OLEH
KABUPATEN NGANJUK
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang dasar 1945 memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan ketatanegaraan
di Indonesia. Peranannya dapat dilihat dari kandungan yang terdapat di dalamnya. UUD 1945 mengandung
cita- cita dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan diikat oleh
pasal dan ayat yang dijelaskan didalam batang tubuh UUD 1945.
Dalam perkembangannya, batang tubuh UUD 1945 telah diamandemen sebanyak empat kali.
Amandemen yang dilakukan bertujuan untuk memperjelas hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, atau
untuk membentuk suatu hukum yang belum dijelaskan, demi penyempurnaan UUD 1945. Dengan
dilakukannya amandemen UUD 1945 diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hukum dalam pelaksanaan
Amandemen UUD 1945 dilaksanakan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999, amandemen pertama
dilaksanakan dengan memberikan tambahan dan perubahan terhadap 9 pasal UUD 1945. Selanjutnya
amandemen kedua dilaksanakan pada tahun 2000, amandemen ketiga dilaksanakan pada tahun 2001, dan
amandemen terakhir dilaksanakan pada tahun 2002 dan disahkano pada tanggal 10 Agustus 2002. Sebagai
warga negara, kita hendaknya memahami UUD 1945. Sehingga kita dapat menjalankan fungsi kita sebagai
Untuk itu, penulis membahas makalah yang bertemakan UUD 1945, yang berisi mengenai hukum
dasar tertulis dan tidak tertulis,konstitsi, struktur pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945, isi pokok
batang tubuh UUD 1945, hubungan antar lembaga-lembaga negara dan hak asasi manusia.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Sebagai negara yang berdasarkan atas hukum, tentu saja Indonesia memiliki suatu konstitusi
yang dikenal di Indonesia dikenal dengan Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau disingkat dengan UUD 1945 adalah Hukum dasar
tertulis, dan juga konstitusi pemerintahan Negara Republik Indonesia saat ini. Undang-Undang
Dasar 1945 adalah hukum dasar lembaga Negara yang mengikat pemerintah, lembaga-lembaga
Negara, lembaga masyarakat, dan juga mengikat setiap penduduk yang berada diwilayah Negara
Republik Indonesia.
Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 juni 1945 oleh Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdkaan Inddonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa jepang
dikenal dengan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang beranggotakan 21 orang. Diketahui Ir. Soekarno,
Drs. Moh, Hatta sebagai wakil ketua dengan 19 orang anggota yang terdiri dari 11 orang wakil dari
jawa, 3 orang dari Sumatera dan masingmasing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku, dan sunda kecil.
Badan ini kemudian menetapkan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi bagi
Indonesia Merdeka yang kemudian dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
Para tokoh perumus itu adalah antara lain Dr. Radjiman Widiodiningrat, Ki Bagus Hadikoesoemo,
Dr. Mr. Soepomo, Abdul Kadir, Drs Yap Tjwan Bing, Dr. Mohammad Amir (Sumatra), Mr. Abdul
Abdul Abbas (Sumatra), Dr. Ratulangi, Andi Pangerang, Mr. Latuharhari, Mr. Pudja, AH. Hamidan,
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD 1945) bermula dari janji jepang untuk
memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dikemudian hari. Setelah kemerdekaan diraih,
kebutuhan akan sebuah konstitusi resmi nampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi, dan segera harus
dirumuskan. Sehingga lengkaplah Indonesia menjadi sebuah Negara yang berdaulat. Pada tanggal
18 Agustus 1945 atau sehari setelah ikrar kemerdekaan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) mengadakan sidangnya Yang pertama kali dan menghasilkan beberapa keputusan sebagai
berikut:
1. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannnya diambil dari rancangan
undang-undang yang disusun oleh panitia perumus pada tanggal 22 juni 1945.
2. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hamper seluruhnya diambil dari RUU
3. Memilih ketua persiapan kemerdekaan Indonesia Ir.Soekarno sebagai presiden dan wakil ketua
Drs.Muhammad Hatta sebagai wakil presiden. Pekerjaan presiden untuk sementara waktu
dibantu oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang menjadi komite nasional.
Pada tanggal 22 juni 1945, disahkan Piagam Jakarta yang menjadi naskah Pembukaan UUD
1945 setelah dihilangkannya anak kalimat dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa sidang kedua
Badan Penyelidik Usaaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Masa sidang kedua tanggal
10-17 juli 1945, sedangkan tanggal 18 Agustus PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-
Telah dijelaskan bahwa UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis yang mengikat pemerintah,
lembaga-lembaga Negara, lembaga masyarakat, dan juga mengikat setiap warga Negara Indonesia
dimanapun mereka berada dan juga mengikat setiap penduduk yang berada diwilayah Negara
Republik Indonesia.
Sebagai hukum dasar, UUD 1945 berisi norma-norma dan aturan-aturan yang harus ditaati dan
dilaksanakan oleh semua komponen tersebut diatas. UUD 1945 bukanlah hukum biasa, melainkan
hukum dasar, yaitu hukum dasar tertulis. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber
hukum tertulis. Dengan demikian, setiap hukum seperti Undang-Undang, peraturan pemerintah,
peraturan presiden, ataupun bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah haruslah
berlandaskan dan bersumber pada peraturan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya bersumber pada
UUD 1945, dan Pedomannya adalah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Negara.
Dalam kedudukan yang demikian itu, UUD 1945 dalam kerangka tata urutan perundangan
atau hirarki peraturan perundangan di Indonesia menempati kedudukan yang tertinggi. Dalam
hubungan ini, UUD 1945 juga mempunyai fungsi sebagai alat control, dalam pengertian UUD 1945
mengontrol apakah norma hukum yang lebih rendah sesuai atau tidak dengan norma hukum yang
lebih tinggi. UUD juga berperan sebagai pengatur bagaimana kekuasaan Negara disusun, dibagi, dan
dilaksanakan. Selain itu UUD 1945 juga berfungsi sebagai penentu hak dan kewajiban Negara,
UUD 1945 memiliki kedudukan yang tetap, dan melekat bagi Negara Republik Indonesia.
Oleh sebab itu, pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk DPR dan MPR
sesuai dengan sifat konstitusinya pasal 3 dan pasal 37 UUD 1945 berarti meniadakan Negara
1. Sumber dari motivasi dan inspirasi perjuangan dan tekad bangsa Indonesia.
2. Sumber dari cita-cita hukum dan cita-cita moral yang ingin ditegakkan dalam lingkungan
Pada tahun 1999-2002 UUD 1945 mengalami perubahan amandemen yang keempat,
perubahan dalam bentuk amandemen, yaitu penambahan dan pengurangan beberapa hal yang
selama ini belum dimuat dalam UUD 1945, perubahan difokuskan pada batang tubuh UUD 1945
dan bukan pada pembukaan UUD 1945. Maka dari itu UUD 1945 sudah tidak bisa lagi dirubah,
jikalau ada suatu permasalahan yang berkembang sesuai perubahan zaman, jalan satu-satunya ialah
Tujuan Perubahan UUD 1945 sebagai penyempurnaan aturan dasar seperti tatanan Negara,
kedaulatan rakyat, Hak Asasi Manusia, Pembagian kekuasaan, eksistensi Negara demokrasi dan
Negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.
Pada saat UUD 1945 diamandemen dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah pembukaan
UUD 1945, akan tetapi mempertahankan susunan kenegaraan kesatuan atau selanjutnya lebih
dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem
pemerintahan Presidensial. Berikut amandemen UUD 1945 yang ditetapkan dalam sidang Umum
1) Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 (Amandemen Pertama UUD 1945).
2) Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 (Amandemen Kedua UUD 1945).
3) Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 (Amandemen Ketiga UUD 1945).
4) Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 (Amandemen Keempat UUD 1945).
Selain itu ada beberapa yang menjadi tujuan bangsa Indonesia merubah Amandemen UUD
1945, yakni:
1) Untuk mengembalikan UUD 1945 berderajat tinggi dan menjiwai konstitusionalisme serta
Negara berdasarkan atas hukum dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2) Menyempurnakan UUD 1945
3) Menciptakan era baru dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, lebih berkeadilan sosial
dan lebih berkemanusiaan sesuai dengan komitmen bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap warga berhak mendapatkan hak-hak asasinya yang meliputi hak asasi
pribadi, hak asasi ekonomi, hak asasi politik, hak asasi sosial dan kebudayaan, hak asasi
mendapatkan pengayoman dan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
serta hak asasi terhadap perlakuan data cara peradilan dan perlindungan hukum.
B. Saran
1945 untuk mempertegas kembali lembaga mana yang berwenang menguji perppu agar
dikursus mengenai lembaga mana yang berwenang menguji perppu dapat segera