Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MAKNA ALINEA PEMBUKAAN UUD NEGARA REPUBLIK


INDONESIA TAHUN 1945
(ALINEA KEDUA)

Disusun Oleh :

Floreta Salsabila (07)


Nur Fadillah (21)
Putri Ramadhani (22)
Syaikha Dafina Rachmayani (27)
Syifa (28)
Tita Aura Rhamadana (29)

UPT SPF SMP NEGERI 23 MAKASSAR


2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 27 September 2022


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………......................... i


KATA PENGANTAR ………………………………………........................... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ………...……………………...………….…............. 1
A. Latar Belakang ………………..………………….......................... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………….......................... 2
C. Tujuan …………………………………......................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………….…..……
4
A. Sejarah terjadinya UUD 1945 ………………………..………..….. 4
B. Isi Pembukaan UUD 1945 Alinea Kedua ….………………..…… 6
C. Makna Pembukaan UUD 1945 Alinea Kedua …….…………….. 7
D. Sikap yang sesuai dengan Pokok Pikiran Alinea Kedua ...…... 11
BAB III PENUTUP ……………………...................................................... 13
A. Kesimpulan ………….…………..……........................................ 13
B. Saran …………………………………......................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………......................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau
disingkat UUD 1945 atau UUD ’45, adalah hukum dasar tertulis, konstitusi
pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini. UUD 1945 disahkan sebagai
undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak
tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal
17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan oleh DPR pada tanggal
22 Juli 1959.

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, memberikan pedoman-pedoman


tertentu untuk mengisi kemerdekaan nasional kita, untuk melaksanakan ke
Negaraan kita, untuk mengetahui tujuan dalam memperkembangkan kebangsaan
kita, untuk setia kepada suara-batin yang hidup dalam kalbu rakyat kita.Undang-
Undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang di sampingnya Undang-
Undang Dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-
aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara
meskipun tidak tertulis. idalam UUD 1945 banyak bagian-bagian yang penting,
khusunya bagi Warga Negara Indonesia. Salah satu bagian penting itu adalah
Pembukaan UUD 1945. Pembukaan Undang-Undang Dasar bisa juga disebut
sebagai preambule. Kedudukan pembukaan undang-undang 1945 sangat penting.
Terbukti dari tidak diubahnya prembule oleh MPR RI saat sidang pertama
perubahan Undang-Undang Dasar. Berdasarkan pandangan ketatanegaraan,
preambule merupakan citra hukum, yang mendasari pemerintahan. Preambule
merupakan hakikat terdalam dari sebuah negara dan kekuatan negara.

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan pokok-pokok kaidah


negara yang fundamental. Maka di samping juga merupakan suasana
kerohaniannya dari UUD 1945, juga merupakan sumber penjabaran normatif, oleh
karena itu dalam pembukaan UUD 1945 terkandung sendi-sendi kehidupan
Negara khususnya dalam makalah ini yang akan membahas mengenai pembukaan
UUD 1945 pada alinea kedua.

B. Rumusan masalah
Bagaimana sejarah terjadinya Pembukaan UUD 1945?
Apa isi pembukaan UUD 1945 alinea kedua?
Apa makna yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 alinea kedua?
Sikap apa yang berkaitan dengan pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945
Alinea Kedua?
C. Tujuan
Agar Pembaca dapat mengetahui sejarah Pembukaan UUD 1945
Agar Pembaca dapat mengetahui apa isi Pembukaan UUD 1945 pada Alinea
Kedua
Agar Pembaca dapat mengetahui makna Pembukaan UUD 1945 pada Alinea
Kedua
Agar Pembaca dapat mengetahui dan mengamalkan sikap dari pokok-pokok
pikiran Pembukaan UUD 1945 Alinea Kedua dikehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah terjadinya UUD 1945


Sehari pasca kemerdekaan, tepatnya pada 18 Agustus 1945, UUD 1945
berhasil disahkan sebagai konstitusi melalui Sidang Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Sebagai negara yang berdasar atas hukum, tentu saja eksistensi UUD 1945
sebagai konstitusi di Indonesia mengalami sejarah yang panjang hingga akhirnya
dapat diterima sebagai landasan hukum bagi implementasi ketatanegaraan di
Indonesia.
Dalam sejarahnya, UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16
Juni 1945 oleh badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang beranggotakan 21 orang, diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Moh,
Hatta sebagai wakil ketua dengan 19 orang anggota.
Mereka terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa, 3 orang dari Sumatra dan
masing-masing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil. BPUPKI
ditetapkan berdasarkan maklumat gunseikan nomor 23 bersamaan dengan ulang
tahun Tenno Heika pada 29 April 1945.
Badan ini kemudian menetapkan tim khusus yang bertugas menyusun
konstitusi bagi Indonesia merdeka, yang kemudian dikenal dengan nama
UUD’1945.
Para tokoh perumus itu adalah antara lain Dr. Radjiman Widiodiningrat,
Ki Bagus Hadikoesoemo, Oto Iskandardinata, Pangeran Purboyo, Pangeran
Soerjohamidjojo, Soetarjo Kartohamidjojo, Prop. Dr. Mr. Soepomo, Abdul Kadir,
Drs. Yap Tjwan Bing, Dr. Mohammad Amir (Sumatra), Mr. Abdul Abbas
(Sumatra), Dr. Ratulangi, Andi Pangerang (keduanya dari Sulawesi), Mr.
Latuharhary, Mr. Pudja (Bali), AH. Hamidan (Kalimantan), R.P. Soeroso, Abdul
Wachid hasyim dan Mr. Mohammad Hasan (Sumatra).
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD’45) bermula dari janji
Jepang untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian hari.
Janji tersebut antara lain berisi “sejak dari dahulu, sebelum pecahnya
peperangan asia timur raya, Dai Nippon sudah mulai berusaha membebaskan
bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah hindia belanda. Tentara Dai Nippon
serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun udara,
untuk mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda”.
Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagai
saudara muda serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di
semua bidang, sehingga diharapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri
sendiri sebagai bangsa Asia Timur Raya. Namun janji hanyalah janji, penjajah
tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih lama menindas dan menguras kekayaan
bangsa Indonesia.
Setelah Jepang dipukul mundur oleh sekutu, Jepang tak lagi ingat akan
janjinya. Setelah menyerah tanpa syarat kepada sekutu, rakyat Indonesia lebih
bebas dan leluasa untuk berbuat dan tidak bergantung pada Jepang sampai saat
kemerdekaan tiba.
Pasca kemerdekaan Republik Indonesia diraih, kebutuhan akan sebuah
konstitusi tampak tak bisa lagi ditawar-tawar dan harus segera diformulasikan,
sehingga lengkaplah Indonesia menjadi sebuah negara yang berdaulat, tatkala
UUD 1945 berhasil diresmikan menjadi konstitusi oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

B. Isi Pembukaan UUD 1945 Alinea Kedua


Alinea kedua Pembukaan UUD 1945 berbunyi: "Dan perjuangan
pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur."

C. Makna Pembukaan UUD 1945 Alinea Kedua

Perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari cengkeraman


penjajah telah digerakkan selama ratusan tahun. Dari masa perlawanan secara
kedaerahan, kemudian memasuki era pergerakan nasional yang lebih
mengedepankan perjuangan melalui organisasi maupun pemikiran, hingga
tercapailah kemerdekaan. Dengan demikian, dikutip dari buku Pendidikan
Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara (2007) karya Aa
Nurdiaman, alinea kedua Pembukaan UUD 1945 mengandung cita-cita
proklamasi. Berkat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dibacakan
oleh Soekarno-Hatta tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia menuju rakyat
yang merdeka, bersatu, berdaulat, dan dapat mewujudkan masyarakat adil dan
makmur. Alinea kedua Pembukaan UUD 1945 menunjukkan kebanggaan dan
penghargaan atas perjuangan para pejuang. Artinya, adanya kesadaran bahwa
keadaan sekarang ini tidak dapat dipisahkan dari masa lampau dan langkah
sekarang menentukan masa yang akan datang.

Alinea kedua menunjukkan ketepatan dan ketajaman penilaian bangsa


Indonesia.
a. Bahwa perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai tingkat yang
menentukan.
b. Bahwa momentum yang telah dicapai harus dimanfaatkan untuk
menyatakan kemerdekaan.
c. Kemerdekaan harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Alinea ini menunjukkan kebanggaan dan penghargaan atas perjuangan


bangsa Indonesia selama merebut kemerdekaan. Ini berarti kesadaran bahwa
kemerdekaan dan keadaan sekarang tidak dapat dipisahkan dari keadaan
sebelumnya. Kemerdekaan yang diraih merupakan perjuangan para pendahulu
bangsa Indonesia. Mereka telah berjuang dengan mengorbankan jiwa raga demi
kemerdekaan bangsa dan negara. Juga kesadaran bahwa kemerdekaan bukanlah
akhir dari perjuangan bangsa. Kemerdekaan yang diraih harus mampu
mengantarkan rakyat Indonesia menuju cita-cita nasional, yaitu negara yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
a) Merdeka
Negara yang ”merdeka” berarti negara yang terbebas dari
penjajahan bangsa lain.
1. Perjuangan bersenjata mengusir penjajah (Portugis, Inggris, Belanda
dan Jepang)
2. Perjuangan diplomasi mengusir penjajah Belanda dan Jepang.
3. Perjuangan diplomasi di tingkat internasional

b) Bersatu
Bangsa Indonesia yang bersatu dalam negara kesatuan bukan
bentuk negara lain. Bukan bangsa yang terpisah-pisah secara geografis
maupun sosial.
1. Memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika
2. Menjadikan Pancasila sebagai dasar negara
3. Menetapkan hari-hari bersejarah seperti Proklamasi, Hari Pancasila dan
lain-lain.

c) Berdaulat
Indonesia sederajat dengan negara lain, yang bebas menentukan
arah dan kebijakan bangsa, tanpa campur tangan negara lain.
1. Terlibat aktif dalam Organisasi Internasional PBB
2. Terlibat aktif dalam Organisasi Negara-Negara Asia Tenggara
(ASEAN)
3. Menegakkan hukum termasuk memberikan sanksi tegas apabila ada
negara lain yang melanggar batas kedaulatan, misalnya penerbangan
ilegal, maupun pelayaran ilegal

d) Adil
Negara Indonesia menegakkan keadilan bagi warga negaranya.
Keadilan berarti adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban warga
negara. Hubungan antara negara dan warga negara, warga negara dan
warga negara, warga negara dan warga masyarakat dilandasi pada prinsip
keadilan. Negara Indonesia hendak mewujudkan keadilan dalam berbagai
kehidupan secara politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan.
1. Menegakkan hukum tanpa pandang bulu
2. Memberikan kesempatan kepada rakyat untuk menjadi kontestan
pemilu
3. Memberikan kesempatan kepada rakyat untuk mendapatkan pendidikan
secara adil

e) Makmur
Menghendaki negara mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan
bagi warga negaranya. Kemakmuran tidak saja secara materil, tetapi juga
mencakup kemakmuran atau kebahagian spiritual/batin. Kemakmuran
yang diwujudkan bukan kemakmuran untuk perorangan atau kelompok,
tetapi kemakmuran bagi seluruh masyarakat dan lapisan masyarakat.
1. Mendorong rakyat agar mampu mandiri dalam mencari nafkah yaitu
dengan berwirausaha
2. Memastikan ketersediaan logistik sembako seperti beras, gula, garam
dan lain-lain.
3. Menetapkan peraturan perundang-undangan yang memudahkan rakyat
Indonesia mencari nafkah sesuai dengan minat dan bakatnya.

D. Sikap yang sesuai dengan Pokok Pikiran Alinea Kedua


Pokok pikiran pembukaan UUD 1945 merupakan gambaran suasana batin
dari undang-undang itu sendiri, setiap pokok pikiran tersebut mewujudkan cita-
cita hukum yang menguasai dasar hukum negara baik yang tertulis maupun tidak
tertulis.
Pada alinea kedua terdapat pokok pikiran, yaitu keadilan sosial yang sesuai
dengan sila kelima Pancasila.
Contoh sikap yang sesuai dengan alinea kedua pembukaan UUD 1945,
yaitu:
1. Tidak melakukan tindakan yang merugikan kepentingan umum.
2. Mengapresiasi dan menghargai karya orang lain
3. Tidak berperilaku buru k kepada teman- teman di sekolah
4. Berteman baik dengan setiap siswa tanpa memandang status, derajat,
agama, suku, dan ras yang berbeda
5. Memelihara sikap yang saling membantu

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Alinea kedua juga mengandung adanya keterapan penajaman penilaian
yang dengan menunjukkan bahwa perjuangan pergerakan di Indonesia telah
sampai pada tingkat yang menentukan momentum yang kini telah dicapai harus
dimanfaatkan dalam menyatakan kemerdekaan kemerdekaan tersebut bukan
merupakan tujuan akhir melainkan harus diisi dengan mewujudkan Negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, adil, dan makmur

B. Saran
Menghargai perjuangan bangsa Indonesia
Saling menghargai pendapat
Mematuhi perundang undangan
Tidak terpecah belah
DAFTAR PUSTAKA

https://smpn1bungoro.sch.id/makalah-tentang-uud-1945-alinea-ke-2/
https://katadata.co.id/intan/berita/619fbb8dbea3d/latar-belakang-perumusan-teks-
uud-1945-dan-sejarahnya
https://bobo.grid.id/read/082877259/makna-pembukaan-uud-1945-lengkap-dari-
makna-alinea-ke-1-hingga-alinea-ke-4?page=all
Buku Siswa PPKn Kurikulum 2013 revisi 2017
https://tirto.id/makna-pembukaan-uud-1945-alinea-2-isi-penjelasan-kedudukan-
f9rL
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-9-tips-pintar/4-pokok-pikiran-
dalam-pembukaan-uud-1945-apa-saja-5027/

Anda mungkin juga menyukai