Anda di halaman 1dari 123

BUKU AJAR IKTIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan pengertian iktiologi 2. Menjelaskan mengenai pengelompokan ikan 3. Menjelaskan tentang ikan dan keanekaragaman habitatnya 4. Menjelaskan tentang ikan dan perkembangan studinya 5. Menjelaskan tentang pentingya mempelajari iktiologi 6. Menjelaskan secara umum tentang Iktiologi sistematika dan sistem penamaan pada ikan 1.1 Pengertian Iktiologi Iktiologi merupakan salah satu cabang ilmu Biologi yang mempelajari khusus tentang ikan beserta segala aspek kehidupannya. Istilah ini berasal dari kata Ichthyologia (bahasa Latin: Yunani) dimana perkataan Ichthyes artinya ikan dan logos artinya ajaran atau ilmu. Ilmu pengetahuan tentang ikan muncul akibat rasa ingin tahu manusia sejak zaman dahulu kala, terhadap binatang air tersebut. Ikan juga merupakan vertebrata tertua yang berhasil ditemukan manusia dalam bentuk fosil berumur sekitar 500 juta tahun yang lalu. Berbekal akal, cipta, rasa, dan karsanya manusia memanfaatkan pengetahuan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya baik kebutuhan primer (makanan) maupun sekunder atau tersier seperti pariwisata dan hobi. Orang-orang yang mempelajari ilmu ini adalah para ahli ikan profesional maupun yang bukan. Keuntungan mempelajari iktiologi sangat banyak terutama bagi warga negara Indonesia yang sebagian besar wilayah negaranya berupa perairan dan memiliki kekayaan jenis ikan yang sangat tinggi. Diperkirakan 8500 jenis ikan hidup di perairan Indonesia (Australian museum). merupakan 45% dari jumlah jenis global di dunia Tjakrawidjaya,2002) Sebagai binatang yang menempati keragaman terbesar, ilmu tentang ikan selalu berkembang dan pihak-pihak yang mempelajarinya juga semakin meluas. Jumlah tersebut (Budiman dan

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Mengingat ikan meliputi beragam kelompok yang jumlahnya tak terhingga dan telah dipelajari sejak berabad-abad yang lalu dalam berbagai sub disiplin ilmu (anatomi, fisiologi, ekologi, sistematika, dll), maka waktu satu semester sesungguhnya belum cukup untuk mempelajari iktiologi secara mendalam. Modul ini merupakan modul pertama sebagai pengantar menuju modul-modul berikutnya. Materi yang dibahas pada modul ini adalah pengertian iktiologi, sejarah serta kedudukan ikan dalam dunia binatang, penamaan pada ikan. 1.2 Sejarah Iktiologi Ikhtiologi pada awal diperkenalkan oleh Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles melakukan observasi untuk membedakan dan membuat ciri-ciri ikan hingga diperoleh sekitar 115 jenis. Dalam penelitian tersebut, pertama kali dikemukakan tentang beberapa hal mengenai ikan misal kelamin ikan hiu dapat ditentukan dari struktur sirip perut. Setelah periode Aristoteles tidak banyak penelitian mengenai ikan, baru pada abad ke 16 muncul nama-nama beberapa peneliti antara lain Pierre belon (1517-1564), H. Salviani (1514-1572) dan G. Rondelet (1507-1557). P. Belon telah mempublikasikan tentang ikan pada tahun 1551, dengan mengklasifikasikan 110 jenis berdasarkan ciri-ciri anatomi ikan. Pada tahun 1554 hingga 1557, Salviani berhasil mempublikasikan 92 spesies ikan. Pada tahun 1554 dan 1555 Rondelet pertama kali mempublikasikan hasil penelitiannya dalam sebuah buku Ikhtiologi. Selanjutnya pengetahuan tentang ikan berkembang cukup pesat, dengan diterbitkannya buku Natural History of the Fishes of Brazil pada tahun 1648. Peter Artedi (1705-1735) membuat suatu sistem klasifikasi ikan yang diberi judul Father of Ichthyology. Akhirnya Carolus Linnaeus berhasil membuat Systema Naturae dengan mengadopsi system klasifikasi Artedi dan menjadi dasar dari keseluruhan sistem klasifikasi ikan. Pada pertengahan abad ke 20 Iktiologi semakin berkembang dengan menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti Ekologi, Fisiologi dan Tingkah laku dalam perkembangan anatomi dan sistematika ikan. Akhirnya beberapa ahli ikhtiologi seperti C.T Regan, Leo S Berg (1876-1905) dan pengelompokan ikan serta pentingnya aspek kehidupannya, serta system mempelajari ilmu tentang ikan dan segala

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Carl L Hubbs (1894-1982) memberikan sumbangan yang besar dalam bidang sistematika ikan. Pada tahun 1940 Berg membuat klasifikasi ikan (Classification of Fish) yang menjadi standar dalam pengklasifikasian ikan hingga sekarang. 1.3 Pengertian ikan Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis, memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak aktif dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin (Wahyuningsih Dan Tenala, 2007). Dalam keluarga hewan bertulang belakang/vertebrata, ikan menempati jumlah terbesar. Sampai sekarang terdapat sekitar 25.000 species yang tercatat, walaupun perkiraannya ada pada kisaran 40.000 spesies, yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis-jenis ikan ini sebagian besar tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis ikan yang lebih besar di perairan laut, dapat dimengerti karena hampir 70% permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1% merupakan perairan tawar. Ini sangat kontras jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah spesies burung yakni 9000 spesies, mamalia 4000 (manusia termasuk di dalamnya), reptile 5800, dan amphibi 3500 spesies. Mereka tidak hanya dibedakan oleh jumlah spesies yang beragam, tetapi juga berbeda dalam berbagai ukuran dan bentuk. Mulai dari ikan yang berukuran kecil yang disebut Percid dari Amerika (Etheostoma microperca) yang dewasa secara seksual pada ukuran 27 mm. Di samping itu ada juga jenis goby dari Pacific (Eviota) yang bertelur pada ukuran kurang dari 15 mm. Ada pula yang berukuran raksasa seperti Hiu (Rhincodon) yang dapat mencapai panjang 21 meter dan bentuk lainnya. dengan berat 25 ton atau lebih. Kebanyakan ikan berbentuk terpedo, walaupun beberapa diantaranya berbentuk flat

1.4.2 Klasifikasi ikan

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Taksonomi ikan atau sistematika adalah suatu ilmu mengenai klasifikasi atau pengelompokan ikan. Istilah taksonomi berasal dari perkataan Yunani taxis yang berarti susunan atau pengaturan, dan nomos berarti hukum. Informasi yang digunakan dalam mempelajari hubungan evolusioner ikan berawal dari pengetahuan taksonomi terutama deskripsi ikan. Pengetahuan tersebut menjadi dasar dalam iktiologi dan juga bidang bidang lain seperti ekologi, fisiologi dan Genetika. Metode yang digunakan dalam bidang taksonomi terbagi menjadi enam kategori yaitu 1) pengukuran morfometrik, 2) ciri meristik, 3) ciri-ciri anatomi, 4) pola pewarnaan, 5) kariotipe, dan 6) elektroforesis. Pengukuran morfometrik merupakan beberapa pengukuran standar yang digunakan pada ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi batang ekor. Keterangan mengenai pengukuranpengukuran ini dibuat oleh Hubbs & Lagler (1964). Pada pengukuran ikan yang sedang mengalami pertumbuhan digunakan rasio dari panjang standar. Ikan yangdigunakan adalah ikan yang diperkirakan mempunyai ukuran dan kelamin yang sama. Hal ini disebabkan pertumbuhan ikan tidak selalu proporsional dan dimorfime seksual sering muncul pada ikan (tetapi seingkali tidak jelas). Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang penting dalam mendekripsikan jenis ikan. Ciri meristik merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat dipercaya, karena sangat mudah digunakan. Ciri meristik ini meliputi apa saja pada ikan yang dapat dihitung antara lain jari-jari dan duri pada sirip,jumlah sisik, panjang linea literalis dan ciri ini menjandi tanda dari spesies. Salah satu hal yang menjadi permasalahan adalah kesalahan penghitungan pada ikan kecil. Faktor lain yang dapat mempengaruhi ciri meristik yaitu suhu, kandungan oksigen terlarut, salinitas, atau ketersediaan sumber makanan yang mempengaruhi pertumbuhan larva ikan. Ciri-ciri anatomi sulit untuk dilakukan tetapi sangat penting dalam mendeskripsi ikan. Ciri-ciri tersebut meliputi bentuk, kesempurnaan dan letak linea lateralis, letak dan ukuran organ-organ internal, anatomi khusus seperti gelembung udara dan organ-organ elektrik.

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Pola pewarnaan merupakan ciri spesifik, sebab dapat berubah sesuai dengan umur, waktu, atau lingkungan dimana ikan tersebut didapatkan. Hal ini merupakan bagian penting dalam mendeskripsi setiap spesies, misal pola pewarnaan adalah ciri spesifik spesies, kondisi organ reproduksi, jenis kelamin. Masalah utama dalam pewarnaan bila digunakan sebagai alat taksonomi adalah subjektivitas yang tinggi dalam mendeskripsi ikan. Kariotipe merupakan deskripsi dari jumlah dan morfologi kromosom. Jumlah krosmosom tiap sel tampaknya menjadi ciri-ciri ikan secara konservatif dan dfigunakan sebagai indikator dalam famili. Jumlah lengan kromosom seringkali lebih jelas dari pada jumlah krosmosom. Teknik lain yang digunakan berkaitan juga dengan kariotiping, adalah penghitungan jumlah DNA tiap sel. Namun, jumlah DNA cenderung berkurang pada spesies terspesialisasi (Hidengarrner & Rosen,1972 dalam Moyle & Cech, 1988). Elektroforesis merupakan tehnik yang digunakan untuk mengevaluasi kesamaan protein. Contoh jaringan diperlakukan secara mekanis untuk mengacak struktur membran sel, agar melepaskan protein yang larut air. Selanjutnya, protein ini diletakkan dalam suatu gel, biasanya terbuat dari pati atau agar, yang selanjutnya diperlakukan dengan menggunakan arus litrik. Kecepatan pergerakan respon protein untuk berpindah atau bergerak tergantung pada ukuran molekulnya. Kesamaan genetik dari indiviual dan spesies dapat dibandingkan dengan ada atau tidak adanya protein yang dibedakan berdasarkan letak dalam gel. Elektroforesis dapat digunakan untuk menguji variasi genetik dalam populasi. Berikut ini klasifikasi ikan yang menunjukkan hubungan evolusioner dari kelompok besar ikan. 1.4.3 Ikan dan keanekaragaman habitatnya Kehadiran suatu populasi ikan di suatu tempat dan penyebaran (distribusi) spesies ikan tersebut di muka bumi ini, selalu berkaitan dengan masalah habitat dan sumberdayanya. Keberhasilan populasi tersebut untuk dapat hidup dan bertahan pada habitat tertentu, tidak terlepas dengan adanya penyesuaian atau adaptasi yang dimiliki anggota populasi tersebut. Perairan merupakan habitat bagi ikan dalam

BUKU AJAR IKTIOLOGI

proses pembentukan struktur tubuh ikan, proses pernafasan, cara pergerakan, memperoleh makanan, reproduksi dan hal-hal lainnya. Seperti telah kita ketahui bersama bahwa 70 persen dari permukaan bumi ini tertutupi oleh air, sehingga tidak mengherankan jika ditemukan berbagai jenis, morfologi, serta habitat pada ikan. Ikan-ikan ditemukan di berbagai tempat dan habitat yang berbeda. Mereka ditemukan di danau tertinggi dunia dari permukaan laut yaitu danau Titicaca, Amerika Selatan (3812 meter), dan pada daerah kedalaman 7000 m di bawah permukaan laut. Beberapa jenis ditemukan pada air tawar dengan salinitas 0.01 (umumnya danau, 0.05 s/d 1) hingga pada salinitas yang sangat tinggi, 100 (umumnya 35 pada laut terbuka). Mereka juga dapat ditemui pada gua yang sangat gelap seperti ditemukan di Tibet, China, dan India hingga pada daerah yang berarus kuat. Di Afrika ditemukan jenis ikan Tilapia yang hidup di sungai dengan temperatur 44C, sedangkan di Antartika ditemukan hidup pada suhu 2C. tropik. Banyak jenis yang ditemukan memiliki organ pernapasan udara tambahan dan hidup di rawa-rawa pada daerah Penyebaran secara vertikal pun dapat melampaui kemampuan jenis Spesies yang memiliki toleransi yang luas terhadap suhu biasa disebut eurythermal sedangkan sebaliknya, yang memiliki teloransi yang sempit terhadap suhu disebut stenothermal. Istilah yang diberikan kepada spesies yang memiliki tingkat toleransi yang luas terhadap salinitas yaitu euryhaline dan stenohaline terhadap spesies yang memiliki kisaran sempit terhadap salinitas. Ikan telah mampu bertahan seiring dengan perkembangan variasi dari tempat hidupnya. Mereka hidup di air tawar yang bersih sampai pada air yang bersalinitas lebih tinggi daripada air laut. Mereka ada dalam air gunung yang mengalir deras, di air dalam sunyi dan gelap yang tidak dihuni oleh vertebrata lainnya. Bagi ikan, air adalah media komunikasi, tempat beranak, tempat tidur, tempat bermain, toilet sekaligus sebagai kuburan. Di dalam airlah ikan melakukan respon terhadap lingkungan, sehingga mereka dapat mempertahankan hidup dan berkembangbiak seperti, respon terhadap jumlah oksigen terlarut, penetrasi cahaya, suhu, zat beracun, konsentrasi organisme pembawa penyakit ikan dan, kesempatan untuk lepas dari musuh. Beberapa ikan mampu bernapas dengan menghirup oksigen vertebata lainnya (sekitar 5 km diatas permukaan laut sampai 11 km di bawahnya.

BUKU AJAR IKTIOLOGI

secara langsung dari udara melalui paru-paru, walaupun kebanyakan ikan tetap bergantung pada insang yang berperan dalam mengekstrak oksigen dari air. Ikan dapat bertahan lama pada habitat yang kurang oksigen atau yang tidak mencukupi. Rumput atau tumbuhan mikroskopik, diatom dan alga (phytoplankton) yang tumbuh di laut, danau dan aliran sungai memberikan suplai oksigen kepada ikan, dan ini bergantung dari penetrasi cahaya ke dalam air. Phytoplankton berperan penting dalam permulaan rantai makanan yang mendorong laju produksi ikan pada umumnya. Mereka menggunakan sinar matahari dalam mengubah CO2 menjadi bahan organik dan menjadi makanan bagi ikan. Selain dari itu, cahaya matahari juga berpengaruh terhadap pola reproduksi, pertumbuhan dan perilaku, termasuk dalam kebiasaan makan. Material yang tidak dikehendaki yang bersifat racun diproduksi secara alami dan polusi dari aktifitas manusia manjadi ancaman besar dan serius bagi keberadaan ikan-ikan dan tentunya juga bagi manusia yang mengkonsumsinya. Walaupun ikan dapat mendeteksi zat-zat kimia berbahaya, tetapi kebanyakan dari mereka tidak dapat menghindar dari kontaminasi. 1.4.4 Ikan dan perkembangan studinya Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu oleh manusia dan kebutuhan akan informasi untuk kepentingan perdagangan dan industri ataupun pariwisata. Sejak berabad-abad sebelum masehi bangsa China telah berusaha untuk mengetahui tentang ikan dan cukup sukses menyebarluaskannya, begitu juga dengan Mesir kuno, Yunani dan Romawi berhasil merekam variasi, kebiasaan, serta kualitas dari berbagai jenis ikan. Menurut Lagler et. al (1977), sejak abad 18 studi tentang ikan (Ichthyology) telah berkembang meliputi beberapa cabang utama, antara lain: Klasifikasi, Anatomi, evolusi dan genetika, Natural history dan Ekologi, Fisiologi dan Biokimia, Konservasi/Pelestarian Lingkup kerja di atas dilaksanakan oleh organisasi international, petugas pemerintah, museum, universitas, dan dunia Industri. Food and Agriculture Organization (FAO) sebagai organisasi bentukan PBB yang menangani persoalan makanan dan pertanian mempunyai divisi perikanan yang bergerak secara aktif.

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Banyak negara yang mempunyai Unit Perikanan yang dibentuk secara terpusat, yang juga berfungsi sebagai pelayanan perikanan dan binatang liar (Fish and Wildlife Service) dan Pusat Pelayanan Kelautan dan Perikanan (National Marine and Fisheries Service) di Amerika Serikat, (di Indonesia dikenal dengan badan pengelola taman nasional seperti BKSDA dan DKP). Museum dan perguruan tinggi dimana dikembangkan secara scientific biasanya mempunyai divisi perikanan seperti British Museum (Natural History), Museum National Amerika, dan Museum Zoology Universitas Michigan USA. Museum berperan penting dalam pengembangan ilmu pengatahuan dan konservasi ikan Indonesia. Meskipun Indonesia yang mempunyai biodiversitas ikan yang tinggi, pengelolaan sumber daya ikan tetap harus bijaksana dan tidak melupakan peran konservasi supaya tidak terjadi kepunahan jenis-jenis ikan yang ada. Menyadari akan hal itu, pada tahun 1894 didirikan Zoologicum Bogoriensie di bawah Lands platentuin (Kebun Raya Bogor) sebagai induk organisasinya. 1.4.5 Pentingnya mempelajari iktiologi Keuntungan mempelajari iktiologi hampir tak terbatas, orang-orang yang mempelajari ilmu ini adalah para ahli ikan profesional maupun yang bukan. Banyak kontribusi tentang ikan yang datang dari para ahli filsafat, pemuka agama, dokter, nelayan dan para penggemar hewan air. Keuntungan dalam penelitian juga tidak terhingga dimana aspek tentang ikan, lebih banyak yang belum diketahui dari pada yang sudah diketahui. Tidak banyak yang memilih profesi pengajar pada bidang iktiologi ini, mereka yang terjun di bidang ini adalah orang yang memiliki rasa tanggung jawab untuk belajar dan mengajar tentang ikan. Di bidang ilmu ini peluang untuk bekerja mengembangkan kepedulian terhadap ikan serta belajar dari koleksi museum-museum cukup besar. Tugas-tugas orang yang bekerja di museum meliputi, pengembangan ilmu pengetahuan, studi sejarah, pengadaan koleksi baru, pengawasan terhadap koleksi museum, penerbitan karya ilmiah dan lain-lain. 1.4.6 Iktiologi sistematika Istilah Sistematika berasal dari perkataan Latin, asal mulanya perkataan Yunani yaitu systema yang dipergunakan untuk sistem klasifikasi yang disusun

BUKU AJAR IKTIOLOGI

oleh para ahli pengetahuan alam pada zaman silam, terutama oleh Linnaeus pada tahun 1735 yang dikenal dengan Systema naturae. Istilah sistematika mirip artinya dengan istilah Taxonomi. Taxonomi berasal dari perkataan Yunani yaitu Taxis yang berarti susunan atau pengaturan, dan Nomos berarti hukum. Istilah ini diusulkan oleh Candolle pada tahun 1813 untuk teori mengklasifikasikan tumbuhtumbuhan. Dalam penggunaannya dewasa ini, kedua istilah ini dipakai bergantiganti dalam bidang pengklasifikasian tumbuh-tumbuhan dan hewan. Jadi Sistematika atau Taxonomi adalah suatu sarana yang digunakan untuk mengklasifikasikan jasad. 1.4.7 Nomenklatur Istilah nomenklatur berasal dari bahasa Latin yaitu Nomenklatural yang berarti tatanama atau penamaan. Pengertian nomenklatur sering disamakan artinya dengan Klasifikasi. Nomenklatur adalah penamaan yang merupakan alat untuk melakukan komunikasi antara para ahli biologi, sedangkan Klasifikasi adalah suatu hal yang berhubungan dengan materi biologi. Agar nomenklatur dapat dipakai secara meluas, maka penerapan harus pula secara luas, oleh sebab itu nomenklatur (utamanya nama ilmiah) harus mempunyai kata-kata dan arti yang sama atau hakekatnya stabil dan seragam. Pada umumnya sistem penamaan terdapat tiga macam yang sering digunakan adalah:Valid Scientific name atau Scientific name; Standard common name atau Common name;Vernacular name atau Local common name. 1.Rangkuman Iktiologi merupakan salah satu cabang ilmu Biologi (zoologi) yang mempelajari khusus tentang ikan beserta segala aspek kehidupan yang dimilikinya. Studi tentang ikan (Ichthyology) telah berkembang sejak abad ke 18 meliputi beberapa cabang utama, antara lain: Klasifikasi, Anatomi, evolusi dan genetika, Natural history dan Ekologi, Fisiologi dan Biokimia, Konservasi/Pelestarian. Di bidang ilmu ini keuntungan mempelajari hampir tak terbatas. Orang-orang yang mempelajari ilmu ini adalah para ahli ikan profesional maupun yang bukan.

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Dalam komunikasi antara para ahli biologi diperlukan sistem penamaan yang disebut nomenclatur. Pada umumnya system penamaan ini terdapat tiga macam yang sering digunakan adalah:Valid Scientific name atau Scientific name; Standard common name atau Common name;Vernacular name atau Local common name. Secara teoritis bahwa ikan dan binatang lainnya berasal dari suatu daerah tertentu pada salah satu tempat di belahan bumi kita ini. Dari daerah tertentu tersebut ikan-ikan menyebar ke suluruh bagian bumi kita, baik secara aktif maupun secara pasif. Setiap spesies ikan akan dijumpai di seluruh perairan di muka bumi, terkecuali Individu species tersebut tidak berhasil mencapai daerah yang menjadi tujuannya, dikarenakan dalam tujuan ruaya/ migrasinya aktif terhambat oleh adanya barrier atau individu jika seandainya berhasil mencapai daerah tujuan ruayanya, tetapi tidak mampu lagi beradaptasi dengan lingkungan baru (daerah ekologi baru) dan Jika seandainya species tersebut mampu beradaptasi sementara waktu dengan lingkungannya, tetapi dengan adanya proses evolusi, maka tipe asalnya mengalami modifikasi, sehingga terbentuk tipe yang berbeda.

10

BUKU AJAR IKTIOLOGI

BAB 2 KLASIFIKASI IKAN Tujuan Instruksional Khusus (TIK) 1. Mahasiswa mampu menyebutkan klasifikasi ikan dengan benar 2. Mahasiswa mampu menjelaskan pentingnya mempelajari klasifikasi ikan 3. Mahasiswa mampu mendeskripsikan jumlah dan jenis ikan diantara berbagai jenis organisme yang ada di bumi. 2.1 Latar Belakang Informasi yang digunakan dalam mempelajari hubungan evolusioner ikan berawal dari pengetahuan taksonomi terutama deskripsi ikan. Pengetahuan tersebut menjadi dasar dalam iktiologi dan juga bidang-bidang lain seperti ekologi, fisiologi. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab I, metode yang digunakan dalam bidang taksonomi terbagi menjadi enam kategori yaitu 1) pengukuran morfometrik, 2) ciri meristik, 3) ciri-ciri anatomi, 4) pola warna, 5) kariotipe, dan 6) elektroforesis. Elektroforesis adalah metode paling cangging untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan ikan, akan tetapi biaya yang cukup mahal dan peralatan laboratorium yang tidak sederhana menyebabkan teknik elektroforesis hanya digunakan oleh kalangan terbatas. sebaliknya metode morfometrik dengan segala keterbatasannya masih menjadi pilihan ilmuwan, terutama bagi ilmuwan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. 2.2 Klasifikasi Ikan Klasifikasi menurut Wilson (1985) adalah daftar organism, kelompok, atau peringkat (rank) berdasarkan pola percabangan yang tampak dalam diagram cabang. Klasifikasi menjelaskan secara tepat pola percabangan dalam suatu diagram cabang (branching diagram). Klasifikasi mampu membedakan secara jelas kelompok-kelompok organism yang ada berdasarkan kesamaan-kesamaan biologis yang dimilikinya.

11

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Gambar 1. Hubungan antara ikan (Pisces) dengan tetrapoda dalam suatu Branching Diagram Ikan termasuk dalam filum Chordata. (bahasa Yunani= tali) karena ikan memiliki syaraf di punggung yang memanjang seperti tali. Berikut ini klasifikasi ikan yang menunjukkan hubungan evolusioner dari kelompok besar ikan. Filum Subfilum Superkelas Kelas Subkelas Infrakelas : Chordata : Myxini, Vertebrata : Gnathostoma, Agnatha : Chondrichthyes, Osteichthyes : Holocephali, Elasmobranchi, Sarcopterygii, Actinopterygii : Chondrostei, Neopterygii

Dalam filum Chordata posisi ikan (pisces) tertera di Gambar 1. Ikan berada di sub filum Craniata, artinya mempunyai tengkorak.

12

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Chordata Acraniata Hemichordata Urochordata/Tunicate eeaea Cephalochordata Craniata Pisces Agnatha Condricthyes Osteichtyes Tetrapoda Amphibia Reptilia Aves Mamalia
Gambar 1. Posisi ikan (pisces) dalam filum Chordata Dalam Wikipedia dijelaskan Klasifikasi ikan tertera di Gambar 2.

Fishes jawles lamprey hagfish cartilaginous shark rays chimaera


Gambar 1. Klasifikasi dasar pada ikan (sumber: wikipedia)
Keterangan: jawles= tak berahang; cartilaginous=bertulang rawan; bony=bertulang keras

bony condroicthyes holosteans teleostes

Lalli & Parson (1993) dalam klasifikasinya membedakan ikan ke dalam tiga kelas utama berdasarkan taksonominya yaitu kelas (1) Cephalaspidomorphi (Agnatha),

13

BUKU AJAR IKTIOLOGI

(2) kelas Chondroichthyes, dan (3) kelas Osteichthyes. Kelas Cephalaspidomorphi (Agnatha), meliputi ikan primitif seperti Lamprey, berumur 550 juta tahun yang lalu dan sekarang tinggal 50 spesies. Karakteristik ikan ini tidak memiliki sirip-sirip yang berpasangan tetapi memiliki satu atau dua sirip punggung dan satu sirip ekor. Kelas Chondroichthyes, memiliki karakteristik adanya tulang rawan dan tidak mempunyai sisik, termasuk kelas primitif umur 450 juta tahun yang lalu dan sekarang tinggal 300 spesies. Misalnya ikan pari dan ikan hiu. Kelas Osteichthyes, meliputi ikan teleostei yang merupakan ikan tulang sejati, merupakan kelompok terbesar jumlahnya dari seluruh ikan yaitu melebihi 20.000 spesies dan ditemukan pada 300 juta tahun lalu. Kelas Cephalaspidomorphi (Agnatha) - Gambar 3 adalah beberapa anggota dari kelas Agnatha dengan ciri-ciri: - Tidak mempunyai rahang - Vertebrata terdiri dari tulang rawan - Dua semicircular canal dalam telinga yang terletak di tiap sisi kepala pada lamprey, tetapi hanya satu pada hagfish - Tidak mempunyai gill arch (lengkung insang) untuk menyokong dan melindungi insang, sebagai gantinya terdapat suatu kantung yang terletak di luar insang, arteri insang dan saraf insang terletak di dalamnya - Tidak mempunyai sirip berpasangan - Mempunyai satu lubang hidung

(a)

(b)

(c)

Gambar 3. (a) Lampetra fluviatilis (b) Petromyzon marinus (c) hagfish (sumber: www.wikipedia.org)

14

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Kelas Chondrichtyes Kelas Chondrichtyes mempunyai ciri ciri sebagai berikut: Notochord dilindungi oleh tulang Mempunyai rahang Vertebrata terdiri dari tulang rawan (dengan sedikit pengapuran tetapi tidak terjadi osifikasi) Pada tiap sisi kepala terdapat telinga, yang didalamnya terdapat tiga buah saluran berbentuk semi lingkaran. Gill arch berupa tulang rawan, di bagian dalam terdapat arteri dan syaraf. Gill arch tidak erat menyatu dengan neukranium, tetapi dihubungkan oleh jaringan pengikat. Mempunyai sirip yang berpasangan Mempunyai sepasang nostril. Kelas Chondrichtyes terbagi menjadi dua subkelas, yaitu Holocephali dan Elasmobranchii. a. Subkelas holocephali (chimaera), dengan ciri: Insang ada empat pasang Tidak mempunyai sisik Tidak berkloaka Jantan mempunyai intromitten organ (clasper) yang terletak di depan sirip perut dan beberapa ikan mempunyai tenaculum (semacam clasper) di bagian depan kepala. b. Subkelas Elasmobranchii, dengan ciri: Jumlah insang dan celas insang berkisar antara 5-7 pasang Mempunyai sisik beripe placoid atau tidak ada Mempunyai kloaka Pada ikan jantan, biasanya mempunyai alat penyalur sperma yang Bentuk sirip tak simetris (heterocercal) merupakan modifikasi sirip perut yang disebut Clasper (myxoprygium)

15

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Subkelas ini terdiri dari dua ordo yaitu Squaliformes dan Rajiformes. Sebagai contoh dari Squaliformes adalah Pristopreidae (hiu gergaji), Rhyncodon typus ( ikan paus) dan contoh dari Rajiformes adalah Rhyncobatis jiddensis ( ikan pari). Kelas Osteichtyes Kelas ini mempunyai ciri ciri antara lain adalah: Notochordata seperti rangkaian manik, atau seperti manik-manik yang Mempunyai rahang Rangka terdiri dari tulang sejati Tiga semicircular canal pada telinga disetiap sisi kepala Gill arch merupakan tulang sejati di tengah insang, mengandung arteri dan Gill arch bersatu dengan tengkorak (Cranium) Mempunyai sirip berpasangan Sepasang lubang hidung. terpisah.

syaraf

Kelas Osteichtyes terbagi menjadi tiga sub kelas yaitu Crassopterygii (Lobefins), Sub kelas Dipnoi ( lungfishes), dan Sub kelas Actinopterygii. Sub kelas Crassopterygii (Lobefins) Tidak mempunyai maxilla (kecuali pada beberapa ikan fosil), mempunyai premaxilla Terdapat persendian yang dapat digerakkan antara bagian depan dan bagian belakang tengkorak Tidak mempunyai internal nares Terdapat perluasan tulang radial dan otot ke dalam dasar sirip perut, mempunyai dua sirip punggung yang terpisah Tulang palatokuadrat tidak terpadu dengan keranium. Tidak mempunyai kloaka

Sub kelas Dipnoi ( lungfishes) Maxilla dan pre maxilla tidak ada, tiga pasang lapisan gigi

16

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Mempunyai internal nares Tidak ada persendian yang dapat digerakkan dari bagian depan Tulang palakuadrat berpadu dengan Cranium Terjadi perluasan tulang radial dan otot ke dalam dasar sirip Sirip punggung tunggal Mempunyai kloaka

dengan bagian belakang tengkorak.

Sub kelas Actinopterygii Mempunyai maxilla dan premaxila Tulang palakuadrat tidak berpadu dengan cranium Tidak terjadi perluasan tulang radial dan otot ke dasar sirip Mempunyai satu atau dua sirip punggung Tidak mempunyai kloaka Pisces Agnatha Condrichtyes Holocephali Elasmobranchii Ordo Squaliformes Ordo Rajiformes Osteichtyes Crassopterygii Diphnoi Actinopterygii Gambar 5. Ikhtisar klasifikasi ikan menurut Lalli & Parson (1993) 2.3 Deskripsi Diversitas Ikan diantara Organisme lainnya di Bumi Wilson (1985) menyatakan di dunia ini ditemukan 1,7 juta species organisme, yang digolongkan dalam 8 golongan besar yaitu Insekta (751.000

17

BUKU AJAR IKTIOLOGI

species), Protozoa (30.800 species), Virus (1000 species), Alga (26.900 species), Fungsi (69.000 species), Kelompok Bakteria (4800 species), dan binatang lainnya termasuk mamalia (281.000 species) (Gambar 6).

Gambar 6. Diagram Species dominan yang berhasil diketahui manusia


(sumber:www.fish.washington.edu/)

Dari 281.000 binatang yang termasuk Vertebrata (bertulang belakang), ikan menempati urutan pertama dalam hal keanekaragaman speciesnya, yaitu sebanyak 28.400 (sekitar 51,9%). Perhatikan ilustrasi di Gambar 7.

Gambar 7.

Diagram perbandingan keragaman species ikan diantara kelompok vertebrata lainnya

18

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Sebanyak 28.400 species ikan terdistribusi ke dalam sekitar 515 famili dan 4.494 genus. Diperkirakan kelompok ikan terbesar tergolong Actinopterygii (bony fishes) yaitu 27.300 species (96,2% dari seluruh jenis ikan. Sisanya termasuk Condrichthyes 970 species (3,4%), hagfish (myxini) 70 species, Lamprey (Cephalospidomorphi) 38 species, Coecalanths (Crossopterygii) 2 species dan Lungfishes (Dipnoi) 6 species. Dari 515 famili ikan, sembilan terbesar beranggota 33% species, meliputi Cyprinidae (220 genus 2.420 species), Gobiidae (210 genus, lebihd ari 1.950 species), Cichlidae (112 genus 648 species), Balitoridae (59 genus 590 species), Serranidae (64 genus dan 475 species), Labridae (68 genus 453 species), dan Scorpaenidae (56 genus dan 418 species). Demikian sekelumit penjelasan Wilson (1985) tentang keragaman species ikan. Sekali, lagi, species yang disebutkan di atas adalah species yang telah ditemukan manusia melalui komunitas ilmiah. Masih sangat banyak species yang belum bernama, yang sama sekali tidak mirip dengan species-species yang telah diidentifikasi sebelumnya. Diperkirakan ada sekitar 300 species baru yang ditemukan per tahunnya, dengan perkiraan jumlah total species ikan sekitar 32.500.

19

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Gambar 8. Klasifikasi ikan berdasarkan habitatnya 2.4 Klasifikasi Ikan secara Ekologis Jumlah kelompok Bony fishes diperkirakan sekitar 27.300 species, artinya jumlah yang sangat banyak hingga melebihi seluruh vertebrata yang telah diektahui manusia. Yang berasal dari habitat air tawar hanya 41,2% dan sisanya 58,2% habitatnya di laut. Penggolongan lebih detil berdasarkan habitatnya yaitu: 1. ikan di habitat air tawar primer; yaitu ikan yang tidak mampu beradaptasi di air laut, 9.036 species (33,1%), 94% diantaranya adalah Ostariophysi. 2. ikan di habitat air tawar sekunder; yang dihuni oleh ikan air tawar akan tetapi masih dapat toleran dengan air laut pada kisaran tertentu. Jumlahnya sekitar 2.210 species (8,1%), yang mayoritas dari famili Cichlidae, Cyprinodontidae, dan Poeciliidae. 3. ikan diadromus; yaitu sebagian siklus hidupnya di air tawar dan sebagian lainnya di airr laut. Jumlahnya sekitar 160 species (0,6%), termasuk belut laut (katadromus) dan salmonid serta galaxiids (anadromus). 4. ikan yang berada di habitat berupa air hangat daerah litoral (kedalaman 200m). Jumlahnya 10.890 species (39,9%) dari kelompok Perciformes yang terbesar. Percoides, Bleddoinds, dan Gobioids hanya sebagian saja. 5. Ikan di habitat air dingin daerah litoral (200m), sekitar 1.530 species (5,6%). Kelompok yang penting yaitu Gadids (cod, hakes, dll), Zoarcids, Scorpaeniforms (ikan karang, sculpin, poachers, dll). 6. ikan di habitat paparan kontinental dan bentik (di bawah 200m), yang utama adalah famili macrourid (rat-tail, grenadiers), botulids, zoarcids, anguilliforms, dan scorpaeniforms. 7. Ikan epipelagic (laut lepas), famili utama yaitu Scombroid (tuna, mackerels) dan exocoetids (ikan terbang). ikan laut dalam (di bawah 200m, termasuk mesopelagic dan bathypelagic) mencapai 1.365% species (5%). Famili utama yaitu Stomiiforms, Myctophiforms, dan anglerfish. RANGKUMAN Ikan diklasifikasikan berdasarkan taksonominya. Taksonomi ikan ditentukan berdasarkan 1) pengukuran morfometrik, 2) ciri meristik, 3) ciri-ciri

20

BUKU AJAR IKTIOLOGI

anatomi, 4) pola warna, 5) kariotipe, dan 6) elektroforesis.

Berdasarkan

taksononiminya, ikan dimasukkan dalam filum Chordata. (bahasa Yunani= tali) karena ikan memiliki syaraf di punggung yang memanjang seperti tali., di sub filum Craniata. Lalli & Parson (1993) membedakan ikan ke dalam tiga kelas utama berdasarkan taksonominya yaitu kelas (1) Cephalaspidomorphi (Agnatha), (2) kelas Chondroichthyes, dan (3) kelas Osteichthyes. Kelas Cephalaspidomorphi (Agnatha), meliputi ikan primitif seperti Lamprey, Kelas Chondroichthyes mempunyai dua sub kelas yaitu Holocephali dan Elasmobranchii. Kelas Osteichtyes terbagi menjadi tiga sub kelas yaitu Crassopterygii (Lobefins), Sub kelas Dipnoi ( lungfishes), dan Sub kelas Actinopterygii. Diversitas atau keanekaragaman species ikan adalah yang terbanyak diantara binatang vertebrata lainnya di muka bumi ini. Tercatat jumlah species ikan yang telah diketahui manusia sebanyak 28.400 (sekitar 51,9%) yang 28.400 species ikan terdistribusi ke dalam sekitar 515 famili dan 4.494 genus. (96,2% dari seluruh jenis ikan. Diperkirakan kelompok ikan terbesar tergolong Actinopterygii (bony fishes) yaitu 27.300 species Sisanya termasuk Condrichthyes 970 species (3,4%), hagfish (myxini) 70 species, Lamprey (Cephalospidomorphi) 38 species, Coecalanths (Crossopterygii) 2 species dan Lungfishes (Dipnoi) 6 species. Disamping berdasarkan taksonomi, ikan juga dapat diklasifikasikan berdasarkan habitatnya.

21

BUKU AJAR IKTIOLOGI

BAB 3 MORFOLOGI IKAN Tujuan Instruksional Khusus (TIK) 1. Mahasiswa dapat menyebutkan bagian-bagian tubuh ikan dengan benar 2. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian beberapa organ tambahan atau modifikasi pada ikan 3. Mahasiswa dapat menjelaskan manfaat morfometrik 4. Mahasiswa dapat melakukan morfometrik pada ikan dengan benar 3.1. Latar Belakang Morfologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan bentuk organisme hidup. Bentuk tubuh, letak mulut dan ukurannya, bentuk ekor, dan warna tubuh dapat memberi indikasi kehidupan binatang tersebut. Pengenalan morfologi ikan termudah yaitu melalui pengenalan struktur atau bentuk luar ikan karena ciri yang mudah dilihat dan diingat. Morfologi ikan juga sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Sebelum kita mengenal bentuk-bentuk tubuh ikan yang bisa menunjukkan dimana habitat ikan tersebut, ada baiknya kita mengenal bagianbagian tubuh ikan secara keseluruhan beserta ukuran-ukuran yang digunakan dalam identifikasi. Karakter utama dalam medeskripsikan morfologi ikan meliputi (1) identifikasi morfometrik (2) karakteristik meristik meliputi variabel diskontinyu seperti jumlah jari-jari kasar, jari-jari lunak, atau jumlah vertebrae, dan (3) karakter deskriptif yaitu karakter yang mudah dibedakan seperti bentuk sirip ekor, letak sirip, pewarnaan, dan pola pewarnaan. 3.2 Morfologi Ikan Secara Umum Secara umum bagian tubuh ikan baik teleostei maupun Condrichthyes mulai dari anterior (=bagian kepala badan) sampai posterior (=bagian badan hingga ekor) adalah (1) Kepala (caput) yaitu bagian tubuh mulai dari ujung mulut sampai bagian belakang operculum (2) Tubuh (truncus) yaitu bagian tubuh mulai dari batas akhir operculum sampai anus (3) Ekor (cauda): dari anus sampai bagian ujung sirip ekor. Di bagian caput terdapat organ mata (eye), lubang hidung (nostril), dan mulut

22

BUKU AJAR IKTIOLOGI

(cavum oris), dan penutup insang (operculum).

Pada ikan bertulang rawan

(Condrichtyes, tidak terdapat operculum, sehingga celah insang terbuka (Gambar 3.2). Spiracle sama fungsinya dengan nostril pada ikan bertulang keras. Di bagian truncus terdapat alat gerak berupa sepasang sirip dada (pectoral fin), sepasang sirip perut (pelvic fin), sebuah sirip punggung (dorsal fin), dan sepasang sirip perut (pelvic fin). Pada bebera apsecies, dorsal fin berjumlah lebih dari satu. Di bagian tail terdapat organ kloaka, sepasang sirip anus (anal fin) dan sirip ekor (caudal fin).

Gambar 3.1 Morfologi Teleostei (http://webs.lander.edu/rsfox/rsfoximages4/fish167L_x550_x_326x.gif) Organ linea lateralis atau gurat sisi memanjang mulai dari truncus hingga bagian tail. Linea lateralis adalah organ khusus yang hanya dimiliki oleh kelompok ikan, dan berfungsi sebagai indera untuk mendeteksi gelombang dan arus air serta suara (Fujaya, 2002). Morfologi linea lateralis ada pula yang tidak berupa sebuah garis lurus, akan tetapi terputus dan bercabang. Pada Condricthyes, bahkan berupa kurva lengkung (Gambar 3.2).

23

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Gambar 3.2 Linea lateralis berbentuk kurva

Gambar 3.3 Morfologi Condrichthyes (sumber: http://www.infovisual.info/02/035_en.html) 3.3. Ukuran Tubuh Ikan Ukuran tubuh ikan diukur dengan metode morfometrik. Morfometrik adalah pengukuran tubuh ikan atau ukuran standar yang dipakai mengacu pada Gambar 3.4. Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga ujung ekor. Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan

24

BUKU AJAR IKTIOLOGI

berarti sisik terakhir karena sisik-sisik tersebut biasanya memanjang sampai ke sirip ekor) Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla) hingga bagian terbelakang operculum atau membran operculum

Gambar 3.3 Skema ikan untuk menunjukkan bagian-bagian utama ikan dan ukuranukuran yang digunakan dalam identifikasi. (A) sirip punggung, (B) sirip ekor, (C) gurat sisi, (D) lubang hidung, (E) sungut, (F) sirip dada, (G) sirip perut, (H) sirip dubur, (a) panjang total, (b) panjang standar, (c) panjang kepala, (d) panjang batang ekor, (e) panjang moncong, (f) tinggi sirip punggung, (g) panjang pangkal sipunggung, (h) diameter mata, (i) tinggi batang ekor, (j) tinggi badan, (k) panjang sirip dada, (l) panjang sirip[ perut. (Sumber: Kotelllat et al., 1993) Panjang batang ekor (LCP) diukur mulai dari jari terakhir sirip dubur hingga pertengan pangkal batang ekor. Panjang moncong (SNL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir hingga pertengan garis vertikal yang menghubungkan bagian anterior mata. Tinggi sirip punggung (DD) diukur mulai dari pangkal hingga ujung pada jari-jari pertama sirip punggung. Diameter mata (ED) diukur mulai dari bagian anterior hingga posterior bola mata, diukur mengikuti garis horisontal. Tinggi batang ekor (DCP) diukur mulai dari bagian dorsal hingga ventral pangkal ekor.

25

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Tinggi badan diukur (BD) secara vertikal mulai dari pangkal jari-jari pertama sirip punggung hingga pangkal jari-jari pertama sirip perut. Panjang sirip dada diukur mulai dari pangkal hingga ujung jari-jari sirip dada. Panjang sirip perut diukur mulai dari pangkal hingga ujung sirip perut. Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada dan sirip perut disebut sirip berpasangan. Macam-macam sirip ekor dapat dibedakan berdasarkan bentuk sirip tersebut. Bentuk sirip ekor ikan ada yang simetris, apabila lembar sirip ekor bagian dorsal sama besar dan sama bentuk dengan lembar bagian ventral, ada pula bentuk sirip ekor yang asimetris yaitu bentuk kebalikannya. Bentuk-bentuk sirip ekor yang simetris yaitu:

Gambar 3.4 Bentuk-bentuk utama sirip ekor (a) membulat (b) persegi (c) sedikit cekung atau berlekuk tunggal, (d) bulan sabit, (e) bercagak (f) meruncing (g) lanset
(sumber: Kottelat, et al.,1993)

Keterangan: a. Bentuk membulat, apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis melengkung dari bagian
dorsal hingga ventral., contoh ikan gurame (Osphronemus gouramy)

b. Bentuk bersegi atau tegak, apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis tegak dari bagian c. d. e. f.
dorsal hingga ventral, contoh ikan nila (Oreochromis niloticus) Bentuk sedikit cekung atau berlekuk tunggal, apabila terdapat lekukan dangkal antara lembar dorsal dengan lembar ventral, contoh ikan tambakan (Helostoma temminckii). Bentuk bulan sabit, apabila ujung dorsal dan ujung ventral sirip ekor melengkung ke luar, runcing, sedangkan bagian tengahnya melengkung ke dalam, membuat lekukan yang dalam, contoh ikan tongkol (Squalus sp.) Bentuk bercagak, apabila terdapat lekukan tajam antara lembar dorsal dengan lembar ventral, contoh ikan tawes (Puntius javanicus), ikan kembung (Rastrelliger sp.) Bentuk meruncing, apabila pinggiran sirip ekor berbentuk tajam (meruncing), contoh ikan belut (Monopterus albus).

26

BUKU AJAR IKTIOLOGI

g. Bentuk lanset, apbila pinggirn sirip ekor pada pangkalnya melebar kemudian membentuk
sudut diujung, contoh ikan bloso (Glossogobius sp.)

Beberapa ikan ada yang memiliki satu atau dua sirip punggung. Pada ikan bersisirp punggung tunggal, umumnya jari-jari bagian depan (1-40) tidak bersekat dan mengeras, sedangkan jari-jari dibelakangnya lunak atau bersekat dan umumnya bercabang. Pada ikan yang memiliki dua sirip punggung, bagian depannya terdiri dari duri dan yang kedua terdiri dari duri di bagian depan diikuti oleh jari-jari lunak atau bersekat umumnya bercabang. Pada beberapa famili (suku) dua sirip punggungnya mungkin bersatu atau bergabung (Gambar 3.5 & 3.6). Pada beberapa ikan, umumnya ikan berkumis (Siluriformes) memiliki sirip lemak yaitu sirip tipis tanpa jari-jari yang terletak sedikit di depan sirip ekor (Gambar 3.7).

Gambar 3.5 Sirip dorsal pertama adalah sirip kaku (a) yang kedua sirip lunak (b)

Gambar 3.6 Skema gabungan dua sirip dorsal (a) duri (b) jari-jari

Gambar 3.7 Jari-jari sirip dorsal pertama yang keras (a) dan sirip lemak pada sirip punggung (b) 3.3. Sisik ikan

27

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikantersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam, yaitu sisik ganoid merupakan sisik besar dan kasar, sisik sikloid dan stenoid merupakan sisik yang kecil, tipis atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik yang lembut. Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut, sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. Sisik sikloid berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik stenoid mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar (Gambar 3.8). Selain jenis sisik yang menjadi kriteria bagi suatu jenis ikan tertentu, jumlah sisik ikan juga perlu diperhatikan (Gambar 3.9). - Jumlah sisik pada gurat sisi merupakan jumlah pori-pori pada gurat sisi atau jika gurat sisi tidak sempurna atau tidak ada, maka jumlah sisik yang dihitung adalah jumlah sisik yang biasa ditempati gurat sisi atau disebut deretan sisik sepanjang sisi badan. Penghitungan sisik ini dimulai dari sisik yang menyentuh tulang bahu hingga pangkal ekor. - Jumlah sisik melintang badan merupakan jumlah baris sisik antara gurat sisi dan awal sirip punggung atau sirip punggung pertama dan antara gurat sisi dan awal sirip dubur. Sisik yang terdapat di depan awal sirip punggung dan sirip dubur dihitung . - Jumlah sisik di depan sirip punggung meliputi semua sisik di pertengahan punggung antara insang dan awal sirip punggung. - Jumlah sisik di sekeliling batang ekor meliputi jumlah baris sisik yang melingkari batang ekor pada bidang yang tersempit. Jumlah sisik di sekeliling dada merupakan jumlah sisik di depan sirip punggung yang melingkari dada.

28

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Gambar 3.8 Tipe-tipe sisik pada ikan (sumber: Myole & Cech, 1998)

Gambar 3.9 Skema penghitungan sisik utama pada ikan 3.4. Mulut ikan Bentuk, ukuran dan letak mulut ikan dapat menggambarkan habitat ikan tersebut (Gambar 3.10). Ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut yang subterminal sedangkan ikan-ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai bentuk mulut yang terminal. Ikan pemakan plankton mempunyai mulut

29

BUKU AJAR IKTIOLOGI

yang kecil dan umumnya tidak dapat ditonjolkan ke luar. Pada rongga mulut bagian dalam biasanya dilengkapi dengan jari-jari tapi insang yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton. Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak mempunyai gigi. Ukuran mulut ikan berhubungan langsung dengan ukuran makanannya. Ikan-ikan yang memakan invertebrata kecil mempunyai mulut yang dilengkapi dengan moncong atau bibir yang panjang. Ikan dengan mangsa berukuran besar mempunyai lingkaran mulut yang fleksibel.

Gambar 3.10 Tipe-tipe letak mulut (a) terminal, (b) sub terminal (c) inferior (d) superior (sumber Kottelat et al, 1993) 3.5. Bentuk tubuh ikan Bentuk tubuh adalah indikator yang baik untuk mengetahui bagaimana ikan bergerak dan dimana mereka hidup. Ikan yang datar atau depres, mengayunkan sayap ke atas dan bawah saat berenang, bisa ditebak bahwa hbitat mereka di dasar perairan. Bentuk tubuh yang licin pipih mampu berenang bebas di sepanjang kolom air seperti halnya ular. Ikan yang bentuknya pipih seperti Anglerfish yang tampak pipih jika dilihat dari depan, merupakan desain sempurna untuk berenang cepat turun dan naik di kolom air yang dangkal. Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa misal dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus. Secara umum, Moyle & Cech (1988) mengkatergorikan ikan ke dalam enam kelompok yaitu rover-predator (predator aktif), lie-in-wait predator (predator tak aktif), surfaceoriented fish (ikan pelagik), bottom fish (ikan demersal), ikan bertubuh besar, dan ikan semacam belut (Gambar 3.11).

30

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Gambar 3.11 Bentuk-bentuk tubuh ikan (a) dan (b) predator aktif (c) predator tak aktif (d) ikan pelagis (e) ikan demersal (f) ikan perekat dasar (g) flatfish (h) ikan berekor panjang (i) ikan berbadan bulat (j) ikan seperti belut.
Keterangan: Predator aktif. Ikan ini mempunyai bentuk tubuh yang langsing/lurus (fusiform), dengan mulut di ujung (terminal) dan batang ekor menyempit/kecil dengan bentuk ekor cagak atau bulan sabit. Ikan-ikan kelompok ini selalu bergerak dan mengejar mangsa, contoh ikan tuna. Bentuk tubuh dari ikan predator aktif sangat khas di perairan mengalir. Predator tak aktif merupakan kelompok ikan piscivora yang mempunyai bentuk tubuh yang cocok untuk menangkap mangsa dengan cara menghadang ikan-ikan perenang cepat. Tubuh berbentuk ramping/lurus memanjang seringkali beebentuk sepertik torpedo. Kepala berbentuk rata dengan mulut yang besar dan bergigi. Sirip ekor cenderung membesar dengan sirip punggung dan anal berada jauh dibelakang badan dan letaknya segaris. Susunan sirip ikan seperti ini memberikan daya dorong pada saat ikan ini akan meluncur dengan cepat untuk menangkap mangsa yang lewat. Kelompok ikan ini antara lain ikan-ikan air tawar Esocidae, Belonidae, Centropomidae. Ikan pelagik, umumnya berukuran kecik, bentuk mulut superior, kepala berbentuk pipih datar dengan mata lebar dan sirip punggung berada di bagian belakang badan. Morfologi dari ikan ini sesuai untuk menangkap plankton dan ikan-ikan kecil yang hidup di dekat permukaan air, atau insekta yang berada di permukaan contoh ikan Gambusia, Fundulus. Ikan demersal mempunyai bentuk tubuh yang beragam. Gelembung renang dari ikan-ikan kelompok ini mereduksi atau tidak ada. Ikan demersal terbagi menjadi 5 tipe yaitu (i) ikan dasar yang aktif mempunyai bentuk tubuh seperti ikan predator aktif tetapi bentuk kepala rata, mempunyai punuk dan sirip dada yang lebih besar. (ii) ikan yang melekat di dasar merupakan ikan-ikan kecil dengan bentuk kepala rata, sirip dadap membesar dengan struktur yang memungkinkan ikan ini berada di dasar perairan. Struktur ikan ini banyak dijumpai di perairan berarus cepat atau daerah intertidal yang mempunyai arus air yang kuat. (iii) ikan bottom- hider

31

BUKU AJAR IKTIOLOGI

mempunyai kesamaan respon dengan ikan pelekat tetapi tidak mempunyai alat pelekat dan cenderung mempunyai bentuk tubuh yang memanjang dengan kepala lebih kecil. Bentuk seperti ini lebih menyukai hidup di bawah batu-batuan, celah-celah. (iv) flatfish merupakan ikan dengan morfologi yang unik. Bentuk tubuh membulat dengan mulut berada dibagian ventral yang sangat memungkinkan untuk dapat mengambil makanan di dasar perairan, spirakula berada di bagian atas dari kepala. (v) ikan bentuk rattail mempunyai tubuh bagian belakang memanjang seperti ekor tikus, kepala besar dengan hidung yang sangat jelas dan sirip dada besar. Umumnya, ikan seperti ini berada di laut dalam. Ikan-ikan ini merupakan ikan pemakan bangkai dan memangsa invertebrata bentik. Ikan berbadan membulat mempunyai ukuran tubuh 1/3 dari panjang standar (jarak antara hidung hingga pangkal ekor). Sirip punggung dan sirip anal memanjang dan sirip dada terletak lebih tinggi sedangkan sirip pelvik lebih rendah dari badan. Mulut kecil dan dapat disembulkan, mempunyai mata yang besar dan hidung pendek. Ikan dengan bentuk badan seperti belut mempunyai badan yang panjang dengan bentukkepala tumpul, ekor meruncing atau membulat. Jika dijumpai sirip-sirip yang berpasangan misal sirip dada biasanya kecil sedangkan sirip punggung dan sirip anal sangat panjang. Sisik berukuran sangat kecil atau tidak ada sama sekali. Ikan-ikan ini seringkali berada di celah-celah atau lobang dari karang atau batuan.

Gambar 3.12 Bentuk-bentuk tubuh ikan (Lerman, 1986) Lerman (1986) membedakan bentuk tubuh ikan menjadi 4 yaitu (bentuk fusiform (2) bentuk pipih tegak (3) bentuk pipih datar (4) bentuk tipis memanjang. Bentuk fusiform atau lurus seperti pada ikan tuna, hiu. Bentuk tubuh seperti ini memungkinkan ikan untuk bergerak cepat yang terutama dalam menangkap

32

BUKU AJAR IKTIOLOGI

mangsa. Bentuk pipih tegak seperti pada ikan Pontus triacanthus, memungkinkan untuk mudah bergerak diantara tumbuh-tumbuhan air dan areal yang sempit. Tubuh yang pipih memudahkan ikan tersebut menghindari tentakel beracun dari predator dan masuk kedalam celah-celah karang atau di bawah vegetasi air. Bentuk tubuh ikan lainnya adalah bentuk pipih datar dan bentuk tipis memanjang seperti belut. Belut dan beberapa ikan bentuk ini mensekresi semacam lendir yang dapat membantu gerakan di substrat lumpur dan mengurangi terjadinya perlukaan pada tubuhnya (Gambar 3.12). 3.6. Jenis-jenis ikan Berdasarkan Tipe Makanan Jenis ikan dapat digolongkan menjadi tujuh kelompok menurut jenis makanannya, walaupun harus juga diingat bahwa beberapa jenis pola makannya berubah sesuai dengan perubahan umur, musim dan ketersediaan makanan. Perbedaan golongan ikan menurut jenis makanannya ini berkaitan antara satu golongan dengan golongan lain. Penggolongan berdasarkan jenis makanannya menurut Mujiman (1993) yaitu: a) Herbivora. Ikan golongan ini makanan utamanya berasal dari bahan-bahan nabati misalnya ikan tawes (Puntius javanicus), ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan bandeng (Chanos chanos). b) Karnivora. Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari bahanbahan hewani misalnya ikan belut (Monopterus albus), ikan lele (Clarias batrachus), ikan kakap (Lates calcarifer). c) Omnivora. Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari bahan-bahan nabati dan hewani, namun lebih menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang tersedia misalnya ikan mujair (Tilapia mossambica), ikan mas (Cyprinus carpio), ikan gurami (Ospronemus goramy). d) Pemakan plankton. Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu memakan plankton, baik fitoplankton atau zooplankton misalnya ikan terbang (Exocoetus volitans), ikan cucut (Rhinodon typicus). e) Pemakan detritus. Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari sisasisa hancuran bahan organik yang telah membusuk dalam air, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan misalnya ikan belanak (Mugil sp.).

33

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Selain penggolongan ikan seperti tersebut sebelumnya, Kottelat, et al. (1993) membedakan ikan berdasarkan jenis makanannya menjadi tujuh golongan. Ketujuh kelompok ikan tersebut yaitu : 1. Herbivora A (endogenus). Golongan ikan yang memakan bahan tumbuhan yang hidup di air atau di dalam lumpur, misal alga, hifa jamur, alga biru. Ikan golongan ini tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut sehingga dapat menyaring fitoplankton. Ikan ini tidak mempunyai lambung yang benar yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot yang kuat, mengekskresi asam, mudah mengembang, dan terdapat di bagian muka alat pencernak makanannya. Bentuk usus ikan golongan ini panjang berliku-liku dan dindingnya tipis. 2. Herbivora B (eksogenus). Golongan ikan yang memakan bahan makanan dari tumbuhan yang jatuh ke dalam air, misal buah-buahan, biji-bijian, daun. Bahan makanan ini sangat penting bagi ikan-ikan di sungai. Oleh sebab itu hilangnya vegetasi di sepanjang tepi sungai sangat berpengaruh bagi komunitas ikan secara umum. 3. Predator 1 (endogenus). Golongan ikan yang memakan binatangbinatang air kecil, misal nematoda, rotifera, endapan plankton dan invertebrata lain berupa detritus di dalam lumpur atau pasir. 4. 5. 6. 7. Predator 2 (endogenus). Golongan ikan yang memakan larva Predator 3. Golongan ikan yang memakan binatang air yang lebih Predator 4. golongan ikan yang memakan ikan-ikan lainnya. Omnivora. Golongan ikan yang memakan bahan makanan yang serangga atau binatang air kecil lainnya besar, misal udang, siput, kepiting kecil yang umumnya berada di dasar air.

berasal dari binatang dan tumbuhan. Ikan golongan ini mempunyai sistem pencernakan antara bentuk herbivora dan karnivora. Menentukan jenis makanan ikan tertentu secara langsung tidaklah mudah, karena usus ikan kadang-kadang kosong. Namun, pengamatan terhadap panjang usus dan hubungannya dengan panjang badan dapat membantu untuk mengetahui jenis bahan makanan yang dimakannya. Ikan herbivora, umumnya memiliki usus yang panjangnya 4-10 kali panjang badannya. Ikan predator memiliki panjang usus

34

BUKU AJAR IKTIOLOGI

yang lebih pendek atau sama panjang dengan badannya. Morfologi insang juga dapat digunakan sebagai penentu kelompok ikan, yaitu berdasarkan struktur gill arch, gill rakers, dan gill filament nya. Selain penggolongan ikan berdasarkan jenis makanannya, ikan dibedakan juga berdasarkan spesialisasi dari makanannya yaitu : a. Monophagus: ikan hanya mengkonsumsi satu jenis makanan b. Stenophagus: ikan mengkonsumsi makanan yang terbatas jenisnya c. Euriphagus :ikan mengkonsumsi bermacam-macam atau campuran jenis makanan. Umumnya ikan-ikan yang ada di alam termasuk ke dalam euriphagus ini. Jenis bahan makanan dan ketersediannya juga menentukan ditribusi ikanikan diperairan. Umumnya, semakin besar ukuran sungai semakin besar pula jumlah dan keanekaragaman ikannya; dan proporsi biomassa ikan yang bergantung kepada tumbuhan air dan tumbuhan darat semakin meningkat.

RANGKUMAN Pengetahuan morfologi ikan adalah yang indikasi pertama untuk mempelajari banyak hal tentang kehidupan ikan itu sendiri. Karakter utama dalam medeskripsikan morfologi ikan meliputi (1) identifikasi morfometrik (2) karakteristik meristik meliputi variabel diskontinyu seperti jumlah jari-jari kasar, jari-jari lunak, atau jumlah vertebrae, dan (3) karakter deskriptif yaitu karakter yang mudah dibedakan seperti bentuk sirip ekor, letak sirip, pewarnaan, dan pola pewarnaan.

35

BUKU AJAR IKTIOLOGI

BAB 4 SISTEM INTEGUMEN Tujuan Instruksional Khusus (TIK) 1. Mahasiswa mampu menjelaskan bagian-bagian integumen ikan 2. Mahasiswa mampu menjelaskan peran sistem integumen bagi ikan 3. Mahasiswa mampu menjelaskan organ-organ yang merupakan modifikasi dari sistem integumen ikan 4.1 Latar Belakang Integumen merupakan suatu system yang sangat bervariasi; padanya terdapat sejumlah organ ataupun struktur tertentu dengan fungsi yang bermacammacam. Sistem integumen dapat dianggap terdiri dari kulit yang sebenarnya dan derivat-derivatnya. Gigi pada ikan hiu, scute, keel dan beberapa tulang tengkorak pada ikan merupakan modifikasi dari sisik. Kulit yang sebenarnya yaitu lapisan penutup yang umumnya terdiri dua lapisan utama, letaknya sebelah luar dari jaringan ikat kendur yang meliputi otot dan struktur permukaan lain. Sedangkan derivate integumen yaitu struktur tertentu yang secara embryogenetik berasal dari salah satu atau kedua lapisan kulit sebenarnya. Struktur ini dapat berupa struktur yang lunak, seperti kelenjar eksresi, tetapi dapat juga berupa struktur keras dari kulit ini, dinamakan eksoskelet. Sehubungan dengan bervariasinya integumen pada vertebrata khusunya ikan, maka fungsinya pun bermacam-macam pula, antara lain: pelindung terhadap gangguan mekanis, fisis, organis atau penyesuaian diri terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupannya, termasuk pelindung terhadap hewan lain yang merupakan musuhnya; kulit juga digunakan sebagai alat ekskresi dan osmoregulasi dan sebagai alat pernapasan pada beberapa jenis ikan tertentu. 4.2 Struktur Kulit Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam yang disebut dermis atau corium. Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan tubuhnya. Epidermis bagian dalam terdiri dari lapisan sel yang

36

BUKU AJAR IKTIOLOGI

selalu giat mengadakan pembelahan untuk mengantikan sel-sel sebelah luar yang lepas dan untuk persediaan pengembangan tubuh. Lapisan ini dinamakan stratum germinativum (lapisan Malphigi). Dermis lebih tebal daripada epidermis dan tediri dari sel-sel yang susunannya lebih kompak. Lapisan ini berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang bersisik. Derivat-derivat kulit juga dibentuk dari lapisan ini. Pada dermis ini terkandung pembuluh darah, saraf dan jaringan pengikat.

Gambar 4.1. struktur kulit ikan 4.2.1 Lendir

37

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Sel kelenjar yang berbentuk piala dan terletak di dalam epidermis, mengeluarkan suatu zat (semacam glycoprotein) yang dinamakan mucin. Apabila mucin ini bersentuhan dengan air maka akan berubah menjadi lendir. Kegiatan sel kelenjar ersebut akan menentukan ketebalan lendir yang menutupi kulit. Umumnya ikan yang idak bersisik memiliki lendir yang lebih tebal dibandingkan dengan ikan yang bersisik. Hal ini merupakan suatu keadaan pengganti ketiadaan sisiknya. Ketebalan sisik yang menyelimuti tubuh ikan tidak selalu sama dari waktu kewaktu. Pada keadaan yang genting, seperti bila melepaskan diri dari bahaya, sel kelenjar akan lebih giat lagi untuk mengeluarkan lendir sehingga lapisan lendir menjadi lebih tebal daripada keadaan normal. Lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ikan dapat berenang lebih cepat, berperan dalam proses osmoregulasi sebagai lapisan semipermiabel yang mencegah keluar masuknya air melalui kulit, mencegah infeksi dan menutup luka. Pada beberapa ikan, lendir berguna untuk menghindarkan diri dari kekeringan. Ikan paru-paru (Protopterus) di Afrika mengadakan tidur musim panas (summer destivation) pada musim kemarau dengan cara membuat lubang pada dasar sungai yang berlumpur. Apabila dasar sungai menjadi kering selama musim kemarau, ia akan tetap tinggal didalam lumpur yang dibuatnya dan tubuhnya dibungkus dengan lendir agar kulitnya selalu tetap basah. Bila musim penghujan tiba dan sungaipun kembali berair kembali maka ia akan keluar dari lubangnya. Beberapa ikan menggunakan lendir untuk membuat sarangnya dalam rangka melindungi telur yang telah dibuahi dari gangguan luar, misalnya ikan sepat siam (Trichogaster pectoralis), sepat rawa (Trichogaster trichopterus) dan lain-lain. 4.2.2 Sisik Sisik sering diistilahkan sebagai rangka dermis karena sisik dibuat dari lapisan ermis. Pada beberapa ikan sisiknya berubah menjadi keras karena bahan yang dikandungnya, sehingga sisik tersebut menjadi semacam rangka luar. Ikan yang bersisik keras terutama ditemukan pada ikan-ikan yang masih rimitif. Sedangkan pada ikan modern kekerasan sisiknya sudah tereduksi menjadi sangat fleksibel. Disamping ikan-ikan yang bersisik, juga banyak terdapat ikan yang sama sekali tidak bersisik, misalnya ikan-ikan yang termaksud kedalam subordo

38

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Siluroidea (Ikan jambal Pangasius pangasius, lele Clarias batrachus, dan belut sawah Fluta alba). Sebagai suatu kompensasi, sebagaimana yang telah dikemukakan, mereka mempunyai lendir yang lebih tebal sehingga badannya menjadi lebih licin. Sisik pada paddle fish (Polyodon) di Amerika Utara hanya terdapat pada bagian operculum dan bagian ekor. Pada ikan mas kaca (Cyprinus carpio var.) sisiknya besar-besar dan tidak merata, kadang-kadang hanya terdapat di sepanjang linea lateralisnya. Ikan sidat, eel (Anguilla) yang terlihat seperti tidak bersisik, sebenarnya bersisik tetapi sisiknya kecil-kecil dan dilapisi lendir yang tebal. Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung didalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu cosmoid, placoid, ganoid, cycloid, dan stenoid. Sisik cosmoid hanya terdapat pada ikan fosil dan ikan primitif. Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan, berturut-turut dari luar adalah vitrodentine yang dilapisi oleh semacam enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan yang kuat, dan noncellular, terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pada lapisan isopedine terdapat pembuluh-pembuluh kecil. Yang menarik perhatian dari sisik ini adalah pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup permukaan. Ikan yang memiliki sisik tipe cosmoid ini misalnya Latimeria chalumnae.

Gambar 4.2 Latimeria yang bersisik cosmoid Sisik placoid hanya terdapat pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut hampir seperti duri bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Bagian yang menonjol seperti duri keluar dari epidermis. Susunannya hampir seperti gigi manusia. Pulp (bagian yang lunak) berisikan pembuluh darah dan saraf yang berasal dari dermis. Sisik placoid sering disebut juga dermal denticle. Gigi ikan hiu merupakan derivat dari sisik. Seperti halnya dengan sisik cosmoid, sisik ganoid terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan terluar

39

BUKU AJAR IKTIOLOGI

dinamakan ganoine yang materialnya terdiri dari garam-garam anorganik. Dibawahnya terdapat lapisan seperti cosmine, dan lapisan paling dalam adalah isopedine. Berbeda dengan sisik cosmoid, sisik ganoid tumbuh dari atas dan bawah. Ikan yang memiliki sisik tipe ganoid ini antara lain Polypterus, Lapisostidae, Acipenceridae, dan Polyodontidae.

Sisik cycloid dan stenoid terdapat pada golongan ikan Teleostei, dimana masing-masing terdapat pada golongan ikan bejari-jari sirip lemah (Malacopterygii) dan golongan ikan berjari-jari sirip keras (Acanthopterygii). Dibandingkan dengan ketiga sisik terdahulu, kedua sisik ini kepipihannya sudah tereduksi menjadi sangat tipis, fleksibel, transparant, dan tidak mengandung dentine maupun enamel. Pertumbuhan sisik ini terjadi pada bagian atas maupun bawah.

Gambar 4.3 Struktur sisik cycloid dan ctenoid

40

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Gambar 4.4 Deskripsi sisik ikan bertulang rawan dan ikan bertulang keras Bagian sisik yang menempel pada bagian tubuh hanya sebagian, kira-kira separuhnya. Penempelannya secara tetanam kedalam sebuah kantong kecil didalam dermis dengan susunan seperti genting. Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) dengan warna lebih gelap daripada bagian depannya (anterior), karena bagian belakangnya mengandung butir-butir pigmen (chromatophore). Bagian anterior (yang tertanam dalam tubuh) transparan dan tidak bewarna. Susunan sisik yang seperti genting tersebut akan mengurangi gesekan dengan air sehingga ikan dapat berenang lebih cepat. Bagian-bagian sisik cycloid pada dasarnya sama dengan sisik stenoid, kecuali bagian posterior sisik stenoid dilengkapi dengan ctenii (semacam gerigi kecil). Fokus merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik. Di daerah empat musim, sisik dapat digunakan untuk menentukan umur ikan. Circulus selalu bertambah selama ikan hidup. Pada musim dingin pertumbuhan ikan sangat lambat dan jarak antara circulus satu dengan yang lainnya

41

BUKU AJAR IKTIOLOGI

menjadi sempit sekali, kadang malah tampak seperti berhimpitan. Circulus yang berhimpitan ini dinamakan annulus yang terjadi setahu sekali. Annulus ini digunakan untuk menentukan umur ikan. Bagian yang jelas untuk menentukan umur ikan ialah pada bagian anteriornya.

Gambar 4.5 Deskripsi circulus 4.2.3 Pewarnaan Ikan-ikan yang hidup di perairan bebas seperti tenggiri (Scomberomorus commersoni) dan lain-lain mempunyai warna tubuh yang sederhana, bertingkat dari keputih-putihan pada bagian perut, keperak-perakan pada sisi tubuh bagian bawah sampai kebiru-biruan atau kehijau-hijauan pada sisi atas dan kehitam-hitaman pada bagian punggungnya. Ikan yang hidup didaerah dasar, bagian dasar perutnya bewarna pucat dan bagian punggungnya bewarna gelap. Warna tubuh yang cemerlang dan cantik biasanya dimiliki oleh ikan-ikan yang hidup di sekitar karang, misalnya ikan-ikan yang termaksud kedalam familia Apogonidae, Chaetodontidae, Achanturidae, dan sebagainya. Umumnya ikan laut yang hidup dilapisan atas

42

BUKU AJAR IKTIOLOGI

bewarna keperak-perakan, dibagian tengah kemerah-merahan dan dibagian bawah ungu atau hitam. Warna ikan tersebut dikarenakan oleh schemachrome (karena konfigurasi fisik) dan biochrome (pigmen pembawa warna). Schemachrome putih terdapat pada rangka, gelembung renang, sisik, dan testes; biru dan ungu pada iris mata; warna-warna pelangi pada sisik, mata dan membrana usus. Yang termasuk biochrome adalah: - carotenoid, bewarna kuning, merah dan corak lainnya. - chromolipoid, bewarna kuning sampai coklat - indigoid, bewarna biru, merah dan hijau - melanin, kebanyakan bewarna hitam atau coklat - porphyrin atau pigmen empedu, bewarna merah, kuning, hijau, biru dan coklat - flavin, bewarna kuning tetapi sering dengan fluorensensi kehijau-hijauan - purin, berwarna putih atau keperak-perakan - pterin, bewarna putih, merah, kuning dan jingga Sel khusus yang memberikan warna pada ikan ada dua macam yaitu: Iridocyte (leucophore dan guanophore), yang dinamakan juga sel cermin karena mengandung bahan yang dapat memantulkan warna di luar tubuh ikan. Bahan yang terkandung dalam sel cermin antara lain guanin kristal (warna keputih-putihan) sebagai hasil buangan metabolisme. Sel Chromatophore terdapat di dalam dermis. Sel ini mempunyai butir-butir pigmen yang merupakan sumber warna sesungguhnya. Butir pigmen ini dapat menyebar ke seluruh sel atau mengumpul pada suatu titik. Gerakan inilah yang menyebabkan perubahan warna pada ikan. Jika butir-butir pigmen mengumpul pada suatu titik maka warna yang dihasilkan secara keseluruhan nampak pucat. Sedangkan jika butir pigmen menyebar, maka warna akan terlihat jelas tergantung pada butir pigmen tersebut. Umumnya satu warna khas tergantung pada kombinasi chromatophore dasar yang mengandung satu warna. Chromatophore dasar ada empat jenis yaitu erythrophore (merah dan jingga), xanthophore (kuning), melanophore (hitam), dan leucophore (putih). Warna pada tubuh ikan mempunyai banyak fungsi. Ada yang mengelompokan fungsi-fungsi tersebut kedalam tiga hal yaitu untuk persembunyian, penyamaran, dan pemberitahuan. Jenis warna persembunyian meliputi pemiripan secara umum,

43

BUKU AJAR IKTIOLOGI

pemiripan warna secara berubah, pemudaran warna, pewarnaan terpecah, dan pewarnaan terpecah koinsiden. Pemiripan warna secara umum antara ikan dengan latar belakangnya merupakan karakteristik dasar ikan untuk memiripi bayangan dan corak habitat dimana mereka tinggal. Setelah apa yang dikemukakan diatas, banyak ikan yang inggal di sekitar karang, sangat mirip warnanya dengan karang tersebut. Ikan-kan yang hidup disekitar tanaman air, karena hidup didaerah yang cemerlang dan penuh bayangan, umumnya mempunyai warna tubuh yang berbelang-belang. Pemiripan warna secara berubah merupakan kemampuan ikan untuk mengubah warna tubuhnya secara perlahan-lahan atau cepat seakan-akan untuk dapat menyamai latar belakangnya dengan lebih sempurna. Beberapa variasi pemiripan warna terjadi secara bersamaan dengan tahapan-tahapan kehidupannya. Ketika hidup di sungai ikan rainbow trout (Salmo gairdneri) bewarna-warni, termaksud noktah-noktah gelap (pada waktu muda), dan sisi tubuh yang bewarna jingga (pada saat dewasa). Di laut ikan ini punyai warna tubuh yang bertingkat, di bagian dorsal bewarna biru, kemudian di bagian sisi bewarna keperak-perakan, dan putih di bagian perut. Perubahan warna sering pula terjadi berhubungan dengan musim, dengan siang dan malam, dan sering berhubungan dengan sesaat dengan kondisi di habitatnya. Pemiripan warna secara berubah ini diatur oleh interaksi Pemudaran warna pada ikan berfungsi untuk mengurangi kejelasan ikan tersebut dari sekelilingnya sehingga kabur. Salah satu pemudaran warna ini ialah counter shading dimana ikan mempunyai warna di bagian dorsal yang lebih gelap daripada bagian ventralnya. Keadaan yang demikian ini cenderung membuat mereka seperti bidang datar bagaikan bayangan (prinsip Thayer). Counter shading tidak ditemukan pada ikan yang tinggalnya di lubang-lubang. Demikian juga yang hidup pada kedalaman lebih dari 500 meter, dimana cahaya sedikit atau tidak ada sama sekali, tidak mempunyai counter shading. Biasanya ikan-ikan yang hidup ditempat yang kurang mendapat sinar matahari, tubuhnya berkisar bewarna ungu, coklat atau hitam. Pewarnaan terpecah merupakan suatu upaya untuk mengaburkan padangan pada tubuh ikan. Bila tubuh ikan mempunyai garis-garis warna atau corak kontras yang tidak teratur, maka garis-garis tersebut cenderung mengaburkan pandangan

44

BUKU AJAR IKTIOLOGI

hewan lain yang melihat ikan tersebut.Pewarnaan terpecah koinsiden merupakan suatu kamuflase khusus, dengan cara membentuk suatu corak yang menyerupai suatu organ tubuh. Sebagai contoh pada ikan kupu-kupu (Forcipiger longirostris) yang hidup di karang-karang, juga beberapa spesies ikan lainnya, terdapat jalur hitam yang melalui kepala dan matanya, sedangkan pada bagian badan yang lain ada tanda yang menyerupai mata. Warna yang demikian digunakan untuk memecah bentuk ikan atau mengaburkan bentuk asli ikan. Penyamaran adalah suatu cara untuk menyerupai suatu benda tertentu, bukan saja terhadap warna tetapi juga bentuk dan tingkah laku. Ikan gars (Lapisosteus sp.) baik yang muda maupun yang tua mengapungkan dirinya di permukaan air tanpa bergerak sama sekali, sehingga menjadikan dirinya mirip batang atau rantingranting tumbuhan dalam bentuk maupun warna. Ikan Monacanthus polycanthus dan Oligoplites saurus tampak menyerupai daun. Bentuk ikan lepu tembaga (Synancaya horrida) mirip batu. Kalau diatas telah dikemukakan bahwa warna berfungsi untuk menyembunyikan diri, maka pada beberapa jenis ikan bentuk pewarnaannya justru cenderung sebagai pemberitahuan. Diantara sejumlah anggota famili Percidae terdapat ikan air tawar yang corak warnanya sangat cemerlang, pewarnaan yang demikian ini dimungkinkan bermakna untuk pengenalan seksual. 4.2.4 Organ Cahaya Cahaya yang dikeluarkan oleh jasad hidup dinamakan bioluminescens, yang umumnya bewarna biru atau biru kehijau-hijauan. Terdapat dua sumber cahaya yang dikeluarkan oleh ikan dan keduanya terdapat pada kulit, yaitu warna yang dikeluarkan oleh bakteri yang bersimbiosis dengan ikan dan cahaya yang dikeluarkan oleh ikan tu sendiri. Ikan-ikan yang dapat mengeluaran cahaya umumnya tinggal di bagian laut dalam dan hanya sedikit yang hidup diperairan dangkal. Sebagian dari padanya bergerak ke permukaanuntuk ruaya makanan. Di laut dalam terletak antara 3001000 meter dibawah permukaan laut. Sel pada kulit ikan yang dapat mengeluarkan cahaya disebut sel cahaya atau photophore (photocyt). Ini biasanya terdapat pada golongan Elasmobranchii (Sphinax, Etmopterus, Bathobathis moresbyi) dan Teleostei (Stomiatidae, Hyctophiformes, Batrachoididae).

45

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Gambar 4.6 Titik potophore pada ikan Cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri yang hidup bersimbiosis dengan ikan, misalnya terdapat pada ikan-ikan dari famili Macroridae, Gadidae, Honcentridae, Anomalopodidae, Leiognathidae, Serranidae, dan Saccopharyngidae. Di Laut Banda ikan leweri batu (Photoblepharon palpebatrus) dan leweri air (Anomalops katoptron), yang keduanya termasuk kedalam famili Anomalopodidae, mempunyai bakteri cahaya yang terletak di bawah matanya. Kedua ikan tersebut hidup di perairan dangkal. Anomalops mengeluarkan cahaya yang berkedap-kedip secara teratur yang dikendalikan oleh organ cahaya yang keluar masuk suatu kantong pigmen hitam dibawah mata. Photoblepharon menunujukan suatu cahaya yang menyala terus, tetapi dapat pula dipadamkan oleh suatu lipatan jaringan hitam yang menutupi organ cahayanya. Bakteri yang dapat mengeluarkan cahaya terdapat di dalam kantung kelenjar di epidermis. Pemantulan cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri diatur oleh jaringan yang berfungsi sebagai lensa. Pada bagian yang berlawanan dengan lensa banyak pigmen yang berfungsi sebagai pemantul. Ada juga kelenjar yang berisi bakteri itu dikelilingi oleh sel-sel pigmen itu seluruhnya. Pemencaran cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri diatur oleh konstraksi pigmen yangberfungsi sebagai iris mata. Pada ikan Malacochepalus (yang hidup di laut dalam), pengeluaran cahayanya mempunyai peranan dalam pemijahan. Kekuatan cahayanya dapat menerangi

46

BUKU AJAR IKTIOLOGI

sampai sejauh 10 meter dengan panjang gelombang 410600 m. Pada musim pemijahan, bila ikan jantan bertemu dengan ikan betina, maka si jantan akan membimbing betinanya untuk mencari tempat yang baik untuk berpijah. Cahaya yang dikeluarkan oleh ikan jantan dipakai sebagai syarat untuk diikuti oleh si betina. Angler fish (Linophyrin bravibarbis) yang terdapat di dasar laut mempunyai tentakel yang bercahaya. Diduga ikan ini mempunyai kultur bakteri yang terdapat pada kulitnya. Tentakel yang ujungnya mempunyai jaringan yang membesar itu digerakan diatas kultur bakteri tersebut, sehingga bakteri yang bercahaya terbawa oleh tentakel untuk menarik perhatian mangsanya. Jadi fungsi organ cahaya pada ikan ialah sebagai tanda pengenal individu ikan sejenis, untuk memikat mangsa, menerangi lingkungan sekitarnya, mengejutkan musuh dan melarikan diri, sebagi penyesuaian terhadap ketiadaan sinar di laut dalam dan diduga sebagai ciri ikan beracun

Gambar 4.7 Ikan dasar laut 4.2.5 Kelenjar Beracun Kelenjar beracun merupakan derivat kulit yang merupakan modifikasi kelenjar yang mengeluarkan lendir. Kelenjar beracun ini bukan saja dipergunakan untuk pertahanan diri saja, tetapi juga untuk menyerang dan mencari makan. Studi tentang racun ikan ini dinamakan ichthyotoxisme, yang meliputi ichthyosarcotoxisme (mempelajari berbagai macam keracunan akibat memakan ikan beracun) dan ichthyoacanthotoxisme (mempelajari sengatan ikan berbisa). Jadi ichthyotoxisme tidak terbatas mempelajari yang dikeluarkan oleh kulit saja, melainkan racun yang berasal dari organ-organ lain dan gejala keracunan dengan segala aspek-aspeknya. Ikan-ikan yang sistem integumennya mengandung kelenjar

47

BUKU AJAR IKTIOLOGI

beracun antara lain ikan-ikan yang hidup disekitar karang, ikan lele dan sebangsanya (Siluroidea), dan golongan Elasmobranchii (Dasyatidae, Chimaeridae, Myliobathidae). Beberapa jenis ikan buntal (Tetraodontidae) juga terkenal beracun, tetapi racunnya bukan berasal dari sistem integumennya, melainkan dari kelenjar empedu. Ikan lepu ayam (Pterois volitans dan Pterois russeli) mempunyai alat beracun yang terdiri dari 13 jari-jari keras sirip punggung, 3 jari-jari keras sirip dubur, dan 2 jari-jari keras sirip perut. Jari-jari kerasnya berbentuk panjang, lurus, ramping dan indah warnanya. Pada bagian sisi kiri kanan jari-jari keras tersebut terdapat celah yang terbuka sehingga membentuk saluran. Jari-jari keras ini dilapisi oleh selaput integumen. Pada ikan lepu angin (Scorpaena guttata) alat beracunnya terdiri dari 12 jari-jari keras sirip punggung, 3 jari-jari keras sirip dubur, dan 2 jarijari keras sirip perut. Ikan lepu tembaga (Synanceja horrida) mempunyai racun yang dapat mematikan manusia. Racunnya ini terdapat pada 13 jari-jari keras sirip punggung, 3 jari-jari keras sirip dubur, dan 2 jari-jari keras sirip perut. Ikan lepu tembaga paling ditakuti oleh nelayan. Badannya berbintil-bintil dengan warna kecoklatan. Ikan lepu tembaga tinggal didasar perairan dangkal berpasir atau berkarang dan di daerah yang terdapat vegetasi samo-samo (Enhalus acoroides). Gerakannya lamban dan pada siang hari hanya berdiam diri pada waktu yang lama. Permukaan tubuhnya yangmempunyai warna yang mirip benar dengan dasar perairan dan bentuknya seperti batu sehingga ikan ini sukar untuk dilihat. Kadangkadang kulitnya ditutupi pasir atau bahan lainnya. Dibandingkan dengan lepu ayam atau lepu angin, ikan lepu tembaga mempunyajari-jari keras beracun yang lebih pendek dan kukuh. Untuk lebih jelasnya, perbedaan jari-jari keras antara ketiga ikan tersebut disampaikan pada Tabel 4.1

48

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Ikan beronang (Siganus sp.) mempunyai kelenjar beracun yang terdapat pada 13 jari-jari keras sirip punggung, 4 jari-jari keras sirip perut dan 7 jari-jari keras sirip dubur. Kantung kelenjar pada Siluroidea umumnya terdapat pada dasar jari-jari keras sirip punggung dan dada, yang dilengkapi gerigi yang membengkok ke dalam. Bila kantung kelenjar tersebut tertekan oleh jari-jari siripnya akan mengeluarkan cairan yang beracun melalui sebuah alur yang terdapat pada jari-jari keras tersebut dan diteruskan kedalam luka. Beberapa anggota Siluroidea, misalnya ikan sembilang (Plotosus canius), ikan lele (Clarias batrachus). Kelenjar beracun ikan pari (Dasyatis) terdapat pada duri di ekornya. Duri ini tersusun dari bahan yang disebut vasodentine. Sepanjang kedua sisi duri tersebut terdapat gerigi yang membengkok ke belakang. Duri tersebut ditandai dengan adanya sejumlah alur yang dangkal sepanjang duri. Sepanjang tepi alur pada bagian bawah duri, didapatkan suatu celah yang dalam. Jika diamati dengan teliti maka pada celah ini akan tampak berisikan suatu jalur berupa jaringan kelabu, spongy lembut meluas sepanjang celah. Racun dihasilkan oleh jaringan ini. Meskipun jumlahnya lebih sedikit daripada yang dihasilkan bagian lain dari selaput integumen dan bagian khusus tertentu kulit pada ekor yang terletak didekat duri. Celah ini berfungsi untuk melindungi jaringan kelenjar. Mengingat adanya racun pada duri ekor ikan pari ini, maka para nelayan akan membuang duri tersebut segera setelah ikan tertangkap untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

49

BUKU AJAR IKTIOLOGI

RANGKUMAN Sistem Integumen terdiri dari kulit yang sebenarnya dan derivat-derivatnya. Gigi pada ikan hiu, scute, keel dan beberapa tulang tengkorak pada ikan merupakan odifikasi dari sisik. Sistem integumen pada ikan, maka memiliki fungsinya bermacam-macam pula, antara lain: pelindung terhadap gangguan mekanis, fisis, organis atau penyesuaian diri terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupannya, termasuk pelindung terhadap hewan lain yang merupakan musuhnya; kulit juga digunakan sebagai alat ekskresi dan osmoregulasi dan sebagai alat pernapasan pada beberapa jenis ikan tertentu.

50

BUKU AJAR IKTIOLOGI

BAB 5 SISTEM OTOT Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mendeskripsikan otot ikan dan bagian-bagiannya 2. Menjelaskan fungsi sistem otot pada ikan 3. Menjelaskan hubungan sistem otot dengan pergerakan ikan 5.1 Latar Belakang Pekerjaan otot untuk setiap aktifitas kehidupan hewan sehari-hari sangat penting. Dari mulai gerakan tubuh hingga kepada peredaran darah, kegiatan utama gerakan tubuh disebabkan karena keaktifan otot tersebut. Secara fungsional otot ini dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah rangsangan otak. Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam otot berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot jantung. Dari penempelannya juga bisa dibedakan menjadi dua yaitu otot menempel pada rangka yaitu otot bergaris dan yang tidak menempel pada rangka yaitu otot jantung dan otot polos. 5.2 Sistem Otot Pada Ikan Otot ikan oleh masyarakat disebut daging ikan. Per gram ikan, mengandung otot lebih banyak daripada jenis vertebrata lainnya. Fungsi utama otot adalah mengirim tenaga dari bagian anterior tubuh menuju bagian posterior dan berakhir di ekor. Pada ikan salmon atau tuna jantan misalnya, bobot otot mencapai 70%, sehingga sangat baik untuk konsumsi manusia. Otot ikan tersusun berlapis-lapis, tidak dalam bentuk bundel seperti pada vertebrata lainnya. Setiap lapis otot ikan disebut myomere atau myotome yang terpisah satu sama lainnya oleh jaringan konektif. Lapis-lapis pada jaringan konektif disebut septa (pl =septum) yang berada di sepanjang lapis vertikal yang memisahkan otot tubuh bagian kiri dan kanan dan secara horizontal memisahkan otot atas dan bawah tulang punggung.

51

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Otot di setengah tubuh ikan ke atas disebut 'epaxial' sedangkan setengah tubuh ke bawah disebut 'hypaxial'. Ikan Salmon bisa menjadi contoh yang baik dalam mempelajari sistem otot ikan karena warnanya yang kontras dan jelas antar lapisannya. Myomer ikan tidak berupa lapisan otot yang datar akan tetapi terlipat dalam bentuk tiga dimensi. Di sepanjang tubuh ikan, myomer terikat melawan garis tubuh, yang terdalam adalah dekat permukaan tubuh dan yang terluar dekat dengan permukaan ekor. Jadi pengirisan secara horizontal di bagian aksis menyebabkan terpotongnya sejumlah myomer (http://www.earthlife.net/). Myomer ikan di bagian tubuh jumlahnya lebih sedikit dibanding jumlah myomer di ekor. Pada ikan Perch myomer di tubuhnya tercatat sebanyak 1084serat/mm2 sedangkan di ekor mencapai 3022 serat (http://203.250.122.194/lecture/anatomy/htmanat1/Anat08.htm).

Shapes of isolated myomeres A : Left side of body B : Right side of body

Gambar 5.1 Pola myomer ikan (http://203.250.122.194/lecture/anatomy/htmanat1/Anat08.htm).

Terdapat tiga warna otot pada ikan yaitu merah, pink, dan putih. Banyak ikan yang mempunyai campuran dua warna. Famili Salmonidae memiliki dua jenis warna otot yaitu merah dan putih yang bercampur membentuk mosaic. Perbedaan warna tersebut disebabkan oleh perbedaan jumlah hemoglobin dalam otot. Warna otot merah menandakan hemoglobin yang terkandung di dalamnya sangat banyak, sebaliknya jika berwarna pituh kadar hemoglobinnya sedikit. Kadang kala muncul warna pink, seperti pada Salmonidae, adalah akibat jenis makanan yang dikonsumsi oleh ikan tersebut mengandung karotenoid yang tinggi.

52

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Gambar 5.1 Irisan melintang otot pada ikan Salmon.

Gambar 5.2 Penampang irisan membujur otot ikan cod (sumber: www.fao.org)

Gambat 5.2

Deskripsi perbedaan penampang melintang otot ikan (sumber: www.fao.org) berlemak dan tak berlemak

Pengelompokan otot ikan secara umum berdasarkan lokasi, inervasi (iritasi dan eksitasi), serta fungsinya terbagi tiga yaitu (1) otot polos (2) otot jantung dan (3) otot lurik.

53

BUKU AJAR IKTIOLOGI

5.2.1 Otot Polos Serabut otot polos lebih sederhana dan kecil dibandingkan dengan serabut otot lainnya. Serabut ini tumbuh dari mesenchim embrio. Secara primer berasal dari mesoderm dengan disertai sel-sel jaringan ikat, kemudian berkembang menjadi otot polos. Kerja otot polos ini disebut involuntary karena kerjanya tidak dipengaruhi Oleh rangsangan otak. Serabut otot polos pada umumnya tersusun dalam ikatan, tetapi banyak pula yang tersebar. Kontraksi otot ini lambat dan kerjanya lama. Otot polos antara lain terdapat pada: 1. Otot polos yang terdapat pada dinding saluran pencernaan, baik yang melingkar maupun yang memanjang. Otot ini digunakan untuk menggerakkan makanan (gerakan peristaltik); yang lainnya ditemukan pada saluran kelenjar pencernaan, kantung urine, trakhea dan bronkhi dari paru-paru. 2. Otot polos yang terdapat pada saluran peredaran darah, yaitu otot melingkar berguna untuk mengatur tekanan darah. 3. Otot polos yang terdapat pada mata yang digunakan dalam mengatur akomodasi dengan menggerakkan lensa mata dan mengatur intensitas cahaya. 4. Otot polos yang terdapat pada saluran ekskresi dan reproduksi digunakan dalam menggerakkan produk yang ada di dalamnya. 5.2.2 Otot Jantung Jaringan otot jantung memperlihatkan garis-garis melintang pada serabutnya. Pada otot ini tidak ada serabut yang terpisah, masing-masing berhubungan satu sama lainnya. Otot jantung berkonttraksi kuat dan terus menerus bekerja, sampai individu ini mati. Kerja otot jantung ini sifatnya involuntary karena bekerja diluar rangsangan otak. Secara embriologi, otot jantung merupakan tipe istimewa dari otot polos, dimana sel-selnya menjadi bersatu seperti syncytium. Otot ini berwarna merah tua, berbeda dengan otot bergaris yang berkisar antara warna putih hingga warna merah jambu bergantung pada jenis ikannya. Otot ini disebut pula sebagai myocardium. Myocardium ini dilapisi oleh selaput pericardium (selaput luar) dan endocardium (selaput dalam).

54

BUKU AJAR IKTIOLOGI

5.2.3 Otot Lurik (bergaris) Disebut otot bergaris karena serabutnya memperlihatkan garis-garis melintang dengan banyak inti tersebar pada bagian-bagian pinggirnya. Otot ini disebut juga otot rangka karena melekat pada rangka atau kulit, dan disebut voluntary karena kerjanya dipengaruhi oleh rangsangan otak. Bila dilihat secara keseluruhan, otot bergaris pada seluruh tubuh ikan terdiri dari kumpalan blok otot atau otot. Tiap-tiap blok otot dinamakan myotome (pada saat embryo disebut myomer). Pada otot yang menempel pada tubuh ikan sebelah kiri dan kanan, dari belakang kepala sampai ke batang ekor myotome tersusun menurut pola tertentu yang biasa dibedakan menjadi dua tipe yaitu, Cyclostomine yang ditemukan pada kelompok Agnatha dan Piscine yang ditemukan pada kelompok ikan Elasmobranchii dan Teleostei. Kumpulan otot ini, biasanya diberi nama sesuai dengan pergerakannya atau organ tempat otot itu melekat, seperti otot penegak sirip punggung, otot penarik sirip dada. Pola kontruksi otot-otot parietal terdiri dari urutan myomere yang zig-zag diikat oleh myoseptum yaitu bagian jaringan ikat yang membatasi antara myomer berurutan. Myomer terbentang mulai dari tengkorak sampai ujung ekor yang berdaging. Setiap myomer terdiri dari bagian dorsal yang disebut epaksial dan bagian ventral disebut hypaksial (Gbr. 1). Keduanya dipisahkan oleh jaringan ikat yang disebut horizontal skeletogeneus septum (Gambar 2). Di bagian permukaan selaput ini terdapat otot yang menutupinya dinamakan Musculus lateralis superficialis yang banyak mengandung lemak dengan istilah lain disebut red muscle karena warnanya yang merah kehitaman. Umumnya serabut otot mengarah anteroposterior, tetapi beberapa serabut hypoksial dari setiap myomer tersusun serong ventromedial. Kontraksi dari kelompok myomer di satu pihak akan disambut oleh kontraksi kelompok myomer di lain pihak, menyebabkan tubuh ikan menjadi meliuk-liuk dalam gerakan berenang. Pada umumnya kerja otot memiliki fungsi ganda, ada yang berfungsi sebagai synergis yang bekerja saling menyokong dengan yang lainnya, ada pula yang berfungsi sebagai antagonis yang bekerja berlawanan, yaitu satu berkontraksi dan

55

BUKU AJAR IKTIOLOGI

yang lainnya mengendur. empat, yaitu:

Bagian-bagian besar otot bergaris pada tubuh ikan ada

1. Otot occulomotor, yang terdapat pada mata dengan jumlah tiga pasang 2. Otot hypobranchial, terdapat pada dasar pharynx, rahang, hyoid dan lengkung insang (berfungsi sebagai pengembang). 3. Otot branchiomeric yang terdapat pada muka, rahang dan lengkung insang (berfungsi sebagai pengkerut). Otot yang bekerja terhadap rawan insang pada hiu ialah kelompok otot branchial yang terdiri dari otot-otot konstriktor, levator dan interakualia. 4. Otot appendicular yang berfungsi untuk menggerakkan sirip. Pada daerah sirip berpasangan (sirip perut dan sirip dada), otot-ototnya melanjutkan diri ke dinding tubuh, terjadi pelekatan ikatan otot hypaksial dari beberapa myomer yang berurutan ke gelang anggota dan menyebar pada sirip, membentuk dua macam kelompok otot yaitu Abductor (untuk menegakkan) dan Adductor (untuk mengembangkan), dengan beberapa tambahan seperti lembaran otot tipis yang di antara jari-jari sirip (untuk melipat) dan otot yang menegang dan menggerakkan girdle. Dalam beberapa hal, sirip berpasangan selain berfungsi untuk pergerakan, juga sebagai alat untuk menyalurkan sperma dari ikan jantan kepada betina pada golongan ikan Elasmobranchii, sehingga otot di sini pun berfungsi sebagai pendorong sperma keluar. Otot sirip-sirip tunggal berfungsi untuk menggerakkan sirip-sirip tersebut. Otot-otot permukaan pada sirip punggung dan sirip dubur disusun sebagai pasangan otot protractor (penegang) dan retractor (pengendur). Otot inclinator lateral dan otot erector di bagian depan serta depressor di bagian belakang. Sirip ekor mempunyai gumpalan otot lateral yang dihubungkan oleh otot pada bagian dasarnya. Otot ekor berfungsi menggerakkan (dorsal flexor dan ventral flexor) dan mengembangciutkan seperti kipas (flexor, interfilamental di antara jari-jari sirip). Pada kepala ikan, otot berhubungan terutama dengan rahang dan tulang lengkung insang. Otot ini mempunyai dua komponen, yaitu komponen otot permukaan (superficialis) dan komponen otot di bagian dalam.

56

BUKU AJAR IKTIOLOGI

5.2.4 Bahan-bahan yang terkandung dalam otot ikan Komponen utama otot ikan adalah air yang mencapai 80% BB pada ikan air tawar, sedangkan pada ikan air laut 70%BB. Air tersebut terikat erat dalam protein, yang tidak dapat dengan mudah dikeluarkan melalui tekanan tinggi sekalipun. Namun setelah dibekukan atau didinginkan, maka protein mengalami penurunan kemampuan mencengkeram air sehingga air dapat mengalir keluar otot melalui proses drip bersama dengan beberapa konstituen lainnya, sehingga akibatnya kualitas protein ikan menjadi menurun. Komponen lainnya yaitu protein (15-20%BB). Seluruh protein ikan berupa rantai unit kimia berupa asam amino yang terikat satu sama lain menjadi molekul yang panjang. Ada 20 jenis asam amino yang kebanyakan berupa asam amino esensial sehingga sangat berguna bagi tubuh manusia yang mengkonsumsinya. Jenis asam amino penting yang kandungannya cuku banyak dalam otot ikan adalah lisin dan metionin, dan kualitasnya lebih baik dibanding asamm amino dalam susu, telur maupun daging ternak. Lemak dalam otot ikan sangat sedikit persentasinya, tidak lebih dari 3% bobot air ditambah lemak. Adapun variasi kadar lemak ditemukan pada jenis species yang berbeda dan habitat yang berbeda. Contohnya pada ikan herring hanya mengandung lemak 0,5%BB padahal di sisi lain, kadar lemak dalam pakannya mencapai 20%. Pada ikan cod, kadar lemak hanya kurang dari 1%, dan fluktuasi musiman meningkatkan kadar lemak terutama di dalam hati. Komponen minor dalam otot meliputi karbohidrat (1% pada otot putih sedangkan pada otot gelap mencapai 2%). Beberapa jenis moluska mengandung 5% karbohidrat dalam bentuk glikogen. Mineral dan vitamin tersedia dalam jumlah kecil dengan jenis yang cukup lengkap berfungsi memelihara kesehatan dan kehidupannya. Kadar mineral bisanya tampak dari kadar abu (1-2% BB) sedangkan vitamin dalam otot ikan terbagi atas dua jenis yaitu vitamin terlarut dalam lemak (A,D,E,K) dan vitamin terlarut dalam air (B, C). Beberapa bagian tubuh ikan mengandung vitamin dan mineral dalam jumlah besar seperti pada ikan Cod yang mengandung vitamin A dan D dalam hatinya sementara pada belut laut (eel), kedua vitamin tersebut terkandung dalam otot tubuhnya. Umumnya vitamin yang terkandung dalam otot ikan dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh manusia atau

57

BUKU AJAR IKTIOLOGI

binatang yang mengkonsumsinya. Vitamin dan mineral tersebut tidak terpengaruh nyata akibat prosesing ataupun pengawetan asalkan dilakukan dengan benar dan penyimpanan dalam pembeku tidak terlalu lama. Bahan-bahan ekstraktif lainnya yang dapat diekstrak dari otot ikan antara lain molekul gula, asam mino bebas, basa-basa nitrogen, yang tidak terikat dalam protein otot. Biasanya bahan tersebut diekstrak untuk flavour. Ada pula yang bersifat volatile yang akan segera hilang karena proses penyimpanan. 5.2.5 Organ listrik Pada beberapa Elasmobranchii dan Teleostei, otot-otot tertentu sudah jauh berubah atau merupakan modifikasi dari sel-sel otot yang dapat menghasilkan, menyimpan, dan mengeluarkan muatan listrik. Chondrichtheys dan Osteichthyes. Jumlah ikan yang diketahui mempunyai organ listrik kira-kira 500 spesies yang tergolong dalam tujuh family Organ listrik ini dapat ditemukan pada ekor (ikan pari listrik), di bawah kulit (Teleostei), pada sirip, di belakang mata (stargazer), atau pada sebagian besar permukaan tubuh (belut listrik). Pada umumnya organ listrik ini berasal dari otot yang memiliki ragam penampilan, lokasi, struktur, dan juga faalnya. Ikan yang hidup pada daerah beriklim sedang mempunyai voltage yang lebih tinggi dari pada ikan yang hidup pada daerah dingin. mempunyai voltase tinggi dibanding ikan Pada umumnya ikan laut electric eel Ikan yang air tawar, kecuali

(Electrophoros) dan electric cat fish (Malapterurus electricus).

memiliki organ listrik bervoltase tinggi, organ listriknya berfungsi sebagai senjata untuk bertahan terhadap serangan predator dan alat untuk mencari makan, contohnya, Electrophorus electricus, Torpedo nobilian, Malapterurus electricus. Sedangkan ikan bervoltase rendah, organ listriknya berfungsi sebagai bagian dari sistem electrosensory dan dapat bula berfungsi sebagai alat komunikasi antar ikan, contohnya, Mormyrus rume, Gymnotus carapo, Gymnoranchus niloticus, Raja clavata. Organ-organ tersebut berasal dari kelompok otot branchiomer, sebab diatur oleh saraf kranial ke 7 dan ke 9. Ikan Raja dan Electrophorus, organ listriknya terletak pada ekor dan berubah dari kelompok otot hypaxial. Pada Electrophorus electricus (belut laut), organ

58

BUKU AJAR IKTIOLOGI

listriknya mengeluarkan muatan listrik antara 350-650 volt. Ikan ini memiliki ukuran tubuh hingga panjang 3 meter, termasuk ikan dengan pergerakan lamban dan hidup pada daerah yang visibilitasnya rendah. Pada ikan Torpedo nobilian yang hidupnya di dasar laut dengan pergerakannya lamban, mengeluarkan cahaya sampai 220 volt. Malapterurus electricus, hidup di sungai yang gelap di benua Afrika, panjangnya bisa sampai satu meter dan dapat mengeluarkan muatan listrik sebesar 350 volt (Bond, 1979). Komunikasi, orientasi, dan deteksi terhadap mangsa merupakan fungsi yang paling umum dari organ listrik. Pada beberapa spesies, organ listrik dipergunakan juga untuk menyerang lawan atau mempertahankan diri, bahkan ikan-ikan besar pun dapat dilemahkan dengan muatan listrik yang lebih kuat. Ikan-ikan listrik memancarkan muatan yang tetap, dan sangat sensitif terhadap gangguan yang dihasilkan oleh obyek di dalam medan listrik dekat tubuhnya. Unit fungsional organ listrik adalah electroplaks, berupa sel berinti banyak, berbentuk uang logam besar. Umumnya sebelah permukaannya datar melipat-lipat kecil; mitokhondria terkonsentrasi di bawah selaput ini. Permukaan datar yang sebelahnya lagi penuh dengan saraf-saraf yang masuk. Beratus bahkan beribu-ribu electroplaks bertumpuk membentuk batang, dan banyak batang-batang terdapat dalam satu organ. Dalam stadium istirahat, potensial listrik tumbuh antara permukaan dalam (negatif) dan permukaan luar dari setiap listrik melampaui potensial istirahatnya. RANGKUMAN Sistem urat daging atau sistem otot pada ikan secara fungsional otot ini dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah rangsangan otak. jantung. Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam otot Berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot Dari penempelannya juga bisa dibedakan menjadi dua yaitu otot menempel pada rangka yaitu otot bergaris dan yang tidak menempel pada rangka yaitu otot jantung dan otot polos. electroplaks. Jika organ tersebut dirangsang oleh sarafnya, potensial listrik sejenak berbalik dengan demikian arus

59

BUKU AJAR IKTIOLOGI

BAB 6 SISTEM RANGKA Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mendeskripsikan rangka pada ikan 2. Menjelaskan fungsi rangka dan derivat-derivatnya 6.1 Latar Belakang Sistem rangka merupakan suatu system yang dibangun oleh strukturstruktur keras dari tubuh yang bersifat menyokong dan melindungi. Rangka pada ikan seperti halnya pada golongan vertebrata lainnya berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang dan menyokong organ-organ tubuh serta berfungsi pula dalam proses pembentukan butir darah merah. Pada beberapa ikan modifikasi tulang penyokong sirip menjadi penyalur sperma ke dalam saluran reproduksi ikan betina. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam. Rangka yang menjadi penegak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan tulang sejati. Tulang rawan pada banyak vertebrata, kecuali cyclostomata dan elasmobranchii merupakan jaringan embrional. Hal ini dimungkinkan karena dapat memberikan sifat ringan dan kelenturan yang diperlukan oleh dinamika pertumbuhan. Sebagian besar rangka osteichtyes pada mulanya dibentuk melalui tahap tulang rawan, kemudian materialnya menjadi tulang sejati dalam bentuk-bentuk yang khusus melalui proses osifikasi. 6.2 Rangka Ikan Rangka ikan tersusun atas tulang rawan dan tulang keras. Pada dasarnya rangka menjadi fondasi tubuh dan rangka, menjadi tempat dan melindungi otak serta tali saraf serta tempat menempelnya otot. Rangka ikan terbagi atas tiga segmen yaitu tengkorak, kolom vertebral, dan rangka sirip. Dalam sistem rangka ikan dikenal dua jenis rangka berdasarkan letaknya yaitu eksoskeleton (rangka luar) dan endoskeleton (rangka dalam). Rangka dalam

60

BUKU AJAR IKTIOLOGI

terbagi lagi menjadi dua yaitu rangka keras dan rangka lunak. Pada Condrichtyes, seluruh tulangnya berupa tulang rawan sedangkan pada Osteichtyes terdapat tulang rawan akan tetapi sebagian besar tulangnya berupa tulang keras. Terdapat tiga tipe tulang pada ikan yaitu (1) tipe chondral (2) tulang intra membran Dan (3) tulang pertengahan. Pada tipe chondral, terjadi pengapuran tulang rawan yang terjadi sebelum terbentuk tulang intramembran. Sebagian besar berapa di rangka axial. serta pada sisik ikan. Tulang intramembran terbentuk di jaringan konektif Diantara dua jenis tersebut, ada juga yang merupakan epidermis, terdapat di beberapa bagian tulang cranial dan rangka anggota tubuh, gabungan dari keduanya yang disebut tipe tulang campuran atau intermediate. Cameron (1985) meneliti, bobot basah tulang ikan mencapai 16% dari total
bobot basahnya dan sebesar 25% bobot kering dengan bahan penyusun berupa gamargaram mineral yaitu Pospat, Calsium, Magnesium, dan karbonat.

6.2.1 Rangka Axial Rangka axial terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung dan tulang rusuk. Secara umum perkembangan embrionik tengkorak ikan berasal dari tiga sumber, yaitu chondrocranium (neurocranium), dermocranium dan splanchoranium. Chondrocranium adalah pembungkus otak yang pada mulanya berasal dari tulang rawan kemudian akan berganti menjadi tulang sejati. Pada waktu embrio, tengkorak dibentuk dari sepasang rawan parachordal yang sejajar dengan ujung depan notochorda dan sepasang rawan trabeculae yang terletak di bagian anterior rawan parachordal. Setiap rawan parachordal mengadakan perkembangan dan meluas pada tiap-tiap sisinya ke bagian anterior sampai ke kapsul optik membentuk basal plate (Bond, 1979). Pada elasmobranchii, seluruh bagian otak dibungkus oleh tulang rawan yang massif tanpa batas yang nyata seperti biasanya pada terdapat pada vertebrata lainnya. Kapsul optic dan nasal bersatu dengan chondrocranium, akan tetapi kapsul optic tetap bebas sehingga mata degan bebas dapat digerakkan. dinding chondrocranium. Saraf dan pembuluh darah yang berhubungan otak melalui lubang-lubang yang terdapat pada

61

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Pada golongan ikan teleostei yang rendah tingkatannya, masih terdapat rawan pada pada neurocranium tetapi pada golongan ikan yang lebih tinggi tingkatannya tulang tengkorak telah mengalami proses osifikasi dengan baik. Keping-keping tulang yang mengelilingi kapsul sensori berhubungan erat dengan osifikasi neurocranium.Tiap-tiap organ sensori dikelilingi oleh rangkaian tulang untuk berkembang. Umumnya tulang dermal membentuk atap tengkorak. Sepasang tulang parietal terletak di daerah atap tengkorak paling belakang, di depan supraoccipita. Sepasang tulang frontal yang merupakan keping dermal yang luas berkembang tepat di depan tulang parietal. Di depannya terdapat tulang nasal yang bentuknya memanjang dan terletak di antara dua lubang hidung. Sepasang tulang lacrimal terdapat pada bagian anterior sisi tengkorak. Rahang atas terdiri dari tulang premaxilla, maxilla, jugal dan quadratojugal. Premaxilla dan maxilla pada beberapa ikan buas dilengkapi dengan gigi-gigi tajam. Tulang dermal yang terdapat pada langit-langit mulut ialah prevomer, endopterygoid, ectopterygoid, palatine (masing-masing terdiri dari satu pasang) dan sebuah parasphenoid. Tulang dermal pada rahang bawah ialah dentary yang dilengkapi gigi-gigi, splenial, angular dan articular. Pada golongan Osteichtheys terdapat tulang dermal yang menjadi penutup insang, yaitu operculum, suboperculum, preoperculum dan interoperculum. penyokong keeping tutup insang (Gambar 6.1) Di bawah rahang terdapat branchiostegal dan urohyal yamg merupakan tulang

62

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Gambar 6.1 Tengkorak (tampak dari samping)

Gambar 6.2 Tengkorak tampak dari atas)

63

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Gambar 6.3 (tampak dari bawah)

Gambar 6.4 Rahang atas dan bawah dilengkapi dengan tulang pterigoid

64

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Gambar 6.5 Keping operkulum

Tulang punggung pada daerah badan berbeda dengan yang terdapat pada daerah ekor. Tiap-tiap ruas di daerah badan dilengkapi oleh sepasang tulang rusuk kiri dan kanan untuk melindungi organ-organ di dalam ronga badan. Pada batang ekor tiap-tiap ruasnya di bagian bawah hanya terdapat satu cucuk haemal. Di bagian atas ruas tulang punggung terdapat cucuk neural (gambar. 6.6).

Gambar 6.6 A and B:trunk vertebra, C and D:first tail vertebra, 1:dorsal spinal process=neurapophysis, 2:hemal process, 3:neural canal, 4:hemal canal, 5:centrum, 6:prezygapophysis

65

BUKU AJAR IKTIOLOGI

6.2.3 Rangka Visceral Rangka visceral terdiri dari struktur tulang yang menyokong insang dan mengelilingi pharynx. Struktur ini terdiri dari tujuh tulang lengkung insang. Duan lengkung insang yang pertama menjadi bagian dari tulang-tulang tengkorak. sedangkan lima lainnya berfungsi sebagai penyokong insang. Pada ikan hiu lengkung insang terdiri dari beberapa potong rawan yang digabungkan menjadi jeruji basal. Potongan dorsal (Pharyngobranchial) diikuti oleh epibranchial,ceratobranchial dan hypobranchial dengan basibranchial yang memanjang sepanjang ventral.

Gambar 6.7 tulang-tulang penyokong insang 6.2.4 Rangka sirip

66

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Gambar 6.8 Rangka pada sirip pektoral

67

BUKU AJAR IKTIOLOGI

6.2.5 Morfologi Ikan Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan dan pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat, diingat dalam mempelajari dan mengidentifikasi ikan. Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa misal dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus. Secara umum, Moyle & Cech (1988) mengkatergorikan ikan ke dalam enam kelompok yaitu: 1. Rover predator (predator aktif). Misalnya family Lutjanidae, Scombridae 2. Lie-in-wait predator (predator tak aktif). Misalnya family Esocidae, Belonidae, Centropomidae dll. 3. Surface-oriented fish (ikan pelagik). Misalnya, family Carangidae 4. Bottom fish (ikan demersal). Misalnya, family Psettodidae, Bothidae, Pleuronectidae, Soleidae, dll 5. Ikan bertubuh bulat besar, sepeti belut. Misalnya, Muraenidae, Congridae, Opichthydae, dll Predator aktif Ikan ini mempunyai bentuk tubuh yang langsing/lurus (fusiform), dengan mulut di ujung (terminal) dan batang ekor menyempit/kecil dengan bentuk ekor cagak atau bulan sabit. Ikan-ikan kelompok ini selalu bergerak dan mengejar mangsa, contoh ikan tuna. Bentuk tubuh dari ikan predator aktif sangat khas di perairan mengalir. Predator tak aktif Merupakan kelompok ikan piscivora yang mempunyai bentuk tubuh yang cocok untuk menangkap mangsa dengan cara menghadang ikan-ikan perenang cepat. Tubuh berbentuk ramping/lurus memanjang seringkali beebentuk sepertik torpedo. Kepala berbentuk rata dengan mulut yang besar dan bergigi. Sirip ekor

68

BUKU AJAR IKTIOLOGI

cenderung membesar dengan sirip punggung dan anal berada jauh dibelakang badan dan letaknya segaris. Susunan sirip ikan seperti ini memberikan daya dorong pada saat ikan ini akan meluncur dengan cepat untuk menangkap mangsa yang lewat. Kelompok ikan ini antara lain ikan-kan air tawar Esocidae, Belonidae, Centropomidae. Ikan pelagik Ikan ini umumnya berukuran kecil, bentuk mulut superior, kepala berbentuk pipih datar dengan mata lebar dan sirip punggung berada di bagian belakang badan. Morfologi dari ikan ini sesuai untuk menangkap plankton dan ikan-ikan kecil yang hidup di dekat permukaan air, atau insekta yang berada di permukaan contoh ikan Gambusia, Fundulus. Ikan demersal mempunyai bentuk tubuh yang beragam. Gelembung renang dari ikan-ikan kelompok ini mereduksi atau tidak ada. Ikan demersal terbagi menjadi 5 tipe yaitu (i) ikan dasar yang aktif mempunyai bentuk tubuh seperti ikan predator aktif tetapi bentuk kepala rata, mempunyai punuk dan sirip dada yang lebih besar. (ii) ikan yang melekat di dasar merupakan ikan-ikan kecil dengan bentuk kepala rata, sirip dadap membesar dengan struktur yang memungkinkan ikan ini berada di dasar perairan. Struktur ikan ini banyak dijumpai di perairan berarus cepat atau daerah intertidal yang mempunyai arus air yang kuat. (iii) ikan bottom- hider mempunyai kesamaan respon dengan ikan pelekat tetapi tidak mempunyai alat pelekat dan cenderung mempunyai bentuk tubuh yang memanjang dengan kepala lebih kecil. Bentuk seperti ini lebih menyukai hidup di bawah batu-batuan, celah-celah. (iv) flatfish merupakan ikan dengan morfologi yang unik. Bentuk tubuh membulat dengan mulut berada dibagian ventral yang sangat memungkinkan untuk dapat mengambil makanan di dasar perairan, spirakula berada di bagian atas dari kepala. (v) ikan bentuk rattail mempunyai tubuh bagian belakang memanjang seperti ekor tikus, kepala besar dengan hidung yang sangat jelas dan sirip dada besar. Umumnya, ikan seperti ini berada di laut dalam. Ikan-ikan ini merupakan ikan pemakan bangkai dan memangsa invertebrata bentik.

69

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Ikan berbadan membulat Ikan ini mempunyai ukuran tubuh 1/3 dari panjang standar (jarak antara hidung hingga pangkal ekor). Sirip punggung dan sirip anal memanjang dan sirip dada terletak lebih tinggi sedangkan sirip pelvik lebih rendah dari badan. Mulut kecil dan dapat disembulkan, mempunyai mata yang besar dan hidung pendek. Ikan dengan bentuk badan seperti belut mempunyai badan yang panjang dengan bentuk kepala tumpul, ekor meruncing atau membulat. Jika dijumpai sirip-sirip yang berpasangan misal sirip dada biasanya kecil sedangkan sirip punggung dan sirip anal sangat panjang. Sisik berukuran sangat kecil atau tidak ada sama sekali. Ikan-ikan ini seringkali berada di celah-celah atau lobang dari karang atau batuan. III. PENUTUP Rangka pada ikan seperti halnya pada golongan vertebrata lainnya berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang dan menyokong organ-organ tubuh serta berfungsi pula dalam proses pembentukan butir darah merah. Pada beberapa ikan modifikasi tulang penyokong sirip menjadi penyalur sperma ke dalam saluran reproduksi ikan betina. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam. Rangka yang menjadi penegak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan tulang sejati. Tulang rawan pada banyak vertebrata, kecuali cyclostomata dan elasmobranchii merupakan jaringan embrional.

70

BUKU AJAR IKTIOLOGI

BAB 7. ORGAN PENCERNAAN Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan organ pencernaan pada ikan dan fungsinya masing-masing 2. Menguraikan perbedaan anatomis ikan herbivora, kaRnivora dan omnivora 3. Menguraikan alat pencernaan makanan dan modifikasi tertentu pada ikan 7.1 Latar Belakang Mencernakan makanan merupakan suatu proses di dalam tubuh organisme yang mengubah atau menyederhanakan bahan-bahan makanan yang dapat diserap oleh dinding usus yang berguna bagi tubuh. Sistem pencernaan meliputi organ yang berhubungan dengan pengambilan makanan, mekanismenya dan penyediaan bahan-bahan kimia, serta pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak tercernakan keluar dari tubuh. 7.2 Alat Pencernaan Makanan Alat-alat pencernaan makanan secara berturut-turut dari awal makanan masuk ke mulut dapat dikemukakan sebagai berikut: mulut, rongga mulut, pharynx, esophagus, lambung, pylorus, usus dan anus. Dalam beberapa hal terdapat adaptasi alat-alat tersebut terhadap makanan dan kebiasaan makannya. Organ pencernaan ini dilengkapi dan dibantu oleh hati dan pancreas. 7.2.1 Mulut dan Rongga Mulut Organ ini merupakan bagian depan dari saluran pencernaan, berfungsi untuk mengambil makanan yang biasanya ditelan bulat-bulat tanpa ada perubahan. Lendir yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar dari epithel rongga mulut akan bercampur dengan makanan, memperlancar proses penelanan makanan yang dibantu oleh kontraksi otot dinding mulut. Rongga mulut Amphioxus menyimpang jauh dari kepunyaan Craniata. Pada hewan ini pinggiran lubang mulut mempunyai 12-20 pasang tentakel yang dilengkapi dengan rambut getar dan indra. Pada mulut bagian belakang terdapat sekat melintang yang disebut velum, ditembus oleh lubang yang berhubungan

71

BUKU AJAR IKTIOLOGI

dengan farings. Ikan pada umumnya, rongga mulut meneruskan diri menjadi farings, yang mempunyai beberapa kantung insang. Menelan makanan pada ikan merupakan gerakan rangka visceral karena kerja dari otot visceral. Pada Amphioxus tidak dilengkapi lidah sedangkan pada Cyclostomata lidahnya hampir tidak ada. Petromyzon lidahnya berfungsi seperti alat penghisap, ikan ini melekat dengan corong mulut pada pada ikan lain, dan dengan gigi tanduk dari lidah ia memarut kulit dan daging dari mangsanya. Pada Myxinoidea gigi tanduk dari lidah digunakan untuk mengebor kulit kulit ikan mangsanya, kemudian ia masuk ke dalamnya dan hidup sebagai parasit. Lidah ikan merupakan suatu peninggian dari dasar mulut yang diselaputi oleh selaput lendir, disokong oleh rangka Hiobrankhial yang tidak dapat bergerak tanpa adanya kelenjar. Pada umumnya mulut ikan terletak di ujung depan kepala, yang dinamakan tipe terminal. Pada ikan yang lain, mulut terletak pada bagian atas (tipe superior), di bagian bawah kepala (tipe inferior), dan ada pula dekat ujung bagian kepala (tipe subterminal). Selain letak yang berbeda-beda, bentuk mulutpun bermacam-macam. Bentuk dan letak mulut ini sangat erat kaitannya dengan macam makanan yang menjadi kesukaan ikan. lewat di atasnya. Mulut tipe superior mendapatkan makanan dari permukaan atau menunggu pada dasar perairan untuk menangkap mangsa yang

Ukuran mulut ikan dapat memberikan petunjuk terhadap kebiasaan makan, terutama bila dikaitkan dengan ukuran dan tempat gigi berada. Ikan-ikan cucut dilengkapi dengan mulut yang lebar dan gigi tajam, yang menandakan mereka termasuk golongan predator terhadap mangsa yang berukuran agak besar yang mungkin bisa ditelan seutuhnya. Beberapa ikan cucut mempunyai pengaturan geligi yang menjadikan mereka dapat menggigit gumpalan besar binatang yang

72

BUKU AJAR IKTIOLOGI

terlalu besar untuk ditelan begitu saja. Demikin pula dengan ikan baraccuda (Sphyraena) dan piranha (Serrasalmus). Ikan yang menelan sepotong kecil makanan biasanya mempunyai bibir yang relative kecil tanpa modifikasi. Pada ikan yang mendapatkan makanan dengan cara mengisap, mereka mempunyai mulut tipe inferior dan bibir yang berdaging tebal. Bibir pengisap ikan perenang bebas berfungsi sebagai organ pencekram batu atau benda-benda lain pada sungai berarus deras misalnya, Glyptosternus, Gyrinocheilus dan beberapa anggota family Loricariidae (Lagler et al., 1997). Pada ikan lamprey yang parasitic, mulut pengisap tak berahang bertindak sebagai sebagai alat pencengkram agar menempel pada inangnya dan mengambil makanan dari inangnya. Mulut seringkali dilengkapi dengan sungut yang bentuk dan jumlahnya sangat bervariasi. Sungut ini berfungsi sebagai alat peraba ketika ikan tersebut mencari makan. Sungut dilengkapi dengan saraf, untuk menemukan makanan di antara material yang ada.

7.2.2 Gigi Adaptasi terhadap makanan juga terjadi pada gigi. Pada cyclostomata dan ostracodermata tidak mempunyai gigi sebenarnya, sebab hewan ini mempunyai gigi tanduk yang dihasilkan oleh epidermis. Gigi sebenarnya homolog dengan sisik

73

BUKU AJAR IKTIOLOGI

placoid, yang mungkin timbul dari sisik yang menutupi bibir seperti pada ikan hiu muda (Squaliformes) dimana sisik placoid menjadi gigi pada rahang. Osteichtheys mempunyai tiga jenis gigi berdasarkan tempat tumbuhnya: rahang, rongga mulut dan pharyngeal. dentary. Di daerah rahang gigi tumbuh pada premaxilla, maxilla dan Pada langit-langit rongga mulut, gigi terdapat pada vover, palatine,

pterygoid dan parasphenoid. Gigi juga terdapat pada tulang glossohyal (tulang lidah) dan basibranchial di antara insang. Gigi pharyngeal terdapat pada berbagai elemen lengkung insang pada banyak species ikan. insang yang terakhir. Berdasarkan bentuknya, gigi rahang dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk yaitu: Cardiform, villiform, canine, incisor, comb-like teeth, dan molariform. Gigi cardiform berbentuk pendek, tajam dan runcing. Bentuk ini didapatkan pada family Ichtaluridae dan Serranidae. Gigi villiform mirip dengan gigi cardiform, hanya lebih panjang dan memberikan gambaran seperti rumbairumbai, misalnya pada Belone dan Pterois. Gigi canine menyerupai gigi anjing, seringkali berbentuk taring; bentuknya panjang dan mengerucut, lurus atau melengkung dipergunakan untuk mencengkram. Gigi incisor menpunyai pinggiran yang tajam yang disesuaikan untuk rata digunakan untuk memotong.Bentuk gigi yang mempunyai permukaan Gigi pharyngeal family Cyprinidae dan Catostomidae merupakan modifikasi elemen bawah lengkung

menumbuk dan menggerus, termasuk gigi molariform. Bentuk gigi ini misalnya dipunyai oleh Raja, Holocephali dan Scianidae (Lagler et al, 1977).

74

BUKU AJAR IKTIOLOGI

7.2.3 Pharynx Organ ini biasa disebut pangkal tenggerokan, merupakan lanjutan rongga mulut. Insang terletak tepat di belakang rongga mulut, di dalam pharynx. Umumnya terdapat empat pasang pada ikan bertulang sejati, sedangkan pada ikan Chodrichthyes mempunyai 5-7 pasang lengkung insang. Di samping melindungi filament insang yang lembut dari kikisan material makanan yang dimakan keluar melalui insang. Ikan-ikan yang memakan mangsa besar, mempunyai tapis insang yang berukuran besar dan jumlahnya sedikit. Pada ikan-ikan pemakan plankton, tapis insangnya ramping, memanjang dan jumlahnya banyak. Jari-jari tapis insang yang pendek dan besar didapatkan pada ikan omnivora. Tampak adanya kaitan yang erat antara jenis makanan dengan bentuk dan jumlah jari-jari tipis insang. 7.2.4 Esophagus Esophagus ikan biasa disebut kerongkongan, pendek dan mempunyai kemampuan untuk menggelembung. Organ ini merupakan lanjutan pharinx, bentuknya seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah insang. Kemampuan menggelembung organ ini tampak jelas pada ikan predator yang mampu menelan makanan yang relative besar ukurannya. Sedangkan ikan-ikan pemakan jasad kecil mempunyai kemampuan untuk menggelembung yang kurang disbanding dengan ikan predator. Karena adanya kemapauan menggelembung inilah, maka jarang

75

BUKU AJAR IKTIOLOGI

terjadi seekor ikan tertelan sampai mati oleh suatu makanan yang melalui mulutnya tetapi tidak dapat ditelan. Pinggiran esophagus terdiri dari epithelium yang berlapis-lapis dan columnar, dengan sejumlah sel atau kelenjar lendir. Dinding esophageal delengkapi secara khusus dengan lapisan otot (muscular sac) yang berhubugan dengan esophagus. Pada beberapa genera (Pampus dan Nomeus) terdapat gigi di tepi kantung esophageal, yang menempel pada dinding kantung. Kantung esophageal berfungsi sebagai penghasil lendir, gudang makanan dan penggilingan makanan. Pada ikan belut, Monopterus albus, esophageal dimodifikasi menjadi alat pernapasan tambahan. 7.2.5 Lambung Lambung (ventriculus) atau perut besar adalah lanjutan dari esophagus, di belakangnya dibatasi oleh otot sfinkter yang disebut pylorus, untuk kemudian menjadi bagian depan dari usus bagian tengah. Lambung menunjukkan beberapa adaptasi: diantaranya adalah adaptasi dalam bentuknya. Pada ikan pemakan ikan, lambung semata-mata berbentuk memanjang seperti pada ikan gar (Lepisosteus), bowfi (Amia), pike (Esox), barracuda (Sphyraea) dan striped bass (Horone saxatilis). Pada ikan omnivora seringkali lambung terbentuk seperti kantung. Pada ikan belanak (Mugil), lambung bermodifikasi menjadi alat penggiling. Lambung tersebut berukuran kecil, dan tetapi dindingnya tebal dan berotot. Pada Saccopharyngidae Eupharyngidae, lambung mempunyai kemampuan

menggelembung yang besar sehingga memungkinkan ikan-ikan ini memakan mangsa yang relative besar. Sebagain besar ikan mempunyai lambung. Lambung tidak terdapat pada lamprey, hagfish, chimaera dan beberapa ikan bertulang sejati (Cyprinidae, Scomberesocoidae, dan Scaridae). Pada ikan-ikan tersebut kelenjar lambung tidak ada, dan makanan dari esophagus langsung ke usus. Adanya lambung dapat dicirikan oleh rendahnya pH dan adanya pepsine di antara getah pencernaan. Pada beberapa ikan seringkali bagian depan ususnya membesar menyerupai lambung sehingga bagian ini dinamakan lambung palsu, misalnya pada ikan mas (Cyprinus carpio). Pada beberapa spesies tertentu, pada akhir ventrikulus terdapat tonjolan-

76

BUKU AJAR IKTIOLOGI

tonjolan sebagai kantong buntu disebut appendices pyloricae, yang berguna untuk memperluas permukaan dinding ventriculus agar pencernaan dan penyerapan makanan dapat lebih sempurna. 7.2.6 Usus Usus tengah dan usus akhir biasa disebut intestinum, suatu bagian dari saluran pencernaan mulai dari pylorus sampai di kloaka atau anus. Usus mempunyai banyak variasi pula, umumnya berbentuk seperti pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya, berakhir dan bermuara keluar, sebagai lubang anus.Usus diikat (difixer) oleh suatu alat pengantung, mesentrum yang merupakan derivat dari pembungkus rongga perut (peritonium). Pada ikan carnivor ususnya pendek, mungkin karena makanan berdaging dapat dicerna dengan lebih muda dari pada tanaman. Sebaliknya usus ikan herbivore panjang dan teratur di dalam satu lipatan atau kumparan. Pada beberapa jenis ikan, seperti Lamprey, elasmobranchii dan beberapa Osteichtyes yang ususnya pendek untuk memperluas permukaan absorpsi di dalam ususnya terdapat serangkaian klep spiral yang disebut tyflosol. Pada usus sebagian besar ikan bertulang sejati, bagian depan usus yang langsung berbatasan dengan pylorus disebut duodenum yang memiliki satu atau lebih kantung buntu yang dinamakan pyloric caeca. Struktur ini tidak terdapat pada family Ictaluridae dan Cyprinodontidae. Perca flavescense mempunyai tiga buah, sedangkan pada family salmonidae biasa mencapai jumlah 200 atau lebih. Fungsi alat pyloric caeca mungkin berkaitan dengan pencernaan dan penyerapan. 7.3 Kelenjar Pencernaan Kelenjar pencernaan atau glandula digestoria berfungsi dalam proses pencernaan terdiri atas hati, pankreas dan kantong empedu. Hati atau hepar besar, berwarana merah kecoklatan. Letaknya di bagian depan rongga badan dan meluas mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas. Pembentukan hati asalnya sepasang. Hal ini dapat dilihat pada Myxine dewasa, dimana hati kiri dan kanan tidak bersatu dan masing-masing mempunyai saluran

77

BUKU AJAR IKTIOLOGI

empedu yang menuju ke dalam kantung empedu dan dari sini empedu dialirkan ke melalui ductus kholedokhus ke dalam usus bagian tengah. Hati termasuk kelenjar yang besar pada ikan, bahkan pada ikan cucut dan ikan pari biasa mencapai 20 % bobot tubuhnya. Hati biasanya terletak di muka lambung atau sebagian mengelilingi lambung. Biasanya hati berjumlah dua buah, tetapi mungkin hanya satu seperti pada ikan salmon, atau tiga seperti pada mackerel. Pada hati terdapat kantung empedu yang mengeluarkan cairan empedu. Cairan empedu ini masuk ke dalam saluran pencernaan makanan pada daerah pylorus melalui ductus choledochus. Disamping berperan dalam pencernaan, hati juga berfungsi sebagai gudang penyimpanan lemak dan glikogen. Fungsi selanjutnya adalah dalam perusakan sel darah merah dan kimiawi darah seperti pembentukan urea dan senyawa yang berhubungan dengan ekskresi nitrogen dan menetralkan racun serta menghasilkan panas. Ikan-ikan mempunyai variasi dalam jumlah lemak yang di simpan dalam hati. Pada Pleuronectiformes dan gadidae, lemak terutama disimpan di dalam hati, sedangkan pada Scombridae dan Clupeidae, lemak lebih banyak disimpan di dalam otot. Selain lemak, hati ikan juga menyimpan vitamin A dan D. Pankreas terdiri dari dua bagian, yaitu bagian eksokrin yang menghasilkan getah apankreas, penting bagi pencernaan makanan, dan bagian endokrin yang menghasilkan hormon ensulin, mengendalikan kadar gula di dalam darah. Pankreas mensekresikan beberapa enzym yang berfungsi dalam proses pencernaan makanan. Pada ikan yang bertulang sejati biasanya menyebar di sekeliling hati ; bahkan pada ikan yang berjari-jari sirip keras pankreas dan hati menyatu menjadi hepatopankreas. Pada ikan cucut dan pari pankreas merupakan dua buah organ yang kompak. Kantong Empedu Kantung empedu atau vesica velea bila penuh bentuknya membulat dengan warna kehijau-hijauan, letaknya pada hati bagian depan salurannya disebut ductus cysticus bermuara pada usus dekat venticulus. Fungsi dari kantong empedu ini untuk menampung/menyimpan empdu (bilus) dan mencurahkannya ke dalam usus, bila diperlukan. Bilus ini berfungsi mencerahkan lemak. 7.4 Rangsangan terhadap makanan

78

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Ransangan ikan terhadap makanan merupakan intraksi antara beberapa faktor yang menentukan kapan ikan akan makan dan makanan apa yang diinginkan. Rangsangan untuk makan secara umum dipengaruhi oleh motifasi internal atau dorongan untuk makan seperti, waktu makan, musim, intensitas cahaya dan suhu. Faktor lain adalah rangsangan makan yang diterima oleh panca indera seperti rasa, bau, penglihatan, sentuhan dan sistem garis rusuk. Beberapa jenis ikan yang mendapatkan makanan dengan perantaraan rasa dan bau, lebih condong makan pada malam hari, misalnya pada ikan Ictalurus . Sedangkan ikan yang mendapatkan makanan dengan perantaraan mata atau penglihatan cenderung lebih aktif pada waktu siang hari, misalnya pada Esox. Ikan Synbranchus dan Onchorhynchus menghentikan kegiatan mencari makan pada saat musim pemijahan. Mereka selama estivasi dalam lubang yang lembab dan berlumpur , hanya menggunakan akumulasi lemak dalam tubuhnya. Sebagian besar ikan yang hidup pada daerah temperate sangat aktif mencari makanan ketika perubahan kondisi lingkungan pada musim semi. 7.5 Penggolongan ikan berdasarkan makanan Lagler et al., (1977) membagi ikan secara garis besar berdasarkan cara makannya ke dalam golongan predator, grazer, penyaring makanan, pengisap makanan dan parasit. Umumnya ikan-ikan yang memakan binatang-binatang makroskopik mempunyai adaptasi tertentu. Mereka biasanya mempunyai gigi pencengkram yang berkembang dengan baik, seperti yang terdapat pada ikan cucut (Elasmobranchii), Sphyraenae, Esox, dan Lepisosteus. Pada ikan-ikan predator terdapat lambung yang jelas dengan sekresi asam kuat dan ususnya relative lebih pendek dari pada ikan herbivore, pada ukuran panjang ikan yang sama. Banyak predator seperti bluefish (Pomatomus sallatrix) dan ikan laut dalam aktif memburu mangsanya, sedangkan yang lain seperti kerapu (Epinephelus) sering berdiam diri dan menunggu sampai ada seekor binatang lewat yang kemudian diserbu dan ditangkap. Lophiidae dan Antennaridae mengembangkan jari-jari pertama menjadi semacam umpan untuk memancing perhatian si mangsa. sirip punggup

79

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Ikan sumpit (Toxotes jaculator) sering menyumpit jatuh serangga yang sedang hinggap di tanaman air dengan air liurnya. Ketepatan menyumpit sasarannya ini merupakan hasil dari hasil perkembangan mata yang dapat digunakan untuk melihat udara di luar permukaan air. Beberapa ikan predator melakukan perburuan dengan mengandalkan mata, sedangkan cucut (Squaliformes), ikan-ikan nocturnal (misalnya, rusuk untuk menemukan tempat si mangsa. Penyaringan organisme dari air merupakan cara makan yang paling umum dilakukan karena sasaran makanan yang dipilih berdasarkan ukuran dan bukan berdasarkan jenis. Prinsip adaptasi ikan penyaring makanan terletak pada pengembangan tapis insang yang memanjang, rapat dan dalam jumlah yang banyak. Ikan dewasa mampu menyaring satu sampai dua gallon air per menit dengan tapis insangnya, dan dalam waktu yang sama beberapa cc kumpulan plankton terutama diatom dan krustacea diperolehnya. Kelompok ikan yang menyaring makanan ditemukan banyak pada clupeoid (Dorosoma). Pada beberapa anggota family Cyprinidae memiliki cara makan yakni, mengisap material yang mengandung makanan ke dalam mulut dimana respon pengisapannya sangat bergantung pada rangsangan sentuhan bibir. Beberapa dari mereka mampu memisahkan antara makanan yang diinginkan dengan sedimen sebelum dia telan, namun pada beberapa kelompok seperti Siluridae, endapan dan lumpur sering ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi bersama-sama dengan jasad dasar pada saluran pencernaannya. Beberapa kelompok ikan yang bersifat parasit misalnya, Simenchelys parasiticus, petromyzon marinus, Lampreta tridentata mengisap cairan tubuh dari inangnya. Biasanya ikan jantan relatif kecil, begitu kecilnya sehingga lebih kecil dari pada sebuah gonad yang matang. Jenis ikan dapat digolongkan menjadi tujuh kelompok menurut jenis makanannya, walaupun harus juga diingat bahwa beberapa jenis pola makannya berubah sesuai dengan perubahan umur, musim dan ketersediaan makanan. Perbedaan golongan ikan menurut jenis makanannya ini berkaitan antara satu golongan dengan golongan lain. Penggolongan berdasarkan jenis makanannya yaitu Ictalurus) dan Muraenidae

bertumpu kepada bau, rasa, sentuhan dan mungkin pula mengandalkan saraf garis

80

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Herbivora Ikan golongan ini makanan utamanya berasal dari bahan-bahan nabati misalnya ikan tawes (Puntius javanucus), ikan nila Oreochromis niloticus ikan bandeng (Chanos chanos). Karnivora Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari bahan-bahan hewani misalnya ikan belut (Monopterus albus), ikan lele (Clarias batrachus), ikan kakap (Lates calcarifer). Omnivora Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari bahan-bahan nabati dan hewani, namun lebih menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang tersedia misalnya ikan mujair (Tilapia mossambica), ikan mas (Ciprinus carpio), ikan gurami (Ospronemus goramy). Pemakan plankton Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu memakan plankton, baik fitoplankton atau zooplankton misalnya ikan terbang (Exocoetus volitans), ikan cucut (Rhinodon typicus). Pemakan detritus Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari sisa-sisa hancuran bahan organik yang telah membusuk dalam air, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan misalnya ikan belanak (Mugil sp.). Selain penggolongan ikan berdasarkan jenis makanannya, ikan dibedakan juga berdasarkan spesialisasi dari makanannya yaitu: a. Monophagus : ikan hanya mengkonsumsi satu jenis makanan b. Stenophagus : ikan mengkonsumsi makanan yang terbatas jenisnya c. Euriphagus : ikan mengkonsumsi bermacam-macam atau campuran jenis makanan. Umumnya ikan-ikan yang ada di alam termasuk ke dalam euriphagus ini. Jenis bahan makanan dan ketersediannya juga menentukan ditribusi ikan-ikan diperairan. Umumnya, semakin besar ukuran sungai semakin besar pula jumlah dan keanekaragaman ikannya; dan proporsi biomassa ikan yang bergantung kepada tumbuhan air dan tumbuhan darat semakin meningkat.

81

BUKU AJAR IKTIOLOGI

7.5 Deskripsi organ-organ pencernaan ikan

1.

Liver, 2. Spleen, 3. Swim bladder, 4. Intestine, 5. Testis

1. Stomach, 2. Pyloric ceca, 3. Duodenum, 4. Anterior intestine, 5. Posterior inestine, 6. Rectum, 7. Anus

1. Esophagus, 2. Cardiac stomach, 3. Stomach, 4. Pyloric stomach and pyloric ceca, 5. Duodenum, 6. Anterior intestine, 7. Posterior intestine, 8. Rectum, 9. Anus

82

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Spiral intestines in various species of fish

7.6 Rangkuman Sistem pencernaan meliputi organ yang berhubungan dengan pengambilan makanan, mekanismenya dan penyediaan bahan-bahan kimia, serta pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak tercernakan keluar dari tubuh. Alat-alat pencernaan makanan secara berturut-turut dari awal makanan masuk ke mulut dapat dikemukakan sebagai berikut: mulut, rongga mulut, pharynx, esophagus, lambung, pylorus, usus dan anus.

83

BUKU AJAR IKTIOLOGI

BAB 8 ORGAN PEREDARAN DARAH Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan tentang Jantung, darah dan organ-organ pembentuk darah 2. Menjelaskan tentang anatomi ikan yang dikaitkan dengan fungsi sistem peredaran darah. 8.1 Latar Belakang Seperti pada golongan vertebrata lainnya, ikan mempunyai sistem peredaran darah tertutup, artinya darah tidak pernah keluar dari pembulunya, jadi tidak ada hubungan langsung dengan sel tubuh sekitarnya. Sistem peredaran darah pada ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah. Sistem peredaran darah, organ utamanya adalah jantung yang bertindak sebagapompa tekan merangkap pompa hisap. Darah ditekan mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh arteri ke seluruh tubuh sampai ke kapiler darah, kemudian dihisap melalui pembuluh vena dan kembali ke jantung. peredaran darah ini disebut sistem peredaran darah tunggal. 8.2 Peredaran darah ikan 8.2.1 jantung Jantung adalah suatu organ yang berupa benda berongga dan terletak dalam ronga ruang mediastinal atau bagian posterior lengkung insang. Organ ini merupakan suatu pompa yang terdiri atas otot licin yang secara ritmis berkontraksi untuk memompa darah dari vena ke arteri. Untuk melaksanakan fungsi ini jantung mempunyai suatu sistem klep yang menyebabkan darah mengalir ke satu arah. Jantung pada ikan dibangunkan oleh dua ruangan yang terletak di bagian posterior lengkung insang, di bagian depan rongga badan dan di atas Ithmus. Kedua ruang tersebut ialah atrium (auricle) yang berdinding tipis dan ventricle yang berdidnding tebal. Ruangan ini berurutan dari belakang ke depan, yaitu: Sinus venosus Sistem

84

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Adalah ruang tambahan atau kantung yang berdinding tipis, hampir tidak mengandung jaringan otot. Dinding kaudalnya bersatu dengan bagian depan dari septum transversum, yang memisahkan rongga pericardial dari rongga pleuroperitoneal. Darah venus dari seluruh tubuh, masuk di sinus venosus melalu sepasang ductus Cuvieri yang masuk di bagian lateral, dan sepasang sinus hepaticus yang masuk pada dinding posterior dari sinus venosus. Vena coronaria yang datang dari dinding otot jantung, juga masuk dari sinus venosus . Dari sini darah melalui lubang sinus atrial masuk ke dalam atrium. Atau dengan kata lain bahwa kantung berdinding tipis ini berfungsi untuk menanpung darah dari vena hepatika yang membawa darah dari vna kardial anterior dan posterior. Atrium Adalah ruang tunggal yang dindingnya relatif tipis, terletak anterior dari sinus venosus. Darah dari atrium melalui lubang atrioventikular diteruskan ke dalam rongga ventrikel. Lubang ini dijaga oleh klep atau katup atrioventrikular, supaya aliran darah tidak kembali ke rongga atrium. Ventrikel Adalah ruang berdinding tebal berotot, menerima darah hanya dari atrium saja dan memompakan darah melalui aorta ventral ke insang. Ruang ini dibentuk oleh dua lapisan otot yaitu lapisan otot luar disebut kortikal dan lapisan otot dalam disebut spongi. Bagian ini menerima darah dari atrium melalui atrioventricular. Ujung anterior dari ventrikel tumbuh memanjang dan berdinding tebal, di dalamnya terdapat suatu seri klep semilunar. Conus Arteriosus Pada Elasmobranchii, conus arteriosus berkembang denga baik, tetapi tidak mempunyai bulbus arteriosus. Pada sebagian ikan Teleostei conus arteriosus sudah tereduksi menjadi suatu struktur yang sangat kecil, sedangkan bulbus arteriosus (perluasan sebagian dari aorta ventralis) berkembang dengan baik. Antara sinus venosus dan atrium terdapat katup sinuatrial, yang berasal dari jaringan endikardial dan miokardial/ otot jantung, berfungsi menahan darah agar tidak kembali ke sinus venosus; antara atrium dan ventrikel terdapat katup atriventrikular, yang menahan darah agar tidak kembali ke atrium. Pada elasmibranhi dan osteichthye, terdapat dua baris katup atriventrakular, tetapi pada

85

BUKU AJAR IKTIOLOGI

ikan bowfn Amia calva dan mrigal Chirrinus mrigala ada empat baris, dan ikan gars Lepisosterus dan Polypterus terdapat enam baris. Sedang pada Dipnoi tida ada sama sekali. Perjalanan dari bulbus keluar arteri ventralius menuju ke depan, bercabang halus menjadi arteri branchialis afferent yang menuju ke tiap insang. Di dalam insang arteri ini bercabang menjadi kapiler-kapiler halus yang berfungsi dalam pertukaran gas (mengambil O2 dan melepaskan Co2) keluar dari insang, kapilerkapiler tersebut kembali menyatu menjadi arteri branchialis afferent. Arteri-arteri ini kemudian bersatu menjadi aorta dorsalis yang berjalan mengikuti tulang punggung dan bercabang-cabang ke seluruh tubuh dan untuk selanjutnya kembali lagi menuju jantung melalui pembuluh vena yang masuk ke jantung terdiri dari sepasang ductus cuvier. Secara umum sistem peredaran darah pada ikan mirip sistem hidraulis yang terdiri atas sebuah pompa, pipa, katup, dan cairan. Meskipun, jantung ikan terdiri atas empat bagian, namun pada kenyataannya mirip dengan satu silinder atau pompa piston tunggal (Gambar 1 dan 2). Akibat adanya perbedaan tekanan sehingga terjadi aliran darah. Untuk menjamin aliran darah terus berlangsung, maka daerah dipompa dengan perbedaan tekanan. Tekanan jantung lebih besar dari tekanan arteri dan, tekanan arteri lebih besar dari tekanan arterionale.

Gambar 8.1 Penampang jantung ikan dari samping (a: Venous sinus b: Atrium c: Ventricle d: Arterial bulb e: Ventral aorta f: Coronary artery

8.2.2 Saluran darah

86

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Ada tiga macam saluran darah yaitu arteri, vena dan kapiler. Ketiganya saling berhubungan satu sama lain membentuk jalinan yang rumit.

Gambar 8.1 Gambaran saluran peredaran darah ikan

Gambar 8.2 Saluran peredaran darah ikan pada Teleostei Arteri Adalah pembuluh darah yang aliran darahnya menjauhi jantung atau saluran yang dilalui darah yang keluar dari insang dan menuju ke bagian-bagian tubuh. Biasanya membawa darah yang kaya dengan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Saluran darah ini terdiri dari tiga lapisan yaitu bagian dalam (intima), memiliki lapisan endothelium dan sub endothelium. Vena Adalah pembuluh darah balik yang aliran darahnya menuju ke jantung. Struktur vena sama halnya dengan arteri, namun mempunyai dinding yang lebih

87

BUKU AJAR IKTIOLOGI

tipis dan rongga yang lebih besar dibanding arteri pada ukuran diameter yang sama. Bagian dalam dari vena yang mengalami tekanan hidrostatik tinggi, umumnya kaya akan jaringan elastis dan sel otot licin. Dinding vena umumnya berkontraksi secara aktif, tidak hanya mempertahankan tekanan darah dalam sistem vena, tetapi juga untuk memompakan darah dari dinding ke jantung. Kapiler Adalah bagian percabangan saluran darah yang merupakan tempat terjadinya pertukaran zat (gas nutrien) antara darah dengan jaringan/sel. Ada tiga macam kapiler darah yaitu, kapiler kontinyu, kapiler berpori dan kapiler diskontinyu (sinusoid).

Gambar 8.3 Transversal view of blood vessel in trunk region. Perch(Perca fluviatilis), Am: dorsal aorta, Asd: dorsal segmental artery, Amv: ventral segmental artery, Asl: lateral segmental artery, Aid: dorsal intersegmental artery, Aiv: ventral intersegmental artery, Vcp: posterior cardinal vein, In: intestine, Ca: abdominal fat, H:liver, Mpd: dorsal fin muscle, Pdi, dorsal fin, Mp: epaxial poarietal muscle, C: integument, Amv: ventral muscular artery, Amd: dorsal muscular artery, R: Kidney

8.2.3 Darah

88

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Darah berupa cairan yang dibangunkan oleh plasma darah, sel darah dan substansi lain yang terlarut di dalamnya. Plasma darah berupa cairan zat putih telur yang mengandung bagian-bagian dari sel darh, mineral terlarut. Di luar pembuluh darah, darah akan membeku disebabkan oleh kerja ensim trhombokinase yang bereaksi dengan garam kalsium menjadi trombin yang aktif. Ikan memiliki kadar protein plasma berupa albumin (pengontrol tekanan osmotik), lipoprotein (pembawa lemak), globulin (pengikat heme), ceruloplasmin (pengikat Cu), fibrinogen (bahan pembeku darah), dan iodurophorine (sebagai yudium anorganik). Fungsi utama darah yaitu transportasi bahan materi yang dibutuhkan bagian tubuh,atau yang tidak diperlukan dibawa ke organ pembuangan. Darah, juga menjaga masuknya bahan penyakit, memperbaiki bahan jaringan yang rusak, mengantarkan bahan pertumbuhan, dan membawa oksigen ke jaringanjaringan tubuh. Dengan adanya hormon dalam aliran peredaran darah, seolah-olah darah berfungsi seperti sistem saraf tambahan. Pertukaran oksigen dari air dengan CO2 terjadi pada bagian semipermiable yaitu pembuluh yang terdapat di daerah insang. Selain dari itu, di daerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang bernitrogen dan insang juga mengeleminir mineral yang berdifusi. Jantung mengeluarkan darah yang relatif kurang oksigen dan berkadar CO2 tinggi. Bagan peredaran darah dalam tubuh ikan tertera pada gambar 8.4.

89

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Volume darah yang beredar dalam tubuh ikan Teleostei berkisar antara 1.5 3% dari bobot tubuhnya. Pada Squalus acanthius volume darah bisa mencapai 5% dari bobot tubuhnya. Jumlah organ yang membuat darah pada ikan lebih banyak jumlahya bila dibanding dengan mamalia. Ikan pada umumnya, vena utama yang membawa darah kembali ke jantung ialah sepasang vena kardinalis anterior dan posterior (Gambar. 4). Vena yang pertama, membawa darah dari bagian kepala berjalan berdampingan dengan sepasang vena jugularis yang letaknya lebih ke tengah. Dari ekor berjalan vena caudalis yang tunggal, kemudian bercabang dua menjadi vena portae renalis menuju ke ginjal. Di dalam ginjal vena portae renalis mempercabangkan banyak vena renalis advehentes, dan masing-masing cabang ini pecah menjadi kapiler darah. Jaring kapiler darah ini kemudian bersatu kembali menjadi beberapa vena renalis revehentis yang mengalir ke permukaan tengah dari ginjal dan bermuara pada vena kardinalis posterior.

90

BUKU AJAR IKTIOLOGI

8.2.4 Sel-sel darah Darah terdiri atas sel-sel dan cairan darah atau plasma. Sel sel darah terdapat dalam plasma yang terdiri dari tiga macam, yaitu Erythrocyte, Leucocyte dan Thrombocyte. reticuloendothelial. Ketiga macam sel darah tersebut dibentuk dalam sistem Pembentukan sel-sel tersebut pada hawan muda terjadi di

dalam kantung yolk, kemudian dalam hati, spleen, dan lymfa. Setelah hewan dewasa, sumsung tulang merupakan tempat utama pembentukan sel-sel darah merah. Sel darah terdiri atas sel-sel diskret yang memiliki bentuk khusus dan fungsi yang berbeda (Gambar 5), sedangkan komponen dari plasma selain fibrinogen, juga terdapat ion-ion inorganik dan organik untuk fungsi metabolik. Erythrocyte (sel darah merah) Ikan, sebagaimana vertebrata lain, memiliki sel darah merah atau Erythrocyte yang berbentuk lonjong dan berinti dengan diameter 736 mikron (tergantung spesies ikannya). Warna merah dari darah disebabkan oleh hemoglobin yang terdapat dalam erythrocyte. Jumlah erythrocyte tiap mm3 darah berkisar antara 20.000 3.000.000. Pengangkutan oksigen sebagai fungsi utama sel darah bergantung kepada komponen Fe pada hemoglobin (pigmen pernapasan) yang terdapat di dalam erythrocyte. Kemampuan mengikat oksigen pada tingkat kejenuhan 95%, kandungan besi dalam darah dan jumlah sel darah merah sangat bervariasi bergantung pada stadia hidup, kebiasaan hidup dan kondisi lingkungan. Leucocyte (sel darah putih) Leucocyte terdiri atas dua kelompok sel yakni yang mengandung butir-butir (granula) yang disebut granulacyte dan yang mengandung sedikt sekali bahkan tidak mengandung butir-butir disebut agranulacyte.Yang mengandung granula terdiri atas: neutrophil, eosinophil dan basophil sedang yang tidak mengandung granula terdiri atas: limphocyte dan monocyte. Leucocyte pada ikan tidak berwarna, berjumlah antara 20.000 150.000 dalam tiap mm3 darah. Leucocyte dapat dibedakan menjadi tiga macam sel, yaitu granulocyte, limphocyte, dan monocyte.Walaupun leucocyte merupakan unsur

91

BUKU AJAR IKTIOLOGI

darah, tetapi fungsi utama dari padanya ada di luar pembuluh darah. Mereka mempunyai sifat dapat menerobos keluar dari pembuluh darah, dan bergerak secara amoeboid di antara jaringan sekelilingnya. Mereka tidak hanya mempunyai sifat daya fagositose saja, tetapi kaya terhadap enzim yang dapat menimbulkan reaksi kimia. Di luar pembuluh darah, leucocyte hanya berumur pendek. Berdasarkan penyerapan warna, granulocyte terdiri dari neutrophil, acidophil (eosinophil) dan basophil. Agranulocyte yang merupakan komponen terbesar leucocyte terdiri dari lympocyte, monocyte dan thrombocyte (Gambar. 5) Thrombocyte Thrombocyte ukurannya jauh lebih kecil dari erytrocyte, besarnya bervariasi antara 2 sampai 3 mikron. Mereka merupakan penghasil utama dari thrombokinase.

8.2.5 Organ pembentuk darah Beberapa organ pada ikan dapat membentuk darah. Pada stadia embrio, saluran darah dapat menghasilkan sel-sel darah, pada ikan dewasa sel-sel darah masih dibentuk di permukaan saluran darah, namun pusat-pusat pembentukan selsel darah lebih nampak. Pada Cyclostomata, semua jenis sel darah dibentuk dalam limpa yang tersebar pada submucosa usus alat pencernaan makanan. Dinding esophagus pada beberapa jenis ikan pada bagian buco-faring hingga bagian cardinal

92

BUKU AJAR IKTIOLOGI

lambung terdapat organ lymphoid yang dikenal dengan Leidug yang menghasilkan sel-sel darah putih. Ginjal adalah organ yang paling kaya akan jaringan lymphoid, thrombocyte dibentuk di bagian mesonefrik. Pada Lamprey dan kebanyakan Teleostei, ginjal merupakan penghasil sel darah yang utama selama hidupnya, terutama kepala ginjal. Jaringan lymphoid juga terdapat pada permukaan gonad jantan dan betina ikan Selachi dan Dipnoi. Pada bagian-bagian sel tulang rawan pada kepala dari jenis Lepisosteus dan Amia menghasilkan seluruh jenis sel-sel darah.

Left-sided view of vascular system in midtrunk. Ac: Caudal artery, Ln: Neural lymphatic duct, O: Oval vascular system, R: Renal vascular system, Sp: Spinal vascular system, U: Urinary bladder vascular system, Vc: Caudal vein, Vpr: Renal portal vein

Limpa ikan merupakan organ yang sangat bervariasi baik letak, bentuk maupun ukurannya. Limpa pada ikan Gnathostomata terdiri dari bagian cortex (berwarna merah), Pulva (berwarna putih) dan medula. Bagian cortex dari limpa membentuk erythricyte dan thrombocyte sedangkan limphocyte dan beberapa granulocyte dibentuk di dalam medulla. Pada esophagus ikan hiu, memperlihatkan kumpulan jaringan pembentuk limphocyte. Pada ikan pari, limpa memanjang antara bagian kardial dan pyloric dari lambung, sedangkan pada ikan Squalus, limpa ini terletak di belakang persimpangan lambung dan berbentuk segi tiga. Pada

93

BUKU AJAR IKTIOLOGI

ikan bertulang sejati limpa ini juga berfungsi dalam menghancurkan sel-sel darah merah. 8.3 Rangkuman Sistem peredaran darah pada ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah. Berawal dari jantung, darah menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Selanjutnya, darh dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi ke segenap organ-organ tubuh melalui saluran-salura kecil.Selain itu, sebagian darah dari insang kadang langsung kembali ke jantung. Darah memberi bahan materi dengan perantaraan difusi melalui dinding yang tipis dari kapiler darah, dan kembali ke jantung melalui pembulu yang ke dua. Seri pertama dinamakan sistem arteri dan seri ke dua disebut sistem vena.

94

BUKU AJAR IKTIOLOGI

BAB 9. ORGAN UROGENITALIA Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan tentang organ yang terlibat dalam sekresi pada ikan 2. Menjelaskan tentang organ gonad 3. Menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan osmoregulasi 9.1 Latar Belakang Sistem urogenital dibangunkan oleh dua sistem, yaitu system urinaria (systema uropoetica) dan genitalia (sytema genitalia). Sistem urinaria biasa disebut sistem ekskresi. Fungsinya untuk membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan atau membahayakan bagi kesehatan tubuh keluar dari tubuh sebagai larutan dalam air dengan perantaraan ginjal dan salurannya. Sistem genitalia disebut juga sistem reproduksi yang fungsinya untuk berkembang biak. Organ utama sistem ini adalah gonade (kelenjar kelamin) sepasang terletak antara usus dan gelembung renang. Kelenjar kelamin betina disebut ovarium sedangkan kelenjar kelamin jantan disebut testis. 9.2 Ginjal Ikan Hewan bertulang belakang membuang beberapa sisa hasil metaboliknya melalui saluran pencernaan dan kulitnya, tetapi sebagian besar dibuang melalui ginjal. Ginjal berjumlah sepasang, berbentuk ramping dan memanjang dengan warna merah tua, terletak di bagian atas rongga perut di bawah tulang punggung. Hasil buangan berupa urine yang dihasilkan oleh ginjal dialirkan melalui sepasang ureter (ductus mesonephridicus) yang berjalan dipinggiran rongga badan sebelah dorsal menuju ke belakang. Ureter kiri dan kanan bertemu di belakang menjadi kantong urine (vesica urinaria) dan dari organ ini urine dikeluarkan melalui urethrea yang pendek dan bermuara pada porus urogenital. Ginjal ini ini memiliki dua tipe anatomik dasar, yaitu pronephros dan mesonephros. Pronephros pada sebagian besar ikan terletak di depan mesonephros yang memiliki struktur sangat sederhana dan hanya berfungsi pada awal

95

BUKU AJAR IKTIOLOGI

kehidupan, yang kemudian fungsinya akan digantikan oleh mesonephros ketika menjadi dewasa. Mesonephros mempunyai susunan yang lebih rumit, yang terdiri dari unitunit yang disebut nephron. Nephron ini terdiri dari badan Malphigi (renal corpuscle) dan tubuli ginjal. Badan malphigi terdiri dari glomerulus (kumparan kapiler-kapiler darah) dan kapsul Bowman (semacam mangkuk yang terdiri dari dua dinding, tempat glomerulus) (gbr 2)

Gambar 9.1 Penampang ginjal ikan (1: head kidney, 2: body kidney, 3: tail kidney) Fungsi utama ginjal adalah sebagai organ sekresi dan organ utama pelepas kelebihan air (terutama pada species air tawar) dan garam mineral. Disamping ginjal, organ lain yang bertanggung jawab adalah kulit, dan insang. Warna ginjal yang merah gelap disebabkan karena sangat banyaknya pigmend arah yang diangkut oleh pembuluh vena di sekitarnya. Ginjal dibagi menjadi tiga area yaitu (1) Kepala ginjal (2) badan ginjal dan (3) ekor ginjal. Kepala ginjal berada di daerah esophagus dorsal dan bilateral. Badan ginjal berkembang baik terutama pada ikan air tawar. Ekor ginjal tidak berkembang baik pada ikan, bahkan hilang sama sekali. RANGKUMAN Sistem urogenital dibangunkan oleh dua system, yaitu system urinaria (systema uropoetica) dan genitalia (sytema genitalia). Sistem urinaria biasa disebut sistem ekskresi. Fungsinya untuk membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan atau membahayakan bagi kesehatan tubuh keluar dari tubuh sebagai larutan dalam air dengan perantaraan ginjal dan salurannya.

96

BUKU AJAR IKTIOLOGI

BAB 10 ORGAN SYARAF Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan tentang sistem saraf pada ikan 2. Menjelaskan tentang fungsi sistem saraf dan fungsi organ saraf tersebut 10.1 Latar Belakang Sistem saraf pada vertebrata mempunyai tiga macam peranan vital, yaitu: Orientasi terhadap lingkungan luar, menerima stimulus dari luar dan meresponnya; mengatur agar kerja sekalian sistem dalam tubuh bersesuaian, dengan bantuan kerja kelenjar endokrin; dan tempat ingatan dan kecerdasan (khusus vertebrata tingkat tinggi). Peranan ini semua disempurnakan oleh saraf, medulla spinalis, dan otak, dibantu oleh organ indra sebagai reseptor, dan otot serta kelenjar sebagai efektor. Sistem saraf dibagi menjadi system saraf pusat dan system saraf periferi. Sistem saraf pusat terdiri otak dan medula spinalis. Sistem saraf periferi terdiri dari saraf cranial dan spinal beserta cabang-cabangnya. Sistem saraf otonom merupakan bagian dari sistem perifera, mempengaruhi otot polos dan kelenjar. 10.2. Otak Otak terdapat pada susunan saraf pusat. Otak ikan dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu telencephalon, diencephalon, mesencephalon, metencephalon dan myelencephalon. Telencephalon Otak bagian depan yang dibentuk oleh serebral hemisfer dan rhinecephalon sebagai pust hal-hal yang berhubungan dengan pembauan. Saraf utama yang keluar dari daerah ini adalah saraf olfactory (saraf cranial I). Pada ikan yang mengutamakan pembauan untuk mencari mangsanya, otak bagian depan menjadi lebih berkembang. Ikan tilapia tertentu yang biasa memberikan perhatian dan perlindungan terhadap anaknya, setelah telencephalonnya dirusak menjadi bersifat tidak acuh terhadap anak-anaknya. Ikan

97

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Betta splendens akan kehilangan tingkah laku seksnya akibat pengrusakan telencephalon. Diencephalon Terletak pada bagian belakang telencephalon. Bagian ventral dari dienchephalon adalah hypothalamus, bagian dorsalnya epithalamus dan bagian lateralnya dinamakan thalamus.Epithalamus adalah bagian yang nampak pada dorsal dari otak. Struktur yang paling nyata ialah dua tonjolan dorsal yang tunggal, yaitu epifise (organ pineal) di sebelah belakang dan parafise (organ parapineal) disebelah depannya. embrio. Pada Cyclostomata, dinding otak yang terdapat di atas badan pineal menjadi transparan dan kulit kepala yang ada di atasnya tidak mempunyai pigmen. Dengan demikian cahaya yang sampai di kepala ikan ini akan mengenai badan pineal. Beberapa ikan hiu (Squaliformes) pun ada yang tidak berpigmen pada daerah kepala tersebut, tetapi badan pinealnya kurang berkembang bila diibandingkan dengan Cyclostomata. Ikan-ikan yang mempunyai kulit kepala transparan umumnya hidup di daerah yang agak dalam dan termasuk yang suka beruaya vertikal. Ikan yang bersifat fototaksis positif, di kepalanya terdapat daerah yang tidak berpigmen dan atap cranial yang transparan di atas diencephalon. Dan sebaliknya ikan yang bersifat fototaksis negatif pada kepalanya terdapat jaringan yang menghalangi cahaya. Mesencephalon Otak bagian tengah pada semua vertebrata memiliki atap berupa sepasang lobus opticus yang bertindak sebagai pusat refleks penglihatan, menerima serabut aferent dari retina. Mesencephalon pada ikan relatif besar dan berfungsi sebagai pusat penglihatan. Lobus opticus terdiri dari tectum opticum di bagian atas tegmentum di bagian bawah. Tectum opticum merupakan organ koordinator yang melayani Pada rangsang penglihatan. Bayangan yang terjadi pada retina mata akan dipetakan pada tectum opticum. Sedang tegmentum merupakan pusat sel-sel motoris. mesencephalon terdapat bagian menonjol yang disebut Cerebellum, memiliki fungsi utama yaitu mengatur kesetimbangan tubuh dalam air, mengatur tegangan otot dan Keduanya tumbuh sebagai evaginasi dari diencephalons

98

BUKU AJAR IKTIOLOGI

daya orientasi terhadap ruang. Pada ikan bertulang sejati cerebellum terbagi atas dua bagian besar, yaitu valvula cerebelli dan corpus cerebelli yang besarnya tergantung spesiesnya. Beberapa jenis ikan yang memiliki cerebellum relatif besar, utamanya ikan yang menghasilkan listrik (mormyridae) dan ikan perenang cepat (mackerel dan tuna). Myelencephalon Bagian otak paling belakang (posterior), dengan medula oblongata sebagai komponen utamanya. Komponen ini merupakan pusat untuk menyalurkan rangsangan keluar melalui saraf cranial. Saraf cranial III-X keluar dari medulla oblongata. Di medulla Pada Pada ikan clupea pallasi, mugil cephalus dan Trachiurus, medulla oblongata membesar, dibagian ini terdapat organ yang dinamakan cristae cerebelli yang diduga saraf ini ada hubungannya dengan kecendrungan ikan untuk berkelompok.

Gambar 10.1 Penampang otak ikan (I: Olfactory nerve, II: Optic nerve, 1: Olfactory bulb,
2: Telencephalon, 3: Mesencepahlon, 4: Metencephalon, 5: Myelencephalon, 6: Inferior lobe of diencephalon)

Gambar 10.2 BAgian-bagian otak ikan 1:Olfactpry bulb, 2:Telencephalon, 3.Epiphysis, 4: Mesencephalon, 5:Metencephalon, 6:Valvula cerebelli, 7:Myelencephalon, 8:Impar lobus, 9:Plica ventralis, 11:Saccus vasculosus, 12:Hypophysis, 13:Infundibulum, 14:Optic chiasma, 15:Diencephalon, 16:Basal ganglion and pallium(teleostei), 21:Commissura rostralis

99

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Gambar 10.3 Posisi otak dalam kepala ikan teleostei 10.3 Saraf Cranial Sebagian besar saraf cranial (SC) berhubungan dengan bagian-bagian kepala, selain dari itu ditemukan juga yang berhungan dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Dari otak sendiri terdapat sebelas saraf cranial yang menyebar ke organorgan sensory tertentu dan otot-otot tertentu. Saraf terminal (SC 0) adalah suatu saraf kecil yang bergabung dengan saraf cranial I, yang berhubungan dengan otak depan, dan serabut-serabut saraf terbesar yang mengelilingi olfactory bulb. Saraf olfactory (SC I) menghubungkan organ olfactory dengan pusat olfactory otak depan, fungsinya membawa impuls bau-bauan. Saraf optic (SC II) menghubungkan retina mata dengan tectum opticum dan berfungsi membawa impuls penglihatna. Saraf oculometer (SC III) berfungsi sebagai saraf motor somatik yang mengatr otot mata superior rectus, inferior oblique, inferior rectus dan internal rectus. Saraf ini berhubungan dengan otak mesenchepalon dan merupakan saraf motor somatik. Saraf trochlear (SC IV) menginervasi otot mata superior oblique. Saraf motor somatik ini berhubungan dengan mesencephalon.

100

BUKU AJAR IKTIOLOGI

10.4 Spinal Cord dan Cranial Cord Saraf cranial merupakan lanjutan medulla oblongata dan sampai ke bagian depan ekor. Batas antara medulla oblongata dengan spinal cord tidak jelas. Spinal cord merupakan suatu tabung, tetapi alur pusatnya (central canal) berdiameter kecil dibandingkan dengan dindingnya. Sekeliling alur pusat membentuk pola yang menyerupai sepasang sayap kupu-kupu pada potongan melintangnya. Bagian ini merupakan bahan kelabu (gray matter) yang terdiri dari sel-sel saraf dan dikelilingi oleh serabut-serabut saraf (white matter). Serabut-serabut saraf ini dibungkus dan dkumpulkan dalam satu ikatan sesuai dengan fungsinya. Bahan kelabu dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sepasang tanduk dorsal (anterior horn) dan sepasang tanduk vetral (posterior horn). saraf motor. Tanduk dorsal menerima serabut sensori visceral dan somatic, dan tanduk ventral berisikan inti

101

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Gambar 10.7 Posisi spinal chord dalam vertebrae

102

BUKU AJAR IKTIOLOGI

10.5 Organ Indera Organ indera memerlukan bantuan organ saraf yang menghubungkan badan indera dengan sistem saraf pusat. Organ indera ialah sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai impuls saraf melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf. Berdasarkan sumber stimulus, organ indera dapat dibedakan sebagai berikut: 1) Eksoreseptor yaitu reseptor raba dan penlihatan, menerima impuls dari medium sekitarnya. 2) Propioseptor yaitu yang menerima stimulus dari otot, sendi, urat, dan kanalis semikularis, memberitahu organisme sampai seberapa otot harus ditekuk untuk mendapatkan posisi yang tepat dalam ruangan. 3)Enteroseptor ialah yang menerima stimulus oleh faktor-faktor di dalam lingkungan dalam tubuh, jadi mempengaruhi kerjanya otot polos dan kelenjar. Eksteroseptor dan proprioseptor adalah somatis, dan enteroseptor adalah organ indera visceral. Berdasarkan macam rangsangan yang mempengaruhinya, organ indera dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Fotoreseptor ialah yang peka terhadap cahaya. 2) Statoreseptor ialah vanq peka terhadap perubahan posisi tubuh dani ruang. 3) Khemoreseptor ialah yang peka terhadap rangsangan bahan kimia di dalam linkugannya. 4) Fonoreseptor ialah yang peka terhadap rangsangan getaran suara dari medium yang mempunyai frequensi relatif tinggi. 5) Mekanoreseptor ialah yang peka terhadap rangsangan mekhanik, seperti rabaan, tekanan atau gesekan. 6) thermoreseptor ialah yang peka terhadap rangsangan panas atau dingin. 10.5.1 Mata Secara garis besar struktur mata pada ikan adalah sama dengan pada organisme vertebrata lainnya, terdiri dari ruang depan, iris, lensa, ruang vitroeus yang berisikan cairan kental yang dinamakan Vitroeus humor dan dibatasi oleh retina. Mata peka terhadap cahaya, dan komponen fungsionil utamanya ialah sepasang evaginasi lateral yang dinamakan veskikula optic. retina yang pertumbuhannya berasal dari diensefalon. Diensefalon pada embrio memperlihatkan Bagian ujung distalnya dari vesikula ini memperlihatkan invaginasi yang kemudian terbentuk cawan optic. Dinding sebelah dalam yang membatasi rongga cawan, tumbuh menjadi retina, sedangkan yang sebelah luarnya tetap tipis merupakan

103

BUKU AJAR IKTIOLOGI

lapisan pigmen dari retina.

Lapisan ektoderm di depan kapsula optik akan

membentuk plakoda yang mengalami invaginasi dan membentuk lensa. Retina ialah selaput saraf yang terletak di bagian belakang dari ronqqa mata. Unsur - unsur saraf dari retina terdiri atas batang dan kerucut yang peka terhadap cahaya yang panjang gelombangnya bermacam macam. Retina dan rongga bola mata berada di sebelah dalam lapisan khoroid yang berpigmen, dan terbuka pada lubang pupil. Berkas cahaya masuk kedalam mata melalui pupil. Bagian dari lapisan khoroid di sekeliling pupil dinamakan iris. Mata agak datar pada bagian anterior sehingga lensa yang cembung hampir menyentuh cornea yang merupakan bagian transparana yang penting dari scleroid coat biji mata. Lapisan choroid terletak diantara retina dan sclera. Sclera Elasmobranchia dan Teleostei agak kaku karena adanya struktur rawan. Seringkali teleostei mempunyai satu atau dua scleral ossicles sebagai penunjang terhadap struktur rawan tersebut (Munz, 1971). Mata ikan dilengkapi dengan tiga pasang otot oculomotor.

RANGKUMAN

104

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Sistem saraf dibagi menjadi system saraf pusat dan system saraf periferi. Sistem saraf pusat terdiri otak dan medula spinalis. Sistem saraf periferi terdiri dari saraf cranial dan spinal beserta cabang-cabangnya. Sistem saraf otonom merupakan bagian dari sistem perifera, mempengaruhi otot polos dan kelenjar. Unit terkecil system saraf adalah sel saraf atau neuron. Neuron merupakan sel fungsional pada sistem saraf, yang bekerja dengan cara menghasilkan potensial aksi dan menjalarkan impuls dari satu sel ke sel berikutnya. Pembentukan potensial aksi merupakan cara yang dilakukan sel saraf dalam memindahkan informasi. Pembentukan potensial aksi juga merupakan cara yang dilakukan oleh sistem saraf dalam melaksanakan fungsi kendali dan koordinasi tubuh.

105

BUKU AJAR IKTIOLOGI

BAB 11. ORGAN ENDOKRIN Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan tentang kelenjar penghasil hormon dan fungsinya pada ikan 2. Menjelaskan letak beberapa kelenjar hormon pada ikan 3. Menjelaskan hubungan sistem saraf dengan sistem hormon pada ikan 11.1 Latar Belakang Kelenjar endokrin ialah suatu kelenjar yang tidak memiliki saluran pelepasan untuk mengalirkan hasil getahnya (segrete) keluar dari kelenjar. Oleh karena itu kelenjar endokrin biasa juga disebut kelenjar buntu.Getah yang dihasilkan oleh kelenjar ini disebut hormon yang mempunyai peranan penting dalam proses fisiologis dan metabolisme. Proses tersebut merupakan kegiatan fungsional berbagai sel, jaringan dan alat-alat tubuh yag bekerja secara terkordinir dan dalam keseimbangan yang serasi. Hormon ini langsung masuk ke dalam peredaran darah atau limf, atau cairan badan dan diedarkan ke seluruh tubuh dan akan mempengaruhi organ-organ sasaran pada organisme. Kelenjar endokrin ikan mencakup suatu sistim yang mirip dengan vertebrae yang lebih tinggi tingkatannya. Namun, ikan memiliki beberapa jaringan endokrin yang tidak didapatkan pada vertebrata yang lebih tinggi, misalnya Badan Stanius yang memiliki fungsi sebagai kelenjar endokrin yang membantu dalam proses osmoregulasi. 11.2 Kelenjar pituitari Kelenjar ini disebut pula hypophysa terletak di bawah dienchephalon. Suatu tangkai yang menghubungkan atara kelenjar ini dengan dienchepalon disebut Infundibulum. Kelenjar ini walaupun kecil, fungsi dan strukturnya merupakan organ tubuh yang sangat rumit dan sulit. Pada stadia embrionik, kelenjar ini berasal dari gabungan elemen neural yang tumbuh ke bawah dari diencephalon dan elemen epithel (kantung Rathke) yang tumbuh ke atas dari bagian dorsal rongga mulut. Pertumbuhan dari hypophysa, berasal dari dua macam organ, yaitu:

106

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Neurohypophyse dan Adenohypophyse. dienchephalon (Infundibulum)

Neurohypofise dibentuk dari bagian alas Adenohypophyse, terbentuk dari

sedangkan

perlekukan bagian ektodermal dari rongga mulut embrio (stomodaeum), disebut kantong hypophyse atau kantung Rathke. Hubungannya dengan rongga mulut akan hilang setelah pertumbuhannya selesai. Neurohypophyse memiliki struktur berupa serabut-serabut yang sejajar, berasal dari hypothalamus di dalam otak. Fungsi dari bagian hypophysa ini mengeluarkan horman ke dalam hypothalmus dan diteruskan ke neurohypophyse oleh sel-sel neorosekresi dan masuk ke dalam aliran darah. Adenohypophyse terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: pars distalis atau lobes anterior, merupakan bagian yang terbesar, lebih konstan dan aktif dari yang lain. mungkin juga dalam melanogenesis. Neurosekresi dari hypothalamus (oxytocyn dan vasetocyn) disimpan dan dikeluarkan oleh neurohypofise. Sekeresi ini berperan dalam osmoregulasi dan reproduksi. Adenohypophyse mengandung beraneka sel pembuat hormon. pars distalis adalah prolactin ikan hormon pertumbuhan, Na ikan air tawar), Hormon-hormon yang disekresikan oleh (penting dalam pengaturan Pars intermedia kehadirannya bervariasi dan fungsinya diketahui mengontrol melanophora dan

carticothropyn (ACTH), gonadothropyn dan thyrotropyn. Kelenjar pituitary sering diberi gelar kelenjar induk (master gland) karena banyak menpengaruhi kegiatan kelenjar lainnya. 11.3 Kelenjar Tiroid Semua vertebrata mempunyai kelenjar thyroid. Sebagian besar ikan bertulang sejati dan Cyclostomata terdiri dari folikel-folikel yang relatif menyebar di dekat aorta ventral, arteri branchialis affarent, jantung, insang, kepala ginjal, limp, otak atau mata. Pada Elasmobranchii dan beberapa ikan bertulang sejati thyroid merupakan kelenjar tersendiri yang dikelilingi oleh jaringan pengikat. Hormon thyroid mempunyai beberapa fungsi fisiologik dan beberapa fungsi lainnya yang belum diketahui, namun terbukti bahwa ia mampu mempengaruhi laju konsumsi oksigen, membantu pengendapan guanin dalam kulit,

107

BUKU AJAR IKTIOLOGI

dan mengubah metabolisme nitrogen dan karbohidarat. Ia juga telah diketahui mempengaruhi sistem dan fungsi saraf dan proses osmoregulasi. 11.4 Kelanjar Paratiroid Bagian sekresi dari kelenjar parathyroid berdiferensiasi dari epithel kantong farings ketiga dan keempat. Ini berarti kantong-kantong farings Hormon parathyroid Kalsium akan mempunyai andil dalam pembentukan jaringan kelenjar.

adalah polipetida yang dinamakan parathormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium, dan sedikit menentukan kadar fosfor di dalam darah. menghilang jika dari darah dan terjadi kejang otot jika hormon ini tidak ada. Jaringan kelenjar pada Cylostomata dan bangsa ikan, yang homolog dengan parathyroid telah ditemukan, namum fungsinya belum diketahui pasti. (hildenbran, 1974). 11.5 Jaringan interrenal (adrenal cortex) Pada ikan Osteichthyes, jaringan yang ekivalen atau homolog dengan adrenal cortex atau pada vertebrata tingkat tinggi. Strukturnya sama dengan gonad dalam hal produksi hormonnya yang mengandung steroid, dan asal-usul embriologinya. Jaringan korteksnya merupakan derivat dari mesoderm yang membatasi rongga solom dekat tempat berasalnya pematang genital. Pada Elasmobranchia, jaringan ini bentuknya memanjang terletak pada bagian belakang ginjal. Sedangkan pada kelompok-kelompok sel yang tersebar di sepanjang vena cardinalis. Sel-sel yang menyerupai sel adrenocortical didapatkan pada dinding vena cardinalis ikan lamprey. Jaringan interrenal mensekresikan hormon adrenocorticosteroid yang mengontrol proses osmoregulasi dengan cara mempengaruhi ginjal, insang dan saluran gastrointestinal, dan mempengaruhi metabolisme protein dan karbohidrat. Jaringan interrenal pada Cyclostomata, tersebar sepanjang vena cardinalis posterior dan vena lainnya. Pada Teleostei jaringan interrenal menyebar, tetapi selalu membentuk bintik-bintik noda yang terdapat di dekat atau pada kepala ginjal. 11.6 Jaringan chromaffin (supraneral)

108

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Jaringan ini banyak tersebar di dalam badan beberapa vertebrata. Sel-sel chromaffin pada ikan bertulang sejati tersebar di sepanjang vena poscardinalis dan dimungkinkan perluasannya tercampur dengan sel interrenal. Jaringan chromaffin pada Elasmobranchii menyatu dengan saraf simpathetic dan aorta dorsalis, terletak di depan jaringan interrenal. Khromaffin dan jaringan medulla dimasuki serabut preganglion dari sistem saraf otonom. Saraf ini dan kelenjar endokrin Adrenal medulla, keduanya sebagai derivat endokterm dari neural krest embrio, dan semuanya menggetahkan adrenalin dan non adrenalin.Jaringan ini mensekresikan adrenalin mengadakan respon terhadap hormon ini dalam berbagai cara, seperti menaikkan kadar gula dalam darah dan menaikkan tekanan darah, konsentrasi melanin dalam melanophora, serta merintangi otot polos. Kerja hormon ini menyerupai sistem kerja saraf simpathetic, yang mana hormon ini sangat erat hubungannya. Distribusi jaringan khromaffin di dalam tubuh dapat terletak di dekat tetapi terpisah dari jaringan organ interrena, dapat juga tercampur dengan jaringan interrenal atau korteks adrenal.

Gambar 11.1 Kelenjar di ginjal ikan

109

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Gambar 11.2 Area kelenjar di beberapa species ikan 11.7 Kelenjar ultimobranchial Kelenjar ini homolog dengan kelenjar parathyroid pada mammalia. Pada ikan bertulang sejati kelenjar ini terletak di bawah esophagus dekat sinus venosus. Ada Elasmobranchii kelenjar ini terletak pada sisi kiri bawah pharynx. Kelenjar ini mensekresikan hormon calcitonin, yang berperan dalam metabolisme kalsium. Ultimobranchial yaitu derivat dari sepasang kantong farings yang paling belakang, dan corpusculus stanus terletak pada bagian posterior dari ginjal Teleostei. 11.8 Gonad Dari struktur dan pertumbuhannya, gonad merupakan kelenjar endokrin. Kelenjar seks ikut dalam sekresi steroid, hal ini sangat penting dalam pemijahan, pembuatan sarang, dan aspek-aspek tingkah laku reproduksi lainnya.Estrogen mengontrol pertumbuhan dan perkembangan dari sistem mengatur sifat-sifat seksual sekunder. Sel-sel interstisial dari testis menghasilkan hormon-hormon jantan dan secara keseluruhan dinamakan Androgen. Androgen diperlukan untuk pertumbuhan diferensiasi, dan berfungsinya saluran-saluran genitalia jantan, organ kopulasi, dan tingkah laku seksual dan pemijahan. Semua hormon gonad mempunyai hubungan timbal balik yang kompleks dengan hypophyse. Beberapa ditujukan terhadap genital betina, dan

110

BUKU AJAR IKTIOLOGI

fungsi jaringan interrenal atau jaringan korteks atau terhadap aktivitas thyroid atau badan pineal. 11.9 Pulau Langerhans Pada ikan bertulang sejati biasanya jaringan ini terdapat di pyloric caeca, usus kecil, limpa dan empedu. Jaringan ini menghasilkan insulin yang berperan penting dalam metabolisme karbohidrat dan dalam pengubahan glukosa menjadi glycogen, dan dalam oksidasi glukosa dan pembuatan lemak. 11.10 Badan Pineal Organ pineal pada puncak otak atau pada bagian atas dienchepalon merupakan fotoreseptor. Sekresi yang dihasilkan oleh badan pineal adalah melatonin yang mengumpulkan melanin. Bila jaringan ini dihilangkan maka akan membawa perubahan dalam pertumbuhan. Ikan terutama Teleostei, pada ekornya terdapat pembekakan ventral pada medulla spinalisnya. Secara histologis, pembengkakan ini mempunyai kesamaan dengan neurohypophyse dan dalam tubuh. 11.11 Badan stanius Kelenjar ini memilik fungsi sebagai kelenjar endokrin yang sekresi sekresinya diduga ikut dalam proses penyesuaian tekanan osmotik lingkungan dengan tekanan osmotik cairan tubuh pada ikan (osmoregulasi). 11.3 Rangkuman Kelenjar endokrin ikan mencakup suatu sistim yang mirip dengan vertebrae yang lebih tinggi tingkatannya. Namun, ikan memiliki beberapa jaringan endokrin yang tidak didapatkan pada vertebrata yang lebih tinggi, misalnya Badan Stanius yang memiliki fungsi sebagai kelenjar endokrin yang membantu dalam proses osmoregulasi. dinamakan urohypophysa. Pembengkakan ini diperkirakan mempunyai fungsi endokrin, dalam hal mengatur tekanan osmose di

111

BUKU AJAR IKTIOLOGI

Kerja hormon menyerupai kerja saraf, yaitu mengontrol dan mengatur keseimbangan kerja organ-organ di dalam tubuh. Namun, kontrol kerja saraf lebih cepat dibanding dengan kontrol endokrin. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari ektodermal adalah protein, peptida, atau derivat dari asam-asam amino, dan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari mesodermal (gonad, korteks ardenal) berupa steroid.

112

BUKU AJAR IKTIOLOGI

BAB 12. ORGAN REPRODUKSI Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan perbedaan anatomi organ reproduksi jantan dan betina pada ikan 2.Menjelaskan dapat menjelaskan seksualitas pada ikan 3. Menjelaskan strategi reproduksi pada ikan 12.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu spesies ikan ditentukan oleh kemampuan ikan tersebut untuk bereproduksi dalam kondisi lingkungan yang berubah-ubah dan kemampuan untuk mempertahankan populasinya. Fungsi reproduksi pada ikan pada dasarnya merupakan bagian dari sistem reproduksi yang terdiri dari komponen kelenjar kelamin atau gonad, dimana pada ikan betina disebut ovarium sedang pada jantan disebut testis beserta salurannya. Sementara beberapa kelenjar endokrin mempunyai peranan dalam mengatur sistem reproduksi (Hoar & Randall, 1983). 12.2 Ovarium Pada kelompok Teleost terdapat sepasang ovarium yang memanjang dan kompak. Ovarium terdiri dari oogonia dan jaringan penunjang atau stroma. Mereka tergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan perantaraan mesovaria, di bawah atau di samping gelembung renang (jika ada. Ukuran dan perkembangannya pada rongga tubuh bervariasi dengan tingkat kematangannya. Pada keadaan matang , ovarium bisa mencapai 70 % dari berat tubuhnya. Sebagian besar pada waktu masih muda warna keputih-putihan dan menjadi kekuning-kuningan pada saat matang. Pada chondrichtyes, oviduct (Mullerian duct) dengan corong masuk (ostium tubes abdominalis) di ujung terletak di bagian depan rongga tubuh. Telur melewati oviduct menuju cloaca dan keluar melalui lubang genital. Pada chondrichtyes yang ovipar, bagian depan jaringan oviduct dimodifikasi menjadi kelenjar cangkang shell-gland); sedangkan pada ovivipar dan vivipar, bagian

113

BUKU AJAR IKTIOLOGI

belakang oviduct mmbesar menjadi suatu uterus temapt penyimpanan anak ikan selama perkembangan embrioniknya. Keadaan yang demikian ditemukan pada ikan dipnoi, Acipenceriformes dan bowfin. Pada ovarium terdapat oosit pada berbagai stadia tergantung pada tipe reproduksinya (Nagahama dalam Hoar, 1983). Menurut Harder (1975) tipe reproduksi dibagi menjadi: a) tipe sinkronisasi total dimana oosit berkembang pada stadia yang sama. Tipe ini biasanya terdapat pada spesies ikan yang memijah hanya sekali dalam setahun; b) tipe sinkronisasi kelompok dengan dua stadia, yaitu oosit besar yang matang, di samping itu ada oosit yang sangat kecil tanpa kuning telur; c) tipe asinkronisasi dimana ovarium terdiri dari berbagai tingkat stadia oosit. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fungsi reproduksi pada spesies ikan terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi curah hujan, suhu, sinar matahari, tumbuhan dan adanya ikan jantan. Pada umumnya ikanikan di perairan alami akan memijah pada awal musim hujan atau pada akhir musim hujan, karena pada saat itu akan terjadi suatu perubahan lingkungan atau kondisi perairan yang dapat merangsang ikan-ikan untuk berpijah. Faktor internal meliputi kondisi tubuh dan adanya hormone reproduksi (Redding & Reynaldo, 1993). Adapun faktor internal yaitu tersedianya hormon steroid dan gonadotropin baik dalam bentuk hormon Gonadotropin I (GtH I) dan Gonadotropin II (GtH II) dalam jumlah yang cukup dalam tubuh untuk memacu kematangan gonad diikuti ovulasi serta pemijahan. Sebaliknya bilamana salah satu atau kedua hormon; tersebut tidak mencukupi dalam tubuh maka perkembangan oosit dalam ovarium terganggu bahkan akan berhenti dan mengalami atresia (Pitcher, 1995) Faktor lingkungan merupakan stimuli yang dapat ditangkap oleh alat indera ikan seperti kulit, mata dan hidung. Informasi berasal dari lingkungan sampai di otak melalui reseptor yang terdapat pada masing-masing organ sensori. Selanjutnya melalui ujung-ujung saraf akan diteruskan ke hipotalamus untuk mengeluarkan Gonadotropic releasing Hormon (GnRH) yang dapat merangsang kelenjar hipofisa anterior untuk memproduksi hormone Gonadotropic (GtH). Hormon Gonadotropic ini melalui aliran darah akan menuju ke gonad, kemudian akan merangsang

114

BUKU AJAR IKTIOLOGI

pertumbuhan gonad yang selain mendorong pertumbuhan oosit juga untuk memproduksi hormone steroid yang merupakan mediator langsung untuk pemijahan. 12.3 Testes Testes (gonad jantan) bersifat internal dan bentuknya longitudinal, pada umumnya berpasangan. Lamprey dan Hagfishes mempunyai testes tunggal. Pada chodrichtyhes, seringkali gonad yang satu lebih besar dari pada yang lainnya. Testes ini bergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan perantaraan mesorchium, di bawah atau di samping gelembung gas (jika ada). Mereka tersusun dari folikel-folikel tempat spermatozoa berkembang. Ukuran dan warna gonad bervariasi tergantung pada tingkat kematangannya dengan berat bisa mencapai 12% atau lebih dari bobot tubuhnya. kekuningan dan halus. Sebelum sampai pada lubang pelepasan (urogenital pore), spermatozoa yang berasal dari testes terlebih dahulu melewati vasa efferentia, epididymis, vasa defferentia, seminal vesicle, urogenital sinus, dan urogenital papilla pada Chondrichthyes. Pada sisi seminal vesicle dan atau kantung sperma hanya terdapat pada beberapa ikan. Pembentukan spermatozoa dari spermatid di dalam testes disebut spermatogenesis. Proses ini meliputi poliferasi spermatogenia melalui pembelahan mitosis yang berulang dan tumbuh membentuk spermatocyte primer, kemudian melalui pembelahan reduksi (meiosis) membentuk spermatocyte sekunder. Spermatocyte sekunder membelah menjadi spermatid, yang mengadakan metamorfose menjadi gamet yang ``motile`` (dapat bergerak) dan punya potensi fungsional yang dinamakan spermatozoa. Proses metamorfose spermatid sering dinamakan ``spermatogenesis``. (Hoar, 1969). Untuk menjamin terjadinya fertilisasi, setiap ikan jantan menghasilkan banyak sekali spermatozoa yang ukurannya begitu kecil sehingga dalam satu tetes mani bisa ditemukan lebih kurang satu juta spermatozoa. Spermatozoa yang dihasilkan oleh jenis ikan yang berbeda, bukan saja berbeda dalam hereditasnya, tetapi juga berbeda dalam bentuknya. Spermatozoa ditambah sekresi dari saluran sperma membentuk air mani (milt) yang dikeluarkan pada Kebanyakan testes berwarna putih

115

BUKU AJAR IKTIOLOGI

waktu memijah. Spermatozoa yang tidak aktif dan tidak bergerak sampai sekresi sperma berjumpa dengan sel telur dalam fertilisasi. Jangka waktu hidup spermatozoa bergantung kepada spesies dan kepada substrat tempat mereka diletakkan. Jika sperma diletakkan pada air, maka jangka waktunya lebih pendek dari pada bila terletak dalam tubuh hewan betina. Kemungkinan hidup sel sperma juga dipengaruhi oleh suhu, secara umum mereka hidup lebih lama pada suhu yang rendah dari pada suhu tinggi.

Gambar 12.1 Testes dan ovary ikan

116

BUKU AJAR IKTIOLOGI

12.4 Seksualitas ikan Pada prinsipnya, seksualitas pada ikan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina. Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur. Suatu populasi terdiri dari ikan-ikan yang berbeda seksualitasnya, maka populasi tersebut disebut populasi heteroseksual, bila populasi tersebut terdiri dari ikan-ikan betina saja maka disebut monoseksual. Namun, penentuan seksualitas ikan di suatu perairan harus berhati-hati karena secara keseluruhan terdapat bermacam-macam seksualitas ikan mulai dari hermaprodit sinkroni, protandri, protogini, hingga gonokorisme yang berdiferensiasi maupun yang tidak berdiferensiasi. Hermaproditisme Ikan hermaprodit mempunyai baik jaringan ovarium maupun jaringan testis yang sering dijumpai dalam beberapa famili ikan. Kedua jaringan tersebut terdapat dalam satu organ dan letaknya seperti letak gonad yang terdapat pada individu normal. Pada umumnya, ikan hermaprodit hanya satu sex saja yang berfungsi pada suatu saat, meskipun ada beberapa spesies yang bersifat hemaprodit sinkroni. Berdasarkan perkembangan ovarium dan atau testis yang terdapat dalam satu individu dapat menentukan jenis hermaproditismenya. a. Hermaprodit sinkroni/simultaneous. Apabila dalam gonad individu terdapat sel kelamin betina dan sel kelamin jantan yang dapat masak bersama-sama dan siap untuk dikeluarkan. Ikan hermaprodit jenis ini ada yang dapat mengadakan pembuahan sendiri dengan mengeluarkan telur terlebih dahulu kemudian dibuahi oleh sperma dari individu yang sama, ada juga yang tidak dapat mengadakan pembuahan sendiri. Ikan ini dalam satu kali pemijahan dapat berlaku sebagai jantan dengan mengeluarkan sperma untuk membuahi telur dari ikan yang lain, dapat pula berlaku sebagai betina dengan mengeluarkan telur yang akan dibuahi sperma dari individu lain. Contoh ikan hermaprodit sinkroni yaitu ikan-ikan dari Famili Serranidae. b. Hermaprodit protandri. Ikan yan di dalam tubuhnya mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina. Ketika ikan masih muda gonadnya mempunyai daerah ovarium dan daerah testis, tetapi

117

BUKU AJAR IKTIOLOGI

jaringan testis mengisi sebagian besar gonad pada bagian lateroventral. Setelah jaringan testisnya berfungsi dan dapat mengeluarkan sperma, terjadi masa transisi yaitu ovariumnya membesar dan testis mengkerut. Pada ikan yang sudah tua, testis sudah tereduksi sekali sehingga sebagian besar dari gonad diisi oleh jaringan ovarium yang berfungsi, sehingga ikan berubah menjadi fase betina. Contoh ikan-ikan yang termasuk dalam golongan ini antara lain Sparus auratus, Sargus annularis, Lates calcarifer (ikan kakap). c. Hermaprodit protogini. Merupakan keadaan yang sebaliknya dengan hermaprodit protandri. Proses diferensiasi gonadnya berjalan dari fase betina ke fase jantan. Pada beberapa ikan yang termasuk golongan ini sering terjadi sesudah satu kali pemijahan, jaringan ovariumnya mengkerut kemudian jaringan testisnya berkembang. Salah satu spesies ikan di Indonesia yang sudah dikenal termasuk ke dalam golongan hermaprodit protogini ialah ikan belut sawah (Monopterus albus) dan ikan kerapu Lumpur (Epinephelus tauvina). Ikan ini memulai siklus reproduksinya sebagai ikan betina yang berfungsi, kemudian berubah menjadi ikan jantan yang berfungsi. Urutan daur hidupnya yaitu : masa juvenile yang hermaprodit, masa betina yang berfungsi, masa intersek dan masa terakhir masa jantan yang berfungsi. Pada ikan-ikan yang termasuk ke dalam Famili Labridae, misalnya Halichieres sp. terdapat dua macam jantan yang berbeda. Ikan jantan pertama terlihatnya seperti betina tetapi tetap jantan selama hidupnya, sedangkan jantan yang kedua ialah jantan yang berasal dari perubahan ikan betina. Pada ikan-ikan yang mempunyai dua fase dalam satu siklus hidupnya, pada tiap-tiap fasenya sering didapatkan ada perbedaan baik dalam morfologi maupun warnanya. Keadaan demikian menyebabkan terjadinya kesalahan dalam mendeterminasi ikan itu menjadi dua nama, yang sebenarnya spesies ikan itu sama. Misalnya pada ikan Larbus ossifagus ada dua individu yang berwarna merah dan ada yang berwarna biru. Ternyata ikan yang berwarna merah adalah ikan betina, sedangkan yang berwarna biru adalah ikan jantan. Hermaprodit protandri dan hermaprodit protogini sering disebut hermaprodit beriring. Pada waktu ikan itu masih muda mempunyai gonad yang berorganisasi dua macam seks, yaitu terdapat jaringan testis dan ovarium yang belum berkembang dengan baik. Proses suksesi

118

BUKU AJAR IKTIOLOGI

kelamin dari satu populasi hermaprodit protandri atau hermaprodit protogini terjadi pada individu yang berbeda baik menurut ukuran atau umur, tetapi merupakan suatu proses yang beriring. Gonokhorisme Selain hermaproditisme, pada ikan terdapat juga gonokhorime, yaitu Gonad tersebut kondisi seksual berganda yaitu pada ikan bertahap juvenil gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan atau betinanya. kemudian berkembang menjadi semacam ovarium, setelah itu setengah dari individu ikan-ikan itu gonadnya menjadi ovarium (menjadi ikan betina) dan setengahnya lagi menjadi testis (menjadi ikan jantan). Gonokhoris yang demikian dinamakan gonokhoris yang tidak berdiferensiasi:, yaitu keadaannya tidak stabil dan dapat terjadi interseks yang spontan. Misalnya Anguilla anguilla dan Salmo gairdneri irideus adalah gonokhoris yang tidak berdiferensiasi. Ikan gonokhorisme yang berdiferensiasi sejak dari mudanya sudah ada perbedaan antara jantan dan betina yang sifatnya tetap sejak dari kecil sampai dewasa, sehingga tidak terdapat spesies yang interseks. 12.5 Sifat seksual primer dan sekunder Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina, dan testis dengan pembuluhnya pada ikan jantan. Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina. Satu spesies ikan yang mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina dengan jelas, maka spesies itu bersifat seksual dimorfisme. Namun, apabila satu spesies ikan dibedakan jantan dan betinanya berdasarkan perbedaan warna, maka ikan itu bersifat seksual dikromatisme. Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih menarik dari pada ikan betina. Pada dasarnya sifat seksual sekunder dapat dibagi menjadi dua yaitu a) Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara, hanya muncul pada waktu musim pemijahan saja. Misalnya ovipositor, yaitu alat yang dipakai

119

BUKU AJAR IKTIOLOGI

untuk menyalurkan telur ke bivalvia, adanya semacam jerawat di atas kepalanya pada waktu musim pemijahan. Banyaknya jerawat dengan susunan yang khas pada spesies tertentu bisa dipakai untuk tanda menentukan spesies, contohnya ikan Nocomis biguttatus dan Semotilus atromaculatus jantan. b) Sifat seksual sekunder yang bersifat permanent atau tetap, yaitu tanda ini tetap ada sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan hitam pada ekor ikan Amia calva jantan, gonopodium pada Gambusia affinis, clasper pada golongan ikan Elasmobranchia, warna yang lebih menyala pada ikan Lebistes, Beta dan ikanikan karang, ikan Photocornycus yang berparasit pada ikan betinanya dan sebagainya. Biasanya tanda seksual sekunder itu terdapat positif pada ikan jantan saja. Apabila ikan jantan tadi dikastrasi (testisnya dihilangkan), bagian yang menjadi tanda seksual sekunder menghilang, tetapi pada ikan betina tidak menunjukkan sesuatu perubahan. Sebaliknya tanda bulatan hitam pada ikan Amia betina akan muncul pada bagian ekornya seperti ikan Amia jantan, bila ovariumnya dihilangkan. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari hormon yang dikeluarkan oleh testis mempunyai peranan pada tanda seksual sekunder, sedangkan tanda hitam pada ikan Amia menunjukkan bahwa hormon yang dikeluarkan oleh ikan betina menjadi penghalang timbulnya tanda bulatan hitam. 12.6 Strategi Reproduksi Berdasarkan organ tempat embrio berkembang dan tempat terjadinya pembuahan, terdapat tiga golongan ikan yaitu ovipar, ovovivipar, dan vivipar. Golongan ovipar yaitu ikan yang mengeluarkan pemijahan. Sebagian besar jenis ikan tergolong telur pada waktu ke dalam golongan ovipar.

Beberapa contoh ikan yang termasuk dalam golongan ini adalah Ikan mas (Cyprynus carpio), mujair (Oreochromis mosambicus), kakap (Lates calcarifer) dan tongkol (Euthynus spp.). Beberapa ikan berpijah secara bersama-sama dan tanpa berpasangan. Sejumlah ikan jantan dan betina megeluarkan sperma dan telur secara bersama dalam suatu lingkungan yang cocok. Jumlah telur yang banyak dibiarkan hanyut dalam perairan terbuka, terbawa dan terapung oleh turbulensi arus, kemudian menempel pad substrat. Spesiae lain memiliki kebiasaan berpasangan dalam

120

BUKU AJAR IKTIOLOGI

memijah setelah satu atau dari pasangan tersebut keduanya menyiapkan tempat untuk meletakkan telur. Beberapa jenis ikan memendam telurnya di krikil dan kemudian meninggalkannya, sedangkan jenis lain akan menjaga (mengawal) sarangnya. Ikan belanak (Liza spp, Mugil spp, valamugil sp) merupakan jenis ikan pantai yang umumnya melakukan pemijahan di daerah pantai dengan salinitas yang agak tinggi. Telur-telur dikeluarkan begitu saja dan terbawa arus sampai ke muara sungai. Anak-anak belanak akan bergerak ke tambak dan bahkan ada yang masuk ke perairan tawar. Golongan vivipar merupakan ikan menyerupai individu dewasa. yang melahirkan anak dalam pola reproduksinya. Anak ikan yang dilahirkan oleh golongan ikan vivipar hampir Kandungan kuning telur sangat sedikit dan perkembangan embrio ditentukan oleh hubungannya dengan placenta pada tahap awal untuk mencukupi kebutuhan makanannya. Golongan ikan ini umumnya berfekunditas kecil, tidak seperti pada golongan ikan ovipar yang memiliki fekunditas lebih besar. Meskipun demikian keturunannya mendapat semacam jaminan dari induk untuk dapat melangsungkan awal hidupnya dengan aman. Keadaan demikian menunjukkan bahwa ikan vivipar stuasinya lebih modern dari pada ikan ovipar dalam mempertahankan eksistensi species dari keadaan lingkungan sekelilingnya termasuk dari serangan predator. Umumnya jenis ikan bertulang rawan (hiu dan pari) nerupakan kelompok vivipar, meskipun demikian beberapa ikan bertulang sejati bisa dikategorikan melahirkan anak, seperti family Poeciliidae, Goodidae, Anablepidae dan Yaminsiidae. Golongan ikan ovovipar ini melahirkan anak seperti halnya vivipar, namun pekembangan anak di dalam kandungan induk mendapatkan makanan dari persediaan kuning telur yang tersedia non placental. Dalam perkembangan yang demikian anak mendapat keperluan material untuk pertumbuhannya dari induk melalui penyerapan zat-zat yang dikeluarkan oleh uterus. Zat tersebut disebut Susu uterin atau embriotrophe. Spesies ikan ovovivpar jumlahnya jauh lebih banyak dari pada ikan vivipar. Pada embrio ikan Squalus acanthias terdapat dua macam kantung telur yaitu kantung yang di luar tubuh dan kantung didalam tubuh. Kantung kuning telur dalam tubuh sebagai hasil perkembangan batang kantung

121

BUKU AJAR IKTIOLOGI

kuning telur bagian luar yang tumbuh pada bagian dalam. Butir-butir kuning telur dari kantung luar bergerak ke bagian kantung dalam terus ke usus untuk dicerna. Berbeda dengan golongan ikan vivipar dan ovovipar, maka ikan ovipar yang merupakan mayoritas dari ikan yang ada pada waktu pemijahan membuahi telurnya di luar tubuh. Telur yang dikeluarkan dari tubuh induk dibuahi oleh ikan jantan dengan berbagai cara. Semua tingkah laku yang dilakukan oleh ikan tersebut pada waktu pemijahan bertujuan agar semua telur yang dikeluarkan dapat dibuahi dengan baik. Ikan bertulang rawan yang tergolong ke dalam ovovivipar memiliki masa mengandung yang berbeda-beda. Ikan Myliobastis bovia masa mengandungnya empat bulan, Urolophus halleri tiga bulan dan Squalus acanthias dua bulan. RANGKUMAN Fungsi reproduksi pada ikan pada dasarnya merupakan bagian dari sistem reproduksi yang terdiri dari komponen kelenjar kelamin atau gonad, dimana pada ikan betina disebut ovarium sedang pada jantan disebut testis beserta salurannya. Pada prinsipnya, seksualitas pada ikan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina. Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur. Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina, dan testis dengan pembuluhnya pada ikan jantan. Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina.

122

BUKU AJAR IKTIOLOGI

DAFTAR PUSTAKA Alamsjah, S. 1974. Ichthiyologi Sistematika (Ichthyologi I). Proyek Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi, IPB Budiman, A., J Arief, dan AH Tjakrawidjaya. 2002. Peram Museum Zoologi dalam Penelitian dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Ikan. Jurnal Iktiologi Indonesia Vol. 2 No.2 Cameron JN, 1984. The Bone Comparment in Teleost Fish, Ictalurus Punctatus: Size, composition and acid base response to hypercapnia. J. exp. Biol. 117, 307-318 (1985). Great Britain Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller and D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology. Second edition. John Wiley & Sons, New York Love, M.S. and G.M. Cailliet (eds.). 1979. Readings in Ichthyology. Prentice-Hall of India Private Limited, New Delhi Moyle, P.B. and J.J. cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology. Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. Murray J and JR Torrey. 2001. The Composition of Fish. Ministri of Technology. Torrey Research Station. Torry Advisory Note No.38. Agriculture Organization. Nelson, J.S. 1976. Fishes of the World. John Wiley and Sons, New York. Rahardjo, M.F. 1980. Ichthyologi. Departemen Biologi Perairan, Fakultas Perikanan, IPB Wahyuningsih H, TA. Barus. 2006. Buku Ajar Iktiologi. Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara. Wilson,E.O.,1985. Revive to Systematic. Science. Vol 230 No.4731 Food and

123

Anda mungkin juga menyukai