Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PANCASILA

UUD 1945 DAN SISTEMATIKA

DOSEN PENGAMPU: ARI WIDIYAWATI,M.A.

DI SUSUN OLEH:

Dzikri Hawwin Alaina Rahman (12204022)

Afrida Rianti Dewi (12204001)

PROGRAM STUDY HUKUM EKONOMI SYARIAH (MU’AMALAH)

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. 3
BAB I....................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................... 4
Latar Belakang.................................................................................................................................... 4
Rumusan Masalah.............................................................................................................................. 4
Tujuan Makalah.................................................................................................................................. 4
BAB 2...................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. UUD 1945 Mengenal.................................................................................................................. 5
A.1.Periode uud 1945......................................................................................................................6

A.2.Periode KRIS ..............................................................................................................................6

A.3.Periode UUDS.............................................................................................................................7

A.4.Periode dibelakukan kembali UUD.............................................................................................7

B. Sistematika UUD 1945 sebelum amandemen............................................................................ 7


C. Sistematika UUD 1945 setelah direvisi....................................................................................... 8
D. Runtutan peristiwa amandemen UUD 1945.................................................................................. 8
D.1. amandemen pertama..............................................................................................................8
D.2. Amandemen kedua............................................................................................................... 10
D.3.Amandemen ketiga................................................................................................................11

D.4. Amandemen keempat........................................................................................................... 13


BAB 3.................................................................................................................................................... 15
Penutup................................................................................................................................................ 15
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
yang berjudul UUD 1945 dan Sistematikanya dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca, sehingga terwujudlah apa yang diharapkan oleh para pejuang kita dahulu,
yang menginginkan negri ini dapat hidup rukun, damai, tentram, dan sejahtera. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-
hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Rabu,9 November 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Telah kita ketahui bersama bahwasannya pancasila sebagai idiologi bangsa Indonesia
, yaitu nilai-nilai yang hendaknya dapat diterapkan oleh masyarakat. Pada kesempatan kali
ini penulis akan membahas tentang UUD 1945 sebagai dasar konstitusi negara Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 adalah pokok kaidah yang dijadikan landasan serta peraturan hukum
tertinggi bagi bentuk hukum lainnya baik hukum tertulis maupun tidak tertulis, dalam atri
lain hukum-hukum yang ada tidak boleh bertentangan dangan UUD 1945. Antara Pancasila
dan UUD 1945 memiliki hubungan yang saling berkaitan atau tidak dapat dipisahkan. Dapat
digambarkan Pancasila adalah rohnya, sedangkan UUD 1945 adalah raganya.1 UUD Negara
Republik Indonesia 1945 memiliki arti yang penting dalam kehidupan bangsa dan
bernegara bagi masyarakat. Dan juga UUD merupakan hukum yang tertinggi dalam negara
Indonesia yang memuat tentang :
 Hak-hak asasi manusia;
 Hak dan kewajiban warga negara;
 Pelaksanaan dan penegakkan kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan
negara;
 Wilayah negara dan pembagian daerah; kewarga-negaraan dan kependudukan;
keuangan negara

Rumusan Masalah
1. UUD 1945
2. Sistematika UUD 1945 sebelum direvisi

1 Irawati, Pendidikan Pancasila (2019)


3. Sistematika UUD 1945 sesudah direvisi

Tujuan Makalah
1. Mengenal lebih jauh UUD 1945
2. Mengetahui Sistematika UUD 1945 sebelum direvisi
3. Mengetahui Sistematika UUD 1945 setelah direvisi

BAB 2

PEMBAHASAN
A. UUD 1945 Mengenal
Indonesia merupakan Negara merdeka. Kemerdekaan Negara Indonesia diperoleh dari
hasil perjuangan bangsa Indonesia. cucuran keringat dari bangsa Indonesia menjadi saksi
kegigihan para pejuang dalam memerdekakan bangsa dan Negara Indonesia. Bangsa
Indonesia bangkit dengan menyelenggarakan pemerintah yang berdaulat. Persiapan
Penyelenggaraan pemerintahan dilakukan dengan cara membentuk hukum dasar Negara
Indonesia. PPKI merupakan panitia yang tidak akan terlupakan. Anggota panitia inilah yang
mencetuskan sejarah baru bagi bagsa dan Negara Indonesia mengesahkan rancangan hukum
dasar yang dibuat oleh BPUPKI. Rancangan hukum dasar tersebut dikenal dengan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.2
Pada tanggal 22 Juni 1945, disahkan Piagam Jakarta yang menjadi naskah
Pembukaan UUD 1945 setelah dihilangkannya anak kalimat dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknnya. Naskah rancangan UUD 1945
Indonesia disusun pada masa sidang kedua BPUPKI, yang berlangsung tanggal 10-17 Juli
1945, sedangkan tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai
Undang-undang Dasar Republik Indonesia.3
Undang-undang Dasar adalah naskah yang memaparkan tugas pokok lembaga-
lembaga pemerintahan dan menentukan cara kerja lembaga tersebut. Undang-undang Dasar
juga dijadikan sebagai alat membatasi kekuasaan pemerintah agar penyelenggaraan
kekuasaan tidak bersifat Absolut. Gagasan ini disebut dengan Konstitusionalisme.
Persidangan kedua BPUPKI dilanjutkan pada tanggal 14 Juli 1945 untuk menerima
laporan Panitia Perancang Undang-undang Dasar. Laporan itu disampaikan oleh Ir.

2 Wahyu Sri Handayani,Seri Pengayaan Pembelajaran PPKn: UUD 1945, (Kelaten: Cempaka Putih,
2019), hlm.1.
3 Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD\ MI), (Yokyakarta:

Samudra Biru, 2018),hlm.51.


Soekarno. Adapun hasil laporan yang disampaikan Ir. Soekarno meliputi tiga hal sebagai
berikut:
1. Pernyataan Indonesia Merdeka
2. Pembukaan UUD disepakati dari Piagam Jakarta
3. Undang-undang dasarnya sendiri ( batang tubuhnya) yang berjumlah 42 pasal. dari 42
pasal tersebut ada 5 pasal aturan peralihan dengan keadaan perang serta 1 pasal aturan
tambahan.
Laporan yang disampaikan oleh Ir. Seokarno mendapat tanggapan dari Muhammad
Hatta mengenai naska hukum dasar.
Sidang kedua BPUPKI dilanjutkan dengan rapat besar tanggal 15 dan 16 Juli 1945.
Pada tanggal 15 Juli adalah agenda sidang pembahasan lanjut rancangan Undang-undang
dasar Negara.4
Perubahan UUD 1945 kemudian dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu
agenda sidang Tahunan MPR dari tahun 1999 hingga perubahan ke empat pada sidang
tahunan MPR tahun 2002 bersamaan dengan kesepakatan dibentuknya komisi
konstitusi yang bertugas melakukan pengkajian secara komperhensif tentang
perubahan UUD 1945 berdasarkan ketetapan MPR No. I/MPR/2002 tentang
pembentukan komisi Konstitusi.
Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia ada empat macam
Undang-Undang yang pernah berlaku, yaitu :
1.Periode UUD 1945, 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949

(Penetapan Undang-Undang Dasar 1945)


Saat Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Republik
yang baru ini belum mempunyai undang-undang dasar. Sehari kemudian pada tanggal
18 Agustus 1945 RUU disahkan oleh PPKI sebagai UU Dasar Republik Indonesia
setelah mengalami beberapa proses.
2.Periode KRIS, 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950

(Penetapan konstitusi Republik Indonesia Serikat)


Perjalanan negara baru Republik Indonesia ternyata tidak luput dari rongrongan
pihak Belanda yang menginginkan untuk kembali berkuasa di Indonesia. Akibatnya
Belanda mencoba untuk mendirikan negara-negara seperti negara Sumatera Timur,
negara Indonesia Timur, negara Jawa Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan usaha

4 Wahyu Sri Handayani,…, hlm. 3.


Belanda tersebut maka terjadilah agresi Belanda 1 pada tahun 1947 dan agresi 2 pada
tahun 1948. Dan ini mengakibatkan diadakannya KMB yang melahirkan negara
Republik Indonesia Serikat. Sehingga UUD yang seharusnya berlaku untuk seluruh
negara Indonesia itu, hanya berlaku untuk negara Republik Indonesia Serikat saja.
3.Periode UUDS, 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959

(Penetapan Undang-Undang Dasar Sementara 1950)


Periode federal dari Undang-undang Dasar Republik Indonesia Serikat 1949
merupakan perubahan sementara, karena sesungguhnya bangsa Indonesia sejak 17
Agustus 1945 menghendaki sifat kesatuan, maka negara Republik Indonesia Serikat
tidak bertahan lama karena terjadinya penggabungan dengan Republik Indonesia. Hal
ini mengakibatkan wibawa dari pemerintah RIS menjadi berkurang, akhirnya
dicapailah kata sepakat untuk mendirikan kembali Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Bagi negara kesatuan yang akan didirikan jelas perlu adanya suatu
undang-undang dasar yang baru dan untuk itu dibentuklah suatu panitia bersama yang
menyusun suatu rancangan undang-undang dasar yang kemudian disahkan pada
tanggal 12 Agustus 1950 oleh badan pekerja komite nasional pusat dan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat dan senat Republik Indonesia Serikat pada tanggal 14 Agustus
1950 dan berlakulah undang-undang dasar baru itu pada tanggal 17 Agustus 1950.
4.Periode UUD 1945, 5 Juli 1959 – sekarang

(Penetapan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945)

Dengan dekrit Presiden 5 Juli 1959 berlakulah kembali Undang-Undang Dasar


1945. Dan perubahan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama pada
masa 1959-1965 menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Baru.
Perubahan itu dilakukan karena Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde
Lama dianggap kurang mencerminkan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945
secara murni dan konsekuen.

B. Sistematika UUD 1945 sebelum amandemen


Revisi UUD lebih kita kenal dengan istilah amandemen, jadi UUD telah beberapa
kali dilakukan perubahan, setelah sempat tidak digunakan pada tahun 1950 UUD 1945
akhirnya diberlakukan kembali pada 5 juli 1959. Sebelum dilakukan amendemen,
UUD 1945 terdiri dari 3 bagian yaitu, Pembukaan yang terdiri dari 4 alenia, Batang
Tubuh (16 bab, 37 pasal, 49 ayat, 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan
Tambahan), serta Penjelasan.
C. Sistematika UUD 1945 setelah direvisi

UUD 1945 sempat mengalami perubahan sebanyak empat kali sejak tahun 1999
hingga tahun 2002. Ada lima kesepakatan dasar atas perubahan Undang-
Undang Dasar 1945, yaitu tidak mengubah pembukaan UUD 1945, tetap
mempertahankan NKRI, mempertegas sistem pemerintahan presidensial,
menghilangkan penjelasan UUD 1945, dan hal-hal normatif pada Penjelasan
akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal, sebagaimana tertulis dalam buku Potret
Konstitusi Pasca Amandemen UUD 1945 karya Andi Mappetahang Fatwa.5

Adapun sistematika UUD 1945 setelah amandemen adalah Bagian


Pembukaan UUD 1945 tetap terdiri dari 4 Alinea. Bagian Batang UUD 1945
menjadi 16 Bab, 37 Pasal, 170 Ayat, 3 Pasal Aturan Peralihan, serta 2 pasal
Aturan Tambahan.

D. Runtutan peristiwa amandemen UUD 1945


Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa amandemen UUD 1945 terjadi sebanyak
empat kali adapun tujuan amandemen UUD 1945 yaitu untuk mengubah redaksi (sebagian
atau keseluruhan), agar sesuai dengan kondisi idiologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, serta
kondisi pertahanan dan keamanan bangsa sesuai pada zamannya.

D.1. amandemen pertama


Amandemen Pertama UUD 1945 dilakukan dalam Sidang Umum MPR 14-21 Oktober
1999, reformasi yang terjadi `pada 1998 adalah pemicu dari diamandemennya UUD
1945. Amandemen juga terjadi karena sebab, saat Reformasi 1998, krisis moneter dan
dari sisi lainnya yang terlihat dari penjarahan, pembakaran dll. Amandemen pertama
secara umum dilakukan dengan alasan untuk membatasi masa periode pemerintahan
presiden kaitannya dengan kemampuan memerintah dan mengurangi Undang-undang
yang bersifat executive heavy.

5Andi Mappetahang, Potret Konstitusi Pasca Amandemen UUD 1945


Amandemen UUD 1945 yang pertama dalam Sidang Umum MPR 1999 diterapkan
terhadap 9 pasal dari total 37 pasal.

Berikut hasil perubahan dalam amandemen pertama:

 Pasal 5 ayat 1: Presiden berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang


kepada DPR.
 Pasal 7: Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden selama lima
tahun dan dapat dipilih kembali sesudahnya hanya untuk satu kali masa
jabatan.
 Pasal 9 ayat 1 dan 2: Sumpah presiden dan wakil presiden.
 Pasal 13 ayat 2 dan 3: Pengangkatan dan penempatan duta oleh presiden
memperhatikan pertimbangan DPR.
 pasal 14 ayat 1: Pemberian grasi dan rehabilitasi oleh presiden
memperhatikan pertimbangan mahkamah agung.
 Pasal 14 ayat 2: Pemberian amnesti dan abolisi oleh presiden memperhatikan
pertimbangan DPR.
 Pasal 15: Pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan lain diatur dengan
undang-undang.
 Pasal 17 ayat 2 dan 3: Menteri diangkat oleh presidezn dan membidangi
urusan tertentu dalam pemerintahan.
 Pasal 20 ayat 1 - 4: DPR memegang kekuasaan membentuk rancangan
undang-undang atau RUU untuk disetujui bersama. Jika RUU tidak mendapat
persetujuan bersama, maka tidak boleh diajukan lagi dalam masa itu. Jika
disetujui, maka presiden mengesahkan RUU menjadi UU.
 Pasal 21: Anggota DPR berhak mengajukan usul rancangan undang-undang.6

D.2. Amandemen kedua


Amandemen kedua UUD 1945 berlangsung pada sidang tahunan MPR, 7-18
agustus 2000, yang meliputi 5 Bab dan 25 pasal. Amandemen kedua dilakukan dengan
alasan untuk mengamanatkan kepada DPR dan pemerintah untuk mengatur
pelaksanaan otonomi daerah dengan menerbitkan peraturan perundang-undangan.

6 Tim Grasindo. 2017. UUD 1945 dan amandemennya. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Selain itu, tujuan perubahan juga untuk menyempurnakan dan memperjelas hal-hal
tentang HAM, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan.
Berikut hasil perubahan amandemen kedua UUD 1945:

 Pasal 18: Pembagian daerah dibagi menjadi daerah provinsi, kabupaten, dan
kota yang mengurus sendiri urusan daerahnya. Masing-masing daerah
dipimpin oleh gubernur, walikota, dan bupati yang dipilih oleh rakyat.
 Pasal 18A: Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan daerah diatur
undang-undang dengan memperhatikan kekhususan daerah.
 Pasal 18B: Daerah yang bersifat istimewa diakui oleh negara.
 Pasal 19: Anggota Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR dipilih melalui
pemilihan umum atau pemilu dan susunannya diatur dalam undang-undang.
 Pasal 20: Rancangan Undang-Undang atau RUU yang telah disetujui
bersama oleh presiden dan DPR tidak disahkan dalam waktu iga puluh hari
sejak RUU disetujui, maka RUU sah menjadi undang-undang.
 Pasal 20A: DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan. DPR memiliki hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan
pendapat.
 Pasal 22A: Ketentuan tentang tata cara pembentukan undang-undang diatur
dalam undang-undang.
 Pasal 22B: Anggota DPR dapat diberhentikan dari jabatannya.
 Pasal 25A: NKRI adalah kepulauan yang berciri nusantara yang batas dan
haknya ditetapkan dalam undang-undang.
 Pasal 26: Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.
 Pasal 27: Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam bela
negara.
 Pasal 28A - 28J: Setiap warga negara memiliki hak hidup, hak membentuk
keluarga, hak mendapat pendidikan, hak mendapatkan perlindungan hukum,
hak memeluk agama, hak berkomunikasi, hak perlindungan diri, hak
bertempat tinggal, dan hak untuk tidak disiksa.
 Pasal 30: Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pertahanan dan keamanan negara melalui sistem keamanan rakyat semesta.
 Pasal 36A: Lambang negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika.
 Pasal 36B: Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya.
 Pasal 36C: Ketentuan lebih lanjut tentang bendera, bahasa, lambang negara,
dan lagu kebangsaan diatur dalam undang-undang.7

D.3. amandemen ke tiga


Perubahan ketiga pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, sebagai hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2001 tanggal 1–9
November 2001. Tujuan amandemen ketiga yang lainnya yaitu untuk
memperkuat sistem presidensial di Indonesia dengan mengadakan pemilihan
umum untuk memilih Presiden/wakil Presiden secara langsung oleh rakyat. .
Disamping itu, hasil amandemen mempersulit pemecatan presiden oleh MPR.
Amandemen ketiga secara umum dilakukan dengan alasan untuk memperbaiki
sistem dan aturan lembaga-lembaga negara seperti pemilihan presiden, sistem
bikameral dan lainnya

Amandemen ketiga meliputi 23 Pasal yang tersebar dalam 7 bab.


 Hasil Perubahan Pasal 1: Kedaulatan berada di tangan rakyat, dilaksanakan
menurut undang-undang dasar, dan Indonesia adalah negara hukum.
 Pasal 3: Wewenang MPR adalah mengubah dan menetapkan undang-undang
dasar, melantik presiden dan wakil presiden, dan hanya dapat
memberhentikan presiden atau wakil presiden dalam masa jabatannya.
 Pasal 6:Calon presiden dan wakil presiden adalah warga negara Indonesia
sejak lahir dan tidak pernah mendapat kewarganengaraan lain, tidak pernah
mengkhianati negara, da mampu mengemban tugas.

7 .Ibid
 Pasal 6A: Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dan
diusulkan oleh gabungan partai politik. Presiden dan wakil presiden
mendapatkan suara lebih dari 50% dari jumlah suara.
 Pasal 7A: Presiden dan wakil presiden dapat diberhentikan dalam masa
jabatannya oleh MPR atas usul DPR.
 Pasal 7B: Usul pemberhentian presiden dan wakil presiden dapat diajukan
oleh DPR kepada MPR hanya jika telah mengajukan permintaan kepada
Mahkamah Konstitusi atau MK untuk memeriksa.
 Pasal 7C: Presiden tidak dapat membubarkan DPR.
 Pasal 8: Presiden digantikan oleh wakil presiden jika mangkat, berhenti, atau
tidak menjalankan kewajibannya.
 Pasal 11: Presiden dalam membuat perjanjian internasional harus dengan
persetujuan DPR.
 Pasal 17: Presiden dibantu menteri negara yang diangkat dan diberhentikan
pula oleh presiden.
 Pasal 22C: Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilu.
 Pasal 22D: DPD mengajukan kepada RUU terkait otonomi daerah kepada
DPR
 Pasal 22E: Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil.
 Pasal 23: APBN dilaksanakan setiap tahun dan dilaksanakan secara terbuka.
 Pasal 23A: Pajak dan pungutan lain yang sifatnya memaksa untuk keperluan
negara diatur dalam undang-undang.
 Pasal 23C: Keuangan negara diatur oleh undang-undang.
 Pasal 23E: Pengelolaan keuangan negara diperiksa oleh badan pemerika
keuangan atau BPK negara yang bebas dan mandiri.
 Pasal 23F: Anggota BPK dipilih oleh DPR.
 Pasal 23G: BPK berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan
di tiap provinsi.
 Pasal 24: Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung atau MA
dan badan peradilan di bawahnya.
 Pasal 24A: MA berwenang pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang.
 Pasal 24B: Komisi YUdisial atau KY bersifat mandiri dn berwenang
mengusulkan pengangkatan hakim agung.
 Pasal 24C: Mahkamah konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama
dan terakhir, menguji undang-undang terhadap undag-undang dasar.8

D.4. Amandemen keempat


Amandemen keempat dilakukan dalam Sidang Umum MPR pada 1 - 11 Agustus
2002. Perubahan meliputi 19 Pasal yang terdiri atas 31 butir ketentuan serta satu
butir yang dihapuskan.
Alasan dilakukan amandemen keempat salah satunya yaitu untuk
mengoptimalkan kepengurusan MPR. Amandemen keempat juga menghapus
Dewan Pertimbangan Agung dan kemudian Presiden membentuk suatu dewan
pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada
Presiden, yang selanjutnya diatur dalam Undang-undang. Amandemen keempat
juga menyempurnakan berbagai urusan ekonomi, keamanan, dan kesejahteraan
sosial
Hasil Perubahan
 Dewan Pertimbangan Agung dihapuskan.
 Pasal 2: Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota
Dewan Perwakilan Rakyat dan anggoat Dewan Perwakilan Daerah
yang dipilih melalui pemilu.
 Pasal 6A: Jika tidak ada pasangan calon presiden dan wakil presiden
terpilih, dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak
pertama dan kedua dipilih langsung oleh rakyat dan suara terbanyak
akan dilantik.
 Pasal 8: Jika presiden dan wakil presiden berhenti atau
diberhentikan, pelaksana tugas kepresidenan adalah menteri luar
negeri, menteri dalam negeri, dan menteri pertahanan secara
bersama-sama.

8 .Ibid
 Pasal 11: Presiden dengan persetujuan DPR menytakan perang,
membuat perdamaian, dan perjanjian internasional.
 Pasal 16: Presiden membentuk dewan pertimbangan.
 Pasal 23B: harga mata uang dan macamnya ditetapkan undang-
undang.
 Pasal 23D: Negara memiliki bank sentral.
 Pasal 24: Badan-badan yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan
kehakiman diatur undang-undang.
 Pasal 31: Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
 Pasal 32: Negara memajukan kebudayaan nasional di tengah
peradaban dunia.
 Pasal 33: Perekonomian diselenggarakan berdasarkan asas
demokrasi ekonomi.
 Pasal 34: Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.
 Pasal 37: Usulan perubahan undang-undang diagendakan dalam
sidang MPR jika diajukan minimal oleh 1/3 dari jumlah anggota
MPR.
 3 aturan peralihan dan 2 aturan tambahan.9

Setiap amandemen bertujuan demi penyempurnaan UUD 1945 agar dapat mencapai tujuan
nasional dan mewujudkan kesejahteraan bersama serta dapat melindungi HAM (Hak Asasi
Manusia) yang sesuai dengan peradaban.

BAB 3

Penutup

UUD 1945 merupakan konstitusi dan sumber hukum tertinggi di Indonesia, dari
pembahasan diatas telah kita ketahui bahwa sebelumnya UUD merupakan Piagam
Jakarta yang menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 setelah dihilangkannya anak
kalimat dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknnya, dan

9 .Ibid
berbagai runtututan peristiwa sampai akhirnya UUD 1945 disahkan pada tanggal 18
agustus 1945 oleh PPKI. Namun pada tanggal 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950)
diberlakukuannya KRIS, karena masih terdapat usikan dari pihak belanda yang ingin
kembali menguasai Indonesia, UUD yang seharusnya berlaku di seluruh wilayah
Indonesia hanya berlaku untuk negara Republik Indonesia Serikat saja, negara
Republik Indonesia Serikat tidak bertahan lama karena terjadinya penggabungan
dengan Republik Indonesia. Bagi negara kesatuan yang akan didirikan jelas perlu
adanya suatu undang-undang dasar yang baru dan untuk itu dibentuklah suatu panitia
bersama yang menyusun suatu rancangan undang-undang dasar yang kemudian
disahkan pada tanggal 12 Agustus 1950 oleh badan pekerja komite nasional pusat dan
oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan senat Republik Indonesia Serikat pada tanggal 14
Agustus 1950 dan berlakulah undang-undang dasar baru itu pada tanggal 17 Agustus
1950 yang dikenal dengan UUDS. Pada tanggal 5 Juli 1959 berlakulah kembali
Undang-Undang Dasar 1945 atas dekrit presiden Ir. Soekarno, kemudian UUD sempat
mengalami empat kali proses amandemen. Amandemen Pertama UUD 1945 yang
ditetapkan pada tanggal 19 Oktober tahun 1999, berhasil diamandemen sebanyak 9
pasal . Amandemen Kedua UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 2000
telah diamandemen sebayak 25 pasal. Amandemen Ketiga UUD 1945 yang ditetapkan
pada tanggal 9 November tahun 1999 berhasil diamandemen sebanyak 23 pasal.
Amandemen Perubahan Keempat UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 10 Agustus
2002 ini telah berhasil diamandemen 13 pasal serta 3 pasal Aturan Peralihan dan 2
pasal Aturan Tambahan.

DAFTAR PUSTAKA

Irawati, Pendidikan Pancasila (2019)


Wahyu Sri Handayani,Seri Pengayaan Pembelajaran PPKn: UUD 1945, (Kelaten: Cempaka Putih,
2019), hlm.1.

Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD\ MI), (Yokyakarta:
Samudra Biru, 2018),hlm.51.

Tim Grasindo. 2017. UUD 1945 dan amandemennya. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai