Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

UUD 1945 dan Amandemennnya


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Deni Suswanto,M.Pd.

Disusun oleh :
Fajrin Khoirunnisa (1205030090)
Hana Yusriyah Imtinan (1205030106)
Kandaga Surya Ardina Pat (1205030122)
Lilis Intan Sulastri (1205030126)

PRODI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
pertolongannya, Sehingga kami dapat menyelesaikan salah satu tugas makalah
yang berjudul “UUD 1945 dan amandemennya” dengan lancar dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam membantu penyusunan makalah ini :
1. Bapak Deni Suswanto,M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Rekan-rekan kelas jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
3. Orang tua yang telah memberikan dorongan do’a.

Makalah “UUD 1945 dan amandemennya” disusun dengan harapan agar


pembaca mengetahui sejarah lahirnya UUD 1945 beserta proses amandemen yang
terjadi sampai akhirnya ditetapkan sebagai dasar hukum tertulis di Indonesia.
Kami harap makalah ini dapat membantu pembaca dalam memahami bagaimana
proses UUD 1945 di amandemen.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan saya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I (PENDAHULUAN)
1. Latar Belakang Masalah.
2. Rumusan Masalah.
3. Tujuan Penulisan.
4. Manfaat Penulisan.
BAB II (PEMBAHASAN)
A. Sejarah lahirnya UUD 1945
B. Amandemen UUD 1945
i. Periode perubahan UUD 1945.
ii. Hasil Amandemen UUD 1945.
iii. Naskah UUD 1945.
C. Tujuan Amandemen
D. Peranan UUD 1945
BAB III (PENUTUP)
I. Kesimpulan
II. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tatanan struktur kenegaraan berisi aturan, cara, dan adat istiadat yang
berlaku. Suatu Negara dianggap telah memiliki konstitusi sejak Negara itu
dibentuk. Sumber utama Negara adalah konstitusi, salah satu makna konstitusi
adalah UUD 1945.
Di Indonesia UUD 1945 dijadikan sebagai landasan Konstitusional yang
menjelaskan mengenai tugas dan wewenang aparat pemerintah. Dan juga UUD
1945 sebagai konstitusi dan ciptaan manusia perlu diadakannya amandemen atau
perubahan untuk pasal – pasal yang kurang sesuai dengan perkembangan zaman.
Perubahan undang-undang dasar merupakan suatu peristiwa yang sangat
penting bagi kehidupan suatu bangsa karena akan membawa pengaruh yang
sangat besar dalam perkembangan sejarah kehidupan bangsa. Perubahan undang-
undang dasar akan menentukan masa depan kehidupan bangsa serta kesejahteraan
bangsa tersebut. Undang-undang dasar 1945 merupakan hokum dasar yang tertulis
bagi kehidupan bangsa Indonesia maka sangat mempengaruhi kehidupan bangsa
Indonesia terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mengingat pentingnya UUD 1945 bagi bangsa Indonesia maka perlu
dipertimbangkan secara matang apabila ingin diadakan perubahan. Perubahan
UUD 1945 harus bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan bangsa, sesuai
dengan aspirasi rakyat serta perkembangan kehidupan bangsa Indonesia. Agar
perubahan UUD 1945 memiliki kekuatan hukum yang sah maka perubahan UUD
1945 harus memiliki landasan / dasar hukum yang jelas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Perumusan dan Penetapan Undang-Undang Dasar
1945?
2. Apa pengertian Undang-Undang Dasar 1945?
3. Bagaimana Peranan Undang-Undang Dasar 1945 ?
4. Bagaimana Proses Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 ?
5. Apa Tujuan Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah perumusan dan penetapan UUD 1945.
2. Mengetahui pengertian UUD 1945
3. Mengetahui dan memahami peranan UUD 1945
4. Mengetahui proses Amandemen UUD 1945
5. Mengetahui tujuan Amandemen UUD 1945

D. Manfaat Penulisan
Menambah wawasan mengenai sejarah perumusan hingga proses
penetapan UUD 1945 yang akhirnya ditetapkan sebagai dasar hukum tertulis
di Indonesia, serta mengetahui secara detail mengenai perubahan yang terjadi
pada UUD 1945.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejaran Lahirnya UUD 1945


Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau biasa
disingkat UUD 1945 atau UUD ‘45 adalah dasar hukum tertulis (hukum dasar),
konstitusi pemerintahan Republik Indonesia saat ini.
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD’45) bermula dari janji Jepang
untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian hari untuk
menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu. Pernyataan itu
diucapkan oleh Perdana Menteri Jepang Kaiso Kuniaka pada 7 September 1944.
Jepang merasa terdesak dan terancam dengan serangan dari sekutu.
Janji tersebut antara lain berisi “sejak dari dahulu, sebelum pecahnya
peperangan asia timur raya, Dai Nippon sudah mulai berusaha membebaskan
bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah hindia belanda. Tentara Dai
Nippon serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun
udara, untuk mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda”.
 Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku  memandang bangsa Indonesia sebagai
saudara muda serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di
semua bidang, sehingga diharapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri
sendiri sebagai bangsa Asia Timur Raya. Namun janji hanyalah janji, penjajah
tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih lama menindas dan menguras kekayaan
bangsa Indonesia.
 Pada tanggal 1 Maret 1945 pimpinan pemerintah pendudukan militer Jepang
di Jawa, Jenderal Kumakichi Harada, mengumumkan dibentuknya suatu badan
khusus yang bertugas menyelididki usaha-usaha persiapan kemerdekaan
Indonesia, yang dinamakan BPUPKI. Pengangkatan keanggotaan BPUPKI
dilakukan oleh Letnan Jenderal Nagano Yoichiro pada 29 April 1945.
Pada pengumuman tersebut diangkat sebagai Ketua BPUPKI adalah
Radjiman Wediodiningrat dengan dibantu R.P Soeroso dan seorang kebangsaan
Jepang Ichibangase Yoshio. Pada 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan
bom atom pertama ke Hiroshima. Pada 9 Agustus 1945, bom atom kedua
dijatuhkan ke Nagasaki. Setelah Jepang dipukul mundur oleh sekutu, Jepang tak
lagi ingat akan janjinya. Setelah menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tangga
14 Agustus 1945, rakyat Indonesia lebih bebas dan leluasa untuk berbuat dan
tidak bergantung pada Jepang sampai saat kemerdekaan tiba.
Dalam sejarahnya, UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni
1945 oleh badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) atau dalam bahasa jepang dikenal dengan Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai yang beranggotakan 21 orang, diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Moh,
Hatta sebagai wakil ketua dengan 19 orang anggota yang terdiri dari 11 orang
wakil dari Jawa, 3 orang dari Sumatra dan masing-masing 1 wakil dari
Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil. Badan tersebut (BPUPKI) ditetapkan
berdasarkan maklumat gunseikan nomor 23 bersamaan dengan ulang tahun Tenno
Heika pada 29 April 1945.
Pada masa sidang BPUPKI pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei
hingga 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan gagasan tentang "Dasar Negara"
yang diberi nama Pancasila. Setelah BPUPKI berhasil merumuskan rancangan
dasar negara, selanjutnya BPUPKI kemudian menetapkan tim khusus yang
bertugas menyusun konstitusi bagi Indonesia merdeka.
Para tokoh perumus itu adalah antara lain Dr. Radjiman Widiodiningrat, Ki
Bagus Hadikoesoemo, Oto Iskandardinata, Pangeran Purboyo, Pangeran
Soerjohamidjojo, Soetarjo Kartohamidjojo, Prop. Dr. Mr. Soepomo, Abdul Kadir,
Drs. Yap Tjwan Bing, Dr. Mohammad Amir (Sumatra), Mr. Abdul Abbas
(Sumatra), Dr. Ratulangi, Andi Pangerang (keduanya dari Sulawesi), Mr.
Latuharhary, Mr. Pudja (Bali), AH. Hamidan (Kalimantan), R.P. Soeroso, Abdul
Wachid hasyim dan Mr. Mohammad Hasan (Sumatra).
Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan
yang terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi
naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah dihapusnya kata "dengan kewajiban
menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya" kemudian naskah Piagam
Jakarta dijadikan naskah Pembukaan UUD 1945.
Kemudian Naskah rancangan UUD 1945 dibuat pada saat Sidang Ke-2
BPUPKI tanggal 10-17 Juli 1945. Pada kesempatan tersebut, dibentuk juga panitia
kecil perancang kecil yang diberi tugas untuk merumuskan rancangan UUD
dengan segala pasal-pasalnya. Panitia kecil tersebut diketuai oleh Soepomo. Pada
11 Juli 1945, panitia perancang UUD secara bulat menerima Piagam Jakarta
sebagai pembukaan UUD. Pada 14 Juli, BPUPKI melanjutkan sidang untuk
menerima laporan dari panitia perancang UUD. Ada tiga hal yang dilaporkan
Sukarno sebagai ketua panitia 9, yakni: Pernyataan Indonesia Merdeka
Pembukaan UUD,Batang tubuh UUD,Dampak Jepang kalah di PD I, Latar
belakang perumusan UUD terjadi karena dampak dari kekalahan Jepang dari
sekutu pada Perang Dunia II
BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945. Untuk memperluas
jangkauan pengaruh dari perumusan pemikiran ideologis dan hasrat politik yang
dicapai, pemerintah militer Jepang mendirikan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Keanggotaan badan yang baru ini terdiri atas 12 mantan
anggota BPUPKI (antara lain Sukarno dan Hatta) dan wakil-wakil dari pulau-
pulau lain, seperti 3 dari Sumatra, 2 dari Sulawesi, 1 dari Kalimantan, 1 dari
Maluku, dan 1 dari kepulauan Sunda Kecil. Di samping itu juga 1 wakil dari
keturunan Tionghoa.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 atau sehari setelah ikrar kemerdekaan diraih,
kebutuhan akan sebuah konstitusi resmi nampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi,
dan segera harus dirumuskan. Sehingga lengkaplah Indonesia menjadi sebuah
Negara yang berdaulat, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI,
Dokuritsu Junbi Inkai) mengadakan sidangnya yang pertama kali dan
menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut:
1. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannya diambil
dari rancangan undang-undang yang disusun oleh panitia perumus pada tanggal
22 Juni 1945;
2. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hampir seluruhnya
diambil dari RUU yang disusun oleh panitia perancang UUD tanggal 16 Juni
1945;
3. Memilih ketua persiapan kemerdekaan Indonesia Ir. Soekarno sebagai Presiden
dan wakil ketua Drs. Muhammad Hatta sebagai Wakil Presiden;
4. Pekerjaan presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP)
Sidang Kedua, 19 Agustus 1945
Sidang dipimpin oleh PPKI terdapat beberapa keputusan diantaranya:
 Wilayah Indonesia menjadi 8 (delapan) Provinsi dan menunjuk
gubernurnya.
 Menetapkan 12 departemen beserta menteri-menterinya.
 Mengusulkan dibentuknya tentara kebangsaan.
 Pembentukan komite nasional di setiap provinsi.
Sidang Ketiga, 22 Agustus 1945
Pada sidang ketiga, PPKI menghasilkan keputusan diantaranya:
 Dibentuknya komite nasional.
 Dibentuknya Partai Nasional Indonesia.
 Dibentuknya tentara kebangsaan.
Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945.
B. Amandemen UUD 1945
Dalam perjalanan sejarah, konstitusi Indonesia telah mengalami beberapa kali
pergantian baik nama, subtansi materi yang dikandungnya maupun masa
berlakunya, beserta perubahan-perubahannya yakni dengan rincian sebagai
berikut:
1. Undang-undang dasar 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949);
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949-17 Agustus
1950);
3. Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 (17
Agustus  1950-5Juli 1959);
4. Undang-undang Dasar 1945 (5 Juli 1959-19 Oktober 1999);
5. Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I (19 Oktober 1999-18
Agustus  2000);
6. Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I dan II (18 Agustus 2000-
9  Nopember 2001);
7. Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I, II, dan III (9 Nopember
2001 –  10 Agustus 2002);
8. Undang_undang Dasar 1945 dan perubahan I,II, III dan IV (10 Agustus
2002). 

1. Periode UUD 1945 (18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949)


Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan
sepenuhnya karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan
mempertahankan kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal
16 Oktober 1945 memutuskan bahwa kekuasaan legislatif diserahkan kepada
KNIP, karena MPR dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14 November 1945,
dibentuk Kabinet Semi-Presidensial ("Semi-Parlementer") yang pertama, sehingga
peristiwa ini merupakan perubahan pertama dari sistem pemerintahan Indonesia
terhadap UUD 1945.
Kabinet pada Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 sering
terjadi perubahan. Kabinet RI yang pertama terdiri dari 4 menteri negara dan 12
menteri memimpin departemen. Namun kabinet ini dipimpin oleh Bung Karno.
Kemudian Dalam kehidupan negara demokratis terbentuk banyak partai politik di
Indonesia. Sehingga dikeluarkan maklumat Pemerintah. kemudian kabinet
berubah menjadi kabinet parlementer. Perubahan kabinet ini dimaksud agar
bangsa Indonesia mendapat dukungan dari negara barat yang menganut paham
demokrassi dan kabinet parlementer (Sultan Syahrir menjadi Perdana Mentri I di
Indonesia).
2. Periode Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 - 17 Agustus
1950)
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer. Bentuk
pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang di dalamnya
terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki
kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya. Ini merupakan
perubahan dari UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa Indonesia adalah Negara
Kesatuan.
3. Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959)
Pada periode UUDS 1950 ini diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer
yang sering disebut Demokrasi Liberal. Pada periode ini pula kabinet selalu silih
berganti, akibatnya pembangunan tidak berjalan lancar, masing-masing partai
lebih memperhatikan kepentingan partai atau golongannya. Setelah negara RI
dengan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal yang dialami rakyat Indonesia
selama hampir 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 dengan
sistem Demokrasi Liberal tidak cocok, karena tidak sesuai dengan jiwa Pancasila
dan UUD 1945.
4. Periode kembalinya ke UUD 1945 (5 Juli 1959 - 1966)
Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 di mana banyak
saling tarik ulur kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD
baru, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekret
Presiden yang salah satu isinya memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai
undang-undang dasar, menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950
yang berlaku pada waktu itu. Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan
UUD 1945, di antaranya:
 Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta
Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara
 MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup
5. Periode UUD 1945 masa orde baru (11 Maret 1966 - 21 Mei 1998)
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan
menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Pada masa
Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", di antara
melalui sejumlah peraturan:
 Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR
berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan
melakukan perubahan terhadapnya
 Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara
lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945,
terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang
merupakan pelaksanaan Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983.
6. Periode 21 Mei 1998 - 19 Oktober 1999
Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto
digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari
NKRI.
i. Periode Perubahan UUD 1945
Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan
(amendemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945
antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan
pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada
Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan
multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara
negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan
dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan,
eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai
dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945
dengan kesepakatan di antaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap
mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya
lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta
mempertegas sistem pemerintahan presidensial.
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan
(amendemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:
1) Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan
Pertama UUD 1945
2) Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan
Kedua UUD 1945
3) Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan
Ketiga UUD 1945
4) Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 → Perubahan
Keempat UUD 1945
ii. HASIL AMANDEMEN UUD 1945
 Amandemen Pertama
Perubahan ini meliputi 9 pasal, 16 ayat yang Ditetapkan pada tanggal 19-Oktober-
1999, yaitu:
• Pasal 7: Tentang Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden
• Pasal 13 ayat 2 dan 3: Tentang Penempatan dan Pengangkatan Duta
• Pasal 5 ayat 1: Tentang Hak Presiden untuk mengajukan RUU kepada
DPR
• Pasal 14 ayat 1: Tentang Pemberian Grasi dan Rehabilitasi
• Pasal 15: Tentang Pemberian tanda jasa, gelar, serta kehormatan lain
• Pasal 9 ayat 1 dan 2: Tentang Sumpah Presiden dan Wakil Presiden
• Pasal 21: Tentang Hak DPR untuk mengajukan RUU
• Pasal 14 ayat 2: Tentang Pemberian abolisi dan amnesty
• Pasal 20 ayat 1-4: Tentang DPR
• Pasal 17 ayat 2 dan 3: Tentang Pengangkatan Menteri
 Amandemen Kedua
Perubahan ini tersebar dalam 7 Bab yang Ditetapkan tanggal 18 Agustus 2000,
yaitu:
• Bab IX A: Tentang Wilayah Negara
• Bab VI: Tentang Pemerintahan Daerah
• Bab XA: Tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
• Bab VII: Tentang Dewan Perwakilan Daerah (DPR)
• Bab XV: Tentang Bahasa, Bendera, Lagu Kebangsaan dan Lambang
Negara
• Bab X: Tentang Penduduk dan Warga Negara
• Bab XII: Tentang Pertahanan dan Keamanan
 Amandemen Ketiga
Perubahan ini tersebar dalam 7 Bab yang Ditetapkan tanggal 9-November-2001,
yaitu:
• Bab II: Tentang MPR
• Bab I: Tentang Bentuk dan Kedaulatan
• Bab VIII A: Tentang BPK (Badan Pemeriksa keuangan)
• Bab III: Tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara
• Bab VII A: Tentang DPR
• Bab V: Tentang Kementrian Negara
• Bab VII B: Tentang Pemilihan Umum
 Amandemen Keempat
Perubahan ini meliputi 19 pasal yang terdiri dari 31 butir ketentuan serta 1
butir yang dihapuskan. yang Ditetapkan pada tanggal 10-Agustus-2002. Pada
Amandemen keempat ini ditetapkan bahwa:
UUD 1945 sebagaimana telah diubah merupakan UUD 1945 yang ditetapkan
pada 18-Agustus-1945 dan diberlakukan kembali melalui Dekrit Presiden 5 Juli
1959.
Perubahan tersebut diputuskan pada rapat Paripurna MPR RI ke-9 tanggal 18-
Agustus-2000 pada Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan. pengubahan substansi pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III
tentang "Kekuasaan Pemerintahan Negara". dan Bab IV tentang "Dewan
Pertimbangan Agung" dihapus.
iii. Naskah Undang-Undang Dasar 1945
Sebelum amandemen, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh
(16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1
ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal
Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan.
Setelah dilakukan 4 kali amandemen, UUD 1945 memiliki 16 bab, 37 pasal, 194
ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, serta 2 pasal Aturan Tambahan.
UUD 1945 atau Undang-Undang Dasar 1945 dalam satu naskah diterbitkan
pada tahun 2002 dalam Risalah Sidang Tahunan MPR tahun 2002. Setelah
dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 16 bab, 37 pasal, 194 ayat, 3
pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan MPR pada tahun 2002
menerbitkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Dalam Satu Naskah, sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini.
Sebelumnya UUD 1945 naskah asli dapat dibaca di bawah (bukan dalam foramt
asli), UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat
(16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal
dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2
ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan.
C. Tujuan Amandemen
Tujuan amandemen UUD 1945 menurut Husnie Thamrien, ialah : untuk
menyatukan aturan dasar akan mengenai tatanan negara agar dapat lebih
sempurna dalam mencapai tujuan nasional serta juga menyempurnakan aturan
dasar yang mengenai jaminan atau pelaksanaan kekuatan rakyat,dpaat jug
memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan paham
demokrasi, menyempurnakan aturan dasar juga mengenai jaminan maupun
perlindungan hak agar sesuai dengan perkembangan HAM dan peradaban umat
manusia yang akan menjadi syarat negara hukum, menyempurnakan aturan dasar
penyelenggaraan negara juga akan secara demokratis atau modern melalui
pembagian kekuasan secara tegas sistem check atau balances yang lebih ketat atau
juga transparan dan pembentukan lembaga-lembaga negara yang baru untuk
memperbaruinya perkembangan kebutuhan bangsa maupun tantangan jaman.
Atau secara umum,
tujuan amandemen UUD 1945 ialah sebagai berikut,yakni:

 Dapat Menyempurnakan aturan dasar mengenai tataaan Negara


 Dapat Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan maupun
pelaksanaan kedaulatan rakyat
 Dapat Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan maupun
perlindungan HAM
 Dapat Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan Negara secara
demokratis atau modern
 Dapat Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam
penyelenggaraan Negara
 Dapat Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan berbangsa atau
bernegara

D. Peranan UUD 1945


1) Undang-undang Dasar, sebagian dari hukum dasar.
Undang-undang Dasar suatu Negara ialah hanya sebagian dari hukumnya
dasar Negara itu. Undang-undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang
disampingnya Undang-undang Dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak
tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan Negara, meskipun tidak ditulis. Memang untuk menyelidiki
hukum dasar (droit constitutionnel) suatu negara, tidak cukup hanya menyelidiki
pasal-pasal Undang-undang Dasarnya (loi constituionnelle) saja, akan tetapi harus
menyelidiki juga sebagaimana prakteknya dan sebagaimana suasana kebatinannya
(geistlichen Hintergrund) dari Undang-undang Dasar itu.
Undang-undang Dasar Negara manapun tidak dapat dimengerti, kalau hanya
dibaca teksnya saja. Untuk mengerti sungguh-sungguh maksudnya Undang-
undang Dasar dari suatu Negara, kita harus mempelajari juga bagaimana
terjadinya teks itu, harus diketahui, keterangan-keterangannya dan juga harus
diketahui dalam suasana apa teks itu dibikin. Dengan demikian kita dapat
mengerti apa maksudnya Undang-undang yang kita pelajari aliran pikiran apa
yang menjadi dasar Undang-undang itu.
2) Pokok-pokok pikiran dalam pembukaan.
a. "Negara" --begitu bunyinya-- yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan
dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam
pembukaan ini diterima aliran pengertian Negara persatuan, Negara yang
melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Jadi Negara
mengatasi segala paham golongan, mengatasi segala paham perseorangan.
Negara, menurut pengertian "pembukaan" itu menghendaki persatuan,
meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya. Inilah suatu dasar Negara
yang tidak boleh dilupakan.
b. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
c. Pokok yang ketiga yang terkandung dalam "pembukaan" ialah negara yang
berkedaulatan Rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan. Oleh karena itu sistim negara yang terbentuk dalam Undang-
undang Dasar harus berdasar atas kedaulatan Rakyat dan berdasar atas
permusyawaratan perwakilan. Memang aliran ini sesuai dengan sifat
masyarakat Indonesia.
d. Pokok pikiran yang keempat, yang terkandung dalam pembukaan ialah
negara berdasar atas ke-Tuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karna itu Undang-undang Dasar
harus mengandung isi yang mewajibkan Pemerintah dan lain-lain
penyelenggara negara, untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
3) Undang-undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung
dalam "pembukaan" dalam pasal-pasalnya.
Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari Undang-undang
Dasar Indonesia. Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum
(Rechtsidee) yang menguasai hukum dasar Negara, baik hukum yang tertulis
(Undang-undang Dasar), maupun hukum yang tidak tertulis. Undang-undang
Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran ini dalam pasal-pasalnya.
4) Undang-undang Dasar bersifat singkat dan supel.
Undang-undang Dasar hanya memuat 37 pasal. Pasal-pasal lain hanya memuat
peralihan dan tambahan. Maka rencana ini sangat singkat jika dibandingkan
misalnya dengan Undang-undang dasar Filipina. Maka telah cukup jikalau
Undang-undang Dasar hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya memuat garis-
garis besar sebagai instruksi, kepada Pemerintah Pusat dan lain-lain
penyelenggara Negara untuk menyelenggarakan kehidupan Negara dan
kesejahteraan sosial. Terutama bagi negara baru dan Negara Muda, lebih baik
hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedang aturan-
aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-
undang yang lebih mudah caranya membuat, merubah dan mencabut.
5) Undang-undang sebagai konstitusi
Sri Soemantri mengutip pendapat Antonius Alexis Hendrikus Struycken yang
mengatakan undang-undang dasar sebagai konstitusi tertulis merupakan dokumen
formal yang berisikan: Hasil perjuangan politik bangsa di waktu lampau Tingkat-
tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa Pandangan tokoh-tokoh
bangsa yang hendak diwujudkan, baik untuk waktu sekarang maupun untuk masa
yang akan datang Suatu keinginan, bagaimana perkembangan kehidupan
ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin Muatan materi dalam konstitusi atau
undang-undang dasar menunjukkan arti penting konstitusi bagi suatu negara.
Konstitusi menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat
dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu. Sekaligus ide-ide dasar yang
digariskan oleh the founding fathers. Konstitusi atau undang-undang dasar juga
memberikan arahan kepada generasi penerus bangsa dalam mengemudikan suatu
negara yang mereka pimpin. Mr. Djokosutono melihat pentingnya konstitusi dari
dua aspek, yaitu: Aspek isi: konstitusi memuat dasar struktur yang berisikan
fungsi negara. Aspek bentuk: yang menentukan lembaga berwewenang menyusun
konstitusi, misal raja dengan rakyat, badan konstituante, lembaga diktator dan
lainnya. Kusumadi mengatakan konstitusi suatu negara merupakan induk dari
segala perundang-undangan dalam negara yang bersangkutan yang akan
menentukan jenis-jenis peraturan yang ada, lembaga yang membentuknya. Dari
beberapa pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian
konstitusi. Konstitusi meliputi konstitusi tertulis yang kemudian disebut Undang-
undang Dasar (UUD) dan konstitusi tidak tertulis yang disebut dengan konvensi
ketatanegaraan. Makna dan Pokok Pikiran UUD 1945 sebagai konstitusi negara
Para penyusun UUD 1945 memandang, konstitusi lebih luas bila dibandingkan
dengan undang-undang dasar (UUD). UUD hanya sebagian daripada hukum
dasarnya negara. UUD adalah hukum dasar negara yang tertulis. Selain itu berlaku
juga hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis. Sebagai hukum
dasar tertulis atau konstitusi tertulis, UUD 1945 mengandung pengertian: Bersifat
mengikat, baik bagi penyelenggara negara, lembaga negara, lembaga
kemasyarakatan, maupun seluruh warga negara. UUD 1945 berisi norma-norma,
kaidah-kaidah, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan
dan ditaati oleh semua komponen negara. UUD 1945 berfungsi sebagai hukum
yang tertinggi sehingga menjadi sumber dan pedoman hukum bagi setiap
peraturan perundangan yang ada di bawahnya.

BAB III
PENUTUPAN
I. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa UUD 1945 yang saat ini
menjadi dasar hukum tertulis di Indonesia telah mengalami proses yang panjang,
UUD 1945 telah banyak mengalami perubahan sejak pertama kali di tetapkan,
Tentu saja hal ini tidak terlepas dari penyesuaian kebijakan yang dilakukan
pemerintah pada masanya terhadap kehendak rakyat, kecuali perubahan yang
terjadi sebelum reformasi melainkan karena intervensi pihak luar.
II. Saran
Kita sebagai rakyat perlu mengetahui perubahan konstitusi yang terjadi di
negara kita karena hal ini menyangkut kebijakan yang akan kita dapat dari
pemerintah, Sehingga kita dapat menampilkan bentuk protes apabila kebijakan
tersebut tidak sesuai dengan kehendak rakyat.

DAFTAR PUSTAKA

https://vivajusticia.law.ugm.ac.id/2018/02/26/sejarah-undang-undang-dasar-
negara-republik-indonesia-tahun-1945-sebagai-konstitusi-di-indonesia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-
Undang_Dasar_Negara_Republik_Indonesia_Tahun_1945
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/04/140000169/sejarah-perumusan-
uud-1945?page=all
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/20/150000269/uud-1945-sebagai-
konstitusi-negara?page=all
https://www.jogloabang.com/pustaka/undang-undang-dasar-negara-republik-
indonesia-1945-satu-naskah
https://ngada.org/uud01-1945pjl.htm
https://www.akseleran.co.id/blog/sejarah-uud-1945-disahkan/
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/htn-dan-puu/715-civic-education-langkah-
berikut-setelah-perubahan-uud-negara-republik-indonesia-1945.html
http://www.markijar.com/2015/11/sejarah-pembentukan-lahirnya-uud-1945.html
https://www.dosenpendidikan.co.id/sejarah-uud-1945/
http://hamiddarmadi.blogspot.com/2018/08/lahirnya-uud-1945.html

https://pengajar.co.id/amandemen-uud-1945/

Anda mungkin juga menyukai