bentuk tubuh menuju kedewasaan) sebagai berikut:
Ø Metamorfosis sempurna
b) Klasifikasi / Sistematika
a. Klasifikasi Apterygota
Contoh:
Ø Menghasilkan enzim selulosa yang berguna untuk mengubah selulosa menjadi gula sederhana.
v Collembola
Ø Antenanya berbuku-buku
2) Subkelas Pterygota
v Exopterygota, memiliki sayap yang merupakan tonjolan luar dari dinding tubuh dan metamorfosisnya tidak
sempurna.
v Endopterygota, sayapnya berkembang dari penonjolan ke dalam dari dalam dinding dan metamorfosisnya tidak
sempurna.
· Termasuk Exopterygota
· Mempunyai dua pasang sayap yang tipis dan berukuran sama
Contoh:
Ø Rayap membentuk susunan masyarakat (polimorfisme), yaitu raja, ratu, prajurit (tentara), dan pekerja (tidak
bersayap)
· Termasuk Endopterygota
· Mempunyai dua pasang sayap tipis seperti selaput dan pembuluh serupa jalan
· Metamorfosisnya sempurna
· Termasuk Exopterygota
· Mempunyai bagian sayap yang bagian depannya tebal dan bagian belakangnya tipis
Contoh:
o Branchytrupes (gangsir)
v Ordo Rinchota
· Termasuk Exopterygota
· Memiliki dua pasang sayap, sayap depannya seperti kulit dan sayap belakangnya seperti selaput tipis
Contoh:
Homoptera
· Termasuk Expterygota
Contoh:
v Ordo Coleoptera
· Termasuk Endopterygota
· Mempunyai dua pasang sayap, sayap depan disebut elytra yang tebal dan mengilap karena zat tanduk
Contoh:
o Lampryris (kunang-kunang)
· Termasuk Endopterygota
Contoh:
Ada yang hidup menyendiri dan ada yang hidup berkelompok serta susunan masyakat lebah , yaitu:
Lebah pekerja yang bertugas membuat sarang, mengumpulkan madu, serat mengurus telur dan larva.
Lebah tentara
Lebah jantan
Lebah ratu
· Termasuk Endopterygota
· Metamorfosisnya sempurna
Contoh:
o Culex sp.
o Aedes aegepty
o Anopheles dudlowi
o Mansonia sp.
v Ordo Siphonoptera
· Termasuk Endopterygota
· Metamorfosisnya sempurna
Contoh:
v Ordo Lepidoptera
· Termasuk Endopterygota
· Metamorfosisnya sempurna
Contoh:
v System pernapasan pada serangga disebut system trakea. Pernapasan sistem trakea terdiri atas pembuluh-
pembuluh yang bercabang-cabang ke seluruh tubuh dan bermuara pada stigma atau spirakel. Udara
pernapasan keluar dan masuk ke dalam tubuh Insecta melalui stigma. Stigma merupakan lubang yang terdapat
di sepanjang sisi kiri dan kanan tubuh.
v System pencernaannya dimulai dari mulut yang terdiri atas bibir atas dan bawah, rahang serta gigi. Dari mulut
makanan masuk ke kerongkongan lalu ke tembolok. Dari tembolok makanan yang telah disimpan beberapa
waktu masuk ke empedal yang berdinding gigi kitin. Selanjutnya makanan masuk ke lambung. Pada lambung
terdapat enam pasang kelenjar pencernaan yang menghasilkan enzim. Makanan yang telah dicerna menjadi
sari-sari makanan diserap oleh usus dan diedarkan keseluruh tubuh oleh hemolimfa. Sisa pencernaan
sementara disimpan di rectum berupa feses. Selanjutnya, dikeluarkan melalui anus.
d) Habitat
Hewan ini sebagian besar hidup di darat dan sebagian kecil saja yang hidup di air tawar. Namun, jarang
sekali hewan ini yang hidup di air laut.
v Untuk dimakan, misalnya laron, gangsir, dan larva lebah (tempayak = gana); serangga ini dapat diperoleh
secara musiman.
v Untuk obat-obatan tradisional, misalnya madu (Apis dorsata, Apis indica, Apis melifera)
v Membantu proses penyerbukan berbagai macam tumbuhan (kupu-kupu, kumbang dan lebah)
v Di bidang Ekologi, Insecta merupakan rantai makanan yang sangat penting dari berbagai konsumen
v Sebagai penular berbagai macam penyakit sepeti tifus, kolera dan disentri yang disebabkan oleh lalat dan kecoa
v Hama putih pada berbagai tanaman, misalnya oleh Pseudococcus cintri, Aspidiotus perniciosus (dari ordo
Rhynchota)
v Parasit pada manusia (mengisap darah), misalnya nyamuk, kutu kepala dan kutu busuk
v Merusak tanaman budidaya, misalnya belalang, kumbang kelapa, sexava, dan berbagai jenis ulat
v Merusak bahan makanan yang disimpan (tepung, kedelai) oleh berbagai Coloeoptera, misalnya kepik.
a) Ciri-ciri Myriopoda
1) Tubuh terdiri atas kepala (chepalo) dan perut (abdomen) tanpa dada (thoraks)
2) Dibagian kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal (ocellus)
4) Alat gerak pada kelompok hewan chilopoda adalah satu pasang kaki di setiap segmen perut kaki, sedangkan
pada Diplopoda terdapat dua pasang kaki pada tiap segmen perut, kecuali segmen terakhirnya.
b) Klasifikasi / Sistematika
Ø Chilopoda memangsa hewan kecil dengan cara melumpuhkannya dengan gigi yang beracun.
Ø Makanan hewan ini berupa sayur-mayur, vegetasi yang sudah mati atau lumut.
c) Habitat
Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat. Terutama di tempat yang banyak
mengandung sampah, misalnya di kebun dan di bawah batu-batuan.
v System pernapasannya berupa satu pasang trakea berspirakel yang terletak di kanan kiri setiap ruas, kecuali
pada Diplopoda terdapat dua pasang di tiap ruasnya.
v System pencernaan, saluran pencernaanya lengkap dan mempunyai kelenjar ludah. Chilopoda bersifat karnivor
dengan gigi beracun pada segmen I, sedangkan Diplopoda bersifat herbivor, pemakan sampah atau daun-
daunan.
v System reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilasi internal). Myriapoda ada
yang vivipar dan ada yang ovipar.
Myriapoda dapat dikatakan tidak memberi keuntungan bagi kehidupan manusia. Bahkan ada beberapa
yang dianggap mengganggu meski tidak membahayakan. Namun, Myriapoda ternyata mempunyai andil dalam
memecah bahan-bahan organik atau serasah untuk membentuk humus.
a) Ciri-ciri Arachnida
1) Pada umumnya hidup di darat, tetapi ada juga yang hidup dalam air
3) Tubuhnya terdiri atas chepalothoraks dan abdomen serta tidak mempunyai antena
5) Pada bagian depan chepalothoraksnya terdapat mulut yang mempunyai enam pasang alat tambahan, yaitu:
Ø Sepasang pedipalpus (seperti kaki yang berakhir pada cakar) untuk memegang mangsanya
b) Klasifikasi / Sistematika
1) Scorpionida
Ø Mencakup segala macam kala, seperti kalajengking, kala buku dan kala labah-labah
2) Arachnoida
3) Acarina
c) Habitat
Pada umumnya Arachnida hidup di darat. Namun, ada juga yang hidup dalam air.
v Sistem pencernaan dimulai dari mulut, perut, usus halus, usus besar, kantung, feses dan anus. Alat pencernaan
dilengkapi dengan limapasang usus buntu yang terletak di bagian depan dan hati di bagian abdomen.
v System reproduksi, terjadi secara seksual, yaitu dengan persatuan ovum dan sperma yang terjadi di dalam tubuh
betinanya (fertilasi internal). Hewan jantan dan hewan betina terpisah (diesis). Adaovipar, ovovivipar, dan
vivipar.
Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga, terutama serangga hama. Namun, hewan-
hewan Arachnida lebih banyak merugikan manusia, terutama hewan-hewan Acarina, yaitu:
v Prosoptes equi, menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci, dan kuda
3. Makhluk hidup yang tidak bisa fotosintesis dan mendapatkan energi dengan cara memakan makhluk hidup
lain disebut ...
a. Uniseluler
b. Heterotrof
c. Multiseluler
d. Epifit
e. Autotrof
4. Salah satu ciri makhluk hidup adalah melakukan reproduksi. Jenis reproduksi yang menghasilkan keturunan
dengan cara mengkombinasikan materi genetik dari dua induk disebut ..
a. Pembelahan biner
b. aseksual
c. Regenerasi
d. seksual
e. Partenogenesis
5. Manakah dari pernyataan berikut yang bukan karakteristik makhluk hidup?
a. Menggunakan energi
b. Terbuat dari sel
c. Berada di lingkungan yang stabil
d. Bereproduksi
e. Tumbuh dan berkembang
6. Manakah dari pernyataan berikut termasuk cabang-cabang dari ilmu biologi?
a. Sel,jaringan, organ, sistem organ, organisme
b. Botani, sitologi, histologi, ekologi, zoologi
c. Populasi, komunitas, ekosistem, bioma
d. Kode genetik, mutasi, evolusi, biosfer
e. Individu, organisme, animal, plantae
7. Manakah tingkatan organisasi kehidupan dibawah ini yang benar dari yang sederhana ke yang kompleks?
a. Organisme, sel, populasi molekul ekosistem
b. Ekosistem, populasi, organisme, sel, molekul
c. Molekul, sel, organisme, populasi, ekosistem
d. Molekul, organisme, sel, populasi, ekosistem
e. Jaringan, sel, organ, organisme, sistem organ
8. Cara atau langkah sistematis yang digunakan oleh ilmuwan dalam memecahkan masalah disebut ...
a. Eksperimen
b. metodologi
c. Hipotesis
d. Metode ilmiah
e. kajian teoritis
9. Hipotesis merupakan bagian dari langkah metode ilmiah. Hipotesis disusun berdasarkan hasil ....
a. Observasi
b. Tujuan penelitian
c. Eksperimen
d. Kesimpulan
e. Kajian teoritis
10. Tentukan variabel bebas dari penelitian berikut:” Pengaruh lama perendaman terhadap pertumbuhan biji
kacang hijau”.
a. Lama waktu perendaman
b. Kecepatan pertumbuhan biji kacang hijau
c. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau
d. Jenis biji kacang-kacangan
e. Jenis larutan yang digunakan untuk perendaman
11. Wabah penyakit flu burung yang merenggut banyak nyawa disebrkan melalui perantaraan hewan ternak.
Cabang ilmu yang berkaitan adalah ...
a. Virologi
b. Bakteriologi
c. Parasitologi
d. Mikrozoologi
e. Patologi
12. Tingkatan organisasi kehidupan satu tingkat setelah populasi adalah ...
a. Individu
b. ekosistem
c. Populasi
d. bioma
e. Komunitas
13. Data hasil suatu penelitian disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
a. Individu
b. ekosistem
c. Populasi
d. bioma
e. komunitas
16. Klasifikasi atau pengelompokkan pada makhluk hidup bertujuan untuk ....
a. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri
b. Mendeskripsikan ciri-ciri suatu makhluk hidup
c. Mengetahui hubungan perkerabatan antar makhluk hidup
d. Memudahkan mengelompokkan makhluk hidup
e. Memberi nama ilmiah pada makhluk hidup
17. Pengklasifikasian tumbuhan dengan sistem artifisial dilakukan berdasarkan ...
a. Habitat dan morfologi
b. Persamaan morfologi
c. Kekerabatan antar takson
d. Kesamaan tatanan biokimia
e. Perbedaan bentuk dan fungsi
18. Perhatikan pengelompokkan hewan dibawah ini!
1. Gajah, kuda kerbau
2. Kecoa, lalat, burung pipit, merpati
3. Cumi-cumi, ubur,ubur, gurita, hiu
4. Ular, ikan mas, buaya biawak
Cara pengelompokkan tersebut berdasarkan sistem ...
a. Morfologi d. buatan
b. Fisiologi e. filogenik
c. alamiah
19. Tujuan pemberian nama suatu organisme secara nomenklatur binomial adalah untuk ...
a. Menyeragamkan nama seluruh makhluk hidup
b. Memudahkan penamaan pada makhluk hidup
c. Menyeragamkan jumlah kata suatu jenis makhluk hidup
d. Menentukan kesamaan pengertian (persepsi) suatu makhluk hidup
e. Memudahkan penulisan nama suatu jenis makhluk hidup
20. Pernyataan yang tidak termasuk tata aturan Nomenklatur binomial adalah ...
a. Singkatan nama dibelakang nama ilmiah menunjukkan penemu
b. Penulisan nama ilmiah harus menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan
c. Nama ilmiah terdiri dari dua suku kata
d. Kata pertama dari nama ilmiah menunjukkan takson species, dan kata kedua menunjukkan keterangan
dari species
e. Penulisan nama ilmiah harus dibedakan dari penulisan lain dengan cara cetak miring.
21. Nama ilmiah dari makhluk hidup dibawah ini adalah
a. Carica papaya
b. Mangifera indica
c. Cocos nucifera
d. Citrus robustus
e. Psidium guajava
22. Di dalam klasifikasi, jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis (Citrus aurantifilia) dan jeruk keprok (Citrus
nobilis) termasuk dalam satu kelompok, yaitu pada tingkat ...
a. Species
b. ordo
c. Genus
d. kelas
e. familia
23. Tingkatan takson dalam klasifikasi makhluk hidup:
Perrnyataan yang tepat untuk menggambarkan diagram di atas adalah ...
a. Semakin tinggi tingkatan takson, semakin banyak persamaan antar makhluk hidup
b. Semakin rendah tingkatan takson, semakin banyak persamaan antar makhluk hidup
c. Semakin rendah tingkatan takson, semakin sedikit persamaan antar makhluk hidup
d. Semakin tinggi tingkatan takson, semakin sedikit perbedaan antar makhluk hidup
e. Tingkatan takson menentukan tingakatan determinasi makhluk hidup
24. Berikut contoh klasifikasi hewan
Kinggdom : 1
2 : Chordata
Subfillum : Vertebrata
Kelas : 3
Ordo : Carnivora
Familia : 4
Genus : Felis
Species : Felis familiaris
SKL: Menjelaskan ciri-ciri virus, KEMAMPUAN YANG DIUJI:Mengidentifikasi Virus, Protista, Monera dan
Kingdom Protista, Monera, fungi serta peranannya bagi manusia
dan fungi serta peranannya
bagi kehidupan
1. Pernyataan yang benar tentang susunan tubuh virus adalah .......
A. memiliki selubung dari protein dan materi genetik berupa DNA atau RNA
B. memiliki selubung dari lemak dan materi genetik berupa DNA atau RNA
C. kapsid tersusun dari lipoprotein dan materi genetik berupa kromosom
D. kapsid tersusun dari karbohidrat polisakarida dan materi genetik berupa plasmid
E. organisme non seluler dan memiliki kristal yang mengandung plasmid
2. Beberapa jenis penyakit dapat ditularkan oleh virus atau bakteri.
Manakah pernyataan berikut yang benar?
penyakit kelompok jenis
a. Ebola Virus Pasteurella pestis
Diplococcus
b. TBC Bakteri
pneumonia
c. Tetanus Virus Clostridium tetani
d. Sifilis Bakteri Treponema paledum
e. Tipus Virus Salmonella typhosa
3. Berdasarkan daur hidup virus x, y, dan z secara berurutan adalah
12. Seorang siswa menemukan jamur menempel pada kayu lapuk, bentuknya seperti kuping, dapat
dimakan, sebagai sumber protein. Jamur tersebut dikelompokkan ke dalam ...
a. Ascomycota
b. Basidiomycota
c. OOmycota
d. Deuteromycota
e. zygomycota
2. gametosit
3. ookinet
4. merozoit
5. sporozoit
6. tropozoit
Fase perkembangan plasmodium malaria yang terjadi didalam tubuh manusia secara urut adalah
a. 1,2 dan 4
b. 1,4 dan 5
c. 3,5 dan 2
d. 4,3 dan 5
e. 5,4 dan 2
1. Sifat virus yang menunjukkan ciri sebagai makhluk hidup adalah kemampuannya
untuk ....
a. menduplikasi diri
b. mengikat oksigen
c. dapat dikristalkan
d. memasuki jaringan
e. gerakan yang aktif
3. Penyakit pada sapi yang disebabkan oleh virus adalah penyakit ....
a. antraks
b. tungro
c. kulit dan kuku
d. surro
e. tetelo
4. Para saintis telah menemukan cara untuk menyatukan bakteriofaga dengan lapisan
protein dari faga T2 dan DNA dari faga T4. Seandainya faga gabungan ini
menginfeksi bakteri, faga yang diproduksi sel inang akan memiliki ....
a. protein dari faga T2 dan DNA dari faga T4
b. protein dari faga T4 dan DNA dari faga T2
c. campuran antara DNA dan protein dari faga
d. protein dan DNA dari faga T2
e. protein dan DNA dari faga T4
5. Vaksin yang dapat diberikan secara oral (melalui mulut) adalah vaksin untuk
mencegah wabah penyakit ....
a. demam berdarah
b. trakom
c. rabies
d. polio
e. cacar
6. Ahli biologi yang pertama kali mengetahui tanaman tembakau terserang organisme
yang sangat kecil (virus) adalah ....
a. edward Janner
b. ivanowsky
c. stanley Miller
d. beijerink
e. antony van leeuwenhoek
10. Virus RNA membutuhkan pasokannya sendiri atas enzim-enzim tertentu karena ....
a. virus tersebut secara cepat akan dihancurkan oleh sel inang
b. sel inang tidak memiliki enzim RNA untukmembentuk RNA atau RNA untuk membentuk DNA
c. enzim-enzim tersebut mentranslasi mRNA virus menjadi protein
d. virus menggunakan enzim-enzim ini untuk penetrasi sel inang
e. enzim-enzim ini tidak dapat dibuat oleh sel inang
11. Virus tidak dapat masuk dalam kelompok makhluk hidup karena ....
a. virus dapat dikristalkan
b. virus dapat melakukan pembuahan
c. virus dapat menularkan penyakit
d. virus dapat bergerak
e. virus dapat berkembang biak
14. Virus mengambil alih fungsi DNA bakteri. Tujuan tindakan virus ini adalah ....
a. melipatgandakan bakteri
b. mensintesis protein dan membuat struktur tubuh virus yang baru
c. agar DNA bakteri melakukan replikasi sebagai persiapan pembelahan sel
d. untuk membuat bakteri hancur
e. untuk mengaktifkan inti sel bakteri hingga dapat memproduksi
enzim baru
17. Virus hanya dapat hidup secara parasit sehingga untuk memelihara virus harus digunakan medium berupa
....
a. air kelapa d. daging dan kaldu
b. agar e. embrio ayam
c. agar campur kentang
18. Ekor virus menempel pada dinding bakteri terjadi pada tahap ....
a. sintesis d. adsorpsi
b. injeksi e. melebur
c. perakitan
20. Saat DNA virus masuk ke dalam sel bakteri adalah pada tahap....
a. sintesis d. adsorpsi
b. injeksi e. melebur
c. perakitan
21. Tahap saat kapsid yang terpisah-pisah antara kepala, ekor, dan serabut ekor menjadi rangkaian kapsid
yang utuh adalah tahap ....
a. sintesis d. adsorpsi
b. injeksi e. melebur
c. perakitan
22. Enzim yang dihasilkan oleh virus yang dapat memecahkan dinding sel bakteri disebut ...
a. Neuraminidase d. lisozim
b. litik e. lismin
c. lisogenik
23. Ilmuwan yang pertama kali mengadakan eksperimen tentang virus adalah ....
a. Iwanovski d. Louis P.
b. M. Beijerinck e. Einstein
c. Wendell
25. Ilmuwan yang mengemukakan bahwa virus tembakau dapat dikristalkan adalah ....
a. Iwanovski d. Louis P.
b. M. Beijerinck e. Robert Hook
c. Wendell
26. Pada saat virus berada dalam tahap lisogenik, mengapa tubuh tidak merasa sakit? Hal ini disebabkan virus
....
a. merusak sistem imun
b. belum cukup matang
c. dapat masuk ke fase litik
d. masih berada dalam sel sehingga sistem imun tidak dapat mendeteksi benda asing
e. tidak bersifat parasit
27. Dalam suatu larutan terdapat virus dan bakteri. Cara memisahkan bakteri dan virus tersebut adalah ....
a. memasukkan antibiotik ke dalam larutan agar bakteri mati
b. menyaring larutan menggunakan saringan biasa agar virus dapat lolos
c. menyaring larutan menggunakan saringan keramik
d. meminimkan nutrien dalam larutan agar bakteri mati
e. memasukkan sel hidup untuk inang virus
28. Virus yang hanya menyerang kera dan manusia dengan gejala pendarahan di dalam dan di luar tubuh
disebut dengan virus ....
a. demam berdarah d. kanker
b. ebola e. herpes
c. hepatitis
35. Kultur yang paling sesuai untuk pembiakan virus adalah ....
a. medium agar
b. embrio tikus
c. kaldu steril
d. garam fisiologis yang steril
e. embrio ayam hidup
38. Virus yang mempunyai asam nukleat RNA adalah virus ....
a. HIV d. influenza
b. cacar e. herpes
c. hepatitis
39. Virus flu burung merupakan jenis virus yang sangat membahaya-
kan manusia karena menyerang ....
a. sistem saraf dan kulit
b. sistem peredaran darah
c. sistem peredaran darah dan pernapasan
d. sistem peredaran darah dan sistem saraf
e. sistem pernapasan dan sistem saraf
40. Perhatikan gambar struktur virus!
Virus tersebut adalah virus HIV,
bagian yang bertanda nomor A
adalah ....
a. kapsid
b. RNA
c. glikoprotein
d. lapisan lemak
e. enzim
Alga hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga. Alga hijau termasuk dalam divisi chlorophyta
bersama charophyceae. Divisi ini berbeda dengan divisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas
seperti pada tumubuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan
dibandingkan karotin dan xantofil. Hasil asimilisasi beberapa amilum, penyusunnya sama pula seperti pada
tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilose dan amilopektin.
Gangang hijau meliputi sebanyak sebanyak 7.000 spesies, baik yang hidup di air maupun di darat. Sejumlah
gangang hijau tumbuh dalam laut, namun golongan ini secara keseluruhan lebih khas bagi gangang air tawar.
Gangang hijau tidak menunjukkan derajat diferensiasi yang tinggi, sebatang tmbuhan biasanya merupakan
bentuk bersel tunggal atau juga koloni-koloni yang berfilamen atau tanpa filamen. Pada beberapa genus
misalnyaselada laut (Ulva) dan semak batu (Nitelia chara), tubuhnya lebih kompleks tetapi berukuran lebih
kecil jika dibnadingkan gangang merah dan gangang coklat yang berukuran besar sekalipun. Gangang hijau
sepanjang hidupnya dapat terapung bebas atau melekat.
Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air terutama yang
tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun phitoplankton. Sebagian besar
fitoplankton adalah anggota alga hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya efektif melakukan fotosintesis
sehingga alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan.
Chlorella, salah satu anggota dari Chlorophyceae memiliki nilai gizi yang sangat tinggi dibandingkan sengan
nilai jasad yang lainnya. Di dalam sel Chlorella masih pula memiliki chlorelin yaitu semacam antibiotik yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Beberapa anggota atau bagian yang tergabung dalam divisi chlorophyta mempunyai persamaan pigmen,
tempat penyimpanan dan susunan chloroplas. Menurut Levavaseur (1989), bahwa pigmen-pigmen
photosintesis daripada alga hijau berkhlorofil A dan B dan mengandung siphonaxanthin atau lutcin. Dan
tempat penyimpanan makanan berupa pati.
Gangang hijau dapat dijadikan tumpuan utama dalam mempelajari evolusi, khususnya sebagai titik tolak garis
evolusi, karena tumbuhan tingkat tinggi yang hidup di darat dan umumnya sedemikian terspesialisasinya,
mungkin berasal dari gangang hijau purba. Bentuk-bentuk gangang hijau tertentu yang hidup sekarang ini
mewakili tingkatan-tingkatan dalam evolusi tersebut, karena kemungkinan besar bahwa banyak gangang
yang hidup sekarang telah mengalami perubahan hanya sedikit dalam kurun waktu geologis yang panjang
dan boleh dikatakan tetap tinggal primitif. Jenis-jenis seperti itu tidak membentuk tipe-tipe yang lebih maju dan
hanya dapat diwakili cabang-cabang rendah pada pohon evolusi. Teapi karena jenis gangang itu juga
mewakili peranan tumbuhan purba dalam sejarah kehidupan organisme, maka tumbuhan ini tetap berfaedah
sebagai bahan studi. Maka dalam pembahasan tentang gangang hijau ini, dapat kita pertimbangkan faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya evolusi bagi jenis-jenis lain serta tipe-tipe gangang yang lebih
maju, dan petunjuk-petunjuk apa saja yang dapat memberikan sifat-sifat nenek moyang yang diturunkan
kepada berbagai macam tumbuhan di muka bumi ini.
1. HABITAT
Chlorophyta atau alga hijau sebagian besar hidup di air tawar, beberapa diantaranya hidup di air laut dan air
payau. Pada umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut. Sebagian yang
hidup di air laut merupakan makroalga seperti Ulvales dan Siphonales. Gangang hijau atau chlorophyta
meliputi sebanyak 7.000 spesies, baik yang hidup di air maupun yang hidup di darat, sejumlah gangang hijau
tumbuh dalam laut, namun golongan ini secara keseluruhan lebih khas sebagai gangang air tawar. Bahkan
ada jenis-jenis Chlorophyta yang hidup pada tanah-tanah yang basah, bahkan diantaranya tahan akan
kekeringan, sebagian juga lainnya hidup bersimbiosis dalam Lichenes, ada lagi yang interseluler pada
binatang rendah.
Jenis yang hidup di air tawar bersifat kosmopolit, terutama hidup di tempat yang cahayanya cukup seperti:
kolam, danau, genangan air hujan, pada air mengalir (sungai atau selokan). Alga hijau ditemukan pula pada
lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan, tanah lembab dan kulit batang pohin yang lembab
(Protococcus dan Trentepolia). Beberapa anggotanya hidup di air mengapung tau melayang, sebagian hidup
sebagai plankton. Beberapa jenis ada yang hidup melekat pada tumbuhan atau hewan.
1. SUSUNAN TUBUH
Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran maupun dalam bentuk dan
susunanya. Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang
bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat
tinggi. Dari banyaknya variasi tersebut alga hijau dikelompokan sebagai berikut:
1. Sel tunggal (uniseluler) dan motil, contoh: Chlamidomonas
2. Sel Tunggal dan non motil, contoh: Chlorella
3. Koloni senobium yaitu koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga mempunyai
bentuk yang relatif tetap, contoh: Volvox, Pandorina.
4. Koloni tidak bertauran, contoh: Tetraspora
5. Berbentuk - filamen tidak bercabang, contoh: Ulothrix, Oedogonium
Filamen bercabang, contoh: Chladhopora, Pithopora
1. Hetemtrikus, yaitu filamen bercabang yang bentuknya terbagi menjadi bagian yang rebah
(prostrate) dan bagian yang tegak, contoh: Stigeoclonium
2. Foliaceus atau parenkimatis, yaitu filamen yang pembelahan sel vegetatisnya terjadi lebih
dari satu bidang, contoh: Ulva
3. Tubular, yaitu talus yang memilik banyak inti tanpa sekat melintang, contoh:Caulerpa
1. SUSUNAN SEL
Dinding Sel
Dinding sel tersusun atas dua lapisan, lapisan bagian dalam tersusun oleh selulosa dan lapisan luar adalah
pektin. Tetapi beberapa alga bangsa Volvocales dindingnya tidak mengandungselulosa, melainkan tersusun
oleh glikoprotein. Dinding sel Caulerpales mengandung xylhan atau mannan. Banyak jenis Chlorophyceae
mempunyai tipe ornamentasi dinding yang berguna dalam klasifikasi. Dinding sel selain disusn oleh selulosa
sebagai penyusun utama, sel-sel terbut juga biasanya mengandung vakuola pusat yang besar yang diliputi
oleh selapis sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat butir kloroplas atau lebih. Kloroplas ini pun kerap berisi
massa protein cadangan, yang disebut pirenoid, yang juga meupakan pusat pembentukan pati. Pirenoid
umumnya diliputi oleh butiran-butiran pati.
Gambar Bagian – bagian sel dari Divisi Chlorophyta
Kloroplas
Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas yaitu klorofil a
dan klorofil b, beta-karoten serta berbagai macam xantofil, luten, violaxanthin, zeaxanthin. Kloroplas di dalam
sel letaknya mengikuti bentuk dinding sel (parietal), contoh : Ulothrix atau di tengah lumen sel (axial) contoh :
Muogothia. Pada umumnya satu kloroplas setiap sel tetapi pada Siphonales,Zignematales terdapat lebih dari
satu kloroplas setiap sel. Kloroplas ini pun kerap berisi massa protein cadangan, yang disebut pirenoid, yang
juga merupakan pusat pembentukan pati. Pirenoid umumnya diliputi oleh butiran-butiran pati, pirenoid ini
berasal dari hasil asimilasi berupa tepung dan lemak.
Bentuk kloroplas sangat bervariasi, oleh karena itu penting untuk klasifikasi dalam tingkatan marga. Variasi
bentuk kloroplas sebagai berikut :
Cadangan Makanan
Cadangan makanan merupakan amilum seperti pada tumbuhan tinggi tersusun sebagai rantai glukosa tidak
bercabang yaitu amilose dan rantai yang bercabang amilopektin. Seringkali amilum tersebut terbentuk dalam
granula bersama dengan badan protein dalam plastida disebut piretinoid, Pirenoid umumnya diliputi oleh
butiran-butiran pati, pirenoid ini berasal dari hasil asimilasi berupa tepung dan lemak. Tetapi beberapa jenis
tidak mempunyai pirenoid dan jenis yang demikian ini merupakan golongan Chlorophyceae yang telah tinggi
tingkatannya. Jumlah pirenoid umumnya dalam tiapel tertentu dan alat digunakan sebagai taksonomi.
Flagel
Reproduksi seksual merupakan salah satu ciri yang paling terkemuka pada tumbuhan darat. Sudah barang
tentu aspek tunbuhan ini merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena buah dan biji sebagai
bahan makananya hanya dihasilkan sebagai akibat proses seksual. Karena itulah sangat menarik untuk
mencoba mengenali tingkatan-tingkatan yang menuju ke arah metode pembiakan secara sexual yang telah
sedemikian terspesialisasinya dan sekarang hal ini merupakan ciri khas bagi tumbuhan tingkat tinggi.
Kita dapat mencari diantara ganggang ini bentuk – bentuk yang mewakili tingkatan evolusi yang dijalani
tumbuhan dalam hal metode reproduksi sexual yang lebih maju. Dalam hubungan ini,
baik Ulothrix maupun Oedogonium, kedua-duanya mempunyai arti yang memadai. Ulothrix mewakili metode
reproduksi sexual yang primitif, yaitu gamet – gamet motil yang bentuk luarnya serupa keluar dari sel-sel
induknya yang tidak bersifat khusus dan akhirnya saling melebur diri dalam air. Oedogonium sebaliknya,
memperlihatkan adanya evolusi dalam hal dierensiasi seksual (oogami), yaitu terbentuknya gamet-gamet
yang tidak serupa, telur besar nonmotil dan sperma motil yang lebih kecil. Tambahan lagi tumbuhan ini
mempunyai alat kelamin oogonium dan anteridium yang terbentuk secara khusus dan dapat dibedakan dari
sel-sel vegetatif tubuh gangang tersebut. Proses peleburan gamet tidak lagi berlangsung dalam air setelah
gamet itu dilepaskan dari sel-sel induknya. Telur yang nonmotil tetap dipertahankan pada sel tetuanya, dan
sperma harus berenang menuju telur agar pembuahan dapat berlangsung. Janganlah diduga
bahwa Ulothrix dan Oedogonium itu sendiri merupakan nenek moyang tumbuhan tingkat tinggi, namun
memang terdapat ciri – ciri dalam siklus hidupnya yang menunjukan tingkatan evolusi tumbuhan biji yang
hidup dewasa ini.
Pada tumbuhan tingkat tinggi tumbuhan biji tertutup, tumbuhan biji terbuka, dan lain-lainnya, oogami
merupakan ciri tetap. Tumbuhan dapat yang paling primitif, berpembuluh ataupun tidak, kesemuanya
mengadakan oogami. Karena Oedogonium, dapat mewakili suatu tingkatan evolusi yang prosesnya boleh jadi
dicapai selama perpindahan cara hidup dari tumbuhan dalam air menuju tumbuhan darat, namun hal itu juga
sekaligus memperlihatkan adanya potensi untuk mengembangkan diferensiasi seksual, yaitu suatu sifat yang
hakiki pada gangang.
Berdasarkan berbagai pengertian dan pembahasan diatas maka secara umum perkembangbiakan ganging
hijau dapat dibagi kedalam tiga cara, yaitu :
1. Secara vegetative
Perkembangbiakan vegetative dilakukan dengan fragmentasi tubuhnya dan juga melakukan pembelahan sel.
1. Secara Asexual
Perkembangbiakan dengan cara membentuk sel khusus yang mampu berkembang menjadi individu baru
tanpa terjadinya peleburan sel kelamin. Pada umumnya terjadi dengan perantara spora, oleh karena itu sering
disebut perkembangbiakan secara sporik.
Zoospora dibentuk oleh sel vegetative, tetapi beberapa tumbuhan terbentuk dalam sel khusus disebut
sporangin. Zoospora setelah periode berenang beberapa waktu berhenti pada substrat yang sesuai.
Umumnya dengan ujung anterior. Flagella dilepaskan dan terbentuk dinding, selama poses ini alga
mensekresikan lendir yang berperan untuk mempertahankan diri.
Menurut litelatur yang lain perkembangbiakan secara asexual terjadi dengan pembentukan zoospore, yang
berbentuk buah per dengan 2 – 4 bulu cambuk tanpa rambut- rambut mengkilap pada ujungnya, mempunyai
2 vakuola kontraktil, kebanyakan juga suatu bintik mata merah, dengan kloroplas di bagian bawah yang
berbentuk piala atau pot.
1. Aplanospora
2. Hipnospora
3. Autospora
3. Secara sexual
Perkembangbiakan secara sexual banyak dijumpai yaitu : isogami, anisogami, dan oogami. Meiosis dapat
terjadi pada zigot yang berkecambah atau pada waktu pembentukan spora atau gamet. Daur hidup yang
umum dijumpai adalah tipe haplontik, meskipun beberapa jenis termasuk tipe diolohaplonthik.
Isogami merupakan perkembangbiakan secara seksual yang paling sederhana dan menunjukan kea rah
anisogami. Pada tipe anisogami masing – masing jenis merupakan sel bebas dengan ukuran tidak sama,
sedangkan yang lebih maju yaitu tipe oogami. Pada tipe oogami masing – masing jenis telah menunjukan
perbedaan baik ukuran maupun bentuknya.
Pergiliran Generasi
Tidak hanya asal usul reproduksi sesual tetapi juga tentang asal – usul pergiliran generasi yang erat
hubunganya dengan proses seksual, pada ganging pun dapat diikuti jejaknya. Pada siklus hidup tumbuhan
biji tertutup, fase yang paling terkemuka dan dominan yaitu tumbuhan itu sendiri termasuk generasi sporofit
atau generasi diploid. Hal ini juga berlaku bagi semua tumbuhan berpembuluh lainnya. Generasi gametofit
yang berikutnya merupakan fase dalam siklus hidupnya yang tidak menonjol dan fase tereduksi (berumur
singkat).
Meskipun demikian, tubuh tumbuhan tidak selalu merupakan gase diploid. Pada gangang terdapat hal yang
sangat beragam pada sifat ke dua generasinya. Tubuh tumbuhan kebanyakan koloni gangang hijau yang
berfilamen dan yang tidak termasuk generasi haploid atau gametofit. Tumbuhan tersebut menghasilkan
gamet – gamet haploid, atau gametofit. Tumbuhan tersebut menghasilkan gamet – gamet haploid yang dapat
saling melebur diri membentuk zigot. Zigot ini merupakan sporofit, karena meiosis terjadi pada zigot
berkecambah. Pada Oedogonium misalnya, telur yang telah dibuahi merupakan satu – satunya sel diploid,
sedangkan kesemua struktur lain pada tumbuhan tersebut meliputi filament, zoospore asexual, gamet, dan
spora – spora yang terbentuk sesudah meiosis, termasuk generasi gametofit.
Pada Spirogyra pada saat terjadinya perkecambahan, nucleus zigospora berkembang menjadi empat
nucleus, masing – masing dengan jumlah kromosom n (haploid). Tiga dari keempat nucleus itu gugur, namun
nucleus yang keempat menjadi nucleus sel pertama filament yang baru. Asal – usul tubuh tumbuhan tinggi
yang bersifat diploid tidak dapat di cari diantara spesies semacam itu, karena semua struktur vegetatifnya
termasuk generasi gametofit.
Di antara tipe – tipe siklus hidup yang dijumpai pada gangang ialah yang generasi diploidnya merupakan fase
menyolok dalam siklus hidupnya, sedang generasi haploid menjadi terdesak dan ada kemungkinan sangat
tereduksi. Siklus hidup semacam itu, yang mendekati daur hidup tumbuhan biji, terutama ditemukan di antara
gangang coklat. Pada tipe ketiga kedua generasi tidak tergantung sesamanya, dan banyak persamaanya
sampai kepada ukurannya. Siklus hidup semacam itu dijumpai pada gangang hijau tertentu, beberapa
jenisgangang coklat, dan kebanyakan gangang merah. Bagaimanapu, gangang mrah dan coklat tidak dapat
diterima sebagai nenek moyang suatu bentuk kehidupantumbuhan tingkat tinggi. Perlengkapan untuk
fotosintesis golongan gangang tersebut tidak serupa dengan yang dimiliki tumbuhan tingkat tinggi, dan kedua
macam algae tersebut telah menjadi sedemikian terspesialisasinya sesuai dengan kehidupan di laut.
Secara umum dari bahasan diatas pergiliran generasi atau keturunan dari gangang hijau dapat dibedakan
menjadi :
1. Haplobiontik yaitu selama pergiliran keturunannya golongan tumbuhan ini hanya mempunyai
satu macam tumbuhan yaitu tumbuhan yang bersifat haploid.
2. Diplobiontik yaitu tumbuhan yang di dalam pergiliran keturunannya mempunyai 2 macam
tumbuhan yaitu tumbuhan yang bersifat haploid dan tumbuhan yang bersifat diploid.
Menurut Smith (1955) klas dari Chlorophyceae terdiri dari 10 bangsa yaitu :
1. Volvocales
2. Tetrasporales
3. Ulotrichales
4. Oedogenales
5. Ulvales
6. Schizogonales
7. Chlorococales
8. Siphonales
9. Siphonacladades
10. Zygnematales
Sedangkan menurut Mattox dan Stewart (1984), ada 5 klas Chlorophyta yaitu :
1. Micromunadophyceae
2. Charophyceae
3. Ulvophyceae
4. Pleurastrohyceae
5. Chloophyceae
Klas chlorophyceae sendiri terbagi dalam 9 bangsa (ordo), yaitu :
1. Volvocales : sel – sel flagelata dan berkoloni dinding glicoprotein
2. Tetrasporales : aggregasi palmolloid dan berkoloni, flagelata nonmotil, sel -sel
dengan vacuola contractile, tibih basal dan bentuk mata, dinding
glicoprotein
1. Chlorococcales : sel -sel nonmotile, agregasi dan berkoloni sel – selnya tampak
Vacuola contractile, pembagiannya hanya menyatu dengan bentuk paa tahap reproduksi saja.
1. Ulotrichales : filament talus dengan bentuk bulat sel.
2. Ulvales : parenchymatous sel
3. Oedogonialies : filament – felamen bercabang dan tidak bercabang dengan sel sel
Uninucleat, pembagian sel-sel termasuk pembentukan lingkaran, stephanokontous zoospora dan sperma.
1. Cladoporales : (mencakup siphonocladales) alga multiseluler dengan sel-sel
Multinicleat, filamen atau sascate thalli
1. Caulerpales : (siphorales) single coenoytic sel berkomposisi dengan thallus;
Siphonaxanthin; dinding selulosa, mannans atau xylan.
Beberapa Contoh Species Divisi Chlorophyta
1. Desmid
Desmid adalah gangang hijau yang hidup di air dan dapat mengapung bebas, kebanyakan bersel tunggal,
meskipun kadang – kadang sel – selnya saling bertautan dari ujung ke ujung untuk membentuk suatu koloni
seperti filament. Kebanyakan desmid itu mempunyai tanda – tannda khasberupa penyempitan di bagian
tengah yang membagi sel menjadidua bagian sama besar, masing – masing mengandung satu atau dua
kloroplas besar. Banyak sekali spesies desmid telah diketahui. Tempat tumbuhnyatersebar luas dan umum
terdapat di kolam – kulam dan danau – danau.
1. Ulothrix
Pada gangang ini filamennya juga tidak bercabnag-cabang, melainkan terdiri dari sebaris sel yang silindris
dan pendek berkaitan pada ujung pangkalnya. Sel pangkal biasanya berubah menjadi pelengkap. Tumbuhan
ini dijumpai menempel pada batu – batuan dan benda lain dalam sungai kecil dan danau, tetapi juga terdapat
dalam masa yang terapung bebas, sebagaimana Spirogyra di permukaan air. Setiap sel hanya mengandung
kloroplas yang bentuknya seperti sabuk yang terbuka pada kedua ujungnya. Kloroplas itu dapat mengambil
bentuk silinder yang sempurna atau hanya sekitar sebagian selnya, dan mengandung satu atau beberapa
pirenoid. Reproduksi asexual pada Ulothrix berlangsung dengan fragmentasi dan zoospore. Pembentukan
zoospore pada Ulothrix dapat dikemukakan sebagai contoh dipertahankannya sifat nenek moyang dalam
ontogeny lebih kemudian ke tumbuhan yang bersangkutan. Zoospore Ulothrix dengan demikian dapat
mewakili tingkatan permulaan dalam evolusi tumbuhan bersel banyak, tingkatan tersebut merupakan periode
pertumbuhan bersel tunggal dan serupa dengan golongan flagelata yang hidup sekarang. Ulothrix, bilamana
berkembangbiak dengan zoospora, dengan demikian dapat memberikan bukti mengenai nenek moyang
golongan flagelata.
1. Spirogyra
Studi tentang gangang berfilamen dimulai secara tepat dengan pertimbangan beberapa spesies tumbuhan
yang dikenal sebagai spirogyra, yang berukuran besar, mudah diidentifikasi, dan mempunyai daerah
penyebaran yang luas. Tmbuhan ini, yang membentuk massa berwarna hijau cerah di permukaan kolam dan
sungai beraliran tenang, kerap kali disebut kekam kola. Benang – benangnya tidak bercabang. Setiap sel
mengandung sebutir kloroplas, atau pada beberapa spesies bahkan dapat lebih banyak. Kloroplas yang
umumnya besar itu terikat dalam sitoplasma tepat di dalam dinding sel. Plastid itu merupakan badan seperti
pita dengan tepi – tepi tidak rata, berpilin – pilin dari pangkal sampai ke ujung sel. Pirenoid – pirenoid yang
dikelilingi oleh butiran pati, terikat dalam plastid pada selang waktu yang beraturan dan merupakan cirri – cirri
menyolok pada selnya. Sitoplasma mengelilingi vakuola besar di pusat. Nukleus, yang dikelilingi suatu
kelubung sitoplasma, terdapat di tengah – tengah sel, yang dihubung – hubungkan oleh untaian sitoplasma
meluas sampai vakuola dan lapisan sitoplasma di tepi. Reprodukso aseksual pada Spirogyra, ternyata amat
sedrhana, Karen setiap sel akan tumbuh dan membentuk suuatu filament. Karena pengaruh aliran air atau
pemberian makanan kepada ikan atau binatang yang kecil akan memungkinkan fragmentasi sehingga
terbentuk taaman – tanaman baru. Repoduksi seksual menyertakan peleburan dua gamet nonmotil biasanya
berasal dari dua filamen yang berainan, lalu menghasilkan zigospora bulat atau bulat telur. Bilamana ada dua
filament berdekatan, maka zat berlendir akan melekat padanya. Dari setiap sel yang berhadapan akan tumbh
papilla yang disebut tunas.
1. Protococcus
Organism ini adalah salah satu dari gangang hijau bersel tunggal yang paling umum ditemukan di mana –
mana, hidup di darat, tumbuh sebagai selaput tipis berwarna hijau pada batu – batuan yang selalu lembab,
dinding, tongak -tongak pagar, dan dengan pohon. Selnya bulat dan mengandung satu kloroplas besar dan
tercuping tepat di dalam dinding sel. Satu – satunya cara perkembangbiakan yang diketahui adalah dengan
pembelahan sel, yang dapat berlangsung pada salah satu dari ketiga bidang belahnya. Sel – sel anak yang
terbentuk dapat memisahkan diri atau dapat pula tetap tinggal berlekatan untuk sementara dalam kelompok
yang terdiri atas dua, empat, delapan sel atau bahkan lebih. Protococcus dianggap anggota family gangang
berfilamen yang mengalami pertumbuhan teredeksi dengan demikian tidak mempunyai arti penting adlam
evolusi tumbuhan tungkat tinggi. Gangang bersel tunggal lainnya yang agak serupa dijadikan contoh untuk
mewakili tingkat permulaan dalam evolusi tumbuhan bersel banyak.
1. Oedogonium
Gangang ini umum terdapat dan tersebar luas, tumbuh sebagai benang tidak bercabang, melekat pada
tempat tumbuh dengan pelengkap ketika masih muda, tetapi biasanya mengapung dalam bentuk masa ketika
matang. Selnya mengandung sebutir kloroplas yang berbentuk silindris dan seperi jala, dengan banyak sekali
pirenoid. Tumbuhan ini berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi dan dengan zoospore
berukuran besar, berwarna hijau serta bulat atau bulat telur. Reproduksi seksual pada Oedogonium ternyata
agak rumit, namun secara garis besar dapat diberikan gambaran yang cukup mengenai proses yang
berlangsung karena seksual melalui oogami. Telur yang dihasilkan satu -satu dalam sel khusus yang melebar
dan disebut oogonium. Sel – sel khusus yang menghasilkan sperma dinamakan anteridium.
Peranan Chlorophyta
Chrysophyta, divisi (divisi) dari unicellular organisme laut atau air tawar dari kerajaanProtista terdiri
dari diatoms (kelas Bacillariophyceae), emas, atau emas-coklat, alga (kelas Chrysophyceae), dan kuning-
ganggang hijau (kelas Xanthophyceae). Dalam banyak chrysophytes dinding sel terdiri dari selulosa dengan
silika dalam jumlah besar. Beberapa memiliki satu atau dua flagella, yang dapat sama atau berbeda-beda.
Beberapa bentuk jenis ameboid adalah tanpa dinding sel. Penyimpanan produk makanan dari chrysophytes
adalah minyak atau polysaccharide laminarin. Sebelumnya diklasifikasikan sebagai tanaman, yang
chrysophytes berisi photosynthetic pewarna klorofil a dan c; tetapi semua-ganggang hijau kuning juga
mengandung carotenoid pigmen fucoxanthin. Dalam beberapa keadaan diatoms akan mereproduksi secara
seksual, tetapi yang biasa adalah bentuk reproduksi sel divisi. Yang diatoms dan emas-Ganggang coklat yang
sangat penting sebagai komponen dari plankton dan nanoplankton yang membentuk dasar dari rantai
makanan laut
Chrysophytes, atau emas Ganggang, umum adalah mikroskopis chromists di air tawar. Beberapa spesies
adalah warna, namun sebagian besar adalah photosynthetic.. Oleh karena itulah, terutama penting di danau,
di mana mereka dapat sumber utama untuk makanan zooplankton.. Mereka tidak dianggap benar-benar
autotrophic oleh beberapa ahli biologi karena hampir semua chrysophytes menjadi facultatively
heterotrophickarena tidak cukup cahaya, atau di hadapan banyak makanan dibubarkan.. Bila ini terjadi, yang
chrysoplast atrophies dan alga Mei gilirannya predator, makan padabakteri atau diatoms.
Ada lebih dari seribu dijelaskan jenis emas Ganggang, kebanyakan mereka bebas-kolam dan unicellular,
tetapi ada berserat dan bentuk penjajahan.. Lain chrysophytes dikeluarkan bagian dalam kehidupan mereka
sebagai amoeboid sel. Pada bagian kiri dan pusat di atas adalah gambaran Dinobryon, sebuah genus air
tawar di mana individu adalah sel-dikelilingi oleh vas berbentuk loricae, terdiri dari chitin fibrils dan lain
polysaccharides.. Koloni yang tumbuh sebagai Branched atau unbranched rantai.. Sebuah bentuk bulat
kolonial, Synura, adalah di sebelah kanan; permukaan sel ini dilindungi oleh silika skala.. Spesies yang
memproduksi siliceous coverings mungkin bristles atau skala cukup dengan struktur kompleks.. Beberapa
kelompok peneliti yang chrysophytes dengan silika dalam skala jenis / takson terpisah, yang Synurophyceae.
Tertua yang dikenal chrysophytes dari calcareous dan siliceous deposito dariCretaceous usia, tetapi mereka
sampai mereka keragaman terbesar di Miocene. Grup sebenarnya memiliki cukup lengkap catatan fosil,
karena sebagian besar air tawar chrysomonads rahasia istirahat cysts dari silika, yang mungkin banyak
tersedia dalam beberapa batu – dalam beberapa Paleocene deposito, chrysophyte cysts melebihi jumlahnya
yang diatoms!. Fosil yang chrysophytes, seperti yang diatoms dancoccolithophorids, sering digunakan
sebagai indikator untuk kembali paleoecological kuno lingkungan.
Sekarang umumnya percaya bahwa Chrysophyta adalah kelompok heterogen, mungkin paraphyletic..
Beberapa kelompok sebelumnya termasuk di sini telah diberikan pengakuan terpisah, seperti
Raphidiophyceae, Eumastigophyceae, Xanthophyceae,Silicoflagellata, Sarcinochrysophyceae, dan lain-lain..
Namun, sampai sekarang belum ada tidak ada konsensus umum sebagai cara untuk kelompok ini adalah
untuk saling terkait atau ke chromist kelompok lain.
Divisi chrysophyta memiliki 3 kelas, berdasarkan pada, persediaan karbohidrat, struktur kloroplas dan
heterokontous flagelata. Selain berdasarkan hal tadi divisi chrysophyta juga dapat dibagi ke dalam 3 klas yaitu
gangang hijau-kuning, gangang coklat-emas dan diatom.
Dalam chrysophyta, prinsip fotosintesis pigmen biasanya terdiri dari klorofil A dan C1/C2 dan karotenoid
fukosantin. Pengelompokan chrysophyta menunjukan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat
tiga thylakoids disekitar periphery kloropla (girdle lamena). Kloroplast terdiri dari dua membran (CER). Jarak
periplastida antara dua kloroplas dan retikulum endoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur.
Ribosom terdapat pada permukaan luar CER. Tingkat plagenta yang paling tinggi yaitu heterokontous. Sel
heterokontous mempunyai dua flagel, yaitu flagel licin dan flagel dengan bulu kaku seperti pipa atau
mastigonema dalam dua baris.
Mustigonema dibentuk dalam gelombang antar sel. Dalam Chrysophyta, prinsip fotosintesis pigmen biasanya
terdiri dari klorofil A dan C1 / C2 dan karetonoid fukosanthin.
Diatom merupakan komponen besar planktonic dan komunitas benthic di samudera dan air jenih. Kadang –
kadang diatom dikelompokkan menjadi tiga jenis berdasarkan strategi ekologi : (1) diatom, (2) diatom benthic
(periphytic) dan (3) diatom meioplonthonic (tycoplanktonic).
Spesies euplanktonik merupakan anggota plankton tetap. Hampir semua diatom sentrik adalah planktonic dan
ditemukan di air jernih dan samudra. Diatom pennate yang sedikit merupakan planktonic. Diatom planktonic
sering berproduksi pada musim semu dan musim gugur berkembang pada temperatur danau dan samudera
dan pada musim panas berkembang pada latitude tinggi. Hanya sedikit diatom yang diketahui menghasilkan
toksin (dari spesies Nitzschia dan Chaetocheros).
Semua diatom benthic adalah pennate. Pada air jernih dan habitat marine, diatom sering merupakan inisial
koloni alga pada substrat di bawah permukaan air. Sekresi mucilage oleh diatom dan bakteri membentuk
biofilm yang menyediakan substrat berikutnya oleh organisme yang lain. Kepadatan pertumbuhan diatom
menghasilkan diskolorasi coklat keemasan.
Klasifikasi Chrysophyta
1. Kelas Xanthopyceae
2. Kelas Chrysophyceae
3. Kelas Bacilloryphyceae / Diatomeae
Ciri – Ciri Kelas
1. Kelas Xanthophyceae
Xanthophyceae juga lazim dikenal dengan nama alga hijau – kuning, karena alga ini mempunyai plastid hijau
kekuningan, warna ini disebabkan kelebihan Xanthofil. Salah satu contoh dari kelas ini adalah Vaucheria yang
berwarna hijau kuningdan menyolok, tumbuh secara umum dan kerap kali ditelaah, dahulunya dikelompokkan
bersama – sama chlorophyta. Bermacam – macam spesiesnya dapat hidup dalam air atau di darat. Yang
hidup di darat dapat ditemui tumbuh dalam massa seperti beludru di kolam atau tepi sungai yang lembab,
atau dapat hidup sebagai selaput tipis di tanah kebun dan pot – pot yang ada dalam rumah kaca.
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-
kuningan. Contoh: Vaucheria. Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi
tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic. Berkembangbiak secara seksual
yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang
dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru. Reproduksi secara vegetatif
dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya mengembara dan jatuh di tempat yang cocok
menjadi filamen baru.
Tumbuhan ini terdiri dari filamen yang berbentuk tabung, kadang – kadang bercabang. Yang hidup di darat
dapat tertambat oleh rizoid, yaitu cabang – cabang seperti akar dan tidak berwarna. Filamen berinti banyak
dan tidak dibatasi oleh dinding sekat, kecuali jika terdapat struktur reproduktif. Filamen seperti itu
dinamai senosit (Coenocyte). Adanya senosit ini tidak hanya pada Vaucheria tetapi juga dijumpai pada alga
lain, fungi, dan bahkan pada jaringan tumbuhan tingkat tinggi. Sitoplasma terdapat tepat di dalam dinding sel
dan mengelilingi vakuola besar di tengah – tengah. Di dalam sitoplasma banyak inti, plastid berbentuk cakram
yang tidak dilemgkapi pirenoid, dan banyak sekali tetesan minyak.
Reproduksi berlangsung dengan cara asexual dan sexual (oogami). Cara yang pertama biasanya dengan
pembentukan zoospora, satu demi satu dalam sporangium berbentuk gada yang dipisahkan pada ujung –
ujung cabang. Zoospora itu multinukleat, permukaanya dilengkapi dengan amat banyak flagela, yang terdapat
berpasang – pasangan, maka zoospora itu dianggap sebagai struktur majemuk yang merupakan sejumlah
besar zoospora kecil yang berflagela dua dan yang tidak berhasil memisahkan diri. Zoospora memisahkan diri
dari sporangium melalui pori ujung, berenang – renang selama beberapa saat, lalu menetap, flagela pun
hilang, kemudian berkecambah untuk menjadi tumbuhan baru.
Bilamana bereproduksi secara seksual, maka oogonia dan anteridia biasanya terbentuk pada filamen yang
sama, pada cabang lateral yang sama, atau dapat pula pada cabang yang berdekatan. Oogonia terdapat di
ujung atau pada percabangan sisi yang dipisahkan oleh dinding dari filamen utama atau cabang fertil. Satu
telur uninukleat besar yang mengandung plastid dan tetesan minyak terdapat di dalam oogonium. Anteridium
terdiri dari bagian terminal suatu cabang sisi, biasanya melengkung dan mengandung sejumlah besar sperma
berflagela sangat kecil. Spema keluar melalui pori – pori pada anteridium dan memasuki oogonium melalui
pori. Salah satu spema bersatu dengan inti dalam telur. Setelah pembuahan, terjadilah zigot yang membentuk
dinding tebal lalu menjalani masa dorman. Sesudah perkecambahan, zigot itu tumbuh langsung menjadi
filamen baru.
1. Tempat Hidup:
Hidup di air tawar, air laut dan tanah
1. Susunan Tubuh
Berbentuk sel tungal, contoh : Botrydiopsis
Berbentuk Filamen, contoh : Tribonema
1. Susunan Sel:
Umumnya tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding sel, terdiri dari pektin dan silikon (SiO3).
Terdiri dari dua bagian yang saling menutupi, seperti Tribonema sp.
1. Alat Gerak :
Berupa 2 buah flagel yang tidak sama panjang. Satu bagian di ujung / apikal, bagian yangnya terletak di
anterior.
1. Isi Sel :
Terdapat inti sel : Berbentuk tunggal dan berbentuk banyak inti
Terdapat plastida berbentuk cakram tanpa pirenoid
1. Cadangan Makanan :
Berupa krisolaminarin (Lutein)
1. Perkembangbiakan
Secara Vegetatif, dengan cara pembelahan sel dan fragmentasi
Secara Sporik, dengan cara pembentukan zoospora, contoh : Botrydiopsis, Tribonema
1. Klas Chrysophyceae
Klas Chrysophyceae, sering juga disebut dengan nama gangang coklat – emas. Seperti halnya gangang hijau
kuning, gangang coklat – emas sangat beragam dalam bentuk meskipun sebagian besar uniseluler dan motil
atau berbentuk koloni yang tidak berfilamen. Di dalam sel terdapat satu atau beberapa plastid yang besar,
selain dari klorofil, berisikan pigmen karetinoid tertentu yang berlebihan.
Secara umum klas chrysophyceae mempunyai ciri umum yaitu:
1. Tempat Hidup :
Di air tawar, dan di air laut.
1. Susunan Tubuh
Berbentuk sel tunggal, contoh : Ochromonas, dan Chrysamoeba
Berbentuk koloni, contoh : Synura dan Dinobryon
1. Susunan sel:
Umumnya tidak ada dinding sel, maka terdiri dari: Lorika, contoh: Dinobryon, dan Kephryon. Atau bisa juga
tersusun dari lempengan silikon, contoh: Sinura dan Mallomonas. Atau bisa juga tersusun dari cakram
kalsium karbonat, contoh : Syracospaera.
1. Alat Gerak :
Terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga, contoh : Synura danSyracosphaera, mempunyai 2
flagel yang sama panjang.
Dinobryon dan Ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya.Chrysamoeba, memiliki 1 flagel.
1. Isi Sel :
Berinti tunggal
Plastida, terdiri dari 1 dan 2
Pigmen, berupa klorofil a, b, dan c. Betakaroten, Xanthofil, berupa lutein, diadinoxanthin, fukoxanthin, dan
dinoxanthin.
1. Cadangan Makanan :
Cadangan makanan berupa krisolaminarin.
1. Perlembangbiakan dilakukan secara :
Vegetatif dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi. Fragmentasi ada 2 macam, yaitu :
1. Koloni memisah menjadi 2 bagian atau lebih
Sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
1. Sporik, dengan membentuk zoospora (untuk sel – sel yang yang tidak berflagel) dan
statospora.
Statospora yaitu tipe spora paling unik yan diketemukan pada Chrysophyta, khususnya pada kelas
Chrysophyceae dengan bentuk speris dan bulat. Dinding spora bersilia, tersusun atas 2 bagian yang saling
tumpang tindih, mempunyai lubang atau pore dan ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin.
Beberapa spesies bentuk statosporanya bermacam – macam, yaitu :
Diatom memperbanyak diri dengan proses seksual, tetapi cara yang utama melalui pembelahan sel. Nukleus,
protoplasma, dan plastid berbelah untuk membentuk dua protoplas, masing – masing di dalam salah satu
katup. Dinding baru, yang merupakan katup sebelah dalam, kemudian tumbuh di seluruh protoplas masing –
masing. Sel anak dapat berpisah atau tetap bersama dalam satu koloni, sel – selnya itu bersatu oleh
kelubung (sarung) bergelatin.
Jumlah spesies diatom banyak sekali (sekitar 16.000). Jumlah yang kini hidup atau diketahui pernah hidup
dalam masa geologi lampau jauh daripada yang diperkirakan. Sebagian besar hidup dalam air laut, dan
apabila tumbuhan renik ini mati, maka jatuh ke dasar laut dan, karena mengandung zat silika, dinding selnya
tidak akan hancur -hancur atau tetap lestari. Endapan besar bahan ini yang dikenal dengan nama tanah
diatom, dijumpai di banyak di bagian permukaan bumi. Di Amerika Serikat, kumpulan yang terbesar setebal
1.400 kaki (atau lebih dari lima puluh meter) terdapat di California.
Karena tanah diatom ini secara kimiawi itu lebam dan memiliki sifat – sifat fisika yang luar biasa, maka zat itu
amat penting dan bernilai bagi industri. Misalnya digunakan untuk bahan penyaringan, yang secara luas
digunakan untuk memisahkan zat pewarna dari produk – produk seperti bensin dan gula. Karean bukan
penghantar panas yang baik, maka tanah diatom ini digunakan dalam pipa pemanas dan pipa uap. Juga
karena menyerap bunyi, bahan ini digunakan dalam alat pengedap suara. Selain itu dimanfaatkan dalam
pembuatan cat, pernis, piringan hitam, dan wadah untuk kotak baterai. Karena kerasnya, juga dipakai dalam
bahan pelicin, dan bahan pengemplas.
1. Tempat Hidup
Di air laut, air tawar, ataupun pada tanah – tanah yang lembab.
1. Susunan Tubuh
Berbentuk sel tunggal
Berbentuk koloni dengan bentuk tubuh simetri bilateral (pennales) dan simetri radial (Centrales).
1. Susunan Sel
Terdapat dinding sel yang disebut frustula tersusun dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian
tutup (epiteka) dan sabuk (singulum). Frustula ini tersusun oleh zat pektin yang dilapisi silikon. Epiteka dan
Hipoteka tersusun oleh valve atas dan valve bawah. Valve tersusun dari : rafe, stria, nodulus pusat dan
nodulus kutub.
Pennales pinna berarti sirip, strianya tersusun menyirip, banyak ditemukan di air tawar.
Centrales, central berarti pusat, strianya tersusun memusat, banyak ditemukan di air laut.
1. Alat Gerak
Fagel terdapat pada sperma.
1. Isi Sel
Berinti tunggal dan berinti diploid
Pigmen : kolorofil a dan c
1. Cadangan Makanan
Berupa tepung krisolaminarin
1. Perkembangbiakan
Secara vegetatif, dengan pembelahan sel.
Secara gametik, dengan membentuk auxospora, dengan cara : Partegonosis, pedogami, konjugasi isogami,
konjugasi anisogami, autogami dan oogami.
Catatan:
1. Pembentukan Auxospora
Sel induk akan membelah menjadi 2 sel anak, masing – masing sel anak akan membelah menjadi 2 sel
anakan, sel anak makin lama makin mengecil. Sel anak anak lama kelamaan menjadi besar membentuk
auxospora.
1. Partogenesis
Sel induk tidak membelah hanya intinya saja yang membelah secara mitosis, diawali dari mitosis pertama.
Kemudian inti melebur, dilanjutkan mitosis ke dua yang pada akhirnya dinding sel pecah dan inti diselubungi
lendir dan membentuk dinding baru (auxospora).
1. Pedogami (perkawinan anak)
Sel dengan satu inti membelah secara meiosis menjadi dua sel anak dan sel anak ini akan menjadi
membentuk 4 inti, plasma sel memisah dengan masing – masing dua inti, dua inti pertama mengalami
degenerasi. Dua inti yang kedua mengadakan penggabungan (perkawinan anak), membentuk auxospora.
1. Konjugasi
Dua sel induk berdekatan melakukan senggama, dilanjutkan dengan plasmogami, dilanjutkan dengan
sinapsis dan diakhiri dengan karyogami.
Konjugasi anisogami : satu sel dengan satu inti membelah secara meiosis membentuk menjadi 4 inti. 2 inti
mengalami degenerasi dan 2 inti bersifat fungsional. 2 inti yang fungsional mengadakan pembelahan sel lagi
membentuk 4 inti yang terdiri dari 2 inti besar dan 2 inti kecil. Inti kecil bergabung dengan inti kecil
(auxospora).
Konjugasi isogami : pada prinsipnya proses konjugasi isogami sama dengan anisogami. Perbedaanya pada
ukuran inti hasil pembelahan adalah sama besar.
1. Oogami
Oogami dilakukan oleh sel telut (non motil), gamet jantan (motil) yang mendatangi gamet betina (sel telur),
mengadakan pembelahan meiosis dan membentuk anteridium.
1. Autogami
Inti sel membelah secara mitosis menjadi 2 inti, dilanjutkan dengan pembelahan meiosis membentuk 4 inti, 2
inti mengalami degenerasi dan 2 inti bergabung membentuk auxospora.
Secara umum ciri – ciri dari anggota Divisi Chrysophyta adalah sebagi berikut:
A. Chrysophytes dengan emas-coklat chloroplasts, berisi chlorophylls a dan c, dan mayoritas carotenes dan
xanthophylls, termasuk fucoxanthin.
B. Kurangnya silicified dinding sel. Sebagian besar adalah bentuk protoplasts telanjang, tetapi beberapa
memiliki lorica.
C. Makanan cadangan termasuk chrysolaminarin, yang dimodifikasi laminarin (leucosin) dan minyak.
E. Reproduksi: motil bentuk bagi dengan pembagian, sedangkan non-motil zoospores bentuk produksi motil.
Ada juga yang khusus jenis spora unik untuk grup ini, dikenal sebagai statospore. Hal ini berbentuk bola
dengan sebuah plug, yang popped menjadi sporagerminates. Isogamous reproduksi seksual adalah langka.
H. Ekonomi dan ekologi signifikans – sedikit nilai dalam rantai makanan, seperti
beberapa Dynobryon dan Synura dapat menyebabkan rasa tidak enak air.
B. Habitat – umum dalam semua situasi air, tetapi terutama dalam air dingin.. Mereka membuat atas sebagian
besar plankton, tetapi ada beberapa bentuk terlampir.
E. Reproduksi
1. Asexual oleh divisi sel, di mana setiap anak perempuan tetap setengah dari tembok asli, yang menjadi
epitheca sel yang baru. Dengan demikian setengah dari putri penurunan ukuran sel. Ini hanya dapat berjalan
untuk waktu yang terbatas. Reproduksi seksual memungkinkan untuk kembali ke ukuran penuh.
2. Reproduksi seksual melibatkan khusus sel dikenal sebagai auxospore. Mekanisme yang tepat bervariasi,
tapi ini adalah khas prosedur: 2n vegetatif sel yang melepas orang pertama dari sel dinding, dan mengalami
meiosis, diikuti oleh syngamy, yang mengembalikan kondisi yang 2n. 2n ini protoplasta enlarges ke ukuran
penuh untuk spesies. sel sekitar tembok ini orang pertama bentuk, membentuk sebuah auxospore dengan
dinding sel tidak seperti mereka yang khas dinding sel. Mitosis sekarang memproduksi dua atau lebih baru sel
yang akan membentuk dinding sel baru khas untuk spesies, dan ukuran penuh. Terdapat banyak variasi pada
tema umum ini.
F. pentingnya ekonomi.
b. denda polandia untuk perak, pasta gigi, c. cat tambahan untuk meningkatkan daya pemantulan.
d. isolasi, terutama dalam tungku pembakaran dengan suhu melebihi 1.000 derajat F.
G. Ecology
1. Spring diatom meningkatkan – invertebrata menetaskan banyak saat ini, dan satu spesies yang dikenal
secretes sebuah substansi yang sebenarnya induksi pemijahn di beberapa Balanus.
2. Keragaman paling besar pelagis di daerah-daerah, di mana terdapat kepadatan rendah individu (juga di
danau mandul), sementara keragaman rendah di wilayah pesisir dan subur danau, dimana terdapat individu
kepadatan tinggi.
3. Karena banyak diatoms memiliki syarat pertumbuhan yang sangat spesifik, pemantauan spesies diatom
yang baik adalah indikator kualitas air.
4. Diatoms formulir tikar di dermaga, kapal, dll, sebagai tahap kedua dalam proses fouling, yang culminates di
barnacles dan tiram.
5. Memiliki pertumbuhan dilanjutkan setelah 48 tahun kering penyimpanan.
A. Karakteristik
1. Ganggang hijau-kuning dengan chloroplasts yang mengandung zat hijau yang biasa dan c, carotenes dan
xanthophylls, tetapi tidak fucoxanthin.
2. Dinding sel jika telah hadir besar pectic zat. Mei telah Selulosa sering, dan mungkin penuh dengan silica.
B. Contoh : Vaucharia
. Terjadi di air tawar dan garam, dan di tanah basah. Kawat pijar yang merupakancoenocyte dengan tidak
septae lintas. Ada banyak chloroplasts, dengan pyrenoids tidak hadir.
Asexual reproduksi mungkin termasuk zoospores, aplanospores, dan akinetes.Akuatik formulir biasanya
menggunakan zoospores, dimana ujung Branched kawat pijar yang akan mengembangkan sekat, dan
menjadi orang pertama metamorphoses multi-flagellated multinucleated zoospore. Darat yang biasanya
memanfaatkan bentuk aplanospores atau akinetes.
Seksual dan reproduksi adalah oogamous biasanya homothallic.
Manfaat Chrysophyta
1. Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat
saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.
2. Diatom : – bidang perikanan : merupakan fitoplankton
Ekosistem Perairan : sebagai produsen primer penyedia bahan organic
Bidang Industri : banyak mengandung silikat tanah diatom digunakan sebagai penggosok, isolasi
bahan dasar industry kaca dan penyaring bakteri
DIVISI PHAEOPHYTA
Pendahuluan
Seperti tanaman dan banyak protists, Ganggang coklat mengalami siklus hidup yang kompleks yang
melibatkan silih bergantinya generasi. Dalam gambar ini, Anda dapat melihat diploid kelp dengan rata
photosynthetic struktur, yang Blades, percabangan dari Stipe, atau hati-hati. The “engah” daerah terlampir ke
Blades adalah receptacles, struktur yang gametes yang dihasilkan.
Gangang coklat dibedakan dari alga lain karena warna coklat atau hijau zaitun dan juga struktur tubuhnya
serta organ – organ reproduktif. Hampir, semuanya hidup di laut, secara luas tersebar di pantai – pantai laut,
terutama di daerah yang lebih dingin. Sekitar 1.000 spesies telah diketahui secara terperinci. Phaeophyta
hidup di batu – batuan dalam air sedalam 1,5 – 5 meter atau lebih dan meluas ke arah pantai di daerah –
daerah yang maih tertutupi pasang naiknya air laut. Semua spesies multiseluler, beberapa diantaranya
berbentuk ramping, sederhana, sedangkan yang lain tumbuh menjadi sangat besar dan berbeda – beda
bentuk luarnya. Di antara gangang coklat yang paling umum ialah spesies yang
tergolong Fucus dan Ascophyllum. Gulma batu atau Fucus tersebar luas, terutama di wilayah utara beriklim
sedang. Tumbuhan ini dapat mencapai 30 – 100 cm dan melekat dalam massa luas di batu – batuan dan
tampak jika air pasang surut. Gelembung udara atau lupa – lupa sepanjang sisi talusnya menyebabkan
cabang – cabang seperti garpu timbul di permukaan. Ujung beberapa cabangnya membesar dan berisi organ
kelamin.
Genus lain yang dikenal adalah Sargassum. Kebanyakan spesiesnya tumbuh menempel di sepanjang pantai
berbatudi daerah tropika dan beriklim ugharia, tetapiSargassum natans merupakan komponen utama pada
massa gulma laut yang terapung – apung di Atlantik Utara. Massa ini berbeda – beda ukurannya dari yang
hanya terdiri atas beberapa tumbuhan sampai kepada yang hanya beberapa ratus meter lintangnya. Kawasan
yang ditumbuhi gangang coklat ini dikenal dengan Laut Sargasso. “Laut” ini dibatasi oleh gelombang laut
sampai suatu daerah lonjong seluas lebih dari dua juta mil persegi, meluas ke Bahama, ke Azores. Tumbuhan
tersebut berkembangbiak secara tidak terbatas di laut terbuka dengan cara aseksual, satu – satunya cara
reproduksi yang diketahui. Akan tetapi, kebanyakan spesies diketahui bereproduksi secara
seksual. Sargassum filipendula menggambarkan penampilan umum tumbuhan genus tersebut. Panjangnya
hampir setengah meter, banyak bercabang, dan menyandang lupa – lupa yang kecil -kecil lagi bertangkai.
Gangang coklat yang terbesar, kelp, merupakan salah satu raksasa dalam dunia tumbuhan. Ukurannya yang
terbesar dijumpai di pantai barat Amerika Utara, ada yang mencapai panjang lebih dari tiga kilometer.
Biasanya kelp terdiri dari satu sampai beberapa helai daun yang dihubungkan oleh tangkai ke suatu pelekap
berupa akar yang tumbuh kuat – kuat pada batuan di dasarnya. Lupa – lupa yang merupakan perpanjangan
batang membulat dan kosong didapati pada talus banyak spesies. Jaringan sebelah dalam acap kali
terdiferesiansi demikian banyaknya sehingga terbentuk sel – sel yang secara stuktual mendekati unsur tapis
tumbuhan tingkat tinggi.
Kelp, bersama – sama alga lain, mengambil sari beberapa unsur kimia yang ada di dalam air laut, terutama
kalium, dan yodium, dan menimbunnya di dalam jaringannya. Kalium kloride dapat sebanyak 32 % dari berat
kering kelp. Konsentrsai yodium dalam kelp dapat 20.000 kali banyaknya yang terdapat dalam air laut. Di
Amerika Serikat eksploitasi kelp untuk tujuan komersil tidak menguntungkan karena tersedianya zat – zat
kimia tersebtu dapat diperoleh lebih banyak dari sumber – sember lain. Banyak spesies kelp ini dimanfaatkan
untuk bahan makanan manusia terutama di Timur. Di Eropa Utara dan negara lain misalnya kelp digunakan
untuk makanan ternak. Sudah sejak lama tumbuhan ini digunakan sebagai pupuk; kandungan nitrogen dan
kalium tinggi tetapi fosfornya rendah.
Ekstrak dari kelp penting untuk beberapa proses dalam industri. Mungkin lebih dari 50% es krim yang
diperjualbelikan diberi algin, suatu koloid dari gangang coklat. Penggunaan bahan ini memberi konsistensi
halus kepada produk yang dibekukan itu dan mencegah pembentukan kristal es yang besar selama
penyimpanannya. Algin juga digunakan dalam pembuatan produk – produk farmasi, seperti pil, tablet, salep,
dan obat pembersih gigi, juga dalam kosmetik seperti lotion dan krem sehabis mencukur. Zat itu penting
sekali sebagai komponen bahan cetakan dalam pembuatan gigi palsu. Bannyak lagi kegunaan algin yang
bermanfaat bagi manusia.
Klasifikasi dari divisi phaeophyta dibagi berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyta dibagi dalam 3
golongan, yaitu:
1. Golongan Isogeneratae
Yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan isomorf, sporofit dan gametofit mempunyai
bentuk dan ukuran yang sama secara morfologi tetapi sitologinya berbeda. Contoh : Ectocarpus, Dictyota,
dan Cutleria.
1. Golongan Heterogeneratae
Yaitu golongan tumbuhan yang mmiliki pergiliran keturunan yang heteromorf. Sporofit dan gametofitnya
berbeda secara morfologi maupun sitologisnya. Contoh : Laminaria, Nercocystis.
1. Golongan Cyclosporae
Yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran keturunan, contoh : Fucus
Divisi ini hanya mempunyai satu kelas, yaitu Phaaeophyceae.
1. Morfologi
Sebagian besar phaeophyta memiliki struktur sebagai berikut: yang Blades, yang Stipe, dan pegangan erat.
Semua ini adalah bersama-sama disebut thallus (jamak thalli).. Beberapa juga telah pengapungan bladders
untuk membantu menjaga mereka Blades dekat air permukaan dalam rangka untuk lebih baik
photosynthesize.. Adaptasi ini timbul sebagai akibat dari lingkungan yang Ganggang coklat ditemukan.
Semua Ganggang coklat adalah multicellular; tidak ada yang unicellular atau kolonial.. Mereka memiliki luas
permukaan besar untuk acquier dibubarkan gizi berupa air di sekitarnya. Beberapa kelp Blades mendapatkan
hingga 100 meter panjang.
1. Habitat
Ganggang coklat ditemukan di seluruh dunia.. Hampir semua adalah organisme laut dan lebih dingin, air aktif,
meskipun beberapa lebih suka iklim tropis dan subtropis.. Phaeophytes yang lebih sejuk karena iklim sejuk air
itu mampu bertahan lebih tinggi konsentrasi karbon dioksida, yang digunakan dalam fotosintesis.. Mereka
ditemukan di lepas pantai hampir setiap negara.. Mereka adalah bagian penting dari flora laut, karena
menyediakan makanan, tempat berlindung, pemijahan daerah, dan substrat untuk berbagai hewan laut.
Phylogeny dan sejarah evolusioner
Seperti yang dilihat, cabang ini (Chromista) adalah dipisahkan dari Ganggang merah dan hijau.. Mereka
dipisahkan karena tertentu klorofil yang mengandung mereka.. Ini adalah klorofil c, yang tidak hanya
ditemukan di Phaeophyta, tetapi juga berikut phyla: Dinoflagellata, Bacillariophyta, dan Chrysophyta.
Dari bagian di atas. Hal pertama adalah thallus.. Ia digunakan untuk seaweeds yang memiliki tubuh plantlike,
tetapi tidak benar bagian tanaman. Akar yang macam hal di bawah disebut holdfasts.. There is also a stipe ,
which is the stemlike structure. Ada juga yang Stipe, yang merupakan stemlike struktur.. The Blades (leaflike
struktur) yang didukung oleh Stipe.. Seperti tanaman, yang Blades adalah bagian di mana fotosintesis
berlangsung.. Dalam beberapa Ganggang coklat, permasalahanmengaktifkan Blades untuk tinggal dekat
permukaan air. Permasalahan tersebut, (tidak kita di atas) adalah seperti bola sedikit di dekat akhir Blades..
Lain adaptasi dapat ditemukan pada dinding sel. Selain selulosa, ganggang coklat juga telah membentuk
sebuah gel-polysaccharide yang membantu untuk bantalan yang thalli (yang plural thallus) terhadap ombak
yang kuat.
1. Perkembangbiakan
Pekembang biakan dilakukan secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan vegetatif dilakukan dengan
perantaraan cabang – cabang kecil yang dibentuk di bagian basal dan thalussnya atau dapat pula dilakukan
secara fragmentasi thalussnya. Perkembang biakan seksual dilakukan secara oogamis. Gangang ini bersifat
monoesis atau diesis.
Menurut Tjitsosopomo (1983), struktur reproduksi dalam kelompok gangang coklat, banyak yang serupa
dengan yang dijumpai pada alga hijau. Reproduksi aseksual dengan zoospora berflagela dan reproduksi
seksual secara isogami atau oogami, bergantung kepada sama tidaknya gamet – gamet yang berpadu. Alga
coklat, seperti halnya alga hijau mungkin berasal dari nenek moyang yang berflagela
Salah satu contoh spesies yang mudah dilihat cara perkembangbiakannya adalhFucus, Fucus berkembang
biak hanya secara seksual melalui oogami. Telur dan sperma terbentuk di dalam ruang berbentuk bola,
dinamai konseptakel, di ujung – ujung tallus yang membengkak. Letak setiap konseptakel dicirikan oleh
lubang renuk yang membuka ke ujung luar dan tampak oleh mata bugil. Telur dan sperma mungkin terbentuk
dalam konseptakel yang sama, tetapi lebih umum keduanya tebentuk dalam ruang terpsah pada Thallus yang
sama atau berlainan.
Satu spesies yang ditelaah secara umum ialah Fucus vesiculosis yang membentuk konseptakel pada talus
berada. Di dalam organ betina terdapat banyak sekali oogonia, bertangkai, masing – masing menghasilkan
sel sperma. Anteridia tersusun dalam kelompok pada filament pendek bercabang yang timbul darri dasar dan
tepi konseptakel. Pada kedua macam konseptakel tersebut banyak sekali dijumpai rambut – rambut tidak
bercabang dan berwarna.
Generasi sporofit merupakan tubuh tumbuhan Fucus. Oogonia dan anteridia muda itu uniseluler, dengan
nuklea 2n. Telur – telur nya terbentuk setelah pembelahan inti tiga kali berturut – turut, dua diantaranya ialah
meiosis. Sesudah pembelahan yang ketiga, sitoplasma tersusun mengitari setiap nekleus, jadi membentuk
telur. Sama halnya, nucleus diploid pada anteridia juga menjalani meiosis, dan hal ini disusun oleh sejumlah
pembelahan mitosis, sampai menghasilkan 64 sperma.
Bilamana sudah matang, gamet – gamet itu dikeluarkan ke dalam air. Baik telur maupun sperma mula – mula
dikelilingi suatu selaput tipis, tetapi segera sobek – sobek dan gamet – gamet bebas keluar. Hal ini tidak
lazim, karena pada galibnya gamet – gamet nonmotil tetap di di dalam organ seks betina dan tidak dilepaskan
sebelum pembuahan. Begitu terlepas, maka sperma – sperma berenang – renang disekeliling telur itu sampai
ada satu spema yang berhasil memasukinya. Setelah fertilisasi, zigot membentuk dinding tebal, lalu melekat
pada suatu batuan, dan langsung tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Perlu diperhatikan bahwa oogonia dan anteridia terbentuk pada generasi sporofit, berlawanan dengan
keadaan yang biasa yaitu organ – organ yang mengandung gamet dihasilkan oleh generasi gametofit. Untuk
menjelaskan hal ini, ada beberapa ahli tentang alga yang berpendapat bahwa oogonia itu sebenarnya adalah
megasporangia dan anteridia itu mikrosporangia. Berdasarkan pendapat ini, struktur – struktur yang
dihasilkan di dalam organ – organ seks, sesudah meiosis, merupakan megaspore besar yang nonmotil dan
mikrospora kecil yang motil. Spora – spora ini berbeda dalam perilaku dengan spora – spora pada tumbuhan
lain, karena fungsinya yang langsung sebagai gamet, bersatu sehingga membentuk zigot. Generasi haploid
dengan demikian dianggap sangat tereduksi, hanya terdiri dari gamet – gamet itu sendiri bersama – sama
nucleus – nekleus haploid yang mendahului pembentukannya.
1. Pembuahan
Sebelum terjadinya pembuahan, banyak antherizoid mengelilingi sel telur. Pada gangang ini terbentuk 8 sel
telur. Bisanya hanya satu antherozoid yang masuk ke sel telur. Dalam waktu satu jam kedua intinya melebur
dan terjadilah inti diploid. Zigot segera membentuk tonjolan yang akan membentuk rhizoid, hingga
meninjukkan adanya populaitas. Faktor luar seperti cahaya, suhu, ph dan adanya zat pengatur di dalam sel
telur merupakan faktor bagi perangsang terjadinya polaritas. Karena adanya cadangan makanan yang cukup
dalam sel telur. Maka mula – mula pertumbuhan embrionya cepat, tetapi kemudian pertumbuhan menjadi
lambat karena tergantung dari fotosintesis. Tubuh yan terbentuk bersifat diploid dan pembelahan reduksi
terjadi pada waktu gametogenesis. Jadi daur hidupnya bersifat diplontik.
Ciri – Ciri Klas
Classis : Phaeophyta
1. Thallus dari jenis – jenis yang tergolong phacophyceae selalu bersel banyak (multiseluler).
Umumnya makoskopis dan mempunyai bentuk tertentu. Sel mengandung promakopora yang
berwarna coklat kekuning – kuningan karena adanya kandungan fikosantin yang melimpah. Pigmen
yang terkandung dalam phaeophyta tersebut adalah klorofil A, klorofil C, beta karoten, fikosantin,
flaposantin, neosantin, fukosantin, neufukasantin A dan neufukasantin B. Cadangan makanan berupa
laminarin, yaitu beta glukan yang mengandung manitol. Dinding sel sebagian besar tersusun oleh tiga
macam polimer yaitu : selulosa, asam alginat, fukan dan fuoidin. Asam alkinan dan fukoidin
mempunyai struktur kimia lebih kompleks dari pada selulosa, tetapi senyawa – senyawa tersebut
tidak merupakan komponen struktural. Fungsi skelatel dari ganggang ini diperkirakan berasal dari
sifat – sifat fisik pembentuk “gel” yang larut dalam viskus.
Gambar Morfologi dari Divisi Phaeophyta
1. Perkembang biakan
Perkembang biakan dapat terjadi atau dilakukan secara seksual dan aseksual
1. Perkembang biakan aseksual dilakukan oleh zoospora atau aplanospora yang tidak
berdinding. Zoospora mempunyai dua buah flagella yang tidak sama panjang, terletak di bagian
lateral. Spora dibentuk dalam sporangium yamg uniseluler, dinamakan sperangia yang unilokuler atau
spora dibentuk dalam sporangium yang multi seluler yang disebut sporangium prolilukuler.
2. Perkembang biakan seksual dilakukan secara isogami dan anisogami.
1. Struktur Vegetatif
Dalam daur hidupnya \, semua phaeophyceae kecuali bangsa fucales menunjukkan adanya pergantian
keturunan antara gametofit dan sporofit yang masing – masing hidup sebagai individu yang bebas. Pergantian
keturunan tersebut bersifat isomorfik dan heteromorfik.
Ukuran thalusnya baik sporofit maupun gametofitnya, bermacam – macam. Beberapa marga gametofit
ataupun sporofitnya hanya terdiri dari beberapa sel saja, tetapi sebaliknya sporofit dari ” Gangang Pirang
Raksasa” mencapai tinggi atau panjang sampai berpuluh – puluh meter. Sporofit maupun gametofit dewasa
mempunyai bentuk tertentu. Sebagian besar dari phaeophyceae, pertumbuhannya bersifat trikhothallik.
Pertumbuhan trikholthahilik adalah cara pertumbuhan yang dilakukan oleh sel – sel yang letaknya di bagian
basal dari filamen yang terdapat pada ujung thallus. Sel – sel tersebut aktif membelah.
1. Distribusi
Sebagian besar phaeophyceae terdapat di laut, hanya ada tiga jenis saja yang hidup di air tawar dan jenis –
jenis ini meruupakan jenis yang langka. Phaeophyceae banyak terdapat di daerah yang beriklum dingin. Alga
ini mendominasi bagian literal daerah artik dan antraktik. Kearah daerah tropik jenis ini makin berkurang.
Walaupun demikuan, maka dari bangsa dikhtyalles dan jenis – jenis dari sargassum da turbinaria hanya
terdapat di daerah tropik dan subtropik. Sebagian dari phaeophyceae hidup melekat pada substrat karang
dan lainnya, beberapa diantaranya hidup sebagai epifit.
Ordo : Ectocarpales
Ectocarpales mempunyai pergantian keturuna yang isomorf, thallus berbentuk yang bercabang – cabang,
bebas atau saling berhubungan satu dengan lainnya hingga membentuk jaringan pseudoparenkhimatik. Alat
reproduksi / perkembangbiakan letaknya bebas satu sama lin atau membentuk suatu rantai. Sporofit
menghasilkan zoospora dan spora netral. Sedang gametofit gamet. System klasifikasi dari bangsa ini
seluruhnya didasarkan atas struktur vegetative dan cara perkembangbiakannya.
Marga Ectocarpus
Thallus dari gangang ini merupakan filamen yang uniseriate, bercabang banyak. Sel berinti tunggal dengan
plastida yang berbentuk pita atau piring. Perkembangbiakan dilakukan oleh zooid yang berflagela 2 buah dan
dibentuk di dalam alat reproduksi yang molekuler atau plurilokuler. Alat reproduksi tersebut biasanya terdapat
pada ujung – ujung cabang lateral.
Perkembangbiakan sporangia yang unilokuler dimulai dengan membesarnya sel terminal dan cabang yang
pendek. Sporangia muda berbentuk bulat panjang atau bulat telur, ukurannya menjadi beberapa kali sel
semula. Inti tunggal yang terdapat dalam sporangia muda mengalami pembelahan meiosis yang diikuti 32 –
64 inti. Jika pembelahan inti berhenti, terjadilah celah – celah yang membagi protoplast menjadi protoplast –
protoplast berinti satu. Masing – masing protoplast ersebut mengalami metamorphose menjadi zoospore yang
berbentuk seperti buah pir dan berflagella 2 buah di bagian lateral, tidak sama panjang. Flagella yang pendek
diarahkan ke belakang sedang yang panjang ke muka. Zoospora dikeluarkan dalam suatu massa melalui
lubang kecil yang kemudian dapat berenang bebas. Setelah zoospore dikeluarkan, maka sporangia baru
terbentuk di sebelah dalam dinding yang lama.
Gametofit bersifat homothallis atau heterothallis. Gamet dibentuk dalam gametangium yang plorikuler yang
perkembangganya identikdenan perkembangan sporangium yang plorikuer. Sel yang terbentuk mengalami
metamorfosa menjadi gamet yang berflagella 2 buah. Gamet dibebaskan melalui suatu porus di bagian
terminal dari gametangium. Tipe persatuan gamet adalah isogamik atau anisogamik. Gamet betina akan lebih
cepat mengalami waktu istirahat dari pada yang jantan, gamet betina kemudian dikelilingi oleh banyak sekali
gamet jantan. Gamet jantan melekat pada yang perantaaraan flagellate yang anterior. Salah satu diantara
gamet jantan melebur dengan gamet betina ini sedang gamet jantan lain yang akan pergi. Setelah terjadi
persatuan gamet, maka terbentuklah zigot yang berdinding tipis. Zigot langsung berkecambah menjadi
sporofit yang diploid. Sporofit mengandung sporangium yang plurikoler yang menghasilkan zoospore yang
diploid. Zoospore berkecambah menjadi sporofit (A) yang sifatnya diploid. Sporofit ini juga membentuk
sporangium yang unilokuler (F), inti dari sporangium tersebut : mengadakan meiosis, hingga zoospore yang
dihasilkan bersifat haploid (G). zoospore kemudian tumbuh jadi gametofit yang haploid (H). gametofit
mengandung gametangium yang prolukuler (I) yang menghasilkan gamet (J), persatuan gamet kemudian
terjadi (K) dan terbentuklah zigot (L). zigot tumbuh sporofit yang diploid (A).
Bangsa Fucales
Thallus dari jenis – jenis gangang yang termasuk bangsa ini bersifat diploid, pembelahan reduksi (meiosis)
terjadi pada saat gametogenesis. Alat kelamin terdapat di dalam konseptakel. Dalam daur hidupnya, gangang
ini tidak menunjukkan adanya pergantian keturunan.
Suku Fucaceae
Marga Fucus
Fucus hidup di daerah beriklim dingin di belahan bumi utara. Fucus berwarna coklat tua, berbentuk pita yang
bercabang dikhotom dengan suatu rusuk tengah, melekat pada karang dengan suatu alat pelekat. Beberapa
jenis dari fucus ini, mempunyai gelembung udara di dalam tubuhnya untu menyimpan udara hingga
membantu keterapungannya, letak dar gelembung udara biasanya berpasangan kanan dan kiri. Ujung
cabang – cabang menggelembung dan mengandung konseptakel, tempat konseptakel berkumpul tersebut
dinamakan reseptakel, secara anatomi, thallus tersusun atas meristoderm, korteks dan medulla.
Familia Sargassaceae
Sargassum terdapat di laut daerah tropic atau sub tropic di belahan bumi bagian selatan. Akan tetapi fragmen
yang terputus terbawa arus laut melintas laut atlantik ke daerah yang beriklim dingin di benua eropa. Jenis –
jenis yang banyak sekali tumbuh di sepanjang pantai Australia, India, Srilangka, China, Jepang dan di
Indonesia. Di jepangSargassum enerya banyak dijadikan hiasan dan bahan makanan.
Thallus dari sargassum mempunyai morfologi yang kompleks, sepintas lalu memberi kesan seakan – akan
tubuhnya mempunyai akar, batang dan daun. Pada bagian “tangkainya” (bagian yang menyerupai batang)
terdapat banyak cabang – cabang lateral yang menyerupai daun sering disebut filoid. Di dekat filoid ini
terdapat gelembung udara dan juga reseptakel yang mengandung konseptakel. Daur hidup bersifat diplontik.
1. Tempat Hidup
Kebanyakan anggotanya phaeophyta hidup di dalam air laut, hanya beberapa jenis saja yang hidup di air
tawar. Dilaut dan di samudra, di daerah iklim sedang dan dingin.
1. Susunan Tubuh :
Berbentuk benang, contoh: Ectocharpus
Berbentuk multiseluler, contoh : Dictyota, Necrocistis, Fucus
1. Susunan Sel
Umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel, yang tersusun dari tiga macam polimer, yaitu : selulosa,
asam alginate, fukan dan fukoidin. Dimana algin dan fukoidin lebih kompleks dari selulosa dan gabungan dari
keduanya membentuk fikokoloid. Kadang – kadang dinding sel-nya juga mengalami pengapuran.
1. Isi Sel :
Berinti tunggal, bagian pangkal berinti banyak.
Kloroplas dengan berbagai macam bentuk, ukuran, dan jumlah.
1. Pigmen :
Klorofil a dan c
Betakaroten
Xantofil : Fukoxanthin yang terdiri dari violaxanthin, flavoxanthin, neofukoxanthin a dan neufukoxanthin b
1. Cadangan Makanan
Berupa laminarin, sejenis karbohidrat yang menyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulosa daripada
zat tepung. Selain laminarin juga ditemukan manitol, minyak dan zat – zat lainnya.
1. Alat Gerak :
Berupa flagel, terletak pada sel – sel perkembangbiakan dan letaknya lateral. Berjumlah 2 yang heterokon
dan terdapat di bagian samping badannya yang berbentuk pir atau sekoci. Pada waktu bergerak ada yang
panjang mempunyai rambut – rambut mengkilat menghadap kemuka yang pendek menghadap kebeakang.
Dekat dengan keluarnya flagel terdapat bintik mata yang berwarna kemerah – merahan.
1. Perkembangbiakan
Perkembangbiakan terjadi secara vegetative, dengan fragmentasi.
1. Perkembangbiakan secara sporik, dengan membantuk zoospore :
Contoh : Ectocarpus, Neecocystic
Dapat juga melakukan aplaniospora
Contoh : Dictyota
Terjadi dari sel terminal, dengan cabang pendek yang membasar. Sporangia muda berbentuk belat panjang
atau bulat telur. Ukurannya lebih besar dari sel semula. Inti tunggal mengalami pembelahan meiosis sehingga
dihasilkan 32 – 64 inti. Selanjutnya terjadilah celah – celah yang membagi protoplas yang berinti satu. Masing
– masing protoplas mengalami metamorfose membentuk zoospora berflagel 2 yang terletak di bagian lateral
dengan panjang flagel yang tidak sama. Flael yang pendek diarahkan ke belakang, flagel yang panjang
diarahkan kedepan.
Pembentukan plurilokuler
Berasal dari sel terminal yan pendek. Ukurannya relatif besar dan terjadi pembelahan transversal secara
berulang – ulang. Yang akhirnya dihasilkan 6 – 12 sel. Pembelahan vertikal dimulai dari deretan sel bagian
tengah dan kemudian terbentuklah kubus yang letaknya teratur sebanyak 20 – 40 deretan. Protoplas pada
masing – masing sel mengalami metamorfosa menjadi zoospora yang emiliki 2 flagel (diploid). Diikuti dengan
thallus yang bersifat diplois dan terbentuklah sporangia yang bersifat unilokuler dan atau plorikuler.
Pyrrophyta atau lebih dikenal sebagai Dinophyceae atau Dinoflagellata merupakan protista yang hidup di laut
atau air tawar, dikelompokkan sebagai protista autotrof oleh adanya klorofil a dan c , tetapi tidak mempunyai
klorofil b pigmen xantophil yang khas yaitu peridinin, neoperidinin, dinoxanthin dan neodinoxanthin) dan b
karoten yang memberikan warna coklat atau warna coklat emas. Cadangan makanan berbentuk tepung atau
minyak. Pyrrophyta bersifat fotoautotrof atau heterotrof, sebagai saprofit, parasit, hidup bersimbiose atau
holozoik sehingga dinamakan pula sebagai Dinoflagellata karena mempunyai sepasang flagella yang tidak
sama panjang. Karakteristik dari organisme ini dari eukariotik lainnya adalah tetap memadatnya kromosom
pada semua stadia sehingga dikenal dengan sifat mesokariotik.
Dinoflagellata adalah mikroskopis, (biasanya) unicellular, flagellated, sering photosynthetic protists, umumnya
dianggap sebagai “Ganggang” (Divisi Pyrrophyta). Mereka dicirikan oleh melintang flagellum yang encircles
tubuh (seringkali dalam alur dikenal sebagai cingulum) dan longitudinal flagellum berorientasi lurus ke malang
flagellum. Kedua flagella yang terpasang di titik yang sama pada dinding sel, dengan konvensi mendefinisikan
permukaan perut. Jalur ini biasanya sedikit depresi, dan adalah istilah yang sulcus. Dalam heterotrophic
dinoflagellates (orang yang makan organisme lain), ini adalah titik di mana struktur berbentuk kerucut makan,
yang gagang bunga, diproyeksikan untuk mengkonsumsi makanan. Dinoflagellates memiliki struktur yang
unik nuklir di beberapa tahap siklus hidup mereka – sebuah dinokaryotic inti (sebagaimana berlawanan
dengan eukaryotic atau prokaryotic), di mana chromosomes adalah perminently kental. Sel dinding banyak
dinoflagellates dibagi ke dalam piring dari selulosa ( “baja”) dalam amphiesmal vesicles, dikenal sebagai
theca. Piring ini suatu bentuk geometri / topologi dikenal sebagai tabulasi, yang berarti utama untuk klasifikasi.
Kedua heterotrophic (makan organisme lain) dan autotrophic (photosynthetic) dinoflagellates diketahui.
Beberapa adalah baik. Mereka membentuk bagian penting dari dasar planktonic produksi baik di lautan dan
danau. Kebanyakan dinoflagellates sedang melalui siklus hidup kompleks yang melibatkan beberapa langkah,
baik seksual dan asexual, dan bukan mobil-mobil. Beberapa jenis bentuk cysts terdiri dari sporopollenin
(sebuah polimer organik), dan melestarikan sebagai fosil. Seringkali tabulasi dari beberapa dinding sel
dinyatakan dalam bentuk dan / atau hiasan dari kista.
Karena mereka photosynthetic, dinoflagellates berisi chloroplasts. Sebagian besar spesies mempunyai dua
flagella, yang kandang jika organisme merupakan kista. Dinoflagellates berisi cholorophyll klorofil a dan air
bersih c2. Dinoflagellata memiliki dua bentuk: berlapis baja (dengan thecal piring) dan telanjang. Beberapa
spesies adalah bioluminescent, yang berarti bahwa mereka dapat menghasilkan cahaya sendiri, mirip dengan
fireflies. Selama periode dari lingkungan stres, dinoflagellates formulir cysts. Yang paling umum dinoflagellate
fosil adalah orang-orang dalam bentuk kista. Namun, beberapa spesies memiliki kista sel dinding terbuat dari
selulosa, yang tidak menjadi fosil. Mereka yang menjadi fosil biasanya memiliki dinding yang terbuat dari
bahan yang mirip dengan sporopollenin.
Ada tiga jenis dinoflagellate cysts: istirahat, sementara, dan vegetatif. Istirahat cysts hasil dari perpaduan
seksual, dan sebagai hypnozygotes Dinoflagellates muncul sebagai istirahat cysts yang terbengkalai
Sementara kista ini dibentuk di bawah kondisi buruk. Kista yang akan terbelah dan baru akan flagella formulir
apabila lingkungan meningkat Tidak seperti istirahat atau sementara cysts, vegetatif cysts adalah
metabolically aktif. Mereka mungkin juga reproductively aktif. Dalam beberapa dinoflagellates,
seperti Blastodinium dan Symbiodinium spesies, vegetatif kista yang utama adalah tahap siklus kehidupan.
Sebagian besar spesies dinoflagellate adalah sekurang-kurangnya sebagian photosynthetic. Beberapa
heterotrophic spesies adalah parasit, mendapatkan nutrien melalui host. Salah satu bentuk siklus hidup
adalah haplontic tahap, yang berisi vegetatif haploid sel. Sel ini reproduces asexually. Dalam siklus ini, satu-
satunya adalah diploid sel zygote. Ada juga yang diplontic siklus hidup, dengan vegetatif diploid sel seksual
dan reproduksi. Hanya gametes adalah haploid. Akhirnya, ada diplohaplontic siklus, yang secara bergantian
antara diploid dan haploid (seksual dan asexual) generasi. Haplontic adalah tahap yang paling umum, namun
ada pengecualian, dan semua tiga dapat ditemukan dalam divisi ini. Yang lebih kompleks terjadi antara siklus
hidup parasit simbiotik atau spesies. Adalah umum selama asexual reproduksi untuk sel induk untuk
menumpahkan semua atau bagian dari dinding sel.
Selain hal diatas, banyak sekali pendapat para ahli mengenai dinoflagelata diantarany. Hanya sedikit
dinoflagelata yang mengandung pigmen yang dapat berfotosintesis, sementara yang lainnya adalah
heterotop. Hanya dinoflagelata yang mampu untuk fotosintesis. Adanya dua pola pigmentasi adalah hal yang
umum terjadi pada dinoflagellata. Banyak dinnoflagellata yang memiliki klorofil A dan C 2 dan fucoxanthin.
Keberadaan pigmen yang ada pada sedikit dinoflagelata yang lain akan dibicarakan kemudian. Karbohidrat
disimpan dalam zat tepung. Tetapi keberadaan lemak mungkin lebih penting sebagai cadangan. Sel dari
dinoflagelata tidak dilingkupi oleh dinding tetapi memiliki sebuag theca sebagai pokok membran sel, yang
mana terdiri dari selulosa. Nekleus dan kloroplast memiliki sifat yang tidak biasa.
Kebanyakan dinoflagelata adalah sle biflagelata solitary. Dua tipe dasar telah dapat dibedakan. Desmokont
memiliki dua anterior flagelata, satu flagellum mungkin melingkari diatas permukaan sel. Dinokont memiliki
flagela insert yang lateral, satu flagelum adalah seperti pita dan melingkari sel pada sebuah lekukan dan
flagellum yang lain berkembang terbalik. Tipe sel dinikont dibagi oelh dua lekukan ekuatorial dan korset ke
dalam epicone dan hypocone. Flagelum posterior berkembang sampai ke tempat penurunan yang disebut
sulcus. Nama, dinoflagelata berasal dari gerakan berputar dan sel swimming. Meskipun kebanyakan
dinoflagelata adalah flageta uniseluler, koloni dari sel flagellata, sel non – flagellata, pengumpulan palmelloid,
dan filamen adalah diketahui. Selvegetatif non – flegellata menunjukan bahwa dinoflagellata alami ketika
mereka pada tahapan reproduktif membentuk dinokont.
Habitat
Gangang dalam fitiplankton, bila diberi cahaya matahari dan unsur – unsur esensial, menghasilkan bahan
makanan organik, sebagaimana tmbuhan hijau di daratan. Ikan – ikan dan bentuk – bentuk lain dalam air
untuk hidupnya bergantng kepada algae baik secara langsung maupun tidak langsung, dan pada gilirannya
ikan itu merupakan bahan makanan penting bagi binatang lebih besar, juga manusia.
Komponen phitoplankton yang merupakan unsur dalam jaringan rumit untuk kehidupan ini terdiri dari dua
macam: diatom dan dinoflagelata. Diatom jauh lebih penting, namun keduanya terdapat dalam lautan dengan
jumlah yangluar biasa banyaknya dari tempat ke tempat dan waktu ke waktu jumlah itu dapat bervariasi.
Misalnya telah ditemukan di pantai timur Amerika Serikat diatom sejumlah sampai 1 – 2 juta galon per air laut.
Dibandingkan dengan diatom, dinoflagelata jauh lebih sedikit jumlahnya dan agak kurang penting artinya.
Walaupun demikian, dinoflagelata kadang – kadang dijumpai dalam jumlah demikian banyaknya sehingga
warna lautan menjadi berubah sampai amat luas. Hal ini terjadi di Teluk Meksiko sekali – kali. Airnya menjadi
berwarna kekuning – kuningan sampai coklat kemerah – merahan, karena itu dinamai “pasang merah”.
Jumlah dinoflagelata yang telah mencemarkan suatu daerah diperkirakan lebih dari 200 juta sel per galon.
Akibat racun yang dikeluarkan oleh dinoflagelata ke dalam air, maka berjuta – juta ikan mati dan terdampar di
tepi pantai florida bagian selatan. Kejadian ini dilaporkan berulangkali terjadi semenjak tahun 1844. Juga
eristiwa perubahan warna karena dinoflagelata dan algae lain telah diberitakan di banyak bagian permukaan
bumi kita.
Hubungan makanan dalam air, sebagaimana di darat, banyak sekali dan amat rumit. Seperti halnya di darat
organisme dapat diklasifikasikan sebagai produsen dan konsumen. Beberapa rantai makanan itu sederhana,
contohnya dijumpai pada tiram yang memakan diatom dan pada gilirannya tiram dimangsa oleh binatang laut
atau dimakan oleh manusia. Satu rantai makanan seperti itu merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Satu spesies dinoflagelata yang terutama didapati sepanjang pantai Pasifik di Amerika Utara menghasilkan
racun yang amat kuat, suatu alkoloid begitu beracunnya sehingga satu per juta per gram dapat membunuh
seekor tikus. Remis laut banyak sekali memakan dinoflagelata ini dan memusatkan zat racun di dalam
kelenjar pencernaan dan hati. Racun itu tidak berbahaya bagi kerang, tetapi bilamana kerang itu termakan
manusia selama bulan – bilan musim panas akan berakibat amat parah bahkan tercatat menimbulkan
kematian.
Lebih umum ialah banyak macam organisme merintangi produsen dan konsumen akhir. Fitiplankton acap kali
merupakan makanan bagi zooplankton. Contoh yang dikebali ialah sebangsa udang renik Copepoda anggota
Crustaceae udang laut besar dan kinjing.
Diatom dan dinoflagellata dumakan oleh udang Copepoda, dan organisme ini dimakan oleh ikan – ikan kecil,
yang pada gilirannya dimakan oleh ikan – ikan lebih besar seperti ikan tuna, ikan pedang, dan iakn biru yang
kesemuanya dapat menjadi bahan makanan bagi manusia.
Zooplankton yang dilahap oleh binatang yang lebih besar tidak saja udang Copepoda tetapi juga tingkat larva
Crustacea lainnya, cacing kecil, keong renik, dan binatang lain. Banyak iakn hidup dari fitoplankton dan
zooplankton, dan ikan besar dapat memakan zooplankton dan ikan kecil. Tetapi kehidupan di laut sebagian
besar bergantung kepada diatom.
Salah satu cara yang telah dilakukan ialah membubuhkan pupuk mineral ke dalam air kolam untuk
meningkatkan produksi ikannya. Dalam keadaan yang sesuai, pupuk itu dapat merangsang pertumbuhan
algae, sehingga dengan penambahan fitoplankton ini dimulai gelombang peningkatan seluruh rantai
makanandan berakhir dengan ikan bahan makanan manusia. Cara ini telah menjadikan dorongan bagi para
petani ikan kolam sebagai salah satu usaha rencana jangka panjang dalam pemanfaatan lahan.
Siklus hidup
1. haplontic, di mana vegetatif (yaitu pakan dan aktif asexually mereproduksi) adalah sel
haploid, yang menjadi satu-satunya zygote sel diploid dalam siklus hidup;
2. sel vegetatif adalah diploid, yang gametes menjadi satu-satunya sel haploid dalam siklus
hidup; atau
3. diplohaplontic, di mana ada selingan dari diploid dan vegetatif haploid generasi.
Dengan pengecualian langka, dinoflagellates diketahui, atau percaya, untuk memiliki haplontic siklus hidup.
“Kehidupan dari siklus paling dinoflagellate spesies melibatkan relatif sederhana asexual pembagian satu sel
menjadi dua sel anak perempuan, proses umum termasuk pengguguran sebagian atau seluruh orang tua
dinding sel. Namun, lebih kompleks terjadi siklus hidup, terutama di kalangan parasit dan simbiotik spesies,
dan banyak gratis-hidup dinoflagellates diketahui memproduksi cysts (Text-Fig. 4). A kista adalah segala
nonmotile sel yang mempunyai dinding sel (lihat bagian berikutnya). Beberapa cysts memiliki dinding terdiri
dari selulosa dan tidak preservable sebagai fosil ; Fossilizable lain, yang terdiri dari dinding yang kompleks
polimer organik yang mirip dengan sporopollenin (lihat Brooks dkk. 1971), sebagai dinosporin (Fensome dkk.
1993b). Cysts dapat dikategorikan dalam hal fungsi mereka. Dinoflagellates Di antara hidup, tiga fungsional
jenis kista yang menonjol (Dale 1983; Taylor 1990):
1. Istirahat cysts mewakili yang terhenti di tahap yang biasa hidup adalah proses dikurangi.
Dinoflagellate istirahat cysts telah, sejauh ini, telah ditemukan untuk hasil dari perpaduan seksual;
mereka sehingga zygotic istirahat cysts, diungkap hypnozygotes. TEMBOK istirahat cysts sering
diperkuat oleh sebuah sporopollenin-bahan seperti (dinosporin) dan mungkin terdiri dari beberapa
lapisan. Kebanyakan fosil dinoflagellates yang mungkin hypnozygotes, meskipun hal ini tidak
langsung dpt untuk spesies punah.
2. sementara cysts. Sebuah motil dinoflagellate dengan sel kulit tipis Mei dikembangkan dengan
baik, dalam kondisi buruk, kandang dengan flagella dan dinding luar (termasuk piring, dimana
sekarang) dan formulir sementara kista dikelilingi oleh kulit tipis.
3. vegetatif cysts. Cysts vegetatif nonmotile sel yang dikelilingi oleh dinding kontinyu, mungkin
pada kulit tipis. Sel ini adalah metabolically dan / atau reproductively aktif, dalam kontras untuk
istirahat dan sementara cysts. Dalam beberapa dinoflagellates, khususnya parasit dan simbiotik taxa
seperti Blastodinium dan Symbiodinium, kepala sekolah tahap siklus kehidupan diwakili oleh vegetatif
cysts. Pyrocystis adalah contoh gratis-hidup dinoflagellate yang melewati kebanyakan dari siklus
hidup sebagai vegetatif kista.
Proses seksual, yang bisa berakibat pada hypnozygote, dikenal hanya satu persen untuk hidup
dinoflagellates (Pfiester & Anderson 1987). Namun, ia mungkin akan lebih luas dibandingkan saat ini diamati.”
Sebagai Pfiester & Anderson menunjukkan, proses seksual telah mungkin telah diabaikan dalam banyak
spesies karena: 1) gametes menyerupai sel normal; 2) adalah perpaduan lambat dan mudah bingung dengan
divisi; 3) Fusi terjadi pada malam hari di photosynthetic spesies, dan 4) berkutil zygotes telah misinterpreted
sebagai dr kebiasaan sel. “
Typical Sell
Sel dinoflagelata memiliki beberapa sifat yang tidak umum, yang mana akan kita pertimbangkan :
Nukleus dari dinoflagelata menunjukkan sejumlah sifat yang berbeda dari kondisi yang biasa di eukariot.
Nukleus dilengkapi dengan pembungkus, sebagaimana pada sel eukariotik, tetapi dalam mikrograph elektron,
kromosom terlihat sebagai struktur yang berbentuk batang yang jelas. Berbeda dengan kondisi yang biasa
pada nuclei eukariotik, kromosom dinoflagetala mengikat nuclear pembungkus. Dinoflagetala nukleus
mempertimbangkan mewakili kondisi primitif diantara organisme eukariotik dan kadang – kadang disebut
dengan mesokaryotik ata dinokaryotic untuk membedakan itu dalam atau dengan kondisi eukaryotik typical
yang lain.
Struktur Sel
Pembagian Pyrrophyta dalam 2 golongan berdasarkan pada ada tidaknyanya penutup sel (ampiesma) yaitu
yang telanjang (unarmored) dan mempunyai penutup sel (theca). Pada theca terdapat pelat-pelat seperti baja
dengan komponen utama sellulosa. Jumlah dan letak pelat digunakan sebagai dasar dalam pemberian
nama Peridinium.
Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang mengandung pigmen karetinoid. Tubuh
dinoflagellata primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi asimetri, mempunyai dua flagella, satu terletak di
lekukan longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior.
Sedangkan flagella yang lain ke arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang
melingkari tubuh atau bentuk spiral pada beberapa belokan. Lekukan tranversal disebut girdle, merupakan
cincin yang simpel dan jika berbentuk spiral disebut annulus. Flagellum transversal menyebabkan pergerakan
rotasi dan pergerakan kedepan, sedangkan flagellum longitudinal mengendalikan air ke arah posterior.
Sel Dinoflagellata terbagai secara transversal oleh cingulum menjadi epiteka dan hipoteka. Pada Peridinium,
epiteka tersusun atas 2 seri: apical (‘) dan precingular (”). Pada beberpara genus terdapat seri pelat yang
tidak sempurna pada permukaan dorsal dengan 1-3 pelat interkalar anterior (a). Hipoteka tersusun atas 2 seri
transversal: cingular (”’) dan antapikal (””) juga sering terdapat seri yang tidak sempurna yaitu interkalar
posterior.
Ekologi
Mayoritas dari dinoflagelata berasal dari lautan, tetapi ada beberapa ratus spesies yang lain yang berada di
air segar. Dinoflagelata adalah komponen yang penting dari plankton, khususnya pada kondisi hangat.
Sebagai penambahan, beberapa spesies adalah benthic atau terjadi dalam peristiwa simbiotik.
Dinoflagelata memiliki variasi nutrisi yang bear dari range aututropik ke bentuk heterotropik, yang mana
terdapat juga invertebrate parasit dan ikan atau alga phagocytiza yang lain. Dinoflegelata yang memiliki
system fotosintesisi dan membutuhkan vitamin disebut autotropi dan yang membutuhkan energy disebut
heterotrop.
Pertumbuhan yang cepat dari plankton dinoflagelata dan umumnya berhubungan dengan kondisi local. Walau
bagaimanapun, beberapa pola umum tetap terjadi. Konsentrasi yang tinggi dan sel yang menghasilkan red
tites kadang – kadang diikuti pengkayaan dar air dengan adanya upwelling atau runoff. Asekuen yang khas
untuk red tide.
Ptychodiscus
Brevetoxin
Red tide kadang – kadang bermula dari estuaris dan keudian berkembang ke pesisir pantai. Dampak dari red
tide pada komunitas lautan bergantung pada spesies tersebut. Oksigen mulai dihabiskan oleh proses
respirasi dari dinoflagelata pada saat malam dan dengan dekomposisi sel ketika massa perkembangan
berakhir. Beberapa efek mungkin akan dihasilkan ketika tumpuan spesies mengandung racun terkumpul.
Hanya sedikit dinoflagelata (diperkirakan 20 spesies) adalah racun. Biasanya masing – masing spesies
membentuk campuran racun yang berbeda. Racun ang utama adalah saxitoxin dan itu dihasilkan oleh
Alexandrium, brevetoxin dihasilkan oleh Ptychodiscus, dan ciguatoxin dihasilkan oleh Gambierdiscus.
Keracunan manusia biasanya terjadi setelah memakan ikan atau moluska yang mengakumulasi racun yang
dinamakan dinoflagelata.
Desmophyceae
1. Tempat Hidup
Di air tawar dan ada juga yang hidup di air laut.
1. Susunan Tubuh :
Berbentuk sel tunggal, contoh : Peridinium dan Ceratium
Berbentuk filamen yang bercabang, contoh : Dinotrix dan Dinoclanium
Susunan sel: Anggota phyrrophyta banyak yang ditemukan tanpa adanya dinding sel. Sedangkan anggota
yang memiliki dinding sel terdiri dari selulosa dan lempeng – lempeng. Contoh : Glenodinium dan Peridinium.
Terdapat lekukan pada tubuh selnya
Terdapat butir – butir kromatin yang berupa untaian (hal ini merupakan cii khas dari benda).
Pigmen : Klorofil a
Beta karoten
1. Cadangan Makanan
Berupa tepung dan minyak
1. Alat Gerak
Berupa flagel, sebanyak 2 buah, satu buah melingkar sedangkan satu bagian lainnya berada di posterio. Ada
juga flagel yang terletak di bagian lateral. Bila flagel yang melingkar bergerak, maka sel akan berputar dan
bila flagel bagisn posterior yang bergerak maka sel akan maju.
1. Perkembangbiakan
Secara Vegetatif : Dengan pembelahan biner, yaitu pembelahan sel dengan sel anak mendapatkan sebagian
dari sel induk (sel anak yang membentuk dinding baru). Contoh : Ceratium dan Peridinium
1. Peranan
Sebagai zooplankton pada kehidupan air
Genus Peridinium
Peridinium adalah dinoflagellate dengan tebal, berlapis baja lempeng yang sering lobed dan dihiasi. Sutures
yang cukup jelas terlihat dan cingulum adalah hampir di sel median. Sel mungkin untuk umumnya bulat
lonjong berbentuk atau merata, dengan sirip belakang permukaan yang cembung cekung dan suatu
permukaan perut. Beberapa spesies (seperti Peridinium limbatum) mempunyai keberanian. Genus memiliki
lebih dari 30 spesies, yang sebagian besar adalah photosynthetic.
Sebagian besar peneliti setuju bahwa Peridinium harus dipisahkan menjadi dua Genera. Kelompok pertama
akan mencakup sel besar (sebanyak 65 μm dalam diameter) dengan tiga intercalary piring. Kelompok kedua
akan sangat kecil sel yang kurang dari setengah ukuran, dengan hanya dua intercalary piring.
Peridinium adalah wakil dari thecate dinoflagellates piring yang tebal dari dinding sangat kentara dan
dipisahkan oleh sutures. The zones of sutures are referred to as striated girdle bands. Sutures dari wilayah
yang disebut sebagai Striated sabuk band.
Peridinium besar adalah genus kecil menengah untuk ukuran dinoflagellates, beberapa tetapi tidak semua
yang photosynthetic. Nonphotosynthetic adalah spesies phagotrophic atau osmotrophic.
Species occur in freshwater and marine planktonic habitats worldwide. Jenis terjadi di air tawar dan laut
planktonic habitat di seluruh dunia. At least a few photosynthetic species may form significant blooms (“red
tides”). Some of these blooms are associated with nuisance odors and fish kills, although the most
devastating “red tide” dinoflagellates belong to other genera. Sekurang-kurangnya beberapa jenis
photosynthetic dapat membentuk signifikan mekar ( “merah arus”). Beberapa mekar ini adalah terkait dengan
gangguan odors ikan dan membunuh, meskipun yang paling merugikan “merah pasang” dinoflagellates milik
Genera lain.
Photosynthetic species in the genus Peridinium , and species in closely-related genera that are still treated as
species of Peridinium by many workers, are frequently used as experimental organisms in cell biology
research, especially in the areas of nuclear structure and function, circadian rhythms, and endosymbiosis.
Photosynthetic spesies dalam genus Peridinium, dan jenis-terkait erat dalam Genera yang masih dirawat
sebagai jenis Peridinium oleh banyak pekerja, yang sering digunakan sebagai percobaan organisme dalam
penelitian biologi sel, khususnya dalam bidang nuklir struktur dan fungsi, circadian rhythms, dan
endosymbiosis.
Struktural yang unik dan molekul fitur Peridinium dan keluarga telah diminta banyak spekulasi mengenai
sejarah dari dinoflagellates evolusioner. Tidak lama lalu, kelompok ini dipercaya termasuk orang-orang yang
paling kuno yang masih ada eukaryotic lineages. Bukti saat menyarankan Namun, yang dinoflagellates adalah
berasal grup, paling erat kaitannya dengan ciliates dan apicomplexan sporozoans.
Gambar Contoh Genus Anggota Dinoflagelata: Peridinium sp
Dinoflagellata dalam jumlah yang kecil sebagai penyusun komunitas plankton laut, tetapi lebih melimpah di
perairan tawar. Fenonema menarik yang dihasilkan oleh Pyrrophyta adalah
kemampuan bioluminescence (emisi cahaya oleh organisme), seperti yang dihasilkan oleh Noctiluca,
Gonyaulax, Pyrrocystis, Pyrodinium danPeridinium sehingga menyebabkan laut tampak bercahaya pada
malam hari.
Fenomena lainnya adalah pasang merah (red tide) yaitu blooming Pyrrophyta dengan 1- 20 juta sel per liter.
Red tide dapat menyebabkan:
1. Kematian ikan dan invertebrata, jika yang blooming adalah Ptychodiscus brevis,
Prorocentrum dan Gymnodinium breve
3. Kematian organisme laut, yang lebih dikenal sebagai paralytic shellfish poisoning, jika yang blooming
adalah Gonyaulax.
Species yang hidup di air laut dari genus Gymnodinium dan Gonyaulax menyebabkan pasang merah ( “red
tide“) terutama di daerah pantai New England, Florida, California dan Eropa yang menyebabkan paralitic
shellfish poisoning (PSP). Di bawah kondisi lingkungan yang ideal dan didukung adanya substansi
pertumbuhan menyebabkan populasi species tertentu bertambah jumlahnya. Riegel (1949) menggambarkan
bahwared tide di Monterey Bay, California kepadatan Gonyaulax mencapai 20 sampai 40 juta organisme per
cm3. Namun demikian red tide tidak selalu merah, ada kemungkinan berwarna kuning atau coklat.
Konsentrasi substansi metabolic toxic tertentu(saxitoxin) dengan level yang tinggi menyebabkan kehidupan
organisme di laut akan terbunuh. Pada tahun 1972 red tide yang terjadi di pantai New England dan Florida,
jutaan burung, ikan dan hewan lainnya telah terbunuh dan mendatangkan malapetaka bagi industri kerang-
kerangan karena larangan memakan remis besar (clam and cysters).
Gymnodinium merupakan contoh Dinoflagellata yang tubuhnya tidak tersusun oleh pelat-pelat. Banyak
dijumpai hidup di air tawar dan air laut, merupakan dinoflagellata yang cingulumnya terletak di tengah-tengah
dan melingkari sel dengan sempurna dan berakhir pada permukaan ventral.
Ceratium hidup di air laut ataupun air tawar, mempunyai tiga prosesus dinding sehingga berbentuk seperti
terompet, yang satu pada akhir tubuh, sedang yang dua ditempat tubuh lain yang tidak digunakan untuk
berlabuh. Histiophysis mempunyai bentuk seperti kendi dan Ornithocercus mempunyai bentuk seperti layar
atau sayap.
Beberapa penyakit yang menyerang tubuh manusia dan hewan mamalia sebagian disebabkan oleh protozoa
parasit. Selain dapat merugikan bagi manusia, protista juga dapat menguntungkan,antara lain sebagai
berikut:
1. Zooplankton di ekosistem perairan sebagian besar adalah protista berklorofil yang berguna sebagai
makanan ikan dan arthropoda air.
2. Entamoeba coli di dalam usus besar mamalia ikut berperan dalam proses pembusukan sisa makanan.
3. Foraminifera mempunyai kerangka luar dari zat kapur dan fosilnya dalam jumlah tertentu dapat membentuk
endapan tanah globigerina yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi.
4. Radiolaria mempunyai kerangka dari zat kersik. Radiolaria yang mati akan meninggalkan cangkangnya dan
membentuk tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
5. Paramaecium dapat juga digunakan sebagai organisme indikator terjadinya pencemaran air oleh zat
organik.
6. Chlorella selain berperan sebagai produsen di ekosistem perairan, juga dapat digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan protein sel tunggal (PST).
7. Selain protista menguntungkan bagi kehidupan manusia, ada beberapa yang merugikan, antara lain:
1. Entamoeba histolytica hidup di dalam liang usus manusia, menyebabkan kerusakan jaringan pada usus
dan diare.
2. Entamoeba hartmani hidup di dalam liang usus manusia, penyebab disentri tetapi efeknya tidak lebih parah
dari Entamoeba histolytica.
3. Entamoeba gingivalis hidup di dalam rongga mulut manusia, ada disela-sela gigi atau di leher gigi,
tenggorokan, dan tonsil. Tidak bersifat patotenik akan tetapi dapat memperparah terjadinya radang gusi.
4. Trypanosoma gambiense menyebabkan penyakit tidur pada manusia (sleeping sickness atau
trypanosomiasis). Protista ini hidup di dalam darah manusia. Vektor perantaranya adalah lalat tse-tse dari
jenis Glossina tachionides.
5. Trypanosoma evansi menyebabkan penyakit surrah pada ternak sapi, kuda, dan kerbau. Banyak berjangkit
di daerah tropis termasuk Indonesia. Vektor perantaranya adalah lalat dari genus Tabanus.
6. Trypanosoma rhodesiense, sama halnya dengan Trypanosoma gambiense,menyebabkan penyakit tidur
pada manusia. Yang membedakan adalah vektor perantaranya yaitu lalat tse-tse dari jenis Glossina
morsitans dan Glossina palpalis.
7. Leishmaania donovani menyebabkan penyakit kala azar pada manusia. Penderita biasanya demam
berkepanjangan, hati, dan limfanya membesar, serta terjadinya ulcers atau luka pada ususnya.
8. Chlorella (contoh alga hijau), digunakan untuk suplemen makanan, obat-obatan, dan bahan kosmetik.
9. Porphyra (alga merah), digunakan sebagai suplemen makanan.
10. Rhodymenia palmata (alga merah), digunakan sebagai sumber makanan.
11. Macrocrystas pyrifera, menghasilkan iodin yaitu unsur yang dapat mencegah penyakit gondok.
12. Macrocystis (alga cokelat), digunakan sebagai makanan suplemen untuk ternak karena kaya Na, P, N,
Ca.
13. Gellidium; Gracilaria, digunakan sebagai bahan pembuatan agar-agar.
14. Laminaria; Fucus; Ascophylum, menghasilkan asam alginat sebagai pengental dalam produk makanan
(sirup, coklat, permen, sald, keju, es krim) dan pengental dalam industri(lem, tekstil, pelapis kertas, tablet anti-
biotik, pasta gigi).
15. Diatom (alga pirang), karena mengandung silikat tanah diatom digunakan sebagai penggosok, isolasi
bahan dasar industri kaca, dan penyaring bakteri.
Filariasis adalah penyakit menular ( Penyakit Kaki Gajah ) yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan
oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun ( kronis ) dan bila tidak mendapatkan pengobatan
dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun
laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain
sehingga memnjadi beban keluarga, masyarakat dan negara. Di Indonesia penyakit Kaki Gajah tersebar luas
hampir di Seluruh propinsi. Berdasarkan laporan dari hasil survei pada tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak
1553 desa di 647 Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai lokasi yang endemis, dengan
jumlah kasus kronis 6233 orang. Hasil survai laboratorium, melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata Mikrofilaria
rate (Mf rate) 3,1 %, berarti sekitar 6 juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar 100 juta orang
mempunyai resiko tinggi untuk ketularan karena nyamuk penularnya tersebar luas. Untuk memberantas
penyakit ini sampai tuntas
WHO sudah menetapkan Kesepakatan Global ( The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a
Public Health problem by The Year 2020 (. Program eliminasi dilaksanakan melalui pengobatan missal dengan
DEC dan Albendazol setahun sekali selama 5 tahun dilokasi yang endemis dan perawatan kasus klinis baik
yang akut maupun kronis untuk mencegah kecacatan dan mengurangi penderitanya. Indonesia akan
melaksanakan eliminasi penyakit kaki gajah secara bertahap dimulai pada tahun 2002 di 5 kabupaten
percontohan. Perluasan wilayah akan dilaksanakan setiap tahun. Penyebab penyakit kaki gajah adalah tiga
spesies cacing filarial yaitu; Wucheria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Vektor penular : Di Indonesia
hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes &
Armigeres yang dapat berperan sebagai vector penular penyakit kaki gajah.
Cara Penularan :
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang tersebut digigit nyamuk yang infektif
yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III ( L3 ). Nyamuk tersebut mendapat cacing filarial kecil (
mikrofilaria ) sewaktu menghisap darah penderita mengandung microfilaria atau binatang reservoir yang
mengandung microfilaria. Siklus Penularan penyakit kaiki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan
dalam tubuh nyamuk ( vector ) dan tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) dan reservoair.
Culex quinquefasciatus breeds in polluted water bodies such as cesspits, drains, septic tanks, unused
wells, storm water canals etc
Gejala klinis Filariais Akut adalah berupa ; Demam berulang-ulang selama 3 ? 5 hari, Demam dapat hilang bila
istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat ; pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka)
didaerah lipatan paha, ketiap (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit ; radang saluran
kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah
ujung (retrograde lymphangitis) ; filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah
bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah ; pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah
zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema). Gejal klinis yang kronis ; berupa
pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).
Diagnosis
Filariasis dapat ditegakkan secara Klinis ; yaitu bila seseorang tersangka Filariasis ditemukan tanda-tanda dan
gejala akut ataupun kronis ; dengan pemeriksaan darah jari yang dilakukan mulai pukul 20.00 malam waktu
setempat, seseorang dinyatakan sebagai penderita Filariasis, apabila dalam sediaan darah tebal ditemukan
mikrofilaria. Pencegahan ; adalah dengan berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk vector (
mengurangi kontak dengan vector) misalnya dengan menggunakan kelambu bula akan sewaktu tidur, menutup
ventilasi rumah dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk semprot atau obat nyamuk baker, mengoles
kulit dengan obat anti nyamuk, atau dengan cara memberantas nyamuk ; dengan membersihkan tanaman air
pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan
genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk ; membersihkan semak-semak disekitar rumah.
Pengobatan :
secara massal dilakukan didaeah endemis dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC)
dikombinasikan dengan Albenzol sekali setahun selama 5 ? 10 tahun, untuk mencegah reaksi samping seperti
demam, diberikan Parasetamol ; dosis obat untuk sekali minum adalah, DEC 6 mg/kg/berat badan, Albenzol
400 mg albenzol (1 tablet ) ; pengobatan missal dihentikan apabila Mf rate sudah mencapai < 1 % ; secara
individual / selektif; dilakukan pada kasus klinis, baik stadium dini maupun stadium lanjut, jenis dan obat
tergantung dari keadaan kasus.
taenia_pisiformis
Cestoda juga disebut sebagai cacing pita karena bentuknya pipih panjang seperti pita.
Tubuh Cestoda
Tubuhnya dilapisi kutikula
Tubuh terdiri dari bagian anterior yang disebut skoleks, leher (strobilus), dan rangkaian proglotid.
Ciri-ciri Pendukung
Panjang antara 2 - 3m
Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan
tanpa alat pencernaan. Sistem eksresi terdiri dari saluran pengeluaran
yang berakhir dengan sel api. Sistem saraf sama seperti Planaria dan
cacing hati, tetapi kurang berkembang.
Sistem saraf berupa tangga tali yang terdiri dari sepasang ganglion otak
di bagian anterior tubuh.
Kedua ganglia ini dihubungkan oleh serabut-serabut saraf melintang
dan dari masing-masing ganglion membentuk tangga tali saraf yang
memanjang ke arah posterior.
Kedua tali saraf ini bercabang-cabang ke seluruh tubuh.
Perhatikan gambar sistem saraf Planaria berikut!
Reproduksi pada cacing pipih seperti Planaria dapat secara aseksual
dan secara seksual.
Reproduksi aseksual (vegetatif) dengan regenerasi yakni
memutuskan bagian tubuh.
Sedangkan reproduksi seksual (generatif) dengan peleburan
dua sel kelamin pada hewan yang bersifat hemafrodit.
Sistem reproduksi seksual pada Planaria terdiri
atas sistem reproduksi betina meliputi ovum, saluran ovum,
kelenjar kuning telur.
Sedangkan reproduksi jantan terdiri atas testis, pori genital dan penis.
Perhatikan gambar sistem reproduksi Planaria.
struktur tubuh-porifera
Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga porifera dikelompokkan dalam protozoa.
Permukaan luar tubuhnya tersusun dari sel-sel berbentuk pipih dan berdiding tebal yang disebut pinakosit.
Pinakosit berfungsi sebagai pelindung.Diantara pinakosit terdapat pori-pori yang membentuk saluran air yang
bermuara di spongosol atau rongga tubuh.Spongosol dilapisi oleh sel “berleher” yang memiliki flagelum, yang
disebut koanosit.Flagelum yang bergerak pada koanosit berfungsi untuk membentuk aliran air saru arah
sehingga air yang mengandung makanan dan oksigen masuk melalui pori ke spongosol.Di spongosol makanan
ditelan secara fagositosis dan oksigen diserap secara difusi oleh koanosit.Sisa pembuangan dikeluarkan
melalui lubang yang disebut oskulum.
Zat makanan dan oksigen selalin digunakan oleh koanosit, sebagian juga ditransfer secara difusi ke sel-sel
yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu amoebosit (sel amoeboid).Fungsinya pun sama yaitu mengedarkan
makan dan oksigen keseluruh sel-sel tubuh lainnya.
Cara hidup dan Habitat
Porifera hidup secara heterotof.Makananya adalah bakteri dan plankton.Makanan yang masuk kedalam
tubuhnya berbentuk cairan.Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit.Habitat
porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5 km.Sekitar 150 jenis porifera
hidup di ait tawar, misalnya Haliciona dari kelas Demospongia.Porifera yang telah dewasa tidak dapat
berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut.Karena porifera yang
bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.
Reproduksi
Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual.Reproduksi secara aseksual terjadi dengan
pembentukan tunas dan gemmule.Gemmule disebut juga tunas internal.Gemmule dihasilkan hanya menjelang
musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar.Porifera dapat membentuk individu baru dengan
regenerasi.Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (antara sperma dan ovum).Ovum dan
sperma dihasilkan oleh koanosit.Sebagian besar Porifera menghasilkan ovum dan juga sperma pada individu
yang sama sehingga porifera bersifat Hemafrodit.
Klasifikasi porifera
Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hexactinellida atau
Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae).
Hexactinellida (Hyalospongiae)
Hexactinellida (dalam bahasa yunani, hexa = enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani, hyalo =
kaca/transparan, spongia = spons) memiliki spikula yang tersusun dari silika.Ujung spikula berjumlah enam
seperti bintang.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau mangkuk.Tinggi
tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan saluran tipe sikonoid.Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 –
1.000 m.Contoh Hexactinellida adalah Euplectella.
Demospongiae
Demospongiae ( dalam bahasa yunani, demo = tebal, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari
serabut spongin.
Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit.Fungsi warna diduga
untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari.Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang.Tinggi dan
diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter.Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe
Leukonoid.Habitat Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air
tawar.Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air
tawar.Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh jenis porifera.
Contoh Demospongiae adalah spongia, hippospongia dan Niphates digitalis.
Calcarea (Calcisspongiae)
Calcarea (dalam latin, calcare = kapur) atau Calcispongiae (dalam latin, calci = kapur, spongia = spons)
memiliki rangka yang tersusun dari kalsium karbonat.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk
seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder.Tinggi tubuh kurang dari 10 cm.Struktur tubuh ada yang
memiliki saluran air askonoid, sikonoid, atau leukonoid.
Calcarea hidup di laut dangkal, contohnya sycon, Clathrina, dan Leucettusa lancifer.
Berikut bentuk tipe saluran air dari porifera : askonoid, sikonoid, dan leukonoid
Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia
Beberapa jenis porifera seperti spongia dan hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi dan alat
gosok.Namun, spons mandi yang banyak digunakan umumnya adalah spons buatan, bukan berasal dari
kerangka porifera.Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker dan penyakit lainnya.
terumbu-karang
Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen utama pembentuk
ekosistem terumbu karang.Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan dan
ganggang.Keanekaragaman organisme terumbu karang yang paling tingg terdapat di Asia Tenggara, dari
Filipina dan Indonesia hinggaq Great Barier Reef di Australia.Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi
manusia juga hidup pada ekosistem ini.Selain itu, terumbu karang sanga indah sehingga dapat di jadikan objek
wisata. Karang di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan pantai.
platyhelm_turbellaria_dugesia
Turbellaria memiliki ukuran tubuh bersilia dengan ukuran 15 – 18 mm.Silia digunakan untuk bergerak.Pergerakan juga dapat
menggunakan otot dengan gerakan seperti gelombang.Pada kalas ini akan dibahas mengenai ciri salah satu contoh Turbellaria, yaitu
Dugesia.
Bagian anterior tubuh Dugesia berbentuk segitiga dan memiliki sistem indera berupa sepasang bintik mata serta celah yang disebut
aurikel.Bintik mata untuk membedakan keadaan gelap dan terang, sedangkan aurikel berfungsi sebagai indera pembau saat Dugesia
mencari makanannya.
Permukaan tubuh bagian ventral Dugesia memiliki silia yang berfungsi untuk pergerakan.Pada bagian tengah tubuhnya terdapat
mulut.Melalui mulut, faring dapat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa yang selanjutnya dicerna di dalam usus.
Sistem eksresi Dugesia terdiri dari saluran bercabang-cabang yang disebut protonefridia, memanjang dari pori-pori pada permukaan
tubuh bagian dorsal sampai ke sel-sel api dalam tubuhnya.Sel-sel api yang berbentuk seperti bola lampu dan memiliki silia di
dalamnya.Pergerakan silia berfungsi untuk menggerakkan air dalam sel menyerupai nyala api sehingga sel tersebut dinamakan sel
api.Dugesia merupakan hewan hemafrodit, namun reproduksi seksual tidak dapat dilakukan hanya oleh satu individu.Fertilisasi dilakukan
secara silang oleh dua individu Dugesia.Zigot yang terbentuk berkembang tanpa melalui proses periode larva.Sedangkan reproduksi
aseksual adalah dengan membelah dirinya dan setiap belahan tubuh akan menjadi individu baru yang dikarenakan oleh daya
regenerasinya yang sangat tinggi.
Trematoda (cacing isap)
platyhelm_trematoda_clonorchis
Trematoda disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap.Alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior
tubuhnya.kegunaan alat isap adalah untuk menempel pada tubuh inangnya.Pasa saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa
jaringan atau cairan tubuh inangnya.Dengan demikian, Trematoda merupakan hewan parasit.
Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati, usus, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata.Trematoda berlindung di
dalam tubuh inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan kutikula dan permukaan tubuhnya tidak memiliki silia.Salah satu
contoh Trematoda adalah cacing hati (Fasciola hepatica).Cacing hati memiliki daur hidup yang kompleks karena melibatkan sedikitnya
dua jenis inang, yaitu inang utama dan inang sebagai perantara.Daur hidup cacing hati terdiri dari fase seksual dan aseksual.Fase
seksual terjadi saat cacing hati dewasa berada di dalam tubuh inang utama.Fase aseksual dengan membelah diri terjadi saat larva
berada di dalam tubuh inang perantara.
Beberapa jenis cacing hati yang dapat menginfeksi manusia antara lain sebagai berikut :
- Opisthorchis sinensis ( Cacing hati cina )
cacing dewasa hidup pada organ hati manusia.Inang perantaranya adalah siput air dan ikan.
- Schistosoma japonicum
Cacing ini hidup di dalam pembuluh darah pad saluran pencernaan manusia.Manusia merupakan inang utamanya, namun hewan juga
dapat terinfeksi seperti tikus, anjing, babi, dan sapi.Inang perantaranya adalah siput amphibi Oncomelania hupensis.Cacing ini
menyebabkan penyakit skistosomiasis dengan ciri demam, anemia, disentri, berat badan turun, dan pembengkakan hati.
- Paragonimus westermani
Cacing ini hidup dalam paru-paru manusia.Inang perantaranya adalah udang air tawar.
Cestoda (cacing pita)
taenia_pisiformis
Cestoda juga disebut sebagai cacing pita karena bentuknya pipih panjang seperti pita.Tubuh Cestoda dilapisi kutikula dan terdiri dari
bagian anterior yang disebut skoleks, leher (strobilus), dan rangkaian proglotid.Pada skoleks terdapat alat pengisap.Skoleks pada jenis
Cestoda tertentu selain memiliki alat pengisap, juga memiliki kait (rostelum) yang berfungsi untuk melekat pada organ tubuh
inangnya.Dibelakang skoleks pada bagian leher terbentuk proglotid.
Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovarium).Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi
sendiri.Proglotid yang dibuahi terdapat di bagian posterior tubuh cacing.Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh
inang utama bersama dengan tinja.
Cestoda bersifat parasit karena menyerap sari makan dari usus halus inangnya.Sari makanan diserap langsung oleh seluruh permukaan
tubuhnya karena cacing ini tidak memiliki mulut dan pencernaan (usus).Manusia dapat terinfeksi Cestoda saat memakan daging hewan
yang dimasak tidak sempurna.Inang pernatara Cestoda adalah sapi pada Taenia saginata dan babi pada taenia solium.
Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia sehingga sering kali disebut cacing perut.Ascaris lumbricoides
merupakan hewan dioseus, yaitu hewan dengan jenis kelamin berbeda, bukan hemafrodit.Ascaris lumbricoides
hanya berkembang biak secara seksual.Ascaris lumbricoides jantan memiliki sepasang alat berbentuk kait yang
menyembul dari anus disebut spikula.Spikula berfungsi untuk membuka pori kelamin cacing bretina dan
memindahkan sperma saat kawin.
Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau cacingan, umumnya pada anak-anak.Infeksi ini terjadi
pada saat mengkonsumsi makanan tau minuman yang tercemar telur ascaris.
Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis.Cacing tambang dapat
hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia.Cacing ini memiliki
ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing perut.Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior
melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya.Kait kitin
berfungsi untuk menempel pada usus inangnnya.Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa
kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina saat kawin.Cacing betina memiliki
vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat bagian tengah tubuhnya.
Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
enterobius-vermicularis
Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi hidup di
dalam usus besar manusia.Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya namun cukup
mengganggu.Infeksi cacing kremi tidak memerlukan perantara.Telur cacing dapat tertelan bila kita memakan
makanan yang terkontaminasi telur cacing ini.
Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita sendiri.Cacing ini
bertelur pada anus penderita dan menyebabkan rasa gatal.Jika penderita sering menggaruk pada bagian anus
dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi akan terjadi kembali.
Ciri tubuh
Ciri tubuh annelida meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran dan bentuk tubuh
Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m.Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing
tanah Australia.Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin.
Struktur dan fungsi tubuh
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya.Antara satu segmen dengan segmen lainya
terdapat sekat yang disebut septa.Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen
dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa.
Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan
kontraksi otot.
Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan
anus.Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup.Darahnya
mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah.Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi
memompa darah ke seluruh tubuh.
Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali.Ganglia otak terletak di depan faring pada
anterior.Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor.Nefridia (
tunggal – nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran.Nefrostom merupakan corong bersilia
dalam tubuh.Nefrotor merupaka npori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.Terdapat sepasang organ
ekskresi tiap segmen tubuhnya.
Cara hidup dan habitat
Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada
vertebrata, termasuk manusia.Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada
yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap.Annelida hidup diberbagai tempat dengan membuat
liang sendiri.
Reproduksi
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada juga yang
bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu
dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris).
Klasifikasi
Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta (cacing berambut banyak), Oligochaeta (cacing berambut
sedikit), dan Hirudinea.
Polychaeta
polychaeta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida berambut
banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor
palpus.
Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal = parapodium) pada
setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus
sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas.Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang
disebut seta yang tersusun dari kitin.
Contoh Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah.Sedangkan yang
bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan Lysidice
oele(cacing wawo).
Oligochaeta
cacing-tanah
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut
sedikit.Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.Contoh
Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah.Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah
Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah
raksasa Australia (Digaster longmani).Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan
cara menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah.Manfaat
lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi
hewan ternak.
Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun seta
pada segmen tubuhnya.Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm.Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan
posterior yang meruncing.
Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak.Sebagian
besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan
termasuk manusia.Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup
dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput.Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan
hirudo (lintah).
Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya
tidak akan menyadari adanya gigitan.Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah
yaitu hirudin.Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin.
Ciri tubuh
Ciri tubuh Mollusca meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi.Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter
dengan bentuk bulat telur.Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m
seperti cum-cumi raksasa.
Struktur dan fungsi tubuh
Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama :
Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot.Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau
menggali.Pada beberapa molluska kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk
menangkap mangsa.
Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak.Massa viseral merupakan kumpulansebagaian besar
organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan.Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang
ekskresi, dan anus.Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca
bercangkang.
Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang
melebar.Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Ada pula
yang memiliki rahang dan lidah pada mollusca tertentu.Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut
radula.Radula berfungsi untuk melumat makanan.Mollusca yang hidup di air bernapas dengan
insang.Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki insang.Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga
mantel berpembuluh darah yang berfungsi sebagai paru-paru.Organ ekskresinya berupa seoasang nefridia
yang berperan sebagai ginjal.
Cara hidup dan habitat
Mollusca hidup secar heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa
organisme.Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat.Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit.
Reproduksi
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu
lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.Telur berkembang menjadi
larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.
Klasifikasi
Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia.Molluska dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki,
dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda.
Gastropoda
gastropoda
Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan
perut sebagai alat gerak atau kakinya.Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot
(Achatia fulica).Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya.Gastropoda
bergerak lambat menggunakan kakinya.
Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek.Pada ujung tentakel
panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang.Sedangkan pada tentakel pendek
berfungsi sebagai alat peraba dan pembau.Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan
Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel.
Pelecypoda
Pelecypoda diidentefikasikan sebagai kerang (Anadara sp.), tiram mutiara (Pinctada margaritifera dan Pinctada
mertinsis), kerang raksasa (Tridacna sp.), dan kerang hijau (Mytilus viridis).
Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak.Kaki Pelecypoda dapat dijulurkan dan
digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur.Pelecypoda ada yang hidup menetap dan
membenamkan diri di dasar perairan.Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau
perahu karena mensekresikan zat perekat.
Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga disebut juga Bivalvia.Kedua cangkang
pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat (ligamen) yang berfungsi seperti engsel untuk
membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan otot.Cangkang tersusun
dari lapisan periostrakum, prismatik, dan nakreas.Pada tiram mutiara, jika di antara mantel dan cangkangnya
masuk benda asing seperti pasir, lama-kelamaan akan terbentuk mutiara.Mutiara terbentuk karena benda asing
tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan cangkang nakreas.Pelecypoda tidak memiliki kepala.Mulutnya
terdapat pada rongga mantel, dilengkapi dengan labial palpus.
Pelecypoda tidak memiliki rahang atau radula.Maka makanannya berupa hewan kecil seperti protozoa, diatom,
dan sejenis lainnya.Insang Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga hewan ini disebut juga Lamellibranchiata
(dalam bahasa latin, lamella = lembaran, branchia = insang).Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring
makanan dari air yang masuk kedalam rongga mantel melalui sifon (corong).Sistem saraf Pelecypoda terdiri
dari tiga pasang ganglion yang saling berhubungan.Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior, ganglion
pedal, dan ganglion posterior.Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual.Organ seksual terpisah pada
masing-masing individu.Fertilisasi terjadi secara internal maupun eksternal.Pembuahan menghasilkan zigot
yang kemudian akan menjadi larva.
Cephalopoda
Cephalopoda (dalam bahasa latin, chepalo = kepala,
podos = kaki) merupakan Mollusca yang memiliki kaki di kepala.Anggota Cephalopoda misalnya sotong (Sepia
officinalis), cumi-cumi (loligo sp.), dan gurita (Octopus sp.)Hidup Cephalopoda seluruhnya di laut dengan
merayap atau berenang di dasar laut.Makananya berupa kepiting atau invertebrata lainnya.Sebagai hewan
pemangsa, hampir semua Cephalopoda bergerak cepat dengan berenang.Kebanyakan Cephalopoda memiliki
organ pertahanan berupa kantong tinta.Kantong tinta berisikan cairan seperti tinta berwarna coklat atau hitam
yang terletak di ventral tubuhnya.Tinta ini akan di keluarkan jika hewan ini merasa terancam dengan cara
menyemburkannya.Cephalopoda memiliki kaki berupa tentakel yang berfungsi untuk menangkap
mangsanya.Cephalopoda memiliki sistem saraf yang berpusat di kepalanya menyerupai otak.Untuk reproduksi
hewan ini berlangsung secara seksual.Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah dua
(dioseus).Pembuahan berlangsung secra internal dan menghasilkan telur.
Peran mollusca bagi manusia
Umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada pula yang merugikan.Peran mollusca yang
menguntungkan adalah sebagai berikut :
-Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu (Aemaea sp.), kerang (Anadara sp.), kerang hijau
(Mytilus viridis), Tridacna sp., sotong (Sepia sp.)
cumi-cumi (Loligo sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina fulica).
-Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera).
-Hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, Nautilus, dan tiram mutiara.
-Bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp.
Mollusca yang merugikan bagi manusia, misalnya bekicot dan keong sawah yang merupakan hama dari
tanaman.
Siput air adalah perantara cacing Fasciola hepatica.
• Sistem ambulakral
Air celah (madreporit)
saluran batu saluran cincin
gelembung yang berotot (ampula).
• Sistem saraf terdiri dari
CINCIN SARAF.
• Organ pernafasan dan ekskresi
PAPULA.
Ciri tubuh
Ciri tubuh Arthropoda meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran
kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam.
Struktur tubuh
Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi.Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang
beruas.Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut).
Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton).Eksoskeleton tersusun dari kitin yang
di sekresikan oleh sel kulit.Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat.
Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak.Eksoskeleton tidak dapat
membesar mengikuti pertumbuhan tubuh.Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan
eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru.Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis.Hewan
yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba.
Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya.
Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia.Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks
dan pengendalian berbagai kegiatan.Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.
Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat
tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang.
Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang
disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya.Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari
jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol.Darah Arthropoda disebut juga
hemolimfa.
Cara hidup dan habitat
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai
kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput.
Reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis.
Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan).Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ
reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga
bersifat dioseus (berumah dua).Hasil fertilisasi berupa telur.
Klasifikasi
Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki.Berikut ini akan diuraikan empat kelas diantaranya
yang paling umum, yaitu Kelas Arachnoidea, Myriapoda, Crustacea, dan Insecta.
Arachnoidea
laba-laba
Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba
saja.Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies.Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi,
ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm.Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas
maupun parasit.Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora.Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida,
Arachnida, dan Acarina.Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini adalah
kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after).Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar
beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan
(Nephila maculata).Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina sp.).
Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai, yaitu laba-laba.Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu
sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior.Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal
atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada).Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit),
dan enam pasang kaki untuk berjalan.Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut.
Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma.Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret
yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas.Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang
pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen.Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung
protein elastik.Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa.
Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea.Paru-paru buku adalah organ respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak
pada bagian abdomen.Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula ( tunggal = tubulus ) Malpighi.Tubula Malpighi merupakan tabung kecil
panjang dan buntu dan organ ini terletak di dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus.Selain Tubula Malpighi, ekskresi lainnya
dilakukan dengan kelenjar koksal.Kelenjar koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa (segmen pada
kaki insecta).
Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak.Hewan kaki seribu adalah salah
satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita.Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu,
atau tumpukan kayu.Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen.Tubuhnya memanjang seperti cacing.
Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang
berbentuk oseli (mata tunggal).Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya.Setiap
segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea.Ekskresinya dengan tubula malpighi.Myriapoda bersifat
dioseus dan melakukan repsroduksi seksual secara internal.Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.
Chilopoda
kelabang
Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak pipih.Pada kepalanya terdapat antena dan mulut dengan
sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel.Pasangan pertama kaki
termodifikasi menjadi alt beracun.Alat penyengat digunakan unutk menyengat musuh atau pengganggunya.Sengatannya menimbulkan
bengkak dan rasa sakit.Contoh hewan ini adalah kelabang (scutigera sp.).
Diplopoda
Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah seribu.Ada yang menyebutkan nama lain
seperti keluwing.Tubuhnya bulat panjang.Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat
dua pasang kaki dan dua pasang spirakel.Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan
sisa organisme.Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang.Bila terganggu hewan ini akan
menggulungkan tubuhnya dan pura-pura mati.Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.).
Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras.Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini.
Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas
berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca.
Entomostraca
Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada yang
sebagai parasit.Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens, dan Cyclops sp.
Malacostraca
lobster
Malacostraca adalah crustacea yang berukuran lebih besar dari pada entomostraca.Hewan yang termasuk kelompok ini adalah Udang,
lobster, dan kepiting.Berikut akan dibahas sedikit mengenai urain hewan kelompok satu ini.
Udang memiliki ekssoskeleton yang keras untuk melindungi tubuhnya.Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu kaput dan toraks yang
menyatu membentuk sefalotoraks, serta abdomen.Dibagian sefalotoraks dilindungi oleh eksoskeleton yang keras berupa
karapaks.Karapaks memiliki duri di ujung anterior yang disebut rostrum.Di dekat rostrum terdapar mata faset ( majemuk) yang
bertangkai.Pada kaput sefalotoraks merupakan penyatuan lima segmen.Dibagian kaput terdapat sepasang antenula, sepasang antena,
dan tiga pasang bagian mulut.Antenula berfungsi sebagai alat peraba, sedangkan antena sebagai alat keseimbangan tubuh.Tiga pasang
mulut terdiri dari sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada bagian toraks terdiri dari delapan segmen, terdapat tiga pasang
maksiliped, sepasang seliped, dan empat pasang kaki jalan(periopod).
Maksiliped tersebut berfungsi sebgai penyaring makanan.Seliped berfungsi untuk mencari makanan dan melindungi diri dari musuh.Pada
bagian abdomen terdapat lima pasang kaki renang (pleopod).Pada ujung posterior terdapat telson dan sepasang alat kemudi untuk
berenang (urupod).Pada udang jantan, pasangan pleopod 1 dan 2 bersatu menjadi gonopod.Gonopod berfungsi sebagai penyalur
sperma saat kopulasi.Sedangkan pada wanita berfungsi untuk melekatkan telur dan membawa anaknya.Saluran pencernaan udang
terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulut dan esofagus terletak di bagian bawah sefalotoraks.Lambung ( terletak di
sefalotoraks ) dan usus ( terletak di abdomen ) berada disepanjang bagian dorsal tubuh.Hati yang merupakan kelanjar pencernaan
terletak di bagian toraks dan abdomen.makanan udang berupa berudu, larva, serangga, dan ikan-ikan kecil.Sisa metabolisme
dikeluarkan melalui alat kelenjar hijau yang terletak di kepalanya.Pernapasan dilakukan dengan insang yang terdapat di bagian ventral
tubuhnya dekat kaki.Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan sinus yang rongganya berdinding tipis.Organ
kelamin bersifat dioseus.
Insecta
kupukupu
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga).Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk,
lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah.Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah.
Karena itu pula sering juga disebut hexapoda.
Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat.Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang
dapat terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit.
Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen.Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu
adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli).Insecta memiliki organ perasa disebut palpus.
Insecta yang memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga.Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh.Pada abdomennya
terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea.Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta.Pada abdomen
juga terdapat tubula malpighi, yaitu alt ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka.Organ
kelaminnya dioseus.
*Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga :
Pertama Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa perubahan wujud.Contohnya kutu buku
(lepisma saccharina)
Kedua Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan
induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap.Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut.
Insecta muda disebut nimfa.Ringkasan skemanya adalah telur – nimfa (larva) – dewasa (imago).Contoh Insecta ini adalah belalang,
kecoa (periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp.), dan walang sangit (leptocorisa acuta).
Ketiga Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan wujud yang sanagt berbeda
(sempurna).
Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur – larva – pupa – dewasa.Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali.
Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa..Pupa berkembang menjadi bagian tubuh
seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa.Selanjutnya, Insecta dewasa
keluar dari pupa.Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.
*Berdasarkan sayap,Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas :
Pertama Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki antena panjang.Umumnya
berkembang secara ametabola.Contoh hewan kelas ini adalah kutu buku.
Kedua Pterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh yang disebut
Eksopterigota.Kelompok lain yang sayapnya berasal dari tonjolan dalam dinding tubuh disebut Endopterigota.
Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya :
- Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit.Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir
- Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang.Contohnya walang sangit (leptocorisa acuta) dan kutu busuk (cymex
rotundus)
- Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang.Contohnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis), dan kutu kepala
(Pediculus humanus)
- Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala.Contohnya capung (pantala).
Endopterigota dibedakan menjadi :
- Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan tebal.Misalnya kumbang tanduk (Orycies rhinoceros) dan
kutu gabah (Rhyzoperta diminica)
- Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih besar daripada sayap belakang.
Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam (Monomorium sp.), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa
latipes)
- Diptera hanya memiliki sepasang sayap.Misalnya nyamuk (culex sp.), nyamuk malaria (Anopheles sp), nyamuk demam berdarah
(Aedes Aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat buah (Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis)
- Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap.Misalnya kupu-kupu sutera (Bombyx mori) dan
kupu-kupu elang (Acherontia atropos)
Peran Arthropoda bagi manusia
kepiting
Berbagai jenis Arthropoda memberikan keuntungan dan kerugian bagi manusia.Peran arthropoda yang menguntungkan manusia
misalnya dibidang pangan dan sandang yaitu sebagai berikut :
-Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi.Misalnya Udang windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus pelagicus),
kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus versicolor)
-Penghasil madu, yaitu lebah madu (Apis indica)
-Bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori)
Sementara yang merugikan manusia anatara lain :
-Vektor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur,
dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus.
-Menimbulkan gangguan pada manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk
-Hama tanaman pangan dan industri.Contohnya wereng coklat dan kumbang tanduk
-Perusak makanan.Contohnya kutu gabah
-Perusak produk berbahan baku alam.Contohnya rayap dan kutu buku
Kelompok ikan ini hidup di laut dan dihampir setiap habitat air tawar.Osteichthyes mencakup subkelas Actinopterygii (yunani, aktin =
berkas, pteryg = sirip) dan subkelas Sarcopterygii (Yunani, sarkodes = berdaging).Actinopterygii memiliki sirip yang ditunjang oleh duri
panjang yang lentur sehingga disebut kelompok ikan bersirip duri.Contoh ikan bersirip duri adalah ikan mas (cyprinus carpio), ikan
cupang (Betta splendens), ikan gurami (Osphronemus gouramy), ikan badut (Premnas biaculeatus), ikan kakap merah (Lutjanus
bitaeniatus), dan ikan louhan (Cichlasoma sp.).
Sarcopterygii memiliki sirip dada dan sirip pelvis yang berotot.Sirip ini digunakan untuk berjalan d dasar perairan atau darat.Ikan yang
termasuk kelompok ini adalah ikan bersirip lobus dan ikan paru-paru (lungfish).Contoh ikan bersirip lobus adalah coelancanth dengan
nama spesies Latimeria chalumnae.Ikan paru-paru hidup di rawa dan kolam.Ikan paru-paru akan naik kepermukaan untuk bernapas.
JIka perairan mengering saat musim kemarau, ikan paru-paru bersarang dalam lumpur.
Kelas Amphibia
katak hijau
Kelas Amphibia umumnya hidup di dua tempat, yaitu darat dan air selama metamorfosisnya.
Sebagian besar Amphibia memiliki ciri-ciri khusus lainnya, yaitu :
- berkulit licin tidak bersisik
- menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm
- fertilisasi secara eksternal di air tau tempat lembab
- menghasilkan telur (bersifat ovipar) yang tidak bercangkang
Tidak semua jenis Amphibia hidup di dua tempat kehidupan.Beberapa jenis katak, salamander, dan caecilian ada yang hanya hidup di air
dan ada yang hanya di darat.Namun habitatnya secara keseluruhan dekat dengan air dan tempat yang lembap seperti rawa dan hutan
hujan tropis.Amphibia terdiri dari tiga ordo, yaitu Anura, Urodela, dan Apoda.
Anura
Anura memiliki ciri tidak berekor saat dewasa.Kaki belakangnya yang lebih panjang daripada kaki depan digunakan untuk melompat.
Lidahnya besar, lengket, dan dapat dijulurkan untuk menangkap mangsanya.Bagi yang jantan memiliki kantong udara di
kerongkongannya yang dapat mengeluarkan suara untuk menarik betina saat musim kawin.Contoh hewan ini adalah katak hijau (Rana
signata), katak pohon (Rachoporus sp.) dan kodok atau bangkong (bufo sp.)
Urodela
Urodela merupakan kelompok amphibia yang memiliki ekor saat larva, muda dan dewasa.Tubuhnya berbentuk silinder memanjang serta
memiliki kaki depat yang sama ukurannya dengan kaki belakang.Beberapa jenis ini hidup di air dan ada yang di darat.Hewan yang
tegolong kelompok ini adalah salamander.
Apoda
Apoda yang disebut juga sesilian merupakan amphibia tak berkaki.Bentuk tubuhnya seperti cacing tanah atau belut.Larva sesilian sangat
menyerupai sesilian dewasa.Sesilian hidup terutama bersarang dalam lubang di tanah.
Kelas reptilia
buaya
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin).Sisik berfungsi mencegah
kekeringan.Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah :
- anggota tubuh berjari lima
- bernapas dengan paru-paru
- jantung beruang tiga tau empat
- menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm
- fertilisasi secara internal
- menghasilkan telur sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang
Reptil hidup hidup di air dan darat.Reptilia mencakup tiga ordo besar yaitu Chelonia atau Testudines, Squamata atau Lepidosauria, dan
Crocodilia.Chelonia adalah reptilia yang memiliki cangkang.Cangkang bagian atas disebut karapaks, sedangkan bagian bawahnya
disebut plastron.Cangkang merupakan bagian dari tulang belakang dan modifikasi tulang rusuk yang berfungsi sebagai pelindung dari
pemangsanya.Chelonia yang hidup di laut adalah penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea) yang
memiliki kaki berbentuk dayung untuk berenang.Cangkang chelonia lebih tipis dibandingkan Chelonia darat.Contoh chelonia darat adalah
kura-kura paua (Chelodina novaeguineae).Chelonia termasuk hewan berumur panjang hingga mencapai 200 tahun.
Squamata adalah reptilia yang umumnya memiliki kulit bersisik.Reptil yang termasuk golongan ini adalah kadal dan ular.Kadal memiliki
sisik yang licin dan berbentuk membulat.tubuhnya kebanyakan berkaki empat, bertubuh kecil, dan memiliki ekor.Contoh hewan kadal
bertubuh kecil misalnya, kadal kebun (Mabuya multifasciata), cecak dinding (Cosymbotus paltyurus) dan bunglon kebun (Bronchocela
jubata), hingga kadal yang bertubuh besar seperti biawak komodo (Varanus komodoensis).
Ular tidak memiliki kaki dan bertubuh panjang serta memiliki sisik.Tulang rahang ular bersambungan secara longgar sehingga
memungkinkan menelan mangsa yang lebih daripada tubuhnya.Gigi di mulut ular memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan untuk
memegang mangsanya agar tidak mudah lepas.Ular berbisa memiliki sepasang gigi berlubang dan tajam untuk menyuntikkan bisa ke
mangsanya.Lidahnya dapat dijulurkan untuk mengipas bau ke arah organ penciumannya.Ular memiliki kepekaan terhadap getaran yang
berperan untuk mencari mangsanya.Ular tertentu memiliki kepekaan terhadap suhu mangsanya.Sebagian jenis ulat bersifat ovovivipar,
yaitu telur menetas di dalam tubuh induk.Contohnya adalah ular sendok (Naja sumatrana), ular kobra (Ophiophagus hannah), dan ular
sanca (Phyton sp.).
Crocodilia memiliki sisik tebal dari keratin dan diperkuat dengan lempengan tulang ysng disebut skuta sebgai pelindung.Sisik rontok satu
persatu tidak seperti ular.Buaya memiliki ekor tebal berotot.Kaki depannya berjari lima, sedangkan kaki belakang berjari emapat sebagian
berselaput untuk berenang.Lubang hidung terletak di ujung moncongnya yang memungkinkan untuk bernapas saat di dalam
air.jantungnya beruang empat namun memiliki pori di antara bilik kiri dan kanan.Contoh spesies buaya adalah buaya muara ( Crocodylus
porosus ).
Kelas Aves
burung-pipit
Aves atau burung memiliki bulu yang terbuat dari keratin.Bulu yang membentuk sayap berperan untuk terbang.selain bulu, ciri-ciri lainnya
pada burung adalah :
- berparuh dari bahan keratin
- tidak bergigi
- struktur tulang menyerupai sarang lebah sehingga kerangnya kuat namun ringan
- memiliki empedal untuk menghacurkan makanan
- lambung berotot besar
- bernapas dengan paru-paru
- jantung beruang empat
- memiliki kantung udara
- indera penglihatan sangat tajam
- fertilisasi terjadi secara internal
- bertelur sehingga tergolong hewan ovipar dengan ciri telur bercangkang dan kuning telur besar
- mengerami telurnya dan merawat anaknya
Aves hidup di darat.Kelompok ini dibedakan menjadi dua berdasarkan kemampuan terbangnya, yaitu karinata dan ratita.
Burung yang tergolong karinata memiliki taju dada (carina).Taju dada berfungsi menyokong otot dadanya yang besar.Otot dada
memberikan kekuatan terbang.Pada pinguin contohnya pinguin gentoo (Pygoscelis papua), yang merupakan karinata yang tidak terbang,
otot dadanya digunakan untuk berenang di laut mencari makanan.Hampir 60% spesies burung karinata tercakup dalam ordo
passeriformes atau burung bertengger.Brung bertengger memiliki jari kaki yang dapat mencengkeram dahan pohon.Contoh burung ini
adalah burng layang-layang besar (Hirundapus giganteus), burung merpati (Columbia livia), burung pipit (Anthus sp.), burung dara, dan
berbagai burung pengicau.Burung layang-layang adalah burung yang paling cepat terbangnya yakni terbangnya mencapai 170 km/jam.
Ayam (gallus gallus domesticus) juga tergolong karinata.
burung yang tergolong ratita tidak memiliki taju dada pada tulang dadanya.Otot dadanya juga tidak sebesar burung karinata.Burung unta
(Struthio camelus), kiwi (Apteryx australis), dan emu (Dromaius novaehollandiae) adalah contoh burung ratita.
Kelas mammalia
kangguru
kelompok mammalia semuanya menghasilkan susu sebagai makanan anaknya.Susu dihasilkanoleh kelenjar (mammae) yang terdapat di
daerah perut atau dada.Mammalia disebut juga hewan menyusui karena menyusui anaknya.Selain memiliki kelenjar susu, Mammalia
juga berambut serta memiliki tiga tulang telinga tengah.Ketiga ciri ini tidak dimiliki oleh vertebrata lainnya.Pada paus dan lumba-lumba,
rambut ada pada tahap tertentu perkembangan embrionya.Rambut mammalia tersusun dari protein yang disebut keratin.Rambut
mammalia berfungsi tertentu, yaitu sebagai insulasi yang memperlambat pertukaran panas dengan lingkungan, segabai indera peraba
antara lain pada kumis, sebagai pelindung dari gesekan maupun sinar matahari, sebagai penyamar atau pertahanan untuk melindungi
dari mangsa, dan sebagai penciri kelamin.
Tiga tulang telinga tengah yang dimiliki mammalia terdiri atas tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi.Ketiga tulang tengah
berperan dalam pendengaran, yaitu meneruskan getaran suara dari membran timpani (gendang telinga) ke telinga dalam.
Ciri-ciri lain yang dimiliki sebagian besar mammalia adalah :
- geligi dengan berbagai ukuran dan bentuk
- rahang bawah tersusun dari satu tulang
- bernapas dengan paru-paru
- jantung beruang empat
- diafragma di antara rongga perut dan rongga dada untuk membantu pernapasan
- otak yang lebih berkembang dibandingkan vertebrata lain
- menggunakan energi metabolismenya untuk menjaga suhu tubuh tetap konstan sehingga digolongkan sebagai hewan endoterm dan
homeoterm
- fertilisasi terjadi secara internal atau di dalam tubuh betina
- melahirkan anaknya sehingga termasuk hewan vivipar
Mammalia hidup diberbagai habitat di darat dan di perairan.Ada jga mammalia yang hidup di daerah yang cukup ekstrem misalnya di
kutub dan digurun.Beberapa jenis ada yang menyelam untuk mencari makanan di perairan.Kelompok mammalia tertentu ada yang
merupakan hewan arboreal yang hidup di pohon-pohon dalam hutan.
Meskipun ciri-ciri yang dimilii hampir sama, namun ada juga mammalia terkecil antara lain untuk spesies dari kelompok kelelawar kecil,
yaitu Craseonycteris thonglongyai yang beratnya hanya tiga gram.Untuk mammalia yang terbesar adalah paus biru (Balaenoptera
musculus) yang panjangnya dapat mencapai 27 meter dan berat 190 ton.Struktur tubuh mammalia sesuai dengan cara hidupnya, yaitu
ada yang terbang, berenang, meluncur, berlari, melompat, atau menggali.Mammalia dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu
Mammalia bertelur (prototheria), mammalia berkantung (metatheria), dan mammalia berplasenta (eutheria).
Kelompok Prototheria bertelur sehingga tergolong ovipar.Embrio berkembang di dalam telur dengan menggunakan kuning telur sebagai
sumber makanannya.Setelah menetas hewan ini akan menghisap susu dari rambut induknya, karena induk ini tidak memiliki puting
susu.Hewan ini digolongkan sebagai ordo Monotremata, contohnya adalah platipus (Ornithorhynchus anatinus) dan echidna.
Kelompok Metatheria melahirkan anaknya saat embrio masih pada tahap awal sehingga masa kehamilannya singkat.Contohnya
kanguru merah, anaknya yang masih berukuran sebesar lebah madu dilahirkan 33 hari setelah fertilisasi.Anak dalam tahap embrio
tersebut dapat merangkak masuk ke dalam kantung induknya yang disebut marsupium.Di dalam masupium embrio menyusu pada puting
susu dan mengalami perkembangan selanjutunya.Hewan ini digolongkan sebagai ordo Marsupialia atau hewan berkantung, contohnya
adalah kanguru (Macropus sp.), koala (Phascolarctos cinereus), dan opposum (Pucadelphys andinus).
Kelompok Eutheria melahirkan anaknya yang telah menyelesaikan perkembangan embrioniknya di dalam rahim (uterus).Embrio
memperoleh nutrisi dari induknya melalui plasenta sehingga kelompok hewan ini disebut mammalia berplasenta.Sebagian besar ordo
dalam mammalia tergolong Mammalia berplasenta.Berikut Ordo-ordo utama Mammalia Eutheria :
- Ordo Insectivora adalah kelompok mammalia pemakan serangga.Tikus mondok dan landak adalah contoh hewan pemakan serangga.
- Ordo Chiroptera adalah kelompok Mammalia yang memiliki selaput kulit membentang dari kaki depan, badan, dan kaki
belakang.Struktur sayap untuk terbang ini merupakan modifikasi dari kaki depan yang ditunjang oleh empat jari.Sebagian besar hewan ini
adalah hewan nokturnal, yaitu mencari makanan pada malam hari.Selain sebagai pemakan serangga, beberapa jenis memakan buah-
buahan dan vertebrata kecil seperti katak, tikus, dan burung.Jenis lain yaitu kelelawar vampir menghisap darah mammalia lain
- Ordo Lagomorpha mencakup mammalia yang memiliki gigi seri seperti pahat, misalnya kelinci.Kaki belakang hewan ini lebih panjang
daripada kaki depan.Struktur kaki ini berfungsi untuk melompat.
- Ordo Perissodactyla mencakup mammalia berkuku pada jari yang berjumlah ganjil pada kakinya.Jika jari kakinya lebih dari satu jari
tengahnya lebih besar daripada jari lain.Hewan ini merupakan pemakan tumbuhan atau herbivora.Contoh hewan ini adalah kuda (Equus
caballus) yang berkuku satu, tapir (Tapirus indicus) dan badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) yang berkuku tiga.
- Ordo Artiodactyla mencakup mammalia berkuku pada jari yang berjumlah genap masing-masing kakinya.Hewan ini juga
herbivora.Contohnya adalah kambing, domba (Ovis aries), babi (Sus sp.), rusa sambar (Cervus unicolor), dan jerapah (Giraffa
camelopardalis).
- Ordo Sirenia adalah mammalia herbivora akuatik yang memiliki tungkai depan mirip sirip.Kelompok mammalia ini tidak memiliki kaki
belakang.Ekor besar dan pipih horizontal yang juga berperan seperti dayung untuk berenang.Sirenia merupakan mammalia bertubuh
besar tidak berambut.Rambut kasar hanya terdapat di bibirnya.Contoh sirenia adalah duyung atau dugong (Dugong dugong).
- Ordo Proboscidea memiliki tubuh besar berotot serta belalai berotot.Hewan yang termasuk kelompok ini adalah gajah sumatera
(Elephas maximus).Belalai gajah berfungsi seperti anggota badan kelima untuk mengambil makanan dan minum.Kulitnya longgar dan
tebal.Gajah jantan memiliki gigi seri atas memanjang sebagai gading.
- Ordo Cetacea hidup di laut dengan tubuh berbentuk ikan, kaki depan mirip dayung dan tidak ada kaki belakang.Tubuhnya tidak
berambut dan memiliki lapisan tebal lemak sebagai insulasi.Lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus), paus biru (Balaenoptera
musculus), dan paus pembunuh (Orcinus orca) adalah mammalia yang termasuk Cetacea.
- Ordo Cornivora adalah kelompok mammalia yang memiliki dan kuku yang tajam dan runcing untuk menangkap dan memakan
mangsanya.Kelompok ini disebut juga pemakan daging.Mammalia yang termasuk carnivora adalah anjing (Canislupus familiaris), Kucing
(Felis silvestris), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), singa (Panthera leo) dan anjing laut (Caniformia pinniped).
- Ordo Rodentia memiliki gigi seri seperti pahat.Gigi serinya berjumlah sepasang di atas dan sepasang di bawah.Ggi seri tidak berakar
sehingga tumbuh terus-menerus.Contoh rodentia adalah tupai, berang-berang, tikus,landak, dan mencit.
- Ordo Primata memiliki ibu jari yang dapat disentuhkan ke jari lain, mata menghadap ke depan, korteks serebal berkembang
baik.Kelompok primata adalah beruk (Macaca sp.), orang utan (pongo pygmaeus), dan lutung jawa (Trachypithecus auratus).Manuasi
(homo sapiens) digolongkan dalam primata.
Peran Vertebrata bagi manusia
Vertebrata dimanfaat manusia dalam berbagai hal, misalnya sebagai berikut :
- Sumber bahan makanan, misalnya daging, telur ayam, dan susu sapi
- Sebagai bahan baku industri tekstil, misalnya pemanfaatan rambut domba untuk dijadikan wol
- Sebagai objek penelitian, misalnya hewan mammalia
- Sebagai hewan peliharaan, misalnya anjing, kucing, kelinci atau burung.
Namum, beberapa jenis vertebrata ada yang merugikan manusia misalnya tikus.Tikus dapat menjadi hama tanaman pertanian.
Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang
mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-
unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi jugs melibatkan reaksireaksi kimia dalam
lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.
Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan
siklus sulfur. Di sini hanya akan dibahas 3 macam siklus, yaitu siklus nitrogen, siklus fosfor, dan
siklus karbon.
2. Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan
hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai)
menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis
dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan
fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah
dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini
berulang terus menerus. Lihat Gambar
Gbr. Siklus Fosfor di Alam
Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam
tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02
di udara.
Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon
dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion
bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri
mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz
yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang
dengan jumlah C02 di air. Lihat Gambar
Gbr. Siklus Karbon dan Oksigen di Alam
Rhizopoda (Sarcodina),
alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu)
• Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan
vakuola kontraktil.
• Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba
(bedakan dengan disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae)
• Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam
mulut radang gusi (Gingivitis)
• Foraminifera sp. fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya
minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.
• Radiolaria sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut
digunakan untuk bahan penggosok.
Ciliata (Ciliophora),
alat gerak berupa silia (rambut getar)
• Paramaecium caudatum disebut binatang sandal,
yang memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola
kontraktil
yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis
(osmoregulator).
Memiliki dua jenis inti Makronukleus dan Mikronukleus (inti
reproduktif).
Cara reproduksi, aseksual membelah diri, seksual konyugasi.
• Balantidium coli menyebabkan penyakit diare.
Sporozoa,