Anda di halaman 1dari 3

F.

Pembahasan

Pada kegiatan praktikum ini kita menggunakan reagen yang digunakan untuk mengetahui
kandungan makanan, antara lain :
          Kertas buram adalah bahan penguji pada kandungan lemak. Karena kertas buram mudah
menyerap air/minyak jadi sangat cocok untuk pengujian ini. Pada pengujian lemak ini sampel makanan
yang telah tersedia di oleskan pada kertas buram setelah itu di jemur, jika ada noda transparan maka
bahan makanan tersebut mengandung lemak.
Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung amilum atau tidak. Bila
makanan yang ditetesi lugol menghitam, maka makanan tersebut mengandung amilum (karbohidrat).
Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak kandungan amilumnya.
Biuret adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan protein. Bila bahan makanan itu
mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret akan menghasilkan warna ungu atau warna
lembayung. Hal itu terjadi karena ada ikatan protein dengan biuret yang menghasilkan dasar reaksi
sebagau berikut :
kompleks koordinasi antara Cu 2+ dgn gugus -C=O dan NH ikatan peptida dalam larutan alkalis, akan
membentuk warna lembayung.
 Benedict adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan glokusa pada bahan
makanan jika hasil reaksi tersebut menghasilkan warna merah bata atau kecoklatan. Hal itu
terjadi Ketika reagen benedict dicampurkan dan dipanaskan dengan glukosa, di mana glukosa
memiliki elektron untuk diberikan, tembaga(salah satu kandungan di reagen benedict) akan
menerima elektron tersebut dan mengalami reduksi sehingga terjadilah perubahan warna. Selama
proses ini CU2+ tereduksi menjadi CU+. Ketika Cu  mengalami reduksi, glukosa memberikan salah
satu elektronnya dan dioksidasi. Karena glukosa mampu mereduksi Cu pada benedict, maka
glukosa disebut sebagai gula pereduksi. Dan menghasilkan warna merah bata.
Pada praktikum yang telah dilakukan diperoleh data :
1. Uji minyak :
a) Pada uji lemak, minyak diteteskan pada kertas buram. Setelah dijemur kertas
menjadi transparan, ini berarti menandakan jika minyak mengandung lemak.
b) Pada uji amilum, minyak diteteskan pada pelat tetes kemudian ditetesi reagen
berupa lugol. Setelah diaduk, warna minyak berubah menjadi warna kuning-jingga,
ini berarti minyak tidak mengandung amilum. Karena warna makanan yang
mengandung amilum akan berubah menjadi kehitaman setelah ditetesi lugol.
c) Pada uji protein, minyak diteteskan pada tabung reaksi yang pendek kemudian
ditetesi reagen biuret. Setelah digoyang-goyangkan warana minyak berubah
menjadi putih dan menggumpal, ini berarti minyak tidak mengandung protein.
Karena warna bahan makanan yang mengandung protein akan berubah menjadi
ungu atau kebiruan setelah diteteskan biuret.
d) Pada uji glukosa, minyak diteteskan pada tabung reaksi yang lebih tinggi kemudian
ditetesi reagen benedict. Setelah itu digoyang-goyangkan dan dipanaskan pada air
di atas pembakar spritus. Setelah diangkat warna minyak berubah menjadi biru
kehijau-hijauan, berarti minyak tidak mengandung glukosa karena warna bahan
makanan yang mengandung glukosa akan berubah menjadi merah bata atau
kecokelatan.

2. Uji larutan gula :


a) Pada uji lemak, larutan gula diteteskan pada kertas buram. Setelah dijemur, kertas
tidak transparan, berarti larutan gula tidak mengandung lemak.
b) Pada uji amilum, larutan gula diteteskan pada pelat tetes kemudian ditetetesi
reagen lugol. Setelah diaduk, warna larutan gula berubah menjadi kuning-jingga, ini
menunjukkan jika larutan gula tidak mengandung amilum. Karena warna makanan
yang mengandung amilum akan berubah menjadi kehitaman setelah ditetesi lugol.
c) Pada uji protein, larutan gula diteteskan pada tabung reaksi yang pendek kemudian
ditetesi biuret ke dalamnya. Setelah digoyang-goyangkan, warna larutan gula
berubah menjadi bening, ini menandakan bahwa larutan gula tidak mengandung
protein. Karena warna bahan makanan yang mengandung protein akan berubah
menjadi ungu atau kebiruan setelah diteteskan biuret.
d) Pada uji glukosa, larutan gula diteteskan pada tabung reaksi yang lebih tinggi
kemudian ditetesi reagen benedict. Setelah itu digoyang-goyangkan dan dipanaskan
pada air di atas pembakar spritus. Setelah diangkat warna larutan gula berubah
menjadi cokelat, berarti larutan gula mengandung glukosa.

3. Uji putih telur


a) Pada uji lemak, putih telur diteteskan pada kertas buram. Setelah dijemur, kertas
menjadi transparan, berarti putih telur mengandung lemak.
b) Pada uji amilum, putih telur diteteskan pada pelat tetes kemudian ditetetesi reagen
lugol. Setelah diaduk, warna putih telur berubah menjadi kuning, ini menunjukkan
jika putih telur tidak mengandung amilum. Karena warna makanan yang
mengandung amilum akan berubah menjadi kehitaman setelah ditetesi lugol.
c) Pada uji protein, putih telur diteteskan pada tabung reaksi yang pendek kemudian
ditetesi biuret ke dalamnya. Setelah digoyang-goyangkan, warna putih telur
berubah menjadi ungu, ini menandakan bahwa putih telur mengandung protein.
d) Pada uji glukosa, putih telur diteteskan pada tabung reaksi yang lebih tinggi
kemudian ditetesi reagen benedict. Setelah itu digoyang-goyangkan dan dipanaskan
pada air di atas pembakar spritus. Setelah diangkat warna putih telur berubah
menjadi ungu, berarti putih telur tidak mengandung glukosa. Karena warna bahan
makanan yang mengandung glukosa akan berubah menjadi merah bata atau
kecokelatan.

4. Uji larutan tepung


a) Pada uji lemak, larutan tepung diteteskan pada kertas buram. Setelah dijemur,
kertas tidak transparan, berarti larutan tepung tidak mengandung lemak.
b) Pada uji amilum, larutan tepung diteteskan pada pelat tetes kemudian ditetetesi
reagen lugol. Setelah diaduk, warna larutan tepung berubah menjadi hitam, ini
menunjukkan jika larutan tepung mengandung amilum.
c) Pada uji protein, larutan tepung diteteskan pada tabung reaksi yang pendek
kemudian ditetesi biuret ke dalamnya. Setelah digoyang-goyangkan, warna larutan
tepung berubah menjadi ungu, ini menandakan bahwa larutan tepung mengandung
protein.
d) Pada uji glukosa, larutan tepung diteteskan pada tabung reaksi yang lebih tinggi
kemudian ditetesi reagen benedict. Setelah itu digoyang-goyangkan dan dipanaskan
pada air di atas pembakar spritus. Setelah diangkat warna larutan tepung berubah
menjadi biru, berarti larutan tepung tidak mengandung glukosa. Karena warna
bahan makanan yang mengandung glukosa akan berubah menjadi merah bata atau
kecokelatan.
5. Uji nasi tumbuk :
a) Pada uji lemak, nasi tumbuk diteteskan pada kertas buram. Setelah dijemur, kertas
tidak transparan, berarti nasi tumbuk tidak mengandung lemak.
b) Pada uji amilum, nasi tumbuk diteteskan pada pelat tetes kemudian ditetetesi
reagen lugol. Setelah diaduk, warna nasi tumbuk berubah menjadi ungu kehitaman,
ini menunjukkan jika nasi tumbuk mengandung amilum.
c) Pada uji protein, nasi tumbuk diteteskan pada tabung reaksi yang pendek kemudian
ditetesi biuret ke dalamnya. Setelah digoyang-goyangkan, warna nasi tumbuk
berubah menjadi kuning pucat, ini menandakan bahwa nasi tumbuk tidak
mengandung protein. Karena warna bahan makanan yang mengandung protein
akan berubah menjadi ungu atau kebiruan setelah diteteskan biuret.
d) Pada uji glukosa, nasi tumbuk diteteskan pada tabung reaksi yang lebih tinggi
kemudian ditetesi reagen benedict. Setelah itu digoyang-goyangkan dan dipanaskan
pada air di atas pembakar spritus. Setelah diangkat warna nasi tumbuk berubah
menjadi biru keabu-abuan, berarti nasi tumbuk tidak mengandung glukosa. Karena
warna bahan makanan yang mengandung glukosa akan berubah menjadi merah
bata atau kecokelatan.

6. Uji nasi kunyah:


a) Pada uji lemak, nasi kunyah diteteskan pada kertas buram. Setelah dijemur, kertas
tidak transparan, berarti nasi kunyah tidak mengandung lemak.
b) Pada uji amilum, nasi kunyah diteteskan pada pelat tetes kemudian ditetetesi
reagen lugol. Setelah diaduk, warna nasi kunyah berubah menjadi ungu kehitaman,
ini menunjukkan jika nasi kunyah mengandung amilum.
c) Pada uji protein, nasi kunyah diteteskan pada tabung reaksi yang pendek kemudian
ditetesi biuret ke dalamnya. Setelah digoyang-goyangkan, warna nasi kunyah
berubah menjadi cokelat, ini menandakan bahwa nasi kunyah tidak mengandung
protein. Karena warna bahan makanan yang mengandung protein akan berubah
menjadi ungu atau kebiruan setelah diteteskan biuret.
d) Pada uji glukosa, nasi kunyah diteteskan pada tabung reaksi yang lebih tinggi
kemudian ditetesi reagen benedict. Setelah itu digoyang-goyangkan dan dipanaskan
pada air di atas pembakar spritus. Setelah diangkat warna nasi kunyah berubah
menjadi kuning, berarti nasi kunyah mengandung glukosa tetapi hanya sedikit.

Anda mungkin juga menyukai