Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PANCASILA

HUBUNGAN PANCASILA DENGAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945,


PELAKSANAAN UUD 1945 DAN AMANDEMEN UUD 1945

Disusun Oleh:

1. Putri Melani 19303241031


2. Yuni Sulistyaningsih 19303241041
3. Ida Ayu Anggraini 19303241042
4. Elsa Zania Ardianti 19303241044

Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Yogyakarta

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah Pancasila yang berjudul “Hubungan Pancasila dengan Undang-Undang
Dasar 1945, Pelaksanaan dan Amandemen UUD 1945” dengan baik dan tepat
waktu.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pancasila. Penyusun menyadari makalah ini dapat tersusun berkat bantuan dari
berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Fatikhah dan semua pihak yang telah
berbagi pengetahuaannya dalam pembuatan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan baik dari segi bahasa maupun penulisan. Oleh karena itu, penyusun
mengharap segala kritik dan saran yang membangun dan dapat menjadikan kami
jauh lebih baik lagi dalam menyusun makalah.
Penyusun berharap makalah Pancasila ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan menjadi referensi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 22 April 2020

Penyusun

2|Hubungan Pancasila dengan UUD 1945, Pelaksanaan


UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan 5

D. Manfaat 5

BAB II PEMBAHASAN 6

A. Pembukaan UUD 1945 6

B. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 194513

C. Pelaksanaan UUD 1945 15

D. Amandemen UUD 1945 23

BAB III PENUTUP 28

A. Kesimpulan 28

B. Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30

3|Hubungan Pancasila dengan UUD 1945, Pelaksanaan


UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang memuat nilai-
nilai luhur bangsa. Dalam merumuskan Pancasila, para pendiri bangsa
mengedepankan kepentingan bangsa dan negara dengan
mengesampingkan kepentingan pribadi atau kelompok agar tercipta negara
Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Pancasila merupakan sumber
hukum dasar negara yang tertulis dalam UUD 1945 maupun hukum dasar
yang tidak tertulis.
Negara Indonesia adalah negara hukum yang menjunjung tinggi
demokrasi. Maka dari itu, seluruh aspek penyelenggaraan dan pelaksanaan
diatur dalam sistem perundang-undangan atau konstitusi. Konstitusi
merupakan salah satu syarat berdirinya suatu negara. Oleh karena itu, para
pendiri bangsa menyusun Pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945 yang
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 serta diundangkan
dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No. 7.
Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan di atas pasal-pasal
UUD 1945 (Batang Tubuh). Akan tetapi, keduanya memiliki hubungan
kausal organis sehingga saling berhubungan dan tidak dapat terpisahkan.
Dalam ilmu hukum, Pancasila dan UUD 1945 mempunyai hubungan yang
sangat erat karena Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm sehingga
dijadikan acuan dalam pembentukan UUD 1945 baik Pembukaan maupun
Batang Tubuh.
Dalam pelaksanaan UUD 1945 dan Pancasila mengalami berbagai
ancaman hingga penyelewengan. Hal ini dikarenakan pemerintah maupun
rakyat belum memahami secara mendalam mengenai hubungan Pancasila
dan UUD 1945. Penyelewengan yang terjadi dapat juga diiakibatkan
karena tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan rakyat.
Oleh karena itu, pada masa reformasi diadakan amandemen hingga

4|Hubungan Pancasila dengan UUD 1945, Pelaksanaan


UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
perubahan keempat. Amandemen ini diharapkan bisa mencakup aturan
yang sesuai dengan cita-cita bangsa dan dapat mengatur kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penyusun menulis makalah
Pancasila “Hubungan Pancasila dengan UUD 1945, Pelaksanaan dan
Amandemen UUD 1945”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna alinea-alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945?
2. Apa hubungan Pancasila dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945?
3. Bagaimana pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945?
4. Bagaimana perubahan amandemen Undang-Undang Dasar 1945?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami makna dari alinea-alinea Pembukaan UUD
1945.
2. Mengetahui dan memahami hubungan dari Pancasila dengan
Pembukaan UUD 1945.
3. Mengetahui dan memahami pelaksanan UUD 1945.
4. Mengetahui dan memahami perubahan-perubahan amandemen UUD
1945.

D. Manfaat
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang makna alinea-alinea
dalam pembukaan UUD 1945, hubungan antara Pancasila dengan
Pembukaan UUD 1945, jalannya pelaksanaan UUD 1945, dan
perubahan amandemen yang terjadi dalam UUD 1945 di Indonesia.
2. Dapat menjadi bahan ajar dan referensi terkait bab UUD 1945.

5|Hubungan Pancasila dengan UUD 1945, Pelaksanaan


UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti dan Makna Alinea-alinea Pembukaan UUD 1945


Pembukaan UUD 1945 merupakan penuangann jiwa proklamasi
kemerdekaan yang telah diumuskan secara padat dan hikmad dalam empat
alinea dan setiap kata pada setiap alinea mengandung arti dan makna yang
sangat dalam dan mempunyai nilai universal. Pembukaan sebagai
pernyataan kemerdekaan memuat Pancasila sebagai dasar negara dan tidak
oleh diubah oleh siapapun.
Secara yuridis, Pancasila terletak dalam pembukaan UUD 1945
yang dibuktikan dengan kata-kata dalam pembukaan UUD 1945 alinea
keempat yaitu “dengan berdasar kepada”. Secara lengkap bunyi
Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut :
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 1945
PEMBUKAAN
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa,
dan oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentausa
mengantarkan Rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang Negara Indonesia,
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorong
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka
Rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah
Negara Indonesia, yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah daerah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan Bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

6|Hubungan Pancasila dengan UUD 1945, Pelaksanaan


UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
yang berdasarkan kemerdekaan, pedamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan
berdasar kepada ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Makna yang terkandung dalam setiap bagian alinea-alinea
Pembukaan UUD 1945 sebagai berikut;
1) Alinea pertama
“ Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa
dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri
keadilan.
Alinea pertama merupakan pernyataan hak segala bangsa
akan kemerdekaan yang di dalamnya terkandung suatu pengakuan
tentang nilai hak kodrat dalam kalimat “Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan adalah hak segala bangsa…”. Hak kodrat adalah hak
yang merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, yang
melekat pada diri manusia sebagai mahluk individu dan mahluk
sosial. Pelanggaran terhadap kemerdekaan tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan (hakikat manusia) dan peri keadilan (hakikat adil)
serta dengan adanya pelanggaran tersebut maka harus dilakukan
suatu pemaksaan yaitu bahwa penjajahan harus dihapuskan.
Pada bagian ini terdapat dua asas pikiran yaitu
perikemanusiaan dan perikeadilan yang mengandung dua
konseuensi yaitu konseuensi positif dan konseuensi negatif. Yang
positif adalah kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Yang negatif
adalah bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.

7|Hubungan Pancasila dengan UUD 1945, Pelaksanaan


UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
Dalam pengertian hak kemerdekaan tidak diambil dalam
arti realita, tetapi diambil dalam arti yang abstrak dan hakekat.
Jadi, kemerdekaan adalah hak kodrat dan juga hak moril karena
sifatnya yang mutlak dan asasi. Dengan adanya hak tersebut, maka
timbulah kewajiban kodrat dan kewajiban moril bagi penjajah yang
telah merampas kemerdekaan bangsa lain untuk memberikan hak
kemerdekaan atau membebaskan negara terjajah merdeka dengan
usaha sendiri.
Deklarasi kemerdekaan atas seluruh bangsa di dunia yang
terkandung dalam alinea pertama merupakan pernyataan yang
bersifat universal. Sehingga dijadikan sebagai prinsip oleh bangsa
Indonesia dalam mewujudkan hak asasi manusia baik sebagai
individu atau makhluk sosial yaitu manusia dalam kesatuannya
sebagai bangsa.
Dengan kata lain isi dan makna alinea pertama menyatakan
bahwa;
 Bangsa Indonesia berpendirian anti penjajahan.
 Bangsa Indonesia berpendirian bahwa Kemerdekaan adalah
hak segala bangsa.
 Bangsa Indonesia bertekad untuk merdeka.
 Bangsa Indonesia bertekad akan menentang setiap bentuk
penjajahan dan mendukung kemerdekaan setiap bangsa.
2) Alinea kedua
“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur”.
Berdasarkan prinsip yang bersifat universal pada alinea
pertama tentang hak kodrat akan kemerdekaan, maka bangsa
Indonesia mewujudkan perjuangannya dalam suatu cita-cita bangsa

8|Hubungan Pancasila dengan UUD 1945, Pelaksanaan


UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Alinea kedua ini
sebagai suatu konsekuensi logis dari pernyataan akan kemerdekaan
pada alinea pertama.
Alinea kedua Pembukaan UUD 1945 mengandung
pernyataan tentang berhasilnya perjuangan pergerakan
kemerdekaan rakyat Indonesia. Perjuangan kemerdekaan bangsa
Indonesia sebagai wujud suatu hasrat yang kuat dan bulat untuk
menentukan nasib sendiri terbebas dari kekuasaan bangsa lain.
Hasil dari perjuangan bangsa Indonesia ini terjelma dalam suatu
Negara Indonesia. Terdapat dua hal yang harus diperhatikan yaitu:
Pertama, penjajah tidak memenuhi kewajibannya untuk
memberikan kemerdekaan sehingga bangsa idonesia harus
berjuang sendiri dalam mempertahankan kemerdekaannya. Kedua,
bangsa Indonesia menyusun suatu negara atas kemampuan dan
kekuatan sendiri yang selanjutnya menuju pada cita-cita bersama
yaitu merdeka, bersatu,berdaulat,adil dan makmur.
Merdeka memiliki arti bahwa bangsa Indonesia benar-benar
bebas dari kekuasaan bangsa lain dan dapat menentukan nasibnya
sendiri serta dapat melakukan segala sesuatu secara bebas. Bersatu
memiliki arti:
- Bahwa bangsa Indonesia merupakan satu negara
(negara kesatuan) bukan negara federasi.
- Bahwa negara mengikuti aliran negara persatuan
yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia dalam mengatasi
segala paham golongan maupun paham
perseorangan.
- Seluruh bangsa Indonesia tercakup dalam
lingkungan satu wilayah negara.
Berdaulat diartikan berkuasa dan kekuasaan negara
Indonesia itu nampak baik keluar maupun ke dalam dan

9|Hubungan Pancasila dengan UUD 1945, Pelaksanaan


UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
kedudukannya di antara sesama bangsa dan negara memiliki
derajat yang sama. Adil artinya negara mewujudkan keadilan
dalam kehidupan bersama dan memberikan segala kewajiban atas
segala sesuatu yang menjadi hak orang lain maupun hak sendiri.
Makmur adalah pemenuhan kebutuhan manusia baik material
maupun spiritual, jasmaniahmaupun rokhaniah. Secara lebih luas
kemakmuran diartikan terapainya tingkatan harkat dan martabat
manusia yang lebih tinggi yang meliputi seluruh unsur kodrat
manusia.
3) Alinea ketiga
“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya”.
Dinyatakan kembali Proklamasi pada alinea ketiga
Pembukaan UUD 1945, menunjukkan bahwa antara Pembukaan
UUD 1945 dan Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan satu
kesatuan, namun dalam Proklamasi perlu diikuti tindak lanjut yaitu
membentuk negara dan hal ini dirinci dalam Pembukaan UUD
1945. Dalam pengertian inilah maka Pembukan UUD 1945 disebut
juga sebagai naskah Proklamasi yang terperinci.
Alinea ketiga ini merupakan pernyataan kemerdekaan
rakyat Indonesia yang mengandung isi pertanggungjawaban dan
penegasan mengenai pernyataan kemerdekaan oleh seluruh rakyat,
untuk kepentingan dan kebahagiaan seluruh rakyat. Pengakuan
‘nilai religius’ yang terdapat dalam pernyataan “ Atas berkat
rahmat Allah YangMaha Kuasa”mengandung makna bahwa negara
Indonesia mengakui nilai-nilai religius. Seara filosofis bangsa
indonesi mengakui bahwa kemerdekaan negara Indonesia selain
hasil dari jerih payah perjuangan bangsa Indonesia juga merupakan
rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.

10 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
Pengakuan ‘nilai moral’ yang terkndung dalam pernyataan
“didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas” mengandung makna bahwa negara dan bangsa
Indonesia mengakui nilai-nilai moral dan hak kodrat untuk segala
bangsa.
Dengan kata lain, isi dan makna alinea ketiga menyatakan;
o Pengukuhan atas Proklamasi Kemerdekaan.
o Memuat motivasi spiritual yang luhur bahwa
pernyataan kemerdekaan itu diberkati oleh Tuhan
Yang Maha Esa.
o Ketaqwaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
o Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsa
Indonesia erhadap suatu kehidupan yang
berkesinambungan antara material dan spiritual.
4) Alinea keempat
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah
Negara Indonesia, yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah daerah Indonesia, dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan Bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
pedamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemedekaan
kebangsaan Indoensia itu dalam suatu UndangUndang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulan Rakyat, dengan berdasar
kepada ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradap, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”.

11 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
Dalam alinea keempat termuat prinsip-prinsip serta pokok-
pokok kaidah pembentukan pemerintahan Negara Indonesia seperti
dalam pernyataan “kemudian dari peda itu untuk membentuk suatu
pemerintahan negara Indonesia…”. Pemerintahan dalam susunan
kalimat “pemerintahan negara Indonesia...” mengandung
pengertian bahwa penyelenggaraan keseluruhan aspek kegiatan
negara dan segala kelengkapannya (government) yang berbeda
dengan pemerintahan negara hanya menyangkut salah satu aspek
saja yaitu aspek pelaksanaan (Sulandra,1979:230).
Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 memuat tentang
prinsip-prinsip kenegaraan yang fundamental meliputi;
1. Tujuan Negara
a) Tujuan khusus
 Melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia.
 Memajukan kesejahteraan umum
 Mencerdaskan kehidupan bangsa
b) Tujuan umum
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
2. Ketentuan diadakannya UUD Negara
Ketentuan ini terdapat dalam kalimat, “… maka
disusunlah kemerdekan kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia…”
menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah negara
yang berdasarkan atas hukum.
3. Bentuk Negara
Terdapat dalam kata-kata “… yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat….” Mengandung arti bahwa

12 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
bentuk negara Indonesia adalah republic yang
berkedaulatan rakyat.
4. Dasar Filsafat Negara
Terdapat dalam kata-kata “dengan berdasar kepada :
ke-Tuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradap, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian seluruh alinea dalam Pembukaaan UUD 1945
merupakan kesatuan bertingkat dan seluruh kehidupan bangsa dan Negara
berdiri diatas asas kerohanian. Pembukaan UUD 1945 merupakan dasar,
rangka dan suasana kehidupan bangsa, Negara dan tertib hukum di
Indonesia.

B. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945


Pancasila merupakan satu kesatuan nilai dan norma yang terpadu
yang tidak dapat dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal dan batang
tubuh UUD 1945. Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia
adalah seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV. Oleh
karena itu, dalam Pembukaan itulah secara formal yuridis Pancasila
ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia. Maka
hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 adalah bersifat
timbal balik sebagai berikut.
1. Hubungan Secara Formal
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam
Pembukaan UUD 1945, maka Pancasila memperoleh
kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Dengan
demikian, tata kehidupan bernegara tidak hanya pada asas
sosial, ekonomi, dan politik. Akan tetapi, tata kehidupan
bernegara merupakan perpaduan dengan keseluruhan asas yang

13 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
melekat padanya, yaitu asas kultural, religius, dan asas
kenegaraan.
Berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secara formal
maka dapat disimpulkan sebagai berikut;
a) Bahwa rumusan Pancasila sebagai dasar Negara
Republik Indonesia adalah seperti yang tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV.
b) Bahwa Pembukaan UUD 1945 berdasarkan pengertian
ilmiah, merupakan pokok kaidah Negara yang
Fundamental dan terhadap tertib hukum Indonesia
mempunyai dua macam kedudukan yaitu;
o Sebagai dasarnya, karena Pembukaan UUD
1945 itulah yang memberi faktor-faktor mutlak
bagi adanya tertib hukum Indonesia. 
o Sebagai tertib hukum tertinggi.
c) Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945
berkedudukan dan berfungsi selain sebagai Mukadimah
dan UUD 1945 adalah kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yang
keberadaannya berdiri sendiri, yang hakikat kedudukan
hukumnya berbeda dengan pasal-pasalnya. Karena
Pembukaan UUD 1945 yang intinya adalah Pancasila
sehingga tidak tergantung pada batang tubuh UUD
1945.
d) Bahwa Pancasila dapat disimpulkan mempunyai
hakikat, sifat, kedudukan, dan fungsi sebagai pokok
kaidah negara yang fundamental yang menuangkan
dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup negara
Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal
17 Agustus 1945.

14 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
e) Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945,
dengan demikian mempunyai kedudukan yang kuat,
tetap dan tidak dapat diubah dan terletak pada
kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia.
2. Hubungan Secara Material
Bila ditinjau kembali proses perumusan Pancasila dan
pembukaan UUD 1945, maka secara kronologis, materi yang
dibahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat
Pancasila baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah pada
sidang pertama pembukaan UUD 1945 BPUPKI membicarakan
dasar filsafat negara Pancasila, berikutnya tersusunlah Piagam
Jakarta yang disusun oleh Panitia Sembilan sebagai wujud
bentuk pertama pembukaan UUD 1945. Jadi, berdasarkan urut-
urutan tertib hukum Indonesia maka Pembukaan UUD 1945
adalah sebagai tertib hukum yang tertinggi, adapun tertib
hukum Indonesia bersumber pada Pancasila, atau dengan kata
lain Pancasila sebagai sumber tertib hukum Indonesia.
Hal ini berarti secara material tertib hukum Indonesia
dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila sebagai sumber tertib hukum Indonesia meliputi
sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat. Selain
itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan
pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negara yang
Fundamental, maka sebenarnya secara material yang
merupakan esensi dari pokok kaidah negara Fundamental
tersebut tidak lain adalah Pancasila.

C. Pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945


1. Masa awal kemerdekaan (18 Agustus – 27 Desember 1949)
Pada awal berdirinya negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus
1945 setelah disahkan oleh PPKI, Indonesia masih belum dapat

15 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
melaksanakan UUD 1945 karena adanya beberapa hambatan seperti
masuknya sekutu yang diboncengi oleh belanda untuk kembali
menjajah Indonesia, pemberontakan PKI Madiun 1948,
PRRI/Persemesta, dan DI/TII. Hal tersebut menyebabkan Indonesia
(pemerintah dan rakyat) memusatkan perhatian pada upaya
mempertahankan negara kesatuan R.I. dan implikasinya sistem
pemerintahan berdasarkan UUD 1945 belum dapat dilaksanakan.
Banyaknya lembaga tinggi negara yang belum terbentuk pada awal
kemerdekaan negara Republik Indonesia ini diantisipasi dengan aturan
peralihan pasal IV yang berbunyi : Sebelum MPR- DPR dan DPA
dibentuk menurut Undang-undang Dasar, segala kekuasaan dijalankan
presiden dengan bantuan Komite Nasional. Karena MPR dan DPR
belum terbentuk maka pada tanggal 16 Oktober 1945 keluarlah
maklumat wakil presiden yang berguna untuk memperkuat KNIP
(Komite Nasional Indonesia Pusat). Isi dari maklumat tersebut adalah
KNIP sebagai pembantu presiden menjadi badan yang diberi tugas
kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN.
Pada tanggal 3 November 1945 wakil presiden kembali
mengeluarkan maklumat tntang pembentukan partai-partai politik.
Kemudian, pada tanggal 14 November 1945 pemerintah mengeluarkan
maklumat lagi yang berisi tentang mengubah kabinet dari kabinet
presidensial menjadi kabinet parlementer, atas usul KNIP.
Indonesia mengeluarkan maklumat maklumat tersebut sebagai
strategi kepada dunia internasional, terutama sekutu untuk
membuktikan bahwa Indonesia merupakan negara merdeka yang
demokratis. Namun, Belanda (sekutu) menetapkan bahwa indikator
suatu negara dikatakan demokratis adalah adanya multi partai dan
pemerintahan parlementer. Hal tersebut menyebabkan pada tanggal 14
November 1945 kekuasaan eksekutif dipegang oleh perdana mentri
dan mentri-mentri bertanggung jawab kepada KNIP, bukan kepada
presiden.

16 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
Di lain pihak, Belanda (sekutu) dan Indonesia beberapa kali
melakukan perudndingan seperti perjanjian Linggarjati tahun 1946
yang memutuskan beberapa poin yaitu, belanda mengakui secara de
facto wilayah Republik Indonesia yitu Jawa, Sumatra, dan Madura,
Belanda harus meninggalkan wilayah Indonesia selambat-lambatnya
tanggal 1 Januari 1949, Belanda dan Indonesia sepakat membentuk
negara Republik Indonesia Serikat. Namun, meskipun perjanjian ini
sudah ditandatangani, empat bulan setelah itu tepatnya 20 Juli 1947,
Belanda menyatakan tidak terikat lagi dengan perjanjian linggarjati.
Kemudian sehari setelahnya pada 21 Juli 1947, Belanda melakukan
serangan ke wilayah Indonesia yang disebut dengan Agresi Militer
Belanda I. Akibatnya, konflik antar Indonesia dan Belanda kembali
memanas.
Pada akhirnya konflik Agresi Militer Belanda I tersebut kembali
diselesaikan dengan perundingan perjanjian Renville pada 1948. Dari
hasil perundingan Renville ini justru merugikan Indonesia diantaranya
wilayah Indonesia yang semakin sempit, Belanda menguasai wilayah-
wilayah penghasil pangan dan sumber daya alam. Selain itu, wilayah
Indonesia terkukung wilayah yang dikuasai Belanda, serta Belanda
mencegah masuknya pangan, sandang dan senjata ke wilayah
Indonesia. Sehingga Indonesia mengalami blokade ekonomi yang
diterapkan Belanda. Namun, pada akhirnya Belanda yang justru sudah
diuntungkan dengan Perjanjian Renville, malah mengingkari
perjanjian tersebut. Dan belanda kembali melancarkan serangan ke Ibu
kota Indonesia yang saat itu ibu kota masih berada di Yogyakarta pada
18 Desember 1948. Serangan ini dikenl sebagai Agresi Militer Belnda
II.
Setelah Agresi Militer II, Indonesia dan Belanda kembali
melakukan perundingan yakni pernudiang perjanjian Roem-Royen
pada 1949. Perjanjian ini disepakati pada 7 Mei 1949. Salah satu
perjanjian yang diputuskan pada perjanjian ini yaitu Belanda akan

17 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
berusaha bersungguh-sungguh supaya Konferensi Meja Bundar segera
diadakan sesudah pemerintah RI kembali ke Yogyakarta.
Sesuai perundingan Roem-Royen, Belanda dan Indonesia kembali
melakukan perundingan yakni Konferensi Meja Bundar (KMB) yang
berlangsung alot dari 23 Agustus – 2 November 1949. Konferensi
Meja Bundar ini akhirnya memutuskan Indonesia sebagai negara
merdeka pada tanggal 17 November 1949, yang kemudian diserahkan
secara resmi pada tanggal 27 Desember 1949. Belanda mengakui
kemerdekaan Indonesia dengan syarat negara Republik Indonesia
dipecah menjadi negara-negara bagian dan menjadi Repunlik
Indonesia serikat (RIS). Dengan begitu UUD 1945 perlu diubah
menjadi UUD KRIS, yaitu UUD rancangan dari sekutu.

2. Masa UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)


Sejak berlakunya UUD KRIS sejak 27 Desember 1949 maka
Indonesia menjadi negara federal atau federasi yaitu negara yang di
dalamnya terdiri dari negara-negara, yang masing-masing mempunyai
kedaulatan sendiri-sendiri untuk mengurus negaranya. Indoensesia
pada saat itu menganut sistem pemerintahan parlementer. Namun,
bentuk negara RIS ini hanya bertahan lama. Semangat dan kesetiaan
pada negara kesatuan RI ini menyebabkan negara-negara ini satu
persatu kembali meleburkan diri dan kembali ke RI. Maka, pada
tanggal 17 Agustus 1950 negara KRIS resmi kembali menjadi negara
RI. Dengan menggunakan UUDS yakni modifikasi dari UUD KRIS,
dan sistem pemerintahannya tetap bersifat parlementer. UUDS ini
dengan tegas menyatakan kedaulatan rakyat dan perlindungan Hak
Asasi yang lebih merinci.
Untuk memenuhi tugas yang diamanatkan pada UUDS 1950,
diselenggarakan pemilihan umum pada 1955 untuk memilih Anggota
Dewan Konstituante. Dewan Konstituante merupakan dewan yang
dibentuk untuk merumuskan UUD yang baru yang diharapkan dapat

18 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
menggantikan UUDS. Pemilu tersebut berdasarkan UU No. 7 tahun
1953 tentang pemilihan Dewan Konstituante dan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) Dan dilaksanakan pada 15 Desember 1955.
Badan konstituante dilantik oleh Presiden RI pada 10 November
1956, dengan amanat presiden yang intinya “susunlah konstituante
yang benar-benar Res Publica”. Konstituante mulai sidang di Bandung
dengan catatan bahwa sampai bulan Februari 1959 sudah
menghasilkan butir-butir materi yang akan disusun menjadi materi
Undang-Undang Dasar Negara. Namun, selama sidang para anggota
dewan justru kesulitan mencapai kesepakatan. Maka, keluarlah Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 yang isinya menetapkan pembubaran
konstituante, Menetapkan kembali UUD 1945, dan menyatakan tidak
berlakunya UUDS 1950, serta pembentukan MPRS.

3. Masa Orde Lama


Sejak Dekrit Presiden dikeluarkan pada tanggal 5 Juli 1959, negara
Indonesia kemballi menggunakan UUD 1945. Banyak penyimpangan
– penyimpangan yang dilakukan dan sistem pemerintahannya sendiri
tidak berjalan sesuai UUD 1945.
Dari hasil pemilu 1955, maka ada empat partai besar yang
berpengaruh yaitu PNI, PKI, Masyumi, dan NU. Besarnya pengaruh
PKI mengakibatkan ideologi NASAKOM (Nasionalisme, Agama, dan
Komunisme) dikukuhkan dan disamakan dengan pancasila. Pada masa
ini merupakan masa demokrasi terpimpin dimana kekuasaan berada di
pusat dan otoriter. Selain itu, terdapat penyimpangan lain yang
dilakukan seperti presiden presiden mengeluarkan produk hukum yang
setingkat dengan Undang-Undang tanpa persetujuan DPR, presiden
membubarkan DPR kaarena tidak setuju dengan RAPBN, dan
kemudian membentuk DPR gotong royong, pemimpin merupakan
lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara dijadikan menteri

19 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
negara, serta MPRS mengangkat Soekarno sebagai preiden seumur
hidup.
Masa orde lama berakhir karena adanya pemberontakan G30S/PKI
dan tuntutan rakyat mengenai perbaikan–perbaikan dalam
menyelenggarkan negara sehingga memunculkan tritura (tiga tuntutan
rakyat) yang memuat pembubaran PKI, pembersihan kabinet dari
unsur PKI, dan menurunkan harga-harga. Sehingga, akibat dari
keadaan kacau itu, presiden mengeluarkan surat perintah 11 Maret
kepada Letjen Soeharto yang berisi perintah untuk mengambil segala
tinfakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi keamanan yang
buruk pada saat itu. Hal tersebut menyebabkan Letjen Soeharto
mengeluarkan surat keputusan Presiden No. 1/3/1966 tanggal 12 Maret
1966 yang ditandatanganinya. Isi dari keputusan presiden tersebut
adalah pembubaran PKI di seluruh wilayah Indonesia yang berlaku
sejak keluarnya surat tersebut.

4. Masa Orde Baru


Masa orde baru ini ditandai dengan peralihan kepemimpinan dari
presiden Soekarno menjadi presiden Soeharto. Era ini juga disebut
sebagai orde baru dengan konsep demokrasi pancasila.
Tekad utama masa orde baru yakni melaksanakan UUD 1945 dan
Pancasila secara murni dan konsekuen dalam setiap aspek kehidupan
masyarakat Indonesia. Guna melaksanakan tekad tersebut dilaksanakan
sidng MPRS tahun1966 yang menghasilkan ketetapan MPRS No.
XX/MPRS/1966 yang berisi koreksi dari pelaksanaan pancasila dan
UUD 1945 pada masa kepemimpinan Soekarno periode 1959-1965.
Ketetapan tersebut tentang Momerandum DPR-GR mengenai sumber
tertib hukum Republik Indonesia dan tata urutan perundangan
Republik Indonesia yang dikeluarkan pada 5 Juli 1966. Selain itu,
MPRS juga mengeluarkan beberapa ketetapan lain, antaranya;

20 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
- TAP. No.XII/MPRS/1966 yang memerintahkan Soeharto
segera membentuk kabinet Ampera.
- TAP. No.XVII/MPRS/1966 yang menarik kembali
pengangkatan Pemimpin Besar Revolusi menjadi Presiden
Seumur Hidup
- TAP. No.XXI/MPRS/1966 tentang penyederhanaan kepartaian,
keormasan dan kekaryaan
- TAP. No.XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran PKI.
Pada masa ini, untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen dalam hidup berbaangsa, bernegara, dan
bermasyarakat maka pada tahun 1971 diadakan pemilihan umum yang
didasarkan UU No. 15 Tahun 1969 tentang Pemilihan Umum
Anggota-anggota Badan Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat. Pemilu
itu diikuti oleh Sepuluh partai politik diantaranya NU, PKRI, Parkindo,
Murba, PNI, Golkar, dan IPKI. Pemilu pertama ini dimenangkan oleh
Golkar dengan perolehan suar sebnyk 62,8%. Golkar sendiri
merupakan partai politik yang dibentuk oleh Soekarno.
Lembaga-lembaga negara dan lembaga pemerintahan yang
dibentuk berdasarkan UUD 1945 ini merupakan lembaga yang tidak
sementara lagi. Kemudian MPR menetapkan GBHN, memilih presiden
dan wakil presiden, serta memberi mandat kepada presiden terpilih
untu melaksanakan GBHN.
Pada masa orde baru, kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif
berada di bawah presiden. Pada masa ini, terjadi ketidakmeratanya
pendapatan sehingga menciptakan jurang antara si kaya dan si miskin
semakin dalam. Selain itu, pemerintah dan penguasa menjalin
kerjasama yang menguntungkan pribadi dan keluarga pejabat. Sampai-
sampai korupsi, kolusi, dan nepotisme menjadi budaya yang wajar-
wajar saja.
Kemudian, pada tanggal 15 Januari 1974 terjadi peristia
demonstrasi mahasiswa yang berkembang menjadi kerusuhan sosial.

21 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
Peristiwa ini disebut sebgai Malari (Malapetaka Lima Belas Januari).
Demonstrasi tersebut disebabkan oleh kritik mengenai kebijakan
ekonomi pemerintahan Presiden Soeharto yang dianggap terlalu
berpihak pada investor asing.
Krisis moneter pada 1997 atau krisis finansial di Indonesia
merupakan krisi yang menyebabkan inflansi rupiah dan peningkatan
besar harga bahan pangan. Hal tersebut sampai menyebabkan
kekacauan yang amat besar di Indonesia. Hingga pada tahun 1998
rakyat dipelopori oleh mahasiswa melakukan demostrasi untuk
menghendaki Soeharto turun dari jabatannya. Diawali dari kerusuhan
Medan yang menjadi kota pertama mencetuskan api reformasi.
Sehingga mengalami kerusakan dan kelumpuhan kota.
Kemudian disusul tragedi Gejayan, Yogyakarta. Yang secara
serentak sejumlah daerah seperti Surakarta, Bandung, dan Medan, serta
Jakarta menyuarakan tuntutan reformasi dan penurunan Soeharto
sebagai presiden.
Kejadian tersebut dilaksanakan pada tangal 12 Mei 1998 di depan
kampus Trisakti dengan perlawanan dari TNI dan POLRI. Saat
kerusuhan tersebut juga terjadi pembakaran dan penjarahan kios etnis
Tionghoa. Bahkan banyak orang yang tewas pada kerusuhan Mei 1998
tersebut yang sampai sekarang masih belum diketahui keberadaannya.
Setelah demostrasi dimana-mana, Soeharto pun menyatakan
berhenti menjadi preiden pada tanggal 21 Mei 1998.

5. Masa Orde Reformasi (1998-sekarang)


Berdasarkan UUD, setelah Soeharto lengser dari jabatannya, maka
wakil presiden lah yang berhak diangkat menjadi presiden untuk
menggantikannya. Oleh karena itu, B. J. Habibie selaku wakil presiden
diangkat untuk menggantikan Soeharto. Era reformasi ini disebut-sebut
sebagai awal periode demokrasi dengan sistem politik yang terbuka
dan liberal.

22 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
Kemudian pada Desember 1998, MPR melaksanakan sidang
istimewa yang menghasilkan keputusan memberikan mandat kepada
presiden untuk melakukan pemilu pada tahun 1999. Dengan adanya
pemilu tahun 1999 ini, sebanyak 48 partai mulai memperebutkan kursi
DPR. Banyak kalangan bahkan pengamat luar negeri mengatakan
bahwa pemilu pada tahun 1999 ini merupakan pemilu yang paling
demokratis dibandingkan pemilu pemilu sebelumnya di masa orde
baru. Bahkan tidak ada mayoritas partai yang berkuasa. Hal tersebut
dibuktikan dengan pemilu 1999 dimenaknangkan oleh PDIP dengan
presentase sebesar 34%.
MPR kembali melakukan sidang pasca pemillu yang menghasilkan
memilih presiden K. H. Abdurrahman Wahid sebagai Presiden dan
Megawati Soekarno Putri sebagai Wakil Presiden. Selain itu, sidang
MPR juga menghasilkan kesepakatan terkait pelaksanaan UUD 1945,
yakni kesepakatan politik seluruh anggota MPR untuk
mengamandemen secara bertahap UUD 1945 agar lebih lengkap, lebih
jelas, serta menyesuaikan dengan dinamika masyarakat, dan
perkembangan zaman. Akan tetapi, ada yang tidak akan dirubah, yaitu
pembukaan UUD 1945 dan pasal 1 ayat 1 tentang konsep negara
kesatuan.
Sesuai pengertiannya Reformasi adalah perubahan terhadap suatu
sistem yang telah ada pada suatu negara. Maka orde reformasi ini
memandang bahwa sangat perlunya suatu perubahan terhadap UUD
1945 dalam bentuk amandemen guna memperbaiki kehidupan
berbangsa dan bernegara Indonesia.

D. Amandemen Undang-Undang Dasar 1945


Perubahan-perubahan (amandemen) UUD 1945 dilaksanakan pada
masa reformasi karena saat orde baru masih ingin mempertahankan
Pancasila dan UUD 1945 dan melaksanakan secara murni dan konsekuen.
Masa Orde Baru merupakan pengoreksian terhadap Orde Lama yang

23 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
dianggap telah menyeleweng dari Pancasila dan UUD 1945. Hal tersebut
menjadi dasar pengukuhan Pancasila dan UUD 1945 pada saat Orde Baru
dengan program P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)
sehingga perubahan dalam UUD 1945 tidak dapat terlaksana karena
pemerintah berfokus pada penguatan nilai Pancasila dan UUD 1945.
Perubahan UUD dapat dilaksanakan pada Mei 1999 sebagaimana
tuntutan untuk reformasi konstitusional karena mereka memandang UUD
1945 yang disahkan PPKI tidak cukup mampu untuk mengatur dan menata
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Amandemen ini
dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam pasal 37 UUD 1945 yang
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.

BAB XVI
PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR
Pasal 37
1. Untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3
dari pada jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus
hadir.
2. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota yang hadir.
Berdasarkan ketentuan dalam pasal tersebut dapat disimpulkan
bahwa UUD 1945 dapat diubah. Bahkan. Dalam ayat (2) Aturan
Tambahan UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI menyatakan bahwa
“Dalam enam bulan setelah MPR dibentuk, maka MPR harus bersidang
untuk menetapkan UUD”. Seiring dengan tuntutan demokratisasi dan
perubahan zaman maka diadakan amandemen UUD 1945 (Muchson,
2009).
Pada sidang MPR tahun 1999 seluruh pimpinan dan anggota MPR
sepakat akan mengamandemen UUD 1945 dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut;
 Amandemen tidak mengubah NKRI dan Pembukaan UUD
1945

24 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
 Amandemen tetap mempertahankan sistem pemerintahan
presidensial
 Amandemen dilaksanakan secara adendum (ketentuan atau
pasal tambahan)
 Penjelasan UUD 1945 yang bernilai positif ditambahkan ke
dalam Batang Tubuh UUD 1945.

Amandemen UUD 1945 dilaksanakan empat kali dari tahun 1999-


2002 oleh MPR dengan pasal-pasal yang diubah dan ditambah.
Berdasarkan UUD RI setelah Amandemen I-IV sebagai berikut

1. Perubahan pertama
Perubahan pertama ini ditetapkan pada tanggal 19 Oktober
1999 yang perubahannya ditujukan untuk mengurangi
kewenangan presiden dan memberdayakan peran dari DPR.
Terdapat sembilan pasal yang diubah, yaitu pasal 5, pasal 7,
pasal 9, pasal 13, pasal 14, pasal 15, pasal 17, pasal 20 dan
pasal 21.
2. Perubahan kedua
Perubahan kedua dilaksanakan saat sidang tahunan MPR pada
tanggal 18 Agustus 2000. Garis besar perubahan UUD 1945 ini
tentang pemerintahan daerah, wilayah negara, DPR, warga
negara dan penduduk, hak asasi manusia, pertahanan dan
keamanan negara, lambang negara, dan lagu kebangsaan. Ada
26 pasal yang diubah maupun ditambah, yaitu pasal 18, 18A
dan 18B, pasal 19, pasal 20 ayat 5, pasal 20A, pasal 22A dan
22B, pasal 25E, pasal 26 ayat 2 dan ayat 3, pasal 28, pasal
28A-28J, pasal 30, pasal 36A-36C.
3. Perubahan ketiga
Perubahan ketiga ditetapkan oleh MPR pada tanggal 9
November 2001. Perubahan yang dilakukan mengenai
kedaulatan rakyat, negara Indonesia adalah negara hukum,

25 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
tugas MPR, tugas dan kewenangan presiden, lembaga negara
(DPR, DPD, BPK, dan kekuasaan kehakiman (MA, MK dan
KY), pemilu, APBN, dan pajak. Pasal-pasal yang diubah
adalah pasal 1 ayat 2 dan ayat 3, pasal 3 (ayat 1, 3 dan 4), pasal
6 ayat 1 dan ayat 2, pasal 6A (ayat 1, ayat 2, ayat 3 dan ayat 5),
pasal 7A, pasal 7B (ayat 1-ayat7), pasal 7C, pasal 8 ayat 1 dan
ayat 2, pasal 11 ayat 2 dan ayat 3, pasal 17 ayat 4, pasal 22C
(ayat 1-ayat 4), pasal 22D (ayat 1-ayat 4), pasal 22E (ayat 1-
ayat 6), pasal 23 (ayat 1-ayat 3), pasal 23A, pasal 23C, pasal
23E (ayat 1-ayat 3), pasal 23F ayat 1 dan ayat 2, pasal 23G ayat
1 dan ayat 2, pasal 24 ayat 1 dan ayat 2, pasal 24A (ayat 1-ayat
5), pasal 24B (ayat 1-ayat 4), dan pasal 24C (ayat 1-ayat 6).
4. Perubahan keempat
Perubahan keempat dilakukan saat sidang tahunan MPR pada
bulan Agustus 2002. Secara garis besarnya perubahan ini,
meliputi ketentuan pemilihan presiden dan wakil presiden,
presiden mangkat atau berhenti, pemberhentian anggota DPR,
macam dan harga mata uang, pendidikan, IPTEK, budaya
nasional, perekonomian nasional, perubahan UUD 1945,
pembentukan lembaga negara (MK, MA, dan MPR), dn
komponen UUD 1945. Pasal-pasal yang diubah adalah pasal
6A ayat 4, pasal 8 ayat 3, pasal 22D ayat 4, pasal 23B, pasal
31 (ayat 1- ayat 5), pasal 32 (ayat 1 dan ayat 2), pasal 33 ayat 5,
pasal 34 (ayat 1- ayat 4), pasal 37 (ayat 1- ayat 5), Aturan
Peralihan pasal II dan pasal III, dan Aturan Tambahan pasal I
dan pasal II.

Amandemen UUD 1945 sangatlah diperlukan karena harus


senantiasa sesuai dengan perkembangan zaman dan aspirasi rakyat. Pasal
terakhir UUD setelah amandemen memuat 5 ayat yang berkaitan dengan
ketentuan perubahan UUD. Perubahan UUD 1945 ini berkaitan dengan

26 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
pasal-pasal UUD 1945 (Batang Tubuh), bukan terhadap Pembukaan UUD
1945. Jika perubahan tersebut menyangkut Pembukaan UUD 1945 maka
saja harus mengubah seluruh sistem negara, seperti bentuk dan sifat negara
serta tujuan dan dasar negara Pancasila. Selain itu, Pembukaan UUD 1945
merupakan deklarasi bangsa Indonesia atau sebagai
Staatsfundamentalnorm yang digunakan sebagai sumber norma hukum
posittif di Indonesia.

27 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hubungan antara pembukaan UUD 1945 dengan panasila bersifat
timbal balik sebagai berikut;
a. Hubungan Secara Formal
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam
Pembukaan UUD 1945, maka tata kehidupan bernegara tidak
hanya bertopang pada asas-asas sosial, ekonomi, politik tetapi juga
bertopang pada asas-asas kutural, religius dan asas-asas kenegaraan
yang unsurnya terdapat pada Pancasila.
b. Hubungan Secara Material
Hubungan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 secara material
dapat dilihat dalam proses perumusan Pancasila dan Pembukaan
UUD 1945 yang secara kronologis, materi yang dibahas pertama
dalam siding BPUPKI adalah dasar filsafat Pancasila baru
kemudian membahas Pembukan UUD 1945.
2. Pelaksanaan UUD 1945 dari awal kemerdekaan sampai dengan
sekarang masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan yang
dapat menimbulkan korupsi, kolusi, nepotisme. Seperti yang terjadi
sekarang ini ialah krisis ekonomi, UUD 1945 sebagai landasan hokum
tertinggi seharusnya bisa melaksanakan perannya dengan baik secara
transparan.
3. Tujuan dari amandemen UUD 1945 adalah untuk menyempurnakan
UUD yang sudah ada agar tetap sesuai dengan perkembangan zaman.

B. Saran
Untuk mencapai tujuan yang sama yaitu menjunjung tinggi dan
menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maka marilah bersama-sama

28 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
memahami, mendalami ajaran Pancasila secara menyeluruh supaya kita
paham dan dapat mengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.

29 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
DAFTAR PUSTAKA

AR, Muchson. (2009). Pancasila dan UUD 1945 dalam Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara. Yogyakarta: FIS UNY.
Azhari, P. (2014). Makna Isi Pembukaan UUD 1945 Sebagai Dasar Langkah
Generasi Untuk Selamatkan Indonesia. Retrieved April 20, 2020, from
Kompasiana: Makna Isi Pembukaan UUD 1945 Sebagai Dasar Langkah
Generasi Untuk Selamatkan Indonesia.
https://www.kompasiana.com/prasetya247/54f7ca02a33311bc208b498c/m
ari-maknai-isi-pembukaan-uud-1945-sebagai-dasar-langkah-generasi-
untuk-selamatkanindonesia.
Awlia, T. (2020, Januari 08). Undang-Undang Dasar 1945 RI: Sejarah hingga
Periode Perubahan. Retrieved from detik.com:
https://m.detik.com/news/berita/d-4851156/undang-undang-dasar-1945-ri-
sejarah-hingga-periode-perubahan
Barus, S. I. (2017). PROSES PERUBAHAN MENDASAR KONSTITUSI
INDONESIA PRA DAN PASCA AMANDEMEN. UBELAJ, Volume 1
Number 1. 29-55.
Gischa, S. (2020, Februari 10). Penyebab Krisis Moneter di Indonesia. Retrieved
from Kompas.com:
https://amp.kompas.com/skola/read/2020/02/10/170000769/penyebab-
krisis-moneter-di-indonesia
Gischa, S. (2020, Februari 10). Peristiwa Penting Era Orde Baru. Retrieved from
Kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/10/130000869/peristiwa-
penting-era-orde-baru?page=all#page2
Gischa, S. (2020, Februari 11). Peristiwa Penting Era Reformasi. Retrieved from
Kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/11/070000669/peristiwa-
penting-era-reformasi?page=all#page2
Gischa, S. (2020, Januari 10). Perjanjian Lingarjati: Latar Belakang, Isi, dan
Dampaknya. Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/10/090000769/perjanjian-
linggarjati--latar-belakang-isi-dan-dampaknya?page=all#page2
Kaelan. (2016). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

30 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945
Nailufar, N. N. (2020, Februari 11). Konferensi Meja Bundar: Latar belakang,
Tujuan, Hasil, dan Dampaknya. Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/11/100000169/konferensi-
meja-bundar--latar-belakang-tujuan-hasil-dan-dampaknya?page=all#page2
Nailufar, N. N. (2020, Januari 23). Perjanjian Renville: Latar Belakang, Isi, dan
Kerugian Bagi Indonesia. Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/23/120000169/perjanjian-
renville--latar-belakang-isi-dan-kerugian-bagi-indonesia?page=all#page2
Nailufar, N. N. (2020, Februari 10). Perjanjian Roem-Royen: Latar Belakang,
Isis, dan Dampaknya. Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/10/200000469/perjanjian-
roem-royn-latar-belakang-isi-dan-dampaknya?page=all#page2
Rukiyati dkk. (2016). Pancasila. Yogyakarta: UNY Press.
Safii, A. (2020, Januari 8). Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945.
Retrieved April 21, 2020, from Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/andysafii/5e15859a097f366f697e11d2/hubu
ngan-pancasila-dengan-pembukaan-uud-1945
Subri, A. (n.d.). Civic Education Langkah Berikut Setelah Perubahan UUD
Negara Republik Indonesia 1945. Retrieved April 22, 2020, from
Kemenkumham Direktorat Jendral Peraturan Perundang-Undangan:
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/htn-dan-puu/715-civic-education-
langkah-berikut-setelah-perubahan-uud-negara-republik-indonesia-
1945.html
Sulaiman, A. (2015). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung:
Arfino Raya.
Welianto, A. (2019, Desember 23). Era Pemerintahan di Indonesia Sejak
Merdeka. Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/23/060000469/era-
pemerintahan-di-indonesia-sejak-kemerdekaan?page=all#page2

31 | H u b u n g a n P a n c a s i l a d e n g a n U U D 1 9 4 5 , P e l a k s a n a a n
UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945

Anda mungkin juga menyukai